Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
merupakan garda terdepan dalam melayani masyarakat. Puskesmas merupakan
kesatuan organisasi fungsional sebagai pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyaraat di wilayah kerja
(permenkes nomor 75 tahun 2014). Salah satu fungsi pokok puskesmas adalah
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 meliputi :
a. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerja.
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerja.
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. UKM Promosi Kesehatan (Promkes)
b. UKKM kesehatan lingkungan (Kesling)
c. UKM kesehatan ibu, anak (KIA) dan keluarga berencan (KB)
d. UKM gizi
e. UKM Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2P)
f. UKM Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan puskesmas
Batuyang meliputi:
a. UKM Kesehatan jiwa
b. UKM kesehatan Gimul masyarakat
c. UKM kesehatan tradisional
d. UKM kesehatan Olahraga
e. UKM kesehatan Indra
f. UKM kesehatan Lansia
g. UKM kesehatan kerja
h. UKM PTM
i. UKM Remaja
Sedangkan upaya kesehatan perorangan Puskesmas Batuyang meliputi
a. Pelayanan UGD 24 jam
b. Pelayanan Rawat Inap
c. Pelayanan bersalin dan Nifas
d. Pelayanan Rawat jalan
e. Labolatorium
f. Farmasi/Apotek
Upaya kesehatan masyarakat baik esensial maupun pengembangan dan
Upaya Kesehatan Perorangan harus diselenggarakan sesuai dengan pedoman
yang telah di tetapkan untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
Kabupaten Lombok Timur.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Kualitas pelayanan Puskesmas melalui kegiatan-
kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang kemudian disusun dalam rencana pelaksanaan kegiatan Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Menganalisa maslah berdasarkan indikator pencapaian kinerja, keluhan,
kebutuhan serta harapan masyarakat
c. Mendapatkan prioritas masalah sesuai dengan 3 kriteria yaitu Urgency,
Seriousness dan Growth.
d. Mendapatkan pemecahan masalah dan alternatif pemecahan terpilih
e. Tersusunnya Rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahun 2020
BAB II
DATA DASAR PUSKESMAS BATUYANG
A. Gambaran Umum
Puskesmas Batuyang merupakan salah satu dari dua Puskesmas di wilayah
Kecamatan Pringgabaya.Secara geografis berada di jalur jalan nasional/Negara lintas
Lombok-Sumbawa, tepatnya di desa Batuyang. Adapun batas – batas wilayahnya
adalah sebagai berikut:

● Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Suela & Desa Pringgabaya

● Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Haji

● Sebelah Timur merupakan Selat Alas.

● Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wanasaba.

Berdasarkan data administratif Kecamatan Pringgabaya, wilayah kerja


Puskesmas Batuyang pada tahun 2018 terbagi menjadi 10 (sepuluh) desa yaitu Desa
Batuyang, Pohgading, Kerumut, Apitaik, Bagek Papan, Desa Pohgading Timur, Teko,
Anggaraksa, Tanak Gadang dan Telaga Waru. Dengan demikian jumlah Desa definitif
wilayah kerja Puskesmas Batuyang sebanyak 10 desa, 52 dusun. Karena itu dalam
laporan ini cakupan beberapa program diuraikan berdasarkan jumlah desa induk atau
berdasarkan jumlah desa wilayah kerja sesuai ketersediaan data cakupan hasil
pelayanan.
Topografi wilayah kerja Puskesmas Batuyang rata-rata berupa daerah dataran
dan ada juga daerah perbukitan di beberapa wilayah desa. Dan wilayah semua desa
pada umumnya terdiri dari: lahan pemukiman penduduk, lahan pertanian, perkebunan
dan pantai. Sedangkan menurut data proyeksi penduduk Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2018 jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Batuyang yaitu 55.565jiwa

Tabel 1 : Data jumlah Sebaran penduduk dan jenis kelamin per desa Puskesmas Batuyang
Tahun 2018.

Jumlah Jenis Kelamin


No Nama Desa Ket
Penduduk Laki-laki Perempuan
1 Batuyang 8.898 4.053 4.845
2 Pohgading 9.985 4.680 5.303
3 Kerumut 3.704 1.588 2.116
4 Apitaik 11.505 5.363 6.142
5 Bagekpapan 4.032 1.768 2.264
6 Pohgading Timur 5.741 2.676 3.065
7 Teko 3.256 1.546 1.710
8 Tanak Gadang 1.737 821 916
9 Anggaraksa 2.601 1.183 1.418
10 Telaga Waru 4.106 1.836 2.270
JUMLAH 55.565 25.514 30.051
Sumber :Data Jumlah Penduduk dan Sasaran Program Dinas Kesehatan Lombok Timur 2018
Tabel 2 : Data jumlah Sasaran per Desa Puskesmas Batuyang Tahun 2018
Jumlah Sasaran Program
NO Nama Desa Penduduk Bayi Balita Bumil Bulin PUS Usila
(Jiwa)
1 Batuyang 8.898 189 943 208 198 1.513 767
2 Pohgading 9.985 212 1.058 233 222 1.697 860
3 Kerumut 3.704 79 314 86 82 630 319
4 Apitaik 11.505 244 976 268 256 1.956 991
5 Bagekpapan 4.032 85 342 94 90 685 347
Pohgading
6 5.741 122 1.148 134 128 976 495
Timur
7 Teko 3.256 69 345 76 72 554 281
8 Tanak Gadang 1.737 37 184 41 39 295 150
9 Anggaraksa 2.601 55 276 61 58 442 224
10 Telaga Waru 4.106 87 435 96 91 698 354
JUMLAH 55.565 1.179 5.890 1.297 1.236 9.446 4.788
Sumber : Data Sasaran Program Dinas Kesehatan Kab. Lombok Timur Tahun 2018

Puskesmas Batuyang dengan luas wilayah 38Km2 dan jumlah penduduk 55.565
jiwa, sehingga kepadatan penduduknya adalah 1.451 jiwa/Km2.

Tabel 3 : Data Luas wilayah, Jumlah sebaran dan kepadatan penduduk per desa Puskesmas
Batuyang Tahun 2018
Luas Jumlah Kepadatan
NO Nama Desa Wilayah Penduduk JML KK Penduduk /
( Km2) (Jiwa) Km2
1 Batuyang 6.00 8.898 2.610 1.483
2 Pohgading 4.90 9.985 2.929 2.038
3 Kerumut 3.40 3.704 1.087 1.089
4 Apitaik 3.60 11.505 3.375 3.196
5 Bagekpapan 4.35 4.032 1.183 927
Pohgading
6 4.10 5.741 1.684 1.400
Timur
7 Teko 4.40 3.256 955 740
8 Tanak Gadang 3.60 1.737 510 483
9 Anggaraksa 2.60 2.601 763 1.000
10 Telaga Waru 1.05 4.106 1.205 3.911
JUMLAH 38 55.150 16.301 1.451
Sumber : Data Kecamatan Pringgabaya, Program Kesling Puskesmas Batuyang dan BPS
Kab. Lombok Timur Tahun 2018
Kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Batuyang tidak merata, desa
terpadat adalah Desa Apitaik dengan kepadatan 3.196 jiwa/Km 2, sedangkan terendah
adalah Desa tanak gadang dengan kepadatan penduduk 483 jiwa / Km2.

B. Sarana Dan Tenaga Kesehatan


1. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, pada tahun 2017 Puskesmas Batuyang mempunyai jaringan
berupa: 3 (tiga) buah Puskesmas pembantu (Pustu), yaitu Pustu Kerumut, Pustu
Apitaik dan Pustu Bagikpapan, serta 10 (Sepuluh) buah Polindes (Pondok
Bersalin Desa) / Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) yaitu: Polindes/poskesdes
Pohgading, Pohgading Timur, Kerumut, Anggaraksa, Apitaik, Teko, Bagekpapan,
Tanak Gadang, Telaga waru dan Senang.. Kemudian untuk pelayanan
kesehatan di tingkat dusun pada tahun 2017 dibantu dengan 64 buah Posyandu
dan 16 Posyandu kolaborasi dengan pelayanan Karang Lansia.

Tabel 4 : Sebaran Sarkes Per desa Puskesmas Batuyang Tahun 2018


Sarana Kesehatan
NO Nama Desa
Pusk Pust Polin-des Pos- Karang KET
u yandu Lansia
1. Batuyang 1 - 1 14 4
2. Pohgading - - 1 9 1
3. Pohgading Timur - - 1 6 1
4. Kerumut - 1 1 4 2
5. Anggaraksa - - 1 5 1
6 Apitaik - 1 1 9 2
7 Teko - - 1 4 1
8. Bagekpapan, - 1 1 5 2
9. Tanak Gadang, - - 1 4 1
10. Telaga Waru - - 1 4 1
Jumlah 1 3 10 64 16

Sepanjang tahun 2018 dari 10 Polindes yang ada, sembilan polindes sudah
mempunyai bangunan fisik berupa gedung tersendiri, sementara satu polindes yaitu
Polindes Senang disewakan dari pembiayaan ADD Desa Batuyang.

Tabel 5: Kondisi Fasilitas Sarana dan Prasarana Pada Puskesmas Batuyang Tahun 2018
Kondisi
Rusak
No Sarana/Prasarana Jumlah Rusak Ket
Baik ringan /
Berat
Sedang
I Sarana Kesehatan
a. Puskesmas
3 1 2 0
Pembantu
b. Polindes 9 9 0 0
c. Rumah Dinas 1 0 0 1
Dokter
d. Rumah Dinas
1 0 0 1
Perawat
e. Puskel Roda 4 2 1 0 1
f. Ambulance 0 0 0 0
g. Sepeda Motor 11 7 2 2
h. Genset 1 0 0 1
i. Ruang Nifas 1 1 0 0
j. Ruang IGD 1 1 0 0
k. Ruang Rawat
3 3 0 0
Inap
l. Tempat Tidur
18 15 3 0
Pasien
II Sarana Penunjang
a. Komputer 12 10 2 0
b. Mesin Ketik 0 0 0 0
c. Laptop 3 3 0 0

2. Sumber Daya Manusia


a. Tenaga Kesehatan
Selain sarana/prasarana kesehatan, faktor pendukung yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
sumber daya manusia (tenaga/petugas kesehatan). Tenaga kesehatan di
Puskesmas Batuyang secara umum sudah mencukupi, kecuali beberapa jenis
tenaga yang belum ada atau masih kurang, misalnya dokter Gigidan
administrasi/tata usaha masih kurang, sedangkan tenaga bidan di semua desa
sudah terisi.

