ada 7 kebiasaan yang bisa kita biasakan agar bisa menjadi orang yang
sukses. Kebiasaan akan mempengaruhi hidup kita, karena itu mari kita
latih dan perbaiki kebiasaan kita, karena kebiasaan akan menentukan
sukses atau tidaknya diri kita masing - masing.
Cara untuk memahami bahwa kita bersikap proaktif yaitu dengan kita
membandingkan dengan sifat reaktif.
Dari sana, kita pasti akan memahami apa yang seharusnya kita lakukan.
Kita bisa memilih pilihan reaktif dan membiarkan perasaan kita kacau.
Atau bisa bersikap proaktif dan melanjutkan hidup kita tanpa perasaan
yang kacau akibat sikap reaktif kita. Dengan bersikap proaktif kita telah
mengendalikan hidup kita dengan bersikap sesuai dengan hati nurani kita.
6. Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, bukan malah
mengkhawatirkan hal yang tidak bisa diubah.
Inti dari sikap proaktif adalah dua hal, yaitu kita bertanggungjawab
terhadap hidup kita, dan bersikap “aku bisa”. Hal ini sesuai dengan kalimat
“orang-orang yang berprestasi jarang duduk-duduk menantikan segalanya
terjadi pada mereka. Mereka berbuat dan menjadikan semuanya terjadi.
Orang-orang yang berhasil dalam dunia ini adalah orang-orang yang
bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan apabila tidak
menemukan keadaan tersebut, mereka akan menciptakannya.”
Kesalahan terbesar dalam pembuatan pernyataan misi ini ada dua. Yang
pertama, para remaja biasanya membuang waktu untuk
menyempurnakannya sebelum memulainya. Seharusnya kita segera
melakukan meskipun belum sempurna, kemudian dalam proses itu
sempurnakan sedikit demi sedikit. Lalu pernyataan misi ini tidak perlu
sama dengan orang lain. Cukup tuliskan sesuatu yang dapat
menggambarkan diri kita, maka itulah diri kita yang sebenarnya,
pernyataan misi kita sendiri.
1. Hitung biayanya, yaitu kamu harus menghitung biaya yang harus
kamu bayar untuk mencapainya. Misalnya, kamu ingin pandai berolah
raga, kamu harus lebih sering berlatih dan mempelajari olahraga yang
kamu sukai. Di samping itu, kamu harus rela waktu jalan-jalanmu dan
waktu bersantai berkurang, kamu harus rela bercape-cape setiap hari.
Setelah menghitung biayanya, maukah kamu berkorban? Apabila tidak
jangan lakukan, jangan membuat komitmen yang kamu tau akan kamu
langgar. Cara yang lebih baik adalah dengan menjadikan sasaranmu lebih
mudah dicapai, sehingga biaya yang kamu bayar akan bisa kamu penuhi.
2. Tuliskan, karena sasaran yang tidak dituliskan hanya akan jadi
angan-angan.
4. Gunakan momentum yang tepat, yaitu saat awalan dan akhiran.
Contohnya tahun baru sebagai awalan atau putus hubungan yang
menandai akhiran. Dengan memanfaatkan momentum itu kamu akan bisa
melaksanakan sasaranmu dengan efektik.
Satu hal yang harus kamu perhatikan adalah sebaiknya kamu tidak
mengacuhkan kelemahanmu, karena yang harus kamu lakukan adalah
kembangkan seluruh talentamu (bakatmu) dan gunakan kelemahanmu
untuk menjadi kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Selain itu,
takdir kita belum ditentukan sampai kamu melakukan hal yang kamu bisa
lakukan, karena itu jadikan hari kita luar biasa dan tinggalkan warisan
yang abadi kepada penerus kita dengan mencapai tujuan yang sangat
luar biasa. Pendidik Maren Mouritsen mengatakan, “Kebanyakan dari kita
takkan pernah melakukan hal-hal besar. Akan tetapi kita bisa melakukan
hal-hal kecil dengan cara yang besar”.
