Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS MASALAH

4.1. Profil Komunitas Umum


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kebumen,
Kecamatan Pejagoan pada tahun 2022, memiliki jumlah penduduk
sebanyak 55.857 jiwa yang tersebar di 13 Desa di Kecamatan Pejagoan
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 28.502 jiwa dan perempuan sebanyak
27.355 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 13.795 rumah tangga.
4.2. Rekapitulasi Kasus Skizofrenia di Kecamatan Pejagoan
Periode Bulan Januari-Juni 2023

Skizofrenia
DESA
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Logede 10 5 6 6 8 5
Kuwayuhan 5 2 14 12 16 18
Kedawung 11 14 12 14 11 13
Pejagoan 7 9 17 9 10 10
Kebulusan 3 6 10 6 8 6
Aditirto 0 1 2 2 3 2
Karangpoh 4 2 7 4 6 4
Jemur 5 4 6 6 5 6
Kebagoran 1 3 8 6 7 4
Prigi 1 2 1 0 2 3
Pengaringan 1 0 1 0 1 0
Watulawang 1 1 2 0 2 2
Peniron 10 5 16 7 13 13
Jumlah 59 54 102 72 92 86
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari data yang didapatkapn pada poli
jiwa puskesmas pejagoan ditemukan pasien tertinggi di Desa Kedawung
dengan total pasien keseluruhan 75 orang kemudian diikuti desa kuwayuhan
dan peniron. Desa dengan pasien skizofrenia rendah pada daerah
pengaringan.

Tabel 4.2 Prevalensi Skizofrenia dan angka kepatuhan berobat di wilayah


Puskesmas Pejagoan.

Skizofrenia
DESA
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Logede 10 5 6 6 8 5
Kuwayuhan 5 2 14 12 16 18
Kedawung 11 14 12 14 11 13
Pejagoan 7 9 17 9 10 10
Kebulusan 3 6 10 6 8 6
Aditirto 0 1 2 2 3 2
Karangpoh 4 2 7 4 6 4
Jemur 5 4 6 6 5 6
Kebagoran 1 3 8 6 7 4
Prigi 1 2 1 0 2 3
Pengaringan 1 0 1 0 1 0
Watulawang 1 1 2 0 2 2
Peniron 10 5 16 7 13 13
Jumlah 59 54 102 72 92 86

menunjukkan bahwa didapatkan data selama bulan januari hingga


juni 2023 di Puskesmas Pejagoan. Sehingga diperoleh angka prosentase
kepatuhan berobat/ minum obat pada skizofrenia sebesar 32,25%. Angka
kepatuhan tertinggi di Desa Kedawung dikarenakan penemuan Skizofrenia
paling banyak di Desa tersebut, diikuti Desa Peniron dan Kuwayuhan.
kepatuhan berobat tersebut masih rendah, bahkan belum mencapai 50% dari
jumlah pasien dengan diagnosis skizofrenia yang ditemukan

Tabel 4.3 Distribusi usia pasien Skizofrenia di wilayah puskesmas pejagoan


Usia
DESA
17-25 26-35 36-45 46-65 >65 tahun
tahun tahun tahun
Logede 17 10 10 3 0
Kuwayuhan 28 18 5 6 2
Kedawung 38 12 7 6 2
Pejagoan 28 15 8 1 0
Kebulusan 15 10 8 4 2
Aditirto 3 2 4 1 0
Karangpoh 2 7 5 3 2
Jemur 13 4 6 6 5
Kebagoran 9 5 5 8 2
Prigi 1 3 3 1 1
Pengaringan 0 2 1 0 0
Watulawang 3 3 0 0 2
Peniron 33 11 10 7 3
Persentase 190 102 72 46 21

