Anda di halaman 1dari 18

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis, Batas dan Luas Daerah Penelitian

Desa pematang panjang merupakan salah satu desa yang terletak di


Kecamatan Seruyan Hilir Timur. Jarak desa Pematang Panjang dengan pusat
pemerintahan Kecamatan Seruyan Hilir Timur sejauh 6 km, sedangkan jarak
Desa Pematang Panjang dengan pusat pemerintahan Kota Kuala Pembuang
sejauh 12 km dan jarak desa Pematang Panjang dengan Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Tengah sejauh 400 km. Desa Pematang Panjang memiliki wilayah
seluas 80.000 Ha yang terdiri dari 4 RW dan 21 RT. Adapun batas-batas Desa
Pematang Panjang dengan wilayah desa lain secara administratif yaitu :
1. Sebelah Utara : Desa Kartika Bhakti
2. Sebelah Timur : Desa Sungai Bakau
3. Sebelah Selatan : Laut Jawa
4. Sebelah Barat : Sungai Seruyan
Kondisi geografisnya terdiri dari sawah, ladang, dan kebun, lahan pertanian
di Desa Pematang Panjang dengan hasil bumi yang terdiri dari padi, buah-
buahan, kelapa, jambu mete, dan peternakan yaitu ternak sapi, ayam kampung,
bebek, kambing dan burung wallet.

4.1.2 Topografi, Keadaan Iklim dan Hidrologi

Wilayah Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur memiliki


topografi yang membujur secara agak horizontal dari utara ke selatan. Wilayah
Desa Pematang Panjang bagian timur meliputi kawasan rawa, sedangkan
wilayah bagian tengah ke barat merupakan daerah yang termasuk dalam
kawasan dari aliran sungai.
Kawasan Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur memliki
karakteristik lahan yang didominasi oleh Hutan Belantara, lahan rawa-rawa,
lahan sungai, danau dan genangan lainnya. Luas wilayah menurut penggunaan
yaitu luas area pemukiman 345 Ha/m²,luas area persawahan 50 Ha/m², luas area
perkebunan 20.000 Ha/m², luas area kuburan 10 Ha/m², luas area pekarangan
1.255 Ha/m², luas area perkantoran 100 Ha/m² dan dengan luas total wilayah
menurut penggunaan adalah 21.730 Ha/m².
Wilayah Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur termasuk
daerah yang beriklim tropis, panas, lembab dan suhu. Musim hujan terjadi dari
bulan Desember sampai dengan bulan April, sedangkan musim kemarau biasa
terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan September.
Hampir seluruh wilayah Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir
Timur dialiri oleh sungai besar dan kecil yang mengalir dari Utara ke selatan
dengan bermuara di Laut Jawa. Dengan hidrologi demikian dapat dikembangkan
untuk berbagai keperluan. Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir
Timur mempunyai potensi yang sangat strategis dalam sector usaha pertanian
karena mempunyai wilayah yang berada di daerah aliran sungai seperti halnya
usaha kerajinan anyaman purun yang sangat berguna dalam meningkatkan
penghasilan masyarakat Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir
Timir.
4.1.3 Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan sejumlah orang yang tertempat tinggal di suatu


wilayah pada waktu tertentu, berdasarkan jenis kelamin, penduduk dibedakan
menjadi laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
dapat menunjukkan beberapa hal antara lain sex ratio, yaitu perbandingan antara
jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan (Mantra, 2012).

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pematang Panjang
Kecamatan Seruyan Hilir Timur Tahun 2019
No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Persentase (%)
1. Laki-laki 2,039 52,52
2. Perempuan 1,843 47,47
Jumlah 3,882 100
Sumber:Data DISDUKCAPIL Kabupaten Seruyan Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 Maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di


Desa Peamatang Panjang 3,882 jiwa, yang terdiri dari 2,039 jiwa penduduk laki-
laki dan 1,843 jiwa penduduk perempuan.

