Anda di halaman 1dari 19

DINAMIKA PERILAKU INDIVIDU

DITENTUKAN OLEH FUNGSI PSIKIS


Nama Kelompok (6) Psikologi :
Abelien Ratu Dwi Ashari 212110041
Arifah Pretty Cahyani212110043
Sri Desmanengsih Putri 212110076
A. Penginderaan (Sensation)
Penginderaan atau pengamatan, disebut juga dengan proses
sensoris, merupakan segala sesuatu yang ditujukan untuk
mengenal alam sekitar dengan menggunakan alat indra. Proses
pengamatan ini memiliki tiga tahapan yaitu:
1. Proses Fisik: Stimulus mengenai alat indra
2. Proses Fisiologis: Stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke
otak.
3. Proses Psikologis: Proses dalam otak sehingga individu
menyadari apa yang diterima oleh alat indra.
A. Penginderaan (Sensation)

 Organ tubuh yang membantu proses sensoris


melibatkan mata, telinga, kulit, hidung, dan,
lidah. Seperti yang digambarkan pada tabel
berikut :
No Rangsang (Stimulus ) Penerima ( Reseptor ) Perasaan (Sensitivitas )

1.  Cahaya Mata Penglihatan


2.  Suara Telinga Pendengaran
3.  Panas dingin dan tekanan Kulit Perabaan
4.  Gas Hidung Penciuman
5.  Bahan kimia Lidah Pengecapan
B. Presepsi ( Preception )
 Presepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan
stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang
masuk ke dalam alat indra manusia. Presepsi mausia terdapat
perbedaan sudut pandang dala penginderaan. Ada yang
mempresepsikan sesuatu itu baik atau presepsi positif
maupaun presepsi negatif yang akan memengaruhi tindakan
manusia yang tampak atau nyata.
B. Presepsi ( Preception )
1) Bentuk Persepsi
 Bentuk presepsi ada 2 yaitu :
a. External preception merupakan yang terbentuk karena rangsangan dari luar
individu.
b. Self perception merupakan presepsi yang terbentuk karena dari dalam individu itu
sendiri.
 
B. Presepsi ( Preception )
2) Dispresepsi
Segala bentuk perilaku yang normal dan wajar selalu bersandingan dengan
ketidaknormalan. Begitupun dengan individu dalam mempersiapkan sesuatu.
Gangguang ini disebut dispresepsi. Dampak dari gangguan presepsi bermacam -
macam, diantaranya adalah gangguan kejiwaan.
Penyebab :
Biasanya disebabkan oleh kerusakan pada otak. Kerusakan otak biasanya akibat dari
mengkonsumsi obat halusinogenik dan keracunan.
 Bentuk Gangguan Presepsi :
Menimbulkan gangguan interaksi sosial atau lingkungan sosio-budaya. Perbedaan
dalam sosio- budaya dapat menimbulkan perbedaan presepsi. Berikut adalah beberapa
macam gangguan presepsi menurut Maramis (1999).
B. Presepsi ( Preception )
 Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan presepsi yang terbentuk tanpa bantuan panca indra.
Prosesnya bisa terjadi dalam kondisi sadar dan tidak sadar. Penyebabnya ada beberapa
hal, bisa karena psikotik dan organik ataupun fungsional. Halusianasi juga disebut
pengamatan palsu/ presepsi palsu.
 Ilusi
Ilusi merupakan interpretasi individu terhdap objek, kejadian atau benda. Jika ilusi
muncul tanpa panca indra maka ada juga ilusi yang melibatkan panca indra. Bedanya
dilakukan terhadap objek mengalami penyimpangan.
 Depersonalisasi
Depersonalisasi merupakan salah satu gangguan patologis. Penderita gangguan ini
ditandai dengan perubahan perasaan yang dialaminya. Pasien merasa memiliki pribadi
yang tidak sama dengan orang umumnya 
 Derealisasi
Derealisasi terjadi pada lingkungan sekitar. Pasien merasakan bahwa apa yang tengan
dijalaninya adalah tidak nyata dan hanya seperti mimpi.
B. Presepsi ( Preception )
 Somatosensorik
Gangguan ini menyerang pada sensorik tubuh yang memengaruhi secara simbolik dan
mengakibatkan terjadinya konflik emosional. Bentuk dari gangguan ini berupa mulai
kehilangan indra peraba pada kulit (Anestesia), gangguan penglihatan, pendengaran
sampai gangguan perubahan rasa pada indra perasa (Parestesia).

 Psikofisiologik
Gangguan ini menyerang pada bagian susunan saraf. Saraf yang terganggu
memengaruhi kerja otak, hingga menyebabkan gangguan pada emosi.
 Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengartikan persepsi. Penyebab
penderita agnosia disebabkan karena terjadinya kerusakan bagian otak, sehingga
penderita tidak bisa sama sekali menerjemahkan sebagian atau total presepsi.
B. Presepsi ( Preception )

3) Syarat Terbentuknya Presepsi :


a. Panca indra sebagai reseptor utama
b. Perhatian agar memudahkan individu memperoleh fokus dan objek untuk
dipersepsikan
c. Saraf sensori, sebagai penerus stimulus objek ke saraf pusat otak, dan
dikembalikan lagi oleh saraf pusat ke saraf motoris untuk menciptakan
respons.
C. Berpikir (Reasoning)
 Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun
tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar
kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh
pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia.
Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari
secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran, kemudian mempunyai wawasan
tentang objek tersebut.

1) Tahapan Berpikir :
Piaget menciptakan teori bahwa cara berpikir logis berkembang secara bertahap, kira-
kira pada usia dua tahun dan pada sekitar tujuh tahun. Orang dewasa dan anak-anak
misalnya, memiliki cara berbeda ketika memecahkan persoalan.
C. Berpikir (Reasoning)
2). Jenis – Jenis Berpikir :
› a. Berpikir positif

Rhonda Brown dalam bukunya, The Scret menjelaskan prinsip daya tarik dalam
pikiran. Ia menjelaskan bahwa daya tarik pikiran mampu menarik keadaan-keadaan
eksternal agar terwujud sesuai dengan keadaan dalam pikiran tersebut. Pikiran
positif adalah sumber kekuatan dan kebebasan, karena dia akan membantu anda
menemukan solusi terhadap segala persoalan.
C. Berpikir (Reasoning)
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Positif :
Menurut Albrecht, pada area verbalisasi positif mengandung faktor-faktor yang
berkaitan dengan berpikir positif, antara lain:

1) Harapan yang positif

2) Afirmasi Diri

3) Pernyataan yang tidak menilai

4) Penyesuaian terhadap kenyataan


C. Berpikir (Reasoning)
b. Berpikir Negative (Negative Thinking)
Negative thinking adalah cara seseorang memberikan penilaian atau kesimpulan secara
bertolak belakang dari kenyataannya. Jadi, negative thinking dapat diartikan sebagai cara
atau pola berpikir yang lebih condong pada sisi negatif dibanding sisi positifnya. Pola
pikir ini bisa tampak dari keyakinan atau pandangan yang terucap, cara seseorang
bersikap dan berperilaku sehari-hari. Pola pikir negatif juga tampak dari cara seseorang
memandang atau merespon sesuatu.
Pola pikir negatif individu yang kurang percaya diri antara lain:
 Menekankan berbagai keharusan pada diri sendiri, misal: “Saya harus bisa begini.
Saya harus bisa begitu”. Ketika gagal individu tersebut merasa seluruh hidup dan
masa depannya hancur.
 Cara berpikir totalitas dan dualisme, misal: “kalau saya sampai gagal, berarti saya
memang jelek!”
C. Berpikir (Reasoning)
 Pesimistis yang futuristik. Artinya, satu saja kegagalan akan membuat individu
tersebut merasa tidak berhasil meraih cita-citanya di masa depan, misal: “mendapat
nilai C pada satu mata kuliah, sehingga berpikir dirinya tidak akan lulus sebagai
sarjana”
 Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism, yaitu suka mengkritik diri sendiri
dan percaya bahwa dirinya memang pantas untuk dikritik,
 Labelling yang negatif, mudah menyalahkan diri sendiri dan menyebutkan kata-kata
negatif terhadap diri, misal: “Saya memang bodoh, Saya memang ditakdirkan untuk
jadi orang susah!”,
C. Berpikir (Reasoning)
 C. Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik dan merenungkan atau mengkaji tentang
proses berpikir orang lain. Dewey mengatakan, bahwa sekolah harus mengajarkan
cara berpikir yang benar pada anak- anak. Kemudian beliau mendefenisikan berpikir
kritis (critical thinking), yaitu: Aktif, gigih, dan pertimbangan yang cermat mengenai
sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima dipandang dari
berbagai sudut alasan yang mendukung kemudian menyimpulkannya. Berpikir kritis
adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil, aktif terhadap observasi, komunikasi,
informasi dan argumentasi.
C. Berpikir (Reasoning)
*Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memasukkan pemikiran kritis :
 Jangan tanyakan tentang apa yang terjadi, tetapi tanyakan juga bagaimana dan
mengapa?
 Kaji dugaan fakta untuk mengetahui apakah ada bukti yang mendukungnya.
 Berdebatlah secara rasional, bukan emosional.
 Akui bahwa kadang ada lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang lebih baik.
 Bandingkan berbagai jawaban untuk suatu pertanyaan dan nilailah mana yang
benar-benar jawaban terbaik.
 Evaluasi dan kalau mungkin tanyakan apa yang dikatakan orang lain bukan
sekedar menerima begitu saja jawaban sebagai kebenaran.
 Ajukan pertanyaan dan pikirkan di luar apa yang sudah kita ketahui untuk
menciptakan ide baru dan informasi baru
C. Berpikir (Reasoning)
 D. Berpikir Kreatif
Menyelesaikan masalah dengan cepat membutuhkan kemampuan berpikir kreatif, karena dengan
kemampuan tersebut siswa memiliki berbagai cara untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Apabila memiliki cara dalam menyelesaikan permasalahan, maka akan lebih cepat untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia
mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Rancang bangun
kreatifitas diawali dengan berfikir yang baik tepat, dan benar dan puncak keberhasilannya adalah
peradaban. Berpikir kreatif adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau
menemukan ide atau hasil yang (orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan,
konsep, yang penekannannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam
menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli
pemikir. Berpikir kreatif memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan berpikir berpikir
kritis. Orang yang memiliki kecakapan berpikir kreatif harus memiliki kecakapan berpikir kritis.
C. Berpikir (Reasoning)
Johnson menyatakan berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan pikiran yang dilatih
dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi dan membangkitkan ide yang
tidak terduga. Berpikir kreatif, membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian
penuh,meliputi aktivitas mental seperti :
 Mengajukan pertanyaan.
 Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka.
 Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
 Menghubung-hubungkan berbagai hal yang bebas.
 Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda.
 Mendengarkan intuisi.
C. Berpikir (Reasoning)
Sedangkan Menurut Munandar empat aspek kemampuan berpikir kreatif, meliputi
fluency, flexibility, originality, dan elaboration:
  Fluency merupakan kemampuan menghasilkan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah maupun pertanyaan.
 Flexibility merupakan kemampuan yang menghasilkan gagasan bervariasi dari
informasi yang telah didapatkan.
 Originality merupakan kemampuan menghasilkan gagasan atau ide yang berbeda
dari sebelumnya.
 Elaboration merupakan kemampuan mengembangkan maupun menambahakan
gagasan secara detail sehingga lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai