Anda di halaman 1dari 4

RESUME

“KONSEP DAN PERAWATAN PENYAKIT KUSTA”

DOSEN PENGAMPU :
DWI YOGO BUDI P, S.Kep.,Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
NAMA : Achmad Rizky Zulfitrah Leasa
NIM : 19 180089
TK/SEM: 2/IV

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


T.A 2020/2021
FEBRUARI 2021
Konsep
Penyakit kusta (Morbus hansen) adalah suatu penyakit infeksi menahun akibat bakteri tahan
asam yaitu Mycobacterium leprae yang secara primer menyerang saraf tepi dan secara
sekunder menyerang kulit serta organ lainnya (WHO, 2010; Noto & Schreuder, 2011).
Etiologi
Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang berbentuk batang
panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat, ukuran 0,3-0,5 mikron x 1-8 mikron. Basil ini
berbentuk batang gram positif, tidak bergerak, tidak berspora, dapat tersebar atau dalam
berbagai ukuran bentuk kelompok.
Penyakit kusta bersifat menahun karena bakteri kusta memerlukan waktu 12-21 hari untuk
membelah diri dan masa tunasnya rata-rata 2-5 tahun.
Diagnosis
Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama atau tanda
kardinal, yaitu:
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit/lesi yang dapat berbentuk bercak keputihan (hypopigmentasi) atau
kemerahan (erithematous) yang mati rasa (anaesthesia).
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.
3. Ditemukannya M. leprae pada pemeriksaan bakteriologis
Klasifikasi Internasional (Madrid,1953)
- Indeterminate (I)
Terdapat kelainan kulit berupa makula berbentuk bulat yang berjumlah 1 atau 2. batas lokasi
dipantat, kaki, lengan, punggung pipi. Permukaan halus dan licin.
- Tuberkuloid (T)
Terdapat makula atau bercak tipis bulat yang tidak teratur dengan jumlah lesi 1 atau
beberapa. Batas lokasi terdapat di pantat,punggung, lengan, kaki, pipi. Permukaan kering, kasar
sering dengan penyembuhan di tengah.
- Borderline (B)
Kelainan kulit bercak agak menebal yang tidak teratur dan tersebar. Batas lokasi sama
dengan Tuberkuloid.
- Lepromatosa (L)
Kelainan kulit berupa bercak-bercak menebal yang , bentuk tidak jelas. Berbentuk bintil-bintil
(nodule), macula-makula tipis yang di badan, merata di seluruh badan, besar dan kecil
bersambung simetrik.
Cara Penularan
 penyakit kusta tidak hanya ditularkan oleh manusia tetapi juga ditularkan oleh binatang
seperti monyet
 Mycobacterium leprae hidup pada suhu rendah. Bagian tubuh manusia yang memiliki
suhu lebih rendah yaitu mata, saluran pernafasan bagian atas, otot, tulang, testis, saraf
perifer dan kulit (Burn, 2010).
 Penyakit kusta yang telah menular akan menimbulkan tanda dan gejala pada penderita
kusta.
Patofisiologi
Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh manusia masa sampai timbulnya gejala dan
tanda adalah sangat lama dan bahkan bertahun-tahun, masa inkubasinya bisa 3-20 tahun. Sel
schwann seterusnya mengalami kematian dan pecah, lalu basil kusta dikenali oleh sistem
imunitas tubuh host, tubuh melakukan proteksi melalui 2 (dua) aspek yaitu imunitas non-
sepesifik dan spesifik, makrofag menjadi aktif memfagosit dan membersihkan dari semua
yang tidak dikenali (non-self). Mycobacterium leprae seterusnya bersarang di sel schwann
yang karena basil kusta suka daerah yang dingin yang dekat dengan dengan kulit.
Pengobatan
Penatalaksanaan dilakukan dengan melanjutkan penggunaan obat anti mikroba, terapi anti
inflamasi yang efektif dan jangka panjang, analgetik yang adekuat, dan dukungan kesehatan
fisik selama fase aktif neuritis.Imobilisasi dan tindakan bedah dapat mencegah dan
memulihkan gangguan saraf.
Asuhan Keperawatan
 Pada pengkajian klien penderita kusta dapat ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
 Aktivitas/ istirahat.

Tanda: penurunan kekuatan otot, gangguan massa otot, perubahan tonus otot.
 Sirkulasi.
Tanda: Penurunan nadi perifer, vasokontriksi perifer.
 Integritas ego.

Gejala: Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan,


Tanda: Ansietas, menyangkal, menarik diri.
 Makanan/cairan.
- Anoreksia.
 Neurosensori.
Gejala: kerusakan saraf terutama saraf tepi, penekanan saraf tepi.
Tanda: peruubahan perilaku, penurunan refleks tendon.
 Nyeri kenyamanan.

Gejala: Tidak sensitive terhadap sentuhan, suhu, dan tidak merasakan nyeri.
 Pernapasan.
Gejala: Pentilasi tidak adekuat, takipnea.
Keamanan.
Tanda: lesi kulit dapat tunggal/multiple, biasanya hipopigmentasi tetapi kadang-kadang lesi
kemerahan atau berwarna tembaga, lesi dapat berpariasi tetapi umumnya berupa macula,
papula dan nodul.
Diagnosis Keperawatan
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.
 Nyeri Akut berhubungan dengan reaksi ENL
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
 Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan pada kulit, pertahanan tubuh
menurun
 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya imformasi terhadap perawatan
kulit.
 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai