Anda di halaman 1dari 39

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN KEJADIAN INTRAUTERI FETAL DEATH

[IUFD] DI RSUD MAYJED.H.M.RYACHUDU KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG


UTARA TAHUN 2020-2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
SAIMAH
NPM : 210102100P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN KEJADIAN INTRAUTERI FETAL DEATH
[IUFD] DI RSUD MAYJED.H.M.RYACHUDU KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG
UTARA TAHUN 2020-2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
SAIMAH
NPM : 210102100P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………..... iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….. 7


A. Tinjaun Teoritis IUFD……………………………………………… 7
B. B. Tinjauan Tentang Preeklamsia…………………………………... 14
C. Penelitian Terkait…………………………………………………... 18
D. Kerangka Teori……………………………………………………... 19
E. Kerangka Konsep…………………………………………………… 21
F. Hipotesis…………………………………………………………..... 21

BAB III METODOLOGI………………………………………………… 22


A. Jenis Penelitian……………………………………………………… 22
B. Waktu Dan Tempat Penelitia……………………………………….. 22
C. Rancangan Penelitian………………………………………………. 22
D. Subjek Penelitian…………………………………………………… 24
E. Variabel Penelitian………………………………………………….. 24
F. Definisi Operasional………………………………………………… 24
G. Pengumpulan Data………………………………………………….. 25
H. Pengolahan Data……………………………………………………. 25
I. Analisa Data………………………………………………………… 27

ii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 30

DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Defenisi Operasional…………………………………………… 30

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian…………………………………… 20
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Penelitian…………………………………. 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Angka kematian ibu (AKI)

masih sangat tinggi, sekitar 810 wanita meninggal akibat komplikasi terkait

kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari, dan sekitar 295 000 wanita

meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di

negara berkembang mencapai 462/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di negara

maju sebesar 11/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2020). Angka kematian bayi (AKB)

turun dalam tahun-tahun terakhir. Pada tahun 2017 Angka Kematian Bayi sebanyak

29 kematian per 1000 kelahiran hidup dan Secara global 2,4 juta anak meninggal

pada bulan pertama kehidupan pada tahun 2019. Ada sekitar 6.700 kematian bayi

baru lahir setiap hari, sebesar 47% dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun,

naik dari 40% pada tahun 1990. pada Sub-Sahara afrika memiliki tingkat kematian

neonatal tertinggi pada tahun 2019 dengan 27 kematian per 1.000 kelahiran hidup,

diikuti oleh Asia Tengah dan Selatan dengan 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Seibu anak yang lahir di Afrika sub-Sahara atau di Asia Selatan 10 kali lebih

mungkin meninggal pada bulan pertama daripada seibu anak yang lahir di negara

berpenghasilan tinggi.

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia diketahui mortalitas maternal tahun

2002 mencapai 307 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan penurunan mortalitas

maternal di tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 KH. Namun angka tersebut masih jauh

1
dari yang diharapkan untuk mencapai target. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional tahun 2010- 2014 yaitu 118/100.000 KH dan target MDGs

(Millenium Development Goals) tahun 2015 yaitu 102/100.000 KH. Diperlukan

adanya upaya dan komitmen yang kuat serta terpadu untuk memenuhi target tesebut

(KemenKes, 2018).

Angka kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

keberhasilan upaya kesehatan ibu.Secara umum terjadi penurunan angka kematian

ibu selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup

walaupun terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil

mencapai target MDGs (Millennium Development Goals)yaitu sebesar 102 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.Dimana jumlah kematian ibu menurut

provinsi pada tahun 2018-2019 terdapat penurunan dari 4226 menjadi 4221 kematian

ibu di Indonesia.Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah

perdarahan (1280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1066 kasus), infeksi (207

kasus) (Kemenkes RI, 2020). Menurut Saragih 2011 Angka kematian di Indonesia

masih tinggi di bandingkan dengan Negara berkembang lainya, angka kematian bayi (

AKB ) adalah 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini

merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka kematian

bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik,

untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi.

AKB di Provinsi Lampung menunjukkan kecenderungan perbaikan yang cukup

berarti.AKB di Provinsi Lampung berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan

2
Indonesia (SDKI), terlihat cenderung menurun dari 43 per 1000 Kelahiran Hidup

tahun 2002 menjadi 30 per 1000 Kelahiran Hidup di tahun 2012.Namun demikian,

angka ini belum mencapai target yang diharapkan dalam MDGs (Dinkes Provinsi

Lampung, 2016).

Sedangkan di Kabupaten Lampung Utara untuk angka kematian ibu (AKI)

berdasarkan data Dinas Kesehatan 2020 sebanyak 10 kasus kemataian, untuk AKB

tahun 2020 sebanyak 38 kasus kematian.

Tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti perdarahan hebat (kebanyakan berdarah setelah persalinan),

infeksi (biasanya setelah persalinan), komplikasi dari persalinan, aborsi tidak aman

dan salah satunya adalah preeklampsia (WHO, 2020). Preeklampsia

(teksemiagravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria

(protein dalam airkemih) atau edema (penimbunan cairan) yang terjadi pada

kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan

(Ratnawati,2018).

Hasil penelitian Anggun dkk (2017) tentang kematian janin intrauterin dan

hubungannya dengan preeklampsia, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

terjadinya IUFD yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor tali pusat. Faktor penyakit

ibu salah satunya preeklampsia dipercaya berperan penting dalam kejadian kematian

janin intrauterin.Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab utama mortalitas

dan morbiditas ibu dan bayi. Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan

berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang

3
ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang terjadi setelah umur

kehamilan 20 minggu sampai segera setelah persalinan. Preeklampsia diyakini

menimbulkan iskemik uteroplasenta yang dapat menurunkan suplai oksigen dan

nutrisi ke Janin yang dapat mengganggu pertumbuhan janin hingga kematian janin

dalam kandungan.

Berdasarkan data register ibu bersalin di ruang kebidanan RSUD

Mayjed.H.M.Ryachudu Kotabumi Lampung Utara jumlah ibu bersalin di tahun 2020

sebanyak 1399 ibu bersalin, sedangkan di tahun 2021 pada bulan januari samapai

dengan bulan September sebanyak 982 ibu bersalin. Berdasarkan data tersebut ibu

bersalin di RSUD Mayjed H.M. Ryacudu kotabumi tahun 2021 bulan januari sampai

dengan bulan September yang mengalami preeklamsia sebanyak 60 kasus ( 6,1 % )

dan yang mengalami IUFD sebanyak 34 kasus (3,4% ). Pada tahun 2020 ibu bersalin

yang mengalami preeklmasia sebanyak 73 kasus ( 19,2 % ) dan yang mengalami

IUFD sebanyak 40 kasus ( 36 % ). Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti hubungan preeklamsia dengan kejadian intra uterine fetal death.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah hubungan preeklamsia dengan kejadian intra uterine fetal death di ruang

kebidanan RSUD H.M.Ryachudu kotabumi tahun 2020-2021?

C. Tujuan Penelitian

4
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan preeklamsia dengan kejadian intra uterine fetal

death di ruang kebidanan RSUD Mayjed H.M.Ryachudu kotabumi tahun

2020-2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Preeklamsia di Ruang Kebidanan

RSUD Mayjed H.M.Ryachudu Kotabumi Tahun 2020-2021.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Kejadian Intra Uterine Fetal Death

(IUFD) di Ruang Kebidanan RSUD Mayjed H.M.Ryachudu kotabumi

Tahun 2020-2021.

c. Untuk mengetahui hubungan Preklampsia Dengan Kejadian Intra Uterine

Fetal Death (IUFD) di Ruang Kebidanan RSUD Mayjed H.M.Ryachudu

kotabumi Tahun 2020-2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, menambah

wawasan dan pengalaman dalam ilmu pengetahuan terhadap hubungan

preeklamsia dangan kejadian IUFD

5
2. Manfaat Praktis

a. Bagi responden ( ibu bersalin )

Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengalaman responden

sehingga meminimalisir terjadinya preeklamsia dan kejadian IUFD.

b. Bagi tempat penelitian ( RSUD Mayjen H.M.Ryacudu Kotabumi )

Dengan adanya penelitian ini, agar dapat menjadi masukan,

menambah wawasan dan pengalaman khususnya dalam ilmu

pengetahuan preeklamsia dan IUFD sehingga bisa menurunkan angka

kejadian preeklamsia dan IUFD di RSUD Mayjed H.M Ryacudu

Kotabumi.

c. Bagi istitusi ( Universitas Aisyah Pringsewu )

Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan

pembelajaran untuk mengatasi masalah kejadian preeklamsia dan

kejadian IUFD.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan

dalam proses pembelajaran dan menjadi referensi pada penelitian

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

6
Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian tentang hubungan preeklamsia

dengan kejadian intra uterine fetal death ini yaitu jenis penelitian analitik dimana

objek penelitiannya adalah hubungan preeklamsia dengan kejadian intra uterine fetal

death. Subjek penelitian adalah ibu-ibu yang melahirkan di RSUD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi Lampung Utara, waktu penelitian akan dilaksanakan di RSUD

Mayjen H.M. Ryacudu pada bulan November 2021.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

1. Pengertian

Kematian janin dalam rahim (KJDR) atau Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

adalah keadaan kematian yang terjadi pada janin dengan batasan usia kehamilan

20 minggu keatas atau berat badan janin 500 gram atau lebih (Maryanti, 2019).

Pada primigravida/primipara terjadi gangguan imunologik

(blockingantibodis) dimana produksi antibody penghambat berkurang sehingga

dapat menghambat invasi arterispiralis ibu oleh trofoblas sampai batas tertentu

sehingga dapat mengganggu fungsi plasenta (Ekasari & Natalia, 2019).

Intrauterine fetal death (IUFD) merupakan kondisi kematian janin sebelum

dilahirkan atau kematian janin saat proses persalinan. IUFD berbeda dengan

abortus (keguguran). IUFD merupakan istilah yang umumnya digunakan untuk

menggambarkan kematian janin dalam rahim setelah usia kehamilan 20 minggu

atau lebih. Secara medis, IUFD kadang disebut juga dengan istilah stillbirth.

Sementara itu, istilah abortus digunakan untuk kematian janin pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu.

8
Berdasarkan waktunya, IUFD dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Early IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 20–27

minggu.

b. Late IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 28–36

minggu.

c. Aterm IUFD, yaitu kematian janin yang terjadi pada usia kehamilan 37

minggu atau lebih.

2. Etiologi

IUFD merupakan kematian janin yang terjadi tanpa sebab yang jelas, yang

mengakibatkan kehamilan tidak sempurna (Uncomplicated Pregnancy).

Kematian janin terjadi kira-kira pada 1% kehamilan dan dianggap sebagai

kematian janin jika terjadi pada janin yang telah berusia 22 minggu atau lebih,

dan bila terjadi pada usia di bawah usia 20 minggu disebut abortus (Mattingly

et.al., 2014)

9
3. Predisposisi IUFD

Penyebab kematian janin 25-60% kasus tidak jelas. Kematian janin dapat

disebabkan oleh faktor maternal, fetal atau kelainan patologik plasenta

(Wiknjosastro, 2014).

a. Faktor maternal antara lain adalah post term (>42 minggu), diabetes

mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi hipertensi,

pre-eklamsia, eklamsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus,

rupture uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.

b. Faktor fetal antara lain hamil kembar, hamil tumbuh terlambat, kelainan

congenital, kelainan genetik, infeksi.

c. Faktor plasenta antara lain kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, KPD,

vasa previa.

d. Faktor risiko terjadinya kematian janin intra uterine meningkat pada

usia>40 tahun, pada ibu infertil, kemokonsentrasi pada ibu, riwayat bayi

dengan berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma urelitikum),

kegemukan, ayah berusia lanjut.

4. Manifestasi Klinis

Menurut Achadiat (2004), kriteria diagnostik kematian janin dalam rahim

meliputi :

a. Rahim tidak bertambah besar bahkan semakin mengecil.

10
b. Tidak lagi dirasakan gerakan janin.

c. Tidak ditemukan bunyi jantung janin pada pemeriksaan.

d. Bentuk uterus menjadi tidak tegas seperti kehamilan normal.

e. Bila kematian telah berlangsung lama, dapat dirasakan krepitasi, yakni

akibat penimbunan gas dalam tubuh.

5. Menetapkan Kematian Janin dalam Rahim

Menurut Nugroho (2012), menetapkan janin dalam rahim meliputi :

a. Pemeriksaan terhadap detak jantung (dengan menggunakan stetoskop

laeneck, alat dopler).

b. Pemeriksaan terhadap tidak adanya gerak jantung, tulang kepala janin

berhimpit, tulang belakang makin melengkung (dengan menggunakan

USG).

c. Pemeriksaan terhadap tulang kepala berhimpit, tulang belakang

melengkung, dalam usus janin dijumpai pembentukkan gas (dengan foto

rontgen).

6. Diagnosis IUFD

Norwitz (2008), diagnosis kematian janin dalam rahim meliputi :

a. Kematian janin terjadi terjadi di awal kehamilan, mungkin tidak akan

ditemukan gejala kecuali berhentinya gejala-gejala kehamilan yang biasa

11
dialami (mual, sering berkemih, kepekaan pada payudara). Pada usia

kehamilan selanjutnya, kematian janin harus dicurigai jika janin tidak

bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama.

b. Tanda-tanda ketidak mampuan mengidentifikasi denyut jantung janin pada

kunjungan ANC (antenatal care) setelah usia gestasi 12 minggu atau tidak

adanya pertumbuhan uterus dapat menjadi dasar diagnosis.

c. Pada pemeriksaan laboratorium terjadi penurunan kadar gonadotropin

korionik manusia (Human Chorionic Gonadotropin atau HCH) mungkin

dapat membantu diagnosis dini selama kehamilan

d. Pada pemeriksaan radiologis. Secara historis, foto rontgen abdominal

digunakan untuk mengkonfirmasi IUFD. Tiga temuan sinar X yang dapat

menunjukkan adanya kematian janin meliputi penumpukan tulang

tengkorak janin (tanda spalding), tulang punggung janin melengkung

secara berlebihan dan adanya gas didalam janin. Meskipun demikian, foto

rontgen sudah tidak digunakan lagi.

USG saat ini merupakan baku emas untuk mengkonfirmasi IUFD dengan

mendokumentasikan tidak adanya aktifitas jantung janin setelah usia gestasi 6

minggu. Temuan sonografi lain mencakup edema kulit kepala dan maserasi janin.

12
7. Patofisiologi IUFD

Kematian janin dalam pada kehamilan yang telah lanjut, maka akan

mengalami perubahan sebagai berikut :Rigor mortis (tegang mati)

berlangsung 2,5 jam setelah mati kemudian lemas kembali.

a. Stadium maserasi I

Timbulnya lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini mula-.mula terisi cairan

jernih, tetapi kemudian menjadi merah coklat.

b. Stadium maserasi II

Timbul lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah

coklat,terjadi 48 jam setelah anak mati.

c. Stadium maserasi III

Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati badan janin sangat lemas

dan hubungan antara tulang tulang sangat longgar edema di bawah

kulit.

8. Komplikasi IUFD

Menurut Norwitz (2008), sekitar 20-25% dari ibu yang mempertahankan

janin yang telah mati selama lebih dari 3 minggu maka akan mengalami

koagulopati intravaskuler diseminata (disseminated intravascular

coagulopathy atau DIC) akibat adanya konsumsi faktor-faktor pembekuan

darah secara berlebihan.

13
9. Pengelolaan IUFD

Menurut Nugroho (2012), janin yang mati dalam rahim sebaiknya segera

dikeluarkan secara:

a. Lahir spontan: 75% akan lahir spontan dalam 2 minggu

b. Persalinan anjuran :

1) Dilatasi serviks dengan batang laminaria Setelah dipasang 12-24 jam

kemudian dilepas dan dilanjutkan dengan infuse oksitosin sampai

terjadi pengeluaran janin dan plasenta.

2) Dilatasi servik dengan kateter folley.

3) untuk kehamilan > 24 minggu

4) Kateter folley no 18 di masukan kedalam kanalis servikalis di luar

kantong amnion.

5) Diisi 50 ml aquades steril

6) Ujung kateter diikat dengan tali, kemudian lewat katrol ujung tali

diberi beban seberat 500 gram

7) Dilanjutkan infus oksitosin 10 u dalam dekstrose 5 % 500 ml, mulai 8

tetes/menit dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sampai his adekuat.

8) Infus oksitosin

9) Keberhasilan sangat tergantung dengan kematangan serviks, dinilai

dengan Bishop Score, bila nilai = 5 akan lebih berhasil.

10) Dipakai oksitosin 5-10 u dalam dekstrose 5 % 500 ml mulai 8

tetes/menit dinaikan 4 tetes tiap 15 sampai his adekuat.

14
11) Induksi prostaglandin

Dosis : Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suppositoria 20 mg, diulang 4-

5 jam. Pg-E 2 diberikan dalam bentuk suntikan im 400 mg. Pg-E 2,5

mg/ml dalam larutan NaCL 0.9 %, dimulai 0,625 mg/ml dalam infus.

Kontra Indikasi: asma, alergi dan penyakit kardiovaskuler.

10. Pencegahan IUFD

Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati

aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak atau

gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan

ultrasonografi.Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemeli dengan TT

(twin to twin transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh

anastomosis (Wiknjosastro, 2014).

B. Preeklampsia

1. Pengertian

Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai

dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya

inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis

preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada

usia kehamilan diatas 20 minggu. Edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria

diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan

15
normal (POGI, 2014). Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai

dengan proteinuria pada usia kehamilan 20 minggu atau segera setalah

persalinan.

Preeklamsia adalah sindroma yang terjadi pada masa kehamilan yang

ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan

darah diastolik ≥90 mmHg. Proteinuria ditetapkan apabila dalam urine

terdapat ≥ 300 mg/dl dalam urin tampung 24 jam ≥ 300 mg/dl dalam

spesimen yang diambil urin secara acak yang terjadi setelah 20 minggu usia

kehamilan ( jeelani, R. et al,2018 )

2. Gejala

Terjadinya peningkatan tekanan sistolik sekurang-sekurangnya

30mmHgatau peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg

atau adanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140mmHg atau peningkatan

tekanan diastolic sekurang-kurangnya 90 mmHgatau lebih atau dengan

kenaikkan 20 mmHg atau lebih, ini sudah dapat dibuat sebagai diagnosa.

Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam

pada keadaan istirahat. Tetapi bila diastolik sudah mencapai 100 mmHg ini

sebuah indikasi terjadinya preeklamsia berat. Tanda-tanda atau gejala

preeklampsia (Rozikhan,2007) :

a. Sakit kepala berat karena vasospasmus atau edema otak.

16
b. Sakit pada ulu hati karena regangnya selaput hati oleh

haemoraghia/2dema, sakit karena perubahan pada lambung.

c. Gangguan penglihatan. Penglihatan menjadi kabur malahan kadan-

kadang pasien buta. Gangguan ini disebabkan vasospasmus, edema atau

ablotio retinae. Perubahan ini dapat dilihat dengan opthalmoskop.

d. Gangguan pernafasan sampai sianosis

e. Pada keadaan berat akan diikuti gangguan kesadaran.

3. Klasifikasi preeclampsia

a. Preeklampsia ringan

Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu.Ekskresi

protein urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥+1 dipstik, rasioprotein : kreatinin ≥

30 mg/mol.

b. Preeklampsia berat

Tekanan darah ≥160/110 mmHg, proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau≥+2

dipstik. Ada keteterlibatan organ lain :

1. Hematologi : trombositopenia (<100.000/ul), hemolisis mikroangiopati.

2. Hepar : peningkatan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)

dan SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase), nyeri epigastrik atau

kuadran kanan atas.

3. Neurologis : sakit kepala persisten, skotoma penglihatan.

4. Janin : pertumbuhan janin terhambat, oligohiramnion.

17
5. Paru : edema paru dan gagal jantung kongestif.

6. Ginjal : oliguria (≤ 500 mg/24 jam), kreatinin ≥1,2 mg/dL)

(Dharma dkk, 2005).

4. Komplikasi

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.Komplikasi lain:

a. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta Preeklamsia mempengaruhi

pembuluh arteri yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak

mendapat cukup darah, maka janin akan mengalami kekurangan oksigen dan

nutrisi sehingga pertumbuhan janin melambat atau lahir dengan berat kurang.

b. Lepasnya plasenta

Preeklamsia meningkatkan risiko lepasnya plasenta dari dinding rahim

sebelum lahir, sehingga terjadi pendarahan dan dapat mengancam bayi

maupun ibunya.

c. Sindrom HELLP

HELLP adalah singkatan dari Hemolyssi (perusakan sel darah merah),

Elevated liver enzym dan low platelet count (meningkatnya kadar enzim

dalam hati dan rendahnya jumlah sel darah dalam keseluruhan darah).

Gejalanya, pening dan muntah, sakit kepala serta nyeri perut atas.

18
5. Penatalaksanaan

Tujuan utama penannganan preeklampsia yaitu mencegah terjadinya

eklampsia, melahirkan janin hidup serta melahirkan janin dengan trauma

sekecil-kecilnya (Winkjosastro, 2014). Penanganan preeklampsia secara

umum menurut (Saifuddin, 2010) :

a. Preeklampsia ringan

Penatalaksanaan secara konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan

ditambah dengan pemberian obat-obatan.

b. Preeklampsia berat

Penatalaksanaan secara konservatif, bila gagal maka dilakukan terminasi

kehamilan.Persalinan harus segera diusahakan setelah keadaan pasien stabil.

Penundaan persalinan akan meningkatkan resiko pada ibu dan janin.

C,Penelitian Terkait

1.Dalam penelitian Adhe Librayanti Septputri (2020) yang berjudul

Hubungan Preeklasia dengan kejadian Pertumbuhan Janin Terhambat adalah

terjadinya kejadian PJT sebanyak 28 kasus (81,8%) dengan p = 0,000

2. Dalam jurnal ilmiah bidan Elvi Nola Gerungan, Meildy Pascoal dan Anita

Lantaan (2016) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian IUFD didapatkan hasil uji chi-quare terdapat hubungan kadar Hb

dengan kejadian IUFD didapatkan nilai p value = 0,010 (p<0,05)

19
3.Dalam jurnal kesehatan Eni Subiatutik, Syiska Atik M dan Shofiyatul

Hafiyah (2017) yang berjudul Pengaruh ibu bersalin dengan preeklasia

terhadap kejadian resiko tinggi pada bayi baru lahir yaitu bayi baru lahir dari

ibu preeklamsia yang mengalami IUFD sebesar 3,81% maka terdapat

hubungan dengan kolerasi yang rendah atau lemah tapi pasti yaitu bersalin

dengan preeklamsia dapat melahirkan bayi dengan bblr dan asfiksia.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah hubungan antar konsep, berdasarkan studi empiris.

Tanpa kerangka teori yang biak penelitian ini tidak akan sampai pada tujuan

utama penelitian itu sendiri, yaitu menemukan dan menjelaskan kebenaran untuk

lebih jelasnya kerangka teori pada penelitian ini adalah:

20
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Faktor maternal
a. Post term [ > 42 minggu ]
b. DM tidak terkontrol
c. InfeksI
d. Hipertensi
e. Preeklamsia
f. Eklamsia
g. Umur ibu tua
h. Penyakit rhesus
i. Kematian ibu

Faktor fetal :
a. Hamil kembar
b. IUGR
IUFD
c. Kelaianan congenital
d. Kelainan genetic
e. Infeksi

Faktor plasenta :
a. Kelainan tali pusat
b. Lepasnya plasenta
c. Ketuban pecah dini
d. Vasa previa Sumber : Prawiroharjo, 2014

21
E.Kerangka Konsep
Kerangka konsep menurut Notoadmojo,2010 adalah suatu hubungan atau
kaitan antara konsep - konsep atau variabel - variabel yang akan diamati atau (diukur)
melalui penelitian yang dilakukan.Variabel independent pada penelitian ini adalah
preeklamsia. Sedangkan variabel dependent atau variabel yang dipengaruhi pada
penelitian ini adalah intra uterine fetal death. Adapun kerangka konsep Hubungan
Antara Preeklamsia Dengan Kejadian Intra Unteri Fetal Death di RSUD Mayjed
H.M.Ryachudu Kotabumi KabuPaten Lampung Utara Tahun 2020-2021 dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independent Variabel dependent
Pp
Preeklamsia
IUFD

F. Hipotesis
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenaranya. ( Nur Alfi dkk,2021 )

Ha :Ada hubungan antara preeklamsia dengan kejadian inra uterine fetal death
di RSUD Mayjed H.M. Ryachudu Kotabumi Kabupaten Lampung Utara
Tahun 2020 – 2021.
Ho :Tidak ada hubungan antara preeklamsia dengan kejadian inra uterine fetal
death di RSUD Mayjed H.M. Ryachudu Kotabumi Kabupaten Lampung
Utara Tahun 2020 – 2021.

22
BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectional.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan di lakukan pada bulan November 2021.

2. Tempat penelitian

Tempat penelitian di RSUD Mayjed H.M.Ryachudu Kotabumi Lampung

Utara

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analitik

yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara preeklamsia dengan kejadian

intra uterine fetal death. Pendekatan ini menggunakan pendekatan cross sectional,

dimana pengambilan data variabel independent (preeklamsia) dan varibel

dependent (IUFD) dilakukan secara bersamaan (Notoadmojo, 2010).

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek peneliitan yang akan diteliti,y

yang berada pada wilayah tertentu yang mempunyai karakteristik sesuai

23
peneliti ( Nur Alfi dkk, 2021). Adapun populasi target dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Mayjend HM.Ryacudu

Kotabumi Lampung Utara Tahun 2020 – 2021.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari subjek/objek peenlitian yang mewakili

populasi ( Nur Alfi dkk,2021). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang

melahirakan di RSUD Mayjend. HM.Ryacudu Kotabumi Lampung Utara

pada Tahun 2020 - 2021 yaitu

N
n=
N ( d )2 + 1

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (%)

Hitung nilai sampel:

2111
n= 2
2111 ( 0,1 ) + 1

2111
n=
22,11

n=95,4

n=95

24
Dari rumus di atas, didapatkan jumlah sampel yang berjumlah 95 orang. Agar

tidak terjadi missing data maka perlu ditambah 10% dari sampel, jadi jumlah

sampel 105 orang.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu systematic

random sampling, yaitu dengan cara membagi jumlah atau anggota populasi

dengan jumlah perkiraan jumlah sampel yang diinginkan dan hasilnya adalah

interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota

populasi secara acak antara satu sampai dengan banyaknya anggota populasi.

Kemudian, membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai

interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X

tersebut (Notoadmodjo, 2010).

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota - anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain (Notoadmojo,

2010). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel independent dan

variabel dependent.Variavel independent dalam penelitian ini adalah preeklamsia

dan variabel dependent pada penelitian ini adalah intra uterine fetal death.

F. Definisi Operasional

Menurut Notoadmojo 2010, definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel - variabel

25
yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).Adapun defenisi

operasional dalam penelitian ini adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Defenisi Operasional


Defenisi Alat
No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1 Preeklamsia Ibu yang bersalin Check Studi 0 = tidak Ordinal
dengan tekana List dokumentasi Preeklamsia,
darah > 140/90 jika hasil
mmHg, protein protein urine
urine positif dua <1
{ + 2 } sesuai 1=
dengan yang preeklamsia,
tercantum dengan jika hasil
rekam medik. protein urine
≥+1

2 IUFD Janin yang mati Check Studi 0 = tidak Ordinal


didalam rahim List dokumentasi IUFD, jika
dengan berat badan usia
500 gram atau kehamilan
lebih atau kematian <20minggu
janin dalam rahim 1 = IUFD, jika
pada usia

kehamilan 20 kehamilan ≥
minggu atau lebih 20minggu
sesuai yang tercatat
di rekam medik.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dan data yang diambil

adalah data sekunder dengan menggunakan alat ukur, yaitu lembar ceklist dengan

melihat studi rekam medik yang ada di ruang kebidanan.

H. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan

pengolahan secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

26
a. Editing

Hasil ceklist yang diperoleh perlu disunting (edit) terlebih dahulu.

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk mengecek kembali isi

checklist tersebut. Data yang terkumpul dari 105 responden, lalu

dilakukan pengecekan apakah telah terisi sesuai data yang ada atau

belum.

b. Coding

Setelah dilakukan editing selanjutnya memberi kode-kode tertentu pada

setiap data sehingga mempermudah dalam mengelompokan data. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan kode sebagai berikut:

Preeklemasia:

0 = jika tidak preeklemasia

1 = jika preeklemasia

Intra Uriterine Fetal Death:

0 = jika tidak IUFD

1 = jika IUFD

c. Entry

Pada tahap ini data yang sudah ada dipisahkan dimasukkan ke dalam

tabulasi dan diproses dalam suatu analisa. Memasukkan data ke dalam

komputer dalam penelitian ini data di masukkan ke dalam program

excel.

27
d. Tabulating

Pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan

dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian ditulis

dalam bentuk-bentuk tabel.

I. Analisa Data

1. Analisan Univariat

Analisan Univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variabel.

Distribusi frekuensi dapat diperoleh dengan rumus:

F
P= x 100%
N

Keterangan:

P = Presentase

F = Frekuensi responden

N = Jumlah seluruh responden

100 = bilangan tetap

(Budiarto, 2002:37).

28
2. Analisa Bivariat

Merupakan suatu analisa yang menggambarkan variabel independen dan

variabel dependen serta mencari korelasi antara 2 variabel yang diteliti. Uji untuk

menganalisis hasil observasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

variabel independen preeklamsia dengan variabel dependen yaitu Intra Uterine

Fetal Dealth.

Rumus menghitung chi kuadrat sebagai berikut:

( 0−E )2
X 2 =∑
E

Keterangan:

X2 = Chi kuadrat

1 = Frekuensi yang diobservasi

E = Frekuensi yang diharapkan’

∑ = Penjumlahan (Budiarto, 2002:216)

Menurut Hastono 2001, rumus untuk menghitung nilai E sebagai berikut:

Total baris x Total kolom


E=
n

Setelah didapatkan harga X2 hitung kemudian dibandingkan dengan X2 tabel pada

tingkat kesalahan 5% (0,05). Jika X2 hitung ≥X2 diperoleh P ≤ 0,05 berarti

terdapat hubungan dan jika X2 hitung < X2 tabel atau diperoleh P > 0,05 berarti

tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

29
30
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Budiarto,Eko.2002.Biostatika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan
Masyarakat.Jakarta :EGC
Dinas Kesehatan Lampung Utara. 2018. Profil Dinas Kesehatan Lampung Utara,
Kotabumi: Pemerintah Kabupaten Lampung Utara.
Fauziah Nur Alfi,dkk.2021.Metodelogi Penenlitian.Pringsewu:Pustaka Aksara.
Mochtar, Rustam. 2011.Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Nugrohono, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Prawiroharjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Bina Pustaka.
RSUD Mayjend HM. Kotabumi LU, 2019. Buku Register Persalinan RSUD Mayjend
H.M Ryacudu Kotabumi LU. Kotabumi
RSUD Mayjend HM. Kotabumi LU, 2020. Buku Register Persalinan RSUD Mayjend
H.M Ryacudu Kotabumi LU. Kotabumi

31
KARTU BIMBINGAN
NAMA : Saimah
NPM : 210102100P
KELAS :A
Pembimbing Skripsi : Yona Desni Sagita, S.ST.,M.Kes
JUDUL : Hubungan Preeklamsia Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal
Death di RSUD MAYJEND. HM. Ryacudu Kotabumi
Lampung Utara Tahun 2020-2021
No. Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf
1 Sabtu, 07 agus 2021
Bab I Teknik penulisan mhn dikaji kembali buka buku
panduan nya ya bu
BAB I jumlah kasus rsud Sertakan persennya ya bu
BAB 1 rumusan masalh Langsng ya bu tidak pakai
Tujuan khusus Untuk mengetahui karan belum penelttian
Ruang lingkup Bentuk narasi
Bab II Perbaiki teknik penulisan
Penlitian terkait Lihat buku panduan
Kerangka teori Hindari mnggunaka bullet atau strip
gunakan 123 atau abcd
Table DO Tabel itu spasi 1
Rumus Setiap rumus didalam kotak
2 Kamis, 19 agustus Daftar isi itu spasi 1
2021 Perbaiki teknik penulisan ibu ya liat buku panduannn ini
mash bnyk yg salah, contoh paragrraf, paragraph isi bab
itu spasi 2 bu bkan 1,5
Bab 1Data terbaru ya bu
Yang terbaru ya bu
Ini tujuan untuk bivariatnya mana
Hindari kata diharapkan
Tanda panah keluar bu, rapikan bagannya
Pastikan di bab 2 sesuai dan sudh dijabarkan
Tipe huruf ganti
Tipe huruf ganti

Pringsewu, 2021
Pembimbing

Yona Desni Sagita, S.ST.,M.Kes

32

Anda mungkin juga menyukai