Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

INTERVENSI KEPERAWATAN JIWA LANJUT


Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas intervensi keperawatan jiwa lanjut

Disusun Oleh:
ZUMRIA
2250311021

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN (S-2)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
Tabel Macam – Macam cognitive distortion beserta contohnya :
No Distortion Example ( Contoh )
1 Overgeneralization Jika seseorang mengalami generalisasi yang berlebihan,
dirinya mungkin melihat pengalaman negatif apa pun yang
terjadi sebagai bagian dari pola kesalahan yang tidak
terhindarkan.

Seseorang yang telah gagal dalam pernikahan “ saya tidak


akan menikah lagi karna saya telah gagal dalam pernikahan
ini atau bercerai’’

2 personalization Menyalahkan diri sendiri. Personalisasi dan menyalahkan


adalah distorsi kognitif yang mana seseorang bisa
sepenuhnya menyalahkan diri sendiri atau orang lain untuk
situasi yang pada kenyataannya melibatkan banyak faktor
yang berada di luar kendalinya.
Personalization Adalah saat kita merasa bersalah atau
bertanggungjawab secara personal atas sesuatu yang
mungkin bukan sepenuhnya kesalahan kita.

Contoh :
”dia pasti akan memusuhi ku karena aku tak mau
mengerjakan tugas nya”
3 Dichotomous thinking menjelaskan dichotomous thinking sebagai pemikiran yang
ekstrim dalam model hitam-atau-putih ataupun semua-
atau-tidak sama sekali.

“Saya merasa tidak dapat melakukan pentas menari dengan


teman teman karena tidak bisa mengikuti Gerakan tarinya,
saya menyerah dan tidak akan pernah bisa mengikuti
Gerakan tari tersebut karna saya tidak punya keahlian
menari “
4 Catastrophizing Catastrophizing terjadi karena adanya distros
kognitif berupa pemikiran negatif yang bersifat repetitif,
abstrak dan tidak rasional.
“Saya akan gagal dalam ujian ini dan dikeluarkan dari
sekolah dan tidak diakui oleh orang tua saya” atau
“Meskipun saya pandai di sekolah, saya tidak sebaik orang
lain”

5 Selective abstraction Selective Abstraction Beck (dalam Spiegler, 2003)


menjelaskan bahwa selective abstraction lebih mengarah
pada pengabaian keseluruhan konteks dalam kejadian
maupun situasi dan hanya berfokus pada suatu bagian yang
mendetail saja
“Ketika saya bercerita kepada ayah, ayah tidak
menanggapi yang saya ceritakan dan hanya terdiam, ayah
mengabaikan hal penting dalam cerita saya”

6 Arbitary inference Gilbert (dalam Roberts, 2015) menyebutkan bahwa


arbitrary inference juga dikenal dengan istilah jumping to
conclusions. Gilbert juga mengatakan bahwa arbitrary
inference merupakan jenis cognitive distortion yang paling
menonjol karena orang cenderung untuk cepat mengambil
kesimpulan atau keputusan yang tidak adaptif ketika
menghadapi berbagai situasi, terutama dalam situasi
darurat.
”Saya tidak akan pergi ke wawancara kerja itu karena saya
tahu mereka tidak akan mempekerjakan saya”

7 Mind reading Adalah saat seseorang memprediksi apa yang orang lain
pikirkan tanpa adanya bukti yang mendukung.
Contohnya :
“Apa dia sudah tidak suka sama saya, itulah sebabnya dia
tidak menghubungi ku lagi”…
“Apakah aku tidak dianggap berharga lagi dimata nya
sebagai pacar ? “

8 Magnification Juga dikenal sebagai "Trik Teropong" karena kecondongan


perspektif Anda yang sembunyi-sembunyi, distorsi ini
melibatkan melebih-lebihkan atau meminimalkan makna,
kepentingan, atau kemungkinan sesuatu.

Seorang atlet yang umumnya adalah pemain yang baik


tetapi membuat kesalahan dapat memperbesar pentingnya
kesalahan itu dan percaya bahwa dia adalah rekan setim
yang buruk, sementara seorang atlet yang memenangkan
penghargaan yang didambakan dalam olahraganya dapat
meminimalkan pentingnya penghargaan dan terus percaya
bahwa dia hanya pemain biasa-biasa saja.
9 perfectionisme dalam psikologi, adalah sifat kepribadian yang ditandai
oleh perjuangan seseorang untuk tanpa cacat dan
menetapkan standar kinerja tinggi, disertai dengan evaluasi
diri yang kritis dan keprihatinan mengenai evaluasi orang
lain

“Saya akan gemuk jika makan makanan manis terus dan


tidak melalukan olahraga ”
“ Seharusnya saya dapat mengontrol emosi agar orang lain
tidak tau bahwa saya sedang tidak baik baik saja jika
marah mereka akan mengatakan saya seorang pemarah”

10 Externalization of self Self-worth adalah evaluasi individu tentang dirinya sendiri


worth sebagai manusia berharga dan cakap yang pantas dihormati
dan diperhitungkan. Orang yang memiliki Self-worth
positif memiliki keyakinan bahwa dirinya layak dicintai
dan merupakan seseorang yang berharga.

“Saya adalah Wanita cantik dan berpendidikan jadi saya


tidak pantas untuk di sakiti oleh lelaki mana pun”

Anda mungkin juga menyukai