Anda di halaman 1dari 83

METODOLOGI

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP


(AMDAL)

PENGANTAR
PENAPISAN &
PELINGKUPAN

1. Penapisan
2. Pelingkupan Dampak Penting
3. Pelingkupan Wilayah Studi dan Waktu Kajian
Hazairin Zubair
AMDAL ?
1. PRODUK REGULASI
2. LOCALITY
3. INTERDISIPLIN
4. PERENCANAAN TERPADU
5. STRATEGIS (PENCEGAHAN SERINGKALI LEBIH
EFEKTIF DIBANDING PEMULIHAN)
6. BAGIAN STUDI KELAYAKAN
7. LOGIKA: INTERNALISASI EKSTERNALITAS
8. FILOSOFI: (a) REGULASI, (b) IPTEK
PROSES KAJIAN AMDAL

- Penapisan (KA)
- Pelingkupan (KA)
- Prakiraan Dampak Penting (ANDAL)
- Evaluasi Dampak Penting (ANDAL)
- Pengelolaan Lingkungan (RKL)
- Pemantauan Lingkungan (RPL)
PENAPISAN

1. JAMINAN BAHWA SUATU KEGIATAN


DAPAT DILAKSANAKAN

2. JAMINAN BAHWA SUATU KEGIATAN


WAJIB AMDAL ATAU TIDAK
Tools Penapisan
No Esensi dasar penapisan Tools yang digunakan
(screening)

1. Apakah suatu rencana usaha PUU PPLH dan SDA i.e.


dan/atau kegiatan dapat UU 41/1999, Inpres
dilakukan di suatu lokasi yang 08/2015, PP 26/2008
telah direncanakan

2. Apakah rencana usaha Peraturan MENLH No. 5


dan/atau kegiatan tersebut Tahun 2012: Bagan Alir
termasuk wajib memiliki Amdal Penapisan di Lampiran II,
atau UKL-UPL atau bahkan Lampiran I dan Lampiran
cukup SPPL III
Penapisan Apakah Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dapat
Dilakukan ?
Rencana Usaha • Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
dan/atau Kegiatan atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Tidak
Apakah Lokasinya ya
• Sesuai dengan
Rencana Tata Apakah lokasinya berada
Ruang, dan/atau di dalam ya Apakah termasuk usaha
Sesuai
Kawasan Hutan Primer & dan/atau Kegiatan yang
• Sesuai dengan Lahan Gambut dalam Peta DIKECUALIKAN?
Ketentuan PUU Indikatif Penundaan Izin
PPLH & SDA Baru (PIPIB) ?
Tidak
Tidak Sesuai
Ditolak Inpress 08/2015 Ditolak

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 08/2015 :


• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;
• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu.
• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 10/2011 (2011-2013)
Lokasi PIPIB
Lokasi yang Hutan Alam Primer (Moratorium) –
masih boleh Lahan Gambut di dalam dan di luar
Tidak Boleh Ada
ada izin baru kawasan Hutan
Izin Baru
Proses Penapisan Usaha/Kegiatan Wajib Amdal (Screening)
(Pasal 2 & Lampiran II Peraturan MENLH No. 05/2012)
Deskripsi jenis rencana usaha
Uji informasi Awal dan/atau kegiatan utama &
Pemrakarsa mengisi
pendukung harus diuraikan secara
dengan daftar jenis ringkasan informasi awal jelas . Periksa dan bandingkan
rencana usaha Rencana Usaha dan/atau seluruh jenis usaha dan/atau
dan/atau kegiatan kegiatan dengan Permen 05/2012
Kegiatan yang diusulkan
wajib Amdal (Kegiatan Utama & • Kawasan lindung wajib
ditetapkan;
(Lampiran I) Pendukung) (lampiran V) • Tidak semua jenis kawasan
lindung dalam PP 26/2008 dan
Keppres 32/1990 dimasukan
dalam daftar kawasan lindung
Periksa apakah lokasinya • Ada jenis usaha dan/atau
Tidak berada di dalam dan/atau kegiatan yang dikecualikan
? berbatasan langsung dengan
kawasan lindung Tidak
(Lampiran III)
Ya
Uji ringkasan awal dengan
kriteria pengecualian
(Pasal 3 ayat 4)

Wajib Memiliki Tidak Ya Wajib UKL-UPL


Amdal
? atau SPPL
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
Jumlah
No Bidang Jenis
Lampiran 1 Peraturan Kegiatan
1. Multisektor 5
MENLH No. 05/2012
2. Pertahanan 3
• 14 Bidang 3. Pertanian 3
• 72 Jenis Kegiatan 4. Perikanan dan KELAUTAN 1

