PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
merupakan garda terdepan dalam melayani masyarakat. Puskesmas merupakan
kesatuan organisasi fungsional sebagai pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyaraat di wilayah kerja
(permenkes nomor 75 tahun 2014). Salah satu fungsi pokok puskesmas adalah
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 meliputi :
a. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerja.
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerja.
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. UKM Promosi Kesehatan (Promkes)
b. UKKM kesehatan lingkungan (Kesling)
c. UKM kesehatan ibu, anak (KIA) dan keluarga berencan (KB)
d. UKM gizi
e. UKM Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2P)
f. UKM Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan puskesmas
Batuyang meliputi:
a. UKM Kesehatan jiwa
b. UKM kesehatan Gimul masyarakat
c. UKM kesehatan tradisional
d. UKM kesehatan Olahraga
e. UKM kesehatan Indra
f. UKM kesehatan Lansia
g. UKM kesehatan kerja
h. UKM PTM
i. UKM Remaja
Sedangkan upaya kesehatan perorangan Puskesmas Batuyang meliputi
a. Pelayanan UGD 24 jam
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Pelayanan bersalin dan Nifas
d. Pelayanan Rawat jalan
e. Labolatorium
f. Farmasi/Apotek
Upaya kesehatan masyarakat baik esensial maupun pengembangan dan
Upaya Kesehatan Perorangan harus diselenggarakan sesuai dengan pedoman
yang telah di tetapkan untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
Kabupaten Lombok Timur.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Kualitas pelayanan Puskesmas melalui kegiatan-
kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang kemudian disusun dalam rencana pelaksanaan kegiatan Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Menganalisa maslah berdasarkan indikator pencapaian kinerja, keluhan,
kebutuhan serta harapan masyarakat
c. Mendapatkan prioritas masalah sesuai dengan 3 kriteria yaitu Urgency,
Seriousness dan Growth.
d. Mendapatkan pemecahan masalah dan alternatif pemecahan terpilih
e. Tersusunnya Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahun 2020
BAB II
DATA DASAR PUSKESMAS BATUYANG
A. Gambaran Umum
Puskesmas Batuyang merupakan salah satu dari dua Puskesmas di wilayah
Kecamatan Pringgabaya.Secara geografis berada di jalur jalan nasional/Negara lintas
Lombok-Sumbawa, tepatnya di desa Batuyang. Adapun batas – batas wilayahnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 1 : Data jumlah Sebaran penduduk dan jenis kelamin per desa Puskesmas Batuyang
Tahun 2018.
Puskesmas Batuyang dengan luas wilayah 38Km2 dan jumlah penduduk 55.565
jiwa, sehingga kepadatan penduduknya adalah 1.451 jiwa/Km2.
Tabel 3 : Data Luas wilayah, Jumlah sebaran dan kepadatan penduduk per desa Puskesmas
Batuyang Tahun 2018
Luas Jumlah Kepadatan
NO Nama Desa Wilayah Penduduk JML KK Penduduk /
( Km2) (Jiwa) Km2
1 Batuyang 6.00 8.898 2.610 1.483
2 Pohgading 4.90 9.985 2.929 2.038
3 Kerumut 3.40 3.704 1.087 1.089
4 Apitaik 3.60 11.505 3.375 3.196
5 Bagekpapan 4.35 4.032 1.183 927
Pohgading
6 4.10 5.741 1.684 1.400
Timur
7 Teko 4.40 3.256 955 740
8 Tanak Gadang 3.60 1.737 510 483
9 Anggaraksa 2.60 2.601 763 1.000
10 Telaga Waru 1.05 4.106 1.205 3.911
JUMLAH 38 55.150 16.301 1.451
Sumber : Data Kecamatan Pringgabaya, Program Kesling Puskesmas Batuyang dan BPS
Kab. Lombok Timur Tahun 2018
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Batuyang tidak merata, desa
terpadat adalah Desa Apitaik dengan kepadatan 3.196 jiwa/Km 2, sedangkan terendah
adalah Desa tanak gadang dengan kepadatan penduduk 483 jiwa / Km2.
Sepanjang tahun 2018 dari 10 Polindes yang ada, sembilan polindes sudah
mempunyai bangunan fisik berupa gedung tersendiri, sementara satu polindes yaitu
Polindes Senang disewakan dari pembiayaan ADD Desa Batuyang.
