Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 550 - 750 Lintang
Selatan dan 104 48 - 108 48 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara, dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;
Sebelah Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah ;
Sebelah Selatan, dengan Samudra Indonesia ;
Sebelah Barat, dengan Provinsi Banten.
Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang
kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta
dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan
konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10%
dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat
intensitas hujan tinggi; memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air
permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.
Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 27
kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota
Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi,
Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641 kelurahan,
dan 5.321 desa.
Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
mencapai 44.548.431 jiwa atau 18,24% penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki
sebanyak 22.609.621 jiwa dan perempuan sebanyak 21.938.810 jiwa (ditambah
spasi) (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013). Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2012 berfluktuasi dan lebih tinggi dari LPP
Nasional sebagaimana pada Gambar 2.1. Fluktuasi pertumbuhan penduduk
tersebut, diakibatkan kontribusi dari pertumbuhan migrasi penduduk (1,1%)
sementara pertumbuhan berdasarkan kelahiran (0,8%) menurut data Tahun 2011,
hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang terbuka
untuk keluar masuknya arus migrasi dari atau ke Provinsi lain.
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010
Tabel2.1
DistribusiPendudukJawaBaratBerdasarkanKabupaten/KotaTahun2012
Kabupaten/ Jenis Kelamin
No.
Kota
Total
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
Sumber:SurveiSosialEkonomiNasional(Susenas)2012
Kab.Karawang :
Kab.Bekasi : Kab.Subang :
1 .Mesin & Kab.Cirebon :
1.Pakaian jadi 1. Keraj.Kayu
Komponen 1. Furniture Rotan
2.Boneka 2. Komponen
2. Pakaian jadi. 2. Batik
3.Komponen
Kota Depok : 3. Mak. Olahan 3. Batu Alam
1. Pakaian jadi. 4. Mak. Olahan
2. Ind. Telematika Kota Bekasi :
3. Mak. Olahan 1. Pakaian jadi. Kab.Purwakarta: Kab.Indramayu:
2. Keraj.Kayu 1. Keramik 1.Batik
3. Perhiasan 2. Mak. Olahan 2.Kerajinan Rotan
Kab.Bogor : 3. Mak. Olahan Kota Cirebon :
1. Tekstil & Produk 1. Furniture Rotan
Tekstil 2. Kaca Patri
2. Ind. Tas 3. Kerajinan Rotan
3. Alas Kaki
4. Mak. Olahan
Kab.Majalengka :
Kota Bogor : 1. Bola Sepak
1. Pakaian jadi. 2. Bata,Genteng
2. Bordir 3. Kerajinan Rotan
3.Ind. Tas 4. Batu Alam
Kab.Sukabumi : 4. Keramik
1. Batu Aji. 5. Mak. Olahan
2. Keraj. Kayu.
Kab.Kuningan :
3. Komponen &
1. Kerjajinan Rotan
MEsin
2. Minyak Atsiri.
4. Bola Sepak Kota Sukabumi : 3. Mak. Olahan
5. Mak. Olahan 1. Keraj. Kayu.
2. Mak. Olahan Kab.Ciamis :
1. Ijuk.
2. Furniture Kayu Kelapa
Kab. Cianjur : 3. Mak. Olahan
1. Furniture kayu 4. Batik
2. Kerajinan logam
Kab.Tasikmalaya :
3. Komponen Logam
1. Bordir.
4. Sutera. Kab.Bandung : 2. Keraj.Pandan &
5. Mak. Olahan 1. Tekstil & Produk Kota Banjar :
Kab. Garut : Mendong
Tekstil 1. Kulit & Produk 1. Meubel Akar Kayu 3. Kelom Geulis.
2. Alaskaki Kulit 4. Mak. Olahan
Kota Bandung : 3. Komponen. 2. Batik.
1. Tekstil & Produk Tekstil 4. Boneka 3. Sutera.
2. Alas kaki. 5. Mak. Olahan Kota Tasikmalaya :
4. Minyak Atsiri Kab.Sumedang :
3. Elektronika 1. Bordir.
Kota Cimahi : 5. Mak. Olahan 1. Kerajinan Kayu
4. Rajut 2.Keraj.Pandan& Mendong
5. Ind. Telematika 1. Pakaian jadi 2. Furniture Kayu
3. Kelom geulis
6. Komponen 2. Ind. Telematika. 3. Mak. Olahan
4. Batik
7. Mak. Olahan 3. Mak. Olahan
5. Mak. Olahan
Gambar 2.3
Peta Industri Unggulan Kabupaten/Kotadi Jawa Barat
Tabel 2.2.
LPE dan Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2011
Tahun
Uraian 2007
2008 2009 2010 2011 2012
Baseline
Laju Pertumbuhan 6,48 6,21 4,29 6,09 6,48 6,21
Ekonomi
Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86
Sumber: BPS Jawa Barat 2012;
Keterangan: *) angka perkiraan BPS Provinsi Jawa Barat
P e rt u m b u h a n S e kt o r T ra d a b le
d a n N o n t ra d a b le J ab a r
1 2,0
11 ,56
1 0,9 6
1 0,0
9 ,41
7 ,61 7, 68 8 ,26
8,0
6, 96
6 ,53
6,2 1 6, 48
5,9 5 6 ,4 8
6,0 5 ,45 6, 21 6, 21
6,0 2
5, 60 6, 09
4,6 7 4,7 7 5,8 9 5, 74
4,1 2
5,0 7 4 ,32
4,0 3,1 6 3,7 6 4, 19
3, 98
3,5 4 3,5 3 3 ,39
2,5 1
2,0 2 ,36
1 ,81
1,5 9
0,0
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 110 12
02 02 02 02 02 02 02 02 02 02 2 02
T ra da ble No n T r ad ab le P D RB
Gambar: 2.4.
Pertumbuhan Sektor Tradable dan Nontradable Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.3
Distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012
Laju
No Komponen Penggunaan 2011 2012
Pertumbuhan
1. Konsumsi Rumah Tangga 59,28% 58,24% -1,04%
2. Konsumsi Pemerintah 8,89% 8,78% -0,11%
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,16% 18,50% 0,34%
4. a. Perubahan Inventori 4,58% 5,12% 0,54%
b. Diskrepansi Statistik 2,51% 1,63% -0,88%
5. Ekspor 35,40% 35,94% 0,54%
6. Dikurangi: Impor 29,40% 28,62% -0,78%
Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Jawa Barat, 2013
Tabel 2.4
Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2012
Tahun
Uraian
2007 2008 2009 2010 2011 2012
IPM 70,71 71,12 71,64 72,08 72,82 73,19*)
a) Indeks Pendidikan 80,21 80,35 81,14 81,67 82,55 82,75*)
- RLS (Tahun) 7,50 7,50 7,72 7,95 8,20 8,15*)
- Angka Melek Huruf (%) 95,32 95,53 95,98 96,00 96,48 96,97*)
b) Indeks Kesehatan 71,00 71,33 71,67 72,00 72,34 72,67*)
- Angka Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,40 68,60*)
c) Indeks Daya beli 60,93 61,66 62,10 62,57 63,57 64,17*)
- Purchasing Power
623,64 626,81 628,71 630,77 635,10 637,67*)
Parity/PPP (Rp.000)
Sumber: Bappeda Jabar 2013
Dari Tabel 2.4 menunjukan bahwa capaian IPM terus meningkat dari tahun ke
tahun namun demikian disparitas IPM antara kabupaten/kota masih cukup tinggi
sebagaimana digambarkan pada grafik dibawah ini (Gambar 2.5).
Beberapa kabupaten kota capaian IPM berada diatas rata-rata capaian IPM
Jawa Barat yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota
Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung. Sedangkan kabupaten kota lainya
berada dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dengan capaian terendah berada di
WKPP III dan WKPP IV yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon Dan
Kabupten Cianjur (Gambar 2.5).
Peningkatan IPM jawa Barat selama kurun waktu 6 tahun dipengaruhi bukan
oleh salah satu komponen aja melainkan dari ketiga komponen penyusun IPM yaitu
pendidikan kesehatan dan daya beli.
Indeks pendidikan di Jawa Barat mengalami peningkatan, kondisi tersebut
sama dengan kondisi di kabupaten/kota (Gambar 2.6). Indeks pendidikan yang
tertinggi terjadi pada Tahun 2011 yang dicapai oleh Kota Cimahi yaitu sebesar 89,95,
kemudian berturut-turut Kota Bandung sebesar 89,93, dan kota Bekasi sebesar
89,33. Indeks pendidikan terendah berada pada Kabupaten Depok dengan nilai
67,49, Kabupaten Indramayu sebesar 70,03, dan Kabupaten Bandung sebesar
73,49.