4.1.4 Keadaan Penduduk Menurut Umur

Penduduk menurut umur dapat digambarkan menurut jenjang yang


berhubungan dengan kehidupan produktif manusia yaitu 0-14 tahun merupakan
kelompok umur non-produktif, umur 15-64 tahun merupakan kelompok umur
produktif dan penduduk umur 64 tahun keatas adalah kelompok umur sudah
tidak produktif (Mantra, 2012). Keadaan penduduk menurut jenis umur di Desa
Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pematang


Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur Tahun 2019
No Umur Jumlah Persentase (%)
1. 0-4 234 6.03
2. 5-9 392 10.09
3. 10-14 404 10.41
4. 15-19 417 10.74
5. 20-24 331 8.53
6. 25-29 352 9.07
7. 30-34 363 9.35
8. 33-39 333 8.58
9. 40-44 280 7.21
10. 45-49 237 6.10
11. 50-54 175 4.51
12. 55-59 125 3.22
13. 60-64 90 2.32
14. 65-69 60 1.54
15. 70-74 39 1.00
16. >74 50 1.29
Total 3.882 100
Sumber:Data DISDUKCAPIL Kabupaten Seruyan 2020

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa


Pematang Panjang berdasarkan usia terbesar pada usia 15-19 tahun yaitu
sebanyak 417 jiwa atau 10.74%. kelompok usia yang terendah terletak pada
umur 70-74 tahun yang berjumlah 39 jiwa atau 1.00%, rata-rata umur penduduk
di Desa Pematang Panjang yaitu umur 15-19 tahun dapat dikatakan bahwa umur
penduduk tergolong pada umur produktif.
4.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan, dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidup manusia meliputi : tenaga kerja, modal, lahan dan
kewirausahaan. Tenaga kerja adalah sebagian dari keseluruhan penduduk yang
secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa atau sebagian dari
penduduk yang termasuk golongan tingkat usia (10-64) tahun (Ananta, 2013).
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Pematang Panjang
Kecamatan Seruyan Hilir Timur Tahun 2019
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1. Belum/Tidak Bekerja 976 25,14
2. Mengurus Rumah Tangga 817 21,04
3. Pelajar/Mahasiswa 766 19,73
4. Pensiunan 4 0,10
5. Pegawai Negeri 52 1,34
6. Kepolisian RI 2 0,05
7. Perdagangan 3 ,08
8. Petani/Pekebun 665 17,13
9. Peternak 2 0,05
10. Nelayan Perikanan 21 0,54
11. Konstruksi 1 0,02
12. Transportasi 1 0,02
13. Karyawan Swasta 296 7,62
14. Karyawan Honor 33 0,85
15. Buruh Harian Lepas 53 1,36
16. Buruh Tani Perkebunan 89 2,29
17. Buruh Nelayan 3 0,08
18. Pembantu Rumah Tangga 3 0,08
19. Tukang Batu 4 0,10
20. Tukang Kayu 6 0,15
21. Tukang Jahit 1 0,02
22. Mekanik 3 0,08
23. Ustad Mubalig 1 0,02
24. Juru Masak 2 0,05
25. Guru 27 0,69
26. Perawat 2 0,05
27. Sopir 3 0,08
28. Pedagang 16 0,41
29. Perangkat Desa 2 0,05
30. Kepala Desa 2 0,05
31. Wiraswasta 25 0,64
Jumlah 3.882 100
Sumber:Data DISDUKCAPIL Kabupaten Seruyan 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat persentase mata pencaharian


tertinggi penduduk terletak pada kelompok petani yaitu sebesar 665 jiwa dengan
persentase 17,13%. Urutan selanjutnya terletak pada kelompok karyawan swasta
yaitu sebesar 296 jiwa dengan persentase 7,62, buruh tani peekebunan 89 jiwa
dengan persentase 2,29%, pegawai negeri 52 dengan persentase 1,34, buruh
harian lepas 53 dengan persentase 1,36%, karyawan honor 33 dengan
persentase 0,85 dan diurutkan terendah adalah transportasi,konstruksi dan
tukang jahit 1 jiwa dengan persentase 0,02.
IV.1.5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan di


semua faktor, tingginya pendidikan disuatu wilayah mencerminkan seberapa
berkembangnya wilayah tersebut karena biasanya penduduk dengan tingkat
pendidikan tinggi akan lebih mudah dalam memperoleh pekerjaan dengan tingkat
penghasilan (upah/gajih) yang tinggi, sebaliknya penduduk dengan pendidikan
rendah maka akan sulit untuk merekan mendapatkan pekerjaan yang dapat
memberikan penghasilan tinggi. Secara rinci tingkat pendidikan penduduk Desa
Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur dapat dilihat pada tabel 1.16
berikut :

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pematang


Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur Tahun 2019
No Uraian Jumlah Persentase %
1. Tidak Sekolah 953 24,55
2. Belum Tamat SD 955 24,60
3. Tamat SD 1.280 32,97
4. Tamat SMP 338 8,71
5. Tamat SMA 270 6,95
6. Diploma I & II 22 0,57
7. Diploma III 10 0,26
8. Strata I 52 1,34
9. Strata II 2 0,05
10. Strata III 0 0
Jumlah 3.882 100
Sumber:Data DISDUKCAPIL Kabupaten Seruyan 2020

Menurut tingkat pendidikan di Desa Pematang Panjang Kecamatan


Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan pada tahu 2020 yaitu ada 953 orang
penduduk yang tidak sekolah, 955 orang berpendidikan SD, 1,280 orang tamat
SD, 388 orang tamat SMP, 270 orang tamat SMA, 22 orang tamat Diploma I dan
II, 10 orang Diploma III, 52 orang Starat I, 2 orang Strata II, sedangkan untuk
Strata III tidak ada. Dari tabel 1.16 tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan formal penduduk Desa Pematang Panjang tergolong masih rendah.
Tingkat pendidikan formal yang banyak ditempuh oleh penduduk Desa Pematang
Panjang adalah Sekolah Dasar (SD) kebawah yaitu 1.280 orang atau sebesar
32,97%. Selain itu pada tabel juga terlihat urutan kedua terbanyak, yaitu dengan
jumlah 955 orang atau 24,60%, dan untuk penduduk yang tidak sekolah
menduduki urutan ketiga dimana jumlahnya sebanyak 953 orang atau 24,55%.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi
tindakan dan pemikiran seseorang dalam menghadapi permasalahan ekonomi
didalam rumah tangganya. Biasanya orang dengan pendidikan rendah mereka
akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dengan tingkat upah tinggi,
sehingga mereka akan mengerjakan pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan
pendapatan/upah agar dapat membantu perekonomian keluarga. Seperti yang
dilakukan oleh para pengrajin anyaman purun di Desa Pematang Panjang
Kecamatan Seruyan Hilir Timur Kabupaten Seruyan.

4.2 Kerakteristik Responden

Responden sampel dalam penelitian ini adalah pemilik usaha kerajinan


anyaman purun yang mana usaha tersebut merupakan usaha rumahan
(homemade) di Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur
Kabupaten Seruyan. Pada saat penelitian ini responden atau pemilik usaha
kerajinan anyaman purun yang menjadi sampel ini masih aktif dalam
menjalankan pekerjaannya atau usahanya membuat tikar dan tas. Oleh karena
itu responden yang masih aktif inilah yang mampu memberikan jawaban
terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti seputar usaha kerajinan anyaman
purun. Responden untuk usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang
Panjang Kecamatan Seruyan Hilir Timur berjumlah 58 responden berdasarkan
survey yang dilakukan, yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Responden
yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan dan lama usaha.

Identitas Responden Pengrajin Anyaman Purun

Responden yang dilakukan kerajinan anyaman purun adalah responden


yang bertempat tinggal di Desa Pematang Panjang. Kerajinan anyaman purun
merupakan usaha sampingan untuk menambah pendapatan sehari-hari yang
dilakukan ibu rumah tangga di Desa Pematang Panjang. Keadaan penduduk
menurut umur adalah jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu yang dapat
dikelompokkan berdasarkan usia produktif dan non produktif. Berdasarkan hasil
survei terhadap para pengrajin anyaman purun responden di Desa Pematang
Panjang maka umur responden dapat dilihat pada tabel tersebut.
Tabel 4.5 Tingkat Umur Responden Tahun 2021
No Tingkat Umur Jumlah Persentase (%)
1. 35-39 6 10,34
2. 40-44 16 27,59
3. 45-49 17 29,31
4. 50-54 9 15,52
5. 55-59 10 17,24
Jumlah 58 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021

Dari tabel diatas maka dapat dilihat persentase umur responden 35-39
tahun 6 orang dengan persentase 10,34%, umur 40-44 sebanyak 16 orang
dengan persentase 27,59%, umur 45-49 sebanyak 17 orang dengan persentase
29,31%, umur 50-54 sebanyak 9 orang dengan persentase 15,52% dan umur 55-
59 sebanyak 10 orang dengan persentase 17,24. Untuk kelompok yang tertinggi
berada pada kelompok 45-49 tahun yaitu sebanyak 29,31% dan yang terendah
yaitu 35-39 tahun.

Tingkat Pendidikan Formal Responden Pengrajin Anyaman Purun

Tingkat pendidikan responden akan menentukan keberhasilan dan pola


pikir pengrajin dalam menjalankan usahanya, tingkat pendidikan responden
pengrajin anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Responden Pengrajin Anyaman Purun di Desa


Pematang Panjang Tahun 2021
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 15 25,86
2. Tidak Tamat Sekolah SD 9 15,52
3. SD 27 46,55
4. SMP 5 8,62
5. SMA 2 3,45
Jumlah 58 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pengrajin


anyaman purun di Desa Pematang Panjang masih tergolong rendah yaitu
terdapat sebanyak 25,86% atau 15 orang pengrajin anyaman purun responden
yang tidak sekolah sedangkan yang tidak tamat SD sebanyak 15,52% atau 9
orang dan untuk persentase terbesar tingkat pendidikan pengrajin anyaman
purun responden adalah tamat SD yaitu sebesar 46,55% atau sebanyak 27
orang sedangkan yang berpendidikan SMP hanya 8,62% atau 5 orang dan SMA
3,45% atau 2 orang. Rata-rata tingkat pendidikan responden yaitu SD dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden masih tergolong rendah. Tingkat
pendidikan formal yang rendah tidak menuntut kemungkinan tidak rendahnya
tinfkat pengetahuan responden dalam menjalankan usaha kerajinan anyaman
purun di Desa Pematang Panjang. Kondisi tersebut dikarenakan pengrajin sudah
mempelajari menganyam purun menjadi tikar dan tas sejak mereka sebelum
terjun menjadi pengrajin anyaman purun.

Jenis Kelamin Responden Pengrajin Anyaman Purun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis kelamin responden


pengrajin anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden Pengrajin Anyaman Purun di Desa


Pematang Panjang Tahun 2021
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1. Laki-laki 0 0
2. Perempuan 58 100
Jumlah 50 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas industri pengrajin


anyaman purun di Desa Pematang Panjang adalah perempuan yaitu 58 orang
dengan persentase 100%. Keadaan tersebut dikarenakan perempuan memiliki
pean sebagai ibu rumag tangga, secara tidak langsung diajarkan kerajinan
tangan anyaman purun dengan cara turun temurun dan bekerja membantu
kepala rumah tangga untuk memperoleh tambahan pendapatan keluarga.

Jenis Pekerjaan Lain Responden Pengrajin Anyaman Purun

Hasil penelitian menunjukkan responden pengrajin anyaman purun memiliki


pekerjaan lain selain menganyam purun, pekerjaan lain responden anyaman
purun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Jumlah Pekerjaan Lain Responden Pengrajin Anyaman Purun di Desa
Pematang panjang
No Jenis Pekerjaan Lain Jumlah Persentase (%)
1. Petani 32 55,17
2. Sawit Lahan 16 27,59
3. Tidak Bekerja 10 17,24
Jumlah 58 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas pekerjaan lain responden


industri pengrajin anyaman purun di Desa Pematang Panjang adalah petani yaitu
32 orang dengan persentase 55,17%, sawit lahan 16 orang dengan persentase
27,59% dan tidak bekerja 10 orang dengan persentase 17,24%. Keadaan
tersebut dikarenakan sebagian besar kepala rumah tangga di Desa Pematang
Panjang bemata pencaharian sebagai petani. Ibu rumah tangga membantu
kepala rumah tangga yang berperan sebagai petani disaat kegiatan bertani
dimulai dan mengerjakan anyaman purun disaat tidak ada kegiatan bertani dan
lainnya.

4.3 Analisis Faktor Lingkungan Internal Dan Eksternal Usaha Kerajinan


Anyaman Purun di Desa Pematang Panjang

4.3.1 Analisis Lingkungan Internal Usaha Kerajinan Anyaman Purun

Berdasarkan dari hasil wawancara bersama 58 responden Usaha


Kerajinan Anyaman Purun di Desa Pematang Panjang Kecamatan Seruyan Hilir
Timur, tentang Analisis lingkungan internal berupa kekuatan (streghts) dan
kelemahan (weakness) usaha kerajinan anyaman purun. Maka hasil analisis
faktor lingkungan internal usaha dari 58 responden usaha kerajinan anyaman
purun adalah sebagai berikut :
1. Aspek Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:62) dalam bauran pemasaran terdapat


seperangkat alat pemasaran yang dikenal 4P yaitu produk, harga,
tempat/distribusi dan promosi.
a. Produk
Produk tikar dan tas purun yang dijual oleh pengusaha kerajinan anyaman
purun di Desa Pematang Panjang merupakan jenis tikar dan purun, dalam
pelaksanaan produksinya produk yang dihasilkan tidak menggunakan
bahan pewarna. Sehingga kualitas produk sangat baik dan bervariasi,
varian produk yang bermacam-macam tersebut merupakan salah satu
kekuatan dari produk kerajinan anyaman purun. Produk yang sudah cukup
dikenal oleh masyarakat ini merupakan salah satu kekuatan dari kerajinan
anyaman purun yang harus dipertahankan bahkan terus ditingkatkan.
b. Harga
Berdasarkan hasil wawancara dengan masing-masing pemilik usaha
kerajinan anyaman purun mereka menetapkan harga berdasarkan biaya
yang dikeluarkan ketika melakukan produksi dan keuntungan yang mereka
ingin capai, maka pengusaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang
Panjang harga produk tikar dan tas yang mereka akan pasar yaitu tikar
15.000/lembar dan tas 8.000/buah. Jadi secara umum harga produk
kerajinan anyaman purun yang dipasarkan oleh pengusaha kerajinan
anyaman purun di Desa Pematang Panjang tergolong terjangkau, sehingga
konsumen masih mampu untuk membelinya, harga produk yang tergolong
terjangkau ini merupakan salah satu kekuatan Usaha Kerajinan Anyaman
Purun di Desa Pematang Panjang. Adapun tabel produk dan harga produk
Tikar Tas.

No Jenis Produk Harga per Satuan (Rp)


1. Tikar Purun 15.000
2. Tas Purun 8.000
Sumber:Data Primer Tahun 2021
c. Distribusi/tempat
Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang
yang dipasarkannya kepada konsumen, dalam pendistribusian produk
kerajinan anyaman purun secara umum hanya terdapat 1 pola saluran
yaitu dapat dilihat pada gambar 2.3.

Kerajinan Anyaman
Purun Konsumen

Sumber:Data Primer Tahun 2021

Gambar 2.3 Saluran Produk Kerajinan Anyaman Purun


Pada gambar 2.3 merupaka saluran distribusi prodk tikar dan tas oleh
Usaha Kerajinan Anyaman Purun di Desa Pematang Panjang yang mana
saluran distribusi hanya secara sederhana tanpa menggunakan perantara.
Biasanya dalam saluran ini pengusaha kerajinan anyaman purun di Desa
Pematang Panjang langsung menjual dan menawarkan produk mereka
langsung kekonsumen dan terkadang juga komsumen yang datang
langsung ketempat Usaha Kerajinan Anyaman Purun untuk membeli tikar
dan tas.
d. Promosi
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden sejauh ini Usaha
Kerajinan Anyaman Purun di Desa Pematang Panjang hampir sama sekali
tidak melakukan promosi produk mereka untuk kegiatan pemasaran,
seperti memasang iklan dimedia massa ataupun melakukan selebaran
brosur. Hal ini dikarenakan kurangnya minat dari pengusaha pengrajin itu
sendiri untuk melakukan hal tersebut serta kurangnya pengetahuan mereka
tentang cara melakukan promosi. Untuk saat ini informasi pasar yang
dilakukan masih sederhana yaitu hanya mengalir dengan cara word of
mouth saja atau dari mulut kemulut saja, tidak melakukan kegiatan
promosi ini dapat dikatakan sebagai salah satu kelemahan yang dimiliki
oleh Usaha Kerajinan Anyaman Purun di Desa Pematang Panjang.
2. Aspek Sumber Daya Manusia

Salah satu kunci keberhasilan sebuah usaha dalam menjalankan bisnisnya


karena ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, oleh karena
itu pentingnya bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga kerja
sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam
menentukan suatu perkembangan usaha.
Secara umum kerajinan ayaman yang menggunakan bahan-bahan purun
sangat unik dan diminati oleh pasar, keunggulan dari kerajinan anyaman purun
bahan alami dari Indonesia adalah diantaranya bahan baku yang khas, desain
anyaman yang unik dan pola tersendiri.

3. Aspek Keuangan

Untuk mendirikan sebuah usaha diperlukan sejumlah modal yang


digunakan Kerajinan Anyaman Purun berasal dari modal sendiri dan modal
bantuan pemerintah. Modal awal yang digunakan untuk mendirikan usaha
sepenuhnya berasal dari modal sendiri hal ini karena pada saat awal berdirinya
kapasitas produksi pada kerajinan anyaman purun terlalu besar pada sekarang
ini.
Dalam hal keuangan tidak hanya dipandang dari sisi permodalan saja
melainkan juga dari sisi manajemen keuangannya misalnya yaitu melakukan
pembukuan keuangan usaha, tidak adanya pencatatan atau pembukuan secara
rapi dan baik dalam pengelolaan keuangan usahanya merupakan salah satu
kelemahan dari kerajinan anyaman purun. Hal ini dikarenakan tidak adanya
tenaga ahli dalam melakukan pembukuan keuangan tersebut sangat penting
bagi setiap usaha melakukan pembukuan secara rapid an teratur agar posisi
keuangan usaha tersebut dapat terjaga dan terkontrol dengan baik.
4. Aspek Produksi
Usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang dalam
menjalankan usahnya tidak dapat terlepas dari biaya produksi yang
dipergunakan, biaya-biaya produksi yang dikeluarkan pengrajin anyaman purun
di Desa Pematang Panjang tersebut terdiri dari biaya penyusutan alat dan biaya
variabel.
 Biaya Penyusutan Alat
Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi anyaman
purun dapat dilihat pada tabel 4.9 terlihat bahwa biaya produksi tetap
dalam usaha kerajinan anyaman purun adalah drum,kuas, gunting dan
mistar. Data ini merupakan hasil wawancara terhadap 58 responden
pengrajin anyaman purun.
Tabel 4.9 Rata-rata Biaya Penyusutan Alat Dalam Kegiatan Produksi
Anyaman Purun

No Komponen Biaya Penyusutan Persentase (%)


1. Drum 47.500 88,78
2. Kuas 1.000 1,87
3. Gunting 3.000 5,61
4. Mistar 2.000 3,74
Jumlah 53.500 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021
 Biaya Variabel
Berikut ini aalah biaya variabel yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi
anyaman purun terlihat pada tabel 4.10 bahwa biaya variabel dalam
usaha kerajinan anyaman purun adalah biaya untuk membeli purun
sebagai bahan baku, kesumba, pewarna dan lem. Data ini merupakan
hasil wawancara terhadap 58 responden pengrajin anyaman purun.
Tabel 4.10 Biaya Variabel Pengrajin Anyaman Purun

Biaya Tetap (per


No Komponen Persentase (%)
bulan)
1. Purun 100.000 29,15
2. Kesumba 200.000 58,31
3. Pewarna 25.000 7,29
4. Lem 18.000 5,25
Jumlah 343.000 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021
 Biaya Produksi Total
Biaya total yang digunakan oleh pengrajin anyaman purun di Desa
Pematang Panjang yaitu terdiri dari biaya penyusutan dan biaya variabel,
biaya total dalam usaha kerajinan anyaman purun dapat dilihat pada tabel
4.11.
Tabel 4.11 Biaya Produksi Total Pengrajin Anyaman Purun

No Jenis Biaya Jumlah Persentase (%)


1. Biaya Penyusutan 53.500 13,49
2. Biaya Variabel 343.000 86,51
Jumlah 396.500 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021
 Penerimaan
Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah tikar dan tas
dengan jual tikar dan tas yang dilakukan oleh usaha kerajinan anyaman
purun di Desa Pematang Panjang, hasil analisis yang diperoleh dari
penelitian rata-rata penerimaan usaha kerajinan anyaman purun di Desa
Pematang Panjang dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Penerimaan Pengrajin Anyaman Purun

Harga per Bulan


No Produksi Penerimaan
(Rp)
1. Tikar Purun 600.000 60
2. Tas Purun 400.000 40
Jumlah 1.000.000 100
Sumber:Data Primer Tahun 2021
 Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total
biaya penyusutan yang meliputi drum, kuas, gunting dan mistar, hasil
analisis yang diperoleh dari penelitian rata-rata pendapatan usaha
kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat pada
tabel 4.13.
Tabel 4.13 Rata-Rata Pendapatan Kerajinan Anyaman Purun Di Desa
Pematang Panjang

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1. Penerimaan 1.000.000
2. Biaya Penyusutan 53.500
Jumlah 946.500
Sumber:Data Primer Tahun2021
 Keuntungan Usaha
Keuntungan yang diperoleh pengrajin anyaman purun di Desa Pematang
Panjang dihitung dari penerimaan dikurangi dengan total biaya, besarnya
rata-rata keuntungan pengrajin anyaman purun dapat dilihat pada tabel
4.14.

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1. Penerimaan 1.000.000
2. Biaya Total 396.500
Jumlah 603.500
Sumber:Data Primer Tahun 2021
5. Penelitian dan Pengembangan
Bidang penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bagian dari
suatu perusahaan yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk
baru atau riset pasar. Biasanya perusahaan harus memiliki anggaran biaya
tersendiri untuk menjalankan departemen litbangnya, sehingga tidak semua
perusahaan memiliki bidang ini. Pada umumnya Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) tidak memiliki bidang litbang karena adanya keterbatasan tenaga ahli
dalam mengelola manajemen perusahaan. Saat ini kerajinan anyaman purun
termasuk salah satu usaha kecil menengah yang tidak memiliki bidang khusus
untuk mengatur litbang. Hal ini karena usaha yang masih berskala kecil sampai
menengah biasanya orientasinya terbatas pada bagaimana modal digunakan
untuk menjalankan usaha dapat kembali dan memperoleh keuntungan dari
penjualan produknya. Selain itu disebabkan oleh manajemen perusahaan yang
belum tertata rapi karena keterbatasan tenaga ahli yang mampu unutk
mengelolanya, tidak adanya bagian khusus yang mengatur litbang pada usaha
merupakan salah satu kelemahan Internal yang dimiliki kerajinan anyaman
purun.

4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Usaha Kerajinan Anyaman Purun


Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang pada dasarnya
terletak di luas dan terlepas dari perusahaan (Umar 2011 dalam Wibowo 2011),
faktor-faktor lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada
diluar kendali perusahaan seperti :

1. Daya Tawar Konsumen

Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat, jika


konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, konsumen membeli dalam
jumlah banyak produk yang dibeli standrt atau tidak terdiferensiasi, dan pembeli
menghadapi biaya peralihan yang kecil. Konsumen kerajinan anyaman purun
dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat karena
konsumen tidak hanya membeli dalam jumlah sedikit tetapi ada juga beberapa
konsumen yang berlangganan dan membeli dalam jumlah banyak untuk
keperluan konsumen disuatu kegiatan ataupun untuk oleh-oleh buat sanak
keluarga. Semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengrajin anyaman purun
di Desa Pematang Panjang yang menawarkan produk bervariasi dan semakin
banyak jenisnya termasuk dari segi mutu dan harga jual produk. Hal ini
mengakibatkan pembeli memiliki alternative pilihan yang sangat beragam
sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang
relative kecil karena pembeli dapat dengan mudahnya berpindah dari satu usaha
kerajinan anyaman purun lain. Kondisi ini merupakan ssalah satu ancaman yang
dihadapi pengrajin anyaman purun karena konsumen bagi pihak kerajinan
anyaman purun memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan
usaha ini.

2. Aspek Persaingan

3. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan


4. Aspek Teknologi
5. Daya Tawar Pemasok
6. Daya Tawar Konsumen
4.3.3 Analisis Lingkungan Faktor Internal

Analisis lingkungan internal yang didapat pada saat penelitian dan telah
didiskusikan dengan informan kunci diperoleh factor-faktor yang menjadi kekuatan
usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang yaitu pengalaman
dalam usaha, produk berkualitas, harga terjangkau, tikar dan tas yang melimpah
dan produk ramah lingkungan.

Faktor-faktor kelemahan usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang


Panjang yaitu keterbatasan perluasan usaha, tidak adanya promosi, peralatan
masih tradisional, belum adanya varian bentuk produk dan minimnya modal
untuk alat yang lebih modern. Hasil analisis fakor internal usaha kerajinan
anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat pada tabel 4.16 matriks
IFE dibawah ini.

Tabel 4.16 Matriks IFE Tahun 2020

N KEKUATAN Bobot Ranting Skor


o
1. Pengalaman dalam usaha
2. Produk berkualitas
3. Harga terjangkau
4. Tikar dan tas yang melimpah
5. Produk ramah lingkungan
KELEMAHAN
1. Keterbatasan perluasan usaha
2. Tidak adanya promosi
3. Peralatan tradisional
4. Belim adanya variasi bentuk produk
5. Minimnya modal untuk membeli alat
yang lebih modern
Total
Sumber:Data Primer Tahun 2021

Penjelasan.

4.3.4 Analisis Lingkungan Faktor Eksternal

Analisis lingkungan eksternal yang didapat pada saat penelitian factor-faktor


yang menjadi peluang usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang
Panjang yaitu semakin tinggi permintaan produk tikar dan tas, bahan baku
mudah didapatkan, usaha ini dapat dikembangkan disemua lokasi dan adanya
lembaga keuangan yang bersedia memberikan pinjaman. Hasil identifikasi
lingkungan eksternal pada saat penelitian berlangsung berdasarkan factor
ancaman yaitu munculnya pesaing baru, perubahan iklim dan cuaca, kemajuan
teknologi, kenaikan harga dan tidak ada bantuan pemerintah. Hasil analisis factor
eksternal usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat
dilihat pada Tabel 4.17 dibawah ini.
Tabel 4.17 Matriks EFE Tahun 2020

N PELUANG Bobot Ranting Skor


o
1. Semakin tinggi permintaan tikar dan
tas
2. Peluang pasar yang cukup tinggi
3. Bahan baku mudah didapatkan
4. Usaha ini dapat dikembangkan
disemua lokasi
5. Adanya lembaga keuangan yang
bersedia memberikan pinjaman
KELEMAHAN
1. Munculnya pesaing baru
2. Perubahan iklim dan cuaca
3. Kemajuan teknologi
4. Kenaikan harga
5. Tidak ada bantuan pemerintah
Total
Sumber:Data Primer Tahun 2021

4.3.5 Analisis Matriks IE

Pertemuan titik dari hasil analisis matriks IFE dan EFE merupakan hasil yang
dipergunakan untuk menentukan matriks IE. Hasil analisis dari matriks IFE
diperoleh sebesar (…) dan hasil dari matriks EFE diperoleh sebesar (….),
berdasarkan titik pertemuan dari hasil analisis matriks IFE dan EFE dapat
diketahui posisi usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang
terletak pada posisi strategi sel v yaitu pertumbuhan stabilitas. Posisi matriks IE
usaha kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat Tabel
4.18.

Tabel 4.18 Matriks Internal-Eksternal (IE)


4.3.6 Analisis Alternatif Strategi

Berdasarkan hasil matriks IE di atas menunjukkan bahwa usaha kerajinan


anyaman purun di Desa Pematang Panjang menunjukkan pada sel v yaitu
pertumbuhan stabilitas. Berdasarkan dari hasil tersebut maka alternatif strategi
yang sesuai digunakan adalah matriks SWOT. Analisis matriks SWOT dapat
disimpulkan bahwa alternatif strategi yang dapat diterapkan pada usaha
kerajinan anyaman purun di Desa Pematang Panjang dapat dilihat pada Tabel
4.19.

Tabel 4.19 Matriks SWOT

1. Strategi S-O
2. Strategi S-T
3. Strategi W-O
4. Strategi W-T

5 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai