Metode SSA berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan natrium
menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5, sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya
pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik
suatu atom. Keuntungannya metode ini spesifik dan batas deteksi yang rendah, dari larutan
yang sama beberapa unsur yang bertahan dapat diukur, output data (adsorben) dapat dibaca
langsung, dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh, dan
batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (ppm hingga %). Kekurangannya
adalah hanya dapat menganalisis logam berat dalam bentuk atom dan sampel yang dianalisis
harus dalam suasana asam (pH 2-3).
B. Instrumentasi
Kromatografi gas adalah salah satu teknik kromatografi, dimana yang bertindak
sebagai fase diam dapat berupa fase padat atau fase cair dan sebagi fase geraknya adalah fase
gas. Jika ada dua atau lebih campuran (solute), maka solute akan didistribusikan pada kedua
fase tersebut. Fase gerak atau gas pembawa yang sering digunakan adalah hidrogen, helium,
nitrogen, dan campuran argon / metana karena mereka tidak reaktif (inert) serta dapat dibeli
dalam keadaan murni. Sampel yang digunakan harus mudah menguap atau volatil. Jika
senyawa kurang mudah menguap kondisi sampe harus memiliki tekanan uap yang tinggi. Jika
sampel non volatil maka diperlukan reaksi derivatization.
Kelebihan dari GC adalah kecepatan alir fase gerak sangat terkontrol dan tetap,
pencampuran uap sampel ke dalam aliran fase gerak sangat mudah terjadi, kromatografi gas
sangat mudah digabungkan dengan instrumen lain. Kekurangannya adalah beberapa analit
sulit menguap, beberapa analit mudah terurai pada suhu tinggi dan biaya operasional yang
mahal.
Proses lainnya daah kromatografi partisi dimana fase diamnya adalah cair. Pemisahan
komponennya terjadi karena perbedaan kelarutan dari masing-masing komponen didalam
fase diam dan fase gerak. Dalam kromatografi gas dikenal dengan istilah Gas Liquid
Chromatography. Sistem gas cair ini paling sering digunakan.
Cimetidine
Mekanisme sekresi asam lambung dimulai dari sistem saraf otom dirangsang, sinyal
rangsangan menuju ke parietal yang menyebabkan adanya pelepasan meurotransmitter
asetilkolin, pelepasan asetilkolin mengaktifkan resseptor kolinergik dan terjadi pelepasa asam
lambung ke dalam perut.
Farmakokinetik dari obat ini adalah obat golongan ini diabsorpsi di usus. Simetidin,
ranitidin dan famotidin mengalami metabolisme di hati dengan bioavailabilitasnya sekitar
50%. Hanya sedikit nizatidin mengalami metabolisme di hati sehingga bioavailabilitasnya
mencampai hampir 100%. Waktu paruh serum keempat obat tersebut berkisar dari 1-1,4 jam,
namun durasi kerjanya bergantung pada dosis yang diberikan
Farmakodinamik dari obat ini adalah semua antagonis reseptor H2 menghambat 60-
70% sekresi asam selama 24 jam. Antagonis H2 terutama efektif menghambat sekresi asam
di malam hari (yang sangat bergantung pada histamin) tetapi hanya berdampak kecil terhadap
sekresi asam yang dipicu oleh makanan. Jadi obat ini menyekat lebih dari 90% sekresi asam
di malam hari tetapi hanya 60-80% sekresi asam di siang hari. Dosis obat yang biasa
dianjurkan mempertahankan inhibisi asam lebih dari 50% selama 10 jam. Karena itu, obat ini
biasa diberikan sebanyak dua kali sehari.