Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP GEOGRAFI PARIWISATA

Dosen Pengaampu :

YULIA NOVITA S.Pd.I M.Par

Disusun Oleh :

Arfi Rahman 12111311653


Muhammad Ali Wijaya Siregar 12111312088
Ni’maturahma 12111321562
Ulfa Zahidatul Afiqoh 12111323640
Yulia Fitri 12111320189

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah kelompok dari mata kuliah
kewirausahaan yang diberikan oleh dosen pengampu yaitu Ibu YULIA NOVITA S.Pd.I M.Par

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
pengarahan dalam pembuatan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “KONSEP GEOGRAFI PARIWISATA” sehingga dapat diselesaikan
dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan juga kritikkan dari
pembaca, guna untuk memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas yang
lainnya pada waktu mendatang. Dan mohon maaf jika ada kata dan penulisan yang salah dari
penulis.

Pekanbaru, 22 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Posisi geografi dalam pariwisata ............................................................................. 3


B. Posisi geografi pariwisata dalam geografi .............................................................. 4
C. Key konsep geografi pariwisata ............................................................................... 5
D. Fokus geografi pariwisata ........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
konsep geografi pariwisata melibatkan pemahaman terhadap hubungan antara aspek
geografis suatu wilayah dengan industri pariwisata. Geografi pariwisata memandang
destinasi pariwisata sebagai hasil dari dinamika kompleks antara elemen-elemen fisik dan
manusia di suatu wilayah. Ini melibatkan analisis yang mendalam terhadap karakteristik
geografis suatu tempat yang menarik wisatawan, seperti keindahan alam, kekayaan
budaya, dan keunikan aktivitas rekreasi.
Faktor-faktor fisik, seperti iklim, relief, vegetasi, dan geologi, memainkan peran kunci
dalam menentukan jenis dan potensi pariwisata suatu destinasi. Misalnya, pantai berpasir
putih mungkin menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari liburan pantai, sementara
pegunungan tinggi menarik bagi pecinta alam dan pendaki gunung. Di samping itu, aspek
manusia, termasuk budaya, tradisi, infrastruktur, dan layanan pariwisata, juga menjadi
pertimbangan penting dalam menilai daya tarik suatu destinasi.
Geografi pariwisata juga meneliti hubungan spasial antara berbagai destinasi
pariwisata, pola perjalanan wisatawan, dan konektivitas transportasi antar destinasi.
Pengelolaan destinasi pariwisata melibatkan perencanaan infrastruktur, pengembangan
fasilitas pariwisata, dan formulasi kebijakan yang memperhatikan keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Aspek penting lainnya dalam konsep geografi pariwisata adalah pengembangan
berkelanjutan. Ini menekankan pentingnya membangun pariwisata yang tidak hanya
menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memperhatikan pelestarian lingkungan alam,
warisan budaya, dan kesejahteraan sosial masyarakat lokal. Dengan demikian, pemahaman
yang komprehensif tentang konsep geografi pariwisata menjadi kunci dalam
merencanakan dan mengelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang posisi geografi dalam pariwisata,
posisi geografi pariwisata dalam geografi, key konsep geografi pariwisata, dan fokus
geografi pariwisata.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana posisi geografi dalam pariwisata ?
2. Bagaimana posisi geografi pariwisata dalam geografi ?
3. Bagaimana Key konsep geografi pariwisata ?
4. Bagaimana fokus geografi pariwisata ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang posisi geografi dalam pariwisata.
2. Untuk mengetahui tentang posisi geografi pariwisata dalam geografi.
3. Untuk mengetahui tentang key konsep geografi pariwisata.
4. Untuk mengetahui tentang fokus geografi pariwisata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Posisi Geografi dalam Parawisata