Distribusi persebaran usia Skizofrenia pada tabel 4.3 menunjukkan


bahwa penderita Skizofrenia paling banyak pada usia 17 - 25 tahun (remaja
akhir) dan 26 - 35 tahun (dewasa awal) yaitu 30,56%. Selanjutnya diikuti
rentang usia 36 – 45 tahun (dewasa akhir) sebanyak 22,22%. Sedangkan
semakin tua usia (lansia dan manula) semakin sedikit angka kejadian
Skizofrenia di wilayah Puskesmas Pejagoan yaitu 11,11% (lansia awal) dan
2,78% (lansia akhir dan manula). Sehingga bisa disimpulkan pasien
skizofrenia di Puskesmas Pejagoan terjadi paling banyak pada usia produktif.
4.3. Analisis Penyebab Masalah
Permasalahan penyakit tidak menular yang ditemukan di Puskesmas
Pejagoan kemudian dianalisis dengan 5M dan IE yaitu dari sisi Man,
Machine and Materials, Methods, Money, Measurement dan Environment.
Berikut adalah hasil analisis yang dilakukan.

Input Proses Output


Fakta Harapan Fakta Harapan
Dana  Sumber dana Menurunkan
(Money) kegiatan angka kejadian
posyandu kambuhnya
berasal dari dana Skizofrenia
puskesmas dan dengan cara
dana desa meningkatkan
 Dana dari Upaya
puskesmas dan promotif dan
desa sudah preventif di
mencukupi wilayah
untuk puskemas
menyeleng- pejagoan
garakan setiap
kegiatan
posyandu
SDM  Jumlah kader di  Perlunya 
(Man) setiap posyandu upaya
sudah untuk
mencukupi meningka
 Kurangnya t-kan
pengetahuan pengetahu
kader tentang an kader
upaya promotif mengenai
dan preventif promotif
dalam mencegah dan
kekambuhan preventif
akibat ketidak dalam
teraturan minum mencegah
obat kekambuh
 Kurangnya an dengan
peran kader edukasi
dalam kegiatan yang
edukasi pada mudah
masyarakat untuk di
tentang jangkau
pentingnya dan di
konsumsi obat mengerti
secara rutin setiap
kader
desa
Metode  Sudah lakukan  Perlunya  Tidak  Diharapkan
(Method) refreshing metode semua kader dapat
materi, evaluasi penyuluh kader selalu belajar
dan monitoring an pada memiliki dan
Skizofrenia kader pengetah mendapat-
untuk para kader yang uan yang kan buku
setiap 1 bulan lebih baik panduan
sekali, yang menarik mengena kader sebagai
diwakili oleh dan i media belajar
kader tiap desa, efektif Skizofre dan edukasi
dengan pemateri seperti nia pada
petugas diadakann  Kader masyarakat
kesehatan di ya buku tidak  Diharapkan
puskesmas panduan banyak kader dapat
pejagoan mengenai terlibat berperan aktif
Skizofren dalam dalam
ia untuk kegiatan penyuluhan
kader penyulu edukasi
yang han mengenai
mudah edukasi Upaya
dimengert kepada promotif dan
i masyara preventif
kat Skizofrenia
mengena pada
i Upaya masyarakat
promotif
dan
preventif
Skizofre
nia
Alat/  Belum semua  Diharapk  Sudah
Bahan posyandu an semua dilakuka
(Machin memiliki alat posyandu n Upaya
e) mengembangkan memiliki pengada
kreasi pasien. alat untuk an alat
membant untuk
u skrining
mengemb Kesehata
angkan n yang
kreasi berkaita
pasien. n dengan
Seperti Skizofre
alat nia
Lukis, untuk
buku setiap
diary posyand
untuk u
menulis.

Penguku  Kurangnya  Diharapk 


ran ketrampilan dan an adanya
(Measur pengetahuan pelatihan
ement) kader dalam kader
assesment untuk
deteksi dini dan assesment
factor risiko deteksi
Skizofrenia pada dini dan
masyarakat factor
 Kurang risiko
optimalnya Skizofren
monitoring dan ia pada
evaluasi masyarak
pelaporan data at
mengenai  Dilakuka
Skizofrenia dari n
kegiatan monitorin
posyandu rutin g dan
evaluasi
rutin
mengenai
pelaporan
data
Skizofren
ia dari
kegiatan
posyandu
Lingkun  Kurangnya  Diharapk  Kegiatan  Dilakukan
gan partisipasi an posyand kegiatan
(Environ masyarakat masyarak u diwaktu yang
tment) dalam kegiatan at sebagian tepat
Posyandu rutin berpartisi besar sehingga
setiap desa pasi aktif hanya masyarakat
dalam dihadiri dapat
setiap oleh berpartisi-
kegiatan pasien pasi dalam
posyandu yang kegiatan
rutin posyandu
berobat

4.4. Prioritas Masalah

No Daftar Masalah U S G Jumlah Ranking

1 Kurangnya partisipasi masyarakat 5 5 4 14 1


dalam kegiatan posbindu rutin
setiap desa
2 Kurangnya pengetahuan dan peran 5 4 4 13 2
kader tentang upaya promotif dan
preventif pengendalian Skizofrenia
3 Kurangnya ketrampilan dan 4 3 3 10 3
pengetahuan kader dalam
assesment deteksi dini dan factor
risiko Skizofrenia pada masyarakat
4 Belum adanya metode penyuluhan 3 3 3 9 4
yang lebih menarik dan efektif
mengenai Skizofrenia
5 Kurang optimalnya monitoring dan 2 2 3 7 5
evaluasi pelaporan data mengenai
Skizofrenia dari kegiatan posbindu
rutin

Keterangan :
U : Urgency (kemendesakan isu)
S : Seriousness (kegawatan isu)
G : Growth (berkembangnya isu)

4.5. Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan posbindu rutin setiap desa
Solusi Dilakukan kegiatan diwaktu yang tepat sehingga sasaran seperti bapak-
bapak dan masyarakat usia produktif dapat berpartisi-pasi dalam kegiatan
posbindu
Pelaksana Perawat, bidan dan kader desa
Waktu Menyesuaikan
Tempat Menyesuaikan
Materi Edukasi mengenai Skizofrenia
Sasaran Masyarakat
Tujuan Meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga angka cakupan deteksi dini
Skizofrenia meningkat
Cara  Dilakukan posbindu bersamaan dengan acara perkumpulan warga
(pengajian, acara RT/RW)
 Petugas Kesehatan dan kader melakukan skinning deteksi dini
Skizofrenia dan melakukan penyuluhan berupa edukasi mengenai
Skizofrenia
Permasalahan Kurangnya pengetahuan dan peran kader tentang upaya promotif dan
preventif pengendalian Skizofrenia
Solusi Meningkatkan pengetahuan kader mengenai upaya promotif dan preventif
pengendalian Skizofrenia berupa media edukasi yang mudah untuk di
jangkau dan di mengerti setiap kader desa seperti pembuatan buku pedoman
kader
Pelaksana Dokter internsip Puskesmas Pejagoan
Waktu Bulan Juli 2023
Tempat Puskesmas Pejagoan
Materi Edukasi mengenai penyakit tidak menular
Sasaran Kader Desa diwilayah kerja Puskesmas Pejagoan
Tujuan Meningkatkan pengetahuan dan peran kader dalam upaya promotif dan
preventif pengendalian Skizofrenia di masyarakat
Cara  Melakukan pemaparan materi di buku pedoman kader pada perwakilan
kader tiap desa
 Membagikan buku panduan kader agar dapat menjadi pedoman kader
dalam edukasi mengenai Skizofrenia

Permasalahan Kurangnya keterampilan dan pengetahuan kader dalam assesment deteksi


dini dan factor risiko Skizofrenia pada masyarakat
Solusi Meningkatkan keterampilan kader dalam assesment deteksi dini dan factor
risiko Skizofrenia pada masyarakat dengan mengadakan pelatihan secara
rutin untuk kader mengenai assesment deteksi dini dan factor risiko
Skizofrenia
Pelaksana Tenaga kesehatan Puskesmas Pejagoan
Waktu Bulan Juli 2023
Tempat Puskesmas Pejagoan
Materi Edukasi mengenai assesment deteksi dini dan factor risiko Skizofrenia
Sasaran Kader Desa diwilayah kerja Puskesmas Pejagoan
Tujuan Meningkatkan keterampilan kader dalam assesment deteksi dini dan factor
risiko Skizofrenia pada masyarakat
Cara  Mengagendakan pertemuan kader secara rutin (missal 1 bulan sekali)
untuk mengevaluasi keterampilan kader dalam assesment deteksi dini
dan factor risiko Skizofrenia pada masyarakat
Permasalahan Belum adanya metode penyuluhan yang lebih menarik dan efektif
mengenai Skizofrenia
Solusi Meningkatkan variasi metode penyuluhan berupa media promosi dengan
membuat leaflet, Powerpoint dan buku panduan mengenai Skizofrenia
Pelaksana Dokter internsip Puskesmas Pejagoan
Waktu Bulan Juli 2023
Tempat Puskesmas Pejagoan
Materi Edukasi mengenai Skizofrenia
Sasaran Kader Desa diwilayah kerja Puskesmas Pejagoan dan masyarakat
Tujuan Meningkatkan variasi metode penyuluhan berupa media promosi mengenai
Skizofrenia
Cara  Membuat media promosi yang menarik untuk dibaca dan memberikan
informasi yang sinkat, jelas dan mudah dimengeri dalam bentuk leaflet,
PPT dan buku panduan untuk kader

Permasalahan Kurang optimalnya monitoring dan evaluasi pelaporan data mengenai


Skizofrenia dari kegiatan posbindu rutin
Solusi Melakukan koordinasi dengan kader, bidan desa dan penanggung jawab
program Skizofrenia
Pelaksana Penanggung jawab program Skizofrenia
Waktu 1 bulan sekali
Tempat Menyesuaikan
Materi Data pasien yang terdiagnosis Skizofrenia dan data hasil skrining
Skizofrenia
Sasaran Kader, bidan desa dan penanggung jawab program Skizofrenia Puskemas
Pejagoan
Tujuan Meningkatkan cakupan dan keakuratan data mengenai Skizofrenia di
wilayah kerja Puskesmas Pejagoan
Cara  Bidan desa berkoordinasi dengan kader tiap desa untuk melaporkan data
hasil kasus Skizofrenia setiap bulan
 Bidan desa secara rutin melaporkan data capaian kasus Skizofrenia pada
PJ Skizofrenia
 Membuat Whatsapp grup untuk memudahkan koordinasi antar kader,
bidan desa dan PJ Skizofrenia
4.6. Prioritas Pemecahan Masalah

No Alternatif pemecahan Masalah U S G Jumlah Ranking

1 Dilakukan kegiatan diwaktu yang 5 5 4 14 1


tepat sehingga sasaran seperti
bapak-bapak dan masyarakat usia
produktif dapat berpartisi-pasi
dalam kegiatan posbindu
2 Meningkatkan pengetahuan kader 5 4 4 13 2
mengenai upaya promotif dan
preventif pengendalian Skizofrenia
berupa media edukasi yang mudah
untuk di jangkau dan di mengerti
setiap kader desa seperti pembuatan
buku pedoman kader
3 Meningkatkan keterampilan kader 4 3 3 10 3
dalam assesment deteksi dini dan
factor risiko Skizofrenia pada
masyarakat dengan mengadakan
pelatihan secara rutin untuk kader
mengenai assesment deteksi dini
dan factor risiko Skizofrenia
4 Meningkatkan variasi metode 3 3 3 9 3
penyuluhan berupa media promosi
dengan membuat leaflet, Powerpoint
dan buku panduan mengenai
Skizofrenia
5 Melakukan koordinasi dengan 2 2 3 7 5
kader, bidan desa dan penanggung
jawab program Skizofrenia
II. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
.
1. Angka prevalensi Skizofrenia pasien tertinggi di Desa Kedawung dengan
total pasien keseluruhan 75 orang kemudian diikuti desa kuwayuhan dan
peniron. Desa dengan pasien skizofrenia rendah pada daerah pengaringan
2. Angka menunjukkan bahwa didapatkan data selama bulan januari hingga
juni 2023 di Puskesmas Pejagoan. Sehingga diperoleh angka prosentase
kepatuhan berobat/ minum obat pada skizofrenia sebesar 32,25%. Angka
kepatuhan tertinggi di Desa Kedawung dikarenakan penemuan
Skizofrenia paling banyak di Desa tersebut, diikuti Desa Peniron dan
Kuwayuhan. kepatuhan berobat tersebut masih rendah, bahkan belum
mencapai 50% dari jumlah pasien dengan diagnosis skizofrenia yang
ditemukan
3. Distribusi persebaran usia Skizofrenia pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa penderita Skizofrenia paling banyak pada usia 17 - 25 tahun
(remaja akhir) dan 26 - 35 tahun (dewasa awal) yaitu 30,56%.
Selanjutnya diikuti rentang usia 36 – 45 tahun (dewasa akhir) sebanyak
22,22%. Sedangkan semakin tua usia (lansia dan manula) semakin sedikit
angka kejadian Skizofrenia di wilayah Puskesmas Pejagoan yaitu 11,11%
(lansia awal) dan 2,78% (lansia akhir dan manula). Sehingga bisa
disimpulkan pasien skizofrenia di Puskesmas Pejagoan terjadi paling
banyak pada usia produktif.

B. Saran
1. Perlu adanya penyuluhan/ pemberian informasi oleh tenaga kesehatan
kepada masyarakat tentang gejala dan tanda, faktor risiko, terapi, serta
dukungan terhadap pasien dengan skizofrenia.
2. Perlu juga penyuluhan tentang kepatuhan berobat pasien dengan
skizofreania kepada keluarga pasien untuk meningkatkan keberhasilan
terapi, seperti melalui program Posyandu yang sudah ada di Puskesmas
Pejagoan, tinggal ditingkatkan lagi monitoring dan evaluasinya.
3. Perlu adanya dukungan keluarga yang sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan terapi pada pasien Skizofrenia
4. Optimalisasi lagi Pandu PTM yang ada di Puskesmas Pejagoan.
5. Harapan akan dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien Skizofrenia di
wilayah Puskesmas Pejagoan dengan memprioritaskan identifikasi
masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. 2008. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga terhadap Tingkat


Kekambuhan Penderita Skizofrenia di RS Grhasia Yogyakarta.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Islam Indonesia.

Ashturkar, M.D., and Dixit, J.V. 2013. Selected Epidemiological Aspect of


Schizophrenia: A Cross Section Study at Terytyari Care Hospital in
Maharashtra. National Journal of Community Medicine. 4 (1): 65-69.

Baihaqi, Sunardi, Riksma, dan Euis. 2005. Pskiatri. Bandung: Refika Aditama.

Bhugra, D. 2005. The global prevalence of schizophrenia. PLoS Med. 2 (5): 151.

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.

Elain, M. E. 2010. Patient’s Perception of Family Involvement and Its


Relationship to Medication Adherence for Persons with schizophrenia
and Schizoaffective Disorders. Journal Social Science. New Jersey: The
State University of New Jersey.

Hawari. 2014. Skizofrenia Pendekatan Holistik (Bio-Psiko-Sosial). Jakarta:


Penerbit FK UI.

Kaplan, H.I., Sadock B.J., and Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri (Alih bahasa:
Widjaja Kusuma). Jakarta: Binarupa Aksara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kementerin Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.Pedoman Umum Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kesehatan
Kementerin Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Keluarga


Sehat: Pokok Bahasan 2 Kesehatan Jiwa. Jakarta: Badan Pusat Pelatihan
SDM Kesehatan Kementerin Kesehatan Republik Indonesia.

Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta: FK Unika Atmajaya.

Pakpahan, dan Sri Hertika. 2012. Karakteristik Penderita Skizofrenia Rawat Inap
di Rumah Sakit Jiwa Medan Tahun 2001. Sumatera Utara: FK USU.

Towsend, M.C. 2011. Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care In


Evidence-Based Practice. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

World Health Organization. 2016. Mental Health. Geneva: World Health


Organization.

World Health Organization. 2017. Mental Health Atlas. Geneva: World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai