Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS RANOMEETO
Jl. Lanud Haluoleo No. 93 Kel. Ranomeeto Kec. Ranomeeto

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpankan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Penilaian Kinerja Puskesmas : Upaya
Pelayanan Gizi 2022).
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan Penilaian Kinerja ini merupakan
acuan dalam penyusunan usulan rencana kegiatan yang masih jauh dari senpurna, sehingga
masukan dan kritikkan yang konstruktif sangat kami harapkan demi sempurnanya penilaian
kinerja ini.
Kami ucapakan terima kasih kepada segenap staf Puskesmas Ranomeeto yang
berperan aktif dalam pelayanan gizi masyarakat pada tahun 2022 sehingga seluruh kegiatan
dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan kepada
pemerintah kecamatan dan desa, berserta masyarakat yang telah mendukung kegiatan gizi
secara maksimal.
Output kegiatan yang telah dijalankan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan
dengan penilaian keberhasilan program gizi dalam menangani masalah-masalah gizi yang ada.
Output ini merupakan sarana eveluasi program gizi dalam menjalankan kegiatan yang
memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ranomeeto
secara spesifik dan sensitif.
Akhirnya semoga penilaian kinerja upaya pelayanan gizi ini dapat bermanfaat untuk
seluruh staf dan pembaca.

Ranomeeto, Desember 2022


Koordinator Pelayanan Gizi

Andini Hasmunda Lestari, S.Gz


Nip. 19900326 201403 2 003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum ....................................................................................
B. Tujuan.......................................................................................................
C. Sasaran....................................................................................................
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
Jenis - Jenis Pelaksanaan Kegiatan..........................................................
BAB III. PENILAIAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA
A. Cakupan Penilaian Kinerja Upaya Pelayanan Gizi...................................
B. Perumusan Masalah................................................................................
1. Identifikasi Masalah............................................................................
2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah...............................................
3. Akar Penyebab Masalah.....................................................................
4. Menetapkan Cara - Cara Pemecahan Masalah
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini Indonesia mengalami masalah gizi
ganda yang berarti masalah gizi kurang belum teratasi secara menyeluruh muncul masalah
baru yaitu lebih.
Untuk itu perlu adamya upaya-upaya promotif, preventif dan rehabilitatif di semua
sektor pelayanan kesehatan yang diberikan. Puskesmas Ranomeeto meliputi pengobatan
umum, gigi, KIA, Imunisasi, KB, kesehatan lingkungan, laboratorium, usila, gizi, dan
pemeriksaan lainnya. Dengan adanya program gizi puskesmas diharapkan permasalahn gizi
dapat teratasi dan juga peran serta berbagai sektor terkait lebih ditingkatkan. Berdasarkan
hasil PKP 2022 terdapat 6 masalah gizi masyarakat diantaranya cakupan Balita yang
ditimbang berat badannya (D/S) masih dibawah target yaitu sebesar 54,7%, cakupan bayi
usia 6 bulan mendapat ASI Ekslusif dibawah target yaitu 31,8%, cakupan pemberian kapsul
vitamin A pada balita 6-59 bulan dibawah target yaitu 69,3%, cakupan kurus mendapat
makanan tambahan yaitu 80%, cakupan berat bayi lahir rendah diatas target yaitu 4,3% dan
cakupan balita berat badan naik (N/D’) dibawah target yaitu 83,6%. Akar penyebab masalah
yang ditemukan adalah pendidikan ibu dan kader masih rendah terkait pentingnya
pengukuran antropometri balita, pendapatan yang masih rendah, pola asuh yang kurang
tepat, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Ekslusif, pemecahan
masalah yang dipilih selanjutnya menjadi dasar usulan perencaan kegiatan tahun 2024 yaitu
pemberian PMT untuk bumil kek, pemberian PMT balita kurus, pemantauan status gizi
balita, pelaksanaan kelas ibu hamil, dan pelaksanaan kelas balita.
B. Tujuan Program
1. Tujuan umum
Mengatasi masalah gizi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Tujuan khusus
1. Memberikan pelayanan gizi
2. Menyusun perencanaan program dan pelaporan
3. Memantau pelaksaan pelayanan gizi
4. Evaluasi pelayanan gizi
C. Sasaran
Sasaran upaya pelayanan gizi komprehensif pada sasaran beresiko meliputi balita,
remaja putri, ibu hamil, dan ibu nifas, sedangkan pelayanan gizi pada masyarakat umum
berlangsung terintegrasi program atau upaya kesehatan lainnya. Sasaran tersebut
diperlukan untuk menghitung sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi target upaya
pelayanan gizi masyarakat yang telah menjadi komitmen pemerintah.
Adapun jumlah sasaran masing-masing desa tahun 2022 dapat dijabarkan dalam
tabel berikut :
Tabel Sasaran Program Gizi Tahun 2022
Jumlah Sasaran Tahun 2022
Ibu Nifas Ibu Hamil
No Balita Remaja
Nama Desa (Orang) (Orang)
(Orang) Putri

