BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 1
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Keresahan Masyarakat
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
masyarakat disekitar jalur pipanisasi masih terdapat tamatan SD dan
sederajat dengan kisaran 10 – 40 %. Sementara Hasil kuisioner
menunjukkan bahwa 10 – 28 % responden menunjukkan ketidak setujuan
akan kegiatan ini dengan alasan : timbulnya pencemaran, timbulnya
kebocoran pipa dan kegiatan menimbulkan bekas galian yang diperbaiki.
Ketidaksetujuan ini akan merupakan cerminan dari timbulnya persepsi
negarif masyarakat terhadap kegiatan ini.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu berkaitan
persepsi negative yang timbul sehingga menimbulkan keresahaan yang
berujung pada timbulnya konflik. Olehnya itu maka keresahaan masyarakat
merupakan dampak yang perlu dikelola.
2. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Kesempatan Kerja
Dampak ini merupakan dampak dari kegiatan penerimaan tenaga
kerja konstruksi. Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi
pembangunan instalasi pipa avtur dan fasilitas pendukungnya ini
memerlukan pengerahan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada
tahap konstruksi ± 100 orang baik untuk kegiatan pembangunan instalasi
pipa dan prasarana maupun sarana yang diperlukan. Para pekerja yang
direkrut oleh perusahaan diutamakan berasal dari penduduk setempat
khususnya tenaga buruh sejumlah 30 orang, sedangkan untuk tenaga ahli
(engineer) dan manager merupakan rekruitmen perusahaan dan atau
kontraktor pelaksana yang berasal dari luar daerah setempat (pendatang)
sejumlah 70 orang. Namun jika dimungkinkan, tenaga ahlipun bila ada dari
daerah setempat maka perusahaan dapat merekrut tenaga kerja tersebut.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 2
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 3
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 4
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Persepsi Negatif
Telah diuraikan bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan
konstruksi instalasi pipa ini mencapai 30 orang. Jumlah ini tidak begitu
besar dan belum mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka pada
wilayah studi. Hasil kuisioner menunjukan pada umumnya responden
menginginkan melibatkan tenaga kerja anak muda yang ada di daerah ini
untuk bisa bekerja pada saat konstruksi, mengingat cukup banyak tenaga
muda yang dapat berpartisipasi dan mengurangi pengangguran serta
tambahan pendapatan warga merupakan harapan responden bila proyek
tersebut akan berjalan.
Jika kondisi tersebut di atas tidak tercapai maka akan menimbulkan
dampak persepsi negatif masyarakat, selain itu tidak terakomodirnya
masyarakat sekitar lokasi kegiatan sebagai tenaga kerja. Adanya persepsi
masyarakat mengenai perlakuan yang tidak adil, sistem pengupahan yang
tidak sesuai dan sistem jam kerja (lembur dan cuti) yang tidak sesuai
dengan harapan mereka. Olehnya itu maka dampak perlu mendapat
pengelolaan.
Keresahan Masyarakat
Dampak ini merupakan dampak turunan dari dampak timbulnya
persepsi negatif masyarakat. Timbulnya keresahan ini bersumber dari
adanya persepsi masyarakat mengenai sistem perekrutan tenaga kerja,
sistem pengupaan dan sistem waktu kerja.
Jumlah tenaga kerja yang dapat masyarakat sekitarnya ikut
berpatisipasi adalah 30 orang tenaga buruh. Meskipun jumlah ini tidak
banyak dan tidak signifikan mengurangi tingkat pengangguran di lokasi
studi, tetapi keresahan diperkirakan akan tetap akan terjadi oleh karena
tidak digunakannya tenaga lokal. Olehnya maka dampak ini perlu
mendapat pengelolaan pada kegiatan ini.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 5
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Dengan volume lalu lintas maka diperoleh nilai tingkat kejenuhan (DS)
ruas jalan yang diamati seperti yang disajikan tabel 3.4. Berdasarkan nilai DS maka
tingkat pelayanan jalan berada dalam kategori A (lancar) kecuali jalan Sutami (Non
Tol) dan Sabutung Raya sudah dalam kategori B (awal arus stabil).
