Anda di halaman 1dari 34

Cara Menjadi Orang yang Dewasa

Unduh PDF
Disusun bersama Katie Styzek
Referensi

Dalam Artikel Ini: 

Mengembangkan Perilaku Dewasa 

Mengembangkan Kedewasaan Emosional 

Berkomunikasi seperti Orang Dewasa 

Memiliki Sopan Santun 

Tip dan Peringatan 

Artikel Terkait 

Referensi

Kedewasaan bukan hanya dipandang dari usia. Ada anak umur 6 tahun yang dewasa,
sementara ada juga orang tua berusia 80 tahun yang tidak dewasa. Kedewasaan adalah
tentang cara Anda memperlakukan diri sendiri dan orang lain. Kedewasan adalah cara
berpikir dan berperilaku.[1] Jadi jika Anda lelah dengan percakapan dan pertengkaran
kekanak-kanakan di sekitar Anda, atau ingin agar orang lain lebih menaruh respek Anda,
cobalah beberapa teknik di bawah ini untuk mempelajari cara agar lebih dewasa. Berapa pun
usia Anda saat ini, jika Anda memang dewasa, Anda akan selalu menjadi orang yang dewasa
bagi orang-orang di sekeliling Anda.
Metode 1
Mengembangkan Perilaku Dewasa
1.
1
Kembangkan minat. Kurangnya minat atau hobi yang dinamis dan berkembang
dapat memiliki kontribusi pada pembawaan Anda yang tampak tidak dewasa.
Menemukan suatu hal yang Anda senangi dan menjadi "ahli" di bidang itu dapat
membuat Anda terlihat lebih dewasa dan berpengalaman. Hal itu juga bisa menjadi
bahan pembicaraan dengan orang lain, terlepas dari apakah mereka juga menyukai
hobi Anda itu atau tidak.
 Usahakan memiliki hobi yang aktif dan produktif. Maraton nonton
acara TV mungkin memang sangat seru, tetapi belum tentu bisa
dikatakan sebagai cara terbaik untuk memanfaatkan waktu. Ini
bukan berarti Anda tidak dapat menikmati film, TV, dan gim video,
namun semua itu tidak boleh menjadi satu-satunya cara mengisi
waktu.[2]
 Hobi dapat meningkatkan penghargaan diri dan mendorong
kreativitas. Hobi juga dapat merangsang bagian otak yang membuat
Anda merasa positif dan bahagia.[3]
 Pada dasarnya tidak ada batasan jenis kegiatan yang dapat Anda
lakukan! Belilah kamera dan belajar fotografi. Cobalah memainkan
alat musik. Pelajari bahasa baru. Belajar beatbox. Buatlah kelompok
permainan peran seperti live-action roleplaying.[4] Pastikan bahwa
apa pun yang Anda pilih memang benar-benar Anda senangi, jika
Anda tidak menikmatinya, semua itu malah menjadi tugas, bukan
hobi.
2.
2
Tetapkan tujuan dan usahakan mencapainya. Salah satu bagian dari kedewasaan
adalah kemampuan untuk menilai kekuatan Anda saat ini, menentukan area yang
perlu Anda perbaiki, dan menetapkan tujuan untuk masa depan. Pikirkan tentang
masa depan dan jadikan itu sebagai pertimbangan ketika membuat keputusan
tentang hidup Anda. Setelah menetapkan tujuan yang jelas, dapat dilakukan dan
terukur, ambil tindakan untuk mencapainya.[5]
 Menetapkan tujuan terkadang memang tampak sulit, tetapi jangan
khawatir! Anda hanya membutuhkan sedikit waktu dan
perencanaan. Cobalah mencari apa yang ingin Anda perbaiki.
Misalnya, mungkin Anda ingin mulai memperbaiki resume pribadi
untuk masuk kuliah. Ini bisa menjadi dasar tujuan Anda.
 Pertama-tama Anda perlu memikirkan beberapa kategori: Siapa,
Apa, Kapan, Di mana, Bagaimana, dan Mengapa.
 Siapa. Ini adalah orang yang terlibat untuk mencapai tujuan Anda.
Tokoh utamanya di sini tentu saja Anda sendiri. Akan tetapi,
kategori ini bisa juga termasuk tutor, kordinator sukarela, atau
konselor.
 Apa. Apa yang ingin Anda capai? Langkah ini harus dibuat
sespesifik mungkin. “Persiapan untuk kuliah” masih terlalu umum.
Jangan memulai dari tujuan besar yang sesamar itu. Sebaliknya,
pilih beberapa hal spesifik yang akan membantu Anda mencapai
tujuan yang lebih besar, seperti “Bekerja sukarela” dan “Ambil
bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler.”
 Kapan. Ini untuk membantu mengetahui kapan bagian spesifik dari
rencana Anda harus dilaksanakan. Pengetahuan ini akan membantu
agar Anda tetap berada pada jalur yang direncanakan. Misalnya, jika
ingin bekerja sukarela, Anda harus tahu bahwa ada tenggat
pendaftaran, kapan kegiatannya dilaksanakan, dan kapan Anda bisa
melakukannya.
 Di mana. Mengidentifikasi di mana Anda akan bekerja untuk
mencapai tujuan akan sangat membantu. Dalam contoh kerja
relawan, Anda dapat memilih untuk bekerja di penampungan hewan.
 Bagaimana. Dalam langkah ini Anda mengidentifikasi bagaimana
Anda akan mencapai setiap tahap dalam tujuan tersebut. Misalnya,
apa proses yang diperlukan untuk menghubungi penampungan
hewan agar Anda bisa bekerja di sana? Bagaimana cara Anda pergi
ke penampungan hewan tersebut? Bagaimana Anda akan
menyeimbangkan kerja relawan dengan tanggung jawab yang lain?
Anda harus memikirkan jawaban semua pertanyaan seperti ini.
 Mengapa. Percaya atau tidak, ini adalah bagian paling penting.
Kemungkinan Anda untuk mencapai tujuan akan lebih besar jika
tujuan tersebut sangat berarti bagi Anda dan Anda dapat melihat
bahwa tujuan tersebut sesuai dengan “gambaran yang lebih besar”.
[6] Ketahui mengapa tujuan Anda itu penting. Misalnya, “Aku ingin
menjadi relawan di penampungan hewan sehingga dapat membuat
resume yang lebih menarik untuk masuk jurusan kedokteran
hewan.”
3.
3
Ketahuilah bahwa Anda boleh bersikap konyol. Anda tidak harus bersikap serius
sepanjang waktu untuk bersikap dewasa. Kedewasaan sebenarnya adalah
mengetahui siapa yang Anda hadapi dan mengetahui kapan saat yang tepat untuk
bersikap konyol dan kapan sikap serius diperlukan. Sebaiknya Anda memiliki
beberapa level kekonyolan yang berbeda-beda sehingga dapat mengukur sikap
dengan sepantasnya.[7]
 Cobalah menyisihkan waktu dalam sehari untuk bersikap konyol.
Anda perlu waktu untuk mengendurkan saraf dan bersikap konyol.
Beri waktu pada diri sendiri setiap hari (misalnya sepulang sekolah)
untuk bersenang-senang dengan bertingkah gila.
 Pahami bahwa tingkah konyol biasanya tidak pantas dalam situasi
formal, seperti di sekolah, rumah ibadah, di tempat kerja, dan
khususnya di upacara pemakaman. Anda diharapkan untuk
memerhatikan dan tidak mengisengi orang lain. Bersikap konyol
dalam situasi seperti ini biasanya akan menunjukkan
ketidakdewasaan.
 Akan tetapi, situasi informal seperti berkumpul dengan teman-
teman, atau bahkan waktu bersama keluarga, adalah saat yang tepat
untuk bertingkah konyol. Sikap konyol pada situasi seperti ini justru
dapat memperkuat ikatan antara satu sama lain.
 Tetapkan semacam parameter untuk menilai kapan Anda boleh dan
tidak boleh bercanda atau bertingkah konyol. Jangan menggunakan
humor atau keisengan yang bersifat jahat atau meremehkan orang
lain.
4.

4
Hargai orang lain. Kita harus hidup di dunia ini bersama dengan semua orang lain.
Jika Anda melakukan tindakan yang dengan sengaja mengganggu orang lain, atau
jika Anda melakukan apa pun yang Anda inginkan tanpa memikirkan perasaan
orang lain, Anda akan dianggap tidak dewasa. Berusaha mengingat kebutuhan dan
keinginan orang lain di sekitar Anda akan membantu Anda mengembangkan
reputasi sebagai individu yang dewasa dan penuh respek.
 Menghargai orang lain tidak berarti Anda harus membiarkan mereka
berlaku seenaknya pada Anda. Artinya adalah Anda harus
mendengarkan orang lain dan memperlakukan mereka seperti Anda
ingin diperlakukan. Jika orang lain kasar atau kejam pada Anda,
jangan membalas dengan cara yang sama. Tunjukkan bahwa Anda
orang yang lebih dewasa dengan pergi menjauh.
5.
5
Pilih teman-teman yang dewasa. Teman-teman yang Anda miliki akan
memengaruhi perilaku Anda. Pastikan Anda berhubungan dengan orang-orang yang
akan mendorong Anda menjadi pribadi yang lebih baik, bukan menghabiskan waktu
dengan orang-orang yang hanya membuat Anda lebih buruk.
Metode 2
Mengembangkan Kedewasaan Emosional
1.
1
Jangan menjadi tukang rundung, atau yang populer disebut bully. Perundungan
adalah perilaku yang sering muncul dari rasa tidak percaya diri atau penghargaan
diri yang rendah. Merundung kemudian menjadi cara untuk menegaskan kekuasaan
atas orang lain. Perundungan akan berpengaruh buruk bagi orang yang menjadi
korban dan juga bagi orang yang menjadi pelakunya.[8] Jika Anda menyadari telah
menjadi bagian dalam perundungan, bicarakan solusi untuk menghentikannya
dengan orang yang Anda percaya, seperti orang tua atau guru pembimbing.
 Perundungan terbagi dalam tiga jenis mendasar: verbal, sosial, dan
fisik.[9]
 Perundungan verbal antara lain memberi julukan buruk,
mengancam, atau berkomentar tidak pantas. Walaupun kata-kata
tidak menyebabkan bahaya fisik, namun dapat menorehkan luka
emosional yang dalam. Perhatikan apa yang Anda katakan, dan
jangan mengucapkan sesuatu yang tidak ingin Anda dengar
diucapkan orang lain pada Anda.
 Perundungan sosial antara lain merusak hubungan atau reputasi
sosial seseorang. Mengucilkan orang, menyebarkan rumor,
mempermalukan orang lain, dan bergosip juga termasuk jenis
perundungan sosial.
 Perundungan fisik antara lain menyakiti seseorang (atau barang
miliknya). Kekerasan fisik apa pun, termasuk mengambil atau
menghancurkan barang orang lain atau membuat gerakan tubuh
kasar, adalah bentuk perundungan fisik.
 Jangan biarkan perundungan terjadi di sekitar Anda. Anda tidak
harus terlibat secara fisik untuk menghentikan perundungan—
sebenarnya itu bahkan sangat berbahaya—namun ada beberapa cara
untuk membantu menciptakan lingkungan bebas perundungan. Anda
dapat mencoba cara-cara berikut:[10]
 Memberi contoh yang baik dengan tidak merundung
orang lain.
 Mengatakan pada perundung bahwa perilaku
mereka sama sekali tidak lucu atau keren.
 Bersikap baik pada korban perundungan.
 Melaporkan perundungan yang terjadi kepada orang
yang lebih bertanggung jawab.
 Jika Anda merasa memiliki masalah perundungan, pertimbangkan
untuk konsultasi dengan konselor atau terapis. Mungkin Anda
memiliki masalah mendalam yang membuat Anda merasa perlu
meremehkan atau mengganggu orang lain. Konselor dapat
menganjurkan pendekatan untuk mengembangkan hubungan yang
lebih positif dengan orang lain.
2.
2
Hindari bergosip, menyebarkan rumor, dan membicarakan orang lain di
belakang punggung mereka. Menyebarkan gosip dan rumor serta menikam dari
belakang dapat menyakiti orang lain sama buruknya seperti jika Anda meninju
wajah mereka—bahkan lebih sakit lagi.[11] Walaupun Anda tidak bermaksud jahat,
namun gosip tetap merugikan. Orang yang dewasa akan peduli pada kebutuhan dan
perasaan orang lain serta tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menyakiti
mereka.
 Gosip juga tidak akan membuat Anda keren atau populer. Studi
menunjukkan bahwa gosip dapat membuat Anda keren kalau Anda
duduk di kelas 5 SD, namun bagi anak kelas 9 atau lebih (periode
ketika Anda sudah lebih dewasa), para penggosip umumnya tidak
disukai dan tidak populer.[12]
 Selain itu, jauhi sikap bergosip. Angkat bicara jika seseorang
berusaha memulai gosip di dekat Anda. Penelitian menunjukkan
bahwa walaupun hanya satu orang yang mengatakan “Aku tidak
suka ada yang menggosip tentang orang lain”, itu sudah dapat
memberi pengaruh.[13]
 Terkadang, Anda dapat mengatakan sesuatu yang bak mengenai
seseorang dan malah diartikan orang lain sebagai gosip. Misalnya,
mungkin Anda berkata pada seorang teman, “Aku senang main
dengan Dewi. Dia lucu sekali!” dan kemudian seseorang
mengatakan pada orang lainnya bahwa Anda mengatakan sesuatu
yang jahat. Anda tidak dapat mengendalikan interpretasi atau
tanggapan orang lain terhadap kata-kata Anda. Satu-satunya yang
dapat Anda kendalikan adalah kata-kata dan sikap Anda sendiri.
Pastikan kata-kata yang Anda keluarkan baik.[14]
 Salah satu tes untuk menentukan apakah sesuatu itu rumor atau
gosip adalah bertanya pada diri sendiri: Jika ini tentang aku, apa aku
mau bila ini didengar atau diketahui orang lain? Jika jawabannya
tidak, jangan ceritakan pada siapa-siapa.[15]
3.
3
Jadilah pihak yang lebih berjiwa besar jika ada yang bersikap jahat pada
Anda. Jika Anda dapat mengabaikannya, jangan dibalas; sikap diam Anda akan
menyatakan bahwa apa yang dikatakan orang tersebut tidak baik. Jika tidak dapat
diabaikan, katakan bahwa komentar mereka kasar. Jika dia meminta maaf, maafkan;
jika tidak, tinggalkan saja.
4.
4
Buka selalu pikiran Anda. Orang yang dewasa memiliki pemikiran terbuka. Hanya
karena Anda belum pernah mendengar atau mencoba sesuatu, tidak berarti Anda
harus menolak atau melepas kemungkinannya. Lebih baik anggap hal itu sebagai
kesempatan untuk mempelajari sesuatu (atau seseorang) yang baru dan berbeda.
[16] [17]
 Jangan langsung menilai seseorang yang memiliki keyakinan atau
kebiasaan berbeda dari Anda. Lebih baik Anda bertanya, seperti
“Bisakah jelaskan pada saya?” atau “Kenapa kamu lakukan itu?”
 Cobalah untuk lebih banyak mendengar daripada bicara, paling
tidak pada awalnya. Jangan menyela pembicaraan atau mengatakan,
“Tapi menurutku---” Biarkan mereka bicara. Anda tidak akan tahu
bahwa mungkin Anda akan mengetahui sesuatu dari mendengarkan.
 Minta klarifikasi. Jika seseorang mengatakan atau melakukan
sesuatu yang sepertinya tidak benar, minta klarifikasi sebelum
mengeluarkan penilaian pedas. Misalnya, jika Anda merasa bahwa
seseorang menghina keyakinan Anda, ambil napas dalam dan
katakan sesuatu yang bernada seperti ini, “Aku dengar kamu
mengatakan _______. Betulkah itu?” Jika dia menjawab bahwa
bukan itu maksudnya, terima penjelasannya.
 Jangan mengharapkan yang terburuk dari orang lain. Hadapi setiap
situasi dengan kesadaran bahwa semua orang yang Anda temui
adalah manusia, sama seperti Anda. Mungkin mereka tidak akan
mencoba bersikap jahat atau menyakiti, tetapi mereka juga bisa
berbuat salah. Belajar menerima orang lain apa adanya akan
membantu Anda agar menjadi lebih dewasa.
 Ada kalanya Anda tidak sepakat dengan orang lain. Hal ini bukanlah
suatu masalah. Kadang-kadang Anda harus sepakat untuk tidak
sepakat—ini adalah bagian kedewasaan.
5.
5
Miliki kepercayaan diri. Jangan meminta maaf untuk keunikan atau keanehan yang
Anda miliki, walaupun orang lain tidak berkenan. Selama perilaku Anda tidak
bersifat antisosial dan tidak berbahaya, seharusnya Anda bebas mengekspresikan
individualitas. Orang yang dewasa tidak meragukan diri sendiri ataupun memiliki
keinginan untuk menjadi seseorang yang bukan diri mereka.
 Anda dapat membangun kepercayaan diri dengan mengembangkan
keterampilan dan hobi yang merupakan kelebihan Anda. Anda akan
tahu bahwa Anda mampu mencapai apa pun yang Anda inginkan,
dan hasilnya Anda akan memiliki keterampilan yang dapat
dibagikan dengan orang lain.
 Waspadai kritik dari dalam diri sendiri. Jika Anda memiliki pikiran
negatif mengenai diri sendiri, pikirkan apakah Anda akan
mengatakan kritik tersebut pada seorang teman. Jika Anda tidak
mau, mengapa Anda harus mengkritik diri sendiri? Cobalah
mengubah isi pikiran negatif Anda dengan ungkapan lain yang lebih
berguna.[18]
 Sebagai contoh, Anda mungkin pernah berpikir seperti ini: “Payah!
Aku bodoh sekali dalam matematika, aku tak akan pernah bisa
mengerjakannya.” Ini bukan pikiran berguna, dan pasti tidak ingin
Anda katakan pada siapa pun.
 Ucapkan ulang dalam bentuk pikiran yang dapat Anda usahakan:
“Matematikaku tidak bagus, tapi aku bisa belajar keras. Biarpun tak
bisa dapat A, yang penting aku sudah berusaha.”
6.

6
Jadilah diri Anda yang sebenarnya. Tanda kedewasaan sejati adalah menjadi diri
sendiri. Anda dapat menunjukkan percaya diri tanpa terkesan arogan atau sombong.
Orang yang dewasa tidak harus merendahkan orang lain atau berpura-pura menjadi
orang lain hanya untuk merasa senang pada diri sendiri.[19]
 Bicarakan tentang segala hal yang benar-benar menarik bagi Anda.
Minat Anda akan terlihat bila Anda benar-benar menyukainya.
 Ketika berpikir negatif mengenai diri sendiri, kadang ada dorongan
untuk menyangkalnya secara berlebihan. Misalnya, jika muncul
pikiran seperti ini, “Aku khawatir tidak bisa mengerjakan tes
minggu depan.” reaksi pertama Anda mungkin berpura-pura, “Aku
tak takut pada apa pun!” Pernyataan seperti ini tidak jujur pada diri
sendiri. Mengakui perasaan takut atau lemah adalah sikap yang lebih
dewasa. Semua orang pernah mengalami momen tidak percaya diri.
Itu sangat normal.
 Ekspresikan perasaan Anda dengan jelas. Bicara berputar-putar
atau bersikap pasif agresif bukanlah cara dewasa atau jujur untuk
menghadapi perasaan. Jangan takut mengatakan apa yang
sebenarnya Anda rasakan dengan cara yang tetap sopan dan penuh
respek.[20]
 Lakukan apa yang menurut Anda benar. Terkadang orang lain
mengejek atau mengkritik Anda. Namun bila Anda teguh pada
prinsip, Anda akan tahu bahwa Anda jujur pada diri sendiri. Jika
orang lain tidak menghargainya, tak apa-apa, Anda juga tidak
menginginkan pendapat mereka.[21]
7.

7
Terima tanggung jawab pribadi Anda. Mungkin bagian paling penting dari
menjadi orang yang lebih dewasa adalah mempertanggungjawabkan kata-kata dan
tindakan Anda sendiri. Ingat bahwa apa pun yang terjadi tidak terjadi begitu
saja pada Anda. Diri Anda sendirilah yang menjadi perwakilan hidup Anda, dan
kata-kata serta tindakan Anda memiliki konsekuensi bagi diri Anda sendiri dan juga
orang lain. Akui kesalahan. Ketahui bahwa Anda tidak dapat mengendalikan apa
yang dilakukan orang lain, tetapi Anda dapat mengendalikan apa yang Anda
lakukan.[22] [23]
 Bertanggungjawablah jika sesuatu berjalan tidak sesuai harapan.
Misalnya, jika esai yang Anda kerjakan mendapat nilai jelek, jangan
salahkan guru. Pikirkan tindakan apa yang menyebabkan Anda
mendapat hasil tersebut. Apa yang bisa Anda usahakan agar lain kali
bisa mendapat nilai lebih baik?
 Kurangi fokus pada keadilan segala sesuatu. Dalam hidup ini tidak
ada yang selalu adil. Kadang Anda mungkin pantas memperoleh apa
yang tidak Anda dapatkan. Orang yang dewasa tidak akan
membiarkan ketidakadilan menghalangi jalan mereka menuju
keberhasilan.
 Kendalikan apa yang Anda bisa. Terkadang mungkin ada perasaan
bahwa Anda tidak memiliki kendali pada hidup Anda sendiri.
Beberapa hal memang benar adanya. Anda tidak dapat
mengendalikan apakah manajer suatu restoran akan mempekerjakan
Anda, atau apakah orang yang Anda sukai mau berkencan dengan
Anda. Tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda kendalikan,
contohnya:
 Dalam pekerjaan: Anda dapat memoles dan
mengoreksi resume kerja. Anda dapat bersiap
menghadapi wawancara dengan sebaik mungkin.
Anda dapat berpakaian secara profesional ketika
wawancara. Anda dapat datang tepat waktu.
Mungkin akhirnya Anda tidak mendapatkan
pekerjaan tersebut, tetapi Anda sudah melakukan
semua yang berada dalam kendali Anda.
 Dalam hubungan: Anda dapat menjadi orang yang
penuh respek, lucu, dan baik. Anda dapat menjadi
diri sendiri ketika di dekat orang yang Anda suka.
Anda dapat mengambil risiko dan menyatakan
bahwa Anda ingin menjalin hubungan dengannya.
Semua ini adalah hal yang dapat Anda kendalikan.
Walaupun nanti tidak berhasil, namun Anda akan
merasa tenang karena Anda tahu bahwa Anda sudah
jujur dan mengusahakan yang terbaik.
 Jangan menerima kekalahan begitu saja. Banyak orang lebih sering
memilih menyerah karena itu lebih mudah daripada mencoba lagi.
Akan jauh lebih mudah mengatakan “Aku pecundang” daripada
mengatakan “Ternyata pendekatan itu tidak berhasil, baiklah aku
akan cari cara lain!” Bertanggungjawablah pada pilihan Anda dan
apa pun yang nanti terjadi, ambil pilihan untuk tetap mencoba.
Metode 3
Berkomunikasi seperti Orang Dewasa
1.

1
Kendalikan kemarahan Anda. Amarah adalah emosi yang sangat kuat, tetapi dapat
dijinakkan. Jangan bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil yang tidak penting.
Ketika amarah Anda sudah mulai terpancing, berhentilah 10 detik untuk memikirkan
tanggapan Anda sebelum melakukan atau mengatakan apa pun. Cara ini akan
mencegah keluarnya kata-kata yang akan Anda sesali dan membantu Anda untuk
menjadi komunikator yang lebih dewasa.[24]
 Setelah berhenti, tanyakan pada diri sendiri apa yang sebenarnya
sedang terjadi. Apa masalah sebenarnya? Mengapa Anda marah?
Mungkin setelah itu Anda akan menyadari bahwa Anda sebenarnya
marah tentang peristiwa yang terjadi dua hari lalu, bukan karena
harus membersihkan kamar.
 Pikirkan kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalah ini.
Pertimbangkan beberapa cara untuk bereaksi sebelum memilih salah
satu. Apa yang akan bisa menyelesaikannya?
 Pertimbangkan konsekuensinya. Di sinilah banyak orang menemui
kesulitan. “Melakukan apa yang saya inginkan” sering kali menjadi
solusi paling menarik, tetapi apakah itu dapat memperbaiki
masalah? Atau justru membuatnya lebih buruk? Pikirkan seperti apa
hasil dari setiap pilihan yang ada.
 Pilih solusi. Setelah mempertimbangkan konsekuensi dari setiap
pilihan, pilih yang tampaknya terbaik bagi Anda. Perlu diingat
bahwa pilihan tersebut tidak selalu yang paling mudah atau paling
menyenangkan! Ini adalah bagian dari proses menjadi lebih dewasa.
 Jika Anda harus mengatakan sesuatu, gunakan suara yang tenang
dan beri alasan yang masuk akal untuk membenarkan apa yang
Anda rasakan. Jika lawan bicara Anda hanya ingin membantah dan
tidak ingin mendengarkan, pergilah menjauh dari perselisihan
tersebut. Tidak ada gunanya menciptakan konflik.
 Bila Anda naik pitam atau merasa akan bertindak melampaui
batas, ambil napas dalam dan hitung dari 1 sampai 10. Anda harus
mempertahankan kendali diri dan tidak membiarkan kemarahan
menguasai Anda.
 Jika Anda memang pemarah, orang lain mungkin senang
memprovokasi Anda. Bila Anda dapat mengendalikan kemarahan,
mereka tidak akan berminat memancing kemarahan Anda dan mulai
mengabaikan Anda.
2.

2
Pelajari teknik komunikasi yang tegas. Ketika orang ingin berkomunikasi dengan
cara dewasa, mereka menggunakan teknik dan perilaku yang tegas. Ketegasan tidak
sama dengan kecongkakan, arogansi, atau agresi. Individu yang tegas
mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jelas, dan mereka
mendengarkan ketika orang lain melakukan hal yang sama.[25] Orang yang arogan
dan egois tidak peduli pada kebutuhan orang lain dan hanya fokus mendapatkan apa
yang mereka inginkan, dan pada saat yang mereka inginkan—tidak peduli apakah
keinginan mereka itu membuat orang lain menderita. Belajarlah mempertahankan
pendirian tanpa menjadi arogan atau agresif, dan Anda pasti akan merasa lebih
dewasa. Berikut beberapa cara untuk berkomunikasi dengan tegas:[26] [27]
 Gunakan pernyataan “Saya”—pernyataan “Kamu” membuat orang
lain merasa disalahkan dan ditolak. Menjaga fokus pada apa yang
Anda alami dan rasakan akan membuka jalan untuk komunikasi
yang dewasa dan berhasil.
 Misalnya, jangan mengatakan “Ayah-Ibu tak pernah
mendengarkan aku!” kepada orang tua Anda, coba
gunakan pernyataan “Saya” seperti “Saya merasa
pendapat saya tidak didengar.” Ketika Anda
mengatakan bagaimana Anda “merasakan” sesuatu,
orang lain cenderung ingin tahu alasannya.
 Ketahui apa yang menjadi kebutuhan orang lain juga. Hidup ini
tidak hanya tentang Anda. Menyampaikan perasaan dan kebutuhan
Anda dengan jelas memang bagus, tetapi ingat untuk selalu
menanyakan kebutuhan orang lain. Kemampuan untuk
menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri
adalah tanda kedewasaan yang sesungguhnya.
 Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Jika Anda tidak yakin
apa yang terjadi pada seseorang, tanyakan! Jangan berprasangka—
ingat, Anda tidak tahu cerita lengkapnya.
 Misalnya, jika teman Anda lupa janjinya untuk
belanja dengan Anda, jangan berasumsi bahwa dia
lupa karena dia tidak peduli atau dia adalah orang
menyebalkan.
 Lebih baik, gunakan pernyataan “Saya” dan ikuti
dengan dorongan agar dia menyampaikan
perasaannya, seperti “Aku kecewa sekali kamu tidak
jadi belanja denganku. Ada apa?”
 Tawarkan diri untuk berkolaborasi dengan orang lain. Daripada
mengatakan “Aku ingin main skateboard,” sebaliknya minta
masukan dari mereka: “Kalian semua ingin melakukan apa?”
3.

3
Hindari kebiasaan mengumpat. Kebanyakan orang dan budaya berharap bahwa
orang yang dewasa tidak akan mengumpat atau mengucapkan kata-kata kasar.
Kebiasaan mengumpat bisa membuat orang kaget, atau bahkan membuat mereka
merasa tidak dihargai. Mengumpat juga dapat membuat orang berpikir bahwa Anda
tidak kompeten atau tidak bisa berkomunikasi dengan baik.[28] Daripada
mengumpat, cobalah memperkaya kosakata. Gunakan kata-kata baru yang Anda
pelajari untuk mengekspresikan apa yang Anda rasakan.
 Jika Anda sering mengumpat ketika merasa jengkel atau tak sengaja
menyakiti diri sendiri, cobalah menjadikannya permainan mencari
pernyataan yang kreatif. Daripada mengumpat ketika jari kaki Anda
terantuk sesuatu, akan lebih lucu (dan lebih impresif) jika Anda
mengatakan sesuatu seperti “Sundal bolong!”
4.
4
Bicaralah dengan sopan dan jangan menaikkan nada bicara. Jika Anda
menaikkan nada bicara, terutama ketika sedang marah, orang lain akan cenderung
merasa tidak nyaman. Mereka mungkin bahkan memutuskan untuk tidak
memedulikan Anda sama sekali.[29] Berteriak adalah kebiasaan bayi, bukan orang
dewasa.
 Gunakan nada suara yang tenang dan datar ketika sedang marah.[30]
5.
5
Perhatikan bahasa tubuh Anda. Bahasa tubuh dapat berbicara seperti kata-kata.
Contohnya, menyilangkan tangan di depan dada menyatakan bahwa Anda tidak
tertarik pada apa yang diucapkan lawan bicara. Berdiri dengan bahu lunglai
menyampaikan bahwa Anda tidak berada “di sana” atau bahwa Anda ingin berada di
tempat lain. Pelajari apa yang disampaikan tubuh Anda, dan pastikan bahasanya
sama dengan apa yang Anda inginkan.[31] [32]
 Biarkan kedua lengan Anda jatuh dengan santai di sisi tubuh, tidak
disilangkan di depan dada.
 Berdiri tegak, dengan dada membusung dan kepala sejajar dengan
lantai.
 Ingat bahwa wajah Anda juga dapat berkomunikasi. Jangan
memutar bola mata atau menatap lantai.
6.
6
Bicarakan topik yang dewasa dengan orang lain. Contoh topik dewasa adalah
sekolah, berita, pengalaman hidup, dan pelajaran hidup yang Anda peroleh. Tentu
Anda masih boleh bertingkah konyol dengan teman-teman sesekali. Anda hanya
perlu mempertimbangkan dengan siapa Anda berhadapan. Anda tentu tidak akan
membicarakan topik yang sama dengan sahabat dan guru matematika.
 Ajukan pertanyaan. Salah satu tanda kedewasaan adalah rasa
penasaran yang bersifat intelektual. Bila Anda hanya
berbicara pada seseorang, Anda tidak akan tampak dewasa. Minta
masukan mereka. Jika ada yang mengucapkan sesuatu yang
menarik, katakan “Ayo ceritakan lebih banyak!”
 Jangan berpura-pura mengetahui apa yang tidak Anda tahu. Kadang
memang sulit mengakui bahwa Anda tidak tahu tentang sesuatu.
Bagaimanapun juga Anda ingin terlihat dewasa dan berwawasan.
Tetapi berpura-pura mengetahui sesuatu namun terlihat bahwa
sebenarnya Anda tidak tahu hanya akan membuat Anda tampak (dan
merasa) bodoh. Lebih baik Anda berkata, “Aku belum baca soal itu.
Aku harus melihatnya nanti!”
7.
7
Ucapkan kata-kata yang baik. Jika Anda tidak dapat mengatakan hal positif,
jangan mengatakan apa pun. Orang yang tidak dewasa terus-menerus mengkritik
semua hal dan mencari kelemahan orang lain, dan mereka tidak segan melontarkan
hinaan yang menyakitkan dengan cara apa pun. Kadang-kadang, mereka
membenarkan kekejaman dengan menyatakan bahwa mereka hanya "bersikap
jujur". Orang yang dewasa memilih kata-kata mereka dengan hati-hati, dan mereka
tidak menyakiti perasaan orang lain dalam usaha untuk "jujur", jadi ingatlah untuk
menjaga kata-kata Anda, jangan mengucapkan apa pun yang menyakiti perasaan
orang lain. Perlakukan orang lain sama seperti Anda ingin diperlakukan.
8.
8
Belajarlah meminta maaf dengan tulus atas kesalahan Anda. Walau telah
berhati-hati dalam berbicara, tetap ada kemungkinan Anda mengatakan hal-hal yang
salah atau tidak sengaja menyakiti orang lain dari waktu ke waktu. Terkadang kita
semua melakukan hal-hal bodoh karena tidak ada satu pun yang sempurna di dunia
ini. Belajarlah menelan harga diri dan katakan, "Aku minta maaf". Permintaan maaf
yang tulus setelah melakukan kesalahan menunjukkan kedewasaan yang
sesungguhnya.
9.
9
Katakan yang sebenarnya, namun dengan penuh tenggang rasa. Ini adalah
kemampuan yang sulit dikuasai, namun jika sebelum mengatakan sesuatu Anda
memikirkan terlebih dahulu apakah Anda ingin mendengar orang lain mengatakan
hal itu pada Anda, itu akan sangat membantu. Ada pepatah dalam ajaran Buddha:
“Jika Anda ingin bicara, selalu tanyakan pada diri sendiri: apakah ini benar, apakah
ini diperlukan, apakah ini baik.” Pikir sebelum bicara. Orang-orang di sekitar Anda
akan menghargai kejujuran Anda, dan sikap Anda yang penuh tenggang rasa akan
menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli pada mereka.[33]
 Contohnya, jika teman Anda bertanya apakah pakaian yang dia
kenakan membuat dia tampak gemuk, pikirkan jawaban yang paling
berguna. Kecantikan sangat bersifat subjektif, jadi memberi
pendapat tentang penampilannya tidak akan bermanfaat. Akan
tetapi, jika Anda mengatakan bahwa Anda menyayangi dia dan
bahwa dia tampak seperti dirinya sendiri, dia akan merasakan
dorongan percaya diri yang sebenarnya dia butuhkan.
 Jika menurut Anda pakaian yang dia kenakan memang tidak
menarik, ada cara bijak mengatakannya apabila Anda berpikir itu
akan ada manfaatnya. Misalnya Anda bisa berkata, “Sebenarnya aku
lebih suka baju yang warna merah daripada yang ini.” Komentar
seperti itu tidak akan menilai tubuh teman Anda—tidak ada orang
yang membutuhkan penilaian mengenai tubuhnya—tetapi menjawab
pertanyaan apakah penampilannya bagus.
 Para ilmuwan dalam perilaku menunjukkan bahwa beberapa jenis
ketidakjujuran sebenarnya “pro sosial”, kebohongan kecil yang
Anda katakan supaya orang lain tidak merasa sakit atau malu.
Apakah Anda mau melakukan kebohongan seperti ini atau tidak, itu
terserah keputusan Anda. Namun apa pun yang Anda putuskan, pilih
cara yang baik ketika melakukannya.[34]
Metode 4
Memiliki Sopan Santun
1.

1
Gunakan tata krama yang baik ketika berinteraksi dengan orang lain. Jabat
tangan orang yang Anda temui dengan erat dan kuat, serta tatap matanya secara
langsung. Jika budaya Anda memiliki cara berbeda ketika menyambut orang lain,
gunakan cara tersebut dengan sopan dan pantas. Ketika bertemu orang baru,
usahakan mengingat nama orang itu dengan mengulangnya: “Senang bertemu kamu,
Wendy.” Tata krama yang baik menyatakan bahwa Anda menghargai orang lain,
yang merupakan perilaku seseorang yang dewasa.[35]
 Sepanjang perbincangan, dengarkan dengan baik dan pertahankan
kontak mata. Akan tetapi, jangan memandangi lawan bicara terus
menerus. Terapkan peraturan 50/70: buat kontak mata sebanyak
50% ketika Anda bicara, dan 70% ketika mendengar dia bicara. [36]
 Jangan bergerak-gerak gelisah atau memainkan barang apa pun.
Bergerak-gerak gelisah adalah tanda bahwa Anda kurang percaya
diri. Atur tangan Anda dalam posisi terbuka dan rileks.
 Jangan menghadapi lawan bicara sambil berpikir bahwa Anda lebih
senang jika berada di tempat lain. Kebanyakan orang dapat melihat
ketika Anda tidak peduli pada interaksi yang terjadi, dan itu akan
menyakiti perasaan mereka.
 Jangan berbicara di ponsel atau mengirim pesan kepada orang lain
ketika Anda seharusnya memperhatikan orang di hadapan Anda.
Bermain dengan ponsel menunjukkan tidak adanya respek dari
pihak Anda.
 Bila memasuki situasi baru atau komunitas baru, diam sebentar dan
perhatikan bagaimana orang lain bersikap. Anda tidak berkewajiban
untuk mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang
lain. Sebaliknya, perhatikan dan tunjukkan respek.
2.

2
Amati etiket dunia maya yang baik. Menggunakan etiket yang baik di dunia maya
menunjukkan bahwa Anda menghargai teman, orang tua dan orang lain yang
bergaul dengan Anda di internet. Ini adalah tanda-tanda kedewasaan. Ingatlah
bahwa banyak hal yang Anda katakan di internet juga dapat dibaca orang-orang
seperti calon atasan, guru, dan semacamnya, jadi jangan mengatakan apa pun yang
akan membuat Anda malu atau rugi sendiri.[37] [38]
 Hindari bahasa yang keras atau ofensif. Jangan berlebihan
menggunakan tanda seru. Ingat Anda tidak berhadapan dengan
lawan bicara untuk bisa mengklarifikasi maksud Anda sebenarnya,
jadi pastikan Anda tidak membuat mereka salah paham.
 Gunakan tombol shift. Tulis huruf besar untuk kata benda yang tepat
dan awal kalimat, tidak menulis dengan huruf kecil semua. Hindari
HuRUf BEsaR yang tidak standar. Penulisan seperti tu membuat
tulisan Anda sangat sulit dibaca.
 Hindari menggunakan HURUF BESAR SEMUA. Di dunia maya,
penggunaan huruf besar sama dengan berteriak. Mungkin Anda bisa
menggunakannya di Twitter untuk menyatakan bagaimana tim
sepak bola Anda memenangkan kejuaraan, tetapi tidak pantas
digunakan dalam surel atau kiriman media sosial yang biasa.[39]
 Bila mengirim surel, gunakan sapaan (misalnya “Halo John”).
Memulai surel tanpa sapaan dianggap kasar, terutama untuk
seseorang yang tidak Anda kenal baik atau orang yang Anda segani
seperti guru. Gunakan penutup, seperti “Terima kasih” atau “Hormat
saya”.
 Periksa lagi sebelum mengirim surel atau menulis sesuatu di media
sosial untuk memastikan Anda tidak membuat kesalahan. Gunakan
kalimat lengkap, dan pastikan Anda menggunakan tanda baca yang
tepat di akhir setiap kalimat.
 Jangan terlalu banyak menggunakan singkatan, bahasa gaul
dan emoticon. Anda boleh menggunakan variasi seperti ini dalam
pesan santai ke seorang teman, tetapi jangan gunakan dalam surel
pada guru Anda, atau pada situasi lain ketika Anda ingin terlihat
dewasa.
 Ingatlah bahwa aturan emas di dunia maya sama seperti aturan emas
di dunia nyata. Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin
diperlakukan. Jika ingin orang lain bersikap baik pada Anda, Anda
harus bersikap baik pada mereka juga. Jika tidak ada hal baik yang
bisa Anda katakan, jangan mengatakan apa pun.
3.
3
Bantulah orang lain. Tahan pintu bagi orang yang akan lewat, ambilkan barang
yang terjatuh, dan tawarkan bantuan untuk siapa pun yang membutuhkan.
Pertimbangkan juga untuk membantu di masyarakat, seperti menjadi mentor untuk
anak yang lebih kecil, menjadi tutor, atau bekerja di penampungan hewan. Ketika
Anda membuat orang lain senang, Anda pun akan merasa senang. Membantu orang
lain sebelum diri sendiri adalah perilaku yang sangat dewasa.
 Membantu orang lain juga dapat mendorong penghargaan pada diri
sendiri. Studi menunjukkan bahwa ketika kita menolong orang lain,
kita akan merasa telah berhasil mencapai sesuatu dan bangga pada
tindakan kita.[40]
 Membantu orang lain tidak selalu berjalan dua arah. Ada kalanya
Anda membantu orang lain dan mereka tidak mengucapkan “terima
kasih” ataupun balas menawarkan bantuan. Itu bukan beban Anda.
Ingat bahwa Anda menolong untuk diri Anda sendiri, bukan untuk
mengharapkan sesuatu dari orang lain.
4.
4
Jangan berusaha menjadi pusat perhatian sepanjang waktu. Apabila Anda
selalu mengambil alih percakapan dan hanya membicarakan tentang diri sendiri
sepanjang waktu, dan tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk bicara,
berarti Anda tidak menunjukkan kedewasaan dan penghargaan kepada orang lain.
Menunjukkan ketertarikan tulus pada minat dan pengalaman orang lain dapat
membuat Anda terlihat lebih dewasa dan tidak hanya berpusat pada diri sendiri. Dari
mendengarkan orang lain, Anda mungkin akan mempelajari sesuatu yang baru dan
mengembangkan respek yang baru pada seseorang.
5.
5
Terima pujian dan kritik dengan sikap dewasa. Jika ada yang memuji Anda,
ucapkan "terima kasih" dan cukup sampai di situ. Jika ada yang
mengkritik, tanggapi dengan sopan dan katakan "Oke, saya akan memikirkannya."
Mungkin kritik itu tidak valid, tetapi tanggapan yang sopan membuat Anda terlihat
dewasa saat menghadapinya.[41]
 Usahakan untuk tidak memasukkan kritik ke dalam hati. Kadang
orang lain hanya berusaha membantu namun tidak
menyampaikannya dengan baik. Jika menurut Anda begitu
kasusnya, minta klarifikasi dari mereka: “Saya dengar Anda tidak
menyukai esai yang saya tulis. Bisakah Anda memberi tahu
beberapa hal yang spesifik sehingga saya bisa memperbaikinya?”
 Kadang-kadang, kritik yang disampaikan orang lain lebih
memberitahukan tentang orang yang mengatakannya, bukan Anda.
Jika kritik tersebut tampak tidak adil atau menyakitkan, ingat bahwa
mereka mungkin hanya ingin membuat diri mereka merasa lebih
baik dengan menyakiti Anda. Jangan biarkan hal itu memengaruhi
Anda.
 Menerima kritik dengan anggun bukan berarti Anda tidak boleh
membela diri sendiri. Jika seseorang menyakiti Anda, ucapkan ini
dengan tenang dan sopan: “Saya yakin Anda tidak bermaksud kasar,
tapi kritik Anda mengenai pakaian saya itu terdengar menyakitkan.
Lain kali, mohon jangan komentari penampilan saya.”
Tips
 Anda harus bersikap baik, pengertian dan menjadi teman semua orang! Jangan hanya
baik hati pada satu hari, tetapi setiap kali.

 Kedewasaan adalah sesuatu yang sulit diperoleh. Namun Anda tidak boleh mengubah
diri sendiri agar menjadi lebih dewasa. Sebaliknya, usahakan untuk menjadi diri
sendiri dan lakukan itu dengan baik. Ini bukan tentang siapa yang lebih tua dan siapa
yang lebih muda. Jika Anda ingin dianggap serius oleh orang lain di sekitar Anda,
berpikir dan bertindaklah sebagaimana Anda ingin didengar, namun pastikan setelah
langkah itu diambil; yakinlah dan pegang teguh pilihan Anda. Jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan, usahakan untuk tetap tenang dan pikirkan langkah berikutnya,
jangan menyalahkan orang lain, Anda sudah mengambil tindakan dan bertanggung
jawab atasnya. Jadilah orang dewasa dan bertanggung jawab.

 Hindari perdebatan ketika menghadapi konflik dengan orang lain. Sebaliknya cobalah
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang tenang dan rasional. Jika terjadi
perdebatan, akhiri secepat mungkin.

 Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Pada dasarnya inilah
definisi kedewasaan.

 Tulis tujuan Anda untuk menjadi lebih dewasa dan rencanakan cara Anda
mencapainya. Contohnya, Anda dapat memutuskan bahwa Anda akan memulai
dengan menjadi lebih pendiam, tidak lagi membicarakan diri sendiri sepanjang waktu.
Usahakan selama satu minggu dan lihat hasilnya. Walaupun awalnya tidak sempurna,
teruslah mencoba.
 Tunjukkan belas kasih. Beri kesempatan kedua pada orang yang mungkin sebenarnya
tidak pantas mendapatkannya. Ini akan menjadikan Anda berjiwa besar dan terlihat
dewasa.

 Ketahui bagaimana penampilan yang tepat pada berbagai situasi. Rambut berdiri
warna oranye mungkin menyatakan individualitas Anda, tetapi jika Anda bekerja di
tempat yang formal, penampilan seperti itu dapat membuat orang berasumsi bahwa
Anda tidak dewasa walaupun hal itu tidak benar.

 Cobalah berkonsentrasi pada masalah orang lain juga. Ini akan membuat Anda
tampak lebih dewasa.
 Tepat waktu adalah kualitas prima!

Anda mungkin juga menyukai