GEOWISATA
Perencanaan Pariwisata Berbasis Konservasi
ii
iii
GEOWISATA
Perencanaan Pariwisata Berbasis Konservasi
Penulis
Hary Hermawan
&
Erlangga Brahmanto
iv
GEOWISATA
Perencanaan Pariwisata Berbasis Konservasi
Cetakan Pertama:
Hak Cipta 2017, Pada Penulis
Copyright © 2017 by
All Right Reserved
Penertbit :
v
PENGANTAR
Pariwisata belum lama diresmikan menjadi ilmu mandiri.
Oleh karena itu buku-buku yang membahas mengenai ilmu pariwisata
yang tersedia saat ini masih sangat minim. Sehingga, mahasiswa yang
ingin mendalami ilmu pariwisata saat ini masih banyak bergantung
pada karya-karya ilmuan luar negeri. Kontradisksi bahwa karakteristik
pariwisata sebagai ilmu sosial tidak dapat berlaku universal membuat
beberapa teori-teori kepariwisata yang dirumuskan cendikiawan asing
terkadang tidak dapat diaplikasikan di Indonesia karena perbedaan
nilai-nilai sosial budaya.
Modul kuliah geowisata ini merupakan karya yang
diperuntukan bagi mahasiswa yang ingin mendalami ilmu pariwisata.
Modul ini disusun berdasarkan teori-teori hasil riset para ahli, yang
tentunya mengandung prinsip-prinsip dan nilai yang sudah sesuai
untuk diaplikasikan di masyarakat kita. Tentunya karya ini masih jauh
dari sempurna oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan materi sangat diharapkan, dapat disampaikan melalui alamat
haryhermawan8@gmail.com atau website di
www.indonesiacultureandtourism.com.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak,
serta para peneliti yang hasil karyanya saya kutip hingga terselesainya
karya ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB V OPERASIONAL GEOWISATA ................ 109
A. Tata Kelola Geopark .................................. 109
B. Aplikasi Geologi dalam Kegiatan wisata ... 123
C. Pemanfaatan Peta Lapangan ....................... 127
D. Gejala Alam dan Geowisata ....................... 129
E. Locality Based Safety Management ............ 132
F. Interpreter dalam Pengelolaan Geowisata .. 141
BAB VI MENGELOLA DAMPAK PARIWISATA 148
A. Evaluasi Dampak Lingkungan dan Perencanaan Daya
Dukung Kawasan........................................ 151
B. Evaluasi Dampak Ekonomi Pengembangan Geowisata
.................................................................... 155
C. Evaluasi Dampak Sosial Budaya Pengembangan
Geowisata ................................................... 165
D. Strategi Boosting untuk Optimalisasi Manfaat
Pengelolaan Geowisata ............................... 178
PENGELOLAAN GEOWISATA DI BERBAGAI DAERAH
................................................................................. 182
DAFTAR PUSTAKA .............................................. 192
PROFIL PENULIS .................................................. 200
viii
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
yang mau tidak mau mengacu matra ruang, waktu, dan ilmu
pengetahuan/ teknologi.
3
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB II
5
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
6
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
4. Geologi Struktur
Adalah ilmu tentang bentuk dan geometri
batuan sebagai kesatuan penyusun kulit
(kerak) bumi serta proses-proses yang
menyebabkan bentuk dan geometri tersebut.
5. Geomorfologi
Adalah ilmu tentang bentuk bentang alam
dan proses-proses yang mempengaruhinya.
Ilmu ini dapat membantu menentukan
struktur geologi dan jenis batuan yang
berkembang pada suatu daerah.
6. Stratigrafi
Adalah ilmu tentang urut-urutan perlapisan
batuan, serta proses-proses sepanjang
sejarah pembentukan perlapisan batuan
tersebut.
7. Geologi Terapan
Yaitu penerapan ilmu geologi untuk
kepentingan manusia pada bidang tertentu,
misalnya : geologi pertambangan, geologi
batubara, geologi minyak dan juga geologi
pariwisata (geowisata).
7
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
8
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
9
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
10
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
11
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
12
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
13
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
14
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
15
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
17
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
18
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
19
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
20
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
21
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
22
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
24
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
25
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
26
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
b. Batu Obsidian
Batu obsidian memiliki ciri khas warna
hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-
kristal. Batu obsidian terbentuk dari lava
permukaan yang mendingin dengan
cepat. Batu obsidian sering dimanfaatkan
untuk alat pemotong atau ujung tombak
(pada masa purbakala) dan bisa dijadikan
kerajinan
c. Batu Granit
Batu ini memiliki ciri khas warna
beraneka macam terdiri atas kristal-kristal
27
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
29
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
e. Batu Diorit
Batuan diorit memiliki ciri khas warna
abu-abu bercampur putih, atau hitam
bercampur putih. Batuan diorit terbentuk
dari hasil peleburan lantai samudra.
30
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
31
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
2. Batuan Endapan
Batuan Endapan terbentuk karena pengendapan
/ hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang
dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan
angin. Kemudian, endapan ini menjadi keras
karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat
pada bagian-bagian endapan tersebut.
Batuan endapan mempunyai ciri umum yaitu
berlapis-lapis, disususn oleh satu macam bahan
atau lebih, dapat berbutir halus, sedang ataupun
kasar. Dibandingkan batuan beku, batuan
endapan umumnya lebih lunak.
Berdasarkan tempa terbantuknya, batuan
endapan dapat terbentuk melalui medium air
atau udara. Bantuan endapan yang terbentuk
dari dasar laut umumnya mengandung fosil.
Jenis-jenis batuan endapan yang biasanya
dikenal adalah sebagai berikut :
a. Batu Konglomerat
Batu Konglomerat memiliki ciri khas
yaitu material penyusun yang terdiri dari
32
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
34
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
a. Batu marmer
Batu marmer memiliki campuran warna
berbeda-beda, mempunyai pita-pita
warna, kristal-kristalnya sedang sampai
kasar, bila ditetesi asam akan
mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan
mengkilap jika dipoles.
35
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
b. Batu sabak
Memiliki ciri khas warna abu-abu
kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-
belah menjadi lempeng-lempeng tipis.
Batu sabak terbentuk bila batu serpih kena
suhu dan tekanan tinggi.
36
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
37
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
38
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
39
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
40
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
3. Topografi
Secara ilmu geologi topografi dibentuk oleh
tenaga endogen dan eksogen dan oleh karena
itu topografi selalu berubah, contohnya : kubah
magma berubah akibat letusan beru gunung
berapi, sungai membentuk alur baru akibat
banjir, gelombang laut merubah garis pantai,
gempa menimbulkan gerakan tanah dan
beberapa lainya.
Ada juga topografi yang berubah akibat
kegiatan manusia, misalnya penggundulan
hutan yang berakibat lingsor, pembabatan
hutan bakau yang menyebabkan pengikisan
garis pantai dan sebagainya.
Perubahan topografi ini dapat dipantau untuk
menanggulangi dampak yang muncul.
41
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
42
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB III
KONSEP ILMU PARIWISATA
A. Konsep Pariwisata
Istilah pariwisata berasal dari bahasa sang
sekerta yang terdiri dari 2 kata yaitu “pari’ berarti
keliling atau bersama dan kata “wisata” yang
berarti perjalanan (I. Pitana, 2009). Menurut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
Jika dipandang dari dimensi akademis,
pariwisata didefinisikan sebagai studi yang
mempelajari perjalanan manusia keluar dari
lingkunganya, termasuk industry yang merespon
kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan.
Lebih jauh lagi pariwisata mempelajari dampak
yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun
43
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
44
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
45
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
46
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
47
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
3. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat
digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat
pementasan tarian / pertunjukan dan
pementasan seni budaya suatu daerah. Potensi
manusia juga dapat menjadi sumber daya yang
akan diturut sertakan dalam pengelolaan
pariwisata.
48
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
B. Wisatawan
Menurut Pitana & Diarta (2009), kata
wisatawan (tourist) merujuk pada orang. Secara
umum wisatawan menjadi subset atau bagian dari
traveler atau visitor untuk dapat disebut wisatawan.
Sedangkan pengertian wisatan yang lainya
diungkapkan dengan patokan yang lebih lengkap
misalnya pendapat Theobal dalam Pitana dan Diarta
(2009), mengemukakan beberapa elemen yang
dipakai sebagai patokan untuk menentukan apakah
seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan atau
tidak menurut standar internasional sebagai berikut:
1. Berdasarkan tujuan perjalanan (purpose trip).
Wisatawan adalah orang yang melakukan selain
untuk tujuan bisnis (leisure traveling) walaupun
ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga dapat
diikuti oleh kegiatan wisata (non-bisnis).
