Buku
Katalog BPS: 1404021
4
Buku
Konsep dan
Definisi
1
BADAN PUSAT STATISTIK
PEDOMAN KONSEP DAN DEFINISI SUSENAS SEPTEMBER 2017
ISBN :
No. Publikasi : 04210.1708
Katalog BPS : 1404021
Penyunting :
Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga
GambarKulit :
Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga
Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia
Dicetak oleh :
Penjelasan:
Untuk bangunan fisik bukan tempat tinggal seperti kantor, pabrik,
dan sekolah, maka tidak setiap ruangan yang mempunyai pintu
keluar masuk tersendiri dihitung sebagai satu bangunan sensus,
melainkan melihat pada kegunaan dari masing-masing ruangan.
Kode Jawaban:
a. Kode 1: Kepala Rumah Tangga (KRT)
Salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan
sehari-hari dalam rumah tangga.
Seorang suami/KRT yang mempunyai istri lebih dari satu, maka ia
harus dicatat di salah satu rumah tangga istri yang lebih lama
tinggal. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama,
maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.
b. Kode 2: Istri/suami
Pasangan dari KRT.
c. Kode 3: Anak kandung/anak tiri
Anak kandung adalah anak yang lahir dari perkawinan KRT
dengan pasangannya; anak sendiri (bukan anak tiri atau anak
angkat).
Anak tiri adalah anak bawaan suami/istri yang bukan hasil
perkawinan dengan istri/suami sekarang.
d. Kode 4: Anak angkat
Anak orang lain yang diambil (dipelihara) serta disahkan secara
hukum sebagai anak sendiri. Dalam hal ini, termasuk anak angkat
yang disahkan oleh pemangku adat.
Kode Jawaban:
a. Kode 1: Belum kawin
b. Kode 2: Kawin
Seseorang yang pada saat pencacahan hidup sebagai suami atau
istri berdasarkan peraturan hukum/ adat/ ajaran agama, baik yang
mendapatkan surat nikah maupun tidak, namun sah menurut
hukum/ adat/ ajaran agama.
Termasuk kategori kawin adalah mereka yang mempunyai
pasangan perempuan (bagi laki-laki) atau pasangan laki-laki (bagi
perempuan) tanpa terikat dalam perkawinan yang sah secara
hukum (adat, agama, negara), namun memiliki hubungan layaknya
suami istri, baik tinggal bersama dalam satu rumah maupun tidak.
c. Kode 3: Cerai hidup
Seseorang yang pada saat pencacahan telah berpisah sebagai
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi.
Termasuk cerai hidup adalah:
1. Mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara
hukum.
2. Mereka yang pernah hidup bersama, tetapi pada saat
pencacahan sudah berpisah (tidak hidup bersama lagi).
3. Perempuan yang mengaku belum pernah menikah/ kawin/
hidup bersama, tetapi mempunyai anak (hamil di luar nikah),
baik anak yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Tidak termasuk cerai hidup adalah:
Mereka yang hidup terpisah, tetapi masih berstatus kawin,
misalnya suami/ istri ditinggalkan oleh istri/ suami ke tempat lain
karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan
lain.
d. Kode 4: Cerai mati
Seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin
lagi.
Jaminan kesehatan
Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yangtelah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Kepesertaan jaminan kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara
bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk (Perpres No. 12
Thn.2013).
Penjelasan:
a. ART yang memiliki jaminan kesehatan, tetapi tidak pernah
menggunakan jaminan kesehatan tersebut untuk berobat
jalan/rawat inap tetap dicatat sebagai memiliki jaminan kesehatan.
b. Bayi yang menggunakan jaminan kesehatan milik orang tuanya,
maka dianggap memiliki jaminan kesehatan, walaupun pada
kenyataannya belum memiliki atas namanya sendiri.
c. Jika pemerintah setempat memberlakukan KTP/KK sebagai
jaminan pembiayaan kesehatan, meskipun ART tidak mengetahui,
maka tetap dianggap memiliki Jamkesda.
d. Jika seorang memiliki kartu yang sudah kadaluarsa, namun masih
dapat digunakan untuk berobat jalan atau rawat inap, maka
dianggap memiliki jaminan kesehatan
e. Jaminan dalam bentuk kartu atau apapun yang dapat digunakan
untuk pembiayaan kesehatan, bila nama yang tertera dalam
kartu atau lainnya dapat melakukan perawatan kesehatan seperti
ke dokter, puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya.
Kode jawaban:
a. Kode A: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Istilah bagi masyarakat yang memiliki jaminan pembiayaan
kesehatan dari pemerintah dimana iurannya di tanggung
pemerintah dan diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Termasuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah:
Peserta Jamkesmas dan BPJS kesehatan yang iurannya
dibayarkan oleh pemerintah.
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang
bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar
tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Kartu Jamkesda
d. Kode D: Asuransi Swasta
Jaminan kesehatan yang berasal dari sumber pembayaran premi
anggota kepada perusahaan asuransi selain yang diselenggarakan
oleh negara atau pemerintah daerah.
e. Kode E: Perusahaan/kantor
Jaminan kesehatan yang diperoleh dari perusahaan tempat
bekerja dengan cara mengganti biaya berobat
f. Kode X: Tidak punya
KRT/ART tidak memiliki kartu/keterangan jaminan pembiayaan
kesehatan.
Bersekolah
Apabila seseorang terdaftar dan aktif mengikuti proses belajar, baik di
suatu jenjang pendidikan formal maupun nonformal, khususnya
program kesetaraan (Paket A/B/C) yang berada di bawah pengawasan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) maupun
kementerian lainnya. Dikatakan aktif mengikuti paket A, paket B, atau
paket C apabila dalam sebulan terakhir pernah mengikuti proses
belajar pada kegiatan paket.
Kasus :
1. Tingkat yang pernah atau sedang diduduki oleh seseorang
mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dan telah
menyelesaikan 30 dan 65 SKS adalah seperti berikut ini.
Jumlah SKS Tingkat yang Tingkat yang
yang selesai pernah diduduki sedang diduduki
30 SKS 1 2
65 SKS 2 3
Indikator utama yang ingin diperoleh pada blok ini adalah Persentase
pengguna moda transportasi umum di perkotaan sesuai Goal SDGs 11.2.a.
Kode jawaban:
a. Kode A: Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan
maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan
atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu
terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan
berturut-turut dan tidak terputus. Melakukan pekerjaan dalam
konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang
menghasilkan barang atau jasa. Penghasilan atau keuntungan
mencakup upah/ gaji/ pendapatan, termasuk semua tunjangan dan
bonus bagi pekerja/ karyawan/ pegawai dan hasil usaha berupa
sewa, bunga, atau keuntungan, baik berupa uang atau barang
termasuk bagi pengusaha.
(3) P.504 Jika tidak bekerja (502 pilihan A tidak dilingkari), Selama
seminggu terakhir, apakah (nama) mempunyai pekerjaan/ usaha,
tetapi sementara tidak bekerja?
(1) P.601. Dalam 4 Bulan Terakhir, Apakah Rumah Tangga ini Pernah
Membeli/ Menerima Beras Miskin (Raskin)/ Beras Sejahtera (Rastra)/
Bantuang Pangan Non Tunai (BPNT)?
(3) P.603. Selama Bulan April – Juni 2017, Berapa Jumlah Program
Indonesia Pintar (PIP) yang Diterima?
a. KUR (Kredit Usaha Rakyat): KUR merupakan salah satu skim kredit
yang diberikan perbankan kepada UMKM dan Koperasi dengan pola
penjaminan yang bekerja sama dengan Lembaga Penjamin yang
ditetapkan oleh pemerintah. Fasilitas kredit modal kerja atau investasi
ini diberikan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan Koperasi yang
memiliki usaha produktif yang feasible tapi belum bankable.
Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik
dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi
yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di
sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan,
perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam.
Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan
Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau
Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan
pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga
dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat
mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP
Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang
bekerjasama dengan Bank Pelaksana.
b. Kredit dari Bank Umum selain KUR: bila ada anggota rumah
tangga yang lain yang mendapat kredit usaha dari bank dengan cara
mengajukan sendiri dan bukan merupakan program pemerintah.
c. Kredit dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan BPR antara lain memberikan kredit;
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu; menyediakan pembiayaan dan penempatan
dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia; menempatkan dananya dalam bentuk
Penjelasan
a. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber
penerangan, maka pilih sumber penerangan yang paling banyak
digunakan.
b. Bila terdapat tiga bedeng/rumah kontrakan yang menggunakan
satu meteran listrik, maka bedeng/rumah yang ada meterannya
menempel pada dinding rumah dicatat dengan meteran sedangkan
dua rumah/bedeng lainnya dicatat tanpa meteran.
6A
16A 6A
A. PENGHEMATAN ENERGI
Bahan bakar fosil masih menjadi primadona dalam pemenuhan kebutuhan
energi dunia. Perannya seolah tidak tergantikan oleh energi alternatif
lainnya. Padahal, bahan bakar fosil merupakan energi yang tidak
terbarukan yang lambat laun akan habis. Dibutuhkan kesadaran
masyarakat untuk membantu proses penghematan energi berbahan baku
fosil tersebut.
Penghematan energi pada tataran masyarakat dapat dimulai dengan
menerapkan perilaku hemat energi dalam kehidupan rumah tangga sehari-
hari. Oleh karena itu, blok ini bertujuan untuk menggali informasi terkait
perilaku hemat energi oleh rumah tangga. Terdapat 8 (delapan) perilaku
pemanfaatan energi dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari yang
ditanyakan, yaitu: perilaku saat merebus, mematikan lampu, pemanfaatan
cahaya matahari untuk penerangan, penggunaan sumber energi alternatif,
mematikan alat elektronik, perilaku menyalakan AC dan pertimbangan saat
membeli alat elektronik.
(1) P.901. Serapa sering menutup panci pada saat merebus masakan
masak air, sayur, dan lain-lain)?
(3) P.903. Di saat siang hari yang cerah, apakah rumah (nama)
memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari untuk
penerangan ruangan?
(4) P.904. Jumlah alat elektronik yang dikuasai rumah tangga (nama)
Perilaku hemat energi listrik juga dapat dilakukan rumah tangga
dengan selalu mematikan alat-alat elektronik saat sudah tidak
digunakan, seperti: Televisi, AC, Kipas Angin/Exhaust Fan,
Komputer/Laptop, Radio/Tape/ DVD, dan Pompa Air. Barang-barang
tersebut merupakan barang elektronik yang sering terlupa untuk
dimatikan saat selesai digunakan.
Perilaku hemat energi listrik juga dapat terlihat pada perilaku rumah
tangga dalam menyalakan AC. Indonesia sebagai negara tropis
cenderung memiliki suhu panas, menggunakan AC merupakan salah
satu alternatif agar suhu ruangan menjadi sejuk. Namun, penggunaan
AC membutuhkan daya listrik yang besar sehingga untuk menghemat
listrik sebaiknya temperatur AC diatur sesuai suhu ideal. Misal, jika
suhu ruangan sudah dingin sebaiknya temperatur AC dinaikkan
karena semakin rendah temperatur AC semakin banyak daya listrik
yang dibutuhkan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga
mengeluarkan peraturan dalam rangka penghematan energi,
diantaranya Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2005 tentang
B. PENGELOLAAN SAMPAH
Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat
menimbulkan semakin bertambahnya volume dan jenis sampah yang
dihasilkan. Peningkatan jumlah sampah ini harus disertai dengan
pengelolaan secara komprehensif dan terpadu sehingga dapat
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman
bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat terhadap
sampah.
Sampah mencakup seluruh sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari
proses alam yang berbentuk padat (UU no 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah). Bila dilihat dari sumbernya, maka sampah yang
dikelola oleh pemerintah Indonesia dapat dibedakan menjadi sampah dari
rumah tinggal, sampah daerah komersial, sampah dari perkantoran dan
sebagainya. Pengumpulan data pengelolaan sampah pada survei ini
dibatasi pada sampah dari rumah tinggal karena survei ini dilakukan
dengan pendekatan rumah tangga.
