Anda di halaman 1dari 14

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMETAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

KABUPATEN BATANG
TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi khususnya pada anak pendek, menghambat perkembangan anak muda, dengan
dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak
pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun
dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa. Anak-anak pendek menghadapi kemungkinan
yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin, kurang
sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidakmenular. Terjadinya berbagai Penyakit Tidak Menular
(PTM), akibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko seperti hipertensi, penyakit jantung coroner
dan diabetes dengan berbagai risiko ikutannya pada usia dewasa.
Perilaku keluarga sadar gizi yang rendah akan dapat berdampak pada status kesehatan dan gizi
balita. Lancet dalam serial gizi ibu dan anak melaporkan bahwa masalah gizi yang sedang dihadapi
yaitu terdapat 178 juta balita menderita stunting di seluruh dunia atau 32,0% dari total balita, dan
90,0% balita yang menderita stunting tersebut berada hanya di 36 negara sedang berkembang, satu di
antara 36 negara tersebut adalah Indonesia. Terdapat 19 juta balita yang mengalami wasting berat
(sangat kurus), dan 13 juta bayi lahir tiap tahun dengan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction).
Hasil Riskesdas tahun 2013 diketahui bahwa prevalensi balita gizi buruk dan kurang secara nasional
sebesar 5,7% dan 13,9%. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas 2010
dengan prevalensi balita gizi buruk dan kurang sebesar 4,9% dan 13,0%. Hasil prevalensi pendek
secara nasional tahun 2013 adalah 37,2% yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010
yaitu sebesar 35,6% dan 36,8% pada tahun 2007. Prevalensi pendek sebesar 37,2% ini terdiri dari
18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek, tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan
penurunan dari 18,8% pada tahun 2007 dan 18,0% tahun 2013. Prevalensi pendek meningkat dari
18,0% pada tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013.
Masalah gizi pada usia bayi 0-6 bulan yaitu praktik pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di
Indonesia juga masih tergolong rendah yaitu 30,2% dari target nasional yaitu 80,0%. Masalah gizi
pada periode usia bayi 6-24 bulan yaitu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sering tidak
tepat dan tidak cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat, salah satu program yang dicanangkan pemerintah
adalah keluarga sadar gizi (Kadarzi). Kadarzi adalah salah satu cara untuk membantu mengatasi
masalah gizi di Indonesia.

1
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah
dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah
berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
1. Menimbang berat badan secara teratur.
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI
eksklusif).
3. Makan beraneka ragam.
4. Menggunakan garam beryodium.
5. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Untuk mewujudkan perilaku KADARZI, sejumlah aspek perlu dicermati. Aspek ini berada di
semua tingkatan yang mencakup 1) tingkat keluarga, 2) tingkat masyarakat, 3) tingkat pelayanan
kesehatan, dan 4) tingkat pemerintah.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, beberapa cakupan program perbaikan gizi
masyarakat tahun 2013-2014 masih perlu ditingkatkan, seperti praktek pemberian ASI eksklusif
ketercapaian cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu 54,88% masih jauh dari target pencapaiannya
sebesar 80,0%. Beberapa program perbaikan gizi masyarakat yang mengalami kemajuan seperti
konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga mencapai 97,15% (Jawa Tengah 80,10% dan
Indonesia 77,1%), frekuensi penimbangan enam bulan terakhir >4x sebesar 79,97% (Jawa Tengah
61,40% dan Indonesia 44,6%), balita 6-59 bulan menerima kapsul vitamin A sebesar 99,32% (Jawa
Tengah 82,30% dan Indonesia 75,50%). Hasil ini menunjukkan bahwa beberapa target pencapaian
indikator dari program Kadarzi di Kabupaten Batang sejauh ini mengalami peningkatan yang lebih
baik.
B. Tujuan
Kegiatan Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang rutin dilaksanakan setiap tahun
di Kabupaten Batang bertujuan untuk :
a. Tujuan Umum :
Menyediakan informasi secara terus menerus setiap tahun tentang rumah tangga yang sudah
melaksanakan perilaku gizi yang baik, mencakup lima indikator kadarzi di tingkat Kabupaten.
b. Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan data cakupan rumah tangga yang sudah kadarzi dan yang belum kadarzi
2. Diperolehnya informasi tentang :
a) Cakupan rumah tangga yang berperilaku baik dan tidak baik dalam menimbang
berat badan secara teratur .
b) Cakupan rumah tangga yang berperilaku baik dan tidak baik dalam memberikan
Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI
eksklusif).
c) Cakupan rumah tangga yang berperilaku baik dan tidak baik dalam makan
beraneka ragam .
d) Cakupan rumah tangga yang berperilaku baik dan tidak baik dalam menggunakan
garam beryodium.
e) Cakupan rumah tangga yang berperilaku baik dan tidak baik dalam minum
suplemen gizi sesuai anjuran.

2
C. Manfaat
1. Tersedianya informasi rumah tangga yang sudah melaksanakan perilaku gizi dalam keluarga
sadar gizi (kadarzi) untuk pemantauan dan evaluasi.
2. Terpantaunya keluarga sadar gizi secara berkala untuk peningkatan program kadarzi termasuk
perencanaan, dan penetapan kebijakan.
3. Tersedia dan tersebar luasnya informasi persentase keluarga yang telah melaksanakan perilaku
gizi dalam kadarzi kepada penentu kebijakan dan pengambil keputusan, lintas program, lintas
sektor, lembaga donor, lembaga penelitian, institusi pendidikan, LSM dan media massa.
4. Menindaklanjuti masalah pelaksanaan kadarzi di berbagai tingkatan administrasi pemerintahan.

D. Dasar Hukum
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 747/Menkes/SK/VI/2007 tentang
Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga

3
BAB II
PELAKSANAAN

A. Penentuan Jumlah Kluster


Kluster atau kelompok sampel yang digunakan dalam pemantauan garam beryodium ini
menggunakan posyandu. Penentuan jumlah kluster dilakukan oleh Pengelola Program Gizi
Kabupaten dengan menghitung proporsi jumlah posyandu sampel dari semua posyandu yang ada.
Proporsi sebesar 40% dari jumlah posyandu yang ada di masing-masing puskesmas menyesuaikan
dengan jumlah desa.
Jml. Posy.
NO PUSKESMAS JML SAMPEL
Ada Lapor

1 Wonotunggal 62 62 25
2 Bandar I 60 60 25
3 Bandar II 27 27 11
4 Blado I 44 44 18
5 Blado II 24 24 10
6 Reban 70 70 29
7 Bawang 89 89 36
8 Tersono 60 60 25
9 Gringsing I 79 79 32
10 Gringsing II 24 24 10
11 Limpung 78 78 32
12 Banyuputih 48 48 20
13 Subah 72 72 29
14 Pecalungan 51 51 21
15 Tulis 50 50 20
16 Kandeman 63 63 26
17 Batang I 72 72 29
18 Batang II 37 37 15
19 Batang III 96 96 39
20 Batang IV 40 40 16
21 Warungasem 71 71 28
Jumlah 1217 1217 496

B. Pemilihan Kluster
Pemilihan kluster dilakukan oleh Petugas Gizi Puskesmas, dengan langkah sebagai berikut:
1. Buat daftar seluruh posyandu yang ada puskesmas sesuai dengan daftar yang ada puskesmas.
2. Beri nomor urut untuk posyandu yang sudah didaftar secara kumulatif. Contoh: Misalnya Desa
A ada 10 posyandu, maka beri nomor urut posyandu 1-10. Desa B ada 15 posyandu beri nomor
urut 11-25 dan seterusnya.
3. Hitung interval dengan cara membagi jumlah seluruh posyandu dengan 11 kluster. Contoh: Di
Puskesmas A ada 40 posyandu, jumlah kluster (posyandu) yang diperlukan untuk sampel adalah
11. Maka, intervalnya adalah 40:11 = 3,6. Angka ini digunakan untuk memilih posyandu sampel
dengan cara meloncat sebanyak 3,6 posyandu.

4
4. Tentukan posyandu sebagai titik awal untuk memilih sampel posyandu secara acak dan
sistematis, dilakukan dengan cara:
a. Buatlah gulungan kertas yang diberi nomor sesuai dengan jumlah posyandu. Dalam hal
ini dari nomor 1 sampai nomor 40.
b. Masukkan ke dalam wadah, kemudian dikocok sampai keluar 1 gulungan kertas (seperti
pada undian).
c. Nomor yang keluar adalah sebagai nomor posyandu awal dilanjutkan dengan memilih
posyandu-posyandu berikutnya. Contoh: Keluar nomor 7, berarti posyandu nomor urut 7
menjadi posyandu pertama dalam sampel kluster.
d. Pilih posyandu berikutnya dengan cara menambahkan nomor awal (7) dengan 3,6
(interval) seperti berikut:
 Posyandu kedua adalah : posyandu nomor 7 + 3,6 = 10,6 dibulatkan menjadi
posyandu nomor urut 11
 Posyandu ketiga adalah : posyandu 10,6 + 3,6 = 14,2 dibulatkan menjadi 14
 Posyandu keempat adalah: posyandu 14,2 + 3,6 = 17,8 dibulatkan menjadi 18
 Posyandu kelima adalah: posyandu 17,8 + 3,6 = 21,4 dibulatkan menjadi 21
 Dan seterusnya sehingga didapat 11 posyandu yang diperlukan menjadi sampel
kluster
Catatan: cara pembulatan bila angka desimal 0,5 atau lebih dibulatkan keatas, bila
kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah.

5. Menginformasikan hasil pemilihan kluster ke desa yang posyandunya terpilih sebagai sampel
kluster.
Tabel 1. Contoh Pemilihan Posyandu Sampel (kluster)

Nomor Urut Posyandu


Nama Langkah
Desa Posyandu (kluster)
Posyandu Ke
(kluster) Terpilih
Karangsari Mawar 1    
  Melati 2    
  Kenanga 3 11 Kenanga
  Bugenvil 4    
  Soka 5    
Sidodadi Kasuari 6    
  Merak 7 1 Merak
  Unta 8    
  Belibis 9    
Sidoluhur Sejahtera 10    
  Mulia 11 2 Mulia
  Damai 12    
  Sehat 13    
  Bahagia 14 3 Bahagia
         
Sukasari Ceria 38    
  Lincah 39 9 Lincah
  Lucu 40    

5
C. Penentuan Titik Awal Kluster
Pemilihan titik pusat kluster dilakukan oleh TPG Puskesmas, dengan langkah sebagai berikut:
1) Buat daftar titik pusat kluster di masing-masing posyandu yang terpilih pada butir B
(Pemilihan Kluster) di atas.
2) Titik pusat kluster dapat berupa: kantor RW, kantor kelurahan, balai pengobatan, puskesmas,
sekolah, tempat ibadah, dll.

Tabel 2. Daftar Titik Pusat Klaster

Titik Pusat Klaster Nomor urut

Kantor RW 01 1
Kantor RW 02 2
Masjid Nurul Huda 3
Pura 4
Balai Pengobatan ”Melati” 5
Puskesmas 6
SDN 01 Pagi 7
SMPN1 8
Gereja Santa Ursula 9

3) Penentuan titik pusat kluster dilakukan dengan cara :


 Buat gulungan kertas yang diberi nomor 1 sampai sejumlah titik pusat kluster. Misalnya ada 9
titik pusat klaster, maka nomor yang dituliskan pada gulungan kertas adalah nomor 1 sampai 9.
 Masukkan gulungan kertas tersebut ke dalam wadah, kemudian kocok sampai keluar 1 gulungan
kertas (seperti pada undian)
 Nomor yang keluar adalah sebagai nomor titik pusat kluster yang terpilih. Contoh: Keluar nomor
5, berarti titik pusat kluster nomor 5 (Balai Pengobatan ”Melati”) menjadi titik pusat untuk
penentuan sampel rumah tangga ( Lihat Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Penentuan Titik Pusat Klaster

Titik Pusat Klaster Nomor Keterangan


urut
Kantor RW 01 1
Kantor RW 02 2
Masjid Nurul Huda 3
Pura 4
Balai Pengobatan 5 Titik Pusat Klaster
”Melati” Terpilih
Puskesmas Melati 6
SDN 01 Pagi 7
SMPN1 8
Gereja Santa Ursula 9

6
D. Pemilihan 26 rumah tangga sampel
Pemilihan 26 sampel rumah tangga dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Tentukan rumah tangga sebagai sampel pertama, yaitu rumah yang berada di depan titik
pusat kluster terpilih.
b. Rumah tangga sampel kedua, dipilih dengan bergerak melingkar searah jarum jam, sampai
didapat 26 rumah (Gambar 1).
c. Jika kelompok rumah tangga berjajar mengikuti alur jalan atau sungai, maka pengambilan
sampel dimulai dari titik pusat kluster ke kanan sebanyak 13 (tigabelas) rumah dan ke kiri
sebanyak 13 (tigabelas) rumah (lihat Gambar 2.).

7
E. Karakteristik Keluarga dan Definisi Operasional Indikator Kadarzi
Perilaku KADARZI akan diukur minimal dengan 5 (lima) indikator yang menggambarkan
perilaku sadar gizi. Penggunaan 5 indikator disesuaikan dengan karakteristik keluarga sebagai
berikut:
Tabel 4. Penggunaan Indikator Kadarzi sesuai Karakteristik Keluarga
Indikator KADARZI
No Karakteristik Keluarga yang berlaku *) Keterangan
1 2 3 4 5
1 Bila keluarga mempunyai Ibu hamil, √ √ √ √ √ Indikator ke 5 yang digunakan
bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan, adalah balita mendapat kapsul
vitamin A

2 Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 √ √ √ √ √ -


bulan, balita 6-59 bulan,

3 Bila keluarga mempunyai ibu hamil, √ - √ √ √ Indikator ke 5 yang digunakan


balita 6-59 bulan, adalah balita mendapat kapsul
vitamin A

4 Bila keluarga mempunyai Ibu hamil - - √ √ √ Indikator ke 5 yang digunakan


adalah ibu hamil mendapat TTD
90 tablet

5 Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 √ √ √ √ √ Indikator ke 5 yang digunakan


bulan adalah ibu nifas mendapat
suplemen gizi

6 Bila keluarga mempunyai balita 6-59 √ - √ √ √ -


bulan

7 Bila keluarga tidak mempunyai bayi, - - √ √ - -


balita dan ibu hamil

Tabel 5. Indikator dan Definisi Operasional KADARZI

No Indikator KADARZI Pengertian Cara mengukur Kesimpulan


(Definisi Operasional)
1. Menimbang berat Balita ditimbang berat Lihat catatan Baik:
badan secara teratur badannya setiap bulan, penimbangan balita Bila ≥ 4 kali berturut-turut
dicatat dalam KMS pada KMS selama 6 Belum baik:
bulan terakhir. Bila < 4 kali berturut-turut
Bila bayi berusia > 6 Baik:
bulan Bila ≥ 3 kali berturut-turut
Bila bayi berusia 4-5 Belum baik:
bulan. Bila < 3 kali berturut-turut
Bila bayi berusia 2-3 Baik:
bulan Bila ≥ 2 kali berturut-turut
Bila bayi berusia 0-1 Belum baik:
bulan Bila < 2 kali berturut-turut
Baik:
Bila 1 kali ditimbang
Belum baik:
Bila belum pernah ditimbang

8
2. Memberikan ASI saja Bayi berumur 0-6 bulan Lihat catatan status Baik:
kepada bayi sejak lahir diberi ASI saja, tidak ASI eksklusif pada Bila hanya diberikan ASI
sampai umur 6 bulan diberi makanan dan KMS dan kohort saja, tidak diberi makanan
(ASI Eksklusif) minuman lain. (catatan pemberian dan minuman lain (ASI
ASI pada bayi). Lalu eksklusif 0 bln,1 bln, 2 bln, 3
tanyakan kepada bln, 4 bln, 5 bln dan 6 bln)
ibunya apakah bayi Belum baik:
usia 0 bln, 1 bln, 2 bln, Bila sudah diberi makanan
3 bln, 4 bln, 5 bln dan dan minuman lain selain ASI
6 bln selama 24 jam
terakhir sudah
diberikan makanan
atau minuman selain
ASI?
3 Makan beraneka Balita mengkonsumsi Menanyakan kepada Baik: Bila setiap hari makan
ragam makanan pokok, lauk ibu tentang konsumsi lauk hewani dan buah
pauk, sayur dan buah lauk hewani dan buah Belum baik:
setiap hari dalam menu anak Bila tidak tiap hari makan
ATAU (bila tidak ada balita selama 2 (dua) lauk hewani dan buah
anak balita) hari terakhir Baik:
Keluarga ATAU (bila tidak ada Bila sekurangnya dalam satu
mengkonsumsi anak balita) hari keluarga makan lauk
makanan pokok, lauk Menanyakan kepada hewani dan buah
pauk, sayur dan buah ibu tentang konsumsi Belum baik:
setiap hari lauk hewani dan buah Bila tidak makan lauk
dalam menu keluarga hewani dan buah
selama 3 (tiga) hari
terakhir
4 Menggunakan garam Keluarga menggunakan Menguji contoh garam Baik:
beryodium garam beryodium untuk yang digunakan Beryodium (warna ungu tua)
memasak setiap hari keluarga dengan tes Belum baik:
yodina/tes amilum Tidak beryodium (warna
tidak berubah/muda)
5 Memberikan suplemen Lihat catatan pada Baik:
gizi sesuai anjuran a. Bayi 6-11 bulan KMS/catatan • Bila mendapat kapsul biru
mendapat kapsul posyandu/buku KIA, pada bulan Feb atau Agt (6-
vitamin A biru pada bila tidak ada 11 bln).
bulan Februari atau tanyakan pada ibu • Bila mendapat kapsul
Agustus Lihat catatan pada merah setiap bulan Feb dan
KMS/catatan Agt (12-59 bln).
b. Anak balita 12-59 posyandu/buku KIA, Belum baik:
bulan mendapat kapsul bila tidak ada Bila tidak mendapat kapsul
vitamin A merah setiap tanyakan pada ibu biru/merah
bulan Februari dan Lihat catatan ibu Baik:
Agustus hamil di bidan Bila jumlah TTD yang
Poskesdes, bila tidak diminum sesuai anjuran
c. Ibu hamil mendapat ada tanyakan pada ibu Belum baik:
TTD minimal 90 tablet sambil melihat Bila jumlah TTD yang
selama masa kehamilan bungkus TTD diminum tidak sesuai
anjuran
d. Ibu nifas mendapat Lihat catatan ibu nifas, Baik:
dua kapsul vitamin A bila tida ada tanyakan Bila mendapat dua kapsul
merah: satu kapsul pada ibu vitamin A merah sampai hari
diminum setelah ke 28
melahirkan dan satu Belum baik:
kapsul lagi diminum Bila tidak mendapat dua
pada hari berikutnya kapsul vitamin A merah
paling lambat pada hari sampai hari ke 28
ke 28

9
F. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan dan pengujian garam beryodium.
a. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada ibu rumah tangga atau yang mengetahui tentang perilaku gizi
sehari-hari di rumah tangga (pembantu rumah tangga, nenek, anak atau bapak, kerabat).
Wawancara meliputi identitas lokasi, identitas rumah tangga dan pertanyaan terkait perilaku
gizi dalam kadarzi.
b. Observasi / Pengamatan
Observasi dilakukan untuk mendukung jawaban yang diberikan oleh responden dengan
melihat catatan yang ada pada buku KIA pada perilaku gizi :
- Penimbangan berat badan
- Pemberian ASI Eksklusif
- Pemberian suplemen gizi sesuai kebutuhan
c. Pengujian Garam:
 Petugas meminta izin kepada ibu untuk mengambil garam yang biasa digunakan
memasak sehari hari.
 Petugas mengambil ½ sendok teh garam setelah garam diaduk secara merata
 Taruh garam di piring kecil (sebaiknya piring berwarna putih/bukan transparan).
 Petugas meneteskan 2 – 3 tetes yodium tes pada garam
 Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada garam seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Perubahan warna garam setelah ditetesi yodium tes

No. Warna garam Kesimpulan

1. Ungu Tua Garam mengandung cukup yodium


2. Ungu Pucat Garam kurang mengandung yodium
3. Tidak Berwarna Garam tidak mengandung yodium

G. Pencatatan Hasil Pengumpulan Data


Hasil pengumpulan data dicatat pada formulir 1 (F1), kemudian direkap pada formulir 2 (F2).
Cara Pengisian formulir 1 sebagai berikut :
Desa/RW/RT : diisi dengan nama desa, RW dan RT
Puskesmas : diisi nama puskesmas yang membina
Posyandu : diisi nama posyandu sampel kluster
Kecamatan : diisi nama Kecamatan lokasi posyandu sampel kluster
Tanggal pengumpulan data : diisi tanggal pengumpulan data
Indikator Kadarzi : diisi dengan tanda rumput (V) pada kolom Ya bila sudah
berperilaku gizi sesuai dengan DOnya, dan tanda rumput (V)
pada kolom Tidak bila belum berperilaku gizi.
Kolom Kadarzi : diisi dengan tanda rumput (V) pada kolom Ya bila semua
perilaku gizi pada indikator Kadarzi sudah dilakukan, dan
diisi tanda rumput (V) pada kolom Tidak bila ada salah satu
perilaku gizi dalam indikator kadarzi yang tidak dilaksanakan

10
Formulir 1
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )
TINGKAT POSYANDU
KABUPATEN BATANG TAHUN 2017

Nama
Desa/ RT / RW / DUKUH : Posyandu :
Tanggal
Puskesmas / Kecamatan : Pelaksanaan :

INDIKATOR KADARZI KADARZI


SUPLEMEN
ANEKA RAGAM PENIMBANGAN BERAT GARAM ASI SAMPAI 6
No NAMA KK / Ibu GIZI (Fe DAN
MAKANAN BADAN BERIODIUM BULAN
Vit. A )

YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
                           
JUMLAH                        

Batang, …………….. 20……

MENGETAHUI :
Kepala Desa /Kel/ …………………… Petugas Gizi Puskesmas,

MENGETAHUI :
Kepala Puskesmas
………………………………… …………………………… ……………………………
NIP. NIP.

…………………………………
NIP.

Formulir 2

11
REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )
TINGKAT PUSKESMAS
KABUPATEN BATANG TAHUN 2017

Puskesmas :
Jml. Desa :
Jml. Kluster :
   
INDIKATOR KADARZI JML. KADARZI
DESA / ANEKA RAGAM PENIMBANGAN GARAM ASI SAMPAI 6 SUPLEMEN GIZI
No KELURAHA MAKANAN BERAT BADAN BERIODIUM BULAN (Fe DAN Vit. A )
N TD
YA JML YA TDK JML YA TDK JML YA TDK JML YA TDK JML YA TDK JML
K
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
                                       
JUMLAH                                    

Batang,
Mengetahui
Kepala Puskesmas …….. Petugas Gizi Puskesmas

                 
NIP. NIP.

H. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berjenjang mulai tingkat puskesmas, kabupaten, propinsi sampai tingkat
pusat.
1). Tingkat Puskesmas
Pindahkan angka-angka dari Formulir 1 (pengisian data tingkat posyandu) yang berada pada
baris jumlah (baris terbawah), ke dalam formulir tingkat puskesmas / Formulir 2 :
Rekapitulasi Hasil Pemantauan Kadarzi tingkat puskesmas, mulai dari responden / sampel
nomor 1 sampai dengan responden /sampel terakhir hingga jumlah sampel dalam kluster
terpilih terekap semuanya, dengan langkah sebagai berikut :
 Jumlahkan tiap kolom dan isikan pada baris jumlah paling bawah.
 Tentukan kategori Kadarzi / Tidak Kadarzi dengan ketentuan apabila semua perilaku gizi
dalam indikator Kadarzi sudah dilaksanakan maka keluarga tersebut termasuk Kadarzi,
namun bila ada perilaku gizi yang belum / tidak dilaksanakan meskipun hanya satu perilaku,
maka keluarga tersebut termasuk Tidak Kadarzi.
 Hasil penjumlahan dari formulir 1 disalin ke formulir 2

12
2). Tingkat Kabupaten
Pindahkan angka-angka dari formulir 2 Rekapitulasi Hasil Pemantauan Kadarzi Tingkat
Puskesmas pada formulir Rekapitulasi Hasil Pemantauan Kadarzi Tingkat Kabupaten.
Kemudian lakukan perhitungan persentase keluarga yang sudah Kadarzi.
Pindahkan angka-angka lima tahun ke belakang ke kolom di bawah jumlah sebagai
perbandingan / untuk melihat trend

Formulir Laporan Tingkat Kabupaten

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BATANG TAHUN 2017

INDIKATOR KADARZI  

ANEKA PENIMBANG JML. KADARZI


N GARAM ASI SAMPAI 6 SUPLEMEN GIZI
PUSKESMAS RAGAM AN BERAT
o BERIODIUM BULAN (Fe DAN Vit. A )
MAKANAN BADAN
T T T T T
Y Y Y Y Y TD JM
% D % % D % % D % % D % % D % YA % %
A A A A A K L
K K K K K

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                     

                                                   

Batang, ……….

Mengetahui

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Batang Kepala Seksi Kesga Gizi

13
NIP. NIP.

14

Anda mungkin juga menyukai