Anda di halaman 1dari 32

Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Kondisi Fisik dan Administratif


2.1.1 Geografis
1. Letak Geografis
Kabupaten Barito Utara adalah salah satu kabupaten
di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada di tengah-
tengah pulau Kalimantan dan terletak di daerah
khatulistiwa yaitu pada posisi 1140 20'3,32'' 115050'47''
Bujur Timur dan 0049'00'' Lintang Utara 10 27'00'' Lintang
Selatan, dengan batas-batas :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Murung
Raya dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito
Selatan dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan
Selatan,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai
Barat Provinsi Kalimantan Timur.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas
dan Kabupaten Murung Raya.

2. Topografis
Topografi dan morfologi daerah Kabupaten Barito
Utara terdiri dari sebelah Selatan ke Timur merupakan
dataran agak rendah sedangkan ke arah Utara dengan
bentuk daerah lipatan, patahan yang dijajari oleh
pegunungan Muller/Schwaner. Bagian wilayah dengan
kelerengan 0-2% terletak dibagian selatan tepi sungai Barito
yaitu kecamatan Montallat dan Teweh Tengah seluas 165
km2 (29,2%). Bagian wilayah dengan kemiringan 2-15%
tersebar di semua kecamatan seluas 4.785 km2 (21,5%).

Bab 2| 15
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Kemiringan 15-40% tersebar di semua kecamatan seluas


4.275 km2 (51,5%) dan bagian wilayah dengan kemiringan
di atas 40% seluas 2.075 km2 (25%).

2.1.2 Kondisi Fisik


1. Hidrologi
Sungai utama yang ada di Kabupaten Barito Utara
adalah Sungai Barito. Sungai Barito mengalir dari daerah
hulu di Kabupaten Murung Raya melewati Kabupaten Barito
Utara, Kabupaten Barito Selatan, hingga ke Kabupaten
Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai ini
tercatat mempunyai panjang lebih kurang 900 km (dapat
dilayari 780 Km), lebar rata-rata 650 meter dengan
kedalaman 8 meter dan bermuara ke Laut Jawa. Selain itu
sungai yang cukup berperan dalam sistem hidrologi di
Kabupaten Barito Utara adalah sungai Montallat, Sungai
Teweh dan sungai Lahei yang merupakan anak sungai
Barito.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Barito Utara
Panjang Debit (M3/dt)
No Nama DAS Pemanfaatan
(km) Maks Min
Transportasi
1 Barito 60 12,250 4,760
Perikanan
Transoprtasi
2 Benangin 70 14,465 5,760

Transoprtasi
3 Lahei 65 2,213 1,000
Perikanan
Irigasi
4 Montallat 20 6,720 2,284
Pertanian
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan BPS Kab.Barito Utara

Kondisi hidrogeologi yang digambarkan melalui dugaan


ketersediaan air tanah dan produktivitas akifernya.

Kondisi hidrogeologi sebagian besar wilayah Kabupaten


Barito Utara terdiri dari :

Bab 2| 16
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

a) Akifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir (aquifers


in which flow is intergranular)

Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive,


productive aquifers)

Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang.


Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat
permukaan sampai 5 m dari muka air tanah
setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 50
ltr/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 10
ltr/detik.

Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas


(extensive, mode-rately productive aquifers)

Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang


sampai rendah. Kedudukan muka air tanah bebas
umumnya dekat permukaan sampai 14 meter dari
muka tanah setempat. Debit mata air umumnya
kurang dari 25 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan
mencapai 5 ltr/detik.

Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally,


moderately productive aquifers)

Akifer terutama pasir lempungan, tidak menerus,


tipis dengan keterusan rendah. Kedudukan muka air
tanah bebas umumnya dekat permukaan, kurang dari
10 meter dari muka tanah setempat. Debit mata air
umumnya kurang dari 10 ltr/detik. Debit sumur
diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.

b) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar


Butir (aquifers in which flow is both through fissures and
interstices)

Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive,


productive aquifers)
Bab 2| 17
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Akifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman


muka air tanah beragam. Debit mata air umumnya
kurang dari 200 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan
mencapai lebih dari 5 ltr/detik.

Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas


(extensive, moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam,
kedalaman muka air tanah bebas umumnya dalam.
Debit mata air umumnya kurang dari 100 ltr/detik.
Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.

Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally,


moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam,
kedudukan muka air tanah bebasnya, dalam. Debit
mata air umumnya kurang dari 50 ltr/detik.

c) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan


Saluran (aquifers in which flow is through fissures,
fractures and channels).
Akifer produktif tinggi sampai sedang (highly to
moderately productive aquifers)
Aliran air tanah terbatas pada zona celahan,
rekahan dan saluran pelarutan. Debit sumur dan
mata air beragam dalam kisaran yang besar, debit
mata air kurang dari 1 sampai 400 ltr/detik.

d) Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah


Air Tanah Langka (aquifers fissured or porous of poor
productivity and regions without exploitable groundwater)
Akifer dengan produktivitas kecil, setempat, berarti
(poorly productive aquifers of local importance)
Setempat, pada zona pelapukan, air tanah
dangkal dalam jumlah terbatas masih dapat diperoleh.

Bab 2| 18
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Kedalaman muka air tanah bebas dekat permukaan


sampai 11 meter dari muka tanah setempat.
Pemunculan mata air pada zona rekahan kurang dari
2 ltr/detik.
Daerah air tanah langka (regions without axploitable
groundwater)
Kondisi geohidrologi daerah Barito Utara
mayoritas adalah daerah perbukitan dan sebagian
berupa daerah rawa, sedimen dll. Catchment area
mengalir dari Utara ke Selatan. Air berasal dari
Pegunungan Mueller Schwanner.

Daerah Barito Utara yang berada pada daerah


pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian
daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan
beku asam, dengan produlktivitas yang sedang
sampai rendah. Daerah yang terdiri dari dataran
rendah sampai aluvial sungai, umumnya berada pada
daerah konglomerat/breksi dan batuan berporous.

Bab 2| 19
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Gambar 2.1
Peta RTRW Kabupaten Barito Utara
Bab 2| 20
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2. Geologi
Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka jenis
tanah yang terdapat di Kabupaten Barito Utara yaitu Aluvial
terdapat dialiran sungai, regosol terdapat menyebar di
bagian selatan wilayah kabupaten Barito Utara, podsolik
merah kuning dengan induk batu-batuan dan batuan beku
terdapat di wilayah perbukitan, kambisol dan okisol (laterit)
terdapat di wilayah bagian atas dan paling luas, keadaan
3. Klimatologi
Keadaan klimatologi di Kabupaten Barito Utara pada
saat ini, bagian timurnya termasuk daerah beriklim tropis
yang lembab dan panas. Sesuai pengamatan Station
Meteorologi Beringin Muara Teweh, keadaan temperatur
udara rata-rata maximum lebih kurang 32,30 C dan
minimum kurang lebih 22,70 C dengan kelembaban nisbi
rata-rata 86%. Berdasarkan data dari Stasiun Beringin
Muara Teweh tahun 2003-2010, curah hujan terendah
terjadi pada bulan Juni hingga September setiap tahunnya.
Pada bulan-bulan ini curah hujan hanya berkisar antara
154 162 mm dan hari hujan hanya berkisar antara 11 15
hari. Sedangkan untuk bulan Oktober hingga Desember
curah hujan mencapai antara 244 449 mm, dengan hari
hujan diatas 20 hari per bulannya. Curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember setiap tahunnya.
Tabel : 2.2 :
Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Kabupaten Barito Utara
Stasiun
Curah Hujan dan Hari
No. Bulan Muara
Hujan Montallat
Teweh
Curah Hujan (mm) 493 830
1. Januari
Hari Hujan 12 17
Curah Hujan (mm) 413 424
2. Februari
Hari Hujan 10 13
Curah Hujan (mm) 383 1.118
3. Maret
Hari Hujan 10 19

Bab 2| 24
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Curah Hujan (mm) 434 750


4. April
Hari Hujan 8 19
Curah Hujan (mm) 250 321
5. Mei
Hari Hujan 7 13
Curah Hujan (mm) 394 316
6. Juni
Hari Hujan 9 8
Curah Hujan (mm) 330 238
7. Juli
Hari Hujan 1 11
Curah Hujan (mm) 291 408
8. Agustus
Hari Hujan 8 11
Curah Hujan (mm) 15.6 768
9. September
Hari Hujan 6 18
Curah Hujan (mm) 524 209
10. Oktober
Hari Hujan 17 10
Curah Hujan (mm) 264.8 126
11. November
Hari Hujan 7 4
Curah Hujan (mm) 115 500,2
12 Desember
Hari Hujan 3 17
Curah Hujan (mm) 302 501
Rata-Rata
Hari Hujan 8,2 13,3
Sumber : BLH Kabupaten Barito Utara 2012

2.1.3. Administratif
Kabupaten Barito Utara adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada
di tengah-tengah pulau Kalimantan dan terletak di
daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 1140 20'3,32''
115050'47'' Bujur Timur dan 0049'00'' Lintang Utara 10
27'00'' Lintang Selatan, dengan batas-batas :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Murung Raya dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi
Kalimantan Timur.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Barito Selatan dan Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan, Sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur.

Bab 2| 25
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas


dan Kabupaten Murung Raya.
4. Wilayah menurut kecamatan.

Tabel : 2.3
Nama, luas wilayah per-Kecamatan

% terhadap luas
No. Kecamatan Luas (km2)
Kabupaten
1 Montallat 553,00 6,66
2 Gunung Timang 890,00 10,72
3 Gunung Purei 1.468,00 17,69
4 Teweh Timur 494,84 5,96
5 Teweh Tengah 634,14 7,64
6 Lahei 1.655,00 19,94
7 Teweh Baru 861,38 10,38
8 Teweh Selatan 485,64 5,85
9 Lahei Barat 1.258,00 15,16
Total Luas Wilayah 8.300,00 100
Sumber : BPS Barito Utara, 2010 dalam Studi Pemekaran Kecamatan di
Kabupaten Barut

Tabel 2.4
Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan

Jarak Ibukota Kabupaten


No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan
ke Ibukota Kecamatan
1 Montallat Tumpung Laung II 55
2 Gunung Timang Kandui 54
3 Gunung Purei Lampeong 65
4 Teweh Timur Benangin 53
5 Teweh Tengah Muara Teweh 0
6 Lahei Lahei II 28
7 Teweh Baru Hajak 25
8 Teweh Selatan Trahean 25
9 Lahei Barat Benao Hilir 35
Sumber : BPS Kabupaten Barito Utara tahun 2012

Bab 2| 26
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Gambar 2.2
Peta Administratif Desa se-Kabupaten Barito Utara

Bab 2| 27
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2.2. Demografi
2.2.1 Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Barito Utara Tahun 2012
(per 31 Desember 2012) adalah 178.789 jiwa berdasarkan
registrasi penduduk per 25 September 2012 oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil. Berdasarkan sensus
penduduk oleh BPS jumlah penduduk di Barito Utara pada
tahun 2010 adalah 121.573 jiwa, tahun 2011 berjumlah
123.602 jiwa dan tahun 2012 berjumlah 123.781 jiwa dengan
rasio jenis kelamin (sex ratio) 108 dan kepadatan penduduk
rata-rata 15 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan terpadat
penduduknya adalah Kecamatan Teweh Tengah sedangkan
yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan Gunung Purei.
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk
Kalimantan Tengah, maka persentase jumlah penduduk
Kabupaten Barito Utara berkisar antara 17,2% - 18,84%, atau
rata-rata 18,10% dari penduduk Kalimantan Tengah. Selama
kurun waktu tahun 2003-2010 pertumbuhan penduduk
Kabupaten Barito Utara terus meningkat dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata mencapai 1,19% setiap tahunnya.
Tabel.2.5
Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk
berdasarkan jenis Kelamin Kab. Barito Utara Tahun 20032012.

Jenis Kelamin Pertumbuhan


Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan (%)
2003 56.823 54.159 110.982 0,32
2004 56.798 53.349 110.147 -0,75
2005 57.396 53.938 111.335 1,08
2006 58.016 54.521 112.537 1,08
2007 58.643 55.110 113.753 1,08
2008 61.356 60.433 121.789 7,06
2009 61.851 60.925 122.776 0,08
2010 63.106 58.467 121.573 -0,97
2011 64.160 59.442 123.602 2,06
2012 64.249 59.532 123.781 0,01
Sumber : BPS Barito Utara, 2012.

Bab 2| 28
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2.2.2 Sex Rasio Penduduk


Data Sex Ratio berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan
laki-laki dan perempuan secara adil. Hasil Sensus Penduduk
tahun 2010 menunjukkan bahwa sex ratio penduduk
Kabupaten Barito Utara adalah sebesar 108, yang artinya
adalah penduduk laki-laki di kabupaten ini 8% lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuannya. Data pada
tabel 2.4 berikut ini memperlihatkan kondisi tersebut.

Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin
dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010
(Hasil Sensus Penduduk oleh BPS Kabupaten Barito Utara)
T
Kelompok Laki-laki Perempuan Jumlah RasioJenis
a Umur Male Female Total Kelamin
h
Age Group Sex Ratio
u (1) (2) (3) (4) (5)
n0 4 6,390 6,094 12,484 105
59 7,203 6,663 13,866 108
210 14 6,343 6,061 12,404 105
015 19 5,417 5,199 10,616 104
120 24 5,034 5,105 10,139 99
0
25 29 5,963 5,931 11,894 101
)
30 34 5,837 5,241 11,078 111
.
35 39 5,369 4,970 10,339 108
40 44 4,663 3,985 8,648 117
45 49 3,595 3,115 6,710 115
50 54 2,732 2,024 4,756 135
55 59 1,647 1,296 2,943 127
60 64 1,202 1,052 2,254 114
65 69 757 743 1,500 102
70 74 481 459 940 105
75 + 473 529 1,002 89
Jumlah/ 63,106 58,467 121,573 108
Total

Sumber: Barito Utara dalam angka, BPS Barito Utara, 2011.

Bab 2| 29
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.7
Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 s/d 2018

Proyeksi Tahunan
Rata-rata
Uraian
pertumbuhan 2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan 13% 756,866,714,472.73 855,259,387,354.19 966,443,107,710.23 1,092,080,711,712.56 1,234,051,204,235.19
1. Pendapatan Asli Daerah 13% 35,000,000,000.00 39,550,000,000.00 44,691,500,000.00 50,501,395,000.00 57,066,576,350.00
2. Pendapatan Transfer 13% 680,045,062,894.00 768,450,921,070.22 868,349,540,809.35 981,234,981,114.56 1,108,795,528,659.46
3. Lain-lain Pendapatan yang
sah 13% 41.821.651.578,73 47,258,466,283.96 53,402,066,900.88 60,344,335,597.99 68,189,099,225.73
Dikurangi :
Belanja 13% 789,496,519,658.00 882,700,899,529.00 987,078,832,014.78 1,103,988,577,278.40 1,234,955,539,136.47
1. Belanja Tidak Langsung 10.49% 375,723,434,774.00 415,137,313,610.08 458,731,979,926.40 506,956,634,418.54 560,309,443,704.82
a. Belanja Pegawai 10% 314,338,922,818.00 345,772,815,099.80 380,350,096,609.78 418,385,106,270.76 460,223,616,897.83
b. Belanja Non Pegawai 13% 61,384,511,956.00 69,364,498,510.28 78,381,883,316.62 88,571,528,147.78 100,085,826,806.99
2. Belanja Langsung 13% 413,773,084,884.00 467,563,585,918.92 528,346,852,088.38 597,031,942,859.87 674,646,095,431.65
a. Belanja Pegawai 13% 35,313,261,614.00 39,903,985,623.82 45,091,503,754.92 50,953,399,243.06 57,577,341,144.65
b. Belanja Barang dan
Jasa 13% 158,656,465,353.30 179,281,805,849.23 202,588,440,609.63 228,924,937,888.88 258,685,179,814.44
c. Belanja Modal 13% 219,803,357,916.70 248,377,794,445.87 280,666,907,723.83 317,153,605,727.93 358,383,574,472.56
Surplus (defisit) (32,629,805,185.27) (27,441,512,174.82) (20,635,724,304.55) (11,907,865,565.85) (904,334,901.28)

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Barito Utara

Bab 2| 30
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Tabel 2.8.
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2009 s/d 2012
Kabupaten Barito Utara
2009 2010 2011 2012 Rata-rata
Uraian Pertumbuhan
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (%)

PENDAPATAN ASLI DAERAH 20.500.838.053,03 20.872.844.369,58 19.955.692.040,63 28.659.428.341,88 13,68


1. Pendapatan Pajak Daerah 1.334.099.791,00 1.302.707.754,00 2.584.709.208,00 3.185.381.518,00 39,77
2. Pendapatan Retribusi Daerah 6.182.803.821,00 8.999.185.259,60 8.346.310.919,03 13.399.928.898,00 32,95
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan 2.687.299.022,53 2.198.092.868,55 2.824.037.213,96 3.371.549.337,88 9,89
Daerah Yg Dipisahkan
4. Lain-Lain Pendapatan Asli 10.296.635.418,50 8.372.858.487,43 6.200.634.699,64 8.702.568.588,00 (1,43)
Daerah Yang Sah

PENDAPATAN TRANSFER 426.545.211.564,00 480.584.564.587,00 568.791.443.544,00 618.556.412.139,74 13,26


1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana 415.091.679.324,00 454.863.777.288,00 502.906.987.366,00 567.580.548.870,00 11,00
Perimbangan
2. Transfer Pemerintah Pusat- 0,00 9.682.000.000,00 48.353.868.800,00 25.818.023.000,00 117,60
lainnya
3. Transfer Pemerintah Provinsi 11.453.532.240,00 16.038.787.299,00 17.530.587.378,00 25.157.840.269,74 30,95

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG 5.708.125.000,00 - 3.564.396.260,00 5.118.820.815,30 (18,80)


SAH
6. Pendapatan Lainnya 5.708.125.000,00 - 3.564.396.260,00 5.118.820.815,30 (18,80)

PENDAPATAN DAERAH 452.754.174.617,03 501.457.408.956,58 592.311.531.844,63 652.334.661.296,92 13,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Barito Utara

Bab 2| 31
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Tabel 2.9.
Perkembangan PDRB berdasarkan ADHB dan ADHK
Kabupaten Barito Utara Tahun 2007 2012 (dalam juta)

TAHUN PDRB Atas Dasar ADHB PDRB Atas Dasar ADHK


2007 1.683.217,82 905.839,30
2008 1.872.061,83 955.948,23
2009 2.089.456,32 1.009.240,07
2010 2.354.223,09 1.067.822,63
2011*) 2.697.983,82 1.135.589,74
2012**) 2.980.624,90 1.207.893,00
Sumber: BPS Kab. Barito Utara, Juni 2011

Tabel 2.10.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar ADHBDan ADHK
Kabupaten Barito Utara Tahun 2007 - 2012 (Tahun 2000 = 100 )

TAHUN PDRB Atas Dasar ADHB PDRB Atas Dasar ADHK


2007 12,43 4,15
2008 11,22 5,53
2009 11,61 5,57
2010 12,67 5,80
2011*) 14,60 6,35
2012**) 10,48 6,37
Sumber: BPS Kab. Barito Utara, Juni 2011
Keterangan : *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara

Bab 2| 32
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2.4.Tata Ruang Wilayah


2.4.1. Arah Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Barito
Utara
Penataan ruang Kabupaten bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang
berkeseimbangan lingkungan, berbasis pengembangan
pertanian, agroindustri, pertambangan dan pariwisata.
Kebijakan penataan ruang kabupaten sebagaimana
dimaksud meliputi:
a. pengaturan keseimbangan pemanfaatan ruang
budidaya dan non budidaya secara berkelanjutan;
b. pengembangan prasarana wilayah dalam rangka
mendukung pemerataan pembangunan dan
keseimbangan perkembangan wilayah;
c. pengembangan sektor pertanian dengan pola
intensifikasi dan ekstentifikasi dengan berorientasi
pada keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
d. pengembangan industri pengolahan hasil kegiatan agro
dengan memanfaatkan komoditas unggulan wilayah
(agroindustri);
e. pengembangan sektor pertambangan dengan prinsif
pengelolaan berkelanjutan; dan
f. pengembangan sektor pariwisata dengan
memanfaatkan potensi unggulan wisata daerah.
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas :
a. pusat-pusat kegiatan;

b. sistem jaringan prasarana utama; dan

c. sistem jaringan prasarana lainnya.

Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Barito Utara


sebagaimana dimaksud terdiri atas :

a. pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

Bab 2| 33
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

b. pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp);

c. pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan

d. pusat Pelayanan Lokal (PPL).

Pusat-pusat Kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut:

(1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a, yaitu Kota Muara Teweh yang
merupakan Ibukota Kabupaten.

(2) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu Kota Kandui
yang merupakan Ibukota Kecamatan Gunung Timang.

(3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:

a. kota Benangin di Kecamatan Teweh Timur;

b. kota Lampeong di Kecamatan Gunung Purei;

c. kota Muara Lahei di Kecamatan Lahei; dan

d. kota Tumpung Laung di Kecamatan Montallat.;

e. kota Hajak di Kecamatan Teweh Baru;

f. kota Trahean di Kecamatan Teweh Selatan; dan

g. kota Benao Hilir di Kecamatan Lahei Barat.

(4) Pusat Pelayanan Lokal (PPL) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:

a. desa Trans 52 di Kecamatan Teweh Tengah;

b. desa Sikui di Kecamatan Teweh Baru; dan

c. desa Karendan di Kecamatan Lahei.

2.4.2. Identifikasi Wilayah Jaringan Air dan Sanitasi


2.4.2.1. Sistem Jaringa air
Sistem jaringan sumberdaya air berbasis wilayah sungai
yang berada di Kabupaten terdiri atas :

Bab 2| 34
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

a. wilayah sungai (WS);


b. jaringan irigasi; dan
c. jaringan air baku untuk air minum.
Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terdiri atas aspek
konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air
dan pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated)
dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan
sumberdaya air Wilayah Sungai Barito.
(1) Wilayah sungai adalah Wilayah Sungai yang berada di
Kabupaten Barito Utara, lintas kabupaten dan lintas
provinsi.
(2) Wilayah Sungai lintas kabupaten dan lintas provinsi adalas
DAS Barito, sedangkan yang berada di wilayah Kabupaten
Barito Utara adalah Sub DAS Lahei, Sub DAS Teweh, Sub
DAS Pendreh, Sub DAS Lemo dan Sub DAS Montallat.
(3) Jaringan irigasi terdiri atas :
a. daerah Irigasi (DI) Kabupaten mencakup DI Trinsing, DI
Trahean, DI Montalat, DI Majangkan, DI Baliti, DI
Walur, DI Bawang, DI Malungai, DI Mantiong, DI Inu
dan DI Jamud;
b. rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jaringan
irigasi yang ada;
c. pengembangan Daerah Irigasi pada seluruh daerah
potensial yang memiliki lahan pertanian yang ditujukan
untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan
lahan pertanian berkelanjutan; dan
d. membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan
setengah teknis menjadi kegiatan budidaya lokal
lainnya.
Jaringan air baku untuk air minum terdiri atas:

Bab 2| 35
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

a. rencana pengembangan sumber air baku, terdiri atas :


1. Sungai Barito;
2. Bendungan Trahean; dan
3. Air Tanah
Rencana pengembangan jaringan sumber air baku
mengutamakan air permukaan dengan prinsip
keterpaduan air tanah. SPAM di Kabupaten Barito
Utara dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya
air untuk menjamin ketersediaan air baku. Prasarana
jaringan air minum terdiri atas intake air baku, jaringan
perpipaan air baku dan instalasi pengelolaan air minum
yang dikembangkan pada lokasi air baku potensial
serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan
dan pembangunan rehabilitasi serta operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air
baku untuk air minum.

2.4.2.1. Sistem Sanitasi dan Prasarana lingkungan


Sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri atas :
a. sistem penyediaan air minum;
b. sistem pengelolaan persampahan; dan
c. sistem pengelolaan air limbah;

Sistem penyediaan air minum sebagaimana


dimaksud terdiri atas pengembangan kapasitas
instalasi pengolahan hingga kebutuhan sebesar
42.281.802 liter/hari atau 489 liter/detik dapat
terpenuhi.

Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas :


a. memperbaiki sistem pengelolaan sampah dengan
skala terpadu pada tiap kawasan;

Bab 2| 36
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

b. pengolahan sampah pada sumbernya (skala


individu); dan
c. pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
(TPA) di daerah perbatasan Kecamatan Teweh
Tengah dan Kecamatan Lahei dengan
menggunakan sistem sanitary landfill.

Sistem pengelolaan air limbah menggunakan


sistem setempat (on-site sanitation), yaitu sistem
pengolahan secara sistem setempat yang diterapkan
dengan menggunakan cubluk individu, cubluk
komunal dan tangki septik yang dilengkapi bidang
resapan dan sistem pengelolaan air limbah domestik
yang bukan tinja.
2.4.3. Skenario Pengembangan Wilayah kabupaten Barito Utara
berdasarkan rencana penataan tata ruang (RTRW)
Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan wilayah
Kabupaten Barito Utara adalah ; Mewujudkan tata ruang
wilayah Kabupaten Barito Utara dalam rangka memenuhi
kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang
dengan senantiasa memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan bersinergi dengan
kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan dalam penyusunan program pembangunan
untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat".
Sedangkan sasaran yang diharapkan dari pengembangan
wilayah Kabupaten Barito Utara adalah :
a) Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah
Kabupaten Barito Utara, baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat;
b) Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan Lindung
dan pemanfaatan Kawasan Budidaya ;

Bab 2| 37
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program


pembangunan di wilayah Kabupaten Barito Utara;
d) Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha
untuk menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten
Barito Utara dalam berbagai sektor pembangunan;

Tabel 2.11.
Peruntukan Ruang Barito Utara Berdasarkan Draft RTRW
Kabupaten Barito Utara Tahun 2011-2031.

No. Peruntukan ruang Luas (Ha) % Keterangan

I KAWASAN LINDUNG
1 Daerah Sempadan 20.236,84 1,98
(DS)
2 Cagar Alam (CA) 5.927,76 0,58 Sesuai SK.
Menhutbun No.
85/Kpts-II/1999 tgl.
25-02-1999
3 Hutan Lindung (HL) 39.039,92 3,81
Sub Jumlah I 65.204 6,37
II KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN
1 Hutan Produksi 271.670,38 26,53
Terbatas (HPT)
2 Hutan Produksi (HP) 308.874,57 30,16
3 Hutan Produksi 236.156,05 23,06
dapat dikonversi
(HPT)
Sub Jumlah II 816.701 79,76
III KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN
1 Pertanian Tanaman 4.197,53 0,41
Pangan
2 Cadangan Lahan 21,400 2,09
Pertanian
3 Perkebunan dan 26.109,14 2,55
Holtikultura
4 Permukiman 4.256,43 0,42
Perkotaan
5 Permukiman 20.944,90 2,05
Pedesaan
6 Areal Transmigrasi 11.374 1,11
7 Pertambangan Migas 2.635,93 0,26

Bab 2| 38
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

8
Pertambangan 20.684 2,02
Batubara Exploitasi
9 Pertambangan 19.600,22 1,91
Batubara Explorasi
10 Pertambangan 89,73 0,01
Rakyat
11 Kawasan Industri 162,14 0,02
12 Peruntukan 203,40 0,03
Pariwisata
13 Kawasan Budidaya 10.400,08 1,02
Lainnya
Sub Jumlah III 142.058,43 13,87
TOTAL 1.023.963,9 100
PURUNTUKAN 5
RUANG I + II + III
KEGIATAN DILUAR KEHUTANAN YANG MASUK KAW. HUTAN
IV
(HOLDING ZONE)
1 Pertanian Tanaman 806,90 0,08 Holding Zone
Pangan
2 Cadangan Lahan 2.628,19 0,26 Holding Zone
Pertanian
3 Kawasan 91.485 8,93 Holding Zone
Perkebunan
Holtikultura
4 Permukiman 2.256,23 0,22 Holding Zone
Perkotaan
5 Permukiman 14.053,45 1,37 Holding Zone
Perdesaan
6 Areal Transmigrasi 20.383,01 1,99 Holding Zone
7 Pertambangan Migas 14.118,92 1,38 Holding Zone
8 Pertambangan 249.213,73 24,34 Holding Zone
Batubara Exploitasi
9 Pertambangan 415.405,33 40,57 Holding Zone
Batubara Explorasi
10 Wilayah 224,37 0,02 Holding Zone
Pertambangan
Rakyat
11 Kawasan Industri 806,90 0,08 Holding Zone
12 Kawasan Pariwisata 1.834,94 0,18 Holding Zone
TOTAL HOLDING ZONE 813.217 79,42
Sumber : - SK 529/Menhut-II/2012, tgl.25 September 2013
- Hasil Analisis RTRW Kabupaten Barito Utara, 2013
- Hasil Rapat BKPRD, tgl.28 Oktober 2013

Bab 2| 39
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2.5. Sosial dan Budaya


a. Kependudukan
Pada pelaksanaan pembangunan, penduduk
merupakan faktor yang sangat dominan, karena tidak saja
berperan sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga
sebagai sasaran pembangunan. Dengan kata lain bahwa
sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi sangat
dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pembangunan.
Oleh karena itu pembangunan sumberdaya manusia
menjadi suatu keharusan dalam pelaksanaan pembangunan
yang berkesinambungan di Kabupaten Barito Utara. Sebagai
input dalam setiap penyusunan rencana pembangunan,
maka pengetahuan tentang data kondisi kependudukan
eksisting di wilayah rencana sangat dibutuhkan.
BPS Kabupaten Barito Utara mencatat bahwa rata-
rata laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Barito Utara
per tahun selama 8 (delapan) tahun terakhir yakni dari
tahun 2003 sampai dengan tahun 2010 sebesar 1,19%.
Pertumbuhan penduduk ini apabila dibandingkan dengan
Kalimantan Tengah cukup rendah karena dalam periode
tahun 2000-2010 untuk seluruh Kalimantan Tengah laju
pertumbuhan penduduk adalah mencapai 2,01%. Dengan
pertumbuhan demikian sangat mungkin akan
mempengaruhi perkembangan perekonomian.
b. Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan dan Ketenagakerjaan.
Pada bagian ini kita akan melihat perkembangan
pembangunan bidang kesejahteraan masyarakat Barito
Utara yang meliputi penanggulangan kemiskinan,
kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan yang
penyajiannya bersama-sama dengan kabupaten lainnya di
Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga kita mengetahui

Bab 2| 40
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

bagaimana posisi Kabupaten Barito Utara dibandingkan


dengan Kabupaten lainnya. Data tersebut adalah bersumber
dari publikasi yang dikeluarkan oleh Tim Nasional
Penanggulangan Kemiskinan (TNPK) yang meliputi:
1. Jumlah penduduk miskin
2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari
Usia Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata
Lama Sekolah, dan Pengeluaran Riil Perkapita.
3. Bidang kesehatan yang terdiri dari Angka Kematian Bayi
per 1000 kelahiran, Jumlah kelahiran yang ditolong oleh
tenaga medis, Penduduk dengan keluhan kesehatan,
angka morbiditas, rata-rata lama sakit dan penduduk
yang melakukan pengobatan.
4. Bidang Pendidikan yang terdiri dari Angka Partisipasi
pendidikan (APP) dan Angka Putus Sekolah usia 7-15
tahun, dan;
5. Bidang ketenagakerjaan yang terdiri dari Angka
Partisipasi Angkatan Kerja, Pengangguran Terbuka dan
Pekerja di Sektor Informal.
Grafik 2.1
Profil Penduduk Miskin di Kalimantan Tengah periode Maret
2007 sampai dengan Maret 2013.

210.300
199.991 Jumlah Pend Miskin
% Pend Miskin
165.854 164.221
150.021 148.047
146.905 141.901 136.953

9.38
8.71
7.02 6.77 6.56 6.64 6.51 6.19 5.93

Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10 Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13

Sumber: BPS Kalimantan Tengah, 2013.

Bab 2| 41
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Persentase kemiskinan Kabupaten Barito Utara


menempati posisi ke delapan dari 14 Kabupaten/Kota se
Kalimantan Tengah dengan besaran 6,33 persen pada tahun
2011 yang mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar
6,10 persen.

Grafik 2.2:
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten/ Kota se Kalimantan
Tengah periode 2011-2012.
12
2011 2012
9.27

8.82

10
8.53

7.92

7.56

7.43
7.26

7.12
6.91

8
6.64
6.56

6.47
6.33

6.30
6.28

6.19
6.19

6.11

6.10

6.10

5.90
5.78

5.64

5.45
5.37

5.25

5.18
6

4.69
4.66

4.24
4

0
Katingan
Kapuas
Barsel

Kobar
Bartim

Lamandau
Seruyan

Gumas
Kotim

Mura
KALTENG

Barut

Sukamara

Pulpis

Palangka
Sumber: BPS Kalimantan Tengah, 2013.

Ditinjau dari sudut pencapaian Indeks Pembangunan


Manusia (IPM) sejak tahun 2008-2012, Kabupaten Barito
Utara mencapai prestasi yang cukup membanggakan pada
tahun 2012 mencapai angka 75,97 berada pada peringkat
kedua untuk tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, di bawah
Kota Palangka Raya yang mencapai 79,30.
Posisi ini berada di atas Kabupaten induk lainnya
seperti Kotawaringin Barat 74,69 dan Kotawaringin Timur
yang mencapai angka 75,14 sedangkan Kabupaten Kapuas
yang hanya meraih Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
74,33. Suatu hal yang patut untuk terus ditingkatkan pada
tahun-tahun berikutnya. Pada Tabel 2.13 disajikan Indeks

Bab 2| 42
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barito Utara dan


Kabupaten Lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Tabel 2.12.
IPM Barito Utara dan Kabupaten Lainnya
di Kalimantan Tengah Tahun 2008 2012.

No Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kotawaringin Barat 72,86 73,3 73,79 74,19 74,69


2 Kotawaringin timur 73,36 73,97 74,34 74,74 75,14
3 Kapuas 72,89 73,22 73,6 74,00 74,33
4 Barito Selatan 72,96 73,29 73,6 74,01 74,34
5 BARITO UTARA 74,57 74,85 75,15 75,50 75,97
6 Sukamara 71,00 71,62 71,98 72,42 72,88
7 Lamandau 71,98 72,08 72,32 72,74 73,13
8 Seruyan 72,00 72,28 72,55 72,93 73,24
9 Katingan 72,06 72,33 72,65 73,32 73,67
10 Pulang Pisau 70,63 71,18 71,53 72,37 72,75
11 Gunung Mas 72,85 73,13 73,43 73,73 74,08
12 Barito Timur 72,17 72,72 73,00 73,33 73,75
13 Murung Raya 72,18 72,46 72,84 73,34 73,70
14 Kota Palangka Raya 77,90 78,02 78,30 78,78 79,30
15 KALTENG 73,88 74,36 74,64 75,06 75,46
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2013.

Adapun komponen yang membentuk Indek


Pembangunan Manusia adalah angka harapan hidup, angka
melek huruf, rata-rata lama sekolah, pengeluaran riil
perkapita.

Tabel 2.13.
Komponen IPM Barito Utara dan Kabupaten Lainnya
di Kalimantan Tengah Tahun 2010

Pengeluara
Angka Rata-rata
Angka n riil per
Kabupaten/ Harapan lama
No. Melek kapita yang IPM
Kota Hidup sekolah
Huruf (%) disesuaikan
(tahun) (tahun)
(000)
1 Kotawaringin 71,47 94,93 7,71 634,83 73,79
Barat

Bab 2| 43
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

2 Kotawaringin 69,56 98,72 8,03 641,69 74,34


Timur
3 Kapuas 70,78 97,19 7,32 634,51 73,60
4 Barito Selatan 68,28 98,97 8,43 636,69 73,60
5 Barito Utara 72,04 98,20 8,38 632,41 75,15
6 Sukamara 67,85 95,57 7,09 641,43 71,98
7 Lamandau 67,21 98,66 7,63 636,44 72,32
8 Seruyan 67,99 99,31 7,76 630,75 72,55
9 Katingan 67,50 99,47 7,99 632,80 72,65
10 Pulang Pisau 67,56 94,32 7,31 639,16 71,53
11 Gunung Mas 67,96 99,60 8,75 631,92 73,43
12 Barito Timur 67,85 97,98 8,54 633,90 73,00
13 Murung Raya 68,11 99,94 7,35 635,61 72,84
14 Palangka Raya 73,39 99,48 10,55 639,04 78,30
15 Kalimantan 71,20 97,78 8,03 636,47 74,64
Tengah
Sumber: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2011 data
aslinyadari BPS Indonesia, 2011.

Dari data pada tabel tersebut diketahui bahwa angka


harapan hidup di Kabupaten Barito Utara mencapai 72,04
tahun, angka melek huruf 98,20%, rata-rata lama sekolah
8,36 tahun dan pengeluaraan riil perkapita mencapai Rp.
632.410,-. Dengan angka-angka tersebut dapat diketahui
pada bidang apa upaya peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) sekaligus upaya penanggulangan kemiskinan
mesti difokuskan.

Pada bidang kesehatan nampaknya Kabupaten Barito


Utara telah cukup berhasil meningkatkan keterjangkauan
pelayan kesehatan dibandingkan dengan Kabupaten lainnya
di Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini terlihat dari angka
kematian bayi yaitu mencapai hanya 22 jiwa dalam 1000
kelahiran, proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga
medis hanya mencapai 56,53%. Sementara itu Kabupaten
lainnya memiliki angka kematian bayi yang masih tinggi
diatas 30 kecuali Kota Palangka Raya yang hanya 18 jiwa

Bab 2| 44
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

per seribu bayi yang dilahirkan. Proporsi kelahiran yang


ditolong oleh tenaga kesehatan juga rendah hanya 56,53%
lebih rendah dibanding Kabupaten Lainnya dan Provinsi
Kalimantan Tengah. Oleh karena itu pembangunan dalam
sektor kesehatan khususnya dalam persalinan harus tetap
menjadi perhatian utama untuk sektor kesehatan.

Tabel 2.14.
Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Barito Utara
dan Kabupaten Lainnya di Kalimantan Tengah tahun 2009

Angka
Penduduk
Kematian Kelahi-ran Penduduk yang
dengan Angka Rata-rata
Kabupaten/ Bayi per ditolong Melakukan
keluhan Morbiditas Lama
Kota 1000 oleh Tenaga Pengobatan Sendiri
kesehatan (%) Sakit (%)
Kelahiran Medis (%) (%)
(%)
hidup (jiwa)
Kotawaringin 24 66,59 30,95 22,41 5,07 81,50
Barat
Kotawaringin 31 59,39 24,24 12,39 4,99 68,80
Timur
Kapuas 26 65,37 21,79 14,48 4,42 76,40
Barito Selatan 35 53,75 34,26 15,73 4,89 79,79
Barito Utara 22 56,53 33,68 24,57 3,87 86,36
Sukamara 37 72,28 26,97 14,91 5,60 77,93
Lamandau 40 60,18 34,42 17,81 4,92 66,12
Seruyan 36 56,49 26,22 21,31 4,03 85,90
Katingan 38 65,46 36,94 21,43 4,38 82,50
Pulang Pisau 38 43,68 32,61 27,58 4,37 87,43
Gunung Mas 37 56,88 29,15 18,42 4,18 80,14
Barito Timur 37 84,76 33,34 13,46 4,77 69,65
Murung Raya 36 24,02 9,18 5,27 3,50 71,40
Kota Palangka 18 96,91 31,37 15,25 3,80 73,78
Raya
Kalimantan 25 63,55 28,05 17,17 4,49 77,86
Tengah
Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2011 data aslinya
dari BPS Indonesia, 2010.

Pada bidang pendidikan Kabupaten Barito Utara


cukup berhasil Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk usia 7
12 tahun dan 13 15 tahun (SD dan SMP sederajat) hanya
1,06% berada lebih rendah dari Provinsi Kalimatan Tengah

Bab 2| 45
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

yang sebesar 1,57%. Secara umum sesuai dengan Tabel 2.16


Angka partisipasi pendidikan di Barito Utara untuk sekolah
dasar dan sekolah menengah atas berada di atas rata-rata
provinsi kecuali angka partisipasi pendidikan disekolah
menengah pertama yang berada dibawah rata rata provinsi.

Tabel 2.15
Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/ Kota
Kalimantan Tengah Tahun 2009.

Angka Partisipasi Pendidikan Angka Putus


Sekolah Sekolah Sekolah
Kabupaten/ Sekolah Dasar Menegah Menengah Atas Penduduk usia
Kota (SD/MI) Pertama (SMA/MA/SMK) 7-15 tahun (%)
(SMP/MTs)
APK APM APK APM APK APM
Kotawaringin 112,23 97,52 76,32 66,10 66,95 45,03 1,76
Barat
Kotawaringin 115,53 97,32 74,39 63,15 61,22 41,15 0,92
Timur
Kapuas 113,27 96,35 75,29 55,06 35,94 27,91 2,58
Barito Selatan 124,13 97,62 63,79 47,70 49,15 39,15 2,93
Barito Utara 124,57 97,75 63,96 46,81 55,54 41,55 1,06
Sukamara 117,48 94,49 69,47 52,61 50,84 37,13 1,46
Lamandau 119,88 97,05 75,98 63,62 57,90 47,65 1,14
Seruyan 113,84 96,90 62,27 54,69 41,90 35,51 0,76
Katingan 107,48 91,26 111,87 76,77 37,37 31,94 1,55
Pulang Pisau 115,77 98,12 74,38 62,63 59,93 44,05 2,68
Gunung Mas 114,59 98,26 87,75 72,36 53,50 42,15 1,15
Barito Timur 110,04 93,68 92,92 73,32 66,51 55,60 1,43
Murung Raya 117,65 99,21 48,90 41,90 25,01 20,17 0,61
Palangka Raya 110,15 89,24 93,82 62,23 82,15 54,00 0,81
Kalimantan 114,77 96,14 77,24 60,59 53,19 39,27 1,57
Tengah
Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2011 data
aslinyadari BPS Indonesia, 2010

Posisi Barito Utara masih cukup baik dimana angka


partisipasi tenaga kerja mencapai 79,31%, pengangguran
terbuka hanya 2,30%, namun yang bekerja di sektor
informal masih cukup tinggi yaitu 73,20%. Hal ini
mengharuskan pemerintah dan masyarakat memperhatikan
dengan seksama pengembangan peluang kerja formal yang

Bab 2| 46
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

diyakini akan lebih bisa memberikan kepastian mengenai


penghasilan dan keberlanjutannya. Berikut dalam tabel 2.17
disajikan ketenagakerjaan Kabupaten Barito Utara dan
Kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah tahun
2010.
Tabel 2.16
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Barito Utara
dan Kabupaten Lainnya di Kalimantan Tengah tahun 2010

Angka
Partisipasi Pengangguran Pekerja di Sektor
Kabupaten/Kota
Angkatan Kerja Terbuka (%) Informal (%)
(%)
Kotawaringin Barat 65,41 4,46 40,79
Kotawaringin Timur 69,12 4,16 51,32
Kapuas 78,14 4,17 75,56
Barito Selatan 67,74 5,51 71,40
Barito Utara 79,31 2,30 73,20
Sukamara 67,67 5,32 48,44
Lamandau 69,60 2,95 62,45
Seruyan 66,80 4,46 45,44
Katingan 59,42 3,34 71,40
Pulang Pisau 68,11 2,11 81,63
Gunung Mas 71,93 4,45 67,50
Barito Timur 79,64 1,35 77,97
Murung Raya 75,51 1,03 81,61
Palangka Raya 62,51 8,48 37,89
Kalimantan Tengah 69,86 4,14 61,63
Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2011 data aslinya
dari BPS Indonesia, 2011 (Hasil Sakernas Agustus 2010)

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah


Kabupaten Barito Utara sebagai Kabupaten Induk
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9)
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);

Bab 2| 47
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Sebagai daerah otonomi maka penetapan Perangkat


Daerah Kabupaten Barito Utara berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 pasal 27 yang menjelaskan
bahwa; penetapan perangkat daerah yang baru dibentuk dan
belum mempunyai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dilakukan dengan keputusan Pejabat Bupati setelah
persetujuan Menteri Dalam Negeri dan Menteri yang
bertanggung jawab Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pada tahun 2012 telah dikeluarkan Peraturan Daerah
(Perda) Kabupaten Barito Utara dimana Perangkat Daerah
Kabupaten Barito Utara terdiri dari:
1. Sekretaris Daerah yang terdiri dari 3 (tiga) asisten dan 10
(sepuluh) Bagian
2. Staf Ahli
3. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
4. Dinas-Dinas
Dinas Pendidikan
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Dinas Koperasi dan UKM
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata
5. Lembaga Teknis Daerah
Inspektorat
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Bab 2| 48
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Badan Kepegawaian Daerah


Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan Lingkungan Hidup
Badan Kesbangpol
Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
Kantor Perpustakaan dan Kearsipan
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Kantor Ketahanan Pangan
Rumah Sakit Umum Daerah
Satuan Polisi Pamong Praja

Bab 2| 49

Anda mungkin juga menyukai