2. Jarak perjalanan dari tempat asal (distance
traveled). Untuk tujuan statistik, ketika
memperhitungkan jarak perjalanan wisata,
beberapa Negara memakai jarak total ulang-alik
49
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
50
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
1. Klasifikasi wisatawan
Cohen (1984) mengklasifikasikan wisatawan
atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang
akan dikunjungi, termasuk tingkat
pengorganisasian perjalanan wisatanya. Atas
dasar ini Cohen menggolongkan wisatawan
menjadi empat, yaitu :
a. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin
mengunjungi daerah yang sama sekali
belum diketahui, yang berpergian dalam
jumlah kecil.
b. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan
perjalanan dengan mengatur perjalananya
sendiri dan tidak mau mengikuti jalan-jalan
wisata yang sudah umum melainkan
mencari hal yang tidak umum. Wisatawan
seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas
dengan standar lokal dan tingkat
interaksinya dengan masyarakat lokal juga
tinggi
c. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan
yang menyerahkan pengaturan
51
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
52
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
53
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
54
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
b. Bentuk kunjungan
Kunjungan wisatawan dapat dilakukan
dalam bentuk kunjungan besar secara masal,
kelompok-kelompok kecil, atau
berpasangan bahkan dilakukan sendirian.
c. Lama tinggal
Bull (1995) mengatakan bahwa lama tinggal
menunjukan ketertarikan wisatawan
terhadap produk wisata. Semakin lama
wisatawan tinggal akan semakin besar pula
dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan
dan kehidupan masyarakatnya lokalnya,
baik terhadap ekonomi maupun sistem
sosial-budayanya.
Adapun dampak ini bisa berupa positif
maupun dampak negatif.
d. Aktifitas atau kegiatan berwisata
Antara motif berwisata dengan kegiatan
berwisata belum tentu sama, kecenderungan
aktifitas yang hendak dilakukan tidak sama
dengan motif berwisata merpakan hal yang
wajar, apalagi suatu kawasan memiliki
55
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
56
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
2) Jenis Kelamin
Wisatawan laki-laki cenderung lebih
butuh pada perasaan cinta dan rasa
menjadi bagian dalam kelompok
sedangkan perempuan lebih tertarik
untuk belanja, rumah makan dan
cenderung mudah lelah.
3) Tingkat pendidikan
Berhubungan dengan motif dalam
berwisata. Bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan wisatawan maka
tingkat keterlibatan wisatawan
terhadap aktifitas berwisata semakin
tinggi.
4) Tingkat penghasilan
Tingkat penghasilan merupakan
faktor yang mampu membentuk
permintaan wisatawan terhadap
kegiatan berwisata.
Dalam perencanaan geowisata perlu
diperhatikan bagaimana wisatawan yang
57
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
58
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
59
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
60
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
61
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
62
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
63
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
64
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
65
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
66
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
67
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
68
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
69
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
70
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
71
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
72
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
73
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
74
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
75
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
76
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
77
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
78
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
79
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
80
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
81
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
82
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
83
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
84
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
d. Pemerintah
Pelaku yang tidak kalah penting adalah
pemerintah. Pemerintah mempunyai
otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan
peruntukan berbagai infrastruktur yang
terkait dengan kebutuhan pariwisata serta
membuat kebijakan makro yang menjadi
panduan bagi stakeholder yang lain di
dalam memainkan peranan masing-masing.
e. Masyarakat lokal
Masyarakat lokal terutama penduduk asli
yang bermukim di kawasan wisata, menjadi
salah satu pemain kunci dalam pariwisata,
karena sesungguhnya merekalah yang akan
menyediakan sebagian besar atraksi
sekaligus menentukan kualitas produk
wisata. Oleh karena itu peran mereka
terutama tampak dalam bentuk penyediaan
akomodasi dan jasa guiding dan
penyediaan tenaga kerja.
85
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
86
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB IV
PERENCANAAN GEOWISATA
A. Mengenal Geowisata
87
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
88
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
89
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
91
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
92
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
93
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
94
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
95
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
96
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
97
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
98
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
100
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
101
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
102
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
2. Suistanable (Berkelanjutan)
Suistanable artinya pengembangan dan
pengelolaan geowisata haruslah berkelanjutan agar
kelestariannya dapat terjaga. Tidak hanya dalam
pariwisata, dalam bisnis manapun kelangsungan
jangka panjang merupakan pertimbangan utama
dalam pengeloalaanya.
Konsep pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat
ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan
103
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
104
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
105
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
106
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
108
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB V
OPERASIONAL GEOWISATA
109
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
110
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
111
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
112
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
113
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
114
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
2. Manajemen Pengelolaan
Prasyarat untuk setiap usulan geopark adalah
adanya pembentukan badan manajemen dan sebuah
rencana pembangunan yang komprehensif.
Pendekatan manajemen umumnya dalam bentuk
komite koordinasi yang bertindak untuk mempe
rtemukan para pemangku kepentingan utama
yang bertanggung jawab untuk pengemban
gan sektor masing
masing, bekerja sebagai sebuah tim dengan cara
yang lebih terintegrasi.
Salah satu faktor kunci keberhasilan dalam inisiati
f
untuk membuat geopark adalah keterlibatan
pemerintah lokal dan masyarakat dengan
115
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
3. Pengembangan Ekonomi
Salah satu tujuan strategis utama dari pembentuka
n
geopark adalah untuk merangsang kegiatan ekono
-
mi dan mempromosikan pembangunan berkelajuta
Seperti halnya tujuan pariwisata yang selalu
digadang-gadang menjadi pilar pembangunan
ekonomi nasional.
Untuk alasan ini, geopark akan menstimulasi,
antara lain: penciptaan suatu kegiatan usaha lo
kal yang inovatif, pusat bisnis skala kecil, industri
rumahan dan kursus pelatihan yang berkualitas
dan pembukaan lapangan pekerjaan baru untuk me
ndukung pembangunan sosial dan
ekonomi lokal, kususnya melalui pengelolaan
geowisata.
Mencontoh pengelolaan Geopark Gunung Api
Purba di Geowisata Nganggeran, 100 persen
116
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
117
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
118
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
119
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
120
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
121
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
122
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
123
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
124
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
Keunikan Idol Rock sebagai Daya Tarik Wisata di Brimham Moor, North
Yorkshire, England, sumber : http://www.today.az, diakses 21 November
2017
126
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
127
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
128
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
130
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
131
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
132
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
133
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
134
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
135
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
1. Pembangunan (enginering)
Pembangunan keselamatan dengan penambahan
penambahan pagar untuk pegangan pengunjung;
perbaikan jalur tracking dan tangga pendakian yang
berkarakter alam lokal; penambahan rambu
penunjuk; rambu keamanan seperti batas aman
pijakan di tebing; penanda arah jalur; penanda jalur
evakuasi dan seterusnya yang semuanya dibuat
dengan bahan dan desain bercorak lokal.
136
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
2. Memperkuat (Enforment)
Upaya enforment dilakukan dengan penambahan
talut di beberapa area yang bentang alamnya miring
untuk mencegah bahaya longsor. Upaya penguatan
juga bertujuan untuk memperkuat kondisi
lingkungan alam dan menambah daya dukung
kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran.
3. Pendidikan (Education)
Wisatawan cenderung merasa nyaman jika
mengenal karakter lingkungan di destinasi wisata
yang dikunjungi (Ross, 1998), oleh karena itu
penngenalan lingkungan di kawasan wisata sangat
perlu.
Simbol-simbol dan papan peringatan yang telah
dibuat pengelola ditujukan untuk memberi edukasi
diantaranya : penyediaan rambu petunjuk, papan
informasi, peringatan, papan larangan, dan
sebagainya yang dibuat berbasis lokalitas. Prinsip
CBT yang menekankan lokalitas sebagai acuan
dalam membangun segala unsur produk wisatanya
137
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
138
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
139
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
140
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
141
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
143
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
144
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
145
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
146
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
147
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
BAB VI
148
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
149
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
150
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
151
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
152
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
153
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
155
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
156
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
157
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
158
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
159
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
160
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
161
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
162
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
163
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
164
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
166
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
167
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
168
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
169
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
170
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
171
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
172
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
173
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
174
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
175
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
Dampak terhadap Populasi sebanyak ..... jiwa dalam .... kepala Belum ditemukan adanya perubahan
1 struktur populasi keluarga (KK). struktur populasi yang berarti Baik
Mata pencaharian pokok masyarakat adalah petani Mata pencaharian pokok sebagai
2 Dampak Terhadap dan buruh tani. petani tetap jalan, dan muncul mata Baik
Struktur mata pencaharian tambahan dari sektor
pencaharian\ pariwisata
176
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
Dampak Terhadap
kehidupan sehari-
hari Ritme kehidupan lambat Ritme kehidupan semakin cepat Relatif
*Nilai dampak dapat berbeda-beda, karena penelitian mengenai dampak sosial budaya sangat relatif (nilai baik atau buruk adalah
masyarakat sendiri yang merasakanya) baik unntuk siapa dan burukuntuk siapa?
177
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
178
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
179
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
5. Memfasilitasi kemitraan
6. Diversifikasi produk wisata, terutama produk-
produk yang melibatkan penduduk lokal, terkait
dengan point nomor 3.
7. Menggunakan kebijakan (pemerintah) untuk
memperngaruhi sektor swasta dalam meningkatkan
peran penduduk lokal
8. Memfasilitasi kemitraan join venture antara sektor
swasta dan masyarakat
9. Menentukan cara yang tepat untuk
mendistribusikan pembiayaan kepada masyarakat
10. Membuat kebijakan pro-poor
11. Menentukan pilihan strategis untuk segmentasi
pasar dan investor
12. Selalu memonitor dampak ekonomi dan sosial
budaya, untuk evaluasi dan perencanaan kebijakan
pengelolaan geowisata selanjutnya
Selain hal hal diatas, kunci dalam optimalisasi
potensi dampak positif dan minimalisasi dampak negatif
pariwisata terhadap ekonomi dan sosial budaya adalah
dengan menyiapkan masyarakat lokalnya selaku
pengelola geowisata sebaik-baiknya. Dengan kesiapan
180
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
181
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
182
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
sungai Luk Ulo (dalam bahasa jawa luk berarti lekukan dan
ulo berarti ular).
183
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
184
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
185
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
186
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
187
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
188
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
189
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
190
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
191
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
DAFTAR PUSTAKA
192
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
193
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
Andi.
Damanik, J., & Weber, H. F. (2006b). Perencanaan
Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Darsoprajitno, S. (2002). Ekologi Pariwisata. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Dirgantara, A. R. (2012). Peran Interpreter dalam Kegiatan
Geowisata: Studi Kasus Gunung Tangkuban Perahu.
Evans, G. W., Marrero, D. G., & Butler, P. A. (1981).
Environmental learning and cognitive mapping.
Environment and Behavior, 13(1), 83–104.
Fandeli, C. dan M. (2009). Prinsip-prinsip Dasar
Mengkonservasi Lansekap. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Guidelines for Safe Recreational Water. Volume 1, Coastal
and Fresh Waters. (2003). Risk Management (Vol. 1).
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata
Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal.
Jurnal Pariwisata, 3(2), 105–117.
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan Desa Wisata
Nglanggeran Terhadap Sosial Budaya Masyarakat
Lokal. In Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan
194
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
195
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
www.cbtkyrgyztan.kg
Livina, A. (Ed.). (2009). Sustainable Planning Instruments
and Biodiversity Conservation. Latvia: Vidzeme
University of Applied Science.
Manik, K. E. S. (2016). Pengelolaan Ligkungan Hidup.
Jakarta: Prenadamedia Grup.
Marpaung, H. (2002). Pengantar Kepariwisataan. Bandung:
Alfabeta.
Mathieson, A., & Wall, G. (1982). Tourism, Economic,
Physical and Social Impacts. Longman.
Nainggolan, R. (2016). Informasi Geologi Lingkungan
Berbasis Partisipasi Masyarakat debagai Kawasan
Geowisata Danau Toba di Kabupaten Samosir. Jurnal
Penelitian Pendidikan Sosial Dan Humaniora, 1(1),
22–28.
Pitana, I. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
andi.
Pitana, I. G., & Gayatri, P. G. (2005). Sosiologi pariwisata.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pitana, I. G., & Putu, G. (2009). Sosiologi Pariwisata.
Yogyakarta: Andi.
Pizam, A., & Mansfeld, Y. (1996). Tourism, Crime, and
196
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
197
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
198
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
199
Hermawan & Brahmanto. Geowisata : Perencanaan Pariwisata Alam Berbasis Konservasi .
PROFIL PENULIS
Hary Hermawan
Erlangga Brahmanto
201