Tabel 6: Jenis, Jumlah Kebutuhan dan Kekurangan Tenaga PNS Puskesmas Batuyang Tahun
2017.
Jml yg Jml Jml
No Jenis Tenaga Ket
ada Kebutuhan Kekurangan
1 Dokter Umum 1 2 1
2 Dokter Gigi 0 1 1
3 Sarjana Kesmas 0 3 1
4 Petugas Gizi 2 5 3
5 Sanitarian 4 5 1
6 Perawat 13 15 2
7 Bidan 14 15 1
8 Tenaga Laboratorium 1 1 0
9 Apoteker/Asisten Farmasi 0 1 1
10 Cleaning servis 0 2 2
11 Tenaga administrasi / TU 1 5 4
12 Perawat Gigi 3 2 0
13 Jaga malam 0 2 2
14 Sopir 0 2 2
JUMLAH 41 61 20

Tabel 7: Jenis dan Jumlah Pegawai Kontrak Daerah, Perjanjian Kerja, Kelompok Kerja, dan
PTT Puskesmas Batuyang Tahun 2018.
No Jenis Tenaga Jml yg ada Ket
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 0
3 Sarjana Kesmas 0
4 Petugas Gizi 2
5 Sanitarian 1
6 Perawat 15
7 Bidan 12
8 Tenaga Laboratorium 1
9 Apoteker/Asisten Farmasi 1
10 Tenaga administrasi / TU 6
11 Perawat Gigi/teknik gigi 0
12 Kebersihan + Jaga malam + sopir 4
JUMLAH 43
Sumber : Data Persebaran Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Batuyang Tahun 2018

b. Penanggung Jawab Upaya Program


Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang
profesinya adalah sebagai berikut

Tabel 8.Data SDM penanggungjawab Program dan Upaya Puskesmas


Kegiatan Petugas Pendidikan
UKM Promkes Bq.Raudatul Jannah, AMKL D3 Kesling
UKM Kesling Malyadi SPPH
UKM KIA KB Hj.Candrawati, A.MdKeb D3 Kebidanan
UKM Gizi Tadzkirtul Ikhsan, AMG D3 Gizi
UKM P2P H.Jama’an Hadi, S.Kep S1 Keperawatan
UKM Perkesmas Rehan SPK
UKM Usila Hj.Intum SPK
UKM PTM Ns.Sofyan Iswandi, S.Kep S1 Profesi Keperawatan
UKM Kes. Jiwa Ns.Hamdan,S.Kep S1 Profesi Keperawatan
UKM Kes. Gigi Masy Siti Imran SPRG
UKM Kes. Olahraga Ns.Gigih Mahendra,S.Kep S1 Profesi Keperawatan
UKM Kes. Indra Hastuti, S.Kep S1 Keperawatan
UKM Kes. Haji Marhaen,S.Kep S1 Keperawatan
UKM Kes. BATTRA Sri Mulyani, SE S1 Ekonomi
UKM PKPR Hj.Hasanah, A.Md.Keb D3 kebidanan
UKP dr.Eka Artha Mulyadi S1 Profesi Dokter
BAB II
HASIL KEGIATAN PROGRAM

A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial


1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan promosi
kesehatan ini diharapkan pesan – pesan moral mengenai kebiasaan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa sampai kepada masyarakat sehingga dapat
berperan aktif sebagai subyek dan obyek pembangunan kesehatan.
Program promosi kesehatan meliputi: penyebarluasan informasi
kesehatan, pengembangan metode dan saran, usaha kesehatan institusi dan
pengembangan peran serta masyarakat (UKS, UKBM seperti UKJU, Poskestren
dan Posyandu). Dari ke empat kegiatan di atas Puskesmas Batuyang baru hanya
3 saja yang dilaksanakan yaitu penyebaran informasi kesehatan melalui
penyuluh kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung, secara perorangan
maupun kelompok, usaha kesehatan institusi seperti Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), dan pembinaan peran serta masyarakat (PSM).
Hasil kegiatan program promosi kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut
: Tabel 15.Hasil Capaian Program Promkes Tahun 2018
Triwulan I Triwulan II
Targe Triwulan III Triwulan IV
(Jan s/d (April s/d
No. Indikator t (Juli s/d Agust.) (Sept. s/d Des.)
Maret) Juni)
(%)
Abs % Abs % Abs % Abs %
Desa Siaga
1 80 10 125 10 125 10 125 10 125
Aktif

2 Posyandu Aktif 80 21 41.18 21 41.18 21 41.18 21 41.18

PHBS RT
3 65 0 0 0 0 0 0 0 0
Sehat
Intervensi RT
4 20 200 32.05 350 56.09 500 80.13 650 104.17
Sehat
Penyuluhan
5 0 0 0 0 0 0 0 0
Napza

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masih ada indikator program
yang belum mencapai target yang telah ditetapkan, diantaraya adalah posyandu
aktif. Cakupan posyandu aktif (strata purnama dan Mandiri) pada tahun 2018
adalah 41.18% semnetara target yang harus dicapai adalah 80% dari 64
posyandu yang ada. Untuk capaian desa siaga, seluruh desa yang ada di wilayah
kerja puskesmas Batuyang telah dibentuk desa siaga dengan strata pratama

Tabel 16. Strata Posyandu


Jumlah Poskes Kader STRATA
No. Desa
Posyandu des DS Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Batuyang 14 1 2 0 11 2 1
2 Pohgading 9 1 2 0 8 1 0
3 Apitaik 9 1 2 0 8 0 1
4 Kerumut 4 1 2 0 4 0 0
5 Pohg. Timur 6 1 2 0 6 0 0
6 Bagek papan 5 1 2 0 0 0 5
7 Teko 4 1 2 0 3 1 0
8 Anggaraksa 5 1 2 0 0 5 0
9 Tanak Gadang 4 1 2 0 1 3 0
10 Telaga Waru 4 1 2 0 2 2 0

STRATA POSYANDU
a. Strata Pratama b. Strata Madya
c. Strata Purnama d. Strata Mandiri
11%

22%

67%

Grafik 1.Strata Posyandu

Selanjutnya untuk kegiatan survey PHBS pada tahun 2018 tidak


dilakukan, kegiatan diganti dengan pendataan keluarga sehat dengan 12
indikator dan sebanyak 2 (dua) desa yaitu Batuyang dan Pohgading telah selesai
dilakukan pendataan dengan hasil indeks sehat masyarakat pada kedua desa
tersebut adalah 0,6 atau masyarakat dalam keadaan pra sehat. Sebagai upaya
tindak lanjut dilakukan advokasi pada lintas sektor terkait untuk meningkatkan
peran serta masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Kegiatan yang juga dilaksanakan dalam program promosi kesehatan
adalah penyuluhan di dalam dan di luar gedung puskesmas, penyuluhan
dilakukan secara langsung pada individu maupun kelompok. Materi penyuluhan
yang diberikan mengacu pada kebutuhan sasaran dan kondisi / masalah
kesehatan yang ditemukan pada wilayah kerja puskesmas Batuyang.
PENYULUHAN LUAR GEDUNG
600
400
200
0
KI
A ZI P S G N
GI P2 KE LIN TA
M S A
O KE B
PR NGO
E
/P
K ES
N
YA
PENYULUHAN INDIVIDU PENYULUHAN KELOMPOK

Grafik 2.Frekuensi penyuluhan Luar gedung

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa frekuensi penyuluhan


yang paling banyak dilakukan baik pada kelompok maupun individu adalah
tentang Kesehatan Ibu dan Anak, sementara penyuluhan dengan frekuensi
paling sedikit adalah tentang pengobatan.
2. Program KIA dan KB
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pemeliharaan dan pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
dan balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidan KIA dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan
dan persalinan.
Tujuan program Keshatan Ibu dan Anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningjatan derajat kesehatan yang optimal
bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang yang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan
kualitas mamnusia seutuhnya.
Prinsip pengelolaan program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan peningkatan
pelayanan antenatal, peningkatan pertolongan persalinan, peningkatan deteksi
dini resiko tinggi ibu hamil baik oleh petugas maupun masyarakat dan
peningkatan pelayanan neonatal dengan muu yang baik dan jangkauan yang
setinggi-tingginya.
Hasil Capaian program KIA Pusesmas Batuyang tahun 2018 dapat dilihat
pada table berikut:

Tabel 17.Cakupan Program KIA per desa Puskesmas Batuyang


Targe Cakupan Desa
Indikator
No t Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik Bagekpapan
Program
(%) Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
1 K1 100 235 112.98 236 101.29 96 111.63 262 97.76 92 97.87
2 K4 100 198 95.19 231 99.14 87 101.16 232 86.57 86 91.49
3 Mtrnl 100 47 114.63 67 143.78 20 116.28 75 139.93 24 127.66
komp
tertangani
4 Linakes 100 162 81.00 206 92.79 87 106.10 232 90.63 82 91.11
5 KF3 100 156 78.00 203 91.44 87 106.10 222 86.72 82 91.11
6 KN1 100 185 97.88 220 103.77 94 118.99 243 101.64 90 105.88
7 KN3 100 176 93.12 219 103.30 98 124.05 244 100.00 93 109.41
Neo
8 komp 100 20 71.43 25 78.13 9 75.00 31 83.78 11 4.62
Trtangani
Kunjngn
9 Bayi 100 198 104.76 194 91.51 90 113.92 259 106.15 80 94.12
(KB4)
10 Balita II 100 717 95.09 825 77.98 441 112.21 885 72.54 343 80.33

Tabel 18.(Lanjutan) Cakupan Program KIA per desa Puskesmas Batuyang


Cakupan Desa
Indikator Tanak
No Pohg.Timur Teko Anggaraksa Telaga Waru Puskesmas
Program Gadang
Ab
Abs % % Abs % Abs % Abs % Abs %
s
1 K1 127 97.78 72 97.74 87 142.62 53 129.27 130 135.42 1390 107.17
2 K4 125 93.28 72 94.74 64 104.92 52 126.83 108 112.50 1255 96.76
Mtrnl komp
3 23 85.82 23 151.32 22 180.33 15 182.93 38 197.92 354 136.47
tertangani
4 Linakes 116 90.63 68 94.44 61 105.17 52 133.33 108 118.68 1174 94.83
5 KF3 111 86.72 67 93.06 58 100.00 52 133.33 105 115.38 1143 92.33
6 KN1 122 100.00 72 104.35 65 118.10 55 148.66 119 129.89 1264 107.21
7 KN3 122 100.00 71 102.9 65 118.18 55 148.65 119 129.89 1256 106.53
Neo komp
8 13 72.22 0 110.00 8 100.00 6 100.00 10 76.92 144 81.36
Trtangani
Kunjngn
9 122 100.00 90 130.43 55 100.00 66 178.38 105 120.69 1259 106.79
Bayi (KB4)
10 Balita II 479 78.65 273 79.13 262 94.93 179 97.98 392 90.11 4796 84.13

CAPAIAN PROGRAM KIA PUSKESMAS BATUYANG 2018

130
90
50

Axis Title 10
K1 K4 Mtrnl Linakes KF3 KN1 KN3 Neo Kunjngn Balita II
komp komp Bayi
tertan- Trtan- (KB4)
gani gani
Tar get NaN NaN 100 100 100 100 100 100 100 100 100 70
Capaian NaN NaN 107.17 96.76 136.47 94.83 92.33 107.21 106.53 81.36 106.79 84.13

Grafik 3.hasil Capaian Program KIA Puskesmas Batuyang 2018

Berdasarkan tabel dan grafik cakupan KIA Puskesmas Batuyang Tahun


2018 dapat dilhat masih ada beberapa indikator program KIA yang belum
memenuhi target diantaranya adalah cakupan K4, persalinan oleh tenaga
kesehatan (linakes), cakupan kunjungan nifas, cakupan penanganan komplikasi
neonatal dan cakupan KB aktif. Jika dilihat berdasarkan cakupan masing-masing
desa, hanya ada dua desa yang memenuhi target pencapaian indikator program
seluruhnya yaitu desa Anggaraksa dan Tanak Gadang.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian program KIA
antara lain:

● Meningkatkan kerjasama dengan BPS maupun klinik swasta dan

Pembina wilayah setempat dalam menjaring dan melaporkan


penemuan komplikasi maternal dan neonatal

● pembinaan terhadap dukun terkait masih adanya persalinan yang

dilakukan oleh dukun.

● Kerjasama yang baik dengan kader dan pembina wilayah setempat

dalam melakukan pendataan terhadap ibu hamil di wilayah kerja yang


bersangkutan.

● Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil

dan penannganan neonates komplikasi untuk menurunkan angka


kematian ibu, neonatus, bayi dan anak balita di masing-masing desa

● Meningkatkan penyuluhan tentang imunisasi pada bayi

● Memberitahu ibu untuk merangsang atau melatih perkembangan anak

sesuai dengan standar yang ada dalam buku KIA

● Meningkatkan cakupan KB aktif dan batu dengan pendataan oleh kader

dan bidan.
3. Program Kesehatan Gizi Masyarakat
Program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang bertujuan untuk
memperbaiki gizi keluarga. Untuk mengetahui status gizi balita dengan cara
menimbang balita di posyandu yang di laksanakan oleh masyarakat untuk
masyarakat dengan bantuan bidang kesehatan dan lintas sektoral yang terkait
serta partisipasi dan pemerataan kegiatan dan pribadi yang mendukung
perbaikan gizi keluarga.
Posyandu merupakan ujung tanduk kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan kesehatan baik ibu maupun
balita yang meliputi Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi,
Imunisasi, penanggulangan diare dan ISPA.
Wilayah Puskesmas Bamban Mempunyai 10 desa terdiri dari 64
posyandu. Pelaksanaan posyandu setiap bulan secara rutin dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat atau buku KIA. Distribusi vitamin A
dilaksanakan pada bulan februari dan Agustus baik di Posyandu maupun di
Puskesmas pada anak balita dan ibu nifas, dan setiap bulan pemberian tablet
tambah darah ( Fe / SF ) pada ibu hamil dan menyusui. Pemberian MP – ASI
khususnya bagi keluarga GAKIN yang di laksanakan untuk mengurangi masalah
GIZI terutama anak balita BGM ( Bawah Garis Merah ) dilihat dari KMS, terutama
bagi balita kurang gizi yaitu kurang kalori dan protein ( KKP ) pada balita untuk
meningkatkan status gizi masyarakat.
Hasil capaian kegiatan program gizi dapatdilihat pada table berikut

Tabel 19.Cakupan Gizi Puskesmas Batuyang


Cakupan Desa
Indikator Targe
No
Program t (%) Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik Bagekpapan
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
Balita
1 ditimbang 85 708 76.34 683 75.07 345 74.32 674 72.45 276 73.42
(D/S)
Balita naik BB
2 80 429 60.60 441 64.53 223 64.60 397 58.90 183 66.39
(N/D)
3 Balita BGM 5 136 19.21 272 39.81 189 54.84 238 35.29 134 48.52
Kss Gizi
4 0 0 0 1 0
buruk
Penanganan
5 100 1 100
kss Gizi buruk
Balita Vit.
6 90 772 97.98 695 94.69 372 96 652 96.81 293 97.50
2x/tahun
7 Bumil Fe-3 95 220 105.77 255 109.44 97 112.79 255 94.40 91 96.81
ASI
8 Eksklusif(Kom 80 230 66.3 98 66.7 43 46.2 123 48.4 76 87.4
AEG)

Tabel 20.(Lanjutan) Cakupan Gizi Puskesmas Batuyang


Cakupan Desa
Indikator
Jumlah
Program Pohg. Timur Teko Anggaraksa Tanak Gadang Telaga waru
(Pusk.)
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
Balita
ditimbang 431 73.42 248 76.89 193 75.56 233 72.99 361 74.08 4,152 74.11
(D/S)
Balita naik BB
264 61.25 139 56.13 138 71.47 146 62.63 245 67.73 2,604 52.73
(N/D)
Balita BGM 167 38.73 138 55.66 100 51.88 122 52.45 190 52.63 1,686 40.61
Kss Gizi
0 3 0 0 0 4
buruk
Penanganan
3 100 4 100
kss Gizi buruk
Balita Vit.
471 95.63 245 94.78 187 99.73 229 95 381 97.56 4,295 96.33
2x/tahun
Bumil Fe-3 135 100.75 78 102.63 59 143.90 70 114.75 117 121.88 1,375 106.61
ASI
Eksklusif(Kom 37 43.0 47 61.8 54 84.4 42 60.9 76 76.8 726 62.0
AEG)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar indikator


program belum memenuhi target yang ditetapkan diantaranya:

● Cakupan D/S balita tahun 2018 belum mencapai target yang telah

ditentukan dengan capaian terendah D/S adalah di desa Apitaik dan


capaian tertingi di Desa Teko
● Cakupan balita yang naik BB (N/D) belum mencapai target dengan

caupan tertinggi ditemukan di Desa Aggaraksa dan capaian terendah


ditemukan di Desa Apitaik

● Capaian Balita dengan Berat di Bawah Garis Merah (BGM) Puskesmas

Batuyang berada diangka 40.61%,balita dengan BGM terbanyak


ditemukan di desa Pohgading ysebanyak 272 balita dan paling sedikit
ditemukan di desa Angaraksa sebanyak 100 balita.

● Ditemukan 4 kasus gizi buruk sepanjang tahun 2018 yaitu di desa

Apitaik sebanyak 1 kasus dan di desa Teko sebanyak 3 kasus. Seluruh


kasus gizi buruk yang ditemukan telah ditangani 100%.

● Cakupan balita yang mnedapatkan Vit. A 2x setahun dan ibu hamil yang

mendapat tablet Fe telah mencapai target.

● Capaian ASI eksklusif tahun 2018 adalah 78.80% sementara target yang

harus dicapai adalah 80% dari jumlah sasaran yang ada. Jika dilihat
capaian per desa ada beberapa Desa yang Cakupan ASI eklusifnya
masih rendah diantaranya adalah Desa kerumut, Apitaik, Teko dan
Tanak gadang. Keempat Desa tersebut cakupan ASI eksklusif masih di
bawah 80%.
Jika dilihat secara keseluruhan maka dapat dikatakan bahwa capaian
kegiatan program gizi tahun 2018 masih bayak yang belum memenuhi target,
diperlukan upaya-upaya inovatif untuk meningkatkan capaian indikator program
agar seluruh sasaran yang ada mendapakan intervensi secara merata. Hal ini
tentu saja berkaitan langsung dengan jumlah kunjungan sasaran di posyandu
yang masih kurang, pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan serta kerjasama
dengan lintas program maupun lintas lintas sektor yang belum maksimal.
Oleh karena itu upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan penyuluhan tentang manfaat Posyandu, melakukan sweeping
secara berkala, pencatatan dan pelaporan kegiatan. Di tahun 2019 juga akan
dilaksanakan program undangan posyandu sebagai upaya meningkatkan jumlah
kunjungan di posyandu.

4. Program Kesehatan Lingkungan


Keberhasilan Program kerja kesehatan lingkungan memiliki beberapa
tantangan yang serius mulai dari cakupan kerja, tenaga kerja bidang kesehatan
lingkungan yang minim dan pendidikan masyarakat yang relatif rendah.Beberapa
program kesehatan lingkungan yang mengharuskan petugas turun langsung
kelapangan menjadi kendala tersendiri dengan minimnya petugas dan cakupan
luas yang menjadi kewajiban dari puskesmas Batuyang.Namun demikian
puskesmas batuyang melaksanakan kegiatan program secara maksimal dengan
memanfaatkan sumber daya kesehatan yang ada.

Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan puskesmas Batuyang


Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21.Cakupan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Batuyang 2018
Cakupan Desa
Indikator Target
No
Program (%) Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik Bagekpapan
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
Cakp.
1 75 8682 98.63 9470 94.91 3333 90.44 10632 92.74 2941 100
Jamban
Cakp. 100.0
2 85 1,668 2,071 100 640 100 2,811 100.00 729 97.57
SAB 0
3 SAB MS 1,625 2,070 640 4,091 729
Cakp.
4 75 1154 44.21 1068 36.46 602 55.38 1763 52.24 261 22.06
SPAL
TTU
6 90 22 23 19 23 19
Terdaftar
7 TTU MS 80 13 59.09 13 56.52 11 57.89 13 56.52 11 57.89

Tabel 22.(Lanjutan) Cakupan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Batuyang 2018


Cakupan Desa
Jumlah
Indikator (Pusk.)
Tanak
Program Pohg. Timur Teko Anggaraksa Telaga waru
Gadang
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
Cakp. 325 216
5720 99.56 100 83.81 1600 100.00 4106 100 51905 95.92
Jamban 6 5
Cakp. SAB 1,214 100 645 100 547 100 302 100.00 868 93.77 11495 99.36
SAB MS 1,193 645 547 302 868 11430
Cakp. SPAL 1275 75.71 733 76.75 336 44.04 309 60.59 815 67.63 8316 51.02
TTU
17 16 14 19 19 191
Terdaftar
TTU MS 8 47.06 8 50 8 57.14 11 57.89 10 52.63 106 55.5

a. Cakupan Jamban
Membuang air besar (BAB) tidak dapat dilakukan di sembarang
tempat.Jamban adalah tempat yang paling aman dari segi kesehatan untuk
membuang kotoran manusia.Namun pada kenyataannya masih ada msayarakat
yang membuang hajat di selokan atau sungai.Perilaku buruk tersebut berdampak
pada munculnya penyakit akibat lingkungan sanitasi sudah terkontaminasi.
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
diperiksa

diperiksa

diperiksa

diperiksa
MS

TMS

MS

TMS

MS

TMS

MS

TMS
cubluk Cemplung Plengsengan Leher Angsa
Grafik 4. Cakupan Jamban

Pada tahun 2018 cakupan Jamban program Kesehatan Lingkungan


Puskesmas Batuyang melebihi target yang telah ditentukan yaitu 95.92%
sementara target cakupan jamban sehat adalah 70%. Seluruh jamban
yang digunakan merupakan jenis jamban leher angsa, namun dari 13.244
jumlah jamban yang ada diperiksa masih ada sebanyak 281 jamban yang
tidak memenuhi syarat.Capaian akses jamban yang belum mencapai
100% menunjukkan masih adanya masyarakat yang tidak menggunakan
jamban. Sehingga penyuluhan terkait hal tersebut masih terus dilakukan
tentu saja dengan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

b. Pengawasan sarana air bersih


Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang
tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di
seluruh dunia.Kondisi ini selanjutnya mnimbulkan implikasi serius terhadap
kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di
masa mendatang.
Air bersih merupakan air yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hariyang kualitasnya memenuhi standar kesehatan da dapat diminum
apabila telah dimasak.Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Tabel data cakupan program kesehatan lingkungan menunjukkan
bahwa Sarana Air beraih di wilayah kerja Puskesmas Batuyang telah
tersedia dengan baik, rata-rata cakupan SAB masing-masing Desa
mencapai 100% dihitung berdasarkan jumlah penduduk ketersediaan
sarana Air bersih dan jumlah akes sarana air bersih yang tersedia dan
telah memenuhi syarat.

c. Cakupan SPAL
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang
digunakan untuk menumpulkan air buangan sisa penggunaan dari
kran/hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur dan lain-lain,
sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan dan meresap ke dalam tanah
dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak mengotori
lingkungan skitarnya. SPAL tidak mengalirkan air kotor dari petrusan atau
jamban.
9000 8316
8000
7173
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000 812

0
SPAL MS SPAL TMS BELUM MEMILIKI
SPAL

Grafik 5. Cakupan SPAL 2018

Cakupan SPAL di wilayah kerja Puskesmas batuyang berada di


angka 51.02% dari jumlah sasaran yang ada. Sementara SPAL yang tidak
memenuhi syarat sekitar 812 atau 4.98% dan sasaran yang tidak memiliki
SPAL adalah sebnyak 7173 atau 44.00%. Cakupan SPAL paling rendah
ditemukan di desa Bagek Papan

d. Pengawasan TTU
Sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah suatu usaha untuk mengawasi
dan mencegah kerugian akibat darikeberadaan tempat-tempat umum yang
erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
Pada tahun 2018 sekitar 191 Tempat-tempat Umum yang tersebar di
sepuluh desa wilayah kerja4 puskesmas batuyang.Pada seluruh TTU
tersebut dilakukan pengawasan dengan hasil 55.5% TTU atau sekitar 106
TTU telah memenuhi syarat.Rata-rata jumlah TTU yang memenuhi syarat di
masing-masing desa adalah 40%-60% dengan presentase TTU memenuhi
syarat terbesar itemukan di desa batuyang.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat umum
berupa

● Pengawasan dan pemeriksaan terhadap factor lingkungan dan factor

manusia yang melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum

● Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang mneyangkut

penngertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya


yang timbul dari tempat-tempat Umum.

5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)


a. Imunisasi
Pengendalian imunisasi di Puskesmas Batuyang terdiri dari kegiatan
imunisasi rutin dan tambahan .vaksin yang diberikan pada imunisasu rutin
bayi adalah Hepatitis B, BCG, Polio, Pentavalen dan campak.Untuk anak SD
yaitu DT dan Td, sedangakan untuk WUS vaksin TT. Tahun 2018 cakupan
imunisasi rutin pada bayi di tingkat puskesmas secara umum mencapai
target, namun target UCI kelurahan belum mencapai target yang diharapkan.

Tabel 23.pencapaian program imunisasi tahun 2018


Cakupan Desa
N Indikator Targe Bagekpapa
o Program t (%) Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik
n
Ab Ab Ab Ab Ab
% % % % %
s s s s s
1 Imunisas
i:
16 20 96.2 113. 23
HB0 80 87.30 90 95.50 83 97.60
5 4 0 9 3
18 20 94.8 10 129. 25 104.9 100.0
BCG 95 95.80 85
1 1 0 2 1 6 0 0
DPT- 19 203.9 19 95.0 10 131. 20
95 87.60 76 91.90
HB1 1 0 6 0 1 4 8
18 16 78.1 119. 17
DPTHB3 90 97.90 86 73.30 65 78.60
0 1 0 9 4
18 16 78.1 119. 17
Polio 4 90 97.90 86 73.30 65 78.60
0 1 0 9 4
22 121.3 17 86.3 115. 24 101.5
Campak 90 89 68 82.20
3 0 8 0 8 1 0
14.2
TT IH V 90 38 18.30 33 26 30.2 23 8.60 11 11.70
0

Tabel 24. (Lanjutan) pencapaian program imunisasi tahun 2018


Cakupan Desa
Indikator
Tanak
Program Pohg. Timur Teko Anggaraksa Telaga waru Jumlah (Pusk.)
Gadang
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %
Imunisasi:
HB0 114 93.40 65 94.20 61 110.90 67 181.10 96 110.30 1178 99.90
BCG 88 72.10 82 118.80 65 118.20 67 181.10 103 118.40 1230 104.30
DPT-HB1 93 78.30 81 120.60 71 132.70 66 183.30 97 114.60 1180 102.90
DPTHB3 94 79.20 60 89.40 55 102.80 57 158.30 70 82.70 1002 87.30
Polio 4 94 79.20 60 89.40 55 102.80 57 158.30 70 82.70 1002 87.30
Campak 110 92.70 88 131.10 66 123.30 62 172.20 96 113.40 1221 106.40
TT IH 17 12.70 10 13.20 19 13.10 7 17.10 24 25.00 208 16.00

Tabel.25.Tabel Capaian Desa UCI s/d Desember 2018


Sasaran Jumlah
% DESA UCI
NO DESA / KELURAHAN tahunan Imunisasi
Pencapaian ATAU NON UCI
SI Lengkap
1 BATUYANG 183.897 121 65.80 uci
2 POHGADING 206.276 116 56.24 non uci
3 KERUMUT 76.867 49 63.75 uci
4 APITAIK 237.412 139 58.55 non uci
5 BAGEK PAPAN 82.705 36 43.53 non uci
6 POHGADING TIMUR 118.706 65 54.76 non uci
7 TEKO 67.137 56 83.41 uci
8 TANAK GADANG 36.001 34 94.44 uci
9 ANGGARAKSA 53.515 36 67.27 uci
10 TELAGA WARU 84.651 67 79.15 uci

b. P2 DBD (Demam Berdarah Dengue)


Tabel 26.hasil kegiatan program DBD
Capaian
Januari Februari Maret April Mei
INDIKATOR SASARAN TARGET
ab
% abs % abs % abs % abs %
s
Jumlah
pelacakan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pederita DBD
Jumlah Desa /
Kelurahan yang
10 10% 1 33.3 0 0 0 0 0 0 0 0
diabatisasi
selektif
Jumlah Desa /
kelurahan yang
dilakukan 10 10% 0 1 2 2 1
pemberantasan
sarang nyamuk

Jumlah rumah
yang dilakukan
8460 10% 106 149.3 257 91.13 357 101.13 473 167.73 573 162.32
pemeriksaan
jentik
Jumlah rumah
bebas jentik 846 100% 93 87.73 223 86.77 310 86.83 410 86.68 498 86.91

INDIKATOR Capaian
Juni Juli Agustus September Oktober November Deember

abs % abs % abs % abs % abs % abs % Abs %

Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pelacakan
pederita DBD
Jumlah Desa /
Kelurahan yang 0 0 0 0 1 33.3 0 0 0 0 1 33.3 0 0
diabatisasi
selektif
Jumlah Desa /
kelurahan yang 1 2 0 0 0 0 0
dilakukan
pemberantasan
sarang nyamuk

Jumlah rumah
yang dilakukan 683 161.5 787 159.3 891 158 991 156.1 1091 154.8 1191 153.5 1291 65.53
pemeriksaan
jentik

Jumlah rumah 586 85.8 648 82.34 689 77.3 738 74.47 798 73.14 856 71.87 910 70.49
yang ada jentik

Berdasarkan tabel cakupan program DBD diatas tidak ditemukan kasus


DBD sepanjang tahun 2018, namun demikian angka bebas jentik berdasarkan
hasil survey jentik belum mencapai 100%. Beberapa upaya yang dilakukan untuk
mencegah kasus DBD di puskesmas Batuyang adalah

● Kegiatan surveillance baik surveillance penyakit/kasus dan surveillance

vector

● Melalui pemantauan jentik secara berkala

● Penyuluhan secara efektif di dalam maupun luar gedung

● Pelacakan kasus dan penyelidikan epidemiologi

● Kegiatan lain seperti fogging adan abatisasi

c. P2 TB
Penemuan kasus TB paru di Puskesmas Batuyang dilakukan secara
pasif melalui penemuan tersangka penderita yang berobat ke
puskesmas.selain itu semua kontak penderita BTA+ dengan gejala yang
sama juga dijaring sebagai suspek untuk diperiksa dahak.
140

120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

penemuan kasus BTA + Pengobatan TB Paru BTA+


angka kesembuhan
Grafik 6.Penemuan Kasus TB Puskesmas Batuyang 2018

Penemuan kasus TB pada tahun 2018 adalah 106 kasus dengan


kasus terbanyak ditemukan di desa Apitaik.Seluruh penderita BTA+ yang
ditemukan ditangani seluruhnya. Sementara angka kesembuhan yang
ditampilkan merupaka data bulan Juli 2017 s/d Desember 2017 karena
masa penyembuhan kasus TB berlangsung selama 6 bulan.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program adalah
rendahnya kesadaran masyarakat untuk dating memeriksakan diri ke
puskesmas jika sudah mengalami gejala TB hal ini disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan masyarakat dan adanya anggapan masyarakat
bahwa penyakit TB adalah penyakit yang memalukan, sehingga mereka
tidak mau memeriksakan dirinya walaupun mereka mempunyai tanda
tanda terkena penyakit tersebut.Adapun upaya yang sudah dilakukan
adalah dengan sosialisasi penyakit TB baik tingkat kecamatan maupun
tingkat desa juga melalui penyebaran informasi melalui media baik
spanduk maupun leaflet. Hal ini didukung oleh pendanaan dari Bantuan
Oprasional Kesehatan (BOK).
d. P2 ISPA
Tabel 27.Kasus ISPA Puskesmas Batuyang Tahun 2018
Capaian
N Indikator
o Program Ma No
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Dec Total
y v
penemuan
kasus
pneumonia
26 34 38 38 75 65 33 11 17 20 11 24 392
oleh
puskesmas
dan kader
jumlah
pneumnia 26 34 38 38 75 65 33 0 17 20 11 24 381
ditangani
jumlah kasus
pneumoia 0 1 2 4 0 0 1 0 1 0 0 0 9
dirujuk
Penemuan kasus ISPA dalam hal ini adalah Penumonia sebanyak 392
kasus lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2017 sebanyak 596
kasus.Sebanyak 381 kasus ditangani di Puskesmas dan 9 kasus dirujuk.

e. P2 DIARE
Tabel 28.Kasus Diare 2018
Capaian
No Indikator Program
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total

penemuankasus
diare di puskesmas
225 200 225 145 190 261 202 174 341 210 188 242 2603
oleh PKM dan
kader
kasus diare
ditangani di PKM
171 169 181 106 147 218 178 174 290 126 149 204 2113
dengan oral
rehidrasi
kasus diare
ditangani dengan 8 2 9 15 9 18 13 23 54 15 3 10 179
rehidrasi intravena

Tahun 2018 Jumlah kasus diare sebanyak 2603 kasus tersebar di seluruh
wilayah kerja puskesmas Batuyang.Penanganan kasus diare di puskesmas
batuyang adalah dengan rehidrasi oral dan intravena.

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Kesehatan Indera
Penyakit Mata dan telingan di Puskesmas batuyang tahun 2018 dapat
dilihat pada grafik berikut
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
infeksi telinga otitis media rhinitis akut laringitis akut tonsilitis akut otitis media
luar akut kronis
Grafik 7.penyakit TelingaTahun 2018
250

200

150

100

50

0
s m en ak si
ns
a n pi m ia a
tiviti gyu ipi tar fr ak le inga bio
io lo ed kom
er s ka es m
ng ki
n re ur pi
r d
tis
u
nju pt a an at io pr hor ti gla
co r n m o
ka
ta lai ak
m
ke tar
ka
Grafik 8.Penyakit Mata Tahun 2018
Rhinitis akut adalah grafik tertinggi pada penyakit telingan kasus baru
tahun 2018 di puskesmas Batuyang, disusul laryngitis akut dan tonsillitis akut.
Sementara penyakit mata kasus baru yang paling banyak ditemukan adalah
conjungtivitis, kelainan refraksi dan katarak

2. Kesehatan Jiwa
Tabel 29.kasus jiwa perdesa puskesmas batuyang 2018
Cakupan Desa

Indikator Bagekpapa
No
Program Batuyang Pohgading Kerumut Apitaik n

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

Jml kasus
1 jiwa 6 7 3 5 0

Kasus
2 dipasung 0 0 0 0 0

Tabel 30: (lanjutan) Hasil Cakupan program Jiwa s/d Juni 2018
Cakupan Desa

Indikator Pohgadi Anggara Tanak Telaga Jumlah


No Teko
Program ng timur ksa Gadang waru (Pusk.)

Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

Jml kasus
1 jiwa 2 0 1 1 1 26

Kasus
2 dipasung 0 0 0 0 0 3

Jumlah kasus jiwa yang ditemukan pada tahun 2018 sebanyak 26 kasus
dengan jumlah kasus jiwa terbamyak ditemukan di desa Apitaik. Untuk
meningkatkan cakupan kasus jiwa dilakukan upaya kunjungan rumah dan KIE
keluarga pasien untuk dating kembali ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan
pemeriksaan jika obat yang diberikan pada kunjungan sebelumnya telah habis

3. Kesehatan Lansia
Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH), merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Peningkatan populasi kelompok
lanjut usia itu sendiri. Kelompok usia lanjut dipandang sebagai kelompok
masyarakat beresiko yang mengalami gangguan kesehatan yang kompleks dan
progresif. Untuk itu dibutuhkan pembinaan kesehatan lansia meluia BKL di
Posyandu lansiaagar dapatmneingkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan peningkatan perilaku hidup sehat oleh lansia
dikehisupan sehari-hari.

Tabel 31.Kunjungan Lansia di Posyandu dan Puskesmas Batuyang


capaian
No. Bulan Sasaran
abs %
1 Januari 399 704 176.4
2 Februari 798 1,479 185.3
3 Maret 1197 1,637 136.8
4 April 1596 1,743 109.2
5 Mei 1995 1,990 99.75
6 Juni 2394 2,763 115.4
7 Julii 2793 3,498 125.2
8 Augustus 3192 3,601 112.8
9 Sepember 3591 4,313 120.1
10 October 3990 4,944 123.9
11 November 4389 5,595 127.5
12 Desember 4788 6,371 133.1

Pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Batuyang dilakukan di psyandu lansia


dan di puskesmas.Jumlah posyandu Lansia hingga tahun 2018 adalah 13 posyandu yang
tersebar di 10 Desa wilayah kerja Puskesmas Batuyang. Berdasarkan tabel kunjungan
lansia di atas didapatkan kunjungan lansia tiap bulan rata-rata melebihi 100% dari target
perbulan. Tren kunjungan lansia pada bulan Agustus terlihat menurun disebabkan oleh
pelayanan kesehatan lansia hanya dilakukan di Puskesmas, posyandu lansia tidak
dilakukan karena pada bulan Agustus wilayah kerja Puskesmas Batuyang terdampak
gempa.

Sementara jumlah kunjungan Lansia dengan penyakit dapat dilihat pada grafik beriku
2712

1039 944
577

48 24
T Darah Diabetes Gg Mental IMT Mata Peny.Lain

Grafik 9.Kunjungan Lansia dengan penyakit

Berdasarkan grafik di atas kunjungan lansia dengan gangguan tekanan


darah merupakan kunjungan terbanyak sepanjang tahun 2018.Penanganan lansia
dengan penyakit dilakukan dengan pengobatan, rujukan lanjut dan konseling.

4. Usaha Kesehatan Sekolah


Tabel 32.capaian penjaringan murid baru
Jenis
No Jumlah Sekolah target Capaian
Kegiatan
1 penjaringan

SD 39 100% 100%

SMP 17 100% 100%

SMA 11 100% 100%

Tabel 33.hasil skrining siswa sekolah


Jenis Siswa
No tajam Lihat Anemia Gigi
Kegiatan iskrining
1 skrining TN % Abs % Abs %

SD 1120 57 5.0893 0 0 170 15.18

SMP 717 34 4.742 70 9.76 78 10.88

SMA 310 22 7.0968 36 11.61 40 12.9

Tebel hasil skrining siswa di atas menunjukkan bahwa masih ada siswa
yang mengalami ganggunga ketajaman lihat, anemia dan gigi
berlubang.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah berupa penyyuluhan-
penyuluhan dan skrining kesehatan.
5. Kesehatan haji
Pemeriksaan kesehatan yang memenuhi kualitas/standar pemeriksaan
kesehatan CJH dilakukan oleh dokter dan didampingi sorang perawat
pemeriksa.Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara holistic dengan pemeriksaan
medis dasar, pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

Tabel 34.hasil kegiatan pemeriksaan CJH


Bage
Batu Poh Ker poh. Angg Tanak Telag
N Indikator targe Apit k tek
yan gadin u timu a Gadan a
o Program t aik papa o
g g mut r raksa g waru
n
Jml Calon
1 4 9 1 4 3 5 0 0 0 1
Jamah haji
Pemeriksaa
n
2 100 4 9 1 4 3 5 0 0 0 1
Kesehatan
CJHI
Surveilans
3 80 4 9 1 4 3 5 0 0 0 1
Jamah Haji

Jumlah calon Jamaah Haji pada keberangkatan tahun 2018 sebanyak 27


orang CJH.Seluruh CJH telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil 100% tidak
beresiko.

C. UPAYA PENGOBATAN
1. Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan di puskesmas batuyang terdiri dari pelayanan poli
umum, lansia, poli KIA KB, labolatorium, dan konseling kesehatan dengan loket
sebagai pintu masuk.

Tabel 35. Jumlah Kunjungan Loket berdasarkan alamat, baru lama dan penggunaan
kartu berobat tahun 2018
STATUS KUNJUNGAN STATUS BAYAR
NO DESA Non
B L Total UMUM PBI Total
PBI
1 Batuyang 1456 7995 9451 2972 1446 4268 9451
2 Pohgading 631 2480 3111 1014 570 1246 3111
3 Kerumut 466 2008 2474 858 450 1043 2474
4 Apitaik 395 1811 2206 702 384 1033 2206
5 Bagekpapan 302 1649 1951 586 330 972 1951
Pohgading
6
Timur 233 1393 1626 492 246 822 1626
7 Teko 204 1150 1354 430 210 660 1354
Tanak
8
Gadang 171 969 1140 340 185 567 1140
9 Anggaraksa 140 847 987 269 145 521 962
10 Telaga waru 95 720 815 211 136 447 793
11 Luar wilayah 192 1040 1232 429 208 576 1232
Jumlah 4285 22062 26347 8303 4310 12155 26300

Jumlah kunjungan terbanyak sepanjang tahun 2018 berasal dari Desa


Batuyang, dengan penggunaan kartu berobat terbanyak adalah JKN berstatus
PBI. Sementara jumlah kunjungan bedasarkan klasifikasi 10 penyakit terbanyak
dapat di lihat pada grafik berikut :
3500 3168
3000 2672 2433
2500 2290
2025 2003
2000 1646 1564
1406
1500
1000 840
500
0

Grafik 10.10 penyakit tebanyak

Kunjungan dengan ISPA merupakan grafik tertinggi pada klasifikasi 10


penyakit terabnyak puskesmas Batuyang tahun 2018 disusul dyspepsia dan
demam dengan observasi.
Kunjungan selanjutnya adalah kunjungan labolatorium. pelayanan rawat
jalan untuk pemeriksaan kimia klinik dijadwalkan setiap hari Kamis dan Sabtu
sedangkan untuk pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah ibu hamil,
serologi, urinalisa dan pemeriksaan labolatorium lainnya dilakukan setiap hari.

PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


1000
900
800
700
Kimia Klinik Gula Darah
600
Kimia Klinik Colesterol To-
500 tal
400 Kimia Klinik Asam Urat
300
200
100
0
JAN

TOTAL
SEPT
AGT

OKT
MEI

JULI
JUNI
MAR
FEB

APR

DES
NOP

PENCAPAIAN

Grafik 11.Kunjungan pemeriksaan Kimia Klinik


185
165
145
125
105
85
65
45
25
5
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOP DES
Golongan Darah 54 29 40 37 46 26 51 8 43 54 30 43
HB 108 88 102 85 111 80 145 35 131 159 105 122
Protein Urine 10 7 2 6 8 3 6 1 10 8 1 9
Glukosa Urine NaN 1 NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN NaN 1 NaN
HbsAg 62 60 64 52 68 44 113 25 88 109 72 85

Grafik 12.Kunjungan pemeriksaan Lab. Ibu hamil

Grafik kunjungan untuk pemeriksaan kimia klinik menunjukkan jenis


pemerikasaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kolesterol, Glukosa darah dan asam
urat. Tidak ada pemeriksaan kimia klinik pada tahun 2018. Sementara grafik Kunjungan
pemeriksaaan lab ibu hamil menunjukkan jumlah kunjungan yang relatif sama setiap
bulan, namun grafik di bulan Agustus sangat rendah. Rendahnya kunjungan pada bulan
agstus disebabkan oleh pelayanan yang tidak kondusif akibat gempa.

SEROLOGI
200
180
160 Widal
HBSag
140
DHF/Ig G,Ig M
120 HIV
100 Mentouk Tes
VDRL
80 DHF
60 Gol. Darah
40
20
0
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEPT OKT NOP DES
Grafik 13.Pemeriksaan Serologi

Berdasarkan grafik di atas, pemeriksaan serologi yang yang paling sering


dilakukan adalah pemeriksaan widal golongan darah dan HBSAg.

2. Rawat Inap
Rawat inap dilakukan setelah hasil pemeriksaan pada rawat jalan / poli
dan UGD mengharuskan pasein untuk dirawat juga berdasarkan rujukan baik dari
Pustu maupun dari Bidan di desa.
TEMPAT JML
TIDUR Σ DAY HARI
NO BULAN Σ TT BOR TOI AVLOS BTO
CARE DLM
IGD RI
PERIODE

1 JANUARI 4 19 23 366 31 62.14 1.36 2.23 9

``2 FEBRUARI 4 19 23 294 28 55.26 1.71 2.12 7


3 MARET 6 19 25 285 31 48.39 2.62 2.46 6
4 APRIL 6 19 25 208 30 36.49 3.73 2.14 5
5 MEI 6 19 25 145 31 24.62 4.58 1.49 5
6 JUNI 6 19 25 257 30 45.09 2.61 2.14 6
7 JULI 6 19 25 234 31 39.73 3.03 2.00 6
8 AGUSTUS 6 19 25 172 31 29.20 3.53 1.46 6
9 SEPTEMBER 6 19 25 160 30 28.07 4.88 1.90 4
10 OKTOBER 6 19 25 241 31 40.92 3.63 2.51 5
11 NOPEMBER 6 19 25 222 30 38.95 3.35 2.13 5
12 DESEMBER 6 19 25 235 31 39.90 3.61 2.40 5
TOTAL 6 19 25 2819 365 40.65 3.05 2.09 71
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH, PRIOROTAS MASALAH
& PERUMUSAN MASALAH

A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Identifikasi Masalah Promkes
Tabel 36.identifikasi masalah program promkes
Triwulan IV (Sept.
Target
No. Indikator s/d Des.) GAP MASALAH
(%)
Abs %
Desa Siaga 1. Tidak ada Gap pada indikator desa Siaga
1 80 10 125 45
Aktif tetapi harus ditingkatkan keaktifannya
2. Jumlah posyandu aktif masih jauh dari target,
2 Posyandu Aktif 80 21 41.18 - 38.89
pencapaian belum mencapai 50%
3. Tidak dilakukan survey PHBS RT pada tahun
PHBS RT ini. Kegiatan dialihkan pada kegiatan PIS-PK
3 65 0 0 0
Sehat sehingga jumlah RT Sehat tidak dapat
diketahui
4. Meskipun tidak dilakukan survey PHBS namun
Intervensi RT
4 20 650 104.17 84.7 intervensi RT Sehat tetap dilakukan dengan
Sehat
capaian lebih dari 1000%

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa cakupan kegiatan program promosi kesehatan secara umum baik, namum masih
ditemukan Gap terutama pada Posyandu Aktif sehingga dari hasil tersebut perlu ditentukan langkah berikutnya dalam penentuan penyebab
masalah, prioritas masalah beserta alternative pemecahan masalahnya.
2. Identifikasi Masalah Program KIA KB
Tabel 37. Identifikasi Masalah program KIA

Indikator Target Pencapaian


No GAP MASALAH
Program (%)
Abs %
- cakupan kunjungan ibu hamil sesuai standar
1 K4 100 1255 96.76 -3.34 belum mencapai target, masih ada GAP sekitar
3.34% dari target 100% atau sekitar 38 orang
- masih kurangnya persalinan oleh tenaga
kesehatan, dari target 100% baru mencapai
2 Linakes 100 1174 94.83 -5.17
94.83% dengan GAP sebesat 5.17% atau
sekitar 62 orang
- Belum tercapainya cakupan Nifas ( KF3),dari
3 KF3 100 1143 92.33 -7.67 target 100%,baru mencapai 92.33%, dengan
gap 7.67 % atau 193 orang
Neo komp
4 100 144 81.34 -8.66
Trtangani
- Kunjungan anak balita masih belum mencapai
5 Balita II 100 4796 84.13 -85.87
target 100% dengan cakupan 85.87%
3. Identifikasi masalah program Gizi
Tabel 38. Identifikasi masalah program Gizi

Target Pencapaian
No Indikator Program GAP MASALAH
(%)
Abs %
1 Balita ditimbang (D/S) 85 4.152 74.11 -10.89 - Cakupan penimbangan balita tidak mencapai
target, dengan capaian 74.11% sementara target
2 Balita naik BB (N/D) 80 2.604 52.73 -27.27 80%
3 Balita BGM 5 141 3.16 -1.84 - Balita naik berat badan belum mencapai target,
4 Kss Gizi buruk 4 ada gap sebesar 27.27 atau sebanyak 892
balita.
Penanganan kss Gizi
5 100 4 100 0 - Masih ada balita dengan berat badan di bawah
buruk
garis merah.
6 Balita Vit. 2x/tahun 90 4.295 96.33 3.67
- Capaian bayi mendapat ASI Eksklusif masih
7 Bumil Fe-3 95 1.375 106.61 11.61 kurang dari 80% dengan capaian 62% dan gap
ASI Eksklusif(Kom sebesar 18%
8 80 726 62.0 -18
AEG)
4. Identifikasi masalah program Kesling
Tabel 39. Identifikasi masalah program Kesling
TARGET PENCAPAIAN GAP MASALAH
NO INDIKATOR
Abs % Abs %

1. Capaian jamban 55655 100 51915 93.43 -6.57 - Masih tersedianya tempat-tempatt terbuka
keluarga untuk BABS
- Adanya obsepsi dari sebagian Masyarakat
untuk menerima bantuan/Stimulan
- Dukungan dari Desa untuk ADD terutama
untuk pembangunan jamban masih rendah

2. Capaian SAB 55655 100 54810 98.64 -1.36 - Masih ada beberapa sumur gali yang tidak
memenuhi syarat
- Hasil Kualitas Air wilayah puskesmas
Batuyang secara Bakteriologis dan Kimia
masih tidak Memenuhi Syarat Kesehatan

3. Capaian Inspeksi 1150 100 1133 98.5 -1.5 - Sarana air limbah masih resiko tinggi
Sanitasi

4. Capaian klinik 835 100 523 62 -38 - Kurangnya feed back/rujukan dari Poli BP
sanitasi yang di dan poli lainnya
follow up

5. Identifikasi Program P2P


a. Imunisasi
Pengendalian imunisasi di Puskesmas Batuyang terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan tambahan .vaksin yang diberikan pada
imunisasu rutin bayi adalah Hepatitis B, BCG, Polio, Pentavalen dan campak.Untuk anak SD yaitu DT dan Td, sedangakan untuk WUS
vaksin TT. Tahun 2018 cakupan imunisasi rutin pada bayi di tingkat puskesmas secara umum mencapai target, namun target UCI
kelurahan belum mencapai target yang diharapkan
Tabel 40.identifikasi Masalah program Imunisasi

INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN


NO GAP MASALAH
PROGRAM % ABS %

1 DESA UCI 80 % 100 6 60 -20%


- capaian imunisasi DPT dan Polio
2 BCG 95 1230 104.30 9.3% belum mencapai target, masih ada
Gap sebesar 7.7% dari target yang
3 DPT HB HIB 3 95 1002 87.30 -7.7% harus dicapai sebesar 95%
- Imunisasai DPT HIB Hb Booster
4 POLIO 4 95 1002 87.30 -7.7%
belum mencapai target, capaian
5 CAMPAK 95 1221 106.20 11.2% 87.3 sementara targetyang harus
dicapai sebesar 95%
DPT HB HIB - Masih ada GAP pada capaian
6 95 1001 87.3 --7.7%
BOOSTER imunisasi Campak Booster
sebesar 35.3%
7 CAMPAK BOOSTER 95 685 59.7 -35.3%

Capaian imunisasi BCG, dan campak di atas 100%, kemungkinan hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya data proyeksi dari dinas
kesehatan. Hal ini mungkin memerlukan validasi data dari kecamatan Pringgabaya. Tapi dalam hal ini untuk menseragamkan data maka
program imunisasi mengikuti data proyeksi yang sudah di tetapkan oleh dinas kesehatan untuk menseragamkan sasaran dengan sasaran
program lainya.
Imunisasi campak booster dan DPT Hb Hib memang tidak menjadi indicator keberhasilan atau UCI desa tetapi dengan tidak
tercapinya target cakupan campak di khawatirkan dapat menyebabkan menurunya imunitas kekebalan di wilayah tersebut. Oleh karena itu
diupayakan lebih lanjut di tahun berikutnya untuk dapat mencapai target yang di tentukan.
b. ISPA
Tabel 41.Identifikasi Masalah program ISPA
Indikator Target Pencapaian
No Sasaran Gap Masalah Ket
program abs % abs %
1. Penemuan kasus 5890 589 10 392 6.66 3.44 1. kurangnya sosialisasi dari peugas
pneumonia dan kesehatan
pneumonia berat 2. kurangnya pengetahuan masyarakat
di PKM dan mengenai ISPA dan pneumonia
kader 3. tidak adanya laporan ISPA dan
5. Jumlah 5315 532 10 532 9.99 1.09 pneumonia dai kader
pneumonia dan 4. cakupan kasus pneumonia belum
pneumonia berat mencapai target
ditangani

c. Program Diare
Tabel 43.Identifikasi Masalah program Diare
Target Pencapaian
No Indikator Program Sasaran % GAP MASALAH
Abs % Total
penemuankasus diare di - 1. Tidak adanya laporan tentang
puskesmas oleh PKM dan 3001 2603 100 2603 86.74 13.26 Diare dari kader.
kader 2. Kurang aktifnya bidan polindes
kasus diare ditangani di PKM - dalam pengiriman laporan Diare.
2603 2603 100 2113 81.18 18.82
dengan oral rehidrasi 3. Kurangnya sosialisasi tentang
kasus diare ditangani dengan 2603 260 10 179 6.88 -3.32 penyakit diare.
rehidrasi intravena 4. Cakupan penemuan kasus diare
pada bayi-balita yang belum
mencapai target.

6. Identifikasi Masalah program Jiwa


Tabel 44.Identifikasi masalah program jiwa
TARGET PENCAPAIAN
NO INDIKATOR PROGRAM SASARAN GAP MASALAH
Abs % Abs %
1. Penemuan kasus gangguan jiwa 40 40 100 40 100 0 1. Keluarga pasien belum paham
4. Penanganan kasus gangguan jiwa 2 2 100 2 100 0 mengenai gangguan jjiwa
2. Keluarga ODGJ masih berobat ke
dukun
5. Deteksi dini penanganan kasus 26 26 100 26 100 0
3. Keluarga / kader tidak melaporkan
pasien yang mengalami gangguan jiwa

B. PRIORITAS MASALAH
1. Program Promosi Kesehatan
Perumusan masalah dalam menganalisa Program Promosi Kesehatan ini menggunakan metode UXSXG yang diberi Skor 1-4 yang
mana Desa siaga Aktif masih dimasukkan dalam masalah Promosi Kesehatan walau tidak ada GAP karena Desa Siaga Aktif 8 indikatornya
masih belum maksimal pelaksanaannya. Disamping itu Desa siaga ktif rata – rata masih bersrata Pratama sehingga perlu ditingkatkan
stratanya.
Tabel 45.prioritas masalah program Promosi Kesehatan

MASALAH
NO KRITERIA
Posyandu Aktif PHBS Desa Siaga Aktif
1 Tingkat Urgensi (U) 2 1 4
2 Tingkat Keseriusan (S) 3 4 1
3 Tingkat Perkembangan (G) 3 1 4
U+S+G 8 6 9
Dari matriks di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat Desa siaga aktif menjadi priotitas utama dalam kegiatan Promosi kesehatan
kemudian prioritas kedua yakni Posyandu Aktif yang mendapat total skor 8, dan terakhir Frekuensi penyuluhan dalam gedung dengan skor 6.

2. Priorotas Masalah Program KIA KB


Matriks perumusan masalah dalam menganalisa hasil program KIA menggunakan metode UXSXG di beri skor 1 – 5
Tabel 46.priorotas masalah program KIA KB

MASALAH

NO KRITERIA Tingkat Urgensi Tingkat Keseriusan Tingkat


UXSXG
(U) (S) Perkembangan (G)

1 ANC Standar ( K4 ) 5 4 4 13
2 LINAKES 4 4 4 12
3 KF 3 4 3 3 10
4 KN 3 4 4 3 11
5 BAYI 4 4 3 2 9

Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimplan bahwa ANC standar merupakan prioritas utama dalam menentukan
keberhasilan program, prioritas yang kedua yaitu linakes yang mendapat total skor 12, Kn 3 menjadi prioritas ketiga dengan skor 11
dan yang terakhir adalah kunnjungan Bayi 4 dan KB aktif dengan skor 9
3. Prioritas masalah program Gizi
Matriks perumusan masalah dalam menganalisa hasil program KIA menggunakan metode UXSXG di beri skor 1 – 5
Tabel 47.prioritas masalah program gizi

MASALAH
KRITERIA
Tingkat Urgensi (U) Tingkat Keseriusan (S) Tingkat Perkembangan (G) UxSxG
Distribusi pemberian vitamin A 3 2 2 7
Balita Naik Berat Badannya 3 2 2 7
Balita Bawah garis Merah 3 3 2 8
Balita ditimang (D/S) 3 4 2 9
ASI eksklusif 3 3 3 9
Pelatihan PMBA 3 2 3 8

4. Priotitas Masalah Program P2P


a. Imunisasi
Matriks perumusan masalah pemberian Nilai berdasarkan Rumusan UXSXG di beri skor 1 – 5
Tabel 48.Prioritas Masalah program imunisasi
Tingkat Tingkat tingkat
No. Kriteria
Urgensi (U) Keseriusan (S) perkembangan ( G ) UXSXG
1 DPT HB Hib 2 4 3 9
2 Polio 4 2 4 3 9
3 Imunisasi Booster Campak 2 3 3 8
4 DPT HB Hib Booster 2 3 3 8

b. Ispa
Perumusan masalah dalam menganalisa program Ispa dan pneumonia ini menggunakan metode UXSXG yang diberi skor 1-4
dimana jumlah penemuan kasus pneumonia merupakan indikator program ISPA.
Tabel 49.prioritas masalah program ISPA
Tingkat Tingkat Tingkat UXSXG
NO MASALAH urgensi keseriusan perkembangan (TOTAL)
(U) (S) (G)
1 Kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan 3 1 4 8
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai Ispa dan Pneumonia 2 2 3 7
3 Tidak ada laporan tentang ISPA dari kader 1 3 1 5

c. Diare
Perumusan masalah dalam menganalisa program diare ini menggunakan metode UXSXG yang diberi skor 1-4 dimana jumlah
penemuan kasus diare merupakan indikator program diare.
Tabel 50.prioritas maalah program diare

Tingkat Tingkat Tingkat UXSXG


NO MASALAH urgensi keseriusan perkemba (TOTAL)
(U) (S) ngan (G)

1 Tidak adanya laporan tentang diare dari kader 1 2 1 4

2 Kurangnya aktifnya bidan polindes dalam pengiriman laporan 2 2 1 5

3 Kurangnya sosialisasi tentang penyakit diare 3 1 4 8


Cakupan penemuan diare pada Bayi-Balita belum mencapai
4 4 1 4 9
target

Dari matrik diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa cakupan penemuan diare Bayi-balita belum mencapai target menjadi
prioritas1 dengan skor 9, kurangnya sosialisasi tentang penyakit diare menjadi prioritas 2 dengan skor 8, kurang aktifnya bidan
polindes dalam pengiriman laporan menjadi proiritas 3 dengan skor 7. Tidak adanya laporan diare dari kader menjadi prioritas 4
dengan skor 4.

d. Priorotas Masalah Program Jiwa


Matriks perumusan masalah pemberian Nilai berdasarkan Rumusan UXSXG di beri skor 1 – 5
Tabel 51.priorotas masalah program jiwa

NO MASALAH U S G TOTAL

Keluarga pasien jiwa belum


1 2 2 2 6
paham mengenai gangguan jiwa

Keluarga pasien ODGJ masih


2 2 3 2 7
pergi berobat kedukun

Kader atau keluarga pasien tidak


3 melaporkan pasien yang 3 3 3 9
mengalami gangguan jiwa

C. RUMUSAN MASALAH
1. Perumusan Masalah Program Promkes
Tabel 52.rumusan masalah program promosi kesehatan
ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH
MASALAH TERPILIH
1 Posyandu Aktif masih jauh dari target yaitu 1 Rata - rata posyandu yang sosialisasi dana sehat pada - pembinaan posyandu aktif
kurang 43 Pos belum aktif masih belum tiap-tiap posyandu yang yang berstrata madya
memiliki dana sehat belum memiliki dana sehat
yaitu sebanyak 43 pos
2 Tidak ada UKBM Mengusulkan ke desa - Pembentukan Posbindu
untukpembentukan UKBM di
posyandu yang belum
- Pembinaan dan penilian
Posyandu
- Lomba kratifitas Kader
- Refreshing Kader
2 Desa Siaga Tidak ada Gap tetapi harus 1 belum adanya umpan balik Puskesmas berkoordinasi - Pembinaan Desa Siaga
dipertahankan keaktifannya dari pihak desa untuk dengan Pemerintah Desa - Advokasi Dana Desa
mengadakan SMD dan MMD untuk mengadakan SMD dan
secara berkala MMD
Puskesmas mengadakan Melakukan SMD di 10 Desa
MMD
2 pemerintah desa masih Puskesmas berkoordinasi Melaksanakan MMD 10 Desa
belum mengadakan SMD dengan Pemerintah Desa
secara swadaya karena untuk mengadakan SMD
kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya SMD
Puskesmas mengadakan
SMD dengan melibatkan
Kader Pemberdayaan
Masyarakat
3 setelah dilakukan MMD koordinasi dengan lintas - koordinasi lintas sektoral
masih belum ada tindak program dan lintas sektoral
lanjut secara terus menerus
5 Gantinya Kepala Desa dan Penguatan manajemen Desa - Penguatan Manajemen Desa
resuffle perangkatnya Siaga Siaga
sehingga Desa Siaga Aktif - Sosialisasi dan pembentukan
ada yang ada anggotanya Desa Model PHBS
banyak yang berhenti
6 penyuluhan kelompok di luar gedung sudah - - -
melebihi target tetapi harus dipertahankan
7 penyuluhan perorangan dlm gedung sudah ruangan penyuluhan pembentukan Klinik terpadu pembentukan Klinik terpadu yang
melebihi target tahunan tetapi perlu perorangan belum yang terdiri dari Klinik terdiri dari Klinik sanitasi, Gizi
dipertahankan dipusatkan dan belum sesuai sanitasi, Gizi dan Promkes dan Promkes
dengan alur pelayanan
penjadwalan petugas stand penjadwalan petugas stand by di
by di klinik terpadu klinik terpadu
8 penyuluhan perorangan di luar gedung - - -
sudah melebihi target tetapi harus
dipertahankan
9 PHBS RT tidak dilaksanakan dengan 1 Survey PHBS - survey PHBS
adanya program PIS-PK, namun PIS-PK - Intervensi PHBS
tidak dapat memenuhi indikator desa Siaga
sehingga Survey PHBS harus diuslkan untuk
dilakukan kembali.
- Sosialisasi Germas

2. Perumusan Masalah Program KIA


Tabel 53.perumusan masalah program KIA
ALTERNATIF PEMECAHAN PEMECAHAN MASALAH
NO PRIORITAS MASALAH PENYEBAB MASALAH KET
MASALAH TERPILIH
1 Cakupan k4 terlah mencapai target 1. Kurangnya pendataan K1 oleh 1. Melaksanakan
namun masih dimasukkan dalam bidan puskesmas dan bidan penjaringan K1 1. Penjaringan K1
pioritas masalah karena ANC desa 2. meningkatkan 2. Pendataan Pus unmeed need
lengkap sangat berpengarus 2. Kurangnya kerjasama bidan pendampingan ibu hamil 3. Orientasi ANC terpadu
terhadap keberhasilan program dengan kader dalam pelaporan dengan kader untuk periksa
tepat waktu. 4. Swiping K4
3. Ibu hamil periksa ke BPM 3. Kerjasama dengan BPM 5. Kerjsama dengan bidan BPM
4. Abortus 6. Orientasi SUFAS

5. lahir prematur
2 Angka kematian bayi masih tinggi, 1. Kurangnya kepatuhan dari 1. Pengadaan bimbingan 1. Evaluasi Kohort bayi Tingkat
kunjungan bayi 4 tidak mencapai bidan desa untuk pemamfatan teknis bidan desa tentang PKM oleh kabupaten
100% kohort bayi sebagai alat kohort bayi secara
pemantau sasaran berkesinambungan
2. Pemeriksaan bayi & balita
diPosyandu ( DSIDTK )
2. karena dari cakupan 1. Pemeriksaan balita di
K4,Linakes yang belum TK/Paud
mencapai target

3. Perumusan Masalah Program P2P


a. Program munisasi
Tidak tercapainya target pada imunisasi booster adalah karena ketidak tahuan dari orang tua sasaran bahwa anak mereka akan
mendapat imunisai booster sehingga tingkat D per S dari sasaran Imunisasi Booster yang datang sedikit. Sehingga disisini dibutuhkan
perlunya kerjasama antara kader untuk memberi tahu orang tua dari masalah tersebut.

Tabel 54.Rumusan masalah program Imunisasi


PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
NO. PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASLAH KET
MASALAH TERPILIH
1 Tidak tercapainya 1. D/S dari saran sedikit 1. Mengadakan refreshing atau 1. Mengadakan Refreshing atau
target cakupan 2. Kurangnya koordinsi peningkatan dari kapasitas petugas peningkatan dari kapasitas petugas
imunisasi booster petugas dengan kader Vaksinator vaksinator
Campak dan DPT HB setempat 2. Melakukan penyuluhan keliling per tiga 2. Melakukan Sweeping Per triwulan
Hib booster 3. kurangnya kesadaran bulan ke setiap dusun atau desa
dari masyarakat tentang 3.Meningkatkan kerja sama dengan
Iimunisasi booster petugas polindes dalam mengerahkan
sasaran
4. Melakukan Sweeping Per triwulan

b. Perumusan Masalah Program Diare


Tabel 55.perumusan masalah program diare

No Prioritas masalah Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah Pemecahan masalah terpilih Ket

1 Cakupan penemuan 1. Kurang aktifnya pengiriman 1. Meningkatkan peran aktif kader 1. Pemberdayaan dan bidan desa.
diare pada Bayi-Balita laporan diare dari kader dan dan bidan desa dalam
bidan desa. pengiriman laporan diare.
belum mencapai target 2. Kurangnya pemahaman 2. Memberikan penyuluhan 2. Penyuluhan
masyarakat mengenai penyakit tentang diare.
diare
2 Kurangnya sosialisasi 1. Kurangnya kesadaran petugas 1. Sosialisasi penguatan 1. Sosialisasi
tentang penyakit diare. untuk mengirim laporan diare. komitmen dalam pengiriman
laporan.

3 Kurang aktifnya bidan 1. Kurangnya sosialisa si petugas Sosialisasi ke petugas. Pelatihan/refreshing kader diare
polindes dalam
pengiriman laporan
diare.

4 Tidak adanya laporan Kurangnya pengetahuan kader tentang


Meningkatkan pengetahuan kader Pelatihan/refreshing kader diare.
tentang diare dari kader. penyakit diare diare tentang penyakit diare.

4. Perumusan Masalah Program Jiwa


Tidak tercapaiya target kesehatan jiwa karea masyarakat masih kurag pegetahua megenai tannnnda da gejala dari gaggua jiwa,
masyarakat masih mengaggap ganggua jiwa sebagai aib keluarga.
Tabel 56.perumusan masalah program jiwa
N
PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH TERPILIH KET
O
1 Masih kurangnya penemuan Perlu kerja sama antara lintas sektor ataupun Mengadakan sosialisasi dari tingkat desa maupun
kasus ganguan jiwa berat dari lintas program dan diadakn sosialisai ditingkat tingkat kecamatan
standar yang di tentukan dinas kecamatan
kesehatan
2 Kurangnya kepedulian Perlu adanya penyuluhan terhadap keluarga Memberikan bimbingan dan pemantauan rutin
masyarakat terhadap pasien atau masyarakat yang merupakan anggota jiwa terhadap keluarga atau masyarakat yang
gangguan jiwa mengalami gangguan jiwa

3 Kurangnya stok obat pasien Perlu adanya kerja sama petugas kesehatan Pengadaan format atau lampiran obat khusus
gangguan jiwa jiwa dengan petugas kesehatan apotik pasien jiwa
puskesmas

5. Perumusan Masalah Program Kesling


Tabel 57.perumusan Masalah program Jiwa
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
NO PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
MASALAH TERPILIH
- Pemicuan untuk masing Desa terutama - Kerjasama Lintas Program
Dusun yang cakupan jambanya masih di - Kerjasama Lintas Sektor
- Adanya tempat2 terbuka untuk
bawah 100% Pembentukan TIM Pemicu TK
BABS
AKSES JAMBAN - Monitoring Pasca Pemicuan Kecematan
1 - Masih mengharapkan stimulant
SEHAT - Baselin Survey untuk pendatan 5 Pilar
- Duktungan ADD tentang sanitasi
STBM
jamban masih kurang
- Advokasi ke desa untuk Deklarasi Desa
ODF/SBS
2 Inspeksi Sanitasi SAB terutama Bak penampungan Melakuakan IS min.2X/tahun Kerjsama Lintas Program dan
Sektor kaitanya dengan Kontruksi
SAN yan TMS
47.35 % masih resiko Tinggi dan Kaporisasi untuk sarana air bersih
amat tinggi Pemeriksaan dan pengambilan sampel air Penyuluhan tentang AIR Bersih Dan
baik secara Bakteriologis maupun secara Air Sehat
Kimia
Pertemuan IMAS untuk 8 Desa
Kerja sama Lintas Sektor terutama
Sarana Sanitasi Dasar masih Survey Perumahan dan Lingkungan (SPL)
3 RUMAH SEHAT Desa kaitanya dengan IMAS dan
bawah Target yaitu 68.60 % min 2X /Tahun
Rumah Sehat
Penyuluhan tentang rumah Sehat
6. Perumusan Masalah Program Lansia
Tabel 58.perumusan masalah program Lansia
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
NO PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KET
MASALAH TERPILIH
1 Pelayanan Masih kurangnya kesadaran Perlunya kerjasama lintas Sektor
posyandu lansia para lansia untuk mengikuti
belum mencapai posyandu lansia
target Perlunya kerjasama lintas Program Penyuluhan tentang
pentingnya posyandu lansia
Lansia kit tidak ada Pengajuan pengadaan lansia kit
Timbangan dewasa, meteran/ pengukuran
tinggi badan, stetoskop, tensimeter,
termometer, peralatan lab sederhana

Masih banyak kader yang Refresing kader


belum dilatih

Anda mungkin juga menyukai