Tabel 5: Kondisi Fasilitas Sarana dan Prasarana Pada Puskesmas Batuyang Tahun 2018
Kondisi
Rusak
No Sarana/Prasarana Jumlah Rusak Ket
Baik ringan /
Berat
Sedang
I Sarana Kesehatan
a. Puskesmas
3 1 2 0
Pembantu
b. Polindes 9 9 0 0
c. Rumah Dinas 1 0 0 1
Dokter
d. Rumah Dinas
1 0 0 1
Perawat
e. Puskel Roda 4 2 1 0 1
f. Ambulance 0 0 0 0
g. Sepeda Motor 11 7 2 2
h. Genset 1 0 0 1
i. Ruang Nifas 1 1 0 0
j. Ruang IGD 1 1 0 0
k. Ruang Rawat
3 3 0 0
Inap
l. Tempat Tidur
18 15 3 0
Pasien
II Sarana Penunjang
a. Komputer 12 10 2 0
b. Mesin Ketik 0 0 0 0
c. Laptop 3 3 0 0
Tabel 6: Jenis, Jumlah Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga PNS Puskesmas Batuyang Tahun
2017.
Jml yg Jml Jml
No Jenis Tenaga Ket
ada Kebutuhan Kekurangan
1 Dokter Umum 1 2 1
2 Dokter Gigi 0 1 1
3 Sarjana Kesmas 0 3 1
4 Petugas Gizi 2 5 3
5 Sanitarian 4 5 1
6 Perawat 13 15 2
7 Bidan 14 15 1
8 Tenaga Laboratorium 1 1 0
9 Apoteker/Asisten Farmasi 0 1 1
10 Cleaning servis 0 2 2
11 Tenaga administrasi / TU 1 5 4
12 Perawat Gigi 3 2 0
13 Jaga malam 0 2 2
14 Sopir 0 2 2
JUMLAH 41 61 20
Tabel 7: Jenis dan Jumlah Pegawai Kontrak Daerah, Perjanjian Kerja, Kelompok Kerja, dan
PTT Puskesmas Batuyang Tahun 2018.
No Jenis Tenaga Jml yg ada Ket
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 0
3 Sarjana Kesmas 0
4 Petugas Gizi 2
5 Sanitarian 1
6 Perawat 15
7 Bidan 12
8 Tenaga Laboratorium 1
9 Apoteker/Asisten Farmasi 1
10 Tenaga administrasi / TU 6
11 Perawat Gigi/teknik gigi 0
12 Kebersihan + Jaga malam + sopir 4
JUMLAH 43
Sumber : Data Persebaran Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Batuyang Tahun 2018
PHBS RT
3 65 0 0 0 0 0 0 0 0
Sehat
Intervensi RT
4 20 200 32.05 350 56.09 500 80.13 650 104.17
Sehat
Penyuluhan
5 0 0 0 0 0 0 0 0
Napza
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masih ada indikator program
yang belum mencapai target yang telah ditetapkan, diantaraya adalah posyandu
aktif. Cakupan posyandu aktif (strata purnama dan Mandiri) pada tahun 2018
adalah 41.18% semnetara target yang harus dicapai adalah 80% dari 64
posyandu yang ada. Untuk capaian desa siaga, seluruh desa yang ada di wilayah
kerja puskesmas Batuyang telah dibentuk desa siaga dengan strata pratama
STRATA POSYANDU
a. Strata Pratama b. Strata Madya
c. Strata Purnama d. Strata Mandiri
11%
22%
67%
130
90
50
Axis Title 10
K1 K4 Mtrnl Linakes KF3 KN1 KN3 Neo Kunjngn Balita II
komp komp Bayi
tertan- Trtan- (KB4)
gani gani
Tar get NaN NaN 100 100 100 100 100 100 100 100 100 70
Capaian NaN NaN 107.17 96.76 136.47 94.83 92.33 107.21 106.53 81.36 106.79 84.13
dan bidan.
3. Program Kesehatan Gizi Masyarakat
Program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang bertujuan untuk
memperbaiki gizi keluarga. Untuk mengetahui status gizi balita dengan cara
menimbang balita di posyandu yang di laksanakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan bantuan bidang kesehatan dan lintas sektoral yang terkait
serta partisipasi dan pemerataan kegiatan dan pribadi yang mendukung
perbaikan gizi keluarga.
Posyandu merupakan ujung tanduk kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan baik ibu maupun
balita yang meliputi Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi,
Imunisasi, penanggulangan diare dan ISPA.
Wilayah Puskesmas Bamban Mempunyai 10 desa terdiri dari 64
posyandu. Pelaksanaan posyandu setiap bulan secara rutin dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat atau buku KIA. Distribusi vitamin A
dilaksanakan pada bulan februari dan Agustus baik di Posyandu maupun di
Puskesmas pada anak balita dan ibu nifas, dan setiap bulan pemberian tablet
tambah darah ( Fe / SF ) pada ibu hamil dan menyusui. Pemberian MP – ASI
khususnya bagi keluarga GAKIN yang di laksanakan untuk mengurangi masalah
GIZI terutama anak balita BGM ( Bawah Garis Merah ) dilihat dari KMS, terutama
bagi balita kurang gizi yaitu kurang kalori dan protein ( KKP ) pada balita untuk
meningkatkan status gizi masyarakat.
Hasil capaian kegiatan program gizi dapatdilihat pada table berikut
● Cakupan D/S balita tahun 2018 belum mencapai target yang telah
● Cakupan balita yang mnedapatkan Vit. A 2x setahun dan ibu hamil yang
● Capaian ASI eksklusif tahun 2018 adalah 78.80% sementara target yang
harus dicapai adalah 80% dari jumlah sasaran yang ada. Jika dilihat
capaian per desa ada beberapa Desa yang Cakupan ASI eklusifnya
masih rendah diantaranya adalah Desa kerumut, Apitaik, Teko dan
Tanak gadang. Keempat Desa tersebut cakupan ASI eksklusif masih di
bawah 80%.
Jika dilihat secara keseluruhan maka dapat dikatakan bahwa capaian
kegiatan program gizi tahun 2018 masih bayak yang belum memenuhi target,
diperlukan upaya-upaya inovatif untuk meningkatkan capaian indikator program
agar seluruh sasaran yang ada mendapakan intervensi secara merata. Hal ini
tentu saja berkaitan langsung dengan jumlah kunjungan sasaran di posyandu
yang masih kurang, pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan serta kerjasama
dengan lintas program maupun lintas lintas sektor yang belum maksimal.
Oleh karena itu upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan penyuluhan tentang manfaat Posyandu, melakukan sweeping
secara berkala, pencatatan dan pelaporan kegiatan. Di tahun 2019 juga akan
dilaksanakan program undangan posyandu sebagai upaya meningkatkan jumlah
kunjungan di posyandu.
a. Cakupan Jamban
Membuang air besar (BAB) tidak dapat dilakukan di sembarang
tempat.Jamban adalah tempat yang paling aman dari segi kesehatan untuk
membuang kotoran manusia.Namun pada kenyataannya masih ada msayarakat
yang membuang hajat di selokan atau sungai.Perilaku buruk tersebut berdampak
pada munculnya penyakit akibat lingkungan sanitasi sudah terkontaminasi.
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
diperiksa
diperiksa
diperiksa
diperiksa
MS
TMS
MS
TMS
MS
TMS
MS
TMS
cubluk Cemplung Plengsengan Leher Angsa
Grafik 4. Cakupan Jamban
c. Cakupan SPAL
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang
digunakan untuk menumpulkan air buangan sisa penggunaan dari
kran/hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur dan lain-lain,
sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan dan meresap ke dalam tanah
dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak mengotori
lingkungan skitarnya. SPAL tidak mengalirkan air kotor dari petrusan atau
jamban.
9000 8316
8000
7173
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000 812
0
SPAL MS SPAL TMS BELUM MEMILIKI
SPAL
d. Pengawasan TTU
Sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah suatu usaha untuk mengawasi
dan mencegah kerugian akibat darikeberadaan tempat-tempat umum yang
erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
Pada tahun 2018 sekitar 191 Tempat-tempat Umum yang tersebar di
sepuluh desa wilayah kerja4 puskesmas batuyang.Pada seluruh TTU
tersebut dilakukan pengawasan dengan hasil 55.5% TTU atau sekitar 106
TTU telah memenuhi syarat.Rata-rata jumlah TTU yang memenuhi syarat di
masing-masing desa adalah 40%-60% dengan presentase TTU memenuhi
syarat terbesar itemukan di desa batuyang.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum
berupa
Jumlah rumah
yang dilakukan
8460 10% 106 149.3 257 91.13 357 101.13 473 167.73 573 162.32
pemeriksaan
jentik
Jumlah rumah
bebas jentik 846 100% 93 87.73 223 86.77 310 86.83 410 86.68 498 86.91
INDIKATOR Capaian
Juni Juli Agustus September Oktober November Deember
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pelacakan
pederita DBD
Jumlah Desa /
Kelurahan yang 0 0 0 0 1 33.3 0 0 0 0 1 33.3 0 0
diabatisasi
selektif
Jumlah Desa /
kelurahan yang 1 2 0 0 0 0 0
dilakukan
pemberantasan
sarang nyamuk
Jumlah rumah
yang dilakukan 683 161.5 787 159.3 891 158 991 156.1 1091 154.8 1191 153.5 1291 65.53
pemeriksaan
jentik
Jumlah rumah 586 85.8 648 82.34 689 77.3 738 74.47 798 73.14 856 71.87 910 70.49
yang ada jentik
vector
c. P2 TB
Penemuan kasus TB paru di Puskesmas Batuyang dilakukan secara
pasif melalui penemuan tersangka penderita yang berobat ke
puskesmas.selain itu semua kontak penderita BTA+ dengan gejala yang
sama juga dijaring sebagai suspek untuk diperiksa dahak.
140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
e. P2 DIARE
Tabel 28.Kasus Diare 2018
Capaian
No Indikator Program
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total
penemuankasus
diare di puskesmas
225 200 225 145 190 261 202 174 341 210 188 242 2603
oleh PKM dan
kader
kasus diare
ditangani di PKM
171 169 181 106 147 218 178 174 290 126 149 204 2113
dengan oral
rehidrasi
kasus diare
ditangani dengan 8 2 9 15 9 18 13 23 54 15 3 10 179
rehidrasi intravena
Tahun 2018 Jumlah kasus diare sebanyak 2603 kasus tersebar di seluruh
wilayah kerja puskesmas Batuyang.Penanganan kasus diare di puskesmas
batuyang adalah dengan rehidrasi oral dan intravena.
200
150
100
50
0
s m en ak si
ns
a n pi m ia a
tiviti gyu ipi tar fr ak le inga bio
io lo ed kom
er s ka es m
ng ki
n re ur pi
r d
tis
u
nju pt a an at io pr hor ti gla
co r n m o
ka
ta lai ak
m
ke tar
ka
Grafik 8.Penyakit Mata Tahun 2018
Rhinitis akut adalah grafik tertinggi pada penyakit telingan kasus baru
tahun 2018 di puskesmas Batuyang, disusul laryngitis akut dan tonsillitis akut.
Sementara penyakit mata kasus baru yang paling banyak ditemukan adalah
conjungtivitis, kelainan refraksi dan katarak
2. Kesehatan Jiwa
Tabel 29.kasus jiwa perdesa puskesmas batuyang 2018
Cakupan Desa
Indikator Bagekpapa
No
Program Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik n
Jml kasus
1 jiwa 6 7 3 5 0
Kasus
2 dipasung 0 0 0 0 0
Tabel 30: (lanjutan) Hasil Cakupan program Jiwa s/d Juni 2018
Cakupan Desa
Jml kasus
1 jiwa 2 0 1 1 1 26
Kasus
2 dipasung 0 0 0 0 0 3
Jumlah kasus jiwa yang ditemukan pada tahun 2018 sebanyak 26 kasus
dengan jumlah kasus jiwa terbamyak ditemukan di desa Apitaik. Untuk
meningkatkan cakupan kasus jiwa dilakukan upaya kunjungan rumah dan KIE
keluarga pasien untuk dating kembali ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan
pemeriksaan jika obat yang diberikan pada kunjungan sebelumnya telah habis
3. Kesehatan Lansia
Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH), merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Peningkatan populasi kelompok
lanjut usia itu sendiri. Kelompok usia lanjut dipandang sebagai kelompok
masyarakat beresiko yang mengalami gangguan kesehatan yang kompleks dan
progresif. Untuk itu dibutuhkan pembinaan kesehatan lansia meluia BKL di
Posyandu lansiaagar dapatmneingkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan peningkatan perilaku hidup sehat oleh lansia
dikehisupan sehari-hari.
