Anda di halaman 1dari 5
ISSN : 1410-7104 Analisa Balok Komposit dengan Metode ASD dan LRFD EE ipil- FTSP-ISTN JL. Moch. Kahii I, Jagekarsa 12640 E-mail : 'marsianoe77@yahoo.co.id *funny_vanessha@yahoo.com Abstract : Jn general the time of designing steel beam, concrete floor plate usually is considered to be payload. Relates to thing 10 hence we to try makes the concrete floor plate is condition to give contribution to steel beam, that is by using shear connector as a means of continued his(its. Shear connector will make steel beam and slab ‘my berprila concrete would become one unities as composite beam Dengan the happening of action of composite will give advantage from the angle of designing. As for intention from this study to do usage reconnaissance of shear connector at composite beam based on method ASD & LRED. Expected gets number of and efficient connector distances from both methods ASD & LRFD. In counting shear connector to base on level of shearing strain happened at each composite beam. Then unfolds beam ts to become 10 segment. From result of reconnaissance to requirement of shear connector based on method LRFD, shows usage of connector is evaluated ‘from the angle of amounts nor distance facet experiences thrift equal to 20-30% compared to applies method ASD Kata kunci : Shear Connector, Jarak Shear Connector dan Jumlah Shear Connector, I, PENDAHULUAN Pada seat ini perkembangan konstruksi bangunan tingkat tinggi dibutuhkan suatu bahan yang dapat digunakan namun bahan tersebut dapat menahan beban yang besar. Biasanya bangunan-bangunan tersebut menggunakan beton, namun semekin tinggi bbangunan tersebut maka pada baloknya akan semakin RS Sere) besar dan tebal. Hal ini akan mengurangi efisiensi Sis iets ruangan, Sedangkan apabila menggunakan baja pada dasamya dapat mengurangi dimensi balok, tetapi — Gambar 1. Aksi yang terjadi pada balok komposit biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Untuk tuang melendat menjawab permasalahan ini maka kedua bahan tersebut digabung dan hasilnya balok semakin a won langsing c O-- is Yang dimaksud dengan konstruksi komposit adalah . sistem konstruksi dimana terdapat kerja sama antara ( ( ihe . dua bahan yang berbeda, Dalam pembahasan kali ini ele sistem yang ditinjau adalah lantai beton dan balok bles one baja. Syarat yang perlu dipenuhi agar terdapat kerja ae sama antar benton dan baja diperlukan penghubung, [ geser ” ime 2. TINJAUAN PUSTAKA coal ion 2.1, Aksi Komposit Bila dua struktur bahan seperti sistem lantai (a topes tout 0 nah beton dan balok baja dihubungkan menyeluruh dan ‘mengalami lendutan secara menyeluruh Gambar 2, Variasi tegangan pada balok komposit Sainstech Vol. 19 No. 2, Juli 2009 22 2.2. Lebar Aktif Lebar efektif sangat berguna dalam proses desain komponen struktur komposit, terutama bila mengalami distribusi tegangan yang tidak seragam, Gambar 3. Lebar efektif pada balok komposit Besarnya lebar efektif (be) yang dibutuhkan saat pendesainan pada lantai beton dapat ditetapkan dengan peraturan berikut a. Untuk balok interior be S$ atau by Sb, (untuk jarak balok yang sama) b, Untuk balok eksterior bys F Gaak pusat balok ke tepi) be fe (arak pusat balok ke tepi) Dimana L_ =panjang bentang, bb, =jarak antar balok baja 2.3. Sifat Penampang Elastis Pada elastis design disyaratkan bahwa tegangan maksimum yang ditimbulkan pada balok gabungan tidak boleh dari tegangan yang dijjinkan Umumnya penampang beton ditransformasikan ‘menjadi baja, namun mempunyai efek yang sama dengan beton, Jika plat beton dihubungkan secara aku terhadap profil baja, maka diagram regangan akan berubah dan garis netralnya naik dari semula. Hal ini disesuaikan dengan teor’ lendutan kecil, yang menyatakan bahwa penampang melintang akan tetap datar sebelum atau setelah terjadi lentur Hubungan antara tegangan dan regangan baja dan beton dinyatakan sebagai Sainstech Vol. 19 No. 2, Juli 2009 ISSN : 1410-7104 Es = modulus elastis baja Es n= rasio modulus, n = — Ee modulus elastis beton (145) «33/7 1000 fe! =kekuatan beton berumur 28 hari (psi) Tabel 1. Harga-harga praktis untuk rasio modular n © fs (psi) (Mpa) 3000 21 3500 24 4000 28 4500 31 5000 35 6000 2 2.4, Modulus Penampang Efektif Elastis Balok komposit dapat dipandang sebagai baja dengan pelat rangkap, beton dianggap hanya efektif bila sayap atas tertekan. Jika garis netral memotong, pelat beton, batang tulangan biasanya tidak mengubah modulus penampang komposit dan sering diabaikan. Modulus penampang terhadap serat atas, S,, adalah s,=4(ine) dan 8, = Linc’) % vs ‘Tegangan Penopang, Konstruksi paling sederhana adalah bila balok diletakkan dahulu dan dipakai untuk menyanggah plat beton. Balok yang bekerja secara tidak komposit ‘menyanggah berat acuan penyanggeh, beton basah, dan berat sendiri, Setelah beton ering dan penyanggah dibongkar, penampang akan bekerja secara komposit menahan beban mati dan hidup yang, bekerja. Konstruksi seperti ini dikatakan tanpa penunjang sementara atau lazim disebut sekur Bila balok baja ditumpu oleh penunjang sementara, dimana beban yang ditahan adalah balok baja, penyanggah, dan beton basah, Setelah kering, Beban Dengan dan Tanpa 23 enyanggah dibongkar dan penampang bekerja secara Komposit menahan semua beban. Sistem ini As’ Diperoleh As, Ix, Sx, d, bf, Zx, ¥2, Jip, @Mn check kedudukan sumbu netral plastis Ave Fy 854 aby ¥ Perhitungan konektor Vb = 085» ndeo Wah pat iad Gambar 5, Diagram alir penelitian dengan metode LRFD 4, HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pethitungan jumlsh konektor lebuh baik dihitung dan segmen-segmen schingga hasil konektor tidak boros dan grafik berikut menunjukkan pada segmen awal jumlah konektomya lebih banyak clan akan terus sedikit ke segmen-segmen berikutnya | JUMLAH KONEKTOR Gambar 6, Hubungan Panjang Segmen terhadap jumlah konektor Sainstech Vol. 19 No. 2, Juli 2009 ISSN : 1410-7104 . Keadaan sebaliknya terjadi pada jarak konektor pada segmen awal atau di ujung bentang jarak konektor sangat rapat, namun bergerak ke tengah bbentang keadaan jarak konektor semakin renggang. JARAK KONEKTOR | Nt We Gambar7, Hubungan Panjang segmen techadap {jarak konektor. 5, SIMPULAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan sebagai berikut a. Dari hasil perhitungan diatas dapat terlihat bahwa ada perbedaan dalam penggunaan dua metode diatas, dimana dengan menggunakan metode LERD lebih baik daripada menggunakan metode ASD b. Bahwa ada penghematan baik dari jumlah dan jarak rata-rata 25-30% c. Penggunaan metode ASD sudah dapat ditinggal dan diganti dengan merencanakan menggunakan metode LRFD Daftar Pustaka ‘Agus Setiawan, "Perencanaan Struktur Baja Dengan ‘Metode LRFD", Penerbit Erlangga, Jakarta 2008 AISC, “Allowable Strength Design”, Eighth edition, Chicago 1980 Charles G. Salmon dan John E. Johnson, “Struktur Baja”, Penerbit Gramedia, Jakarta 1997 Charles G, Salmon dan John E, Johnson, “Sirukeur Baja ~ Disain dan Prilaku”, jilid-2, Penerbit Erlangga, Jakarta 1991 Chu ~ Kia Wang dan Charles G. Salmon, “Desain Beton Bertulang”, jilid 2, Gramedia, Jakarta 1992 AISC, “Load & Resistance Factor Design”, First edition, Amerika 1987 26

Anda mungkin juga menyukai