Anda di halaman 1dari 14

Analisis Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Undang – Undang

Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Oleh:
Linda Felecia Rostanti, Tri Yuniningsih, Titik Djumiarti
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, S.H Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Fax (024) 7465405

ABSTRACT
This study attempts to analyze and describe the implementation of career development
based on the Civil Servants Regulation Number 5 Year 2014 about state civil apparatus in
Human Resources Agency Provincial Government Of Central Java
This research use descriptive research with a qualitative approach. The focus of this
study include four (4) dimensions of qualification, competence dimensions, dimensions of
performance appraisal, as well as the dimensions of the needs of government agencies.
The results show that human resources agency provincial government central java in
general has conducted development career with well even though in its implementation still
often referred to previous regulation, and consequently a shortage of various things study.
Advice that provided is the development of career in Human Resources Agency Provincial
Government Central Java needs to be improved and fully reference to civil regulation state
apparatus that can be used as a reference for all agencies that exist in the environment of
Central Java Province.

Keywords: Career Development, Dimensions of Qualification, Dimensios of Competence,


Dimensions of Performance Appraisal, Dimensions of the Needs of Government Agencies

A. Latar Belakang
memberikan pelayanan publik yang
Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan berkualitas; dan
selanjutnya disingkat PNS adalah mempererat persatuan dan kesatuan
sumber daya aparatur yang bertugas Negara Republik Indonesia (Pasal 11).
menyelenggarakan tugas-tugas Implementasi kebijakan tersebut
pemerintahan dan memberikan diharapakan dapat mewujudkan dan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan menciptakan PNS Aparatur Birokrasi
publik atau masyarakat secara yang berkualitas yang memiliki
profesional dan berkualitas. kompetensi dan profesionalisme dalam
Sebagaimana diamanatkan dalam menjalankan tugas dan jabatannya.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Penyelenggaraan pelayanan
tentang Aparatur Sipil Negara yang publik akan terwujud ditentukan oleh
diundangkan pada tanggal 15 Januari berbagai faktor, antara lain adalah
2014, dinyatakan bahwa ASN adalah faktor profesionalisme aparaturnya,
profesi bagi PNS bertugas sedangkan untuk mendapatkan aparatur
melaksanakan kebijakan publik; yang professional diperlukan kualitas
sumber daya aparatur yang sesuai pada terbatasnya mobilitas PNS sebagai
dengan tuntutan organisasi. Hal ini perekat NKRI (Eko Prasojo Wakil
penting dan esensial karena pelayanan Menteri Pendayagunaan Aparatur
publik merupakan pelayanan Negara dan Reformasi Birokrasi dalam
berhubungan langsung dengan http://reformasibirokrasi.com).
pemenuhan kebutuhan masyarakat luas Diakses pada tanggal 7 Januari 2015.
dan sangat berpengaruh pada Dengan demikian,
pencapaian tujuan organisasi secara pengembangan karier pegawai
menyeluruh. dilakukan berdasarkan dimensi
Pengaturan PNS sebagai sumber kualifikasi, dimensi kompetensi,
daya aparatur melalui Manajemen PNS dimensi penilaian kinerja, dan dimensi
sebagai bagian dari Manajemen ASN, kebutuhan instansi pemerintah untuk
yaitu pengelolaan ASN untuk masa kini dan masa yang akan datang,
menghasilkan Pegawai ASN yang dengan dilaksanakan secara berencana
profesional, memiliki nilai dasar, etika dan berkelanjutan, adil dan transparan
profesi, bebas dari intervensi politik, dan terintegrasi dengan kegiatan SDM
bersih dari praktik KKN (Pasal 1 ayat 5 Aparatur lainnya.
UU ASN). Manajemen PNS adalah Dimensi Kualifikasi, terkait
fungsi dalam organisasi yang dirancang dengan persyaratan yang dituntut untuk
untuk memaksimalkan kinerja pegawai dipenuhi bagi yang akan memangku
dalam memaksimalkan kinerja jabatan, agar mendukung pelaksanaan
organisasi. Salah satu aktivitas tugas dalam jabatannya secara
organisasi untuk memajukan profesional, khususnya dalam upaya
kemampuan pegawainya adalah penerapan kerangka teori, analisis
pengembangan karier pegawai. maupun metodologi pelaksanaan tugas
Pengembangan karier menurut dalam jabatan.
Veithzal Rivai (2003 : 290) adalah Dimensi Kompetensi, terkait
proses peningkatan kemampuan kerja dengan kemampuan (capability),
individu yang dicapai dalam rangka seseorang pegawai yang kompeten
mencapai karier yang diinginkan. adalah yang memiliki kemampuan,
Sebagaimana dikemukakan oleh pengetahuan dan keahlian untuk
Simamora (2003 : 412), bahwa melakukan sesuatu pekerjaan atau
pengembangan karir adalah hasil yang jabatannya secara efektif dan efisien.
muncul dari interaksi antara Kompetensi adalah kemampuan
perencanaan karier individu dan proses dan karakteristik yang dimiliki oleh
manajemen karier institusional. seorang PNS, berupa pengetahuan,
Beberapa permasalahan yang keterampilan, dan sikap perilaku yang
mengemuka tentang Ukuran kinerja diperlukan dalam pelaksanaan tugas
birokrasi pada umumnya belum terlalu jabatannya, sehingga PNS tersebut
konkret, belum terencana dengan baik, dapat melaksanakan tugasnya secara
tidak terkait dengan hasil (outcome) profesional, efesien dan efektif .
juga dampak (impact), dan tidak Pengembangan SDM berbasis
berhubungan dengan sistem kompetensi dapat memberikan hasil
kompensasi, bahkan pengisian jabatan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran
tak didasarkan pada kompetensi, hasil organisasi dengan standar kinerja yang
kinerja sebelumnya, dan kesesuaian telah ditetapkan. setiap Pegawai ASN
kualifikasi yang dibutuhkan Gejala ini memiliki hak dan kesempatan untuk
menyebabkan penurunan orientasi dan mengembangkan kompetensi, antara
kinerja birokrasi pada pelayanan lain melalui pendidikan dan pelatihan,
publik, di samping berbuntut panjang seminar, kursus dan penataran.
Pengembangan kompetensi juga bisa 2000 tentang Pengangkatan PNS
dilakukan dengan praktik kerja di dalam Jabatan Struktural). Dalam
instansi lain di pusat dan daerah dalam hal ini perlu tersedia perumpunan
waktu paling lama 1 (satu) tahun, juga jabatan terkait dengan pola karier
bisa dilakukan melalui pertukaran terebuka, yaitu dalam
antara PNS dengan pegawai swasta menempatkan pegawai yang
paling lama 1 (satu) tahun dan pindah dalam suatu jabatan yang
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh sesuai.
LAN dan BKN. (Pasal 70 ayat 5) 3. Pelaksanaan Assessment Center
Dimensi Penilaian Kinerja, terkait Untuk mendiskripsikan jabatan,
dengan penilaian secara periodik the right man in the right place, yang
pelaksanaan pekerjaan seorang diperlukan oleh organisasi dan
Pegawai. Menurut Dessler (2000), mengidentifikasikan kompetensi
penilaian kinerja adalah (usaha) potensial dan aktual dari setiap SDM
mengevaluasi kinerja pegawai pada saat yang ada, diperlukan suatu metode yang
ini dan masa lalu dikaitkan dengan efektif, efisien dan dapat diandalkan.
standar kerjanya. Assessment center suatu metode
Upaya keseriusan pemerintah penilaian yang digunakan untuk menilai
ditindaklanjuti dengan UU ASN bahwa dan mengevaluasi kapasitas seseorang
Penilaian kinerja PNS dilakukan secara komprehensif berdasarkan
berdasarkan perencanaan kinerja pada kriteria – kriteria tertentu yang
tingkat individu dan tingkat unit atau ditetapkan secara sistematis dari hasil
organisasi, dengan memperhatikan analisis pekerjaan, sehingga diharapkan
target, capaian, hasil, dan manfaat yang hasil yang diperoleh mampu
dicapai, serta perilaku PNS, yang meenggambarkan kriteria spesifik
dilakukan secara objektif, terukur, sesuai yang ditentukan oleh persyaratan
akuntabel, partisipatif, dan transparan. jabatan yang ada (Kadarisman,
Untuk itu, instansi pemerintah 2012:374).
sebagai pengembangan karier, antara Assessment Center pada sektor
lain membutuhkan : pemerintahan akan sangat berguna
1. Tersedianya Database dalam meningkatkan obyektivitas dan
Kepegawaian (Sistem Indormasi transparansi dalam proses rekrutmen,
Manajemen Kepegawaian) yang penempatan pegawai, pengangkatan
up-to-date mudah diakses, dan dalam jabatan baik struktural maupun
menyediakan data seorang fungsional, perencanaan dan
pegawai, baik identitas diri pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan
maupun kualifikasi dan diklat, pengembangan karier, maupun
kompetensi, dan lain-lain, dalam mengkaji sistem remunerasi
2. Pola Karier adalah pola yang layak dan berkeadilan.
pembinaan PNS yang Dengan demikian, Pengembangan
menggambarkan alur karier yang efektif akan memperbaiki
pengembangan karier yang dan meningkatkan efektivitas
menunjukkan keterkatian dan pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai,
keserasian antara jabatan, agar semakin mampu memberikan
pangkat, pendidikan dan pelatihan kontribusi terbaik dalam mewujudkan
jabatan, kompetensi serta masa tujuan organisasi dengan lingkungan
jabatan seseorang Pegawai Negeri yang selalu berubah, Pelaksanaan
Sipil sejak pengangkatan pertama pekerjaan yang semakin baik dan
dalam jabatan sampai dengan meningkat itu berpengaruh langsung
pensiun (PP Nomor 100 Tahun pada peluang bagi seorang pegawai
untuk memperoleh posisi / jabatan yang Peranan penting sumber daya aparatur
diharapkan atau dicita – citakannya dalam mewujudkan pelayanan yang
(Nawawi, 1998: 291). dapat memuaskan publik, perlu
Lokasi penelitian dilakukan pada didukung oleh manajemen sumber daya
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi manusia sebagai bidang garapan
Jawa Tengah yang bertempat di jl. manajemen publik, sedangkan
Stadion Selatan Nomor 1 Jawa Tengah. manajemen publik, merupakan salah
Berdasarkan latar belakang diatas, satu unsur administrasi publik, yaitu
maka judul yang diambil adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-
“Analisis Pengembangan Karier aspek umum organisasi , dan
Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan merupakan gabungan antara fungsi
Undang-undang Nomor 5 Tahun manajemen seperti planning,
2014 tentang Aparatur Sipil Negara organizing, dan Staffing di satu sisi,
Di Badan Kepegawaian Daerah dengan sumber daya manusia,
Provinsi Jawa Tengah”. keuangan, fisik, informasi dan politik di
sisi lain (Overman dalam Keban, 200:
B. Tujuan Penelitian 2004).
Manajemen sumber daya manusia
Tujuan penelitian ini adalah untuk aparatur atau manajemen PNS yang
menganalisis pelaksanaan merupakan bagian dari Manajemen
pengembangan karier Pegawai Negeri ASN adalah pengelolaan ASN untuk
Sipil berdasarkan Undang – Undang menghasilkan Pegawai ASN yang
Nomor Tahun 2014 tentang Aparatur profesional, memiliki nilai dasar, etika
Sipil Negara di Badan Kepegawaian profesi, bebas dari intervensi politik,
Daerah Provinsi Jawa Tengah. bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Hal ini berarti manajemen
C. Teori PNS adalah keseluruhan upaya-upaya
untuk meningkatkan efisiensi,
Konsep Administrasi Publik efektivitas, dan derajat profesionalisme
Administrasi publik menurut Wirman penyelenggaraan tugas, fungsi, dan
Syafri diartikan sebagai proses kerja kewajiban kepegawaian yang meliputi
sama kelompok orang dalam perencanaan, pengadaan,
merumuskan, mengimplementasikan pengembangan kualitas, penempatan
(melaksanakan) berbagai kebijakan dan promosi, penggajian, dan
program untuk memenuhi kebutuhan pemberhentian.
masyarakat dan pencapaian tujuan
negara secara efisien dan berkeadilan Pengembangan Karier
sosial. Kelompok orang dalam definisi Pengembangan karier adalah proses
di atas meliputi aparatur negara, peningkatan kemampuan kerja individu
anggota legislatif, partai politik, yang dicapai dalam rangka mencapai
lembaga swadaa masyarakat / LSM, karir yang diinginkan”. (Veithzal Rivai,
kelompok kepentingan (interest group), 2003:290)
organisasi profesi, media massa, atau Pengembangan karier pegawai yang
masyarakat sipil lain yang efektif akan memperbaiki dan
berkepntingan dan berminat terhadap meningkatkan efektivitas pelaksanaan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan pekerjaan oleh pegawai, agar semakin
negara. (Wirman Syafri, 2012:20-25) mampu memberikan kontribusi terbaik
dalam mewujudkan tujuan organisasi
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan lingkungan yang selalu
berubah. Dalam hal ini UU No 5 Tahun
2014 tentang aparatur sipil negara berkelanjutan dalam menilai
(Pasal 89) menyebutkan bahwa kualitas kerja pegawai dan usaha
pengembangan karier PNS dilakukan untuk memperbaiki unjuk kerja
berdasarkan dimensi kualifikasi, pegawai. (Hani Handoko, 2013:
dimensi kompetensi, dimensi penilaian 135).
kinerja dan dimensi kebutuhan Instansi 4. Dimensi Kebutuhan Instansi
Pemerintah. Pemerintah
1. Dimensi Kualifikasi Kebutuhan Instansi Pemerintah,
Kualifikasi merupakan persyaratan sebagai wadah tempat proses
yang telah dipenuhi terkait dengan kegiatan manajemen SDM aparatur
kemampuan yang dibutuhkan untuk berlangsung, antara masing-masing
melaksanakan suatu pekerjaan atau pegawai menetapkan dan
jabatan tertentu atau untuk menerapkan tujuan kariernya dan
memperoleh kewenangan dan organisasi merancang dan
legitimasi dalam menjalankan menerapkan program
profesinya, atau pekerjaannya. pengembangan karier yang ber
Setiap bidang pekerjaan kualifikasi, kompetensi dan
memerlukan syarat yang telah penilaian kinerja yang dapat
dipenuhi oleh pegawai agar proses menghasilkan orang-orang yang
dan hasilnya dapat mencapai tujuan profesional untuk memenuhi
dari bidang tersebut. kebutuhan organisasi di masa kini
2. Dimensi kompetensi dan masa yang akan datang.
Kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan D. Metoda Penelitian
atau melakukan suatu pekerjaan
atau tugas yang dilandasi atas 1) Desain Penelitian
keterampilan dan pengetahuan serta Pendekatan yang digunakan oleh
didukung oleh sikap kerja yang penulis dalam metode ini adalah
dituntut oleh pekerjaan tersebut. penelitian kualitatif deskriptif, dengan
Kompetensi menjelaskan apa yang demikian data yang terkumpul
dilakukan orang di tempat kerja, berbentuk kata-kata, gambar, bukan
mengidentifikasi karakteristik angka-angka. Kalaupun ada angka-
pengetahuan dan keterampilan yang angka, sifatnya hanya sebagai
diperlukan oleh individu yang penunjang. Data yang diperoleh melalui
memungkinkan menjalankan tugas wawancara mendalam dengan panduan
dan tanggung jawab secara efektif wawancara (interview guide) meliputi
sehingga mencapai standar transkip interview (wawancara), catatan
(Wibowo, 2007:86). lapangan, foto dan dokumen pribadi.
3. Dimensi Penilaian Kinerja 2) Situs Penelitian
Penilaian kinerja adalah sistem Situs penelitian ini adalah di Badan
formal untuk memeriksa / mengkaji Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
dan mengevaluasi secara berkala Tengah.
kinerja pegawai. Kinerja sebagai 3) Informan
panduan dari hasil kerja dan Informan, yaitu pegawai Badan
kompetensi. Penilaian kinerja Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
merupakan proses dimana Tengah.
organisasi mengevaluasi atau 4) Jenis Data
menilai kinerja pegawaianya. Jenis data yang digunakan meliputi
Bahwa penilaian kinerja pegawai data teks / tulisan, data statistik, data
merupakan suatu proses
gambar dan kata-kata tertulis berupa berdasarkan 4 dimensi, yaitu dimensi
hasil wawancara. kualifikasi, dimensi kompetensi,
5) Sumber Data dimensi penilaian kinerja, dan dimensi
a. Data Primer kebutuhan Instansi Pemerintah.
Data yang dikumpulkan secara 1. Dimensi Kualifikasi
langsung dari informan melalui Kualifikasi merupakan persyaratan
wawancara dan observasi. yang telah dipenuhi terkait dengan
b. Data Sekunder kemampuan yang dibutuhkan untuk
Data yang diperoleh secara tidak melaksanakan suatu pekerjaan atau
langsung, misalnya buku, artikel, jabatan tertentu atau untuk memperoleh
dokumen yang berhubungan kewenangan dan legitimasi dalam
dengan tujuan penelitian. menjalankan profesinya, atau
6) Teknik Pengumpulan Data pekerjaannya. Setiap bidang pekerjaan
Teknik pengumpulan yang memerlukan syarat yang telah dipenuhi
dilakukan untuk memperoleh data-data, oleh pegawai agar proses dan hasilnya
peneliti menggunakan teknik-teknik dapat mencapai tujuan dari bidang
pengumpulan data sebagai berikut : tersebut. Ada 6 aspek yang diteliti,
a. Interview atau wawancara yaitu:
b. Observasi a. Kualifikasi pendidikan formal
c. Dokumentasi Setiap jenjang jabatan telah
d. Studi kepustakaan ditetapkan tingkat dan kualifikasi
7) Analisis dan Interpretasi Data pendidikan formal, baik kualifikasi
Analisis data yang digunakan dalam pendidikan formal yang dimiliki
penelitian ini dilakukan dengan pegawai maupun yang
pengumpulan informasi, reduksi data, dipersyaratkan untuk dapat
penyajian data, dan verifikasi data. diangkat dalam menduduki jabatan
8) Kualitas Data tertentu, karena kualifikasi
Teknik untuk menguji keabsahan pendidikan formal sebagai keahlian
data adalah teknik triangulasi yaitu atau kecakapan khusus yang
teknik pemeriksaan data untuk diperlukan untuk melakukan
keperluan pengecekan apakah proses sesuatu, atau menduduki jabatan
dan hasil yang diperoleh sudah tertentu, atau sebagai hal – hal yang
dipahami secara benar oleh peneliti dipersyaratkan untuk mengisi
berdasarkan apa yang dimaksudkan jenjang kerja atau jabatan tertentu.
informan. Dengan cara, antara lain Kualifikasi pendidikan formal
(Meoleong, 2007:33): di Badan Kepegawaian Daerah
a. Melakukan wawancara mendalam Provinsi Jawa Tengah telah
kepada informan. menentukan pegawai yang
b. Melakukan uji silang antara menduduki jabatan berpendidikan
informasi yang diperoleh dari minimal strata 1, hal ini telah sesuai
informan satu dengan yang lainnya dengan Peraturan Gubernur Jawa
dengan hasil observasi di lapangan. Tengah Nomor 53 Tahun 2015
c. Mengkonfirmasi hasil yang tentang Penelusuran Kader
diperoleh kepada informan dan Potensial (Talent Scouting)
sumber-sumber lain.
b. Syarat Kualifikasi Pendidikan
E. PEMBAHASAN Kualifikasi pendidikan yang
Berdasarkan Undang – Undang dipersyaratkan untuk diangkat
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur dalam menduduki jabatan tertentu
Sipil Negara, pengembangan karier di Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Tengah telah sesuai lambatnya 12 (dua belas) bulan
dengan kemampuan pegawai yang sejak yang bersangkutan dilantik (
bersangkutan, karena ketidak Peraturan Pemerintah Nomor 100
sesuaian akan menghambat dalam Tahun 2000, Pasal 7 )
pelaksanaan tugas dan memerlukan Badan Kepegawaian Daerah
penyesuaian pekerjaan menjadi Provinsi Jawa Tengah bahwa
lebih lama. pegawai yang akan menduduki
Badan Kepegawaian Daerah jabatan struktural tidak
Provinsi Jawa Tengah telah dipersyaratkan memiliki sertifikat
menetapkan bahwa pegawai telah pendidikan dan pelatihan terlebih
memenuhi kualifikasi pendidikan dahulu, namun pendidikan dan
yang ditentukan untuk menduduki pelatihan kepemimpinan
jabatan. dilaksanakan setelah pegawai yang
c. Persyaratan Kualifikasi Jabatan bersangkutan menduduki jabatan
Seiring dengan kemajuan struktural, baik itu setingkat Eselon
teknologi dan tuntutan adanya PNS IV, Eselon III, maupun Eselon II.
yang profesional, untuk memenuhi Tetapi bagi pegawai yang
tuntutan itu perlu diupayakan menduduki jabatan struktural sudah
peningkatan kemampuannya mengikuti pendidikan dan pelatihan
melalui berbagai bentuk kegiatan sebelumnya kepada yang
pendidikan dan pelatihan. Di bersangkutan tidak diikutkan
lingkungan PNS dikenal dengan kembali mengikuti pendidikan dan
istilah Diklat, Diklat adalah proses pelatihan kepemimpinan. Hal ini
penyelenggaraan belajar mengajar telah sesuai dengan sebagaimana
dalam rangka meningkatkan diatur dalam Peraturan Kepala LAN
kemampuan Pegawai Negeri Sipil. No. 11 Tahun 2013 bahwa untuk
Badan Kepegawaian Daerah jabatan Eselon II terlebih dahulu
Provinsi Jawa Tengah telah telah mengikuti pendidikan dan
mensyaratkan pegawai yang belum pelatihan kepemimpinan II,
memiliki kualifikasi yang kemudian untuk menduduki jabatan
dipersyaratkan maka pegawai Eselon III diatur berdasarkan
tersebut terlebih dahulu telah Peraturan Kepala LAN No.12
diikutkan dalam diklat yang Tahun 2013, sedangkan untuk
berhubungan dengan kompetensi Eselon IV diatur berdasarkan
jabatan yang akan didudukinya. Peraturan Kepala LAN No. 13
Tahun 2013 terlebih dahulu telah
d. Persyaratan Pendidikan dan mengikuti pendidikan dan pelatihan
Pelatihan Kepemimpinan kepemimpinan IV. Pendidikan dan
Pendidikan dan pelatihan pelatihan kepemimpinan
kepemimpinan dilaksanakan untuk dilaksanakan setelah yang
mencapai persyaratan kompetensi bersangkutan menduduki jabatan.
kepemimpinan aparatur pemerintah
yang sesuai dengan jenjang jabatan e. Persyaratan Pendidikan dan
stuktural. PNS yang diangkat dalam Pelatihan Teknis
jabatan struktural belum mengikuti Pendidikan dan pelatihan
dan lulus pendidikan dan pelatihan Teknis dilaksanakan untuk
kepemimpinan sesuai dengan mencapai persyaratan kompetensi
tingkat jabatan struktural wajib teknis yang diperlukan untuk
mengikuti dan lulus pendidikan dan melaksanakan tugas PNS. Peserta
pelatihan kepemimpinan selambat- Diklat Teknis adalah PNS yang
membutuhkan peningkatan kerja yang dituntut oleh pekerjaan
kompetensi teknis dalam tersebut. Kompetensi menjelaskan apa
pelaksanaan tugasnya.(Peraturan yang dilakukan orang di tempat kerja,
Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 mengidentifikasi karakteristik
tentang Pendidikan dan Pelatihan pengetahuan dan keterampilan yang
Jabatan PNS). diperlukan oleh individu yang
Dari hasil penelitian dapat memungkinkan menjalankan tugas dan
diketahui bahwa Badan tanggung jawab secara efektif sehingga
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa mencapai standar (Wibowo, 2007:86).
Tengah tidak mensyaratkan telah Ada 4 aspek yang diteliti, sebagai
mengikuti pendidikan dan pelatihan berikut:
teknis terlebih dahulu tetapi lebih a. Sosialisasi Tanggung Jawab
kepada pendidikan dan pelatihan Proses sosialisasi adalah
manajerial. Namun disisi lain, proses yang membantu organisasi
dikatakan bahwa untuk jabatan mempertemukan kebutuhannya
tertentu diperlukan pengalaman akan pegawai baru yang produktif,
terlebih dahulu dalam bidangnya tempat bertemunya antara budaya
dengan didukung oleh pendidikan organisasi dengan kepribadian
dan pelatihan teknis, magang individu (pegawai) melalui metode
ataupun penugasan belajar. formal dan informal
(Sedarmayanti.2010:119).
f. Pengalaman Kerja Berdasarkan hasil penelitian,
Pengalaman kerja adalah Badan Kepegawaian Daerah
suatu dasar / acuan seorang pegawai Provinsi Jawa Tengah telah
dapat menempatkan diri secara melaksanakan sosialisasi tanggung
tepat kondisi, berani mengambil jawab kepada pegawai.
resiko, mampu menghadapi
tantangan dengan penuh tanggung b. Persyaratan Kompetensi Minimal
jawab serta mampu berkomunikasi dalam Jabatan
dengan baik terhadap berbagai Dalam Peraturan Kepala
pihak untuk tetap menjaga Badan Kepegawaian Nasional No.
produktivitas, kinerja dan 43 / KEP / 2001 tentang Standar
menghasilkan individu yang Kompetensi Pegawai Negeri Sipil
kompeten dalam bidangnya menyebutkan bahwa kompetensi
(Sutrisno, 2009:158). adalah kemampuan dan
Bahwa Badan Kepegawaian karakteristik yang dimiliki oleh
Daerah Provinsi Jawa Tengah untuk seorang Pegawai Negeri Sipil,
menduduki jabatan tertentu telah berupa pengetahuan, keahlian, dan
mensyaratkan memiliki sikap perilaku, yang diperlukan
pengalaman pada jabatan pelaksana dalam pelaksanaan tugas
minimal 4 tahun atau jabatan jabatannya yang terdiri dari:
fungsional yang sesuai dengan 1.) Kompetensi Umum
bidang tugas Adalah kemampuan dan
karakteristik yang telah dimiliki
2. Dimensi Kompetensi oleh seorang pegawai negeri
Kompetensi adalah suatu sipil, berupa pengetahuan dan
kemampuan untuk melaksanakan atau perilaku yang diperlukan dalam
melakukan suatu pekerjaan atau tugas melaksanakan tugas jabatan
yang dilandasi atas keterampilan dan yang dipangkunya. Kompetensi
pengetahuan serta didukung oleh sikap umum dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun learning by doing, konsep tour of
pendidikan dan pelatihan the duty, dan tour of area.
kepemimpinan. d. Kompetensi Manajerial Untuk
2.) Kompetensi Khusus Menduduki Jabatan
Adalah kemampuan dan Setiap pegawai Badan
karakteristik yang telah dimiliki Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
oleh seorang pegawai negeri Tengah yang akan menduduki
sipil berupa keahlian untuk jabatan struktural terlebih dahulu
melaksanakan tugas jabatan telah memiliki berbagai
yang dipangkunya. Kompetensi kompetensi, antara lain kompetensi
khusus dapat diperoleh melalui manajerial, kompetensi teknis, serta
pendidikan dan pelatihan teknis kompetensi lainnya yang
yang ditetapkan oleh Pembina dipersyaratkan.
Kepegawaian di Instansi masing Badan Kepegawaian Daerah
– masing sesuai dengan uraian Provinsi Jawa Tengah
tugas atau jabatan di unit mempersyaratkan bahwa pegawai
organisasinya. yang akan menduduki jabatan telah
Berdasarkan hasil penelitian, memiliki pemikiran visioner,
diketahui bahwa di Badan kepemimpinan, pengambilan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa keputusan, pengawasan untuk
Tengah ditetapkan bahwa pejabat pengendalian, perencanaan untuk
struktural telah mampu memimpin dan organisasi, serta delegasi.
berkoordinasi dengan semua unsur Kompetensi manajerial yang
terkait, serta melakukan kerjasama dan dominan adalah kompetensi di
pembinaan kepada seluruh bawahan, bidang kepemimpinan dan
disamping kompetensi minimal yang pengambilan keputusan, serta
dipersyaratkan untuk menduduki dilevel jabatan Eselon IV
jabatan. merupakan setara dengan jabatan
manajemen pemula. Selain itu,
c. Kompetensi Teknis Untuk dijelaskan pula bahwa seseorang
Menduduki Jabatan yang akan dijadikan pejabat
Bahwa pegawai di Badan struktural telah mampu memimpin
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa dan bertanggung jawab secara
Tengah telah memiliki persyaratan penuh terhadap bidang tugasnya
teknis menduduki jabatan Eselon III serta menjadi teladan dan motivator
yaitu telah mengikuti pendidikan bagi orang di sekelilingnya,
dan pelatihan kepemimpinan III, hal memiliki wawasan yang luas,
ini menunjukkan ketidaksesuaian visioner, tegas, dan cermat dalam
atau kekurangpahaman pengambilan keputusan.
membedakan antara persyaratan
kompetensi teknis dengan 3. Dimensi Penilaian Kinerja
kompetensi manjerial. Selain hal Penilaian kinerja merupakan
tersebut, diperoleh jawaban bahwa faktor penting untuk meningkatkan dan
kompetensi teknis yang telah mengembangkan karier seorang
dimiliki adalah sesuai dengan pegawai. Asumsi kinerja yang baik
tupoksi yang diemban masing – melandasi seluruh aktifitas
masing kepala sub bidang, namun perkembangan karier. Kemajuan karier
hal ini merupakan perumpunan agar umumnya terletak pada kinerja dan
dapat menyesuaikan dengan metode prestasi. Viethzal Rivai ( 2004:291 ).
Ada 4 aspek yang diteliti, yaitu:
a. Objektivitas Penilaian Kinerja tentang kinerja yang telah tercapai.
Penilaian kinerja dilakukan Jika memampu memberikan umpan
secara objektif dengan mengacu balik maka dampaknya akan positif
kepada Peraturan yang berlaku bagi kinerja, antara lain berupa
yaitu menggunakan Sasaran Kinerja meningkatkan percaya diri pegawai
Pegawai (SKP) yang dibuat setiap yang bersangkutan serta membina
awal tahun, sebagai tolok ukur hubungan kerja yang konstruktif
kinerja untuk 1 (satu) tahun yang dan meningkatkan kinerja pegawai.
akan datang. Badan Kepegawaian Daerah
Penilaian tersebut dilakukan Provinsi Jawa Tengah dapat
Badan Kepegawaian Daerah diketahui bahwa di Badan
Provinsi Jawa Tengah secara Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
menyeluruh, hal ini dimaksudkan Tengah belum melakukan penilaian
agar objektivitas penilaian kinerja umpan balik terhadap Sasaran
dapat tercapai dengan penilaian Kinerja Pegawai (SKP), baik
kinrja berdasarkan Sasaran Kinerja kepada pegawai yang belum
Pegawai (SKP) lebih memacu para mencapai target maupun pada
pegawai untuk mengejar target yang pegawai yang sudah mencapai
sudah ditentukan,sehingga dalam target.
melakukan penialain masing –
masing pegawai maupun pejabat d. Struktur Penilaian Kinerja
struktural bisa mengetahui prestasi Struktur penilaian kinerja di Badan
kerja yang dicapai setiap tahun Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
secara jelas. Tengah dilaksanakan secara
berjenjang, mulai dari Kepala
b. Ukuran – ukuran Penilain Kinerja Badan Kepegawaian Daerah
Ukuran – ukuran penilaian Provinsi Jawa Tengah membuat
kinerja di Badan Kepegawaian perjanjian kinerja dengan pejabat
Daerah Provinsi Jawa Tengah struktural dibawahnya atau Kepala
mengacu pada Sasaran Kinerja Bidang, kemudian Kepala Bidang
Pegawai (SKP) yang berupa target – membuat perjanjian kinerja dengan
target kinerja yang telah dicapai Kepala Sub Bidang, Kepala Sub
dalam 1 (satu) tahun, dengan Bidang membuat perjanjian kinerja
diberlakukannya penilaian kinerja dengan staffnya masing – masing.
berdasarkan Sasaran Kinerja Komponen penilaian kinerja
Pegawai (SKP) semua prestasi kerja didasarkan atas tugas pokok masing
dapat diukur dengan jelas baik – masing bidang dan program dan
mengenai volume ataupun jenis kegiatan yang akan dilakukan
pekerjaannya. dalam 1 (satu) tahun kedepan yang
dijabarkan dalam Sasaran Kinerja
c. Umpan Balik Penilaian Kinerja Pegawai (SKP).
Umpan balik penialian kinerja Struktur penilaian kinerja yang
dimaksudkan untuk memperoleh dilakukan di Badan Kepegawaian
masukan dan evaluasi dari maisng – Daerah Provinsi Jaawa Tengah
masing pegawai di Badan dapat disimpulkan bahwa sudah
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa dilakukan secara terstruktur namun
Tengah sebagai cerminan dari dalam implementasinya belum
prestasi kerja secara keseluruhan menunjukkan upaya yang kongkrit
agar terjadi timbal balik yang saling penilaian kinerja dilakukan secara
melengkapi dan memperbaiki terstruktu dan terperinci. Apabila
struktur penilaian kinerja dilakukan Pertimbangan pengembangan
sebagaimana mestinya akan pola karier dilakukan berdasarkan
memudahkan pemantauan dan aspek-aspek pola karier yang
evaluasi dalam setiap jenjang dan berlaku.
jenis pekerjaan. Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Tengah bahwa setiap
4. Dimensi Kebutuhan Pemerintah pegawai yang akan menduduki
Kebutuhan instansi jabatan terlebih dahulu dilakukan
pemerintah adalah suatu kebutuhan seleksi melalui berbagai tahapan,
saat ini maupun kebutuhan pada yang diawali dengan mengikuti tes
masa yang akan datang, baik secara terbuka yang dilakukan
menyangkut sumber daya manusia, secara bersama-sama dengan
sarana dan prasarana maupun instansi lain yang dikoordinir oleh
sistem yang diperlukan. Aspek yang Badan Kepegawaian Daerah
diteliti ada 4, yaitu sebagai berikut: Provinsi Jawa Tengah. Setelah yang
a. Kesesuaian pengembangan karier bersangkutan dinyatakan lulus tes
dengan penentuan masa depan tertulis, kemudian dilakukan tes
organisasi tahap berikutnya. Bagi yang lolos
Kesesuaian pengembangan tahap tersebut dikaji kembali
karier dengan masa depan mengenai kualifikasi pendidikan
organisasi yang dilakukan di Badan yang dipersyaratkan, kompetensi
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa yang dimiliki, serta prestasi kerja
Tengah diselaraskan dengan yang dicapai selama pelaksanaan
kebijakan pemerintah dengan tugas.
mengacu kepada Undang-Undang
No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur c. Sistem Informasi Manajemen
Sipil Negara. Adanya kesesuaian Kepegawaian (SIMPEG)
pengembangan karier dapat Guna memudahkan
menjamin efisiensi, efektivitas, dan manajemen pengelolaan pegawai
akurasi pengambilan keputusan telah dikembangkan sistem
dalam manajemen ASN diperlukan informasi manajemen kepegawaian
sistem informasi ASN. Sistem (SIMPEG).
informasi ASN diselenggrakan Bahwa Badan Kepegawaian
secara nasional dan terintegrasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
antar instansi pemerintah, hal ini dalam pengelolaan manajemen
dimaksudkan untuk menjamin kepegawaian sudah menggunakan
keterpaduan dan akurasi data dalam sistem informasi kepegawaian, baik
sistem informasi ASN. secara internal maupun secara
Badan Kepegawaian Daerah menyeluruh terhadap semua
Provinsi Jawa Tengah pegawai yang ada d lingkungan
menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
pengembangan karier sangat erat
kaitannya dengan penentuan masa d. Assessment Center
depan organisasi, tanpa melakukan Assessment Center sebagai
hal itu organisasi tidak akan mampu dasar untuk menilai dan
menjawab tantangan jaman mengevaluasi kapasitas pegawai
dalam pengembangan karier,
b. Pertimbangan Pengembangan Pola melalui assessment center ini dapat
Karier mempolakan pegawai yang
memenuhi kriteria untuk diangkat pendidikan dan kualifikasi jabatan
dalam jabatan struktural. dengan terlebih dahulu dilakukan
Hasil waawancara diperoleh pemetaan kualifikasi pendidikan
penjelasan bahwa hasil assessment yang dibutuhkan, serta melakukan
center digunakan oleh Badan evaluasi secara berkala terhadap
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa pelaksanaan tugas yang diberikan
Tengah sebagai bahan kepadanya;
pertimbangan dalam pengangkatan 2. Berkaitan dengan pendidikan dan
jabatan struktural yang pelatihan teknis, disarankan agar
berkompeten. Badan Kepegawaian Daerah
Provinsi Jawa Tengah menyusun
F. PENUTUP jenis pendidikan dan pelatihan
KESIMPULAN teknis yang perlu diikuti oleh
Berdasarkan hasil pembahasan pejabat struktural yang belum
yang dilakukan pada bab sebelumnya pernah mengikuti pendidikan dan
mengenai analisis pengembangan pelatihan teknis, serta pendidikan
karier Pegawai Negeri Sipil di Badan dan pelatihan fungsional dan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa pendidikan dan pelatihan
Tengah, penulis dapat meyimpulkan manajerial lainnya;
bahwa pengembangan karier di Badan 3. Pegawai di Badan Kepegawaian
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
Tengah telah berjalan mengacu pada memiliki pengalaman kerja dan
Undang – Undang Nomor 5 Tahun kualifikasi di bidangnya lebih lama,
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, perlu mendapat prioritas untuk
dalam pelaksanaannya belum semua dipertimbangkan menduduki
berjalan dengan baik karena Peraturan jabatan struktural;
Pemerintah yang mengatur tentang 4. Dalam kaitan dengan disiplin
Teknis pelaksanaannya belum pegawai, Badan Kepegawaian
semuanya ada, disamping itu juga Daerah Provinsi Jawa Tengah perlu
karena Undang – Undang Nomor 5 menerapkan disiplin dalam bekerja
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil terhadap seluruh pegawai dengan
Negara baru berjalan 2 (dua) tahun ketat serta diberikan reward dan
sehingga masih perlu penerapan lebih sanksi yang jelas terhadap yang
lanjut dilapangan. melanggar ataupun yang berprestasi
baik;
SARAN 5. Mengenai masalah penilaian
Berdasarkan kesimpulan yang telah kinerja, Badan Kepegawaian
disampaikan, maka saran yang akan Daerah Provinsi Jawa Tengah perlu
diberikan buntuk memberikan masukan melakukan secara objektif dan
untuk pengembangan karier pegawai diketahui oleh seluruh pegawai agar
negeri sipil berdasarkan Undang – dapat dipatuhi dan dilaksanakan
undang nomor 5 tahun 2014 tentang serta adanya umpan balik dari setiap
aparatur sipil negara: pegawai sehingga kekurangan dapat
1. Belum adanya pemetaan kualifikasi diperbaiki;
pendidikan sesuai jabatan yang
dibutuhkan di Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Jawa Tengah,
untuk itu Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Jawa Tengah perlu
merancang formasi kualifikasi
Prabu, Mangkunegara Anwar. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Al Fajar, Siti, Heru, Tri. 2013. Manajemen Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Sumber Daya Manusia Sebagai Dasar Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Meraih Keunggulan Bersaing. Bandung: CV. Alfabeta.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang
Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Administrasi Publik. Jakarta: Penerbit
Daya Manusia Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. Erlangga.
Handoko, Hani, T. 2013. Manajemen Sutrisno Edy. 2009. Manajemen Sumber
Personalia & Sumberdaya Manusia. Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
_______________. 2001. Manajemen
Personalia & Sumberdaya Manusia. Peraturan Perundangan:
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kadarisman, M. 2012. Manajemen Keputusan Kepala Badan Kepegawaian
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Negara Nomor 43/KEP/2001 Tentang
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Standar Kompetensi Jabatan Struktural
Pegawai Negeri Sipil.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia Keputusasn Menteri Dalam Negeri Nomor
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja 17 Tahun 2000 Tentang Sistem
Rosdakarya Offset. Informasi Manajemen Kepegawaian
Departemen Dalam Negeri dan
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Pemerintahan Daerah
Daya Manusia Edisi Kedua. Bandung:
Alfabeta Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Rivai, Veithzal, Ella Jauvani Sagala.
Manajemen Sumber Daya Manusia Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Untuk Perusahaan Dari Teori ke Negara Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Praktek Edisi Kedua. Jakarta: PT. Pedoman Perumusan Standar
Rajagrafindo Persada. Kompetensi Teknis Pegawai Negeri
Sipil.
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Nomor 13 Tahun 2002 Tentang
Bandung: PT. Refika Aditama. Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 100 Tahun 2000 Tentang
Simamora, Henry. 2003. Manajemen Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Sumber Daya Manusia Edisi III. Dalam Jabatan Sruktural.
Jakarta: STIE YKPN.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nawawi, Nadari,. 2005. Manajemen Nomor 100 Tahun 2000 Tentang
Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Dalam Jabatan Struktural.
Mada University Press.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.

Website:
www.reformasibirokrasi.com

Disetujui oleh Dosen Pembimbing I


Semarang, Juli 2016

Dra. Tri Yuniningsih, M.Si


NIP. 19670602.1992003.2.001

Anda mungkin juga menyukai