Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PERUNDANG-UNDANGAN DAN ETIKA KEFARMASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Selli Anggraini 22344158

Rendy Indra Jaya 22344182

Haulina Rahmah 22344186

Yolanda Gusti Ayu 22344195

Raihan Rispahandi Rizki 22344196

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2023
ASPEK UU 11/2020
JUDUL Cipta Kerja
LATAR BELAKANG a. pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan,
perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro,
kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan
percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebar di
berbagai Undang-Undang sektor saat ini belum dapat
memenuhi kebutuhan hukum untuk percepatan cipta kerja
b. belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam
menjamin percepatan cipta kerja
DASAR HUKUM 1. Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B,
Pasal 20, Pasal 22D ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D
ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor XVI/MPR 11998 tentang Politik Ekonomi
Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi;
3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor IX/MPR/2OOI tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
KETENTUAN UMUM Definisi : cipta kerja, koperasi, usaha mikro, perizinan berusaha,
pemerintah pusat, pemerintahan daerah, pemerintah daerah,
pelaku usaha, badan usaha, rencana detail tata ruang,
persetujuan bangunan gedung, hari.
TUJUAN a. menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan
memberikan kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan
terhadap koperasi dan UMK-M serta industri dan
perdagangan nasional
b. menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan, serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja
ASPEK YANG DIATUR 1. Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup
2. Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha
3. Ketenagakerjaan
4. Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
5. Kemudahan Berusaha
6. Dukungan Riset dan Inovasi
7. Pengadaan Tanah
8. Kawasan Ekonomi
9. Investasi Pemerintah Pusat dan Kemudahan Proyek Strategis
Nasional
10. Pelaksaan Administrasi Pemerintah Untuk Mendukung
Cipta Kerja
11. Pengawasan dan Pembinaan
12. Ketentuan Lain-Lain
MATERI FARMASI Auditor halal, produksi dan distribusi sediaan farmasi, perizinan
berusaha terkait sediaan farmasi, ekspor & impor psikotropika,
Industri dan PBF,
SANKSI Pidana denda atau penjara
ATURAN PERALIHAN / a. Perizinan Berusaha atau izin sektor yang sudah terbit masih
PENUTUP tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perizinan Berusaha
b. Perizinan Berusaha dan/atau izin sektor yang sudah terbit
sebelum berlakunya Undang-Undang ini dapat berlaku
sesuai dengan Undang-Undang ini
c. Perizinan Berusaha yang sedang dalam proses permohonan
disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
d. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini wajib
ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan
e. Semua peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang yang
telah diubah oleh Undang-Undang ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
UndangUndang ini dan wajib disesuaikan paling lama 3
(tiga) bulan
Penjelasan Penciptaan lapangan kerja yang dilakukan melalui pengaturan
terkait dengan peningkatan investasi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dan percepatan proyek strategis nasional
paling sedikit memuat pengaturan mengenai: pelaksanaan
investasi Pemerintah Pusat melalui pembentukan lembaga
pengelola investasi dan penyediaan lahan dan perizinan untuk
percepatan proyek strategis nasional. Dalam rangka mendukung
kebijakan strategis Cipta Kerja tersebut diperlukan pengaturan
mengenai penataan administrasi pemerintahan dan pengenaan
sanksi.

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan strategis penciptaan


kerja beserta pengaturannya, diperlukan perubahan dan
penyempurnaan berbagai Undang-Undang terkait. Perubahan
Undang-Undang tersebut tidak dapat dilakukan melalui cara
konvensional dengan cara mengubah satu persatu Undang-
Undang seperti yang selama ini dilakukan, cara demikian tentu
sangat tidak efektif dan efisien serta membutuhkan waktu yang
lama.

Anda mungkin juga menyukai