5. Kehutanan 1

6. Perhubungan 5
Rencana usaha dan/atau 7. Teknologi Satelit 5
kegiatan dilakukan: 8. Perindustrian 8
• Di dalam Kawasan 9. Pekerjaan Umum 12
Lindung 10. Perumahan dan Kaw. Permukiman 1
• Berbatasan langsung 11. Energi dan Sumber Daya 18
dengan kawasan lindung Mineral
12. Pariwisata 2

13. Ketenaganukliran 4

14. Pengelolaan LB3 4


Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
lokasinya berada di dalam kawasan lindung 
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
yang berada di dalam dan/atau berbatasan
diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, langsung dengan kawasan lindung yang
misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di dikecualikan dari kewajiban menyusun
kawasan lindung Amdal adalah rencana usaha dan/atau
kegiatan:

Batas proyek
1 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;
2. Penelitian dan pengembangan di bidang
terluar yang Kawasan Lindung
ilmu pengetahuan;
bersinggungan Yang tercantum dalam
Lampiran Permen LH & 3. Yang menunjang pelestarian kawasan
dengan batas
terluar dari telah ditetapkan sesuai lindung;
kawasan dengan PUU 4. Yang terkait dengan kepentingan

2
lindung pertahanan dan keamanan negara yang
tidak berdampak penting terhadap
Dampak
lingkungan;
potensial
5. Budidaya yang secara nyata tidak
Dampak potensial dari

3
rencana usaha dan/atau
berdampak penting bagi lingkungan
kegiatan yang akan hidup;
dilaksanakan tersebut 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk
secara nyata asli dengan luasan tetap dan tidak
mempengaruhi kawasan Keterangan: mengurangi fungsi lindung kawasan dan
lindung terdekat = Rencana Usaha di bawah pengawasan ketat.
dan/atau kegiatan
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri
ini: Catatan :
1. Kawasan hutan lindung • Tidak semua kawasan
2. Kawasan bergambut lindung yang tercantum
3. Kawasan Resapan Air
dalam PP No. 26/2008 dan
4. Sempadan Pantai
5. Sempadan Sungai Keppres 32/1990
6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk dicantumkan dalam daftar
7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut kawasan lindung di
8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Peraturan MENLH Ini;
9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau • Kawasan lindungan =
10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut kawasan yang telah
11. Taman Hutan Raya DITETAPKAN sebagai
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
kawasan lindung
13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
14. Kawasan Cagar Alam Geologi • Usaha dan/atau kegiatan di
15. Kawasan Imbuhan Air Tanah kawasan lindung adalah
16. Sempadan Mata Air usaha dan/atau kegiatan
17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah yang diizinkan sesuai
18. Kawasan Pengungsian Satwa dengan ketentuan PUU
19. Terumbu Karang
20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung  wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan
kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
PELINGKUPAN ADALAH PROSES
PENETAPAN RUANG LINGKUP STUDI
ANDAL

1. PELINGKUPAN DAMPAK PENTING


- Identifikasi Dampak Potensial
- - Evaluasi Dampak Potensial

2. PELINGKUPAN WILAYAH STUDI DAN


WAKTU KAJIAN
- - Batas Wilayah Studi
- - Batas Waktu Kajian
TUJUAN UMUM PELINGKUPAN:
Merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran.

TUJUAN KHUSUS PELINGKUPAN:


 Menetapkan batas wilayah studi dan batas/horison prakiraan dampak,
 Mengidentifikasi dampak penting hipotetik dengan meniadakan hal-hal yang
tidak/kurang penting, berdasarkan hasil diskusi dengan pemrakarsa, pakar, instansi
pemerintah, dan masyarakat,
 Menetapkan kedalaman studi ANDAL,
 Menetapkan lingkup dan rancangan studi ANDAL secara sistematis,
 Menelaah kegiatan lain terkait yg berlokasi dekat dengan rencana kegiatan.

MELALUI PELINGKUPAN DIPEROLEH:


 Dampak penting hipotetik terhadap lingkungan yang dipandang relevan untuk
ditelaah secara mendalam dengan meniadakan hal-hal atau komponen lingkungan
yang dipandang kurang atau tdk penting ditelaah,
 Lingkup wilayah studi ANDAL berdasarkan beberapa pertimbangan: batas proyek,
batas ekologisbatas sosial, dan batas administratif,
 Kedalaman studi ANDAL yang antara lain mencakup metoda yang digunakan,
jumlah sampel yang diukur, dan tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan
sumberdaya yang tersedia (dana dan waktu).
ESENSI TATA LAKSANA PELINGKUPAN

16/2012
INPUT DAN OUTPUT SETIAP TAHAPAN PROSES
PELINGKUPAN
UNSUR INFORMASI DALAM PERNYATAAN DAMPAK SERTA
MANFAANYA
PROSES PELINGKUPAN
DAMPAK PENTING

RENCANA
KEGIATAN DAN
KEGIATAN LAIN DI
SEKIATRNYA
DAMPAK DAMPAK
POTENSIAL PENTING
RONA HIPOTETIK
LINGKUNGAN,
SOSIALISASI DAN
KONSULTASI
PUBLIK
IDENTIFIKASI EVALUASI
DAMPAK DAMPAK
POTENSIAL POTENSIAL
RENCANA KEGIATAN
 Esensi rencana kegiatan : mengidentifikasi komponen kegiatan yang
mungkin menjadi sumber dampak.
 Informasi tentang rencana kegiatan:
 Deskripsi rencana kegiatan.
 Rencana lokasi kegiatan termasuk estimasi luas lahan yang
dibutuhkan.
 Deskripsi proses utara termasuk prakiraan besaran, kapasitas,
input dan output.
 Sumberdaya yang digunakan dan prakiraan besarannya.
 Limbah yang akan dihasilkan : jenis dan prakiraan besarnya.
 Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan (terintegrasi
dalam rencana kegiatan).
RONA LINGKUNGAN
 Esensi rona lingkungan : mengidentifikasi komponen
lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak
akibat suatu kegiatan.
 Komponen lingkungan hidup yang berpotensi menjadi
penerima dampak :
Komponen geofisik kimia : air permukaan, air bawah
permukaan, air bawah tanah, udara, lahan, dsb.
Komponen biologi : flora dan fauna.
Komponen social ekonomi dan budaya :
ketenagakerjaan, perekonomian, demografi,
hubungan social, pola hidup, dsb.
Komponen kesehatan masyarakat: prevalensi
penyakit, tingkat kesehatan masyarakat, dsb.
Kasus: Rencana Pembangunan Smelter

Tampak dari Google Earth


Lokasi Rencana Smelter

Tampak dari Google Earth


Denah Lokasi Rencana Pabrik Smelter
PROTOTYPE PABRIK
Raw Material Incoming by Ship
STOCK MATERIAL
POSISI MATERIAL OPEN YARD POSISI MATERIAL INDOOR
MATERIAL HANDLING SYSTEM
VIBRATING SYSTEM
PROSES DRYING ( ROTARY KILN )
ELECTRICAL FURNACE (SUDAH OPERASI)
ALUR PENAMPUNGAN SEMENTARA LIMBAH
PADAT-CAIR
HASIL PRODUKSI FERRONICKEL
DUST COLLECTOR
THE PLANT OVERVIEW:

Rotary Kiln Dry Kiln Electric


ESP Dust Furnace
Collecting

Dozing
Plant

Crusher &
Screen
Neraca Bahan (Material Balance) Pabrik Pengolahan Bijih Nikel
PT Bosowa Industri Feni di Kabupaten Jeneponto

Produksi
Prosentase
Input Komponen Ton/Tahun Ton/Hari Ton/ (%)
Jam
1 Laterite Ore 2.300.000 6.301 262,6 77,53

2 Coal Fuel 414.000 1.134 47,3 13,97


3 Coal Reductant 251.000 688 28,7 8,47
4 Lime Stone 1.110 3 0,1 0,03
Total 2.966.110 8.126 338,7 100,00
Output

1 FeNi (25% Ni, 75% Fe) 100,000 224 11,4 3,37


2 Moisture removed 926,500 2.538 105,8 31,24
3 LOI 207.000 567 23,6 6,97
4 Slag to dump/reclamation 1.732.610 4.747 197,9 58,43
Total 2.966.110 8.126 338,7 100,00
Prakiraan Komposisi Kimia Produk Feronikel Pabrik
Pengolahan Bijih Nikel PT Bosowa Industri Feni di
Kabupaten Jeneponto
No. Elemen Komposisi (%)
1. Ni 25-35

2. C ≤ 0,03

3. Si ≤ 0,2

4. P ≤ 0,03

5. S ≤ 0,03

6. Co 1/40 – 1/20 % Ni

7. Cu ≤ 0,2

8. Cr ≤ 0,1

9. Lainnya (As, Bi, Pb, Sb, Sn) ≤ 0,01


Komposisi Kimia Produk Slag Pabrik Pengolahan Bijih
Nikel PT Bosowa Industri Feni
di Kabupaten Jeneponto

Komposisi
No. Elemen
(%)

1. MgO 27,6

2. Fe2O3 6,69

3. CaO 5,28

4. Al2O3 2,99

5. Cr 0,66

6. Ni 0,10
Komposisi Kimia Produk Debu Pabrik Pengolahan Bijih
Nikel PT Bosowa Industri Feni
di Kabupaten Jeneponto

Komposisi
No. Elemen
(%)
1. Humidity 0-33
2. CO2 3,185
3. H2O 2,58
4. N2 75,696
5. O2 18,529
6. CO 0,003
Deskrisp Rona Lingkungan Hidup
(Environmental Setting)
1 2
Komponen Usaha dan/atau
Lingkungan kegiatan disekitar
terkena dampak lokasi prpyek yang
• Geo-physical and
chemical features
direncanakan:
i.e. Geology, soil, • Berikan gambaran
surface and ground lengkap usaha
water, air; The Proposed Project dan/atau kegoiatan
• Biological eksisting yang
features: i.e. berada di sekitar
Vegetation/flora, lokasi rencana
fauna, endangered usaha dan/atau
species, type of kegiatan serta
ecosystems; aktivitasnya terkait
• Socio-economic dengan
and cultural penggunaan SDA
features; dan dampaknya
terhadap
• Public Health The Environment lingkungan
PENGGUNAAN LAHAN
LOKASI PEMBANGUNAN
KILANG MINYAK PAREPARE
SULAWESI SELATAN
JENIS DAN LUAS PENGGUNAAN LAHAN
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Hektar) PERSENTASE
1 Hutan jati 361,69 38,95
2 Ladang / tegalan 130,41 14,04
3 Semak / belukar 107,69 11,60
4 Sawah 99,70 10,74
5 Kebun campur 75,13 8,09
6 Kebun mente 63,33 6,82
7 Tambak / empang 61,11 6,52
8 Hutan alam 12,22 1,32
9 Pematang tambak 8,22 0,89
10 Lahan kosong / terbuka 3,16 0,34
11 Galian pasir / batu 1,44 0,15
12 Jalan arteri dan lokal 1,04 0,11
13 Penggunaan lahan lain 3,53 0,37
JUMLAH 928,67 100,0
Peta Hutan – Peta DAS – Peta Tambang (Pit Mining)
Daerah Tangkapan Air
LEGENDA
Pemukiman
A, Balonti
KawasanB,
Hutan
Lampesue
Hutan Lindung
C, Larongsangi
Hutan Produksi Terbatas
D, Bahomotefe
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
E, Baho Ematana
Areal Penggunaan Lain
F, Baho Tametaya
G, Dampala
H, Bahontula
I, Bahongkolangi
J, Bahaodopi

Fasilitas Tambang
Quarry

Material Batuan Penutup

Bukaan Pit

Tanah Pucuk

Kolam Pengendapan

Sumber: Andal & RKL-RPL PT


Peta Citra Satelit Hutan Lindung
Sumber: Andal & RKL-RPL PT
Vale
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
METODE IDENTIFIKASI DAMPAK
POTENSIAL

1. Daftar Uji /Checklists)


2. Bagan Alir / Network / Flow Chart
3. Matriks (Sederhana, Leopold)
PELINGKUPAN SOSIAL DAN
EKOLOGI

FUNGSI EKONOMI,
SOSIAL, BUDAYA,
RONA
EKOLOGIS
LINGKUNGAN
DAMPAK
POTENSIAL

RENCANA
KEGIATAN
Daftar Uji Sederhana Suatu Rencana Proyek Pembuatan Jalan

Tahap Kegiatan Proyek Prakonstruksi Konstruksi Operasional

Komponen Lingkungan

I. Dampak Kebisingan : A. Kesmas x x


B. Tata Guna Lahan
II. Dampak Kualitas Udara : A. Kesmas x x
B. Tata Guna Lahan
III. Dampak Kualitas Air: A. Air Tanah x x
B. Air Permukaan
C. Air Bawah Tanah
IV. Dampak Erosi Tanah: A. Ekonomi dan Tata Guna Lahan x x
B. Pencemaran dan Pengendapan

V. Dampak Ekologi: A. Flora x x


B. Fauna
VI. Dampak Ekonomi; A. Tata Guna Lahan x x x
B. ……………………
VII. Dampak Sosial Politik: A. …………………… x x x
B. ……………………
VIII. Dampak Estetika: A. …………………… x x
B. ……………………
TAHAP
OPERASIONAL

Penerimaan
Pengoperasian Operasional Pengoperasian
Tenaga Kerja
Stockpile Pabrik Belt Conveyor A
Operasional

Kesempatan
Persepsi Kualitas B
Kerja/ Kualitas Air Flora Darat Fauna Darat
Masyarakat Udara
Berusaha

Keresahan
Biota Kesehatan C
Pendapatan Masyarakat dan
Perairan Masyarakat
Konflik Sosial

