Anda di halaman 1dari 3

Gizi Orang Dewasa

Status gizi pada orang dewasa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kebiasaanya dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari. Kebiasaan makan tidak dipengaruhi oleh zat-zat
gizi yang terkandung dalam makanan. Namun banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya
kebiasaan makan, salah satunya adalah lingkungan. Orang dewasa cenderung kurang memperhatikan
asupan makanan. Umumnya orang dewasa lebih suka mengkonsumsi makanan berlemak, berenergi
gurih dan manis. Sementara makanan kaya serat seperti sayur dan buah diabaikan. Akibatnya, asupan
energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh berlebih Padahal pada usia ini dianjurkan mengkonsumsi
makanan yang tinggi serat namun rendah lemak, ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan tidak
lagi terjadi dan hendaknya pemenuhan zat gizi dipusatkan untuk pemeliharaan kesehatan agar
terbentuk status gizi yang baik. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya (Kurniasih dkk, 2010).

Menurut Almatsier (2003) status gizi merupakan suatu ukuran mengenai kondisi tubuh
seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal dan gizi lebih.

2.3 Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Status Gizi Orang Dewasa

1. Usia

Semakin bertambahnya umur maka akan semakin meningkat pula kebutuhan zat tenaga bagi tubuh. Zat
tenaga diperlukan untuk membantu tubuh melakukan beragam aktivitas fisik. Namun kebutuhan zat
tenaga akan berkurang saat usia mencapai 40 tahun ke atas. Setiap 10 tahun setelah usia seseorang
mencapai 25 tahun, kebutuhan energi per hari untuk pemeliharaan dan metabolisme sel-sel tubuh
berkurang atau mengalami penurunan sebesar 4 persen setiap 10 tahunnya. Berkurangnya kebutuhan
tersebut dikarenakan menurunnya kemampuan metabolisme tubuh, sehingga tidak membutuhkan
tenaga yang berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh.
Penumpukan lemak di dalam tubuh dapat menimbulkan terjadinya obesitas.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin menentukan besar kecilnya asupan nutrisi yang dikonsumsi. Umumnya perempuan lebih
banyak memerlukan keterampilan dibandingkan tenaga, sehingga kebutuhan gizi perempuan lebih
sedikit dibandingkan laki-laki. Menurut Depkes (1994) kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan
pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena setelah pubertas, perempuan akan
cenderung memiliki proporsi massa lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.

3. Pendapatan

Pendapatan mempengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin baik pendapatan maka akan semakin
baik pula makanan yang dikonsumsi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebaliknya, pendapatan
yang kurang mengakibatkan menurunnya daya beli terhadap makanan secara kualitas maupun
kuantitas.

Penduduk yang berpendapatan cukup masih banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi
dalam menyediakan makanan keluarga. Hal ini disebabkan, antara lain :

a. Kurangnya pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi

b. Pantangan-pantangan secara tradisional masih diberlakukan

c. Atau keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun mereka tahu banyak
mengandung gizi.

4. Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
akan semakin baik status gizinya. Ini dikarenakan seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih
memahami dalam menerima informasi-informasi mengenai gizi.

5. Sosial budaya

Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan pengolahan pangan menjadi makanan. Budaya
juga mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Salah satu contohnya, pada suku Melayu mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berkuah santan.

6. Perilaku makan

Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang dalam memilih dan mengkonsumsi
makanan yang terbentuk melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus berlangsung
maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan membentuk pola makan. Perilaku makan yang tidak
seimbang akan mengakibatkan masalah gizi.

7. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangannya (Almatsier,
2003). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan lemak dan dapat menyebabkan obesitas.

8. Lingkungan

Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan perilaku makan yang
selanjutnya akan mempengaruhi status gizi. Lingkungan disini adalah lingkungan keluarga, sekolah, serta
adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak.
2.4 Kebutuhan Gizi Orang Dewasa

Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan zat-zat gizi bergantung pada
berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu,
dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

1. Kebutuhan energi

Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan
menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energi akan
menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran
kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG).

2. Kebutuhan karbohidrat

Description: G:\images.jpg

Gambar : Makanan yang mengandung karbohidrat

Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk
karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung, gandum dan hasil
olahannya seperti roti) dan umbi- umbian (kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat
sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total atau paling banyak
4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013

Anda mungkin juga menyukai