Posisi geografi suatu daerah sangat mempengaruhi perkembangan pariwisata di daerah
tersebut. Posisi geografi yang strategis dapat memudahkan aksesibilitas dan transportasi
ke suatu daerah, sehingga meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Selain itu,
posisi geografi juga mempengaruhi kondisi alam dan lingkungan di suatu daerah, yang
dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Ada beberapa faktor posisi geografi yang mempengaruhi pariwisata antara lain:
1. Aksesibilitas dan Transportasi
Posisi geografi yang mudah dijangkau dan memiliki transportasi yang baik dapat
meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Contohnya, Bali yang memiliki
bandara internasional dan pelabuhan laut yang ramai, sehingga mudah diakses dari
berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri.
2. Kondisi Alam dan Lingkungan
Posisi geografi yang memiliki kondisi alam dan lingkungan yang indah dan unik dapat
menjadi daya tarik wisata tersendiri. Contohnya, Raja Ampat yang terletak di ujung
barat Papua memiliki keindahan alam bawah laut yang sangat terkenal di dunia.
3. Kondisi Sosial dan Budaya
Posisi geografi juga mempengaruhi kondisi sosial dan budaya suatu daerah, yang dapat
menjadi daya tarik wisata tersendiri. Contohnya, Yogyakarta yang terletak di Jawa
Tengah memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang sangat kaya, seperti Candi
Borobudur dan Keraton Yogyakarta.

Contoh Studi Kasus

Salah satu contoh studi kasus mengenai posisi geografi dalam pariwisata adalah penelitian
yang dilakukan oleh Sari dan Sari mengenai pengaruh posisi geografi terhadap pariwisata
di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Penelitian ini menunjukkan bahwa posisi geografi
yang strategis, yaitu berada di ujung timur Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan
Bali, memberikan dampak positif terhadap perkembangan pariwisata di daerah tersebut.
Selain itu, keberadaan Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen yang terkenal juga
menjadi daya tarik wisata tersendiri.

3
B. Posisi Geografi Pariwisata dalam Geografi
Geografi pariwisata adalah cabang dari ilmu geografi yang mempelajari berbagai hal
yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, meliputi aspek fisik geografis dan aspek
manusia di suatu daerah atau wilayah. Geografi pariwisata mencakup kajian mengenai
daya tarik wisata, objek wisata, daerah tujuan wisata, aksesibilitas dan transportasi, serta
kondisi sosial dan budaya di suatu daerah.
Menurut Sujali (1989) dalam penelitiannya, geografi pariwisata sesuai dengan bidang
atau lingkupnya, sasaran atau objek adalah objek wisata, sehingga pembahasannya
ditekankan pada pengkajian aspek geografis suatu wilayah atau region secara
komprehensif, termasuk aspek fisik dan manusianya. Hal ini meliputi pengaruh letak
geografis, kondisi morfologi, dan faktor manusia terhadap pengembangan potensi objek
wisata.
Adapaun Ruang lingkup geografi pariwisata meliputi:
1. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi alasan wisatawan untuk
berkunjung ke suatu daerah. Daya tarik wisata dapat berupa keindahan alam, kekayaan
budaya, kuliner, dan lain sebagainya.
2. Objek Wisata
Objek wisata adalah tempat atau lokasi yang menjadi tujuan wisatawan untuk
dikunjungi. Objek wisata dapat berupa pantai, gunung, taman nasional, museum, dan
lain sebagainya.
3. Daerah Tujuan Wisata
Daerah tujuan wisata adalah wilayah atau daerah yang menjadi tujuan wisatawan untuk
berkunjung. Daerah tujuan wisata dapat berupa kota, kabupaten, atau provinsi.
4. Aksesibilitas dan Transportasi
Aksesibilitas dan transportasi adalah faktor penting dalam perkembangan pariwisata di
suatu daerah. Aksesibilitas dan transportasi yang baik dapat meningkatkan jumlah
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah.
5. Kondisi Sosial dan Budaya
Kondisi sosial dan budaya suatu daerah juga mempengaruhi perkembangan pariwisata
di daerah tersebut. Kekayaan budaya dan sejarah suatu daerah dapat menjadi daya tarik
wisata tersendiri.

4
Dalam konteks geografi, letak geografis suatu wilayah sangat mempengaruhi
pengembangan pariwisata. Wilayah yang memiliki aksesibilitas yang baik, seperti dekat
dengan bandara atau pelabuhan, cenderung lebih mudah dikunjungi oleh wisatawan.
Selain itu, kondisi morfologi suatu wilayah juga mempengaruhi jenis pariwisata yang
dapat dikembangkan. Faktor manusia juga memainkan peran penting dalam
pengembangan pariwisata. Kondisi sosial dan budaya suatu wilayah dapat mempengaruhi
jenis pariwisata yang dapat dikembangkan.

Dalam konteks pendidikan geografi pariwisata, pemahaman tentang posisi geografi


pariwisata dalam geografi sangat penting untuk membantu para profesional di bidang
pariwisata membuat keputusan yang terinformasi sesuai dengan kondisi geografis di setiap
destinasi wisata. Hal ini juga membantu dalam perencanaan dan pengembangan
infrastruktur pariwisata, seperti transportasi, akomodasi, dan fasilitas wisata.

Contoh Studi Kasus

Salah satu contoh studi kasus mengenai posisi geografi pariwisata adalah penelitian yang
dilakukan oleh Sari dan Sari mengenai pengaruh posisi geografi terhadap pariwisata di
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Penelitian ini menunjukkan bahwa posisi geografi
yang strategis, yaitu berada di ujung timur Pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan
Bali, memberikan dampak positif terhadap perkembangan pariwisata di daerah tersebut.
Keberadaan Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen yang terkenal juga menjadi daya
tarik wisata tersendiri.

C. Key Konsep Geografi Pariwisata


Pariwisata dianggap sebagai objek material geografi karena mencakup berbagai
dimensi, seperti yang dijelaskan oleh Williams dan Lew (2015). Dimensi-dimensi tersebut
melibatkan interaksi manusia dengan lingkungan dan landscape, upaya konservasi serta
manajemen lokasi dan lingkungan, persepsi terhadap lingkungan dan rasa tempat, serta
perilaku spasial dan mobilitas manusia.
Mobilitas manusia merupakan salah satu dimensi inti dalam objek material geografi
yang terkait dengan pariwisata. United Nation World Tourism Organization (UNWTO)
mengembangkan konsep pariwisata sebagai kegiatan perjalanan ke lingkungan yang baru
dan berbeda dari lingkungan asalnya, dilakukan untuk tujuan wisata dan menikmati waktu
senggang.

5
“Tourism is the activities of persons travelling to and staying in places outside their
usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business or other
purpose” (Pariwisata merujuk pada kegiatan seseorang yang melakukan perjalanan ke
tempat di luar lingkungan tempat tinggalnya, dan tinggal di sana selama kurang dari satu
tahun secara berurutan. Tujuan perjalanan ini dapat melibatkan pemanfaatan waktu luang,
kegiatan bisnis, atau kepentingan lainnya).
Melakukan kegiatan di lingkungan yang baru memerlukan perpindahan awal
wisatawan dari tempat asal mereka menuju daerah baru yang menjadi lokasi kegiatan
wisata. Konsep pariwisata, seperti yang ditekankan oleh Matthieson dan Wall dalam
Mason (2003), menyoroti pariwisata sebagai pergerakan manusia dari daerah asal mereka
ke destinasi yang dituju.
“Tourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal
places of work and residence, the activities undertaken during the stay in those
destinations, and the facilities created to cater for their needs” (Pariwisata melibatkan
perjalanan sementara orang ke destinasi di luar lingkungan tempat mereka bekerja dan
tinggal secara normal. Ini mencakup kegiatan yang dilakukan selama masa tinggal di
destinasi serta fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka).
Pergerakan wisatawan dianggap sebagai aspek fundamental dalam studi geografi
pariwisata, sebagaimana dijelaskan oleh Pearce. Menurutnya, pergerakan wisatawan
adalah salah satu dari enam elemen pokok dalam kajian geografi pariwisata. Keenam
komponen tersebut meliputi:
1. Pola keruangan supply
2. Pola keruangan demand
3. Geography of resort
4. Pergerakan wisatawan
5. Dampak pariwisata
6. Model ruang pariwisata.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa geografi pariwisata


merupakan bagian integral dari disiplin ilmu geografi, yang fokus pada analisis pergerakan
wisatawan. Memahami pergerakan wisatawan memiliki relevansi penting dalam
mengelola dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas pariwisata, mempertahankan
keuntungan ekonomi industri pariwisata, serta dalam merencanakan pembangunan baru
(Boniface Cooper, 2005). Perkembangan ilmu geografi turut berkontribusi pada bidang

6
geografi pariwisata, terutama dalam konteks pengembangan destinasi pariwisata dan
pemahaman pola perjalanan dari tempat asal menuju destinasi. Analisis karakteristik
wilayah, dinamika penduduk, dan pola interaksi yang membentuk budaya dan tradisi
menjadi fokus utama dalam pendekatan kompleks terhadap wilayah tersebut.

Menurut Sujali (1989), ada tiga elemen kunci yang harus dipersiapkan untuk mencapai
hasil pembangunan pariwisata yang optimal. Pertama, adanya objek wisata atau atraksi
yang menarik untuk dinikmati oleh pengunjung. Kedua, ketersediaan sarana transportasi
dan infrastruktur yang memadai. Ketiga, tersedianya akomodasi dan fasilitas infrastruktur
pendukung lainnya. Ketiga elemen ini erat hubungannya dengan ilmu geografi, yang
memberikan wawasan tentang interaksi manusia dengan lingkungan alam, analisis spasial
yang memperhatikan pola dan struktur ruang serta pengelolaannya, dan kajian lebih lanjut
mengenai dampak positif dan negatif dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.

D. Fokus Geografi Pariwisata


Ruang lingkup penelitian dalam geografi pariwisata berkaitan dengan skala analisis.
Fokus penelitian ini terkait dengan penerapan pertanyaan 5WH dalam konteks suatu
wilayah atau destinasi pariwisata yang menarik untuk pengembangan atau kunjungan.
Aspek-aspek dalam ruang lingkup ini mencakup karakteristik kegiatan pariwisata, pola
keruangan obyek wisata, dinamika perilaku wisatawan, perkembangan destinasi, tema
kegiatan pariwisata, aksesibilitas dan konektivitas, daya beli dan kapasitas, serta perilaku
masyarakat.
Dalam skala internasional, ruang lingkup penelitian melibatkan analisis geografi
pariwisata internasional, yang mencakup kerjasama antar negara dalam pengembangan
pariwisata. Sebagai contoh, Eropa memiliki sistem EURail yang memfasilitasi perjalanan
lintas negara dengan kereta api. Inisiatif ini memudahkan wisatawan untuk menjelajahi
destinasi di berbagai negara Eropa dengan satu tiket terusan. Kerjasama antarnegara juga
tercermin dalam pengembangan Schengen Visa, memudahkan perjalanan antar destinasi
wisata di berbagai negara Eropa. Pemasaran destinasi dan kerjasama antara operator tur,
agen perjalanan, dan pengelola destinasi menjadi lebih efisien, termasuk mengatasi
perbedaan bahasa dan adat istiadat dengan bantuan pemandu wisata yang terampil dalam
berbagai bahasa dan berpengalaman dalam melayani tamu dari berbagai bangsa.
Kedua, cakupan studi dalam geografi pariwisata antar negara melibatkan suatu wilayah
dengan ekosistem tertentu, sebagai contoh adalah lingkup Sungai Mekong. Sungai

7
Mekong, yang melintasi beberapa negara di Asia, menjadi fokus penelitian terkait aliran
sungainya. Dalam konteks ini, Mekong River Commission dibentuk pada tahun 1995 oleh
Laos, Thailand, Cambodia, dan Vietnam untuk mengelola sumber daya air, termasuk
pemanfaatannya untuk pariwisata. Pengembangan pariwisata di sepanjang Sungai Mekong
menarik karena menyajikan keanekaragaman adat istiadat, bahasa, dan budaya dari
berbagai negara yang dilaluinya.
Ketiga, cakupan studi antar bagian kota-kota antar negara, seperti Singapura, Johor, dan
Riau (Segitiga Pertumbuhan Sijori), dimulai pada tahun 1989. Kerjasama antara ketiga
negara ini, yaitu Singapura, Johor, dan Kepulauan Riau, mencakup pengembangan
wilayah terkait dengan pariwisata. Kerjasama semacam ini mengundang wisatawan asing
untuk menjelajahi suatu perjalanan lintas tiga negara dengan berbagai kekayaan alam dan
budaya. Singapura, meskipun kecil, mendapatkan manfaat dari kerjasama ini dengan
memberikan akses bagi penduduknya untuk mengeksplorasi keindahan alam di Indonesia
dan Malaysia, sementara penduduk Indonesia dan Malaysia dapat merasakan atmosfer
pusat kota modern di Singapura.
Keempat, cakupan geografi pariwisata nasional melibatkan negara secara keseluruhan,
seperti Indonesia. Sebagai destinasi pariwisata kepulauan, Indonesia menawarkan studi
yang unik dan menarik karena keberagaman alam dan keberagaman budaya
masyarakatnya. Berbagai bahasa, suku, dan agama yang melingkupi “Tamansari Dunia”
ini menciptakan daya tarik tersendiri. Keberagaman pariwisata di Indonesia, sebagai
negara kepulauan, berbeda dengan negara kepulauan kecil seperti Singapura atau Macau,
dan juga berbeda dengan negara land lock seperti Bhutan dan Nepal yang tidak memiliki
akses laut.
Kelima, cakupan geografi pariwisata dalam suatu negara dapat melibatkan suatu
kawasan dengan tema pariwisata tertentu dan karakteristik pengembangan tematik.
Contohnya adalah Kawasan Geopark Gunung Sewu, yang terdiri dari beberapa bagian di
Kabupaten Gunungkidul (DI Yogyakarta), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan
Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Geopark Gunung Sewu, yang melibatkan kawasan
warisan geologi dengan keunikan topografi batuan kapur, menggambarkan suatu tema
kawasan dengan kesamaan fisik dan keberagaman geodiversity, biodiversity, dan cultural
diversity. Tema ini menjadi daya tarik untuk wisatawan yang ingin menjelajahi dan
petualang di kawasan ini yang merupakan warisan bumi yang unik.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Geografi memegang peran penting dalam pengembangan pariwisata suatu daerah.
Posisi geografis yang strategis dapat mempengaruhi aksesibilitas dan transportasi ke suatu
daerah, serta memengaruhi kondisi alam, lingkungan, sosial, dan budaya yang menjadi
daya tarik wisata. Faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan utama dalam memahami
dinamika perkembangan pariwisata.
Geografi pariwisata merupakan cabang dari ilmu geografi yang mempelajari aspek-
aspek terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, baik dari segi fisik maupun manusia.
Ruang lingkup penelitian dalam geografi pariwisata meliputi daya tarik wisata, objek
wisata, daerah tujuan wisata, aksesibilitas dan transportasi, serta kondisi sosial dan budaya
di suatu daerah.
Dalam mengembangkan pariwisata, penting untuk memperhatikan tiga elemen kunci,
yaitu objek wisata atau atraksi yang menarik, ketersediaan sarana transportasi dan
infrastruktur, serta akomodasi dan fasilitas pendukung lainnya. Penelitian dalam geografi
pariwisata juga mencakup berbagai skala analisis, mulai dari tingkat lokal hingga
internasional, dengan fokus pada karakteristik wilayah, dinamika perilaku wisatawan, dan
pengembangan tematik kawasan.
B. Saran
Makalah ini disusun berdasarkann dari satu referensi, penulis berharap dan
menyarankan kepda pembaca agar kedepannya dapat menemukan referensi yang lebih
banyak dan menarik lagi agar makalah geografi pariwisata ini menjadi lebih sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, M. Modul Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Pariwisata. SPAR4206 Edisi 1.

Sari, R. K., & Sari, D. K. (2019). Pengaruh Posisi Geografi Terhadap Pariwisata di Kabupaten
Banyuwangi. Jurnal Pariwisata Pesona.

Scribd.com. (n.d.). Geografi Pariwisata. Diakses pada 21 Februari 2024, dari


https://id.scribd.com/presentation/450872764/1-GEOGRAFI-PARIWISATA

Sujali. (1989). Geografi Pariwisata. Yogyakarta: Kanisius

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur. (n.d.). Materi Geografi Pariwisata,
Pengertian Geografi Pariwisata, Kewilayahan Pariwisata DARI Aspek Geografi, Jenis
Pariwisata.

10

Anda mungkin juga menyukai