Keterangan :
A = Kegiatan
B = Dampak Primer
C = Dampak Sekunder
MATRIKS IDP SMELTER JENEPONTO
Tahap Pasca
Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
Operasional
Komponen Kegiatan

Pengoperasian Jalan Akses & Drainase


Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

Pengoperasian Perumahan Karyawan


Sosialisasi dan Pertemuan Konsultasi

Pelepasan Tenaga Kerja Operasional


Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

Pembuatan Base Camp, Jalan dan

Mobilisasi Peralatan dan Material

Pembangunan Pabrik & Fasilitas

Pemberdayaan Masyarakat
Pengoperasian Stockpile

Pengoperasian Pabrik

Pengoperasian Jetty
Pengoperasian IPAL
Pembebasan Lahan

Pembangunan Jetty
Relokasi Penduduk
Masyarakat (PKM)

Pengelolaan Aset
Survei Lokasi
Komponen Lingkungan

Penunjang
Drainase
PARAMETER
Komponen Geofisik Kimia

Kualitas udara Kualitas Udara X X X X X


Kebisingan & Getaran Kebisingan X X X X X
Transportasi Aksessibilitas X X X
Kemacetan Lalu Lintas X X
Kerusakan Badan Jalan X
Tanah X
Lahan dan Tanah Aliran Permukaan & Erosi X X X X
Kualitas Air Kualitas Air X X X X X X X X
Flora darat Struktur dan komposisi jenis X
Biologi

Fauna darat Jenis dan jumlah fauna X X X


Biota perairan Plankton, Bentos, Nekton, Rumput Laut X X X X X X X X
Kesempatan kerja X X
Sosial Ekonomi &

Kesempatan Berusaha X X
Sosial Budaya

Sosial ekonomi
Pendapatan X X X X X X X X X X X
Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial X X
Persepsi Masyarakat X X X X X X X X
Sosial Budaya Keresahan Masyarakat X X X X X X X
Konflik Sosial X X X X
Kesehatan Masyarakat Prevalensi Penyakit X X X X X X X
DAMPAK POTENSIAL KEGIATAN PEMBANGUNAN PABRIK
PENGOLAHAN BIJIH NIKEL
No. Tahap Kegiatan Dampak Parameter Tolok Ukur
I Pra Sosialisasi & PKM
Survei Lokasi Persepsi negatif Jml pddk mengeluh Minimal
Konstruksi
Keresahan Jml pddk resah Minimal
Konflik Intensitas konflik Minimal
Pembebasan Lahan Keresahan Jml pddk resah Minimal
Gangguan keamanan Status gangguan Minimal
Produksi pertanian Jml pangan Minimal
II Konstruksi Penerimaan TK Kesempatan kerja dan Jml pddk lokal direkrut Maksimal
Konstruksi berusaha
Pendapatan UMP SulSel P≥UMP
Persepsi negatif Jml pddk mengeluh Minimal
Keresahan Jml pddk resah Minimal
Konflik sosial Intensitas Minimal
Gangguan keamanan Status gangguan Minimal
Pembangunan Menurunnya keaneka- Keanekaragaman H=1-6
Basecamp ragaman vegetasi vegetasi
Gangguan satwa liar Jml satwa terganggu Minimal
Meningkatnya aliran Aliran permukaan dan Minimal, T
permukaan dan erosi erosi
Meningkatnya sedimen di Sedimen Minimal
sungai dan perairan laut (ton/tahun)
Menurunnya kualitas air Parameter kualitas air PP 41/1989 &
sungai dan laut KepMenLH
No.51/ 2004
Gangguan biota perairan Jml biota terganggu Minimal
Gangguan kesehatan pddk Jml pddk yang terganggu Minimal
pengguna air sungai
EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
 Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk
menghilangkan atau meniadakan dampak potensial yang
dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga
diperoleh daftar dampak penting hipotesis yang
dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara
mendalam dalam studi ANDAL.
 Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan
pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh
masyarakat di sekitar rencana usaha atau kegiatan,
instansi yang bertanggung jawab, dan para pakar. Pada
tahap ini daftar
 Dampak penting hipotesis yang dihasilkan belum tertata
secara sistematis.
METODE EVALUASI DAMPAK
POTENSIAL

1. Diskusi Tim (Rapat)


2. Telaah Pustaka dan Peraturan
3. Menggunakan Kriteria Evaluasi
KRITERIA EVALUASI - 1
Menggunakan 4 kriteria sederhana JIKA pemahaman lokasi terbatas.

1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi ?. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.
2. Apakah komponen lingkungan tsb memegang peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap komponen
lingkungan lainnya (nilai ekologis) (sehingga perubahan besar pada kondisi
komponen lingkungan tsb akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat
dan keutuhan ekosistem ?. Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan lapangan.
3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut ?. Hal ini dapat dilihat dari terjemahan hasil konsultasi masyarakat.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar atau dilampaui oleh dampak
tersebut ?. Hai ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan yang
menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/limbah, tata ruang dan
sebagainya.
Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Penambangan Batubara
Komponen Lingkungan Terkena
Kriteria
Dampak DPH/
Sumber Dampak
Komponen Komponen B-DPH
1 2 3 4
Penerima Dampak
Penambangan batubara secara Lahan Perubahan X V X X DPH
terbuka (open pit), bentang lahan
pembangunan jalan
Pengupasan lapisan tanah Lahan Sifat fisik & kimia X V X X DPH
pucuk untuk pembangunanjalan tanah
dan penambangan open pit
Pengupasan lapisan tanah Air permukaan Kualitas air X V X X DPH
pucuk untuk pembangunan jalan sungai
dan penambangan open pit
Pembukaan lahan (konversi Flora Keragaman jenis X X X X DTPH
fungsi) untuk tambang dan tumbuhan
kegiatan pendukung
Perubahan fungsi lahan dan Pola hidup Perubahan pola V X V X DPH
terbukanya peluang kerja mata pencaharian
Pengoperasian alat berat dalam Kenyamanan Kebisingan X X X X DTPH
aktivitas penambangan dan
pengolahan batubara
Pengoperasian alat berat dalam Udara ambien Debu dan gas X X X X DTPH
aktivitas penambangan dan buang kendaraan
pengolahan batubara
Pengurangan tutupan vegetasi Iklim mikro Suhu udara X X X X DTPH
akibat pembukaan lahan
Kegiatan blasting (peledakan) Kenyamanan Getaran X X X X DTPH
EVALUASI SMELTER MENGGUNAKAN 4 KRITERIA
No. Tahap Kegiatan Dampak Parameter 1 2 3 4 DPH
I Pra Sosialisasi & Persepsi negatif Jml pddk
Konstruksi PKM mengeluh
Keresahan Jml pddk resah
Konflik Intensitas konflik
Pembebasan Keresahan Jml pddk resah
Lahan
Gangguan Status gangguan
keamanan
Produksi Jml pangan
pertanian
II Konstruksi Penerimaan Kesempatan Jml pddk lokal
TK Konstruksi kerja dan direkrut
berusaha
Pendapatan UMP SulSel
Persepsi negatif Jml pddk
mengeluh
Keresahan Jml pddk resah
Konflik sosial Intensitas
Gangguan Status gangguan
keamanan
Pembangunan Menurunnya Keanekaragaman
Basecamp keanekaragaman vegetasi
vegetasi
Gangguan satwa Jml satwa
liar terganggu
Meningkat aliran Aliran permuka-
permuka & erosi an dan erosi
KRITERIA EVALUASI – 2
Menggunakan 6 Kriteria Jika Pemahaman Lokasi Cukup
• Jumlah manusia terkena dampak; Manusia terkena dampak tapi tidak menikmati
manfaat, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang menikmati manfaat.
• Luas wilayah terkena dampak; Wilayah yang mengalami perubahan mendasar
dari segi intensitas dampak atau tdk berbaliknya dampak atau sifat kumulatif
dampak
• Intensitas dan lama dampak berlangsung; Perubahan lingkungan bersifat hebat
atau drastis, pada areal luas dalam waktu singkat; Melampaui baku mutu
lingkungan; Komponen lingkungan melampaui kriteria diakui; Sifat langka atau
endemik atau dilindungi terancam punah; Kawasan lindung; Memusnahkan
benda bersejarah; Konflik masyarakat, pemda dan pusat; Modifikasi areal yang
mempunyai nilai keindahan alam tinggi; Timbul perubahan mendasar segi
intensitas dampak atau tdk berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak,
berlangsung satu atau lebih tahapan kegiatan.
• Banyaknya komponen lingkungan terkena dampak; Menimbulkan dampak
sekunder dan lanjutan lain yang jumlah komponennya sama atau lebih banyak
dari komponen terkena dampak primer.
• Sifat kumulatif dampak; Dampak berulangkali dan terus-menerus, sehingga tidak
dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial; Beragam dampak bertumpuk
dalam suatu ruang tertentu sehingga tidak dapat diasimilasi; Dampak dari
berbagai sumber menimbulkan efek yang saling memperkuat.
• Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; Perubahan lingkungan tidak dapat
dipulihkan.
Evaluasi Dampak Potensial Kegiatan Pembangunan Pabrik Ferronikel

Komponen Lingkungan Terkena


Kriteria
Dampak DPH/
Sumber Dampak
Komponen Komponen DTPH
1 2 3 4 5 6
Penerima Dampak
Pembebasan lahan Sosial Persepsi negatif X X V X X X DPH
Pembangunan dan Air pemukaan Kualitas air X X V V X X DPH
pengoperasian base camp sungai
Pembukaan lahan Flora Keanekaragaman X X V V X V DPH
jenis
Pengangkutan material Aksesibilitas Kemacetan lalu X X X X X X DTPH
lintas
Pembangunan pabrik Kenyamanan Debu X X X X X X DTPH

Penerimaan personil pabrik Ekonomi Kesempatan V V V V X X DPH


kerja dan
berusaha
Pengoperasian pabrik Perairan Kualitas air laut X V V V V X DPH
smelter

Pengoperasian jety Hidrooceanografi Pertambahan X X X X X X DTPH


garis pantai
(akrasi)
Pemeliharaan pabrik Air permukaan Kualitas air X V X X V X DPH
sungai
Dampak-Dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL
Komponen Prakiraan dan Evaluasi (ANDAL)
Rencana
Kegiatan Pelingkupan (KA)
Dampak
Komponen Dampak Penting
Lingkungan
DPH
Potensial
Hidup
Prakiraan Evaluasi
Kegiatan Holistik
Lain Evaluasi
disekitarnya Dampak
Saran, Pendapat
Potensial
danTanggapan
(SPT) Dampak
Masyarakat Tidak Arahan
DTPH Penting RKL-
RPL
Tidak
Tidak Dikelola
Dikelola dan Dikelola
dan Dipantau dan
Dipantau Dipantau
keterangan
RKL &
Dikelola
dan RPL
Penekanan Dalam
Dipantau
Revisi Pedoman
Penyusunan dan
Penilaian Amdal
BATAS WILAYAH STUDI:

1.Lokasi dimana aktivitas rencana


kegiatan akan dilakukan
2.Sebaran dampak
3.Batas komunitas sosial dari sudut
pandang masyarakat
4.Waktu, tenaga, dan dana yang tersedia.
LINGKUP WILAYAH STUDI
1. BATAS PROYEK:
RUANG DIMANA SUATU RENCANA KEGIATAN AKAN MELAKUKAN KEGIATAN
PRAKONSTRUKSI, KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL (PETA BATAS PROYEK).

2. BATAS EKOLOGIS:
RUANG PERSEBARAN DAMPAK MENURUT MEDIA TRANSPORTASI LIMBAH (AIR,
UDARA), TERMASUK RUANG DI SEKITAR RENCANA KEGIATAN YG SECARA EKOLOGIS
MEMBERI DAMPAK TERHADAP AKTIFITAS KEGIATAN (PETA BATAS EKOLOGIS).

3. BATAS SOSIAL:
RUANG DI SEKITAR RENCANA KEGIATAN YANG MERUPAKAN TEMPAT
BERLANGSUNGNYA BERBAGAI INTERAKSI SOSIAL YANG MENGANDUNG NORMA DAN
NILAI YANG SUDAH MAPAN (SISTEM NILAI SOSIAL, STRUKTUR SOSIAL, DINAMIKA
SOSIAL) (PETA BATAS SOSIAL).

4. BATAS ADMINISTRATIF:
RUANG DIMANA MASYARAKAT DAPAT SECARA LELUASA MELAKUKAN KEGIATAN
SOSIAL DAN BUDAYA SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU
(PEMERINTAHAN, BATAS KONSESI,
KUASA PENAMBANGAN) (PETA BATAS ADMINITRATIF).

5. BATAS WILAYAH STUDI:


HIMPUNAN/AMALGAMASI/RESULTANTE DARI KE EMPAT BATAS WILAYAH DI ATAS
(PETA BATAS WILAYAH STUDI).
Peta Batas Wilayah Studi dan
Lokasi Pengambilan Sampel
Foto diambil
3 Nov 2011,
10:14 wita
Pola aliran pada saat pasang dan surut
selama 3 jam pasang-surut
Pola Aliran Masuk Pada Saat Pola aliran Keluar pada saat
Pasang Selama 3 jam Pasang- surut selama 3 jam pasang-
surut layout 3 surut layout 3
BALI
Lombok
Denpasar

Indian Ocean

Menit ke
0

m
PERGERAKAN ARUS TELUK PARE-PARE
PERGERAKAN ARUS TELUK PARE-PARE
MODEL DISTRIBUSI POLUTAN 2 DIMENSI MODEL DISTRIBUSI POLUTAN 3 DIMENSI
Batas Wilayah Studi
Legenda
Batas Proyek
Batas Ekologis
Batas Sosial
Batas Administrasi
Batas Wilayah Studi

Sumber: Andal & RKL-RPL PT


Wilayah Studi: Ruang Terjadi Dampak Lingkungan
Peta Batas Proyek

Peta Batas Ekologis

Peta Batas Sosial Peta Batas Wilayah Studi =


Administrasi
Ruang yang merupakan
kesatuan dari batas
proyek, batas ekologis,
batas sosial, batas
administrasi
BATAS WAKTU KAJIAN

 Batas waktu kajian adalah batas waktu yang digunakan


dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam
kajian ANDAL. Batas waktu tersebut minimal dilakukan
selama umur rencana usaha dan/atau kegiatan
berlangsung.
 Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan
rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan atau dengan adanya rencana usaha dan/atau
kegiatan.
BATAS WAKTU KAJIAN:
BATAS WAKTU YANG DIGUNAKAN DALAM PENELAAHAN DAMPAK PENTING

- DAMPAK JANGKA PENDEK (TEMPORER)


- DAMPAK JANGKA PANJANG (KONTINYU)

PEMBATASAN WAKTU STUDI:

1. PERTIMBANGAN EKOLOGI
SAMPAI TERJADINYA KESEIMBANGAN BARU
JALAN: SAMPAI PENGASPALAN SELESAI DAN STABILISASI LERENG
BENDUNGAN: 5 TAHUN SETELAH PENGGENANGAN

2. PERTIMBANGAN EKONOMI:
MELIPUTI WAKTU YANG PANJANG
SELAMA UMUR PROYEK : UMUR PROYEK 10 THN - HILANGNYA HASIL
PERTANIAN SELAMA 10 THN
CONTOH PELINGKUPAN WAKTU STUDI
RENCANA PEMBANGUNAN
RUMAH SAKIT SILOAM

 Pekerjaan Prakonstruksi 10 bulan.


 Pekerjaan Konstruksi 18 bulan.
 Pengoperasian RS sampai normal 24 bulan.
 Batas waktu prakiraan dampak 52 bulan

 Batas waktu studi ANDAL ditetapkan selama ±


4,5 tahun.
RINGKASAN
PROSES
PELINGKUPAN
Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi
Lingkungan yang
Rencana
Sudah Komponen
Kegiatan yang
Direncanakan Lingkunga Dampak Batas Waktu
No. Berpotensi Dampak Evaluasi dampak Wilayah Studi
Sejak Awal n Terkena Penting Kajian
Menimbulkan Potensial potensial
Sebagai Bagian Dampak Hipotetik (DPH)
Dampak
dari Rencana
Lingkungan
Kegiatan
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1 Survei Lokasi a. Izin Prinsip Sosial Persepsi Jumlah penduduk terkena Disimpulkan Desa Punagaya 6 bulan, waktu
dari Bupati negatif dampak banyak, sebaran menjadi DPH dan Desa pengurusan dan
Kabupaten karena dampak luas, intensitas Mallasoro, perpanjangan izin
Jeneponto. belum jelas dampak tinggi dan Kecamatan serta kegiatan-
b. Perda ttg tapak berlangsung singkat, Bangkala, kegiatan persiapan
Rencana proyek dampak bersifat kumulatif Kabupaten lokasi lainnya.
Tata Ruang dan dampak bersifat Jeneponto
Kabupaten dapat balik.
Jeneponto
2010-2020
a. Pemahaman Sosial Keresahan Jumlah penduduk terkena Disimpulkan Desa Punagaya 6 bulan, waktu
melalui masyarakat dampak banyak, sebaran menjadi DPH dan Desa pengurusan dan
sosialisasi dampak luas, intensitas Mallasoro, perpanjangan izin
dan PKM dampak tinggi dan Kecamatan serta kegiatan-
berlangsung singkat, Bangkala, kegiatan persiapan
dampak bersifat kumulatif Kabupaten lokasi lainnya.
dan dampak bersifat Jeneponto
dapat balik.
2 Sosialisasi Sosial Persepsi Jumlah penduduk terkena Disimpulkan Desa Punagaya 6 bulan, waktu
dan PKM negatif krn dampak banyak, sebaran menjadi DPH dan Desa untuk perencanaan
aspek kete- dampak luas, intensitas Mallasoro, dan pelaksanaan
nagakerjaan dampak tinggi dan Kecamatan pembebasan lahan
pembebas- berlangsung singkat, Bangkala,
an lahan, dampak bersifat kumulatif Kabupaten
pencemaran dan dampak bersifat Jeneponto
laut dapat balik.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Catatan: Tidak semua
jenis kawasan lindung
ini dicantumkan dalam
Lampiran III Peraturan
MENLH No. 05/2012

Anda mungkin juga menyukai