Kita punya sederet sasaran serta niat baik, tetapi untuk melaksanakan
dan mendahulukannya sangat sulit. Karena itu kebiasaan 3
memerlukan daya kemauan(kekuatan untuk mengatakan ya kepada hal-
hal yang paling penting bagimu) dan daya menolak (kekuatan untuk
mengatakan tidak kepada hal-hal yang kurang penting dan terhadap
tekanan sesama).
Ketika mengepak koper, kita akan menemukan bahwa masih banyak
yang bisa kita masukkan asal ditata dengan rapi ketimbang dimasukan
dengan sembarangan. Begitu pula dengan hidup, ketika ditata dengan
baik, kita akan menemukan bahwa akan lebih banyak waktu untuk
keluarga, teman, dan lain-lain. Berikut adalah suatu model Kuadran Waktu
yang diciptakan Sean Covey :
- Kurang bertanggungjawab.
- Rasa bersalah.
- Malas.
Akibat hidup di K2 :
- Hidup terkendali.
- Keseimbangan.
- Prestasi tinggi.
Untuk memulai, sebaiknya kamu membuat agenda. Pertama buatlah
rencana mingguan, karena rentang waktunya pas. Ada 3 langkah yang
perlu dilakukan :
1. Rencanakan “batu besar”-mu, yaitu hal-hal penting yang akan kamu
lakukan. Jangan terlalu banyak, fokuskan hal yang dapat kamu
selesaikan, realistis dan susun agar tidak lebih dari sepuluh atau lima
belas.
2. Jadwalkan waktu untuk “batu besar” tersebut. Hal ini penting karena apabila
kamu tidak menjadwalkannya, ada kemungkinan waktumu tersita pada
hal-hal yang lain yang kurang penting.
3. Jadwalkan segala hal lainnya. Setelah batu besar terjadwal, jadwalkan hal
lain yang kamu inginkan.
Apabila sudah selesai, laksanakan, dan mungkin kamu juga perlu
sekali-sekali menyusun kembali agenda itu agar lebih terarah.
Dalam memasuki wilayah berani ini, bukan orang lain yang harus
kamu perhatikan, akan tetapi kamu harus menaklukan dirimu sendiri dan
mencapai keberanian yang kamu perlukan. Jangan pedulikan orang lain,
yang penting kamu telah berhasil menaklukan dirimu sendiri. Yang
terpenting adalah “Menang itu tidak lebih dari bangkit lagi setiap kamu
gagal”.
Pujangga Robert Frost menulis, “Ada dua jalan di hutan, dan aku pilih
jalan yang lebih jarang dilalui orang, dan itulah yang membuat
perbedaan”. Dalam menghadapi tekanan negatif sesamamu yang
menyuruhmu melakukan hal yang tidak kamu inginkan, kamu harus
mengeluarkan seluruh keberanianmu. Kamu harus berani mengambil
sikap untuk menolaknya. Akan tetapi tidak semua tekanan itu buruk,
karena apabila kamu mendapatkan tekanan positif dari temanmu, kamu
malah harus mengikutinya untuk menjadi lebih baik.
Mendahulukan hal-hal yang utama ini membutuhkan disiplin, disiplin untuk
mengatur waktu, disiplin untuk mengatasi ketakutanmu, disiplin untuk
menguatkan hatimu di saat-saat sulit dan menolak tekanan sesama.
Menjadi orang sukses tidaklah mudah, karena kamu perlu menjalani hal-
hal yang mungkin kamu benci. Apakah kamu pikir pemain piano
menikmati latihan selama berjam-jam, atau seorang juara kelas senang
belajar sampai larut malam agar dapat nilai yang bagus? Semua hal yang
ingin kita capai memiliki harga masing-masing, karena itu hitunglah
harganya sebelum kamu melakukannya.
Pada akhirnya, biarpun kamu menang, kamu akan sendirian tanpa teman.
2. Kalah/Menang
Memang sekali-sekali kalah tidak masalah, asalkan itu untuk hal-hal kecil.
Akan tetapi jangan sampai kamu terperangkap dalam hubungan yang
melecehkan, sehingga kamu selalu saja terpaksa menuruti kemauan
orang. Pastikan kamu memegang kendali dalam hal-hal penting.
3. Kalah/Kalah
Kalah/Kalah mengatakan bahwa “Apabila aku harus jatuh, kamu juga
harus jatuh”. Toh, orang sengsara senang ditemani. Dendam adalah
contoh yang nyata. Apabila kamu membalas dendammu, kamu mungkin
berpikir menang, padahal sebetulnya kamu menyakiti dirimu sendiri.
4. Menang-Menang
v Kamu ingin makan keluar, temanmu ingin nonton. Akhirnya kamu sama-
sama memutuskan akan menyewa film dan membeli makan untuk
dimakan di rumah.
3. Bersikap seperti cermin. Ini adalah cara yang mengulangi kata-kata
yang diucapkan orang dengan kata-kata kita sendiri. Cara ini akan
menyebabkan lawan bicara kita merasa diperhatikan saat berbicara,
sehingga dia akan membuka diri kepada kita. bersikap seperti cermin
bukan mengulang kata-kata persis seperti apa yang diucapkan orang lain,
akan tetapi mengulang dengan kata-kata kita sendiri sesuai dengan apa
yang kita tangkap.
Contoh percakapan :
“Kamu tidak boleh keluar malam ini dengan teman-temanmu”, kata Ayah.
“Iya lah, Ayah tidak mau kamu gagal masuk Universitas. Jangan seperti
Ayah yang tidak bisa sekolah sehingga harus bersusah payah mencari
uang seperti sekarang.”
Bersikap seperti cermin tidak harus dilakukan setiap saat, karena akan
menghabiskan waktu kita. Sebaiknya sikap ini dilakukan apabila kita
sedang benar-benar akan mendengarkan perasaan lawan bicara kita yang
menghadapi masalah berat. Sikap ini tidak diperlukan apabila hanya
percakapn ringan atau percakapan sehari-hari.
Komunikasi Sinergis
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hatimu menuju
kemungkinan
baru. Sepertinya mirip kamu melepaskan bisikan “memulai
awal di pikiran”, tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuan
yang lebih baik.
Sinergi Negatif
Pendekatan menang/kalah yang bisa menghasilkan pengeluaran energi
negatif. Ini seperti mencoba menyetir dengan kaki satu di pedal gas, yang
lain di pedal rem. Malahan jika menekan rem, banyak orang memberikan
gas. Mereka akan memberikan tekanan lebih banyak untuk menguatkan
posisi mereka, membuat lebih banyak perlawanan. Kontras dengan
pendekatan kooperatif akan mampu mencapai sukses.
Menghargai Perbedaan
Intisari sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan
pskologis diantara orang-orang. Kunci untuk menghargai perbedaan itu
adalah menyadarkan bahwa semua orang memandang dunia, tidak
sebagaimana
adanya. namun sebagaimana mereka (perbedaan dalam memandang).
Orang yang benar-benar efektif memiliki kerendahan hati dan menghargai
untuk mengenali batasan persepsi yang dimilikinya dan menyadari
kekayaan akal/sumber yang tepat melalui interaksi hati dan pikiran dari
sisi kemanusiawian yang lain.
Dua orang bisa tidak setuju dan keduanya bisa benar adalah sesuatu
yang tidak logis, ini psikologis. Dan ini kenyataan. Kita melihat sesuatu
yang sama, tetapi menginterprestasikan secara berbeda, keadaan kitalah
yang menyebabkannya. Jika tidak, kita menilai perbedaan dalam persepsi
kita dan berusaha mengerti bahwa hidup tidak selalu sesuatu yang
dikotomi
(benar atau salah) dan/atau, disana ada alternatif ketiga, kita tidak
akan pernah mampu melebihi ambang batas kondisi kita.
Jika dua orang memiliki opini yang sama, sesuatu yang tidak penting.
Jika demikian, bila saya menjadi sadar terhadap perbedaan dalam
persepsi
kita, saya berkata “Hebat! Bantu aku melihat apa yang kau lihat.” Dengan
mengerjakannya, saya tidak hanya mengembangkan kewaspadaan,
tapi saya juga mengiyakan. Saya memberimu hawa psikologis. Saya
membuat suatu lingkungan untuk bersinergi.
Dimensi Fisik
Dimensi fisik menyangkut merawat tubuh - makan makanan sehat, cukup
istirahat dan santai, dan berolah raga secara teratur.
Jika kita tidak punya program olah raga teratur, pada akhirnya kita
akan membiarkan masalah kesehatan muncul. Program baru harus
dimulai
secara bertahap, sesuai dengan penemuan riset terbaru.
Keuntungan terbesar dari merawat diri sendiri adalah pengembangan
“otot” Habit 1 dari proaktivitas.
Dimensi Spiritual
Dimensi spiritual adalah pusatmu, komitmen untuk sistem nilaimu. Ia
tergambar di atas sumber yang menginspirasi dan mengangkatmu serta
mengikatmu pada kebenaran manusia yang abadi.
Seorang dokter menyarankan kepada Covey untuk mencoba empat tahap
resep di setiap interval tiga jam di tempat favoritnya, sebagai seorang
anak kecil. Dengarkan seksama, coba ingat kembali, dan catat
kecemasanmu
di pasir.
Dimensi Mental
Adalah penting untuk menjaga ketajaman pikiranmu dengan membaca,
menulis, mengelola dan merencanakan. Kumandangkan dan perlihatkan
dirimu terhadap pemikiran-pemikiran yang besar.
Dimensi Sosial/emosional
Dimensi fisik, spiritual dan mental dekat hubungannya dengan habit
1, 2 dan3: visi pribadi, kepemimpinan dan manajemen. Dimensi sosial/
emosional memfokuskan pada Habit 4, 5 dan 6: prinsip kepemimpinan
pribadi, komunikasi empati dan kerjasama kreatif.
Kehidupan emosional kita adalah pertama yang dikembangkan dan
dimuat dalam hubungan dengan yang lain. Pembaharuan dimensi sosial/
emosional memerlukan perhatian dan latihan dalam interaksi kita dengan
orang lain.
Disana juga ada rasa aman hakiki yang datang sebagai hasil dari
kehidupan
saling-ketergantungan yang efektif dan dari melayani, dari membantu
orang lain di jalan yang bermakna. Setiap hari, kita bisa melayani
orang lain dengan membuat tabungan cinta tak bersyarat.
Pendidikan hati nurani adalah hal vital bagi pimpinan yang benar-benar
proaktif dan sangat efektif. Hati nurani adalah anugrah yang bisa
merasakan
kesesuaian atau perbedaan (disparitas) kita dengan prinsip yang
benar dan mengangkat kita ke atas. Melatih dan mendidik hati nurani
memerlukan
kelimpahan diri secara teratur pada literatur yang berimspirasi,
pengajaran pada pemikiran mulia, dan hidup dalam harmoni dengan
suara-
kecilnya (tenang).
Dag Hammarskjold, Sekjen PBB yang telah lalu, berkata, “Siapa yang
ingin menjaga kerapian kebunnya tidak menyediakan tanahnya untuk
rumput. Hukum alam dari panen menentukan, mereka selalu memperoleh
apa yang ia taburkan -- tidak lebih, tidak kurang.”
Bergerak sepanjang spiral keatas menyarankan kita untuk belajar,
berkomitmen dan mengerjakan bidang yang lebih tinggi secara meluas.