Anda di halaman 1dari 4

Kajian Skalogram Guttman Dan Indeks Sentralitas Marshall

Untuk Penentuan Pusat-Pusat Pelayanan Wilayah


(Studi Kasus: Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara)

Ghefra Rizkan Gaffara1 , Ahmad Fathu2, Fatih3


1
Dosen Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)
2
Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS)
Kampus Terpadu Jl. Raya Seturan, Babarsari, Caturtunggal, Sleman 552811
Email: ghefragaffara@ymail.com

Abstrak
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu Kabupaten terbesar ketiga di Provinsi Sumatra Utara
dan memiliki potensi di bidang pertanian dan juga pariwisata. Mengingat lokasinya yang cukup
strategis yaitu berada di persimpangan jalur utama di Sumatra Utara maka sudah selaknyalah wilayah
ini lebih dioptimalkan lagi pengembangan sektor-sektor unggulan wilayahnya. Dengan menggunakan
analisis skalogram dan sentralitas bias diketahui kecamatan di dalam Kabupaten Simalungun yang
memiliki pelayanan yang cukup bagus pelayanannya dan juga heirarki dalam perwilayahan di
Kabupaten Simalungun. Wilayah yang bagus adalah wilayah yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakatnya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kecamatan yang
memiliki jumlah fasilitas yang lengkap. Karena kelengkapan fasilitas merupakan indikator utama
untuk melihat skala pelayanan wilayah. Hasil dari penelitian ini adalah akan terlihat orde semua
kecamatan. Semakin kecil ordenya maka kecamatan tersebut semakin mampu melayani penduduk
dengan baik. Sedangkan, semakin besar ordenya, maka kecamtan tersebut butuh banyak penambahan
failitas. Penentuan orde ini didasarkan pada metode skalogram dan juga sentralitas.

Keyword: potensi, sektor unggulan, skalogram, pelayanan, hierarki

1. Pendahuluan yan subur sehingga sangat cocok untuk


Sebagai salah satu Kabupaten terbesar ketiga di pertanian. Keseluruhan kecamatan terdiri dari
Provinsi Sumatra Utara dan memiliki potensi 306 desa dan 17 kelurahan. Dengan batas
besar di bidang pertanian dan pariwisata. Jika wilayah sebagai berikut :
dilihat, maka terdapat ketimpangan antara
wilayah barat dengan wilayah timur di kabupaten a. Disebelah utara kabupaten Deli Serdang
ini. Untuk itulah peru dibuat hierarki dan b. Disebelah timur daerah Kabupaten Asahan;
c. Disebelah selatan daerah Kabupaten
Gambaran Wilayah Tapanuli;
Kabupaten Simalungun adalah kabupaten ketiga d. Utara termaksud Pulau Samosir;
terbesar di daerah Sumatera Utara setelah e. Disebelah barat daerah Kabupaten Karo.
Kabupaten Madina dan Langkat. Kabupaten
Simalungun memiliki letak yang strategis karena
berada diantara delapan daerah kabupaten, antara
lain Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang,
Karo, Tobasa, Samosir, Asahan, Batu Bara dan
Pematangsiantar. Luas daerah Kabupaten
Simalungun 4.386,60 Km2 atau 6,12% dari
wilayah provinsi Sumatera Utara dan dibagi atas
31 kecamatan. Kecamatan terbesar adalah Raya
dengan luas daerah 335,60 Km2 dan kecamatan
yang memiliki luas daerah terkecil adalah
Haranggaol Horison dengan luas daerah 34,50
Km2. Dengan memiliki wilayah yang sangat luas
tentu Kabupaten Simalungun sangat berpotensi
untuk membangun perekonomian daerahnya. Gambar 1. Wilayah Kabupaten Simalungun
Tidak hanya itu, selain memiliki wilayah yang (Sumber: Simalungun Dalam Angka, 2015)
luas, Kabupaten Simalungun juga memiliki tanah

150
Kependudukan berdasarkan kelamin tahun 2015. Dapat dilihat
bahwa komposisi jumlah penduduknya hampir
Penduduk asli kabupaten Simalungun adalah sama antara laki-laki dengan perempuan.
suku simalungun. Jumlah penduduknya adalah
828.778 jiwa. Meskipun Kabupaten Simalungun
adalah tanah leluhur orang Simalungun, namun
belakangan ini secara statistic orang Simalungun
adalah penduduk peringkat mayoritas ke-tiga di
kabupaten Simalungun, setelah orang jawa dan
orang yang berasal dari Toba. Orang Simalungun
justru diperkirakan lebih banyak tingggal di luar
wilayah Simalungun. Sedangkan suku pendatang
di simalungun adalah suku jawa dan suku batak
toba. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk
di Kabupaten Simalungun;
Gambar 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin
Tabel 1: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


Berdasarkan diagram diatas, Kabupaten
Simalungun memiliki jumlah penduduk
1 Silimakuta 7,237 7,032 14,269
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki
2 Pematang Silimahuta 5,262 5,224 10,486 walaupun secara garis besar jumlah penduduk
3 Purba 11,352 11,152 22,504 laki laki dan perempuan hampir sama yaitu
4 Haranggaol Horison 2,529 2,488 5,017 sekitar 50%. Jumlah penduduk terbanyak yaitu
5 Dolok Pardamean 8,128 7,93 16,058 kecamatan Bandar, Siantar, dan Tanah Jawa
6 Sidamanik 13,415 13,818 27,233
sedangkan jumlah penduduk terendah ada di
kecamatan Haranggaol Horison dan Pematang
7 Pematang Sidamanik 8,128 8,263 16,391
Girsang Sipangan
Silimahuta.
8 7,181 7,312 14,493
Bolon
9 Tanah Jawa 22,97 23,909 46,879 2. Metode
10 Hatonduhan 10,706 10,49 21,196 Adapun untuk metode yang digunakan bersifat
11 Dolok Panribuan 8,877 9,189 18,066 kuantitatif. Karena data-data yang ada bersumber
12 Jorlang Hataran 7,652 7,765 15,417
dari Simalungun Dalam Angka Tahun 2015.
13 P a nei 10,605 11,052 21,657
2.1 Metode Pengumpulan Data
14 Panombeian Panei 9,749 9,542 19,291 Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten
15 R a ya 15,769 15,526 31,295 Simalungun yang memiliki luas wilayah
16 Dolok Silau 7,04 6,887 13,927 4.386,60 Km2. Kabupaten Simalungun terdiri
17 Silau Kahean 8,64 8,525 17,165 dari 31 kecamatan yakni; Silimakuta, Pematang
18 Raya Kahean 8,865 8,659 17,524 Silimahuta, Purba, Haranggaol Horison, Dolok
19 Tapian Dolok 19,769 19,224 38,993
Pardamean, Sidamanik, Pematang Sidamanik,
Girsang Sipangan Bolon, Tanah Jawa,
20 Dolok Batu Nanggar 20,112 19,638 39,75
Hotonduhan, Dolok Panribuan, Jorlang Hataran,
21 Siantar 31,831 32,119 63,95
Panei, Panombeian Panei, Raya, Dolok Silou,
22 Gunung Malela 16,541 16,775 33,316 Silou Kahean, Tapian Dolok, Dolok Batu
23 Gunung Maligas 13,391 13,319 26,71 Nanggar, Siantar, Gunung Malela, Gunung
24 Hutabayu Raja 14,41 14,918 29,328 Maligas, Hutabayu Raja, Jawa Maraja Bah
25
Jawa Maraja Bah
10,106 10,48 20,586 Jambi, Pematang Bandar, Bandar Huluan,
Jambi
Bandar, Bandar Masilam, Bosar Maligas, Ujung
26 Pematang Bandar 15,468 15,945 31,413
Padang. Penelitian dilakukan dengan
27 Bandar Huluan 13,016 12,938 25,954 menggunakan data time series dari tahun 2010-
28 Bandar 32,244 32,992 65,236 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder
29 Bandar Masilam 12,139 12,338 24,477 yakni data yang diperoleh dari publikasipublikasi
30 Bosar Maligas 19,775 19,685 39,46 suatu lembaga atau instansi. Data diperoleh dari
31 Ujung Padang 20,454 20,283 40,737 publikasi Biro Pusat Statistik (BPS).
TOTAL 413,361 415,417 828,778
2.2 Metode Analisis Data
Sumber: Simalungun Dalam Angka 2015 Metode sklagoram ini sering juga disebut sebagai
metode analisis skala Guttman. Menurut
Sedangkan gambar di atas merupakan gambar Soenjoto yang dikutip dari (Dias, 1997), metode
diagram perbandingan jumlah penduduk analisis skala Guttman merupakan suatu teknik

151
skala, yang memiliki sedikit perbedaan dengan Sehingga didapatkan hasil kelas seperti di bawah
teknik-teknik skala lainnya. Pada analisis ini ini:
menggunakan Skalogram Guttman dan juga
menggunakan Indeks Sentralitas Marshall. Tabel 2: Orde Hasil Perhitungan.
Adapun untuk persamaanya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

3. Hasil dan Pembahasan


Kabupaten Simalungun terdiri atas 31
Kecamatan dengan persebaran tiap jumlah
fasilitasnya berbeda-beda. Dalam analisis ini,
fasilitas yang digunakan ada 12 fasilitas
diantaranya adalah fasilitas pendidikan yang
terdiri atas SD/MI sederajat,SMP/MTS sederajat
dan SMA/MAN sederajat. Fasilitas Kesehatan
yang terdiri atas Rumah Sakit, Puskesmas
Pembantu, Poskesdes, Posyandu. Serta fasilitas Hasil dari penentuan kelas tersebut kemudian
peribadatan yang terdiri atas masjid, digunakan untuk menentukan orde dari masing-
mushola/langgar, gereja protestan dan gereja masing Kecamatan dengan hasil sebagai berikut:
katholik.
Berdasarkan hasil analisis Skalogram, setelah  Kelompok I merupakan kelompok
datanya diurutkan berdasakan jumlah penduduk kecamatan dengan tingkat keberadaan
tertinggi dan banyaknya fasilitas yang ada maka fasilitas yang tertinggi yakni kecamatan
didapatkan eror (kesalahan) sebesar 38 dengan yang memiliki 12-14 jenis fasilitas.
jumlah total dari fasilitas yang ada sebesar 364. Kecamatan yang berada di Kelompok I
Dengan demikian setelah dilakukan perhitungan yakni Kecamatan Bandar, Tanah Jawa,
COR (coeffisien of reproducibility) dengan Tapian Dolok, Bandar Huluan, Jorlang
rumus yang ada didapatkan COR sebesar 0.989 Hataran, Dolok Batu Nanggar, Girsang Sip.
yang artinya bahwa analisis skalogram ini Bolon
dianggap layak untuk menentukan orde pusat
 Kelompok II yakni Kecamatan Ujung
permukiman. Dalam menentukan pusat Padang, Gunung Malela, Pematang Bandar,
permukiman (Orde) tersebut digunakan Raya, Hutabayuraja, Sidamanik, Bandar
perhitungan sebagai berkut. Masilam, Panei, Hatonduhan, Jawa Maraja
B. Jambi, Panombeian Panei, Dolok
Range / Jangkauan = Jumlah Terbesar-Jumlah Panribuan, Raya Kahean, Silau Kahean,
Terkecil
Dolok Pardamean, Silimakuta, Dolok Silau,
= 14-7
Siantar, Bosar Maligas, Gunung
=7
Maligasdengan jumlah fasilitas 10-12 jenis.
 Kelompok III yakni dengan ketersediaan
fasilitas yang sedikit rendah yakni memiliki
Orde pusat permukiman dibuat 4 orde yaitu
8-10 jenis fasilitas ada 3 kecamatan yaitu
I,II,III, dan IV dengan pertimbangan semua nilai
kecamatan Purba, Pematang Sidamanik,
masuk ke dalam kelas tersebut.
Haranggol Horison Hatonduhan, Raya
Interval kelas = range : orde
Kahean, Silou Kahean, Dolok Silou,
=7:4
Silimakuta, Haranggaol Horison,
= 1,75
Panombeian Panei dan Dolok Pardamean.
 Kelompok IV merupakan kelompok
kecamatan yang memiliki tingkat

152
keberadaan fasilitas yang paling rendah, Harjamukti, Cirebon Selatan. Skripsi. Semarang:
yakni hanya memiliki 7-8 jenis fasilitas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Kecamatan yang berada di Kelompok IV Diponegoro. Laiko, Firman. 2010.
adalah Kecamatan Pematang Silimahuta. Pengembangan Permukiman Berdasarkan Aspek
Kemampuan Lahan Pada Satuan Wilayah
Hal ini berhubungan dengan kecamatan
Pengembangan I Kabupaten Gorontalo. Tesis.
Pematang Silimahuta yang baru saja Semarang: Magistes Teknik Pengembangan
mengalami pemekaran sehingga masih Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
dalam tahap pembenahan. Laiko, Firman. 2010.
Pengembangan Permukiman Berdasarkan Aspek
Untuk melihat secara jelas dapat dilihat dalam Kemampuan Lahan Pada Satuan Wilayah
hasil interpretasi berupa gambar peta dimana Pengembangan I Kabupaten Gorontalo. Tesis.
pada tiap-tiap kecamatan telah memiliki symbol Semarang: Magistes Teknik Pengembangan
masing-masing sesuai dengan orde atau hirarki Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
kotanya.

Gambar 2. Struktur dan Hierarki Kabupaten


Simalungun

4. Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan dituliskan temuan
penelitian secara singkat, ringkas dan padat,
tanpa tambahan intepretasi baru lagi. Pada bagian
ini juga dapat dituliskan kelebihan dan
kekurangan dari penelitian, serta rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
Ibu Ketua Jurusan PWK dan Bapak Sekretaris
Jurusan beserta dosen-dosen PWK yang telah
membantu. Selain itu

Daftar Pustaka
Diaz R.D. 1997. Studi Analisis Penentuan Lokasi
Ibukota Kabupaten dati II Pekalongan.
Bandung: TA Jurusan Perencanaan Wilayah
dan Kota ITB.
Riyadi dan Bratakusumah, D.S. 2005.
Perencanaan Pembangunan Daerah:
Starategi Menggali Potensi dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Koeman, Taufiqurrahman.2010. Analisis Sistem
Pusat Permukiman. Diakses di website:
https://tambahrejo.wordpress.com/2012/09/1
0/analisis-pusat-permukiman-kabupaten-
boyolali-menggunakan-metode-skalogram/
Danastri, Sasya. 2011. Analisis Penetapan Pusat-
Pusat Pertumbuhan Baru di Kecamatan

153

Anda mungkin juga menyukai