Sementara jumlah kunjungan Lansia dengan penyakit dapat dilihat pada grafik beriku
2712
1039 944
577
48 24
T Darah Diabetes Gg Mental IMT Mata Peny.Lain
SD 39 100% 100%
Tebel hasil skrining siswa di atas menunjukkan bahwa masih ada siswa
yang mengalami ganggunga ketajaman lihat, anemia dan gigi
berlubang.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah berupa penyyuluhan-
penyuluhan dan skrining kesehatan.
5. Kesehatan haji
Pemeriksaan kesehatan yang memenuhi kualitas/standar pemeriksaan
kesehatan CJH dilakukan oleh dokter dan didampingi sorang perawat
pemeriksa.Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara holistic dengan pemeriksaan
medis dasar, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
C. UPAYA PENGOBATAN
1. Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan di puskesmas batuyang terdiri dari pelayanan poli
umum, lansia, poli KIA KB, labolatorium, dan konseling kesehatan dengan loket
sebagai pintu masuk.
Tabel 35. Jumlah Kunjungan Loket berdasarkan alamat, baru lama dan penggunaan
kartu berobat tahun 2018
STATUS KUNJUNGAN STATUS BAYAR
NO DESA Non
B L Total UMUM PBI Total
PBI
1 Batuyang 1456 7995 9451 2972 1446 4268 9451
2 Pohgading 631 2480 3111 1014 570 1246 3111
3 Kerumut 466 2008 2474 858 450 1043 2474
4 Apitaik 395 1811 2206 702 384 1033 2206
5 Bagekpapan 302 1649 1951 586 330 972 1951
Pohgading
6
Timur 233 1393 1626 492 246 822 1626
7 Teko 204 1150 1354 430 210 660 1354
Tanak
8
Gadang 171 969 1140 340 185 567 1140
9 Anggaraksa 140 847 987 269 145 521 962
10 Telaga waru 95 720 815 211 136 447 793
11 Luar wilayah 192 1040 1232 429 208 576 1232
Jumlah 4285 22062 26347 8303 4310 12155 26300
TOTAL
SEPT
AGT
OKT
MEI
JULI
JUNI
MAR
FEB
APR
DES
NOP
PENCAPAIAN
SEROLOGI
200
180
160 Widal
HBSag
140
DHF/Ig G,Ig M
120 HIV
100 Mentouk Tes
VDRL
80 DHF
60 Gol. Darah
40
20
0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOP DES
Grafik 13.Pemeriksaan Serologi
2. Rawat Inap
Rawat inap dilakukan setelah hasil pemeriksaan pada rawat jalan / poli
dan UGD mengharuskan pasein untuk dirawat juga berdasarkan rujukan baik dari
Pustu maupun dari Bidan di desa.
TEMPAT JML
TIDUR Σ DAY HARI
NO BULAN Σ TT BOR TOI AVLOS BTO
CARE DLM
IGD RI
PERIODE
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Identifikasi Masalah Promkes
Tabel 36.identifikasi masalah program promkes
Triwulan IV (Sept.
Target
No. Indikator s/d Des.) GAP MASALAH
(%)
Abs %
Desa Siaga 1. Tidak ada Gap pada indikator desa Siaga
1 80 10 125 45
Aktif tetapi harus ditingkatkan keaktifannya
2. Jumlah posyandu aktif masih jauh dari target,
2 Posyandu Aktif 80 21 41.18 - 38.89
pencapaian belum mencapai 50%
3. Tidak dilakukan survey PHBS RT pada tahun
PHBS RT ini. Kegiatan dialihkan pada kegiatan PIS-PK
3 65 0 0 0
Sehat sehingga jumlah RT Sehat tidak dapat
diketahui
4. Meskipun tidak dilakukan survey PHBS namun
Intervensi RT
4 20 650 104.17 84.7 intervensi RT Sehat tetap dilakukan dengan
Sehat
capaian lebih dari 1000%
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa cakupan kegiatan program promosi kesehatan secara umum baik, namum masih
ditemukan Gap terutama pada Posyandu Aktif sehingga dari hasil tersebut perlu ditentukan langkah berikutnya dalam penentuan penyebab
masalah, prioritas masalah beserta alternative pemecahan masalahnya.