Sampah dari rumah tinggal merupakan sampah yang dihasilkan dari
kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah
sampah domestik. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah
berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton/dos, kain, kayu, kaca, daun,
logam, dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon.
Kode Jawaban
a. Kode 1: Tidak ada waktu/capek/Malas, jika alasan rumah
tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena
ketidakpedulian rumah tangga seperti tidak ada waktu, capek,
malas, menyusahkan dll.
b. Kode 2: Tidak menguntungkan, jika alasan rumah tangga tidak
melakukan pemilahan sampah karena rumah tangga merasa hal
tersebut tidak ada manfaatnya seperti tidak penting, tidak ada
gunanya, tidak perlu, dll.
c. Kode 3: Tidak ada fasilitas, jika alasan rumah tangga tidak
melakukan pemilahan sampah karena tidak tersedianya sarana
prasarana pemilahan sampah seperti tidak tersedia tempat
sampah organik dan non organik.
d. Kode 4: Tidak ada peraturan, jika alasan rumah tangga tidak
melakukan pemilahan sampah karena rumah tangga merasa tidak
ada peraturan yang mengharuskan untuk melakukan pemilahan
sampah.
e. Kode 5: Tidak mengetahui sampah harus dipilah, jika alasan
rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena
ketidaktahuan rumah tangga bahwa sampah sebaiknya dipilah.
(3) P.908.a. Apa saja yang dilakukan rumah tangga (nama) untuk
menangani sampah?
Penjelasan:
1. Diberikan kepada pengelola sampah elektronik. Pengelola
sampah elektronik adalah pengelola yang memiliki alat khusus
untuk mengelola sampah-sampah elektronik. Saat ini, sudah ada
pengelola sampah elektronik dari pihak swasta seperti Layanan
Ecocash dari Isiaga sebuah perusahaan one stop digital assistant
yang berada di Jakarta dan beralamat di www. isiaga.com.
Ecocash merupakan layanan penjualan sampah elektronik yang
melayani rumahan maupun perusahaan. Layanan ini siap
mendatangi individu maupun perusahaan yang membutuhkan
solusi dalam membuang sampah elektroniknya. Sampah elektronik
akan dibeli Ecocash sesuai dengan jenisnya.
2. Diambil/diberikan kepada orang lain (pemulung/tukang
loak/saudara/dsb). Sampah elektronik diberikan kepada orang
lain baik pemulung/tukang loak/saudara, dsb tanpa ada transaksi
jual beli.
Contoh:
Sejak bekerja dua tahun yang lalu, Jarwo selalu menyesuaikan tipe
Handphone (HP) yang digunakannya dengan kemajuan teknologi.
Dalam setahun terakhir Jarwo sudah berganti HP sebanyak dua kali,
sehingga sampah elektronik berupa HP untuk Jarwo adalah sebanyak
2 unit.
(7) P.910. Apa yang biasanya rumah tangga (nama) lakukan pada
barang bekas layak pakai (seperi: baju bekas, sepatu bekas,
perkakas, dll) ?
C. PENGHEMATAN AIR
Air merupakan salah satu elemen dasar kehidupan yang menjadi
kebutuhan pokok manusia. Air memang merupakan sumber daya alam
yang terbarukan, namun ketersediaan air bersih terus mengalami
penyusutan karena air bersih tidak dapat dengan mudah untuk diperbarui.
Ditambah lagi dengan berbagai permasalahan lingkungan hidup yang
muncul sebagai dampak dari kemajuan pembangunan yang turut
memberikan andil terhadap penurunan ketersediaan dan kualitas air bersih.
Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan air bersih dengan
bijak sehingga dapat menjamin ketersediaan air bersih di masa yang akan
datang.
Pemanfaatan air dengan bijak pada tataran masyarakat dapat dimulai
dengan menerapkan perilaku hemat air dalam kehidupan rumah tangga
sehari-hari. Oleh karena itu, blok ini bertujuan untuk menggali informasi
terkait perilaku hemat air oleh rumah tangga. Terdapat 6 (enam) perilaku
Pedoman Konsep dan Definisi Susenas September 2017 63
pemanfaatan air dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari yang
ditanyakan, yaitu: sumber air yang digunakan, perilaku saat membilas
cucian, mencuci alat makan/minum, pemanfaatan air bekas, kebiasaan
menampung air hujan, kebiasaan terlupa membiarkan air terbuang
percuma. Selain itu, terdapat 3 (tiga) pertanyaan terkait perilaku yang
berdampak positif terhadap ketersediaan air tanah, yaitu keberadaan
sumur resapan/lubang biopori dan keberadaan taman/tanah berumput
serta tanaman di rumah.
(1) P.912. Apa jenis sumber air utama yang digunakan untuk minum/
masak/ mandi/ mencuci?
(3) P.913.b. (Jika P913.a=1), Apakah jenis mesin cuci yang digunakan
rumah tangga (nama)?
Kode Jawaban
a. Kode 1: Menggunakan mesin cuci satu tabung bukaan depan
(front loading)” adalah cara membilas pakaian dengan
menggunakan mesin cuci satu tabung/otomatis dengan bukaan
depan. Mesin cuci Front Loading atau bukaan depan bekerja
dengan drum yang horizontal, sehingga air yang di gunakan
untuk mesin cuci tipe ini hanya menggunakan setengah air
yang digunakan mesin cuci Top Loading (bukaan atas). Air dan
pakaian ditarik oleh gravitasi ke bawah dengan drum yang berputar
kencang (rpm lebih tinggi dari bukaan atas), kombinasi ini yang
membuat mesin cuci bukaan depan dapat membersihkan pakaian
dengan baik.
Penjelasan:
Rumah tangga yang mencuci pakaiannya dengan cara dibilas dengan
air mengalir sebanyak dua kali kemudian dibilas lagi dengan air yang
ditampung di ember, maka rumah tangga tersebut membilas cucian
dengan air mengalir (kode 3).
Kode Jawaban
a. Kode 1: Air ditampung (≤ 2 kali bilas)” adalah cara membilas
cucian pakaian dengan menggunakan air cucian yang ditempatkan
di wadah, baskom, ember, atau tempat lainnya maksimal 2 kali
bilas.
b. Kode 2: Air ditampung (> 2 kali bilas) adalah cara membilas
cucian pakaian dengan menggunakan air cucian yang ditempatkan
di wadah, baskom, ember, atau tempat lainnya lebih dari 2 kali
bilas.
c. Kode 3: Air mengalir adalah cara membilas cucian pakaian
dengan menggunakan air yang terus mengalir dari kran atau
selang.
Penjelasan:
1. Sumur Resapan
Sumur resapan adalah sumur yang dirancang untuk menyerap air
hujan, biasanya berkedalaman 1½ - 2 m dan secara kasat mata
tidak dapat dilihat karena permukaannya tertutup. Manfaat sumur
resapan diantaranya adalah untuk meresapkan air hujan ke tanah,
sebagai cadangan air tanah, dan untuk mencegah banjir. Bagian
dalam sumur biasanya diisi oleh batu pecah, bata merah, ijuk serta
arang dimana batu disusun berongga. Untuk rumah yang memiliki
talang air, air hujan dari talang air akan dialirkan ke sumur melalui
pipa. Sementara untuk rumah yang tidak memiliki talang air, maka
sumur berada di bawah taman/parit. Jadi, sumur resapan yang
dimaksud bukan untuk menyerap air limbah dari septic tank.
Sumur resapan biasanya berjarak minimal 5 meter dari septic tank.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :
2. Lubang Biopori
Lubang biopori adalah lubang dengan diameter 10 sampai 30 cm
dengan kedalaman 30 sampai 100 cm dan biasanya ditutupi
sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir
di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi
air bawah tanah atau tumbuhan di sekitarnya. Selain itu, lubang
resapan biopori juga membantu pelapukan sampah organik
menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan.
Lubang resapan biopori memperbesar daya tampung tanah
terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya
mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai;
Penjelasan
a. Penghematan biaya adalah alasan terkait penghematan
pengeluaran untuk biaya penggunaan kendaraan bermotor.
Misalnya kenaikan harga BBM atau mahalnya biaya perawatan
sehingga rumah tangga mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor;
b. Peduli lingkungan adalah alasan terkait kepedulian rumah tangga
terhadap lingkungan. Misalnya rumah tangga berusaha
mengurangi pemakaian kendaraan bermotor karena sadar bahwa
cadangan bahan bakar di dunia terbatas, bahan bakar dihemat
untuk kepentingan generasi mendatang, sadar bahwa proses
pembuatan bahan bakar memakan waktu lama dan tidak mudah,
penggunaan kendaraan bermotor menimbulkan polusi udara;
c. Semakin mudah mengakses kendaraan umum adalah alasan
terkait semakin mudahnya akses ke kendaraan umum, misalnya
adanya halte baru dilingkungan tempat tinggal atau jarak menuju
tempat yang dilalui kendaraan umum semakin dekat. Jika kode ini
terpilih maka P920.d jenis upaya yang dilakukan dalam
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor ada yang berkode
1 pada rincian upaya 1, 2 dan 3.
d. Menghindari kemacetan adalah alasan terkait kemacetan lalu
lintas ketika menggunakan kendaraan bermotor sehingga
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, misalnya terdapat
jalur khusus kendaraan bermotor umum.
e. Lainnya, seperti kendaraan bermotor umum sekarang nyaman
dan aman.
Penjelasan
a. Menggunakan kendaraan bermotor umum dengan rute
tertentu adalah upaya yang dilakukan rumah tangga untuk
mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan cara beralih
menggunakan kendaraan bermotor umum dengan rute tertentu ke
tempat yang dituju seperti menggunakan angkutan kota (angkot),
angkutan desa (angdes), busway, metromini, dll.
(5) P.926.a. Dalam tiga tahun terakhir, apakah ada anggota rumah
tangga (nama) pernah mengalami bencana alam (seperti banjir,
tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung api, puting beliung,
dll)?
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui nama dan nomor
urut dari anggota rumah tangga yang pernah mengikuti
pelatihan/simulasi terhadap penyelamatan bencana alam.
Nama dan nomor urut (mengikuti nomor urut ART di P.401) dari
masing-masing anggota rumah tangga yang pernah mengikuti
pelatihan/simulasi terhadap penyelamatan bencana alam pada tempat
yang tersedia.
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk melihat apakah rumah tangga
mengetahui petunjuk atau peringatan untuk menyelamatkan diri jika
seandainya bencana alam terjadi, pengetahuan mengenai petunjuk
menyelamatkan diri dianggap akan mengurangi korban bencana
sehingga pengetahuan akan hal ini menjadi hal yang penting.
Penjelasan
a. Peta yang menunjukkan jalur evakuasi, berupa peta/ gambar
yang menunjukkan letak-letak jalur evakuasi.
b. Jalur evakuasi/ Rambu petunjuk arah menuju tempat aman,
jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area aman (Titik
Kumpul) atau tanda atau arahan berupa simbol-simbol tertentu
menuju suatu tempat aman ketika bencana terjadi.
Pelaku
Pidana
Korban
Proses
Hukum
Pelapor
Perdata
Terlapor
(Kolom 1)
Pengertian hukum adalah sebuah sistem peraturan-peraturan yang
teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat. Hukum dapat
diartikan sebagai sebuah peraturan atau ketetapan/ ketentuan untuk
mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi untuk
orang yang melanggar hukum.
Penjelasan
1. Pelanggaran lalu lintas (Kecelakaan lalu lintas, tilang,dll)
adalah Bukti Pelanggaran Lalu lintas. Tilang biasanya diberikan
kepada pelanggar lalu lintas untuk menghadiri sidang di
pengadilan.
2. Sengketa tanah/rumah adalah konflik antara dua orang atau
lebih yang mempunyai kepentingan atas status hak objek
tanah/rumah.
3. Sengketa Hutang/piutang adalah konflik antara dua orang atau
lebih yang terkait dengan hutang-piutang.
(Kolom 3)
Bagaimana kejadian tersebut diselesaikan?
Blok ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang perlu untuk disampaikan terkait
pencacahan. Setelah wawancara selesai, catat waktu selesainya wawancara
(dalam jam dan menit).
Keterangan:
* = tidak dicakup dalam Susenas
Penerimaan
Pengeluaran
Produsen:
1. Usaha rumah tangga;
2. Perusahaan non-finansial (seperti usaha/perusahaan pertanian,
pertambangan, listrik, industri pengolahan, perdagangan, restoran, hotel,
rumah sakit, sekolah, dsb);
3. Perusahaan finansial (seperti bank, asuransi, pegadaian, lembaga
pembiayaan, dan berbagai jenis lembaga keuangan lainnya);
4. Pemerintah (K/L pemerintah tingkat pusat (seperti Kemdagri, Kemenkeu,
Kemdiknas, DPR, BPS, ABRI), Pemda Propinsi, Kabupaten/Kota,
Desa/Kelurahan (Dinas, UPTD, dsb.);
5. Lembaga non-profit (seperti panti asuhan, gereja, ormas, orpol, dsb.).
Transaksi Keuangan:
1. Diterima: mengambil tabungan, berhutang, menerima pembayaran hutang, dsb.
2. Dibayar: menabung, membayar hutang, memberikan hutang, dsb.
Penjelasan:
a. Rumah tangga yang menyewa rumah milik saudara/kerabat
dengan harga yang lebih rendah dari harga yang berlaku di
daerah setempat (karena hubungan kekeluargaan), tetap
dianggap membayar sewa rumah sebesar harga sewa yang
berlaku di daerah setempat. Adapun selisih harga sewa rumah
dianggap sebagai penerimaan transfer untuk rumah tangga
tersebut dan dicatat di Blok V.D Rincian 1 Kolom 2.
b. Pengeluaran untuk rumah tangga yang mengontrak atau
menyewa rumah kurang dari 15 hari, maka dianggap 1 bulan.
Keterangan:
* = tidak dicakup dalam Susenas
Penerimaan
Pengeluaran
Produsen:
1. Usaha rumah tangga;
2. Perusahaan non-finansial (seperti usaha/perusahaan pertanian,
pertambangan, listrik, industri pengolahan, perdagangan, restoran, hotel,
rumah sakit, sekolah, dsb);
3. Perusahaan finansial (seperti bank, asuransi, pegadaian, lembaga
pembiayaan, dan berbagai jenis lembaga keuangan lainnya);
4. Pemerintah (K/L pemerintah tingkat pusat (seperti Kemdagri, Kemenkeu,
Kemdiknas, DPR, BPS, ABRI), Pemda Propinsi, Kabupaten/Kota,
Desa/Kelurahan (Dinas, UPTD, dsb.);
5. Lembaga non-profit (seperti panti asuhan, gereja, ormas, orpol, dsb.).
Transaksi Keuangan:
1. Diterima: mengambil tabungan, berhutang, menerima pembayaran hutang, dsb.
2. Dibayar: menabung, membayar hutang, memberikan hutang, dsb.
Pencatatan
Uraian
Blok IV.1 Blok V
Dari warung
sendiri Kolom 5 dan 6 Harga pasar x 30/7 x 12
(perdagangan) Blok V.B Kolom 4
Pencatatan
Uraian
Blok IV.2 Blok V
Di masing-masing
Pembelian
Rincian sesuai
barang
barang yang dibeli
Jika pemberian barang dicatat di:
Blok IV.2 kolom 4, maka Harga
Harga pasar pada
Pemberian pasar x 12 Blok V.D, R.1 Kolom 2
Rincian yang sesuai ATAU
barang dari
dengan barang Blok IV.2 kolom 5, maka Harga
rumah tangga
pemberian rumah
lain pasar Blok V.D, R.1 Kolom 2
tangga lain
Jika pembelian barang dicatat di:
Blok IV.2 kolom 4, maka Hutang
yang belum dibayarkan x 12
Konsumsi Harga pasar pada Blok V.D, R.1 Kolom 2
Non Pembelian ATAU
Rincian yang sesuai
Makanan barang bon/ Blok IV.2 kolom 5, maka Hutang
dengan barang yang
hutang yang belum dibayarkan Blok
diperoleh
V.D, R.1 Kolom 2
Rumah milik Rincian 190 dan 191 Blok V.C, R.1 Kolom 3
sendiri (nilai sebulan terakhir x 12)