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 6
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Tabel 3.4. Nilai Tingkat kejenuhan (DS) Ruas jalan Jalur Pipa Avtur
Volume Lalu Lintas
Jalan Jalan Prof. Jalan Jalan
Pengamatan Jalan
Batara Dr. Ir. Sabutung Barukan
Satando
Bira Sutami Raya g Utara
08.00 - 09.00 0.35 0.53 0.32 0.13 0.35
09.00 - 10.00 0.30 0.42 0.32 0.14 0.20
10.00 - 11.00 0.27 0.35 0.25 0.13 0.20
11.00 - 12.00 0.25 0.36 0.33 0.13 0.17
12.00 - 13.00 0.25 0.33 0.35 0.12 0.19
13.00 - 14.00 0.24 0.30 0.37 0.12 0.22
14.00 - 15.00 0.23 0.37 0.37 0.12 0.20
15.00 - 16.00 0.22 0.35 0.37 0.14 0.23
16.00 - 17.00 0.23 0.39 0.27 0.18 0.22
RATA-RATA 0.26 0.38 0.33 0.13 0.22
MAKSIMUM 0.35 0.53 0.37 0.18 0.35
MINIMUM 0.22 0.30 0.25 0.12 0.17
Sumber : Hasil pengolahan survey data 2013
Keresahan Masyarakat
Dampak ini merupakan dampak turunan dari dampak timbulnya
kemacetan lalulintas. Timbulnya keresahan ini bersumber dari adanya
peralatan dan material yang menempati sisi-sisi badan jalan yang dapat
menyebabkan penyempitan badan jalan yang dapat dilalui kendaraan.
Penempatan material dan peralatan disisi jalan akan menyebabkan nilai DS
menjadi lebih besar dari 0,5 sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan.
Kemacetan yang terjadi akan menimbulkan keresahan terutama dari
pengguna jalan mengingat jalan tersebut merupakan satu – satunya jalan
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 7
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 8
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 9
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
segmen ini akan dibuat jalur HDD yang akan melewati Sungai Tallo.
Meskipun banyak jenis-jenis tumbuhan riparian dan atau jenis-jenis
tumbuhan mangrove yang tercatat di areal ini memenuhi tepi sungai, tetapi
kegiatan pemasangan pipa ini tidak mempengaruhi keberadaan jenis-jenis
tumbuhan tersebut karena lokasi konstruksi HDD relatif jauh dari tepi
sungai. Selain itu pada areal ini juga terdapat tambak-tambak yang
tampaknya terbengkalai dan pada tepi dan pematangnya banyak ditumbuhi
jenis-jenis ruderal. Untuk segmen IV dan V hampir keseluruhannya berada
dalam areal perkotaan yang padat, umumnya jenis-jenis tumbuhan yang
ada merupakan jenis pohon pelindung yang tumbuh berderet di tepi
pedestrian, seperti saga hutan, waru, kihujan dan tammate. Beberapa jenis
lainnya umumnya merupakan tanaman hias berupa herba. Daftar jenis
lainnya yang tercatat pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel berikut.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 10
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Segmen Jalan
Nama Latin Nama Lokal I II III IV V
Crescentia cujete bila 2
Cocos nucifera kelapa 2 1 1 1
Leucaena leucosepala lamtoro 7 1
Delonix regia flamboyan 1 1 1
Samanea saman kihujan 36 5 21
Homalanthus sp. Homalanthus 1
Chromolaena odorata kirinyu 12
Syzygium aquea jambu air 2 1 1 1
Polyalthia longifolia glodokan tiang 3 8 15
Filisium decipiens krey payung 1
Muntingia calaburra kersen 1 4 2 2
Swietenia mahagoni mahoni 2 1 2 1
Plucea indica beluntas 6
Lawsonia inermis pacar 1
Ficus septica awar-awar 3 5
Alstonia scholaris pulai 1 1
Acacia auriculiformis akasia 2 5
Ficus benjamina beringin 2 1
Citrus maxima jeruk bali 1
Nerium oleander bunga toho 2
Vitex cofassus bitti 1
Tamarindus indica asam 2
Roystonea regia palem raja 4
Adenanthera pavonica saga pohon 5
Spondias pinnata kedondong 1
Carica papaya pepaya 12 1 2
Annona squamosa serikaya 2 2 2 2
Theobroma cacao kakao 3
Anacardium occidentale mete 3
Ficus elastica Ficus elastica 1 1
Punica granatum delima 1
Hibiscus rosa-sinensis kembang sepatu 2
Moringa oleifera kelor 1 1 1 1
Syzygium commune coppeng 1
Musa sp. pisang 28 3
Cordilyne fruticosa andong 1 2
Saccharum officinarum tebu 13 10
