Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TINDAKAN PERAWATAN
PASCA PENCABUTAN GIGI

Dosen Pengampu

Youla Karamoy S.kep.,Gi.,M.kes

Disusun Oleh

Nama: Anjalina Juwita Porayow

Nim: 19180008

Tk 2/semester IV

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III MANADO

T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Syalom...

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat karunia-
Nya, saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Youla Karamoy S.kep.,Gi.,M.kes
selaku dosen pengajar mata kuliah Penyakit gigi dan mulut. Saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini, yaitu situs-situs dan web di internet yang menjadi referensi saya dalam menyusun
makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya,
dan saya mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan menyinggung.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................

a. Latar Belakang........................................................................................................................
b. Rumusan Masalah...................................................................................................................
c. Tujuan.....................................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................

A. Pencabutan gigi.......................................................................................................................
B. Prinsip umum dan kebutuhan dasar........................................................................................
C. Indikasi pencabutan gigi.........................................................................................................
D. Komplikasi pasca pencabutan gigi..........................................................................................
E. Efek pasca pencabutan gigi.....................................................................................................
F. Perawatan pasca pencabutan gigi............................................................................................
G. Proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi...................................................................
H. Tindakan penanganan pendarahan pasca pencabutan gigi......................................................

BAB III : PENUTUP ...................................................................................................................

Kesimpulan...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Komplikasi akibat pencabutan gigi dapat terjadi oleh berbagai sebab dan bervariasi pula
dalam akibat yang ditimbulkannya. Komplikasi tersebut kadang-kadang tidak dapat dihindarkan
tanpa memandang operator, kesempurnaan persiapan dan keterampilan operator. Pada situasi
perawatan tertentu sekalipun persiapan pra operasi telah direncanakan sebaik mungkin untuk
mencegah atau mengatasi kemungkinan timbulnya kesulitan melalui hasil diagnosis secara
cermat dan operator telah melaksanakan prinsip-prinsip bedah dengan baik selama pencabutan
gigi. Maka pada makalah ini akan dibahas secara garis besar mengenai bagaimana mengenali
secara dini, mencegah dan mengatasi komplikasi yang akan terjadi akibat pencabutan gigi.

b. Rumusan Masalah
1. Apa itu pencabutan gigi?
2. Apa prinsip umum dan kebutuhan dasarnya?
3. Apa saja indikasi pencabutan gigi?
4. Apa komplikasi pasca pencabutan gigi?
5. Apa saja efek pasca pencabutan gigi?
6. Bagaimana perawatan pasca pencabutan gigi?
7. Bagaimana proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi?
8. Apa saja tindakan penanganan pendarahan pasca pencabutan gigi?

c. Tujuan

Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dan tindakan apa saja yang harus
dilakukan pasca pencabutan gigi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENCABUTAN GIGI

Pencabutan gigi merupakan suatu prosedur pengangkatan gigi beserta akarnya dari dalam
soket tulang alveolaris menggunakan tang, elevator ataupun dengan pendekatan transalveolar
(pembedahan). Sebelum dilakukan pengangkatan gigi, dapat diberi anastesi lokal yang terdiri
dari lidokain yang dicampur dengan epinefrin pada lokasi yang akan dilakukan tindakan.
Terdapat dua teknik pencabutan gigi yaitu, teknik sederhana dan teknik pembedahan. Teknik
sederhana lebih sering dilakukan dibandingkan dengan teknik bedah, sedangkan teknik bedah
hanya dilakukan kalau teknik sederhana tidak dapat dilakukan.

Teknik sederhana dilakukan dengan menggunakan elevator atau tang ekstraktor untuk
memegang gigi yang melekat pada jaringan lunak, kemudian gigi digoyangkan dan dikeluarkan
dari dalam soket tulang alveolaris. Sedangkan pada teknik pembedahan terlebih dahulu
dilakukan pembuatan flep, dilanjutkan dengan pembuangan tulang di sekitar gigi, kemudian gigi
digoyangkan dan dikeluarkan dari soket tulang alveolaris dan terakhir dilakukan penjahitan pada
flep ke tempat semula. Setelah selesai dilakukan pencabutan gigi, baik dengan teknik sederhana
maupun teknik pembedahan, pasien diminta untuk menggigit gulungan kapas yang ditaruh di
atas soket tempat pencabutan gigi.

Gigi dicabut karena beberapa alasan, termasuk di dalamnya adalah karies1, karies gigi
merupakan sebagai penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi (pit, fissure dan daerah interproximal) meluas ke arah pulpa. Pulpa yang
terinfeksi akan menyebabkan terjadinya pulpitis yang lama kelamaan dapat mengakibatkan
kematian pulpa karena gangrene pulpa. Infeksi dari gangrene pulpa akan meluas keluar dari
foramen apical menuju ke arah periapikal menyebabkan lesi di daerah periapikal.

Pencabutan adalah salah satu terapi dari lesi periapikal di atas untuk menghilangkan sumber
infeksi, namun perlu diperhatikan bahwa penatalaksanaan pencabutan yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kegagalan dalam menghilangkan lesi atau dapat terjadi infeksi sekunder bahkan
dapat terjadi kerusakan tulang rahang akibat ekspansi kista radikular yang tidak terambil.
B. PRINSIP UMUM DAN KEBUTUHAN DASAR
Prinsip umum dan kebutuhan dasar pada proses pencabutan gigi sangat dibutuhkan agar
tindakan menjadi lebih efisien, meminimalkan trauma dan ketidaknyamanan selama dan sesudah
proses pencabutan gigi, mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kejadian
komplikasi.

Prinsip umum dalam pencabutan gigi terdiri atas:

1. Evaluasi klinik: Akses, Status struktur penyokong gigi, Status gigi dan akar gigi.
2. Interpretasi radiologi
3. Persiapan pasien dan dokter
a. Menggunaan antiseptik sebagai obat kumur seperti chlorhexidine.
b. Memasang kain kasa yang berukuran 4x4 inci di belakang mulut tanpa merangsang
refleks muntah untuk mencegah fragmen gigi yang terlepas tertelan dan teraspirasi ke
dalam paru.
4. Posisi pasien dan dokter
5. Instruksi pasca pencabutan gigi
a. Menggigit kain kasa selama 30-45 menit untuk membantu menghentikan perdarahan.
b. Menjaga higienitas dengan berkumur setelah 24 jam pasca pencabutan gigi dan menyikat
gigi seperti biasa.
c. Untuk mengatasi pembengkakan, aplikasikan es batu pada wajah secara intermiten pada
hari pertama.
d. Pada 24 jam pertama, diet lembut dan dingin serta mengunyah pada sisi yang berlawanan
dengan tempat pencabutan gigi.
e. Gunakan analgesik pada 45 menit setelah pencabutan gigi untuk mencegah atau
mengurangi sensasi nyeri.
f. Melatih rahang agar tidak terjadi kekakuan.

Sedangkan kebutuhan dasar terdiri atas:

1. Hasil radiologi 2.Anastesi 3. Instrumen

5. Alat suction 4. Pencahayaan


C. INDIKASI PENCABUTAN GIGI
Gigi sangat penting untuk proses mastikasi, fonasi dan estetika sehingga kesehatan gigi
dibutuhkan untuk mempertahankan gigi agar dapat sesuai dengan fungsinya. Kehilangan gigi
dapat mempengaruhi kualitas hidup berdasarkan biologi, psikologis dan sosial. Oleh karena
itu, pencabutan gigi harus berdasarkan indikasi yang kuat.

Beberapa indikasi pencabutan gigi, yaitu:

a. Karies berat

b. Penyakit periodontal yang tidak bisa diatasi dengan obat

c. Nekrosis pulpa

d. Impaksi

e. Supernumeri

f. Persistensi gigi

g. Abrasi dan atrisi gigi yang luas

h. Trauma pada gigi sehingga gigi tidak dapat dipertahankan

i. Keperluan ortodontik dan prostetik

j. Pre radiasi

k. Gigi yang berkaitan dengan lesi patologi


D. KOMPLIKASI PASCA PENCABUTAN GIGI

1. Alveolar Osteitis

Alveolar osteitis memiliki banyak istilah yang dikenal, yaitu: fibrinolitik alveolitis,
osteomielitis terlokalisasi, septik soket, alveolitis post operatif dan dry socket. Alveolar osteitis
umumnya dialami oleh pasien berumur 40-45 tahun dengan insidensi sekitar 1-4% pasca
pencabutan gigi permanen, insidensi tersebut meningkat 10 kali lebih besar pada pencabutan gigi
rahang bawah dibanding dengan gigi rahang atas dan insidensi dapat mencapai 1-45% pada
pencabutan gigi molar 3 rahang bawah.

Karakteristik alveolar osteitis yaitu tulang alveolaris yang kosong mengalami kaku dan nyeri
pasca pencabutan gigi disertai disintegrasi blood clot sebagian maupun total dengan atau tanpa
halitosis. Nyeri berlokasi pada daerah ekstraksi dan dapat juga menyebar ke telinga dan mata
sebelah temporal ipsilateral. Limfadenopati regional dan trismus kadang dialami oleh beberapa
pasien.

2. Infeksi Alveolaris Akut

Kondisi dimana terdapatnya supurasi pada gingiva dengan berbagai derajat keparahan, mulai
dari ulserasi ringan pada membran mukosa di antara celah gigi dengan ginggiva sampai dengan
destruksi total tulang alveolaris dan periosteum. Indikator infeksi alveolaris akut adalah nyeri
pada lokasi pencabutan gigi, pembengkakan terlokalisir, edema terlokalisir dan supurasi.
E. EFEK PASCA PENCABUTAN GIGI
Rasa tidak nyaman pada gigi tetangga sehingga dirasa lebih sensitif, hingga memunculkan
rasa sakit yang disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Peradangan pada area gusi tempat gigi yang dicabut
2. Adanya gangguan pada saraf di sekitar gigi yang dicabut
3. Adanya gangguan pada gigi lain
4. Adanya gangguan pada gusi dan jaringan penunjang gigi lainnya
5. Trauma pada area sekitar gigi yang dicabut
6. Mengonsumsi makanan yang merangsang, seperti terlalu panas atau terlalu dingin

F. PERAWATAN PASCA PENCABUTAN GIGI

Berikut hal-hal yang harus anda lakukan setelah pencabutan gigi:


1. Minum obat sesuai resep dan petunjuk dokter gigi.
2. Gigit tampon selama 30 menit – 1 jam. Apabila masih berdarah, bisa mengulang untuk
menggigit tampon dengan durasi yang sama.
3. Kompres air dingin pada bagian pipi area bekas pencabutan untuk membantu
menghentikan pendarahan.
4. Jangan sering meludah.
5. Jangan memainkan area bekas pencabutan dengan jari dan lidah.
6. Jangan minum menggunakan sedotan.
7. Hindari konsumsi makanan panas.
8. Hindari merokok.
Anda juga bisa melakukan beberapa cara di bawah ini untuk meminimalisir rasa gigi sensitif
pasca pencabutan gigi:
1. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang merangsang, seperti terlalu panas,
dingin, asam dan renyah
2. Hindari memberikan tekanan kunyah yang terlalu besar pada gigi tetangga yang terasa
tidak nyaman
3. Menyikat gigi secara halus di sekitar area bekas pencabutan menggunakan sikat gigi
berbulu “soft” atau “extra soft”
4. Menyikat gigi dengan pasta gigi sensitif yang mengandung Calcium Sodium
Phosphosilicate untuk melindungi lapisan mineral gigi lainnya sehingga dapat meredakan
gigi ngilu
G. PROSES PENYEMBUHAN LUKA PASCA PENCABUTAN GIGI

Proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi terdiri dari 5 tahap yang saling tumpang
tindih, terdiri dari pembentukan blood clot, jaringan granulasi, jaringan preosseous, trabekula
tulang dan epitelisasi. Pada tahap awal proses penyembuhan, terbentuk blood clot yang mengisi
soket yang kosong, blood clot tersebut terbentuk dari sel-sel darah dan jaringan fibrin.

Kemudian blood clot mengalami maturasi, diikuti oleh pembentukan jaringan granulasi yang
kaya akan pembuluh darah baru dan sel-sel inflamasi seperti neutrofil, makrofag, limfosit, dan
infiltrat fibroblas. Jaringan granulasi terbentuk pada hari kedua dan ketiga pasca pencabutan gigi
dan menggantikan blood clot secara sempurna pada hari ketujuh. Setelah itu terjadi pergantian
secara bertahap jaringan granulasi dengan jaringan ikat sementara atau jaringan preosseous.

Jaringan preosseous terbentuk dari sel mesenkim, osteoblas, jaringan kolagen serta pembuluh
darah. Osteoblas kemudian akan menghasilkan osteoid atau matriks tulang yang belum
termineralisasi, setelah itu secara bertahap osteoid akan mengalami mineralisasi sehingga
berubah menjadi trabekula tulang. Pada hari ke 38, trabekula tulang telah mengisi dua per tiga
tulang alveolaris. Proses epitelisasi mulai terjadi pada hari keempat dan berlangsung paralel
dengan perbaikan preossesus alveolaris, setelah hari ke 24-35 epitel secara sempurna menutupi
tulang alveolaris.
H. TINDAKAN PENANGANAN PENDARAHAN PASCA PENCABUTAN GIGI

Yang pertama harus kita lakukan adalah tetap bersikap tenang dan jangan panik. Berikan
penjelasan pada pasien bahwa segalanya akan dapat diatasi dan tidak perlu khawatir. Alveolar
oozing adalah normal pada 12-24 jam pasca ekstraksi gigi. Penanganan awal yang kita lakukan
adalah melakukan penekanan langsung dengan tampon kapas atau kassa pada daerah perdarahan
supaya terbentuk bekuan darah yang stabil. Sering hanya dengan melakukan penekanan,
perdarahan dapat diatasi.
Jika ternyata perdarahan belum berhenti, dapat kita lakukan penekanan dengan tampon yang
telah diberi anestetik lokal yang mengandung vasokonstriktor (adrenalin). Lakukan penekanan
atau pasien diminta menggigit tampon selama 10 menit dan periksa kembali apakah perdarahan
sudah berhenti. Bila perlu, dapat ditambahkan pemberian bahan absorbable gelatine sponge
(alvolgyl / spongostan) yang diletakkan di alveolus serta lakukan penjahitan biasa.
Bila perdarahan belum juga berhenti, dapat kita lakukan penjahitan pada soket gigi yang
mengalami perdarahan tersebut. Teknik penjahitan yang kita gunakan adalah teknik matras
horizontal dimana jahitan ini bersifat kompresif pada tepi-tepi luka. Benang jahit yang digunakan
umumnya adalah silk 3.0, vicryl® 3.0, dan catgut 3.0.
Perdarahan yang sangat deras misalnya pada terpotongnya arteri, maka kita lakukan klem
dengan hemostat lalu lakukan ligasi, yaitu mengikat pembuluh darah dengan benang atau dengan
kauterisasi.
Pada perdarahan yang masif dan tidak berhenti, tetap bersikap tenang dan siapkan segera
hemostatic agent seperti asam traneksamat. Injeksikan asam traneksamat secara intravena atau
intra muskuler.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi, sebelum
melakukan tindakan tersebut sebaiknya kita lakukan anamnesis serta pemeriksaan klinis yang
cermat pada pasien. Lakukan tindakan ekstraksi gigi dengan hati-hati serta hindari penggunaan
alat yang berlebihan. Komplikasi paling sering adalah perdarahan pasca ekstraksi.
Apabila setelah ekstraksi gigi terjadi perdarahan, kita harus bersikap tenang dan mampu
berpikir jernih untuk menganalisis penyebab perdarahan. Lihat kondisi pasien, cek tanda vital,
dan bila semua dalam keadaan normal, segera periksa daerah yang mengalami perdarahan.
Bersihkan soket secara cermat dan lakukan tindakan sesuai kondisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Howe, G. L : Pencabutan Gigi Geligi, 1990, 2nd Ed., Buku Kedokteran, hal. 82-103.

drg. Adi Pratama : Penanganan Perdarahan Pasca Pencabutan Gigi, 2011, Informasi Seputar
Kesehatan Gigi.

Ajeng Quamila : Perawatan Setelah Cabut Gigi, 2021, Hello Sehat.

Anda mungkin juga menyukai