1 Langgea 287 63 66
2 Kota Bangun 263 52 58 60
3 Ranomeeto 295 472 66 67
4 Laikaaha 148 32 34
5 Ranooha 133 29 31
6 Onewila 161 225 35 37
7 Ambaipua 271 227 59 62
8 Amoito 129 28 30
9 Amoito Siama 99 21 22
10 Rambu-Rambu Jaya 198 43 45
11 Duduria 71 15 16
12 Boro-Boro R 95 56 21 22
Jumlah 2150 1032 470 492
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

Jenis -Jenis Pelaksanaan Kegiatan


Jenis - jenis pelaksanaan kegiatan program gizi di tahun 2022 yaitu sebagai berikut:

NO KEGIATAN VOLUME PELAKSANAAN KEGIATAN


KEGIATAN
(TAHUN 2022)

1. 12x Januari-Desember
Pengukuran status gizi melalui
pengukuran panjang badan/tinggi
badan di posyandu
2. Kunjungan rumah pengukuran 11x Januari, Maret, April, Mei, Juni,
status gizi melalui pengukuran Juli, Agustus, September,
panjang badan/tinggi badan Oktober, November, Desember
balita yang tidak datang di
posyandu
3. Kunjungan rumah pengukuran 11x Januari, Maret, April, Mei, Juni,
status gizi melalui pengukuran Juli, Agustus, September,
panjang badan/tinggi badan Oktober, November, Desember
balita yang tidak datang di
posyandu oleh kader
4. Pemantauan Status Gizi bumil 4x Januari, Februari, September,
KEK Oktober,

5. Pelaksanaan bulan vitamin A 2x Februari & Agustus

6. Sweeping pemberian kapsul 2x Maret & September


vitamin A
7. Distribusi Fe remaja putri 11x Januari, Maret, April, Mei, Juni,
Juli, Agustus, September,
Oktober, November, Desember

8. Penyuluhan ASI Eksklusif 1x September

9. Penyuluhan stunting 1x November

10. Pemantauan garam beryodium 1x Oktober

11. 1x November
Pembinaan pemberian makanan
bayi dan anak (PMBA) dan Gizi
Seimbang (termasuk isi piringku)
BAB III
PENILAIAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA
A. Penilaian Cakupan Kegiatan
JUMLAH TARGET PENCAPAIAN CAKUPAN

NO UPAYA KESEHATAN SATUAN SUB VARIABEL


SASARAN SASARAN (H) VARIABEL
(SV)
(T)
(V)
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 66.05
1. Balita Gizi buruk mendapat perawatan (86 %) Balita 6 5 6 100
2. Balita yang ditimbang berat badannya (D/S) (75%) Balita 2150 1613 1178 54.7
3. Cakupan Bayi umur 6 bulan diberi ASI ekslusif (45%) Bayi 477 215 152 31.8

4. Persentase Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan mendapat Asi Eksklusif (50%) Bayi 247 124 144 58.3

5. Pemberian kapsul vitamin A pada balita 6 - 59 bln (88 %) Balita 2551 2245 1768 69.3

6. Bufas Mendapat Vitamin A (76%) Bufas 446 446 446 100.0

7. Pemberian tablet tambah darah (90) tablet pada Bumil (82 %) Bumil 322 264 322 100.0

8. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) (13 %) Bumil 1051 137 122 11.6

9. Bumil KEK Mendapat MT (80%) Bumil 122 98 122 100.0

10. Balita Kurus mendapat MT (85%) Balita 60 51 48 80.0

11. Remaja putri mendapat tablet tambah darah (54 %) Remaja Putri 1032 557 1032 100.0

12. Bayi baru lahir mendapat IMD (62%) BBLahir 447 277 447 100.0

13. Bayi Berat Badan lahir rendah (3.8%) BBLahir 447 17 19 4.3

14. Balita punya KMS /Buku KIA (75%) Balita 2150 1613 2150 100.0

15. Balita Berat Badan Naik (N/D') (84%) Balita 973 817 813 83.6

16. Balita BB Kurang dan Sangat Kurang (14%) Balita 1316 184 37 2.8

17. Balita Pendek dan sangat pendek (18.4%) Balita 1316 242 88 6.7

18. Balita Gizi Kurang dan Sangat Kurang (7.5%) Balita 1316 99 18 1.4

19. Bumil Anemia (39%) Bumil 55 21 2 3.6


20. Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Beryodium (86%) Rumah Tangga 624 537 624 100.0
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengumpulan dan analisis pencapaian kinerja program Gizi Puskesmas
Ranomeeto ditemukan beberapa indikator yang masih bermasalah. Indikator tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :

No Upaya Target Pencapaian Masalah


1. Cakupan Balita yg di 1613 1178 (54.7%) Masih ada 20.3% balita yang tidak
Timbang Berat Badannya (75%) ditimbang berat badannya (D/S)
(D/S) diwilayah Puskesmas Ranomeeto
tahun 2022
2. Cakupan pemberian bayi 215 152 (31.8%) Masih ada 13.2% bayi usia 0-6
umur 6 bulan diberi ASI (45%) bulan yang tidak diberikan ASI
Eksklusif Eksklusif di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022

3. Cakupan pemberian kapsul 2245 1768 (69.3%) Masih ada 18.7% balita 6-59 bulan
vitamin A pada balita 6-59 (88%) yang tidak diberikan kapsul vitamin A
bulan di wilayah Puskesmas Ranomeeto
tahun 2022
4. Cakupan balita kurus 51 48 Masih ada 0.5% balita kurus tidak
mendapat MT (85%) (80%) mendapat Makanan Tambahan di
wilayah Puskesmas Ranomeeto
tahun 2022
5. Cakupan bayi berat badan 17 (3.8%) 19 (4.3%) Masih ada 0.5% bayi berat badan lahir
lahir rendah rendah di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
6. Cakupan balita berat badan 817 813 (83.6%) Masih ada 0.4% balita yang tidak naik
naik (N/D’) (84%) berat badannya di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022

2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah, ketidak
tersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah dengan
masalah lainnya, maka perlu dipilih prioritas masalah dengan kesepakatan tim. Dalam
penetapan urutan prioritas masalah digunakan metode USG (Urgency, Seriousness
Growth).
Adapun urutan prioritas masalah dapat dilihat pada table berikut :
No Masalah Pokok U S G Total Ranking
1. Masih ada 20.3% balita yang tidak 5 5 5 15 1
ditimbang berat badannya (D/S) diwilayah
Puskesmas Ranomeeto tahun 2022
2. Masih ada 18.7% balita 6-59 bulan yang tidak 4 4 5 13 2
diberikan kapsul vitamin A di wilayah
Puskesmas Ranomeeto tahun 2022
3. Masih ada 13.2% bayi usia 0-6 bulan yang 4 4 5 13 3
tidak diberikan ASI Eksklusif di wilayah
Puskesmas Ranomeeto tahun 2022
4. Masih ada 0.5% bayi berat badan lahir 4 4 4 12 4
rendah di wilayah Puskesmas Ranomeeto
tahun 2022
5. Masih ada 0.5% balita kurus tidak 3 3 4 10 5
mendapat Makanan Tambahan di wilayah
Puskesmas Ranomeeto tahun 2022
6. Masih ada 0.4% balita yang tidak naik berat 3 3 3 9 6
badannya di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022

3. Akar penyebab masalah


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab masalah tersebut. Metode yang di gunakan untuk mencari akar penyebab
masalah yaitu menggunakan diagram sebab akibat (Diagram Ishikawa) atau sering juga di
sebut diagram tulang ikan.
Presentase Balita yang tidak ditimbang berat badannya (D/S)

MONEY MAN

Kesibukan ibu yang bekerja


Kurangnya edukasi dari petugas tentang pentingnya
METHOD pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di
Kurangnya dana pengelolaan
posyandu
posyandu
Kegiatan posyandu yang monoton Rendahnya tingkat pengetahuan
Kurangnya peran serta kader
Kurangnya pelatihan
kader posyandu
Jadwal posyandu Kebiasaan tidak datang ke
yang berubah posyandu bila anak sudah lengkap
imunisasi

Musim
Kurangnya sarana posyandu
Ada acara di desa

Jarak yang jauh Kurangnya media informasi dan


edukasi tentang pentingnya
posyandu

LINGKUNGAN Masih ada 20.3% balita


SARANA yang tidak ditimbang
berat badannya (D/S)
diwilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
Persentase balita 6-59 bulan yang tidak mendapat kapsul vitamin
A

MONEY
MAN

METHOD
Terbatasnya dana

Kurangnya sosialisasi bulan vitamin Kebiasaan tidak datang ke posyandu bila anak
A sudah selesai di imunisasi
Kurangnya penyuluhan

Kesibukan ibu yang bekerja

Kurangnya media edukasi dan


informasi
Jarak rumah yang jauh
dari posyandu

Kurangnya kapsul vitamin A yang


diberikan dari Dinkes Kabupaten

LINGKUNGAN Masih ada 18.7% balita


SARANA 6-59 bulan yang tidak
diberikan kapsul vitamin
A di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
Persentase bayi 0-6 bulan yang tidak diberikan ASI
Eksklusif

MONEY MAN

KU Kurangnya konseling ,menyusui


bekerja

METHOD
Kurangnya dana untuk membeli
konseling menyusui kit Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang
Kurangnya pengetahuan tentang
Pencatatan administrasi yang cara menyusui yang benarIbu yang manfaat ASI
kurang lengkap
Persepsi masyarakat yang salah tentang ASI
Anggaran dana terbatas

Kurangnya Pelatihan Kurangnya konselor AS


PMBA bagi kader

Kurang dukungan keluarga dan


lingkungan Kurang tersedianya tempat khusus untuk menyusui
Lintas sektor yang belum aktif

Kurangnya sarana konseling menyusui

LINGKUNGAN
SARANA Masih ada 13.2% bayi
usia 0-6 bulan yang tidak
diberikan ASI Eksklusif di
wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
Persentase bayi berat badan lahir
rendah

MAN
MONEY
Status gizi ibu, usia, jarak anak, kondisi kesehatan ibu,
penyakit

METHOD

Kurangnya pengetahuan dan


ANC terpadu belum maksimal
Ekonomi rendah kesadaran masyarakat
Kurangnya peran kader

Kurangnya
penyuluhan

Terkena asap rokok

Tempat tinggal jauh dari faskes


Kurangnya media penyuluhan/edukasi

LINGKUNGAN
SARANA
Masih ada 0.5% bayi
berat badan lahir rendah
di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
Persentase balita kurus mendapat makanan
tambahan

METHOD MONEY

MAN
Kurangnya pelacakan balita gizi
kurang Masalah gizi anak masih dianggap remeh & ortu
Kurangnya PMT pemulihan belum tahu cara mengolah bahan makanan yang
benar

Pengetahuan masyarakat kurang


Pendekatan petugas ke masyarakat
kurang maksimal

Terbatasnya dana
Usia balita kurus < 6 bulan

Kemampuan masyarakat untuk beli


bahan makanan yang baik tterbatas

Mobilisasi ke desa kurang

Rendahnya social ekonomi

T ransportasi terbatas

LINGKUNGAN
SARANA

Masih ada 0.5% balita


kurus tidak mendapat
Makanan Tambahan di
wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
Persentase balita yang tidak naik berat badannya
(N/D’)

MAN
MONEY

Ketidaktepatan teknik menimbang


METHOD dan membaca hasil penimbangan Tidak ASI eksklusif
Kurangnya daya beli

Kurangnya penyuluhan/konseling
Rendahnya tingkat pengetahuan
Kurangnya pelatihan
Pola asuh yang kurang tepat
kader posyandu tentang
PMBA

Musim

Tidak ada food model di posyandu

Ketersediaan makanan yang


beraneka ragam

LINGKUNGAN
SARANA

Masih ada 0.4% balita yang


tidak naik berat badannya
di wilayah Puskesmas
Ranomeeto tahun 2022
4. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
No Proritas Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah Masalah Pemecahan Masalah Masalah Terpilih Kegiatan

1. Masih ada balita - Kebiasaan tidak -Kunjungan lapangan - Kunjungan - Kunjungan


yang tidak datang ke kerumah balita yang lapangan Lapangan Bumil
ditimbang berat posyandu bila anak tidak datang posyandu kerumah balita Kurang Energi
badannya (D/S) sudah lengkap dan balita dengan yang tidak datang Kronik, Bumil
imunisasi - masalah gizi posyandu dan Risti, bayi berat
Kurangnya - Melaksanakan bulan balita dengan lahir rendah, dan
pengetahuan ibu penimbangan - masalah gizi bayi balita
tentang pentingnya Memberikan penyuluhan - Melaksanakan dengan masalah
pemantauan terkait pentingnya datang bulan gizi
pertumbuhan dan posyandu untuk penimbangan - Kunjungan
perkembangan memantau pertumbuhan - Pelaksanaan kelas pembinaan
balita di posyandu - dan perkembangan balita balita pelayanan di
Kurangnya edukasi setiap bulannya (D/S) - posyandu bulan
dari petugas Refreshing kader terkait penimbangan
tentangnya pentingnya memberikan - Pelaksanaan kelas
pentingnya informasi secara balita
pemantauan menyeluruh kepada
pertumbuhan dan orang tua balita untuk
perkembangan dapat mendeteksi balita
balita di posyandu - yang memiliki masalah
Kurangnya peran gizi dan meningkatkan
serta kader - persentase (D/S)
Kesibukan ibu yang diwilayahnya
bekerja - - Petugas kesehatan
kurangnya dana bekerja sama dengan
pengelolaan kader untuk selalu
posyandu - menginformasikan jadwal
kurangnya posyandu setiap
pelatihan kader bulannya
posyandu -
kegiatan posyandu
yang monoton -
jadwal posyandu
yang berubah
- kurangnya media
informasi dan
edukasi tentang
pentingnya
posyandu
- jarak rumah yang
jauh dari posyandu

2. Masih ada - Tidak datang ke - Kunjungan rumah - Kunjungan rumah - Kunjungan


balita 6-59 posyandu bila balita yang belum balita yang belum Lapangan Bumil
bulan yang imunisasi mendapatkan kapsul mendapatkan Kurang Energi
tidak diberikan sudah lengkap vitamin A kapsul vitamin A Kronik, Bumil
kapsul vitamin A - Kesibukan ibu - Bulan penimbangan dan balita dengan Risti, bayi berat
yang bekerja - Penyuluhan kepada masalah gizi lahir rendah, dan
- Kurangnya ibu balita tentang - Bulan bayi balita
kapsul vitamin pentingnya vitamin A penimbangan dengan masalah
A yang - Pelaksanaan kelas - Pelaksanaan kelas gizi
diberikan oleh balita balita - Kunjungan
dinkes - Pemberian vitamin A di pembinaan
Kabupaten PAUD pelayanan di
- Kurangnya posyandu bulan
penyuluhan penimbangan
tentang vitamin - Pelaksanaan kelas
A balita
- Kurangnya
media
informasi dan
edukasi
tentang vitamin
A
3. Masih ada - Kurangnya - Penyuluhan ASI - Konseling - Pelaksanaan
bayi usia 0-6 pengetahuan Eksklusif menyusui pada kelas ibu hamil
bulan yang ibu dan - Pelatihan Pemberian ibu hamil
tidak diberikan keluarga Makan Bayi dan Anak - Pelatihan
ASI Eksklusif tentang (PMBA) pada kader pemberian makan
manfaat ASI - Konseling menyusui bayi dan kader
- Kurangnya pada ibu hamil (PMBA) pada
pengetahuan kader
tentang cara
menyusui yang
tepat
- Kurangnya
konseling dan
konselor
menyusui
- Kurangnya
media
konseling
menyusui
- Kurangnya
dukungan
keluarga dan
lingkungan
- Kurangnya
pelatihan
PMBA bagi
kader
4. Masih ada - Status gizi ibu, - Kunjungan rumah pada - Kunjungan rumah - Kunjungan
bayi berat usia, jarak ibu hamil yang tidak pada ibu hamil Lapangan Bumil
badan lahir anak, kondisi datang memeriksakan yang tidak datang Kurang Energi
rendah kesehatan ibu, kehamilannya dan ibu memeriksakan Kronik, Bumil
penyakit hamil KEK/Risti kehamilannya dan Risti, bayi berat
- Kurangnya - Kunjungan rumah pada ibu hamil lahir rendah, dan
pengetahuan bayi berat lahir KEK/Risti bayi balita
dan kesadaran rendah - Kunjungan rumah dengan masalah
masyarakat - Edukasi gizi seimbang pada bayi berat gizi
- Kurangnya dan konseling PMBA lahir rendah - Pelaksanaan kelas
peran serta pada ibu hamil - Edukasi gizi ibu hamil
kader - Penyuluhan isi piringku seimbang dan - Pemberian
- ANC terpadu dan gizi seimbang konseling PMBA Makanan
belum pada masyarakat pada ibu hamil Tambahan (PMT)
maksimal - Pemberian Makanan - Pemberian berbahan pangan
- Tempat tinggal Tambahan (PMT) Makanan lokal
ibu jauh dari berbahan pangan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil
fasilitas lokal bagi ibu hamil berbahan pangan KEK
kesehatan KEK lokal bagi ibu
- Kurangnya hamil KEK
edukasi /
penyuluhan
dari petugas
kesehatan
- Kurangnya
media edukasi

5. - Pelatihan pemberian
Masih ada - Pemberian - Pelatihan Tim
- Usia balita kurus makan bayi dan anak
balita kurus Makanan Pelaksana dalam
<6 bulan pada kader
tidak mendapat Tambahan Penyiapan
- Kurangnya PMT - Pemberian MT
Makanan (PMT) berbahan Makanan
Pemulihan berbahan pangan
Tambahan pangan lokal Tambahan
lokal kepada balita
- Kurangnya gizi kurang kepada balita gizi Berbasis Pangan
pelacakan - Pelacakan gizi kurang kurang Lokal
balita gizi - Pelatihan bagi ibu hamil
kurang pemberian KEK dan balita
makan bayi dan gizi kurang
anak (PMBA) tingkat Kab/Kota
pada kader dan Puskesmas
- Pemberian
Makanan
Tambahan (PMT)
berbahan pangan
lokal
bagi balita gizi
kurang

6. Masih ada balita - Teknik - Pemberian makanan - Pemberian - Pelatihan Tim


yang tidak naik penimbangan tambahan berbasis makanan Pelaksana dalam
berat badannya dan membaca pangan lokal untuk tambahan Penyiapan
(N/D) hasil balita gizi kurang dan berbasis pangan Makanan
penimbangan yang tidak naik berat lokal untuk balita Tambahan
yang kurang badannya (N/D’) gizi kurang dan Berbasis Pangan
tepat - Pelatihan PMBA pada yang tidak naik Lokal bagi ibu
- Pola asuh yang kader berat badannya hamil KEK dan
kurang tepat - Refreshing kader (N/D)serta balita gizi kurang
- Kurangnya posyandu penyuluhan tingkat Kab/Kota
pelatihan - Konseling PMBA pada tentang PMBA, dan Puskesmas
Pemberian ibu balita Asupan gizi - Pemberian
Makan Bayi dan seimbang dan Makanan
Anak (PMBA) pola asuh Makanan
pada kader - Refreshing kader Tambahan
- Kurangnya berbasis Pangan
penyuluhan / Lokal bagi Balita
konseling PMBA Gizi Kurang
- Tidak ada media - Pelaksanaan kelas
food model di balita
Posyandu

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Program Gizi telah melakukan Penilaian Kinerja Tahun 2022, dimana masih ada beberapa
indikator yang mempunyai kesenjangan,sebagai berikut :
a. Cakupan Balita yg di Timbang Berat Badannya (D/S) belum mencapai target.
b. Cakupan Bayi umur 0-6 bulan diberi ASI Eksklusif belum mencapai target.
c. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 bulan belum mencapai
target.
d. Cakupan balita kurus mendapat makanan tambahan belum mencapai target.
e. Cakupan bayi berat lahir rendah belum mencapai target.
f. Cakupan balita badan naik (N/D’) belum mencapai target.
2. Dari prioritas masalah yang ada, terdapat pemecahan masalahnya antara lain: Kunjungan
lapangan bumil KEK, anemia, bumil risti, bayi berat lahir rendah, dan bayi balita dengan
masalah gizi, pemberian MT berbahan pangan lokal, pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan
pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita gizi
kurang, pelatihan tim pelaksana kelas ibu hamil, kelas balita dan gerakan aktifkan posyandu,

B. Saran
Perlu peningkatan kinerja Program Gizi dengan meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas
program serta berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Diharapkan untuk tahun
mendatang untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan capaian kinerja.
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS (PKP)
UPAYA PELAYANAN GIZI
TAHUN 2022

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN


DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS RANOMEETO

Anda mungkin juga menyukai