Bougenvillea spectabilis kembang kertas 4
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 11
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 12
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Amblesan Jalan
Lokasi penggelaran pipa dilakukan disisi jalan dengan cara menggali bahu
jalan dan saluran drainase. Kondisi jalan yang dilintasi tidak semua memiliki bahu
jalan yang mencukupi untuk pergelaran pipa. Kondisi ini akan menyebabkan
amblesan badan jalan ketika terjadi pergelaran pipa. Hal ini terjadi pada ruas
Laikkang sekitar pertigaan Jalan Asrama Haji dimana badan jalan tidak memiliki
bahu sehingga pada saat pergerakan akan terjadi amblas. Olehnya maka
dampak ini perlu mendapat pengelolaan pada kegiatan
Gangguan Estetika
Hasil galian yang ditempatkan dipermukaan jalan menimbulkan gangguan
estetika. Hasil galian ini akan berlumpur ketika terkena air (hujan). Selain itu
kegiatan HDD akan menghasilkan lumpur dari hasil booring tanah. Jumlah lumpur
hasil HDD diprakirakan mencapai 30 M 3. Lumpur ini akan terkumpul disuatu
tempat dan akan merembers kemana – mana sehingga menimbulkan gangguan
estetika. Olehnya maka dampak ini perlu mendapat pengelolaan pada
kegiatan ini.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 13
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
masih dibawah baku mutu yaitu 50 mg/l. Jumlah lumpur yang masuk ke badan
sungai diprakiran mencapai 30 m3. Jumlah lumpur yang masuk ke badan sungai
akan menyebabkan peningkatan nilai TSS menjadi 21 – 23 mg/L. Peningkatan ini
tidak signifikan sehingga tidak memerlukan pengelolaan.
1) Plankton
Hasil identifikasi contoh plankton dari kedua lokasi pengamatan
diperoleh komposisi jenis dan kelimpahan plankton seperti ditunjukkan
pada Tabel-3-6. Plankton yang teridentifikasi dari kedua lokasi
pengamatan terdiri atas 3 (tiga) kelas yaitu Cyanophyceae, Chlorophyceae
dan Diatomeae. Cyanophyceae terdiri atas 3 (tiga) genus yaitu
Trichodesmium, Microcystus dan Anabaena; Chlorophyceae terdiri atas 2
(dua) genus yaitu Scenedesmus dan Pediatrum; Diatomeae terdiri atas 6
(enam) genus yaitu Melosira, Navicula, Cymbella, Nitzschia, Gyrosigma dan
Chaetoceros.
Zooplankton yang teridentifikasi terdiri atas dua kelas yaitu
Copepoda dan Rotatoria yang masing-masing terdiri dari satu genus yaitu
Cyclops dan Rotifer. Kelimpahan plankton yang didapatkan pada kedua
lokasi pengamatan tergolong sedang yaitu 1162 – 1327 individu/l.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 14
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
2). Benthos
Jenis organisme benthos yang ditemukan di perairan sungai Tallo
terdiri dari 2 (dua) kelas yaitu kelas Gastropoda dan Bivalvia. Gastropoda
terdiri atas 3 spesies yaitu Terebralia sulcata, Clypeomorus coralium dan
Crassostrea cuculata. Sedangkan Bivalvia terdiri dari 2 spesies yaitu
Scapharca pilula dan Modiolus micropterus. Kelimpahan organisme benthos
pada ke-dua lokasi pengamatan tergolong sedang yaitu berkisar antara 5 –
14 individu/m2. Jenis dan kelimpahan organisme benthos yang ditemukan
pada ke-dua lokasi pengamatan disajikan pada Tabel-3.7 berikut.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 15
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Lokasi Pengamatan
No. Jenis Benthos Unit
ST-1 ST-2
A. Gastropoda
1. Terebralia sulcata Individu/m2 3 1
2. Clypeomorus coralium Individu/m2 2 2
3. Crassostrea sp Individu/m2 1
B. Bivalvia
1. Scapharca pilula Individu/m2 2 2
2. Modiolus micropterus Individu/m2 6
Total Individu/m2 14 5
Sumber: Hasil analisis Laboratorium, Oktober 2013
Keterangan: ST-1 = Sungai Tallo (sebelum Jembatan) ST-2 = Sungai Tallo (Setelah Jembatan)
Tabel 3.8 Indeks Keragaman Jenis Plankton dan Benthos di sungai Tallo
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 16
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Lokasi Pengamatan
No. Keragaman Jenis
ST-1 ST-2
A. Plankton
1. Indeks Keanekaragaman (H') 3,261 3,253
2. Ideks Keseragaman (E) 0,942 0,979
3. Indeks Dominansi (D) 0,115 0,108
B. Benthos
1. Keanekaragaman (H') 2,074 1,521
2. Indeks Keseragaman (E) 0,893 0,961
3. Indeks Dominansi (D) 0,219 0,2
Sumber: Hasil perhitungan, Oktober, 2013
Keterangan: ST-1 = Sungai Tallo (sebelum Jembatan) ST-2 = Sungai Tallo (Setelah Jembatan)
`4) Nekton
Nekton berupa ikan yang hidup di perairan sungai Tallo terdiri atas
7 jenis ikan dan 2 jenis Crustaceae. Jenis ikan tersebut adalah mujair
(Tilapia sp), Julung-julung (Dermogenis pusillus), Lele (Clarias batrachus),
Gabus (Ophiocephalus sp), Belanak (Mugil dussumieri) Kepala timah
(Aplocheilus pancax), dan betok (Anabas testudineus). Sedangkan jenis
crustaceae yang ditemukan adalah udang windu (Penaeus monodon) dan
udang putih (Penaeus merguiensis). Jenis ikan yang yang ditemukan di
perairan sungai Tallo disajikan pada Tabel 3.9.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 17
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Kerusakan Bangunan
Pembuatan galian biasa dengan dimensi ± 1-1,5 meter x ± 2 meter
dapat berdampak pada kerusakan teras, pagar rumah, dinding dan usaha
(kios/warung) warga yang berimpitan langsung dengan badan jalan. Hasil
penelusuran terhadap jalur pipa diprakirakan terdapat ± 300 unit
bangunan akan terkena dampak pada kegiatan ini. Hasil kuisioner
menunjukkan 10 – 12 % responden berharap kegiatan ini tidak
menganggu/merusak bangunan milik masyarakat. Olehnya itu maka
dampak ini perlu mendapat pengelolaan pada kegiatan ini.
Gangguan Lalulintas
Adanya aktivitas peralatan berat dalam kegiatan penggalian
menyebabkan penggunaan sisi badan jalan sekitar 1,5 meter – 2 meter,
sehingga terjadi penyempitan badan jalan. Penyempitan badan jalan yang
dapat digunakan menjadi akses transportasi ini, berdampak pada ritme
lalulintas yang mengalami gangguan, seperti kemacetan. Panjangnya
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 18
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Kecelakaan Lalulintas
Adanya galian di sepanjang jalur yang akan dilalui pipa dapat
berdampak pada kecelakaan lalulintas, seperti terpelosoknya pengendara
kendaraan bermotor di galian yang dibuat, kecelakaan akibat menabrak
plank jalan batas proyek akibat kurang kontras dilihat pengendara,
tergelincirnya pengendara roda dua akibat ceceran lumpur di badan jalan
serta tidak optimalnya pemadatan hasil timbunan bekas galian. Selain itu
penempatan hasil galian menyebakan pengurangan ruang gerak kendaraan
sehingga dapat memicu kecelakaan lalu lintas. Olehnya itu maka dampak
ini perlu mendapat pengelolaan pada kegiatan ini.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 19
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Tabel 3.10. Kondisi Udara Ambien dan Kebisingan disekitar Jalur Pipanisasi
Avtur PT. Pertamina
Lokasi Baku
No Parameter Satuan
I II III Mutu
1 Sulfur Dioksida (SO2 ) µg/Nm3 31.294 20.499 23.031 900
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 73.754 81.182 67.702 400
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 12.78 11.746 9.85 30000
4 Amoniak (NH3) Ppm 0.035 0.0335 0.084 2
5 Timah Hitam (Pb) µg/Nm3 0.489 0.683 0.332 2
6 Partikel (TSP) µg/Nm3 46.42 69.49 34.55 230
7 Kebisingan dBA 67.3 64.5 69.2 60
Keterangan :
Lokasi 1. Depan SMA 6 Makassar, Jl. Prof. Dr. Ir. Sutami
2. Jl. Sabutung/Potere
3. Pertigaan Jl. Satando Depan Depot Pertamina
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 20
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 21
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Kedalam drainese kota pada jalur pipa umumnya berada kisaran 0,5 s- 1
meter sehingga penggalian untuk penggelaran pipa akan membongkar
keberadaan drainase yang ada saat ini.
Pembongkaran drainase ini akan mengakibatkan terjadinya
gangguan aliran air pada sistem drainese tersebut. Kondisi ini tentunya
akan menyebabkan terjadinya penyumbatan aliran sehingga dapat memicu
timbulnya genangan. Meskipun kegiatan ini bersifat sementara namun
dampak ini signifikan terjadi maka dampak ini perlu mendapat
pengelolaan pada kegiatan ini.
Penurunan Pendapatan
Telah diuraikan sebelumnya bahwa kegiatan pemggelaran pipa
akan menganggu akses masyarakat masuk dan keluar
rumah/gudang/toko/kios. Gangguan terhadap akses ini akan berdampak
pada penurunan kunjungan pembeli khusus pada rumah/kios/toko. Hasil
penelusuran pada jalur pipa terdapat beberapa bangunan berupa toko/kios
akan terkena dampak berupa terputusnya akses akibat galian yang
dilakukan.
Hasil kuisoner menunjukkan gangguan akses terhadap
warung/kios/toko terbesar pada segmen 2 (jalan Batara Bisa dan jalan
Sutami) sekitar 44 % dan gangguan terhadap pembeli sekitar 16 %.
Sementara segmen 1 dan segmen 3 gangguan akses terhadap
warung/kios/toko terbesar 36 %. Besarnya prosentase ini disebabkan oleh
karena pekerjaan masyarakat disekitar jalur pipa umumnya adalah
pedagang (hasil kuisoner dengan prosentase di atas 50 %). Olehnya itu
maka gangguan terhadap pendapatan terutama pemilik warung/kios/toko
perlu dikelola pada kegiatan ini.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 22
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Keresahan Masyarakat
Dampak keresahan masyarakat timbul akibat beberapa gangguan
yang ditimbulkan oleh kegiatan pergelaran pipa. Hasil kuisioner
menunjukkan bahwa beberapa hal yang dapat menimbulkan keresasan
masyarakat adalah timbulan tanah galian, gangguan terhadap jalan akses
(jalan keluar masuk rumah) dan rusaknya bangunan milik masyarakat.
Keresahan yang ditimbulkan oleh timbulan hasil galian berkisar 20 – 30 %.
Gangguan terhadap jalan akses (jalan keluar masuk rumah) dikeluhkan oleh
masyarakat berkisar 7 – 10 %. Kerusakan akan bangunan milik masyarakat
10 – 12 %. Berdasarkan data tersebut di atas maka dampak keresahan
masyarakat perlu dilakukan pengelolaan pada kegiatan ini.
3. Tahap PascaKonstruksi
a. Kegiatan Distribusi Avtur
Gangguan Kualitas Air
Pendistribusian avtur ini akan dilakukan secara nonstop selama
1x24 jam. Banyak bahan bakar yang akan didistribusikan dengan kecepatan
rata-rata 200 KL/Jam dan kecepatan maksimum sebesar 300 KL/Jam.
Risiko kebocoran pipa dalam penyalurannya dapat menyebabkan cemaran
air tanah dan air Sungai Tallo yang menjadi jalur lintasannya.
Pengamatan kualitas air dilakukan pada 6 titik yang meliputi 4 titik
air sumur penduduk dan 2 titik air sungai Tallo. Pengamatan kualitas air
meliputi parameter fisika, parameter kimia, parameter logam dan
parameter mikrobiologi.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 23
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
2 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 1450 100 1450 100 800
3 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L 31.6 3.6 31.6 3.6 50
Air Sungai
1 Temperatur 0
C 28 28 deviasi 3
2 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 142 129 800
3 Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L 19.5 16.5 50
Sumber : Hasil Laboratorium, 2013
Keterangan :
Lokasi Air sumur :
1. Sumur Warga I/ Jl.Satando Lrg I Kec. Tama Lamba, Kel. Ujung Tanah
2. Sumur Warga II/Jl. Barukang Lrg. 15 Kel. Cambayya Kec. Ujung Tanah.
3. Sumur Warga III/ Jl.Sultan Abdullah Raya Kel. Buloa Kec. Tallo
4. Sumur Warga IV/ Jl.Asrama Haji Kel. Sudiang, Kec. Biringkanayya
Lokasi air Sungai :
1. Air Sungai Tello Sesudah Jembatan Kel. Buloa, Kec. Tallo.
2. Air Sungai Tello Sebelum Jembatan Kel Buloa, Kec.Tallo.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 24
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 25
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 26
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
0
<0.000
11 Arsen (As) mg/L <0.0001 1
1
<0.000
12 Selenium (Se) mg/L <0.0001 0.05
1
Sumber : Hasil Laboratorium, 2013
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 27
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
disumur mencapai 6,01 mg/l dan COD menjadi 10 mg/l. Sementara nilai
BOD di sungai Tallo menjadi 1,726 mg/l dan COD menjadi 9,494 mg/l.
Dengan nilai tersebut maka IP pencemaran menjadi seperti yang ditunjukan
pada tabel 3.15. Pada tabel tersebut maka kondisi kualitas air menjadi
tercemar ringan.
Keresahan Masyarakat
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 28
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 29
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
kadang sulit terdeteksi dan tidak spesifik. Penyakit yang disebabkan oleh
air ini biasa disebut Water Borne Diseases. Olehnya itu maka dampak ini
perlu mendapat pengelolaan pada kegiatan ini.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 30
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
2. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
1). Kesempatan Kerja, Persepsi Negatif dan Keresahan Masyarakat
Sumber dampak
Sumber dampaknya adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi
Jenis Dampak
Jenis dampaknya adalah peningkatan kerja yang berlanjut pada timbulnya
persepsi negatif masyarakat yang berlanjut pada dampak keresahaan
masyarakat
Bentuk upaya pengelolan lingkungan hidup
- Mengidentifikasi masyarakat disekitar jalur pipa yang dapat
dipekerjakan
- Menggunakan lahan dan bangunan masyarakat sebagai tempat
penyimpanan peralatan dan material konstruksi.
- Mengikutsertakan masyarakat sekitar jalur pipa menjadi tenaga kerja
Lokasi pengelolaan
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 31
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah yang dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 32
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaannya adalah sepanjang jalur pipa terutama Jl. Santando, Jl.
Barukang Utara, Jl. Sabutung Raya, Jl. Prof. Ir. Sutami (non Tol Reformasi)
dan Jl. Batara Bira.
Periode pengelolaan
Periode pengelolaannya adalah selama kegiatan mobilisasi peralatan dan
material.
Instansi Pengelolaan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
Dinas Perhubungan Kota Makassar
Kepolisian kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 33
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
2). Gangguan Utilitas (PDAM dan Kabel Optik) dan keresahan masyarakat
Sumber dampak
Dampak ini bersumber darikegiatan penggelaran pipa avtur
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan utilitas yang berlanjut
pada dampak keresahaan masyarakat
Bentuk upaya pengelolan lingkungan hidup :
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 34
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
- Sedapat mungkin jalur pipa avtur menghindari jalur pipa PDAM dan
Kabel optik
- Pipa avtur ditanam lebih dalam (minimal 2 meter) dibandingkan pipa
PDAM dan kabel optik jika tidak dapat dihindari sehingga harus
bersusun.
- Melakukan perbaikan terhadap kerusakan pipa PDAM dan kabel optik
akibat penggelaran pipa avtur
- Berkoordinasi dengan PDAM kota Makassar dan PT. Telkom sebelum
melakukan penggelaran pipa.
Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaannya adalah keseluruhan jalur pipa, yakni Jl. Santando, Jl.
Koptu Harun, Jl. Sabutung, Jl. Barukang Utara, Jl. Barukang, Jl. Sabutung
Raya, Jl. Galangan Kapal (depan IKI), Jl. Sultan Abdullah Raya, Jl. Prof. Ir.
Sutami (non Tol Reformasi), Jl. Batara Bira, Jl. Dg.Ramang, Jl. Laikang, Jl.
Poros Asrama Haji dan Jl. Pondok Asri 3.
Periode pengelolaan
Periode pengelolaannya adalah selama kegiatan penggelaran pipa
Instansi Pengelolaan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
PT. Telkom
PDAM Kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 35
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 36
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 37
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 38
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 39
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 40
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 41
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Instansi Pengelolaan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 42
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Periode pengelolaan
Pengelolannya dilakukan selama kegiatan penggelaran pipa berlangsung
Instansi Pengelolaan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah yang dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
3. Tahap PascaKonstruksi
a. Kegiatan Distribusi Avtur
1). Penurunan Kualitas Air, biota perairan, keresahan masyarakat dan
kesehatan masyarakat
Sumber dampak
Dampak ini bersumber dari kegiatan ditribusi avtur
Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah gangguan kualitas air dan biota
perairan yang berlanjut pada dampak keresahaan masyarakat dan
keresahan masyarakat
Bentuk upaya pengelolan lingkungan hidup
- Memasang alat pendeteksian kebocoran melalui instrumentasi yang dapat
memonitor tekanan aliran dan suhu, yaitu leak detection system yang
terinterkoneksi dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data
Acquisition).
- Menyediakan petugas untuk mengotrol kebocoran pipa
- Memasang Block Valve dan Densitomater sebelum melintasi Sungai Tallo
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 43
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
- Memasang Casing pipa pada jalur pipa yang melintasi perairan dan
memotong jalan.
- Melakukan konvensasi terhadap sumur warga yang tercemar
Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan disepanjang jalur pipa
Periode pengelolaan
Periode pengelolannya adalah selama kegiatan penyaluran avtur
berlangsung
Instansi Pengelolaan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah yang dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
Dinas Kesehatan Kota Makassar
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 44
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
2. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstrusi
1). Peningkatan Kesempatan Kerja, persepsi negatif dan keresahan
masyarakat
Sumber Dampak
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 45
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Dampak ini bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap
konstruksi.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah terjadinya peningkatan kesempatan kerja yang
memiliki dampak turunan terhadap persepsi negatif dan keresahan
masyarakat.
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan
responden secara jugment sampling. Wawancara dengan panduan
kuisioner dalam memantau tingkak kesempatan kerja, persepsi dan
keresahan masyarakat. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan pada tapak proyek terutama pada
bagian penerimaan tenaga kerja.
Periode Pemantauan
Pemantauan dilakukan sekali selama kegiatan konstruksi dilaksanakan.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 46
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Sumber Dampak
Dampak ini bersumber dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah kemacetan lalu lintas.
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Data volume lalulintas diperoleh dengan pengamatan langsung (manual
count) diruas jalan pada semua jenis kendaraan. Waktu pelaksanaannya
pada hari kerja (senin – jumat).
Derajat kejenuhan (DS) adalah ratio antara arus total kendaraan dalam
waktu tertentu (Q) dengan kapasitas jalan (C).
DS = Q/C
dimana :
DS = Derajat Kejenuhan.
Q = Arus total kendaraan dalam waktu tertentu (smp/jam).
C = Kapasitas Jalan (smp/jam).
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan di sepanjang jalur pipa terutama Jl.
Santando, Jl. Barukang Utara, Jl. Sabutung Raya, Jl. Prof. Ir. Sutami (non Tol
Reformasi) dan Jl. Batara Bira.
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan
dan material.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
Dinas Perhubungan Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 47
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 48
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 49
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 50
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penggelaran pipa avtur.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 51
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 52
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 53
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 54
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Tabel 3.17. Parameter kualitas udara yang diukur, teknik pengujian dan
peralatan yang digunakan
Waktu
No Parameter Analisis Peralatan
Pengambilan
1 Debu 24 jam Gravimetri Hi. Vol Sampler
2 NOx 1 jam Grietz Saltzmann Spektrofotometer
3 SO2 1 jam Pararosaniline Spektrofotometer
4 CO 1 jam Kalium Iodida Spektrofotometer
5 Pb 24 jam Gravimetri Hi. Vol Sampler
6 O3 1 jam Chemiluminescent Spectrophotometer
Sumber : PP No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien.
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan pada jalur pipa avtur.
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penggelaran pipa avtur.
Instansi Pemantauan
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 55
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 56
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 57
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Sumber Dampak
Dampak ini bersumber dari kegiatan penggelaran pipa avtur.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah keresahan masyarakat.
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan
responden secara jugment sampling. Wawancara dengan panduan
kuisioner dalam memantau tingkat keresahan masyarakat. Data yang
dikumpulkan diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan disekitar jalur pipa avtur.
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penggelaran pipa avtur.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah yang dilintasi jalur pipa
Lurah dan Camat wilayah yang dilintasi jalur pipa
- Penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar
3. Tahap PascaKonstruksi
a. Kegiatan Distribusi Avtur
1). Penurunan Kualitas Air dan gangguan biota perairan
Sumber Dampak
Dampak ini bersumber dari kegiatan pengoperasian pipa avtur.
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 58
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunankualitas air yang berlanjut pada gangguan
biota perairan.
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Pemantauan kualitas air dilakukan dengan mengambil sampel air di
lapangan menggunakan Kemmerer Water Sampler kemudian dianalisis di
laboratorium berdasarkan pedoman ”Standard Nasional Indonesia”.
Lokasi pengambilan sampel air sesuai dengan titik koordinat rona awal.
Metode pemantauan untuk air sungai ditunjukkan pada tabel 3.21 di
bawah ini.
Tabel 3.18. Parameter kualitas air, teknik pengujian dan spesifikasi
metode pengujian untuk kualitas air.
Spesifikasi Metode
No Parameter Unit Teknik Pengujian
Pengujian
A Kimia
1 TSS mg/L Gravimetri SNI 06-1135-1989
2 Kekeruhan NTU Nephelometri SNI 06-2413-1991
Inkubasi pada
3 BOD mg/L temperatur 20 oC, 5 SNI 06-2503-1991
hari
Refluks secara
4 COD mg/L SNI 06-2504-1991
tertutup
Spectrophotometri
5 N-NO2 mg/L dengan asam SNI 06-2480-1991
sulfanilat
Spectrophotometri
6 N-NO3 mg/L dengan brusin SNI 06-2484-1991
sulfat
Spectrophotometri
7 P-PO4 mg/L dengan amonium SNI 03-4151-1996
molibdat
8 DO mg/L Titrimetri SNI 06-2424-1991
9 pH Elektrometri SNI 06-1140-1989
B Mikro Biologi
Fecal Jml/100 Saringan membran,
1 SNI 06-4158-1996
coliform mL tabung fermentasi
Jml/100 Saringan membran,
2 Totalcoliform SNI 06-4158-1996
mL tabung fermentasi
Sumber: Rump dan Kirst (1992).
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 59
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
() ()
n ni ni
H '=−∑ ln
i=1 N N
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 60
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Dimana:
H’ = Indeks keanekaragaman Shanon-Wienner
ni = Jumlah plankton jenis ke-i
N = Jumlah seluruh jenis plankton
Dimana:
H’ = Indeks keragaman
H max = ln S/ ln e
S = Jumlah spesies dalam komunitas
- Indeks dominansi dihitung dengan persamaan (Odum, 1971) :
n n
12
( D)=∑
i−1 N
Dimana : D = Indeks Shimson
ni = Jumlah organisme jenis ke-i
N =Jumlah seluruh jenis organisme.
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan adalah sekitarjalur pipa avtur.
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penyaluran avtur
berlangsung.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 61
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah keresahan masyarakat dan gangguan kesehatan
masyarakat.
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
- Melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data primer
dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik penentuan
responden secara jugment sampling. Wawancara dengan panduan
kuisioner dalam memantau tingkat tingkat keresahan masyarakat dan
status kesehatan masyarakat. Data yang dikumpulkan diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Lokasi Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan adalah sekitarjalur pipa avtur.
Periode Pemantauan
Pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penyaluran avtur.
Instansi Pemantauan
- Pelaksana
PT. Pertamina Pemasaran Region VII
Kontraktor pelaksana
- Pengawas
Tokoh Masyarakat di wilayah yang dilintasi jalur pipa
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 62
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
UKL – UPL Pipanisasi Avtur TBBM Makassar – DPPU Hasanuddin
Bab III – Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan III - 63
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup