PENDAHULUAN
Nilai Pasar Wajar atas objek properti dan laporan penilaian ini tidak bisa
1
Kata kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor, adalah sebutan untuk
tempat yang digunakan untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara
rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan
bertingkat tinggi. Perkantoran adalah Sebuah atau beberapa gedung yang
dijadikan oleh satu atau lebih organisasi/perusahaan sebagai tempat mereka
melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Jenis perkantoran berdasarkan tipe bangunan suatu gedung perkantoran ada beberapa
macam yaitu ; High rise building (bangunan dengan lantai lebih dari 20 lantai), Middle
rise building (bangunan 4 lantai sampai dengan 20 lantai), Low rise building (bangunan 1
lantai sampai dengan 3 lantai), Garden office/office park (bangunan 1 sampai 5 lantai
dengan lansekap yang ekstensif). Tipe bangunan gedung perkantoran lebih pada jumlah
lantai yang ada atau terbangun.
2
daerah pusat bisnis, Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai mana saja
namun memiliki kualitas material yang baik dan cukup modern). Dilihat dari segi kelas
ternyata yang lebih diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran, lokasi,
fasilitas serta kualitas material bangunan yang digunakan.
1.5.3 Nilai
Nilai adalah pendapat seseorang terhadap sesuatu hal pada waktu dan
tempat tertentu yang dinyatakan dengan uang.
Nilai pasar adalah perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian yang
dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu properti
antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan yang penawarannya
dilakukan secara layak, dimana kedua pihak masing-masing mengetahui, dan
bertindak hati-hati dan tanpa paksaan (SPI 0.5.39.1).
3
sesudah kontrak. Pendekatan ini berdasar pada konsep hubungan antara nilai
dengan pendapatan dari suatu income producing property.
Apabila pendapatan dari properti yang akan dinilai tidak dapat dianggap
tetap, maka penilaiannya dapat menggunakan Metoda Arus Kas yang
Didiskontokan atau lebih dikenal dengan istilah metode DCF
(Discounted Cash Flow). Dengan pendekatan ini, nilai dari suatu properti
adalah sejumlah nilai kini dari Net Operational Income yang akan diperoleh dari
hasil operasional properti tersebut termasuk didalamnya Terminal Value jika
pada akhir tahun proyeksi diasumsikan masih terdapat sejumlah pendapatan
yang akan berlangsung secara terus menerus dan stabil.
4
operasional. Seperti antara lain; tanah, gedung, sarana pelengkap, mesin-mesin
dan peralatan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
f. Menghitung nilai kini dari Net Operational Income yang mungkin diperoleh
dengan mendiskontokannya pada discount rate yang merefleksikan tingkat
balikan yang diharapkan dari investasi jenis properti bersangkutan.
Mayapada Tower II merupakan jawaban nyata yang diberikan oleh PT. Sejahtera
Alam Property selaku konstruktor dan PT. Precise Pacific Realty selaku pengelola
atas kebutuhan akan ruang perkantoran yang semakin meningkat di daerah CBD
Jakarta khususnya kebutuhan gedung perkantoran berkualitas premium.
5
terdiri dari 20 lantai dan basement yang dijadikan area restoran/ cafe serta
bangunan parkir berlantai 8 dengan total parking lot sebesar 300 seluas 19.512 .
Menilik dari luasnya space yang ditawarkan oleh Mayapada Tower II, maka
sasaran dari properti ini lebih dari 2 perusahaan (Multiple Tenant). Fasilitas yang
tersedia meliputi saluran telekomunikasi modern (Fiber Optic, broadband,
leased line & ISDN), instalasi listrik 3600 kVa, fire safety, Bank/ ATM dan
restaurant/ cafe.
6
2. URAIAN UMUM
7
Disamping itu, lokasi perkantoran ini memliki kaedah zoning sesuai yang
ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai areal bisnis dan komersial.
8
a. Kawasan Dukuh Atas sebagai pusat kegiatan primer dengan fungsi stasiun
terpadu dan titik perpindahan antar moda tranportasi dengan konsep TOD;
b. Kawasan Kanal Bajir Timur dengan fungsi kawasan strategis kepentingan
lingkungan;dan
c. Kawasan Segitiga Emas Setiabudi dengan fungsi pusat perkantoran dan jasa
keuangan.
a. Physically Possible
Pembangunan suatu properti haruslah memperhatikan keadaan geografis
lingkungan dari lokasi pembangunannya, baik itu kondisi lingkungan sekitarnya
maupun topografi dari bidang tanahnya. Unsur-unsur tersebut harus dianalisis
dengan cermat agar diketahui bahwa pembangunan dari properti tersebut apakah
memungkinkan secara fisik atau tidak. Untuk kawasan Sudirman sendiri
merupakan kawasan siap bangun, tanah-tanah yang ada di kawasan tersebut telah
berupa kavling dengan kontur rata sehingga untuk pembangunan gedung-gedung
bertipe menengah ke atas (Highrise Building) sangatlah memungkinkan didukung
dengan intensitas terjadinya gempa yang minim. Untuk masalah banjir, khususnya
kawasan Triangle merupakan kawasan yang bebas banjir karena ada sistem
pengontrolan pintu air yang baik.
b. Financially Feasible
9
Pembangunan properti, selain memperhatikan faktor fisik lingkungan, juga
harus memperhatikan kelayakan pembangunannya secara keuangan. Hal ini
penting sekali untuk dipertimbangkan agar jangan sampai seluruh investasi yang
dikeluarkan dalam pembangunannya tidak dapat memberikan return yang
diinginkan oleh investor-investor. Untuk Mayapada Tower II, perhitungan dan
analisis-analisis yang dilakukan oleh manajer keuangan baik saat pra
pembangunan maupun pasca pembangunan telah terbukti nyata hasilnya. Hal itu
dapat dibuktikan dengan eksistensi Mayapada Tower II sebagai bangunan
perkantoran berkualitas premium selama 22 tahun sejak tahun 1993 dan juga
konsistensinya menghasilkan return yang diinginkan investor sehingga dapat
dikatakan bahwa pembangunan Mayapada Tower financially feasible.
c. Legally Permissible
Dalam kewenangannya menurut UUD pasal 33 ayat (3), pemerintah memiliki
hak untuk menyelenggarakan peruntukan tanah demi menjamin terselenggaranya
tertib administrasi pertanahan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Oleh
karena itu, tentu akan ada regulasi pemerintah khususnya pemerintah daerah (asas
otonomi) berkenaan dengan pertanahan/ kawasan melalui Rencana Tata Ruang
Pemerintah Pusat maupun Daerah. Salah satu kebijakan yang sangat
mempengaruhi sektor properti yaitu Zoning (Peruntukan lahan untuk suatu jenis
penggunaan bangunan dalam suatu kawasan) dan persayaratan IMB seperti KDB,
KLB, dan lain-lain. Jadi, pembangunan Mayapada Tower II di kawasan Sudirman
merupakan keputusan yang sangat tepat mengetahui bahwa kawasan tersebut
memang oleh Pemprov DKI dikhususkan untuk kawasan bisnis dan komersial.
d. Maximally Productive
Pembangunan properti harus dipikirkan dengan sangat teliti dan cermat
melalui instrumen-instrumen pendukung seperti keahlian rekayasa sipil dalam hal
memenuhi unsur pemanfaatan atau pengelolaan fisik lingkungan, keahlian
manajemen keuangan dalam menganalisis kelayakan investasi pembangunan
properti baik saat pra pembangunan maupun pasca pembangunan dan ketertiban
administrasi pembangunan serta pengelolaan. Unsur-unsur tersebut harus dipenuhi
dengan tujuan semata-mata untuk menghasilkan pendapatan semaksimal mungkin
demi memenuhi tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Untuk properti-
10
properti di kawasan Sudirman, melihat dari lokasinya yang strategis, kualitas
bangunan premium dan tingkat hunian yang menembus angka 95% untuk
perkantoran, maka dapat dikatakan bahwa Mayapada Tower II khususnya
memenuhi unsur maximally productive.
Berdasarkan analisis keempat unsur tersebut diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Mayapada Tower II memenuhi kualifikasi Highest and Best Use.
11
3. IDENTIFIKASI PROPERTI DAN DOKUMEN KEPEMILIKAN
3.1.1 Tanah
Properti berada diatas tanah seluas 7.438 m. Kondisi umum dari tanah
tersebut adalah sebagai berikut:
3.1.2 Bangunan
12
Nama Pemilik : PT. PRECISE PACIFIC REALTY
IMB : 1993
Alamat Properti : Jl. Jenderal Sudirman Kav. 27, Sudirman, Jakarta Selatan,
Jakarta, Indonesia
13
4. ANALISIS DAN DASAR PENILAIAN
14
Kenaikan jumlah pengunjung ini dapat menambah tingkat pendapatan para
penyewa.
15
Grafik 4.1.1.2 Grafik Perubahan tingkat suku bunga di Indonesia
3. Tingkat Inflasi
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Dengan demikian tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum.
Kategori inflasi adalah 4-6% rendah, 5-10% menengah, dan 11-100% tinggi serta
bila >100% adalah hiper. Indonesia berada pada inflasi 3.79% pada Desember
2011 dan 5,3% pada Januari 2012. Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada
tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan
meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi
yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu, tingkat
inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi
makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan
ekonomi makro. Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya
akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami,
dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah
16
sering menggunakan kebijakan moneter yang ketat. Dengan demikian tingkat
inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui
pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4. Pengaruh Infrasruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor
guna berpartisipasi menanamkan modalnya di Indonesia .Partisipasi tersebut dapat
berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat
perkembangan makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan
penurunan tingkat bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan
yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis.
17
Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya
akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi masyarakat. Dengan
infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin
besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai seperti jalan raya,
stasiun, terminal, maka akan ada banyak juga angkutan umum yang akan lewat,
sehingga letak properti pusat perelanjaan yang strategis, di tengah kepadatan dan
mudah dicapai akan mendatangkan pengunjung yang lebih banyak. Hal inilah
yang akan mendorong investor untuk membangun propertinya.
Tahapan analisis mikro adalah melakukan analisis yang lebih detail terhadap
property perkantoran yang direncanakan. Dalam tahapan analisis mikro terhadap
perkantoran Mayapada Tower II, beberapa poin yang dianalisis dipengaruhi oleh
berbagai analisis terhadap perkantoran-perkantoran yang berada di daerah
jabodetabek, yaitu sebagai berikut:
18
7200000
7000000
6800000
6600000
6400000 Triwulan II
riwulan IV
6200000
6000000
5800000
2011 2012 2013 2014 2015
19
Dengan adanya ketidak-seimbangan antara demand dan supply
lahan perkantoran di Jakarta menimbulkan terjadinya melonjaknya harga
sewa dan jual di kota ini. Sebagai bukti, harga sewa saat ini sudah menembus
angka 65 dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 780.312 per meter persegi per
bulan, di luar biaya servis sebesar 7,5 dollar AS (Rp 90.000) per meter persegi
per bulan. Angka tersebut merupakan rekor harga sewa tertinggi pada kuartal III
2013 yang pernah terjadi dan berlaku di gedung perkantoran premium Kawasan
Bisnis Terpadu (Central Business District/CBD) Jakarta. Sementara harga
terendah sebesar Rp 100.000/m2/bulan dan biaya servis Rp 25.000-Rp
40.000/m2/bulan.
Untuk luar CBD, harga yang ditawarkan cukup bersaing dan lebih banyak
terpengaruh oleh lokasi dibandingkan faktor-faktor lainnya. Sebagai kawasan
yang paling berkembang saat ini misalnya, koridor TB Simatupang, masih
berada pada level 25 dollar AS (Rp 300.000)/m2/bulan dan biaya servis Rp
60.000/m2/bulan. Harga sewa terendah sekitar Rp 70.000/m2/bulan dan biaya
servis Rp 35.000/m2/bulan. Harga sewa tersebut meningkat dua kali lipat jika
dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 33,78 dollar AS (Rp
392.336/m2/bulan). Sedangkan di luar CBD sekitar 19,1 Dollar AS (Rp
222.709/m2/bulan).
Semakin lama, fungsi yang ada menjadi lebih berkembang, artinya tidak lagi
sebuah property perkantoran diperuntukkan sebagai gedung gedung kantor
beberapa perusahaan saja. Property perkantoran berkembang menjadi tempat
kuliner atau food and beverage, lifestyle, dan sebagai pusat hiburan
20
(entertainment center), dan lain-lain. Seperti halnya tejadi pada perkantoran
Mayapada Tower yang awalnya disewakan untuk gedung perkantoran saja
sebagian beralih fungsi menjadi tempat kuliner, lifestyle bahkan pusat hiburan.
Hal ini juga terjadi pada properti perkantoran lain yang ada di Jabodetabek, dan
banyak memberikan dampak positif terhadap tingkat hunian gedung yang
semakin meningkat tiap tahunnya.
21
5. PENDEKATAN PENILAIAN
Penilaian properti pusat perbelanjaan ini dilakukan dengan menggunakan satu
pendekatan yaitu Pendekatan Pendapatan dengan analisis DCF. Pada Pendekatan
Pendapatan, penilaian dilakukan dengan metode Arus Kas Terdiskonto
(Discounted Cash Flow). Sehubungan dengan jenis aktiva yang tergolong sebagai
income producing property, maka metode penilaian yang paling tepat dan sesuai
atas aktiva ini adalah Pendekatan Pendapatan dengan menggunakan metode
Discounted Cash Flow.
22
Proses penilaian dengan metode ini meliputi antara lain:
II. Menentukan dan atau memprediksikan segala biaya-biaya yang akan timbul
baik yang berupa direct cost maupun indirect cost dalam mengoperasikan
properti bersangkutan.
V. Menghitung nilai kini dari Net Operasional Income yang mungkin diperoleh
dengan mendiskontokannya pada discount rate yang merefleksikan tingkat
balikan yang diharapkan dari investasi jenis properti bersangkutan.
VI. Menjumlahkan semua nilai kini dari Net Operasional Income termasuk
Terminal Value jika dalam penilaiannya menggunakan metode DCF.
23
6. OPINI NILAI
Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan baik secara langsung dari
inspeksi lapangan maupun secara tidak langsung melalui instrumen teknologi
saat ini dengan memperhatikan berbagai unsur yang diperlukan dalam
menganalisis nilai indikasi akhir dari properti sesuai dengan kemampuan kami
sebagai penilai, maka kami menyimpulkan sebuah opini nilai atas penilaian yang
kami lakukan mengikuti kaidah Standar Penilaian Indonesia (metode pendekatan
pendapatan: Discounted Cash Flows) terhadap properti gedung perkantoran
Mayapada Tower II Jalan Jenderal Sudirman Kav. 27, Sudirman, Jakarta Selatan
adalah sebesar:
Rp3,500,820,600,000.00
(Tiga triliyun lima ratus milyar delapan ratus dua puluh juta enam ratus ribu rupiah)
24
1