2. Identifikasi Masalah Program KIA KB
Tabel 37. Identifikasi Masalah program KIA
Target Pencapaian
No Indikator Program GAP MASALAH
(%)
Abs %
1 Balita ditimbang (D/S) 85 4.152 74.11 -10.89 - Cakupan penimbangan balita tidak mencapai
target, dengan capaian 74.11% sementara target
2 Balita naik BB (N/D) 80 2.604 52.73 -27.27 80%
3 Balita BGM 5 141 3.16 -1.84 - Balita naik berat badan belum mencapai target,
4 Kss Gizi buruk 4 ada gap sebesar 27.27 atau sebanyak 892
balita.
Penanganan kss Gizi
5 100 4 100 0 - Masih ada balita dengan berat badan di bawah
buruk
garis merah.
6 Balita Vit. 2x/tahun 90 4.295 96.33 3.67
- Capaian bayi mendapat ASI Eksklusif masih
7 Bumil Fe-3 95 1.375 106.61 11.61 kurang dari 80% dengan capaian 62% dan gap
ASI Eksklusif(Kom sebesar 18%
8 80 726 62.0 -18
AEG)
4. Identifikasi masalah program Kesling
Tabel 39. Identifikasi masalah program Kesling
TARGET PENCAPAIAN GAP MASALAH
NO INDIKATOR
Abs % Abs %
1. Capaian jamban 55655 100 51915 93.43 -6.57 - Masih tersedianya tempat-tempatt terbuka
keluarga untuk BABS
- Adanya obsepsi dari sebagian Masyarakat
untuk menerima bantuan/Stimulan
- Dukungan dari Desa untuk ADD terutama
untuk pembangunan jamban masih rendah
2. Capaian SAB 55655 100 54810 98.64 -1.36 - Masih ada beberapa sumur gali yang tidak
memenuhi syarat
- Hasil Kualitas Air wilayah puskesmas
Batuyang secara Bakteriologis dan Kimia
masih tidak Memenuhi Syarat Kesehatan
3. Capaian Inspeksi 1150 100 1133 98.5 -1.5 - Sarana air limbah masih resiko tinggi
Sanitasi
4. Capaian klinik 835 100 523 62 -38 - Kurangnya feed back/rujukan dari Poli BP
sanitasi yang di dan poli lainnya
follow up
Capaian imunisasi BCG, dan campak di atas 100%, kemungkinan hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya data proyeksi dari dinas
kesehatan. Hal ini mungkin memerlukan validasi data dari kecamatan Pringgabaya. Tapi dalam hal ini untuk menseragamkan data maka
program imunisasi mengikuti data proyeksi yang sudah di tetapkan oleh dinas kesehatan untuk menseragamkan sasaran dengan sasaran
program lainya.
Imunisasi campak booster dan DPT Hb Hib memang tidak menjadi indicator keberhasilan atau UCI desa tetapi dengan tidak
tercapinya target cakupan campak di khawatirkan dapat menyebabkan menurunya imunitas kekebalan di wilayah tersebut. Oleh karena itu
diupayakan lebih lanjut di tahun berikutnya untuk dapat mencapai target yang di tentukan.
b. ISPA
Tabel 41.Identifikasi Masalah program ISPA
Indikator Target Pencapaian
No Sasaran Gap Masalah Ket
program abs % abs %
1. Penemuan kasus 5890 589 10 392 6.66 3.44 1. kurangnya sosialisasi dari peugas
pneumonia dan kesehatan
pneumonia berat 2. kurangnya pengetahuan masyarakat
di PKM dan mengenai ISPA dan pneumonia
kader 3. tidak adanya laporan ISPA dan
5. Jumlah 5315 532 10 532 9.99 1.09 pneumonia dai kader
pneumonia dan 4. cakupan kasus pneumonia belum
pneumonia berat mencapai target
ditangani
c. Program Diare
Tabel 43.Identifikasi Masalah program Diare
Target Pencapaian
No Indikator Program Sasaran % GAP MASALAH
Abs % Total
penemuankasus diare di - 1. Tidak adanya laporan tentang
puskesmas oleh PKM dan 3001 2603 100 2603 86.74 13.26 Diare dari kader.
kader 2. Kurang aktifnya bidan polindes
kasus diare ditangani di PKM - dalam pengiriman laporan Diare.
2603 2603 100 2113 81.18 18.82
dengan oral rehidrasi 3. Kurangnya sosialisasi tentang
kasus diare ditangani dengan 2603 260 10 179 6.88 -3.32 penyakit diare.
rehidrasi intravena 4. Cakupan penemuan kasus diare
pada bayi-balita yang belum
mencapai target.
B. PRIORITAS MASALAH
1. Program Promosi Kesehatan
Perumusan masalah dalam menganalisa Program Promosi Kesehatan ini menggunakan metode UXSXG yang diberi Skor 1-4 yang
mana Desa siaga Aktif masih dimasukkan dalam masalah Promosi Kesehatan walau tidak ada GAP karena Desa Siaga Aktif 8 indikatornya
masih belum maksimal pelaksanaannya. Disamping itu Desa siaga ktif rata – rata masih bersrata Pratama sehingga perlu ditingkatkan
stratanya.
Tabel 45.prioritas masalah program Promosi Kesehatan
MASALAH
NO KRITERIA
Posyandu Aktif PHBS Desa Siaga Aktif
1 Tingkat Urgensi (U) 2 1 4
2 Tingkat Keseriusan (S) 3 4 1
3 Tingkat Perkembangan (G) 3 1 4
U+S+G 8 6 9
Dari matriks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat Desa siaga aktif menjadi priotitas utama dalam kegiatan Promosi kesehatan
kemudian prioritas kedua yakni Posyandu Aktif yang mendapat total skor 8, dan terakhir Frekuensi penyuluhan dalam gedung dengan skor 6.
MASALAH
1 ANC Standar ( K4 ) 5 4 4 13
2 LINAKES 4 4 4 12
3 KF 3 4 3 3 10
4 KN 3 4 4 3 11
5 BAYI 4 4 3 2 9
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimplan bahwa ANC standar merupakan prioritas utama dalam menentukan
keberhasilan program, prioritas yang kedua yaitu linakes yang mendapat total skor 12, Kn 3 menjadi prioritas ketiga dengan skor 11
dan yang terakhir adalah kunnjungan Bayi 4 dan KB aktif dengan skor 9
3. Prioritas masalah program Gizi
Matriks perumusan masalah dalam menganalisa hasil program KIA menggunakan metode UXSXG di beri skor 1 – 5
Tabel 47.prioritas masalah program gizi
MASALAH
KRITERIA
Tingkat Urgensi (U) Tingkat Keseriusan (S) Tingkat Perkembangan (G) UxSxG
Distribusi pemberian vitamin A 3 2 2 7
Balita Naik Berat Badannya 3 2 2 7
Balita Bawah garis Merah 3 3 2 8
Balita ditimang (D/S) 3 4 2 9
ASI eksklusif 3 3 3 9
Pelatihan PMBA 3 2 3 8
b. Ispa
Perumusan masalah dalam menganalisa program Ispa dan pneumonia ini menggunakan metode UXSXG yang diberi skor 1-4
dimana jumlah penemuan kasus pneumonia merupakan indikator program ISPA.
Tabel 49.prioritas masalah program ISPA
Tingkat Tingkat Tingkat UXSXG
NO MASALAH urgensi keseriusan perkembangan (TOTAL)
(U) (S) (G)
1 Kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan 3 1 4 8
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai Ispa dan Pneumonia 2 2 3 7
3 Tidak ada laporan tentang ISPA dari kader 1 3 1 5
c. Diare
Perumusan masalah dalam menganalisa program diare ini menggunakan metode UXSXG yang diberi skor 1-4 dimana jumlah
penemuan kasus diare merupakan indikator program diare.
Tabel 50.prioritas maalah program diare
Dari matrik diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa cakupan penemuan diare Bayi-balita belum mencapai target menjadi
prioritas1 dengan skor 9, kurangnya sosialisasi tentang penyakit diare menjadi prioritas 2 dengan skor 8, kurang aktifnya bidan
polindes dalam pengiriman laporan menjadi proiritas 3 dengan skor 7. Tidak adanya laporan diare dari kader menjadi prioritas 4
dengan skor 4.
NO MASALAH U S G TOTAL
C. RUMUSAN MASALAH
1. Perumusan Masalah Program Promkes
Tabel 52.rumusan masalah program promosi kesehatan
ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH
MASALAH TERPILIH
1 Posyandu Aktif masih jauh dari target yaitu 1 Rata - rata posyandu yang sosialisasi dana sehat pada - pembinaan posyandu aktif
kurang 43 Pos belum aktif masih belum tiap-tiap posyandu yang yang berstrata madya
memiliki dana sehat belum memiliki dana sehat
yaitu sebanyak 43 pos
2 Tidak ada UKBM Mengusulkan ke desa - Pembentukan Posbindu
untukpembentukan UKBM di
posyandu yang belum
- Pembinaan dan penilian
Posyandu
- Lomba kratifitas Kader
- Refreshing Kader
2 Desa Siaga Tidak ada Gap tetapi harus 1 belum adanya umpan balik Puskesmas berkoordinasi - Pembinaan Desa Siaga
dipertahankan keaktifannya dari pihak desa untuk dengan Pemerintah Desa - Advokasi Dana Desa
mengadakan SMD dan MMD untuk mengadakan SMD dan
secara berkala MMD
Puskesmas mengadakan Melakukan SMD di 10 Desa
MMD
2 pemerintah desa masih Puskesmas berkoordinasi Melaksanakan MMD 10 Desa
belum mengadakan SMD dengan Pemerintah Desa
secara swadaya karena untuk mengadakan SMD
kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya SMD
Puskesmas mengadakan
SMD dengan melibatkan
Kader Pemberdayaan
Masyarakat
3 setelah dilakukan MMD koordinasi dengan lintas - koordinasi lintas sektoral
masih belum ada tindak program dan lintas sektoral
lanjut secara terus menerus
5 Gantinya Kepala Desa dan Penguatan manajemen Desa - Penguatan Manajemen Desa
resuffle perangkatnya Siaga Siaga
sehingga Desa Siaga Aktif - Sosialisasi dan pembentukan
ada yang ada anggotanya Desa Model PHBS
banyak yang berhenti
6 penyuluhan kelompok di luar gedung sudah - - -
melebihi target tetapi harus dipertahankan
7 penyuluhan perorangan dlm gedung sudah ruangan penyuluhan pembentukan Klinik terpadu pembentukan Klinik terpadu yang
melebihi target tahunan tetapi perlu perorangan belum yang terdiri dari Klinik terdiri dari Klinik sanitasi, Gizi
dipertahankan dipusatkan dan belum sesuai sanitasi, Gizi dan Promkes dan Promkes
dengan alur pelayanan
penjadwalan petugas stand penjadwalan petugas stand by di
by di klinik terpadu klinik terpadu
8 penyuluhan perorangan di luar gedung - - -
sudah melebihi target tetapi harus
dipertahankan
9 PHBS RT tidak dilaksanakan dengan 1 Survey PHBS - survey PHBS
adanya program PIS-PK, namun PIS-PK - Intervensi PHBS
tidak dapat memenuhi indikator desa Siaga
sehingga Survey PHBS harus diuslkan untuk
dilakukan kembali.
- Sosialisasi Germas
5. lahir prematur
2 Angka kematian bayi masih tinggi, 1. Kurangnya kepatuhan dari 1. Pengadaan bimbingan 1. Evaluasi Kohort bayi Tingkat
kunjungan bayi 4 tidak mencapai bidan desa untuk pemamfatan teknis bidan desa tentang PKM oleh kabupaten
100% kohort bayi sebagai alat kohort bayi secara
pemantau sasaran berkesinambungan
2. Pemeriksaan bayi & balita
diPosyandu ( DSIDTK )
2. karena dari cakupan 1. Pemeriksaan balita di
K4,Linakes yang belum TK/Paud
mencapai target
No Prioritas masalah Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah Pemecahan masalah terpilih Ket
1 Cakupan penemuan 1. Kurang aktifnya pengiriman 1. Meningkatkan peran aktif kader 1. Pemberdayaan dan bidan desa.
diare pada Bayi-Balita laporan diare dari kader dan dan bidan desa dalam
bidan desa. pengiriman laporan diare.
belum mencapai target 2. Kurangnya pemahaman 2. Memberikan penyuluhan 2. Penyuluhan
masyarakat mengenai penyakit tentang diare.
diare
2 Kurangnya sosialisasi 1. Kurangnya kesadaran petugas 1. Sosialisasi penguatan 1. Sosialisasi
tentang penyakit diare. untuk mengirim laporan diare. komitmen dalam pengiriman
laporan.
3 Kurang aktifnya bidan 1. Kurangnya sosialisa si petugas Sosialisasi ke petugas. Pelatihan/refreshing kader diare
polindes dalam
pengiriman laporan
diare.
3 Kurangnya stok obat pasien Perlu adanya kerja sama petugas kesehatan Pengadaan format atau lampiran obat khusus
gangguan jiwa jiwa dengan petugas kesehatan apotik pasien jiwa
puskesmas