DI KECAMATAN SULIKI
LAPORAN
DISUSUN
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
PAYAKUMBUH
2020
BAB l
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lahan merupakan sumberdaya wilayah utama yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam perencanaan tata guna tanah. Lahan merupakan sumberdaya yang terbatas dan tidak
terbaharui, sedangkan dipihak lain, manusia yang memerlukan lahan jumlahnya
bertambah sekitar 1,49 persen/ tahun. Sebagai konsekuensi pertambahan penduduk dan
meningkatnya laju pertumbuhan, sering terjadi konflik kepentingan dan pemanfaatannya
mengabaikan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan. Evaluasi lahan merupakan suatu
proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Penggunaan
lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, disamping dapat menimbulkan
terjadinya kerusakan juga akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lain.
Karena itu, evaluasi lahan merupakan salah satu mata rantai yang harus dilakukan agar
rencana tata guna lahan dapat tersusun dengan baik. Dalam perencanaan tata guna tanah,
perlu diketahui terlebih dahulu potensi dan kesesuaian lahannya untuk berbagai jenis
penggunaan tanah, yang dapat diperoleh dengan cara melakukan survei dan pemetaan tanah.
Survei tanah adalah salah satu cara atau metode untuk mengevaluasi lahan guna
mendapat data dari lapangan. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan lapangan, mencari
analisis data, interpretasi data terhadap tujuan dan membuat laporan survey. Survey tanah
menurut Maidia (2015) merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologis di
lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum maupun
khusus. Survey tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika teliti dalam pengambilan
sampel, deskripsi dan analisis data serta interpretasi yang dilakukan sudah tepat dan benar.
Kemiringan lereng merupakan faktor yang perlu juga diperhatikan, mulai dari penyiapan
lahan pertanian, usaha penanamannya, pengambilan produk-produk serta pengawetan lahan.
Lahan yang mempunyai kemiringan dapat lebih mudah terganggu atau rusak, lebih-lebih
bila derajat kemiringannya besar. Tanah yang mempunyai kemiringan >15% dengan curah
hujan yang tinggi dapat mengakibatkan longsor.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik melakukan survei tanah dan kesesuaian
lahan di Kecamatan Suliki Kabupaten Lima puluh Kota untuk melihat apakah komoditi yang
dibudidayakan petanj di Kecamatan Suliki sesuai dengan jenis tanah.
Kecamatan Suliki memiliki luas daerah 136,94 km2 dan diapit oleh 4 Kecamatan dan 1
Kabupaten yaitu: Kecamatan Guguak, Kecamatan Bukit Barisan, Kecamatan Gunuang Omeh,
Kecamatan Akabiluru dan Kabupaten Agam. Kecamatan Suliki terdiri dari 6 nagari dengan 32
jorong yaitu: Nagari Kurai, Nagari Suliki, Nagari Limbanang, Nagari Sungai Rimbang, Nagari
Tanjung Bungo dan Nagari Andiang. Jarak dari nagari ke Ibu Kota kecamatan terjauh yaitu
nagari Tanjuang Bungo sejauh 11 Km sedangkan nagari yang terdekat adalah nagari Suliki yang
berada di Ibu Kota Kecamatan. Luas daerah menurut Nagari dapat dilihat pada tabel 3.1.
dibawah ini:
Tabel 3.1. Luas Daerah Menurut Jorong Di Kecamatan Suliki
No Nagari Luas (Km2)
.
1. Kurai 20,00
2. Suliki 52,00
3. Limbanang 9,04
4. Sungai Rimbang 20,00
5. Tanjung Bungo 29,46
6. Andiang 6,44 Sumber : BPS
Kecamatan Suliki 136,94 Kecamatan
Suliki, 2019
Berdasarkan tabel 3.1. dapat dilihat bahwa Kecamatan Suliki terdiri dari 6 Nagari, Nagari
yang terluas yaitu Suliki seluas 52 km2 dan yang terkecil nagari Andiang seluas 6,44 km2.
3.1.1 Kependudukan
Berdasarkan tabel 3.2. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak adalah
nagari Limabanang sebanyak 4.801 jiwa dan penduduk yang paling sedikit yaitu nagari Kurai
sebanyak 1.392 jiwa.
No Jenis Kelamin
Umur Laki – Laki Perempuan Jumlah
.
1 0–9 1441 1397 1838
2 10 –19 1242 1246 2466
3 20 – 29 782 808 2488
4 30 – 39 1084 1159 2243
5 40 – 49 971 986 1957
6 50 – 59 880 1012 1892
7 60 – 69 778 870 1648
8 70+ 341 519 860
Berdasarkan tabel 3.3. dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Suliki kelompok umur
yang paling banyak penduduknya berusia 0 – 9 tahun yaitu sebanyak 1.838 jiwa, sedangkan
kelompok umur yang paling kecil jumlah penduduknya berusia 70+ tahun yaitu sebanyak 860
jiwa.
Berdasarkan tabel 3.4 menyatakan bahwa Kecamatan Suliki memilik Produksi terbesar
tanaman pangan yaitu komoditi padi sawah sebanyak 13.069 ton. Dan produksi tanaman
Hortikultura yaitu komoditi cabe sebanyak 2.007 ton.
Daftar Pustaka
Maidia, S. (2015). Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica
L.) Di Kenagarian Sabu-Andaleh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar (Doctoral
dissertation, UPT. Perpustakaan Unand). Skripsi