Oleh:
M. Rifqi Fauzan N. G1A016010
Dwiastini Ayu Wardhana T.T. G1A016011
Maharani Kartika D. G1A016012
Silvymay Nurbasuki G1A016013
Marhamdani G1A016014
Aviasenna Andriand G1A016015
Rania Nisrina Alifah G1A016016
Damar Pandurizky G1A016017
Pembimbing Fakultas:
dr. Galuh Yulieta Nitihapsari, M.Biomed.
Pembimbing Lapangan:
dr. Kuntoro
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
M. Rifqi Fauzan N. G1A016010
Dwiastini Ayu Wardhana T.T. G1A016011
Maharani Kartika D. G1A016012
Silvymay Nurbasuki G1A016013
Marhamdani G1A016014
Aviasenna Andriand G1A016015
Rania Nisrina Alifah G1A016016
Damar Pandurizky G1A016017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu pengukuran 5 menit dalam
keadaan tenang atau cukup tenang (Kemenkes, 2014). Hipertensi dapat
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau esensial yang
penyebabnya tidak diketahui, dan hipertensi sekunder yang disebebkan
karena disebabkan oleh suatu penyakit yang mendasarinya (Sudarsono,
2017).
Hipertensi tidak berbeda dengan penyakit degeneratif lain yang sering
dialami seseorang sehubungan dengan bertambahnya usia. Hipertensi
merupakan dianggap sebagai penyakit silent killer yang merupakan penyakit
yang baru dirasakan akibatnya saat seseorang mengalami komplikasi dari
meningkatnya tekanan darah dengan gejala-gelaja yang dianggap sepele
seperti nyeri pada tengkuk dan nyeri kepala. Penyakit hipertensi pada
umumnya menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki, dan pada
usia lebih dari 40 tahun memiliki resiko untuk terkena penyakit hipertensi
(Tangiran, 2018)
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dalam Global
Status Report On Non-Communicable Disease (2014), prevalensi hipertensi
tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas sekitar 22%.
Penyakit hipertensi juga bertanggung jawab atas 40% kematian akibat
penyakit jantung dan 51% kematian yang disebabkan stroke. Penderita
hipertensi di Indonesia diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya 4% yang
hipertensi terkendali. Hipertensi terkendali adalah mereka yang menderita
hipertensi dan mereka tahu sedang berobat untuk itu. Sebaliknya sebesar
50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi, sehingga
mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat (Riskesdas,
2013).
2
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Melakukan analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) di
wilayah kerja Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas.
2) Tujuan Khusus
a. Menentukan faktor risiko hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II
Tambak.
b. Mencari alternatif pemecahan masalah hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas II Tambak.
c. Menyusun solusi sebagai upaya pencegahan adanya peningkatan
prevalensi prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas II Tambak.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
3
1. Keadaan Geografis
Banyumas, dengan luas wilayah 14.7 km² atau sekitar 1,1% dari luas
yang paling luas adalah Purwodadi yaitu 374 ha, sedangkan desa yang
mdpl dengan suhu udara rata – rata sekitar 27 0 C dengan kelembaban udara
2. Keadaan Demografis
a. Pertumbuhan Penduduk
mengalami penurunan.
b. Kepadatan Penduduk
1) Tingkat Pendidikan
6. Diploma II 54 61 115
9. S2 / S3 5 0 5
GAMBAR 1.
Grafik Penduduk Usia 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2018
6,000 5,512
5,000 4,598
4,248 4,313
4,000
3,000
2,000
3. Wilayah Kerja
(4RW), Desa Purwodadi (4 RW), dan Desa Buniayu (4 RW), dengan jarak
a. Tenaga Kesehatan
1) Tenaga Medis
2) Dokter Gigi
penduduk.
3) Tenaga Farmasi
4) Tenaga Bidan
5) Tenaga Perawat
6) Tenaga Gizi
7) Tenaga Sanitasi
Jumlah
Ratio per 100.000 Target IIS per
No Jenis Tenaga Tenaga
pddk 100.000 pddk
Kesh
2. Dokter Spesialis 0 0 6
4. Farmasi 1 4,89 10
8. Sanitasi 1 4,89 40
b. Sarana Kesehatan
ada.
11
c. Pembiayaan Kesehatan
target target yang telah ditentukan. Oleh karena itu semua anggaran
1. Mortalitas
bayi mati ada ditemukan 2 bayi. Berarti angka kematian bayi (AKB)
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian yang terjadi pada ibu
dapat dilihat bahwa angka kematian ibu (AKI) tahun 2018 terdapat 2
kasus, tahun 2017 tidak ada kasus, sedangkan tahun 2016 terdapat 1
kasus, pada tahun 2015 terdapat 1 kasus, Tahun 2014 tidak ada kasus.
13
kasus, pada tahun 2017 terdapat 2 kasus sedangkan tahun 2016 ada
2. Morbiditas
a. Malaria
tahun 2017 ada 1 kasus, pada tahun2016 ada 1 kasus, tahun 2014 dan
tahun 2010 ditemukan malaria klinis sebanyak 32 atau 1,61 per 1000
b. TB Paru
35/100.000 penduduk.
14
c. HIV/AIDS
kerja atau tidak pernah ada kasus positif HIV.Hal ini tidak bisa
untuk penderita HIV sementara baru dilakukan pada klinik VCT atau
tertentu.
3. Status Gizi
balita yang naik berat badanya mencapai 76,38%, ini menunjukan terjadi
Angka BGM mencapai 1,3%dan baik karena masih jauh dari angka 15%
sebagai angka batasan maksimal BGM. Hal ini menunjukan bahwa program
a. Pelayanan K-4
Tambak tahun 2018 adalah 336 ibu hamil dan yang mendapat
dengan tahun 2017jumlah ibu hamil adalah 362 dan yang mendapat
pelayanan K-4 sebesar 298 atau 82,3%. Pada tahun 2016 jumlah ibu
mencapai 100% pada tahun 2018 belum mencapai target SPM. Jumlah
ibu hamil diwilayah Puskesmas II Tambak tahun 2018 adalah 336 dan
Gambar 4
Chart Title
105
101
100 100
95 94.9
90 90
87.25
85
80
2014 2015 2016 2017 2018
tahun 2018 sebanyak 298 ibu nifas atau 94,9% bila dibandingkan
dan wanita usia subur (WUS). Cakupan ibu hamil yang mendapat
dapat dilihat dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi
peserta KB baru dan peserta KB aktif. Hal ini dapat dilihat dari tabel
3.613, pada tahun 2016 sebanyak 3.485, dan pada tahun 2015
12,6% , pada tahun 2017 sebanyak 678 atau 18,8%, sedangkan tahun
2016 sebanyak 442 atau 12,7% dan untuk tahun 2015 sebanyak 446
atau 13,5%.
atau 78%, pada tahun 2017 sebanyak 2.877 atau 79,6% sedangkan
tahun 2016 sebanyak 2.729 atau 78,3%. Dan tahun 2015 sebanyak
f. Pelayanan Immunisasi
Tambak dari tahun 2014 sampai tahun 2018 target UCI untuk setiap
desa selalu tercapai atau 100% desa telah mencapai target UCI.
19
kunjungan rawat inap tahun 2018 sebanyak 952 atau 4,7% dari jumlah
penduduk dan pada tahun 2017 sebanyak 933 atau 4,6% dari jumlah
penduduk.
Tambak selama 5 tahun terakhir ini atau AFP rate nol. Hal ini juga
pada tahun 2017 adalah sebanyak 43 balita yaitu 15,24% dari jumlah
130balita atau 7,3% dari jumlah balita yang ada yaitu sebanyak 1.300
adalah 96 kasus atau 28,35% dari angka perkiraan 130 balita. Semua
ada kasus, tetapi mungkin juga ada kasus tetapi langsung ditangani
dan spesifik bila dibanding dengan nyamuk yang lain. Diantara ciri
yang menonjol adalah nyamuk ini menggigit pada siang hari, dan suka
hidup dan bertelur pada air yang jernih yang tidak berhubungan
yang bisa dilakukan dengan berbagai cara dan bisa dilakukan oleh
2018 tidak ada kasus DBD, sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 3
adalah nihil, malaria klinis juga nihil. Pada Tahun 2012 dan 2013 juga
KLB
kematian.
Tahun 2018 jumlah institusi yang dibina ada 24 atau 104,3% dari
semua institusi yang ada yaitu 23. Institusi tersebut meliputi sarana
Makanan (TUPM)
c. Rumah Sehat
4.867 rumah.
Data pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat pada tabel 47, data
1,3% dan pada tahun 2017 ditemukan 7 anak balita atau 0,7% dan
selama tahun 2016 atau 0,07% dan pada tahun 2015 juga ditemukan 1
penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan
setahun 2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Data profil
balita dapat dilihat pada table 44. Bayi 6-11 bulan sejumlah 111
(100%) bayi mendapat kapsul Vit A 1 kali dan balita 12-59 bulan
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga
kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume
darah meningkat sampai 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi
Tambak tahun 2018 sebanyak 336 ibu hamil dan yang mendapatkan
karena pada tahun 2017 dari jumlah ibu hamil 355 dan yang
1. ISPA
2. Hipertensi
3. Dermatitis
4. Myalgia
5. Dispepsia
6. Febris
7. Diare
8. Cepalgia
9. Pharingitis
10. Arthritis
28
kriteria, yaitu:
atas.
29
Masalah P E A R L Hasil
ISPA 1 1 1 1 1 1
Hipertensi 1 1 1 1 1 1
Dermatitis 1 1 1 1 1 1
Myalgia 1 1 1 1 1 1
Dispepsia 1 1 1 1 1 1
Febris 1 1 1 1 1 1
Diare 1 1 1 1 1 1
Cepalgia 1 1 1 1 1 1
Pharingitis 1 1 1 1 1 1
Arthritis 1 1 1 1 1 1
Pharingitis 6 12 2 1 36 36 8
Arthritis 6 14 2 1 40 40 7
1. Hipertensi
2. ISPA
3. Diare
4. Febris
5. Cepalgia
6. Dermatitis
7. Myalgia
8. Dispepsia
9. Arthritis
10. Faringitis
34
A. Definisi
JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan sistolik yang menetap
di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik yang menetap di atas 90 mmHg
(The Eight Joint National Commitee, 2014; Sapitri et al., 2016). Hipertensi
B. Faktor Risiko
1. Genetik
2. Usia
dibagi dalam empat tahapan yaitu: usia pertengahan (middle age) usia
45-59 tahu, lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
usia 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) > 90 tahun.
darah yang berkurang. Usia merupakan faktor resiko yang tidak dapat
3. Jenis kelamin
kelamin laki-laki.
4. Obesitas
36
5. Hiperkolesterol
6. Asupan Garam
7. Rokok
a. Nikotin
b. Karbonmonoksida (CO)
yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin
oksigen.
c. Tar
mulut dalam bentuk uap padat. Setelah dingin, tar akan menjadi
8. Alkohol
9. Stres psikologis
secara intermiten.
C. Etiologi
1. Hipertensi primer/essensial
2. Hipertensi sekunder
D. Klasifikasi
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), dan yang kedua
al., 2013):
E. Patomekanisme
perifer salah satunya dipengaruhi oleh jari-jari arteriol dimana hal ini
(Sylvestris, 2014).
yaitu dengan pertahanan jumlah cairan tubuh yang dipegang oleh berbagai
adalah stres. Stres yang terjadi akan merangsang kelenjar adrenal untuk
kompensasi.
jantung.
usia lanjut.
darah perifer.
43
Proses ateroskelrosis.
F. Diagnosis
rasa seperti 8 berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang dapat memberikan
mikroalbuminuria, penurunan laju GFR, dan riwayat keluarga (ESH & ESC,
2013).
Pemeriksaan fisik, dinilai tekanan darah pasien diambil rerata dua kali
≥140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka hipertensi dapat
yang baik, ukuran dan posisi manset yang tepat (setingkat dengan jantung)
memeriksa apakah ada komplikasi yang telah atau sedang terjadi yaitu
gula darah, elektrolit, kalsium, asam urat dan urinalisis. Pemeriksaan lain
44
(Kotchen, 2012).
G. Penatalaksanaan
mmHg, namun pada penderita diabetes, gagal ginjal, dan individu dengan
Gambar 4.1 Alur Inisiasi Terapi Obat Sesuai dengan Klasifikasi Hipertensi
45
1. Diuretik
indapamide.
2. ACE-Inhibitor
samping yang sering timbul adalah batuk kering, pusing sakit kepala
dan lemas. Contoh obat yang tergolong jenis ini adalah Catopril,
4. ARB
5. Beta blocker
daya pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita
H. Kerangka Teori
Elastisitas
Pelepasan Renin Disfungsi Volume darah
vaskular ↓ Plaque
endotel meningkat
Aterosklerosis
Angiotensin I
Aktivitas
fisik
Angiotensin II
Resistensi Tahanan
Perifer Curah Jantung Riwayat Keluarga
Hipertensi
I. Kerangka Konsep
J. Hipotesis
V. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
a. Populasi target
b. Populasi Terjangkau
2. Sampel
1) Kriteria inkusi :
2019.
consent.
2) Kriteria ekslusi :
pengisian kuesioner.
lainnya.
b. Besar sampel
𝑍 21−𝛼/2 𝑃(1 − 𝑃)𝑁
𝑛=
𝑑 2(𝑁 − 1) + 𝑍 21−𝛼/2 𝑃(1 − 𝑃)
132,53
𝑛=
1,37 + 0,9604
132,53
𝑛=
2,3304
𝑛 = 57,87 = 58 responden
50
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
genetik, IMT, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi makanan asin,
dan konsumsi makanan berlemak. Variabel bebas termasuk skala
kategorik nominal.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian hipertensi pada
lansia. Variabel terikat termasuk skala kategorik nominal.
D. Definisi Operasional
Tabel 5.1. Definisi Operasional
A. Hasil
1. Analisis Univariat
Tidak 23 39,66%
55
konsumsi garam kurang dari 3 gram per hari, yakni 30 responden (51,72%)
gelas/minggu).
2. Analisis Bivariat
a. Usia
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % N %
<60 7 12,07 8 13,79 0,764
Usia
≥60 22 37,93 21 36,21
29 50,00 29 50,00
(Sumber : Data Primer Penelitian)
dan usia.
b. Jenis Kelamin
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Jenis P 24 41,38 26 44,83 0,706
Kelamin L 5 8,62 3 5,17
29 50,00 29 50,00
(Sumber : Data Primer Penelitian)
Pengujian terhadap data pada tabel 6.2 tidak memenuhi syarat uji
c. Obesitas
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Ya 26 44,83 7 12,07 0,000
Obesitas
Tidak 3 5,17 22 37,93
29 50,00 29 50,00
Pengujian terhadap data pada tabel 6.3 memenuhi syarat uji Chi-
Square dengan nilai p<0,000 (p < 0,05). Jadi, secara statistik
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat
keluarga dengan kejadian hipertensi.
57
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Ya 26 44,83 8 13,79 0,000
RPK
Tidak 3 5,17 21 36,21
29 50,00 29 50,00
Pengujian terhadap data pada tabel 6.4 memenuhi syarat uji Chi-
Square dengan nilai p 0,000 (p < 0,05). Jadi, secara statistik
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat
keluarga dengan kejadian hipertensi.
e. Konsumsi Rokok
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Konsumsi Ya 6 10,34 5 8,62 0,738
Rokok Tidak 23 39,66 24 41,38
29 50,00 29 50,00
f. Olahraga
berolahraga rutin.
sebagai berikut:
59
Hipertensi
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Konsumsi Sering 22 37,93 10 17.24 0,002
Makanan
Jarang 7 12.07 19 32,76
Berlemak
29 50,00 29 50,00
h. Asupan Garam
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak Hipertensi P
n % n %
Asupan Ringan 7 12,06 23 39,65 0,000
Garam Tinggi 22 37,9 6 10,35
29 50,00 29 50,00
Pengujian terhadap data pada tabel 6.8 memenuhi syarat uji Chi-
i. Konsumsi Alkohol
hipertensi.
j. Stress
Kejadian Hipertensi
Hipertensi Tidak hipertensi p
n % n %
Ya 11 44,83 12 13,79 0,788
Stress
Tidak 18 5,17 17 36,21
29 50,00 29 50,00
B. Pembahasan
1. Hubungan Usia dengan Kejadian Hipertensi
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
Antara usia dengan kejadian hipertensi. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Rahayu (2012) yang
yang berkurang. Usia merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah.
menurunkan volume darah dan tekanan darah, selain itu magnesium juga
tekanan darah.
laki-laki lebih beresiko dibandingkan dengan wanita. Pada usia >65 tahun
wanita memiliki resiko yang lebih besar karena telah memasuki masa
(HDL). Kadar HDL yang rendah ini merupakan faktor resiko terjadinya
berbeda bahwa laki-laki memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi jika
rendah pada laki-laki. Hasil yang tidak signifikan pada penelitian ini
peningkatan volume darah untuk menyuplai nutrisi dan oksigen. Hal ini
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
ACE dalam darah dan jaringan, maka kadar Ang II (angiotensin II) juga
al., 2015).
65
kebiasaan merokok.
oleh Sani (2005), Bonow et al. (2008), dan Familia dan Dewi (2010) yang
menunjukkan hasil uji speraman rank antara aktivitas fisik dengan tekanan
tekanan darah sistolik. Penurunan tekanan darah setelah latihan ini dapat
dengan efek yang paling jelas terlihat pada mereka yang memiliki tekanan
darah awal yang lebih tinggi (Pescatello et al., 2014). Mekanisme aktivitas
tubuh yang dibutuhkan oleh ratusan bahkan ribuan fungsi fisiologis tubuh.
asupan lemak yang dibutuhkan tetapi asupa lemak akan menjadi maslah
ketika asupan lemak yang masuk berlebih dari asupan lemak yang
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Ramayulis (2010) yang
oleh Fathina (2007) di Klinik Rawat Jalan di RSU Kodia bahwa terdapat
asupan lemak dapat meningkatkan kadar tekan darah diastolik dan sistolik.
sangat erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang dapat berisiko
lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-
bijian dan makanan yang lain yang bersumber dapat menurunkan tekanan
dalam darah meningkat yang akan mengendap dan menjadi plak yang
arteri sehingga memaksa jantung bekerja lebih berat dan tekanan darah
responden yang memiliki asupan lemak baik masih ada yang terkena
oleh asupan lemak tetapi dapat diakibatkan oleh faktor lain. Seperti yang
dan rendah vitamin, mineral, serat. Faktor lain yang menunjang terjadinya
banyak responden adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki
aktifitas fisik sangat rendah karna dengan adanya alat–alat teknologi dapat
tekanan darah (Lestari & Lelyana, 2010). Beberapa fakta dalam studi
tingginya asupan lemak jenuh dengan tekanan darah, dan pada beberapa
populasi dengan darah dibawah rata -rata mengkonsumsi lemak total dan
70
asam lemak jenuh rendah. Selain itu, konsumsi lemak jenuh meningkatkan
tubuh, zat ini diantaranya berfungsi sebagai pengatur volume darah, tekan
darah, dan fungsi sel. Namun apabila asupan garam yang berlebihan
sehingga secara statistik data tidak dapat menunjukkan ada atau tidaknya
tubuh yang lain. Peminum alkohol yang berat sangat berisiko terjadinya
untuk memompa lebih kuat agar perfusi jaringan tetap adekuat, hal
(Komaling, 2013).
kadar alkohol yang berbeda, kecepatan penyerapan dalam tubuh juga akan
72
berbeda. Alkohol yang paling cepat diserap tubuh adalah alkohol yang
(Sulistiyowati, 2009).
Stres merupakan rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh
yang efektif yang mana tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu,
Tabel 7.1. Kriteria dan Skoring Efektivitas dan Efisiensi Jalan Keluar
C
M I V (jumlah biaya
(besarnya (kelanggengan (kecepatan yang diperlukan
Skor
masalah yang selesainya penyelesaian untuk
dapat diatasi) masalah) masalah) menyelesaikan
masalah)
1 Sangat kecil Sangat tidak Sangat Sangat murah
langgeng lambat
2 Kecil Tidak langgeng Lambat Murah
3 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat Cukup murah
4 Besar Langgeng Cepat Mahal
5 Sangat besar Sangat langgeng Sangat cepat Sangat mahal
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Bentuk Kegiatan
aktivitas fisik, dan melakukan cek up tensi rutin. Kegiatan ini bertujuan untuk
D. Sasaran
E. Pelaksanaan
1. Personil
Maharani Kartika D.
Silvymay Nurbasuki
Marhamdani
Aviasenna Andriand
79
Damar Pandurizky
a. Hari : Sabtu
F. Rencana Anggaran
Biaya:
1. Input
2. Proses
Puskesmas II Tambak.
3. Output
dilakukan.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
2. Perempuan
3. Tamat SD 6. Tamat PT
2. Swasta 6. Buruh
4. Petani 8. Lain-lain
2. ≥2.500.000
Tanda Tangan :
FAKTOR RISIKO
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menulis tanda checklist (V) pada
No Pertanyaan Ya Tidak
Bagian 1
1. Keluarga saya mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi (≥140/90 mmHg)
2. Saya suka makanan asin dan memakanannya >1
sendok makan atau >3 gram dalam seminggu
3. Saya suka makan-makanan berlemak seperti
gorengan, jeroan, daging kambing, telur ayam,
daging sapi dan memakannya >3x dalam seminggu
4. Saya saat ini adalah perokok
5. Saya mempunyai kebiasaan merokok >2 bungkus
setiap hari
6. Anggota keluarga saya ada yang merokok
7. Saya sering terpapar dengan asap rokok
8. Saya saat ini adalah peminum alkohol
9. Saya mempunyai kebiasaan meminum alkohol >6
gelas per minggu
Bagian 2
10. Saya terbiasa berolahraga rutin 2-3x dalam
seminggu
11. Saya terbiasa menggunakan waktu 30-45 menit
untuk berolahraga
82
Stress
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menulis tanda checklist (V) pada
RPK
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 23.029a 1 .000
Continuity Correctionb 20.542 1 .000
Likelihood Ratio 25.220 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.
b. Computed only for a 2x2 table
84
Jenis Kelamin
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .580a 1 .446
Continuity Correctionb .145 1 .703
Likelihood Ratio .585 1 .444
Fisher's Exact Test .706 .353
Linear-by-Linear Association .570 1 .450
N of Valid Cases 58
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table
85
Obesitas
86
Asupan Garam
87
Olahraga
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.905a 1 .009
Continuity Correctionb 5.593 1 .018
Likelihood Ratio 7.049 1 .008
Fisher's Exact Test .017 .009
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.
b. Computed only for a 2x2 table
88
Asupan Lemak
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.038a 1 .002
Continuity Correctionb 8.435 1 .004
Likelihood Ratio 10.366 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .002
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.
b. Computed only for a 2x2 table
89
Kebiasaan Merokok
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .112a 1 .738
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .112 1 .738
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.
b. Computed only for a 2x2 table
90
Usia
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .090a 1 .764
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .090 1 .764
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
91
Stress
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .072a 1 .788
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .072 1 .788
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 58
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.50.
b. Computed only for a 2x2 table
92
Alkohol
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 58
a. No statistics are computed
because Alkohol is a constant.
93
DAFTAR PUSTAKA
Adhana, R., Gupta, R., Dvivedi, J., and Ahmad, S. 2013. The influence of the 2:1
yogic breathing technique on essential hypertension. Indian Journal
Physilogy and Pharmacology, 57 (1): 38-44
Agustina, S., Sari, S.M., Savita, R. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Hipertensi pada Lansia di Atas Umus 65 Tahun. Jurnal Kesehatan
Komunitas. Vol. 2(4): 180-186.
Andarini. 2012. Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di RS. Dalam :
Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan nutrisi pada
kasus penyakit dalam. Jakarta : Departemen ilmu penyakit dalam Fakultas
Kedokteran UI.
Anggraini, A.D., Waren, S., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, S.S. 2009.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien
Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari
Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan. Universitas Riau. Hal. 1-41
Araujo, A.J., Santos, A.C., Souza, K.D., Aires, M.B., Santana-Filho, V.J., Fioretto,
E.T. 2013. Resistance Training Controls Arterial Blood Pressure in Rats
with L-Name-Induced Hypertension. Brasil Cardiology. 100(4): 339-46.
Balai Informasi Teknologi LIPI. 2009. Hipertensi. Jakarta: LIPI.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2005. Medical Surgical Nursing: Clinical Management
For Positive Outcomes. Edisi 7. St. Loius: Elsevier Saunders.
Black, J.M., Hawks, J.H. 2005. Medical surgical nursing: clinical management for
positive outcomes. Edisi 7. St. Loius: Elsevier Saunders.
Black,J.M., dan Hawks,J.H.2005. Medical Surgical Nursing. New York. Elsevier
Bonow, R.O., Libby, P., Mann, D.L., Zipes, D.P. 2008. Braunwald’s Heart
Disease. USA: Sanders Elsevier.
Bonow, R.O., Libby, P., Mann, D.L., Zipes, D.P. 2008. Braunwald’s Heart
Disease. USA: Sanders Elsevier.
Braverman, E.R., Braverman, D. 2004. Penyakit Jantung dan Penyembuhannya
Secara Alami. Jakarta: PT. Bhuana.
Corwin E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
95
Kalangi, J. A., A. Umboh, dan V. Pateda. 2015. Hubungan Faktor Genetik dengan
Tekanan Darah Pada Remaja. Journal e-Clinic, 3 (1): 66-70
Katzung, B.G. 2010. Basic and Clinical Pharmacology 10th edition. USA :
McGraw Hill.
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI Hipertensi. Jakarta : kemenkes RI
Komaling, J., Suba, B., Wongkar, D. 2013. Hubungan Mengonsumsi Alkohol
dengan Kejadian Hipertensi pada Laki-Laki di Desa Tompasobaru II
Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan. E-Jurnal
Keperawatan. Vol. 1(1): 1-7.
Kotchen, T. A.2012. Harrison’s Principles Of Internal Medicine. 18th ed. USA:
The McGraw-Hill Companies.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N. 2005. Pathologic basic of disease 7th ed.
Philadelphia: Elsavier Saunders. Hal: 270-5.
Lestari, D dan Lelyana, R. 2010. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium
dan Natrium, IMT Serta Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Wanita Usia 30 -40 Tahun. Semarang: Universitas Diponegoro.
Mahmudah Solehatul, Maryusman Taufik, Arini Firlia Ayu, Malkan Ibnu. 2016.
Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. Biomedika.
Vol 7 (2). Hal 43-51.
Mahmudah, S., et al. 2016. Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok
tahun 2015. Biomedika 8(2): 1-9.
Mancia G., Fagard, R., Narkiewicz, K. Zanchetti, A. Bohm, M. Christiaens, T., et
al. 2013. ESH/ESC Guidelines For the Management Of Arterial
Hypertension. Journal Of hypertension. Vol. 31(7):1281-1357.
Mardiana, Y., Zelfino. 2014. Hubungan Antara Tingkat Stres Lansia Dan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di RW 01 Kunciran Tangerang. Forum
Ilmiah. Vol.11(2):261-267.
97
Memah, M., Kandou, G., Nelway, J. 2019. Hubungan antara Kebiasaan Merokok
dan Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kombi
Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Jurnal KESMAS. Vol. 8(1): 68-74.
Michael et al. 2014. Tata Laksana Terkini Pada Hipertensi. Jurnal Kedokteran
Meditek. 20 (52): 1-6.
Minna J. 2005. Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. USA :
McGraw-Hill Companies.Hal.506- 509.
Novitaningtyas, Tri. 2014. Hubungan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan) Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada
Lansia Di Kelurahan Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten
Sukoharjo. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Oktora R. 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai
Desember 2005. Skripsi. FK UNRI. Hal: 41-42.
Oktora R. 2007. Gambaran Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari Sampai
Desember 2005. Skripsi. FK UNRI. Hal: 41-42.
Pescatello, L.S., Franklin, B.A., Fagard, R., Farquhar, W.B., Kelley, G.A., Ray,
C.A. 2014. Exercise and Hypertension. Medical Science Sport Exercise.
36(5): 533-53.
Prasetyaningrum, Y.I. 2014. Hipertensi bukan untuk ditakuti. Fmedia (Imprint
AgroMedia Pustaka): Jakarta.
Rachman, F. 2011. Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada
Lansia. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Tahun 2011.
Rahayu, Hesti. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat RW 01
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ramayulis, R 2010. Menu dan resep untuk penderita hipertensi. Jakarta: Penebar
Plus.
Sangadji, NW & Nurhayati. 2014. Hipertensi Ada Ramusaji Bus Transjakarta Di
PT. Bianglala Metropolitan Tahun 2013. BIMKMI. 2 (2): 1-10.
98