disiapkan resapan
setempat atau kolam
retensi.
90% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras
sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain
ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat
minimal 25 (duapuluhlima) pohon pelindung dari jenis pohon kecil
atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 (limapuluh)
pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman
pasif
b. Hutan Kota
Hutan kota adalah sebagai penyangga lingkungan kota yang berfungsi
untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika,
meresap air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan
fisik kota dan mendukung pelestarian dan perlindunga
keanekaragaman hayati Indonesia. Hutan kota yang direncanakan
dapat berbentuk bergerombol atau menumpuk dan menyebar. Luas
area yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90%- 100% dari
luas hutan kota serta berbentuk jalur.
c. Sabuk Hijau
Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah
penyangga dan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan
lahan (batas kota, pemisah kawasan, dan lain-lain) atau membatasi
aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu,
serta pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya.
Sabuk hijau dapat berbentuk:
RTH yang memanjang mengikuti batas-batas area atau
penggunaan lahan tertentu, dipenuhi pepohonan, sehingga
berperan sebagai pembatas atau pemisah;
Hutan kota;
Selain dari ruang terbuka hijau keberadaan ruang terbuka non hijau
juga sangat penting penyediaan ruang terbuka non hijau pada skala
kota/kawasan perkotaan (city wide) dilakukan dengan mempertimbangkan
struktur dan pola ruang. Struktur dan pola suatu kota terbentuk dari adanya
hirarki pusat dan skala pelayanan suatu kegiatan fungsional yang
dihubungkan oleh suatu hirarki jaringan jalan dan infrastruktur utama
(linkage) yang membentuk suatu urban fabric. Yang pada akhirnya
membentuk ruang-ruang aktivitas fungsinal seperti pembuatan lapangan
olahraga yang merupakan suatu bentuk ruang terbuka non hijau sebagai
suatu pelataran dengan fungsi utama tempat dilangsungkannya kegiatan
olahraga. Luas ruang terbuka non hijau pada lingkungan bangunan sarana
olahraga pada suatu wilayah atau kawasan diperhitungkan sebagai berikut:
Tabel Standar Luas Penyediaan Ruang Terbuka (RT) Pada Sarana Olahraga
Jumlah
Penduduk Kebutuhan Luas Standart Luas RT Luas RTH Luas RTNH
No Jenis Sarana
Pendukung Lahan Min (m2) (m2/jiwa) (m2) (m2) (m2)
(Jiwa)
Taman/Tempat (100%-
1 250 250 1000 250 KDH x 250
Bermain (RT) KDH)x250
Taman/Tempat (100%-
2 2500 1250 0,500 1250 KDH x 1250
Bermain (RW) KDH)x1250
Taman dan
(100%-
3 Lapangan Olahraga 30000 9000 0,300 9000 KDH x 9000
KDH)x9000
(Kelurahan)
2. Tahap Konstruksi
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Tenaga kerja konstruksi yang diterima selama kegiatan
pembangunan Pengembangan Kawasan Pemukiman di Kawasan
Perkotaan Bontosunggu ini terdiri dari berbagai jenis
pekerjaan/keterampilan seperti operator, mekanikal, elektrikal,
tenaga administrasi daan sebagainya.
Tenaga kerja ini akan bekerja sesuai dengan jadwal
kegiatan dan kegiatan proyek dengan melakukan identifikasi
kebutuhan tenaga kerja serta membuat kualifikasi yang sesuai
dengan rencana kegiatan proyek. Tenaga kerja yang dilibatkan
pada tahap pelaksanaan konstruksi akan direkrut dari tenaga
kerja lokal atau tenaga kerja pendatang yang berasal dari luar
- Dumtruck
- Molen
- Mesin las
- Brush pig
- Excavator
- tower crane
- concrete pump
- material pipa gas dan oil
- Material untuk sistem kelistrikan dan instrumentasi lainnya,
- Peralatan dan perkakas untuk test, pengujian, inspeksi,
kalibrasi dan sertifikasi, suku cadang.
d. Kegiatan Pembukaan dan Pematangan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan merupakan
kegiatan pembersihan dan pemusnahan berbagai materi dan
tanaman/pepohonan yang ada di permukaan lahan tempat ntuk
lokasi pembangunan fasilitas produksi dan fasilitas penunjang
pengembangan kawasan pemukiman yang akan dibangun.
Termasuk dalam kegiatan pembukaan dan pematangan lahan ini
adalah pengupasan tanah penutup. Kegiatan pengupasan tanah
penutup merupakan kegiatan pembersihan dan pemindahan
tanah permukaan (top soil) untuk mempermudah upaya
pembangunan berbagai fasilitas sarana dan prasarana dalam
pengembangan kawasan pemukiman.
Pematangan lahan dilakukan dalam kaitan menaikan level
muka tanah. Proses pematangan lahan pada hakekatnya adalah
proses pemadatan. Prinsip pemadatan adalah tanah yang tidak
padat menjadi padat. Alat yang digunakan untuk pemadatan
antara lain roller whell atau drum whell. Alat tersebut dijalankan
pada tanah dalam beberapa lintasan. Peralatan tersebut
3. Tahap Operasional
a. Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama operasional
pembangunan Pengembangan Kawasan Pemukiman di Kawasan
Perkotaan Bontosunggu akan disesuaikan dengan kebutuhan
operasional yang direncanakan. Adapun jenis tenaga kerja yang
diperlukan antara lain adalah tenaga administrasi, tenaga
operator dan tenaga security.
Tabel 2.4 Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional
b. Kegiatan Pemeliharaan