Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“ISOLASI SOSIAL”

Disusun Oleh :

Samratul Qalbi Assani (P07120421081)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023
I. MASALAH UTAMA
Isolasi sosial : Menarik diri.
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Pengertian.
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu
menarik diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri)
(Stuart dan Sundeen, 1995).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlin,
1996).
Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan
akrabdan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri,
tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang
lain (Budi Anna Keliat, 1999).
B. Etiologi.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
C. Tanda dan Gejala
1. Apatis
2. Ekspresi wajah sedih
3. Afek tumpul
4. Menghindar dari orang lain
5. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain
6. Komunikasi kurang
7. Kontak mata kurang
8. Berdiam diri
9. Kurang mobilitas
10. Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)
11. Mengambil posisi tidur seperti janin
12. Kemunduran kesehatan fisik
13. Kurang memperhatikan keperawatan diri
D. Mekanisme Sebab Akibat
Harga diri rendah yang kronis
a. Pengertian :
Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat
diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C.
1998).
Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu
sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain.
Pasien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien
berfikir yang tidak realistic.
b. Tanda dan Gejala
1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.
c. Akibat :
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
- Pengertian
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan
dari luaryang dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana
terjadi pada saat kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996).
Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan
persepsi sensori : halusinasi. Hal ini dusebabkan karena dengan
menarik diri, klien hanya menerima rangsangan internal dengan
imajinasi yang berlebihan.
d. Tanda dan Gejala
1. Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari
siapa atau apa yang sedang berbicara
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain
yang tidak sedang berbicara atau kepada benda mati seperti
mebel, tembok dll
3. Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara atau
sedang menjawab suara
4. Duduk menyendiri

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU


DIKAJI
1. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
Data Obyektif :
- Berbicara dan tertawa sendiri
- Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.
- Berhenti berbicara di tengah kalimat seperti mendengar
sesuatu.
- Duduk menyendiri
- Dissorientasi.
Data Subyektif
- Pasien mengatakan : Mendengar suara – suara, melihat
gambaran tanpa adanya stimulasi yang nyata, mencium bau tanpa
stimulasi.
2. Isolasi sosial : menarik diri
Data Obyektif :
- Tidak memeprdulikan lingkungan.
- Kegiatan menurun, mobilitas kurang.
- Klien tampak diam, melamun dan menyendiri.
- Menghindar dari orang lain
- Komunikasi kurang
- Kontak mata kurang
Data Subyektif
- Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada
berhubungan dengan orang lain.
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data Obyektif :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri.
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik diri).
- Merendahkan martabat.
- Gangguan hubungan social, menarik diri, lebih suka
sendiri.
- Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
- Menciderai diri akibat harga diri rendah serta tatapan
yang suram.
- Klien tampak lebih suka menyendiri, bingung bila
disuruh memilih alternative tindakan, menciderai diri/mengakhiri
kehidupan.
Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, bodoh tidak
tau apa – apa,, klien mengungkapkan rasa malu terhadap diri sendiri.

IV. POHON MASALAH


Perubahan Persepsi sensori : halusinasi
akibat

Isolasi sosial : menarik diri


Core problem
Gangguan konsep diri Harga diri rendah situasional
Penyebab

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.
2. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah.

VI. FOKUS INTERVENSI


Diagnosa Keperawatan : Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d
menarik diri.
A. Tujuan umum
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori : halusinasi.
B. Tujuan khusus
1. Dapat membina hunbungan saling percaya.
1) Kriteria evaluasi :
- Ekspresi wajah beersahabat, menunjukkan rasa senang,
adanya kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan
nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2) Intervensi Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi teraupetik.
b. Sapaklien dengan ramah baik vebal
maupun nonb verbal.
c. Perkenalkan diri dengan sopan
d. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama kesukaan klien.
e. Jelaskan tujuan pertemuan.
f. Jujur dan menepeti janji.
g. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
h. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
bersahabat.
i. Beri perhatian dan penghargaan :
temani klien walau tidak menjawab.
j. Dengarkan dengan empati beri
kesempatan bicara, jangan buru – buru, tunjukkan bahwa
perawat mengikuti pembicaraan klien.
Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya

2. KLien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.


1) Kriteria evaluasi :
- KLien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
2) Intervensi keperawatan :
a. Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri
dan tanda – tandanya.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
pearasaan penyebab menarik diri tidak mau bergaul.
c. Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri,
tanda serta penyebab yang muncul.
d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan
klien dalam mengungkapkan perasaannya.
Rasionalisasi :
- Diketahuinya penyebab akan dapat dihubungkan
dengan factor presipitasi yang dialami klien.
3. KLien dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
1) Kriteria Evaluasi :
- KLien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian berhubungan dengan orang
lain.
1) Intervensi Keperawatan :
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan
berhubungan dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya tentang berhubunagn dengan orang lain
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan denagn
orang lain.
d. Diskusikan bersama tentan keuntungan berhubungan
denagn orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
e. Beri reinforcement positif terhadapo kemampuan
mengungkapkan pearasaan tentang keuntungan
berhubunagn dengan orang lain dan kerugian bila tidak
berhubungan denagn orang lain.
Rasionalisasi :
- Mengidentifikasi sejauh mana keuntunagn yang klien
rasakan bila berhubungan dengan orang lain.
- Mengidentuifikasi kerugian yang klien rasakan bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
4. KLien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
1) Kriteria evaluasi ;
- Klien dapat mendemonstrasikan hubunagn sosial secara
bertahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok
masyarakat.
2) Intervensi Keperawatan :
a. Kaji kemampuan klien membina hubunagn dengan orang
lain.
b. Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain
melalui tahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain,
k-p-kel/kelompok masyarakat.
c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah
dicapai.
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungn.
e. Diskusikan jadwal harian yang daopat dilaukan bersama
klien dalam mengisi waktu luang.
f. Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
g. Beri reinfgorcement atas kegiatan klien dalam ruangan.
Rasionalisasi :
- KLien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar
terbiasa membina hubungan yang sehat dengan orang
alain
- Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga
timbul motivasi untuk berinteraksi.
5. KLien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah
berhubungan dengan orang lain.
1) Kriteria evaluasi :
- KLien dapat mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang
lain.
2)Intervensi Keperawatan :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengn orang lain.
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat
berhubungn dengan orang lain.
c. Beri reinforcement atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya berhubungan dengan orang lain.
Rasionalisasi :
a. Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang
lain akan sangat membantu klien memahami manfaat
berhubungan dengan orang lain.
6. KLien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga
mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan
dengan orang lain.
1) Kriteria evaluasi :
– Keluarga dapat Menjelaskan perasaannya, menjelaskan
cara mearawat klien menarik diri, mendemontrasikan cara
perawatan klien menarik diri, berpartisipasi dalam
perawatan klien menarik diri.
2) Intervensi Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya denagn
keluarga : salam, perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat
kontrak eksplorasi perasaan keluarga.
b. Diskusikan dengan anggota keluarga
tentang : Perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik
diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri.
c. Dorong anggota keluarga secara rutin
dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
d. Anjurkan anggota keluarga untuk
memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
e. Beri reinforcement atas hal – hal yang
telah dicapai keluarga.
Rasionalisasi :
– Keluarga dapat membantu dan mendukung klien untuk
berhubungan dengan orang lain melalui keterlibatan
keluarga dalam merawat klien.

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
1) Kriteria evaluasi :
a. Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar.
b. Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan
perawat jika terjadi keluhan.
2)Intervensi Keperawatan :
a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis,
frekuensi, efek samping minum obat)
b. Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar
(benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek
samping obat yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat
dengan benar.
Rasionalisasi :
- Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam menggunakan
obat, akan meminimalkan terjadinya ketidakefektifan
pengobatan atau keracunan. Hal ini juga dimaksudkan
untuk memotivasi klien agar bersedia minum obat (patuh
dalam pengobatan).

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC:


Jakarta.
Johnson, Barbara Schoen, (1997), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental
Health Nursing, 4th Edition, Lippincot-Raven Publishers, Philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai