Anda di halaman 1dari 94

PENELITIAN KUALITATIF

DI BIDANG KESEHATAN

Penulis
Nunik Kusumawardani
Rachmalina Soerachman
Agung Dwi Laksono
Lely Indrawati
Puti Sari H.
Astridya Paramita

Editor
Kasnodihardjo

PENERBIT PT KANISIUS
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
1015003005
© 2015 - PT Kanisius

Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)


Jl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, INDONESIA
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIA
Telepon (0274) 588783, 565996; Fax (0274) 563349
E-mail : office@kanisiusmedia.com
Website : www.kanisiusmedia.com

Cetakan ke- 3 2 1
Tahun 17 16 15

Editor : Erdian
Desainer isi : Nael
Desainer sampul : Joko S

ISBN 978-979-21-4246-4

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa
pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh PT Kanisius Yogyakarta


KATA PENGANTAR

Metode penelitian empiris dalam ilmu-ilmu sosial di


Indonesia yang lazim dikenal selama ini adalah metode survei,
yaitu suatu metode penelitian yang mengandalkan ilmu
statistik dalam menganalisis gejala empiris. Dengan dipakainya
pendekatan ilmu statistik untuk menarik generalisasi empiris,
data-data yang dikumpulkan dalam penelitian survei bersifat
kuantitatif. Artinya, data-data yang dinilai diubah ke dalam
bentuk angka-angka statistik. Data yang dicari dan dianalisis
mempunyai ciri demikian. Oleh karena itu, survei sering
disebut sebagai penelitian kuantitatif.
Namun, di tengah menjamurnya penelitian survei
terdapat keraguan akan kemampuan penelitian survei untuk
menganalisis setiap gejala sosial budaya dalam masyarakat.
Menyadari kekurangan-kekurangan yang muncul dalam
penelitian survei, penelitian kualitatif dapat menutupi
kekurangan-kekurangan tersebut, tentunya dalam kaitan ini
adalah penelitian-penelitian di bidang kesehatan.
Penelitian kualitatif di bidang kesehatan merupakan
penelitian yang sangat berkaitan dengan penjelasan narasi
atau cerita di balik suatu fakta atau kejadian menyangkut
bidang kesehatan. Informasi yang didapatkan dari penelitian
kualitatif berdasarkan pendapat, cerita, dan perilaku dari
responden atau informan, termasuk gambaran situasi secara
fisik dan sosial di lokasi penelitian. Penelitian kualitatif

iii
iv Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

tersebut sudah merupakan kebutuhan dalam bidang kese­


hatan sejak ada pemahaman peran aspek sosial budaya dan
perilaku yang berkaitan dengan status kesehatan.
Dalam beberapa dekade terakhir, sudah mulai sering
dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
seiring dengan berkembangnya pertanyaan penelitian yang
memerlukan data atau informasi yang bersifat kualitatif,
yang tidak dapat terungkap jika menggunakan pendekatan
kuantitatif (survei). Data kualitatif bisa sebagai pendukung
data kuantitatif ataupun sebaliknya sebagai penelitian utama
yang didukung oleh data kuantitatif, atau sebagai pelengkap
satu sama lain, tergantung dari pertanyaan penelitian yang
akan dijawab.
Dalam buku ini, akan dijelaskan secara rinci yang men­
cakup prinsip dasar penelitian kualitatif serta perbedaannya
dengan studi kuantitatif, pengelolaan, analisis, penyajian
dan penyimpanan data kualitatif. Diharapkan dengan buku
ini dapat membantu peneliti di bidang kesehatan dalam
manajemen data kualitatif sehingga data dapat lebih ber­
kualitas dan dimanfaatkan semaksimal mungkin serta dapat
tersimpan dengan baik.

Jakarta, Januari 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................. iii


Daftar Isi....................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................. vi
Daftar Gambar.............................................................. vii
Bab 1. Pengertian Penelitian Kualitatif....................... 1
Nunik Kusumawardani
Bab 2. Desain Penelitian Kualitatif.............................. 9
Nunik Kusumawardani
Rachmalina Soerachman
Bab 3. Pengumpulan Data Kualitatif........................... 15
Agung Dwi Laksono
Bab 4. Pengelolaan Data Kualitatif............................. 35
Lely Indrawati
Puti Sari H.
Bab 5. Analisis Data Penelitian Kualitatif.................... 49
Rachmalina Soerachman
Astridya Paramita
Bab 6. Penyajian Data Kualitatif.................................. 65
Puti Sari H.
Lely Indrawati
Bab 7. Penutup........................................................... 77
INDEKS ........................................................................ 81

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Pendekatan Metode Penelitian


dalam Aspek Karakteristik Data antara
Kuantitatif dan Kualitatif Data................... 5
Tabel 3.1 Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif
versus Kualitatif......................................... 17
Tabel 4.1 Contoh Matriks Pengumpulan Data.......... 39
Tabel 4.2 Contoh Jadwal Kegiatan Penelitian Etnografi 42
Tabel 5.1 Contoh Matriks Hasil Studi Kualitatif ...Flu
Burung di Desa Batu Banyak Sumatera Barat 61
Tabel 6.1 Contoh Matriks Pola Pemberian Makan Bayi 68
Tabel 6.3 Contoh Tabel Hasil Analisis Situasi Pelayanan
PKPR.......................................................... 71

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Contoh Format Catatan Wawancara-


Observasi.............................................. 38
Gambar 4.2 Contoh Transkrip Wawancara dan
Observasi.............................................. 44
Gambar 6.1 Contoh Diagram Alasan Terlambat
Memberikan Makanan Lunak............... 69
Gambar 6.2 Contoh Flow Chart Proses Tindakan
Ibu Mengatasi Diare pada Anak............ 70

vii
Bab 1
Pengertian
Penelitian Kualitatif
Nunik Kusumawardani

Seseorang yang akan melakukan penelitian dengan


pen­dekatan kualitatif, sebelum melaksanakan suatu pene­
litian, perlu memahami dengan benar pengertian penelitian
kualitatif agar dapat menghasilkan intepretasi yang akurat dan
valid dalam menjawab suatu pertanyaan penelitian. Desain,
metode pengumpulan data, pengelolaan data, dan penulisan
hasil dari penelitian kualitatif berbeda dengan data dari hasil
penelitian kuantitatif. Untuk itu, dalam bab ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai prinsip dasar penelitian kualitatif, dan
mengapa perlu dilakukan penelitian kualitatif.

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


Peneliti perlu memahami mengenai perbedaan antara
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif agar dapat
melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Kedua
metode penelitian mempunyai paradigma teoretis, gaya,
dan asumsi paradigmatis penelitian yang berbeda. Masing-

1
2 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

masing memuat kekuatan dan keterbatasan, mempunyai


topik dan isu penelitian sendiri, serta menggunakan cara
pandang berbeda untuk melihat realitas sosial, termasuk ilmu
kesehatan.
Pengertian penelitian kualitatif antara lain seperti dinya­
takan oleh Slank (2002) adalah bahwa penelitian kualitatif
merupakan suatu bentuk analisis empiris atau investigasi yang
sistematis menjadi suatu makna tertentu. Maksud sistematis
di sini adalah melalui proses yang direncanakan, mengikuti
aturan yang berlaku dalam prinsip penelitian kualitatif.
Sedangkan kata “empiris” dalam pengertian tersebut
berarti suatu bentuk analisis atau investigasi yang bersifat
langsung dari kejadian atau pengalaman yang sebenarnya.
Penerjemahan dari kata membuat investigasi menjadi
suatu makna tertentu; peneliti berupaya untuk memahami
bagaimana orang lain dapat mengerti atau memaknai hasil
dari investigasi peneliti (Sonia, 2005).

B. Prinsip Dasar Penelitian Kualitatif


Metode kuantitatif berakar pada paradigma tradisional,
positivistik, eksperimental atau empiricist. Penelitian kuan­
titatif mengukur fakta objektif melalui konsep yang ditu­
runkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-
indikator dengan memperhatikan aspek angka atau besaran
serta hubungan antara variabel melalui uji statistik. Dalam
penelitian kuantitatif jumlah subjek harus diperhitungkan
agar dapat menghasilkan suatu interpretasi data yang
menggambarkan keterwakilan suatu populasi tertentu serta
kekuatan hubungan antara variabel yang diuji.
Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 3

dengan realitas yang ditelitinya. Sebagaimana dijelaskan


se­be­­lumnya, metode penelitian mempunyai pola asumsi
para­digmatis. John W. Cresswell menilik beberapa dimensi
asumsi paradigmatis yang membedakan penelitian kuan­
titatif dengan kualitatif. Dimensi-dimensi tersebut mencakup
ontologis, epistemologis, axiologis, retorik, serta pendekatan
metodologis. Secara ontologis, peneliti kuantitatif meman­
dang realitas sebagai “objektif” dan dalam kacamata “out
there”, serta independen dari dirinya. Sementara itu,
penelitian kualitatif memandang realitas sebagai hasil rekon­
struksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial. Secara
epistemologis, peneliti kuantitatif bersikap independen
dan menjaga jarak (detachment) dengan realitas yang
diteliti. Sementara peneliti kualitatif, menjalin interaksi
secara intens dengan realitas yang ditelitinya. Secara retoris
atau penggunaan bahasa, penelitian kuantitatif biasanya
menggunakan bahasa-bahasa penelitian yang bersifat formal
dan impersonal melalui angka atau data-data statistik.
Dengan demikian, terminologi atau konsep-konsep
yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah
“relationship” dan ”comparison”. Sementara, penelitian
kualitatif lebih sering ditandai penggunaan bahasa informal
dan personal seperti “understanding”, “discover”, dan
“meaning”. Secara metodologis, penelitian kuantitatif
lekat dengan penggunaan logika deduktif di mana teori
dan hipotesis diuji dalam logika sebab akibat. Desain yang
bersifat statis digunakan melalui penetapan konsep-konsep,
variabel penelitian serta hipotesis. Sementara itu, penelitian
kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif di
mana kategorisasi dilahirkan dari komunikasi peneliti dengan
informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Dengan
4 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

demikian, penelitian kualitatif bercirikan informasi yang


berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola
atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial (Creswell,
1994: 4-7).
Penggunaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif atau
gabungan keduanya ditetapkan berdasarkan pertanyaan dan
tujuan dari penelitian. Pendekatan kuantitatif diperlukan
untuk menggambarkan besaran masalah dan menjawab
pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan kekuatan
angka atau hubungan antara variabel yang diteliti (menjawab
pertanyaan “what”, “when”, “where”, “how big”, “how much”,
dan lain-lain). Sedangkan penelitian kualitatif lebih mengarah
pada pertanyaan penelitian yang bersifat eksplorasi atau
penggalian masalah yang ada ataupun kedalaman variabel
yang diteliti (menjawab pertanyaan “how” dan “why”), yang
menggambarkan substansi cerita atau gambar.
Peneliti perlu menetapkan metodologi suatu penelitian
yang membutuhkan desain studi kualitatif ataupun kuantitatif
berdasarkan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian
yang akan dijawab. Penelitian kualitatif akan menjawab
masalah penelitian atau pertanyaan penelitian yang mengarah
pada penjelasan proses atau latar belakang suatu kejadian
dalam bentuk suatu opini, pendapat, ataupun penjelasan
terhadap suatu masalah.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 5

Tabel 1.1 Perbedaan Pendekatan Metode Penelitian dalam Aspek


Karakteristik Data Antara Kuantitatif dan Kualitatif Data
Kuantitatif Kualitatif
Mengukur fakta-fakta Mengonstruksikan realitas dan
objektif makna kultural
Fokus pada proses dan peristiwa
Fokus pada variabel-variabel
secara interaktif
Reliabilitas adalah kunci Otentisitas adalah kunci
Bebas nilai Hadirnya nilai secara eksplisit
Bebas dari konteks Dibatasi situasi
Banyak kasus dan subjek Sedikit kasus dan subjek
Analisis statistik Analisis tematik
Peneliti terpisah Peneliti terlibat
Sumber: W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and
Quantitative Approaches, (Needham Heights, MA: Allyn& Bacon, 1997),
hlm. 14.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbedaan dalam aspek


karakteristik data dan pendekatan antara metode penelitian
antara kuantitatif dan kualitatif data. Berikut ini beberapa
poin penting pada metode kualitatif.
1) Lebih mengarah pada konstruksi gambaran kondisi atau
subjek yang diteliti dengan memperhatikan aspek kultural
dan sosial yang berkaitan.
2) Lebih menekankan pada proses dan kejadian secara
interaktif.
3) Mengutamakan otentisitas dibandingkan reliabilitas
sebagai kunci dalam penelitian.
4) Jumlah sampel atau responden ditetapkan berdasarkan
kejenuhan respons atau makna tertentu dan bukan
berdasarkan besar populasi atau keterwakilan kondisi
tertentu.
6 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

5) analisis data kualitatif dilakukan berdasarkan tema dan


tidak menggunakan uji statistik.
6) Pengumpulan data berkaitan erat dengan keterlibatan
peneliti secara langsung sebagai bagian dari instrumen
penelitian (Neuman, 1997).

C. Penutup
Pada dasarnya, penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai suatu desain penelitian yang mengutamakan keda­
laman isi atau makna data yang bukan diukur secara besaran.
Prinsip dasar penelitian kualitatif adalah interaksi atau keter­
libatan peneliti dengan responden untuk menggali informasi
yang lebih dalam; informasi yang didapatkan dari penelitian
kualitatif tidak menggambarkan keterwakilan populasi atau
tidak bisa untuk digeneralisasikan.

Daftar Pustaka
Creswell, John. W. 2003. Research Desgin: Qualitative,
Quantitative and Mixed Methods Approaches. 2nd
Edition. California, Sage Publication.
Guba, E. G., & Lincoln, Y. S., 1994. Competing paradigms in
qualitative research. In N. K. Denzin& Y. S. Lincoln (Eds.),
Handbook of qualitative.
Marshall Catherine and Rossman Gratchen B., 2006. Designing
Qualitative Research. Sage Publication. Thousand Oaks.
Neuman W L., 1997. Social Research Methods: Qualitative
and Quantitative Approaches, MA: Allyn&Bacon,
Needham Heights.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 7

Ospina, Sonia and Wagner, Robert F., 2004. Qualitative


Research. Encyclopedia of Leadership. Edited by G.
Goethals, G. Sorenson, J. MacGregor. Sage Publications,
London, Thousand Oaks CA, New Delhi.
Patton Michael Quinn, 2002. Qualitative Research and
Evaluation Method. 3rd edition. Sage Publication,
California, USA.
Bab 2
Jenis Penelitian Kualitatif
Nunik Kusumawardani
Rachmalina Soerachman

Desain penelitian kualitatif bervariasi berdasarkan tuju­


an penggunaan serta metode pengumpulan data. Suatu
pene­litian dapat menetapkan desain kualitatif yang akan
digunakan dengan melihat pertanyaan penelitian ataupun
tujuan penelitian secara khusus. Beberapa desain penelitian
kualitatif, antara lain: etnografi, grounded research, feno­
menologi, studi kasus, dan penelitian sejarah. Pada bagian
ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing desain
penelitian kualitatif.

A. Etnografi
Etnografi merupakan desain penelitian kualitatif yang
sering digunakan dalam penelitian-penelitian antropologi.
Berawal dari ilmu antropologi, penelitian etnografi meru­
pakan penelitian mengenai kebudayaan pada suatu populasi
atau kelompok masyarakat tertentu dalam kurun waktu
yang cukup intensif dan berkelanjutan. Dalam pemikiran

9
10 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

antropolog, penelitian menggunakan metode etnografi tidak


berbeda dengan penelitian yang menggunakan metode
kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian etnografi, peneliti melakukan observasi/
pengamatan dan secara aktif terlibat dalam kehidupan dan
kegiatan kelompok yang diamati, di samping juga wawancara
mendalam dengan beberapa informan kunci dalam kelompok
masyarakat tersebut. Mengapa dalam penelitian etnografi
digunakan istilah “informan”? Informan adalah orang yang
memberitahu atau menjawab pertanyaan atau memberikan
informasi tentang kebudayaannya.
Penelitian etnografi pada dasarnya bertujuan untuk
memahami atau menggali kehidupan, perilaku tertentu
dalam sekelompok masyarakat. Desain penelitian etnografi
merupakan desain penelitian kualitatif yang membutuhkan
waktu lama dan biaya yang relatif tinggi serta menuntut
kemampuan peneliti untuk masuk dalam kehidupan kelompok
masyarakat yang diteliti agar mendapatkan informasi yang
mendalam dan dapat memahami perilaku, budaya atau
kebiasaan tertentu. Penentuan lama waktu suatu penelitian
etnografi ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian serta
tingkat kejenuhan penggalian. Pada umumnya, penelitian
etnografi yang sudah dilakukan dalam bidang kesehatan, bisa
dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Contohnya,
kenapa ibu hamil di desa lebih memilih ditolong oleh dukun;
kenapa tingkat kesembuhan penderita TB cenderung rendah
di daerah tertentu; aspek budaya yang bagaimana yang
mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan; dan lain-lain.
Contoh penelitian etnografi di bidang kesehatan adalah
penelitian yang dilakukan oleh A Prout: Actor-network theory,
technology and medical sociology: an illustrative analysis of
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 11

the metered dose inhaler. (Social Health Illness. 1996; 18:


198–219).
Prinsip-prinsip dalam penelitian etnografi adalah:
1) sumber informasi adalah informan;
2) apa yang diketahui informan tentang kebudayaannya;
3) konsep-konsep apa yang dipakai informan untuk meng­
klasifikasikan pengalamannya;
4) bagaimana informan mendefinisikan konsep-konsep
tersebut;
5) teori lokal apa yang digunakan informan untuk mene­
rapkan pengalamannya;
6) bagaimana peneliti dapat me­­nerjemahkan pengetahuan,
7) kebudayaan informan tersebut ke dalam suatu deskripsi
ilmiah sehingga dapat dipahami oleh
8) orang/peneliti lain yang membaca hasil penelitiannya.

B. Grounded Research
Desain penelitian kualitatif (grounded research) atau
disebut juga (grounded theory) merupakan penelitian kuali­
tatif, yang bertujuan menemukan teori baru dari data atau
bukti yang ada atau bisa diartikan penelitian yang bersifat
induktif. Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian
kuantitatif yang sebagian besar ingin membuktikan suatu
hipotesis yang berasal dari teori-teori tertentu atau ingin
membuktikan teori yang ada dengan kenyataan di lapangan.
Misalnya, dari penggalian bukti atau informasi-informasi yang
ada mengenai budaya ibu melahirkan dengan ditolong oleh
dukun, bisa didapatkan teori yang baru mengenai alasan ibu
memilih melahirkan dengan ditolong oleh dukun.
12 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Contoh penelitian bidang kesehatan yang menggunakan


grounded research adalah “Too complex and time-consuming
to fit in! Physicians’ experiences of elderly patients and
their participation in medical decision making: a grounded
theory study”, oleh Anne Wissendorf, dkk. (tersedia pada
tautan berikut; http://www.ncbi.nlm. nih.gov/pmc/articles/
PMC3367145).

C. Fenomenologi
Desain fenomenologis digunakan dalam penelitian
kualitatif yang bertujuan ingin memahami atau menggali
kenyataan yang dialami atau perilaku tertentu individu atau
kelompok individu serta aspek-aspek yang mendasari suatu
perasaan, pendapat, kejadian, hubungan, dan lain-lain.
Desain ini sering digunakan pada penelitian tentang filosofi
suatu perilaku atau kejadian tertentu.
Contoh penelitian yang menggunakan konsep feno­
menologi adalah “Anatomy of life and well-being: A frame­
work for the contributions of phenomenology and complexity
theory”, oleh Robert Mugerauer (tersedia pada tautan http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/).

D. Studi Kasus
Dalam desain studi kasus penelitian kualitatif, kasus
dapat berupa individu, suatu program, kejadian proses,
institusi, organisasi, kelompok sosial, yang diteliti dalam kurun
waktu tertentu melalui berbagai metode pengumpulan data
kualitatif. Studi kasus kualitatif sering dilakukan dalam ilmu
kedokteran dan kesehatan, hukum dan bisnis.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 13

Contoh penelitian studi kasus adalah “Mental Health


Response in Haiti in the Aftermath of the 2010 Earthquake: A
Case Study for Building Long-Term Solutions”, oleh Giuseppe
Raviola (tersedia pada tautan berikut: http://www. ncbi.nlm.
nih.gov/pmc/articles/PMC3335115).

E. Penelitian Sejarah (Historical Research)


Desain penelitian “historical research” merupakan pene­
litian kualitatif yang menggunakan data catatan, buku harian,
cerita sejarah, foto atau gambar dan artefak sejarah lainnya
untuk bisa menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan
suatu kejadian, prinsip filsafat tertentu, atau perilaku tertentu
pada individu ataupun kelompok individu tertentu. Desain ini
lebih sering digunakan pada penelitian ilmu sosial, budaya,
dan antropologi.
Contohnya, “Patient Groups and the Construction of
the Patient-Consumer in Britain: An Historical Overview” oleh
Alex Mold (tersedia pada tautan berikut: http://www.ncbi.
lm.nih.gov/pmc/articles/PMC2925204/). Contoh lainnya,
“Historical Perspective of Athletic Training Clinical Education”
oleh Thomas G Weidner (tersedia pada tautan berikut: http://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC164429/).

F. Penutup
Penggunaan jenis atau desain penelitian kualitatif
ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan pertanyaan
penelitian yang akan dijawab, di samping juga memper­
timbangkan waktu dan sumber daya yang dimiliki dalam
menyelesaikan penelitian tersebut. Desain studi kualitatif
14 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

untuk kepentingan kesehatan masyarakat lebih mengarah


pada desain studi kasus dan etnografi.

Daftar Pustaka
Ekdahl A W, Hellstrom I, Anderson L, et al. 2012. “Too complex
and time-consuming to fit in! Physicians’ experiences
of elderly patients and their participation in medical
decision making: a grounded theory study”. BMJ Open;
2: e001063.
Mold A. 2010. “Patient Groups and the Construction of the
Patient-Consumer” in Britain: An Historical Overview. Jnl
Soc. Pol; 39: 4: 505 – 521.
Morrison Z, Fernando B, Kalra D, et al. 2014. “National
evaluation of the benefits and riks of greater structuring
and coding of the electronic health record: exploratory
qualitative investigation”. J Am Med Inform Assoc; 21:
492 – 500.
Mugerauer R. 2010. “Anatomy of life and well-being: A
framework for the contributions of phenomenology and
complexity theory”. Int J Qualitative Stud Health Well-
being. 5: 5097.
Raviola G, Eustache E, Oswald C, et al. 2012. “Mental
Health Response in Haiti in the Aftermath of the 2010
Earthquake: A Case Study for Building Long-Term
Solutions”. Harv Rev Psychiatry; 20: 68-77.
Weidner TG, Henning JM. 2002. “Historical Perspective of
Athletic Training Clinical Education”. Journal of Athletic
Training; 37 (4 Supplement): S 222- S228
Bab 3
Pengumpulan
Data Penelitian Kualitatif
Agung Dwi Laksono

Dalam sebuah penelitian kualitatif, proses pengumpulan


data dilakukan dengan sangat berbeda dengan metode
penelitian kuantitatif yang lebih dulu eksis, tak terkecuali
dalam bidang kesehatan. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh
tujuan masing-masing jenis penelitian itu sendiri.
Penelitian kuantitatif lebih ditujukan untuk mencari
keluasan dari sebuah permasalahan, sedang penelitian
kualitatif lebih ditujukan untuk mencari kedalamannya. Ciri
lain yang sangat berbeda adalah bahwa di dalam penelitian
kuantitatif setiap fenomena ditunjukkan dengan angka atau
numerik, sedang penelitian kualitatif menyajikan sebuah
fenomena dalam sebuah narasi yang mendalam, meski
tak menampik juga kadang disertai dengan menampilkan
angka. Secara detail perbedaan dari kedua jenis pendekatan
penelitian tersebut pada Tabel 3.1.

15
16 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen sudah didesain


sedemikian rupa sehingga sangat terstruktur dan teratur,
biasanya dalam bentuk-bentuk kuesioner ataupun daftar tilik
yang sudah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian,
proses paling “merepotkan” dari kesempurnaan penelitian
kuantitatif adalah tahap persiapannya bila dibandingkan
dengan tahap pengumpulan ataupun interpretasi data.
Hal berbeda berlaku pada penelitian kualitatif. Pada
penelitian jenis ini, kebanyakan instrumen adalah “peneliti”
itu sendiri. Kalaupun ada instrumen pendokumentasian lain­
nya, hanya merupakan instrumen pendukung untuk me­
lengkapi data, instrumen utama adalah peneliti itu sendiri.
Tahap persiapan dalam penelitian kualitatif cenderung
lebih “ringan”. Bagian paling “merepotkan” adalah pada saat
interpretasi data. Pada fase ini peneliti sebagai instrumen
dituntut untuk membangun kembali memorinya terhadap
suasana atau konteks pada saat pengumpulan data, melihat
hubungan antarobjek, sampai pada perilaku masing-masing
objek secara mandiri ataupun pada saat berinteraksi.
Ada tiga metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) observasi
partisipatif; 2) wawancara mendalam; dan 3) diskusi
kelompok terarah.
Tabel 3.1 Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif versus Kualitatif
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Kerangka Umum Berusaha untuk mengonfirmasi hipotesis Berusaha untuk mengeksplorasi fenomena.
tentang fenomena.
Instrumen menggunakan gaya yang Instrumen lebih fleksibel, menggunakan
lebih kaku untuk memunculkan dan gaya berulang untuk memunculkan dan
mengkategorikan tanggapan terhadap mengkategorikan tanggapan terhadap
pertanyaan. pertanyaan.
Menggunakan metode yang sangat Menggunakan metode semi-terstruktur, seperti:
terstruktur, seperti: kuesioner, survei, dan wawancara mendalam, kelompok fokus, dan
observasi terstruktur. observasi partisipatif.
Tujuan Analisis Untuk mengukur variasi. Untuk menggambarkan variasi.
Untuk memprediksi hubungan kausal. Untuk menggambarkan dan menjelaskan
hubungan.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Untuk menggambarkan karakteristik suatu Untuk menggambarkan pengalaman individu.


populasi Untuk menggambarkan norma kelompok.
Seleksi Peserta/ Random sampling Purposif atau dipilih secara teoretis
Responden/
Informan
17
18

Format Tertutup. Terbuka.


Pertanyaan Pertanyaan spesifik atau hipotesis. Luas, tematik.
Format Data Numerik (diperoleh dengan menetapkan Tekstual (diperoleh dari kaset audio, kaset video,
nilai numerik untuk respon). dan catatan lapangan).
Fenomena disajikan secara numerik. Fenomena disajikan dalam sebuah narasi.
Deskriptif data statistik inferensial. Identifikasi tema utama.
Fleksibilitas Desain penelitian stabil dari awal sampai Beberapa aspek dari penelitian ini adalah
dalam Desain akhir. fleksibel (misalnya: penambahan, pengucilan,
Penelitian atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu).
Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana
Tanggapan peserta tidak mempengaruhi dan pertanyaan apa yang diajukan peneliti
atau menentukan bagaimana dan berikutnya.
pertanyaan apa yang diajukan peneliti
berikutnya. Desain penelitian adalah interaktif, yaitu
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Desain penelitian tunduk pada asumsi dan pengumpulan data dan penelitian pertanyaan
kondisi statistik yang disesuaikan dengan apa yang telah
dipelajari
Keuntungan Sampel besar, validitas statistik, akurat Kaya, mendalam, deskripsi narasi sampel.
mencerminkan populasi.
Kerugian Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan Besar sampel kecil, tidak digeneralisasikan untuk
perasaan sasaran. populasi pada umumnya.
Sumber: Marvasti (2004); Mack, dkk (2005); Vanderstoep dan Johnston (2009)
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 19

Ketiga metode tersebut mempunyai tujuan dan tingkat


kesulitan yang berbeda antara satu metode dengan metode
lainnya. Setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahannya
sendiri. Selain ketiga metode tersebut, juga berkembang
metode pengumpulan data kualitatif lain, seperti penelusuran
dokumen.
Jarang sekali dalam sebuah penelitian kualitatif diguna­
kan metode pengumpulan data tunggal. Sering kali metode
pengumpulan data dilakukan dengan dua sampai tiga meto­
de secara bersamaan. Hal ini penting dilakukan karena kele­
mahan satu metode bisa ditutupi atau dilengkapi dengan
kekuatan dari metode pengumpulan data lainnya.
Selain itu, yang terpenting adalah penggunaan lebih dari
satu metode pengumpulan data merupakan salah satu cara
dalam penelitian kualitatif untuk menjaga dan memvalidasi
data. Dalam ranah penelitian kualitatif, hal ini disebut sebagai
triangulasi metode. Tentang triangulasi dan jenis triangulasi
lainnya akan dijelaskan dalam bab tersendiri dalam buku ini.
Pada pokok bahasan selanjutnya akan dijelaskan definisi
masing-masing metode pengumpulan data dan bagaimana
cara melakukannya. Selain itu, akan diuraikan kelebihan atau
kekuatan dan kelemahan setiap metode pengumpulan data.

A. Observasi Partisipatif
Menurut Mack, dkk. (2005) observasi partisipatif me­
ru­pakan akar dalam penelitian etnografi tradisional, yang
bertujuan untuk membantu para peneliti mempelajari per­
spektif yang dimiliki oleh populasi penelitian. Dianggap bah­
wa akan ada beberapa perspektif dalam suatu masyarakat
tertentu. Metode ini menarik untuk mengetahui beragam
20 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

perspektif yang ada dan membantu dalam memahami


interaksi di antara mereka.
Lebih lanjut Mack, dkk (2005) menjelaskan bahwa
peneliti kualitatif melakukan observasi partisipatif bisa
melalui pengamatan sendiri atau oleh keduanya, mengamati
dan berpartisipasi. Observasi partisipatif selalu dapat
diterapkan dalam masyarakat, di lokasi yang diyakini memiliki
relevansi dengan pertanyaan penelitian. Metode ini khas
karena peneliti mendekati peserta di lingkungan mereka
sendiri. Secara umum, peneliti yang terlibat dalam observasi
partisipatif mencoba untuk mempelajari seperti apa hidup
sebagai “orang dalam” sambil juga tetap berperan sebagai
“orang luar”. Murphy dan Dingwall (2003) mengingatkan
bahwa keseimbangan yang sebenarnya antara partisipasi dan
observasi tidak pernah sepenuhnya dalam kendali peneliti
lapangan tersebut. Keahlian peneliti lapangan terletak pada
kecermatan untuk mengetahui kapan harus bersandar pada
satu arah dan kapan bersandar pada arah lain, dan harus
jelas apakah arah ini adalah masalah yang dipilih atau hanya
masalah kontingensi (fenomena sesaat).
Penting untuk dipahami bahwa data hasil berdasarkan
observasi tidak seperti menyalin realitas secara seseder­
hana. Kehidupan alami masyarakat yang diteliti telah ada
sebelumnya, dan hal tersebut independen dari intervensi
pengamat. Namun, data tersebut merupakan hasil trans­
formasi tunggal peneliti dalam memaknai realitas menjadi
bahan yang cocok untuk dianalisis. Hal tersebut berbeda
dengan data wawancara, yang melibatkan setidaknya dua
transformasi: a) oleh pewawancara yang memilih pertanyaan
yang diajukan, dan b) oleh responden yang merestrukturisasi
pengalaman asli mereka dalam rangka menjawab pertanyaan.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 21

Dalam beberapa kasus, bahkan mungkin ada transformasi


ketiga jika peneliti juga mengusulkan kemungkinan jawaban
lain (Murphy dan Dingwall, 2003).
Sebagian besar data observasi partisipatif terdiri dari
catatan lapangan (field notes) rinci yang dicatat catatan
peneliti dalam sebuah buku catatan lapangan. Meski biasanya
tekstual, data tersebut juga dapat mencakup peta dan
diagram lain, seperti pola kekerabatan atau bagan organisasi.
Kadang-kadang, observasi partisipatif juga melibatkan
kuantifikasi sesuatu dan, sebagai hasilnya, menghasilkan
data numerik. Contohnya, peneliti dapat menghitung
jumlah orang yang masuk ruang tertentu dan terlibat dalam
kegiatan tertentu selama segmen waktu tertentu (Mack, dkk.,
2005). Secara tradisional, peneliti kualitatif mengandalkan
keterampilan kerja lapangan mereka sebagai pengamat, dan
mengandalkan kemampuan mereka untuk mereproduksi
karakter singkat dan sekilas peristiwa dalam catatan lapangan
mereka. Namun, dalam perkembangan saat ini, para peneliti
kualitatif telah semakin menggunakan alat bantu teknologi
audio dan video untuk melakukan perekaman momen
tersebut sehingga peneliti dapat menghidupkan kembali
dan merekonstruksi ulang momen dengan cara yang agak
berbeda (Murphy dan Dingwall, 2003). Pendekatan observasi
partisipatif dengan menggunakan teknologi visual-audio saat
ini sangat populer dan disebut sebagai etnografi film atau
video.
Sementara masih terjadi perdebatan teoretis dan
metodologis terhadap etnografi film. Produksi film tersebut
terus diproduksi dengan tidak terlalu bertele-tele atau
mengikuti konsep formal. Mereka menggabungkan prioritas
estetika dalam naungan penelitian ilmiah untuk menciptakan
22 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

karya yang menginformasikan pada khalayak umum tentang


berbagai isu sosial. Misalnya, pembuat video etnografi
feminis telah menggunakan media film untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang nasib perempuan dan
minoritas pada umumnya (Marvasti, 2004).
Metode observasi partisipatif dalam sebuah proyek
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif pada
tahap awal dapat digunakan untuk memfasilitasi dan mem­
bangun rapor hubungan yang positif antara peneliti dengan
informan kunci ataupun stake-holder lain. Rapor hubungan
baik ini sangat penting untuk keberlanjutan penelitian,
termasuk untuk memperoleh akses terhadap informan po­
tensial.
Sering kali peneliti kualitatif di lapangan memiliki rapor
hubungan yang sangat baik dengan informan kunci, dan
bahkan cenderung secara pribadi. Hal ini perlu kehati-hatian
dalam mencatat informasi yang timbul dalam pengamatan.
Perlu dipastikan atau bila perlu meminta persetujuan untuk
memasukkan informasi tersebut sebagai catatan resmi la­
pangan (Mack, dkk., 2005).
Sebuah proyek penelitian terapan biasanya mengguna­
kan metode pengumpulan data lain secara bersamaan dengan
metode observasi partisipatif, misalnya focus group dan
wawancara mendalam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kualitas desain penelitian.
Kekuatan pengumpulan data menggunakan metode
observasi partisipatif adalah memungkinkan untuk membuka
wawasan peneliti terhadap sebuah konteks, hubungan, dan
perilaku. Metode ini juga dapat memberikan informasi, yang
bisa jadi sebelumnya tidak diketahui peneliti, yang sangat
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 23

penting untuk desain penelitian, pengumpulan data, dan


interpretasi data lainnya.
Sedang kelemahan utama metode observasi partisipatif
adalah membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu,
proses pendokumentasian sangat tergantung pada memori,
disiplin, dan ketekunan peneliti. Metode observasi partisipatif
juga membutuhkan kesadaran peneliti untuk sebuah objek­
tivitas karena metode ini sangat subjektif peneliti. Tetap saja
objektivitas di sini terasa sangat relatif karena pemilihan
topik penelitian ataupun metode pengumpulan data juga
merupakan sebuah pilihan atau subjektivitas peneliti sendiri.
Beberapa antropolog dan peneliti kualitatif lainnya
tidak merumuskan secara tegas waktu yang dibutuhkan
dalam pengumpulan data dengan cara observasi partisipatif.
Hal tersebut sangat tergantung pada objek yang diteliti,
sensitivitas peneliti, dan yang paling penting tergantung pada
interaksi di antara keduanya (masyarakat dan peneliti).
Riset Etnografi Kesehatan yang dilakukan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI
pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2014, mengharuskan
para penelitinya grounded selama 60-70 hari di lapangan.
Penelitian, yang ditujukan untuk memetakan budaya
masyarakat setempat yang terkait dengan bidang kesehatan
ini, dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri atas tiga orang:
peneliti bidang kesehatan, peneliti bidang sosial (antropolog/
sosiologi), dan peneliti daerah.
Penelitian grounded yang hanya 60-70 hari di lapangan,
oleh beberapa antropolog dirasakan masih kurang untuk
benar-benar dapat mengenal dan menggali budaya kelompok
masyarakat pada etnik tertentu yang diteliti. Namun, waktu
24 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

60-70 hari tersebut sudah lebih dari cukup untuk penelitian


menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan,
walaupun dirasakan hanya secara superfisial.
Faktor lain yang dianggap sebagai kelebihan dalam riset
etnografi tersebut adalah keterlibatan orang daerah setempat
sebagai salah satu anggota tim peneliti yang diharapkan
memahami bahasa daerah atau masyarakat yang diteliti. Hal
ini dirasa dapat memangkas waktu tim peneliti untuk blended,
membaur, pendekatan, dan kesetaraan dengan masyarakat
sasaran.
Beberapa referensi hasil penelitian tersebut dapat dipe­
lajari lebih lanjut pada:
1) Lely Indrawati, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus,
Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa,
Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten
Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Ma­
sya­rakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2) Lusi Kristiana, Tonny Murwanto, Santi Dwiningsih,
Harumanto Sapardi, Kasnodihardjo, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Jawa,
Desa Gading Sari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Surabaya: Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
3) Aan Kurniawan, Ivon Ayomi, Petrodes M. Mega S.
Keliduan, Elyage Lokobal, Agung Dwi Laksono, 2012.
Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 25

Ngalum, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang,


Provinsi Papua. Surabaya; Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
4) Helper Sahat P. Manalu, Ida, Oktavianus Pangaribuan,
Arif Kristian Lawolo, Lestari Handayani, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Nias, Desa
Hilifadölö, Kecamatan Lölöwa’u, Kabupaten Nias Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. Jakarta; Pusat Humaniora,
kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemen­
terian Kesehatan Republik Indonesia

B. Wawancara Mendalam
Salah satu metode pengumpulan data paling mendasar
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Tanpa disadari sebetulnya kita sudah terlalu sering melihat
dan bahkan melakukannya, tanpa harus menjadi peneliti.
Tayangan televisi model talk show populer semacam Mata
Najwa adalah salah satu contoh kongkret, atau saat kita
wawancara untuk sebuah pekerjaan, atau saat kita sakit
dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, kita akan
diwawancarai oleh dokter sebelum dia menentukan penyakit
atau menegakkan diagnosa secara tepat akan penyakit yang
kita alami sebagai respon dari jawaban-jawaban kita saat
wawancara tersebut.
Wawancara mendalam didasarkan pada gagasan bahwa
menggali lebih mendalam tentang subjek atau informan
untuk menghasilkan data yang lebih otentik (Marvasti,
26 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

2004). Wawancara mendalam adalah teknik yang dirancang


untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perspektif
subjek pada topik penelitian. Selama pelaksanaan wawancara
mendalam, orang yang diwawancarai dianggap ahli dan
pewawancara dianggap siswa (Mack dkk., 2005). Secara
tradisional, wawancara mendalam adalah teknik face to
face antara pewawancara tunggal dengan informan tunggal,
meski saat ini tengah populer model pewawancara tunggal
dengan informan kelompok, yang lebih lazim disebut sebagai
focus group (kelompok terarah). Metode pengumpulan data
melalui wawancara mendalam sangat berguna ketika objek
dari penelitian tentang topik yang di luar norma dan asumsi
yang sering kali tidak dibicarakan secara eksplisit dalam
praktik sehari-hari sebuah kelompok/komunitas (Murphy dan
Dingwall, 2003).
Marvasti (2004) menyatakan bahwa saat ini model
wawancara mendalam secara bertahap bergeser ke arah
gagasan analitis yang lebih kompleks, bahwa wawancara
adalah acara sosial yang menciptakan versi tertentu dari
realitas sosial. Sebelumnya, pemahaman wawancara
mendalam hanya sebagai alat penelitian didasarkan secara
sederhana pada pertanyaan dan jawaban.
Teknik wawancara mendalam mendorong peneliti yang
berkeinginan untuk mempelajari segala sesuatu dari peserta,
agar dapat berbagi tentang topik penelitian. Peneliti terlibat
dengan peserta dengan mengajukan pertanyaan secara netral,
mendengarkan dengan penuh perhatian tanggapan peserta,
dan mengajukan pertanyaan tindak lanjut dan menggali
berdasarkan respon. Mereka tidak membawa peserta sesuai
dengan praduga, juga tidak mendorong peserta untuk
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 27

memberikan jawaban tertentu dengan mengekspresikan


persetujuan atau ketidaksetujuan dari apa yang mereka
nyatakan (Mack dkk., 2005). Beberapa hal wawancara
mendalam hanya bisa terjadi di tempat-tempat yang private
(pribadi) sehingga peneliti kadang tidak mungkin untuk
mendapatkan akses lebih jauh yang diperlukan untuk metode
observasional, sebagai kombinasi metode pengumpulan data
secara bersamaan (Murphy dan Dingwall, 2003).
Data wawancara mendalam biasanya terdiri atas
hasil rekaman audio, transkrip dari perekaman audio, dan
dari buku catatan pewawancara. Catatan dapat berupa
dokumentasi peneliti tentang isi wawancara, peserta, dan
konteks saat wawancara sedang berlangsung.
Menurut Mack dkk. (2005), data hasil transkrip dari
perekaman adalah bentuk paling dimanfaatkan dari wawan­
cara mendalam. Selama tahap analisis data penelitian, setelah
pengumpulan data, transkrip diberi kode menurut tanggapan
peserta untuk setiap pertanyaan dan/atau tema yang muncul
paling menonjol dalam momen wawancara.
Kekuatan dari metode pengumpulan data kualitatif
dengan wawancara mendalam adalah kita dapat memperoleh
respon yang mendalam, dengan nuansa dan kontradiksi
yang terkandung di dalamnya. Kita juga akan mendapatkan
perspektif interpretasi dari informan tentang suatu hubungan
antarperistiwa atau fenomena tertentu berdasarkan cara dia
melihat dan memaknai sesuai dengan keyakinannya.
28 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

C. Focus Groups (Kelompok Terarah)


Focus groups atau kelompok terarah adalah versi lain
atau pengembangan wawancara mendalam dengan versi
sasaran lebih banyak secara bersamaan, berkelompok, untuk
membahas topik tertentu. Secara sederhana, Marvasti (2004)
menyatakan bahwa dalam focus group, peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada sejumlah responden pada saat
yang sama untuk “merangsang diskusi dan dengan demikian
memahami (melalui analisis lebih lanjut) makna dan norma-
norma yang mendasari jawaban-jawaban kelompok”. Meski
pada prinsipnya sama, Berg (2001) mendefinisikan focus
groups sebagai gaya wawancara yang dirancang untuk
kelompok-kelompok kecil. Dengan menggunakan pendekatan
ini, peneliti berusaha untuk belajar melalui diskusi tentang
karakteristik psikologis dan sosial budaya sadar, setengah
sadar, dan tidak sadar dan proses antara berbagai kelompok.
Metode focus groups sangat efektif untuk menangkap
informasi tentang norma-norma sosial dan berbagai
pendapat atau pandangan dalam suatu populasi. Kekayaan
data kelompok fokus muncul dari dinamika kelompok dan
dari keragaman kelompok. Peserta saling mempengaruhi
satu sama lain melalui kehadiran mereka dan reaksi mereka
terhadap apa yang orang lain katakan. Karena tidak semua
orang akan memiliki pandangan dan pengalaman yang sama
(karena perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, akses
ke sumber daya, dan faktor lainnya), banyak sudut pandang
yang kemungkinan berbeda akan diungkapkan oleh peserta
(Mack, dkk., 2005; Marvasti, 2004). Metode pengumpulan
data focus group sangat tepat bila dipergunakan untuk
mengidentifikasi norma yang berlaku pada suatu kelompok,
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 29

memunculkan pendapat tentang norma kelompok tersebut,


serta menemukan berbagai variasinya dalam suatu populasi.
Menurut Mack, dkk. (2005) dalam sebuah studi, focus
groups biasanya merupakan satu di antara banyak metode
yang digunakan untuk membuat gambaran lengkap tentang
bagaimana suatu masalah mempengaruhi komunitas. Focus
groups berkontribusi terhadap pemahaman yang luas ini
dengan menyediakan data yang didasarkan pada norma-
norma sosial dan budaya, norma-norma yang meresap pada
masyarakat, dan pendapat orang tentang nilai-nilai mereka
sendiri.
Sebuah sesi focus groups lazimnya terdiri dari sejumlah
kecil peserta di bawah bimbingan fasilitator, atau biasa disebut
moderator. Berg (2001) menyebutkan tugas moderator dalam
focus groups sebenarnya mirip dengan pewawancara dalam
tatap muka wawancara. Tugas-tugas ini dapat dibuat lebih
sistematis dengan menyiapkan panduan prosedural sebelum
melakukan focus groups yang sebenarnya.
Secara khusus untuk peran moderator, Bloor, dkk. (2001)
mengingatkan bahwa seorang fasilitator harus memfasilitasi
kelompok, bukan mengontrolnya. Tujuannya adalah untuk
memfasilitasi interaksi kelompok sedemikian rupa agar
memahami norma-norma dan makna kelompok. Interaksi
kelompok tertentu dapat terdistorsi oleh kontrol eksternal
(moderator) terlalu banyak.
Jumlah peserta focus groups umumnya terdiri atas enam
sampai dua belas orang dalam satu sesi kelompok diskusi,
tergantung pada topik yang dibahas. Secara khusus Krueger
(1994) menyarankan bahwa untuk masalah yang fokus
kompleks ukuran kelompok harus tidak lebih dari sekitar
30 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

tujuh peserta. Untuk satu topik bahasan, biasa dilakukan


dalam beberapa seri focus groups dengan topik yang sama,
tetapi dengan peserta yang berbeda.
Setiap peserta dalam sebuah focus groups harus setara
dalam sebuah tingkatan. Misalnya, diskusi untuk membahas
topik tentang kesetaraan gender dalam hal partisipasi
keluarga berencana. Diskusi, yang melibatkan ibu-ibu rumah
tangga sebagai peserta, hanya boleh melibatkan ibu-ibu
rumah tangga tersebut saja. Melibatkan kategori peserta lain,
misalnya tokoh agama, justru akan membuat diskusi tidak
terfokus, dan merusak data yang kita inginkan. Bila dalam
topik tersebut kita juga ingin tahu tentang pendapat pada
tokoh agama, bisa ditambah sesi focus groups lain dengan
topik yang sama, tetapi dengan peserta berbeda, hanya
melibatkan tokoh agama yang setara.
Merupakan hal penting untuk mempersiapkan ruangan
sebelum peserta tiba. Peneliti harus mengetahui jumlah orang
yang terlibat dan memastikan bahwa ruang dalam ukuran
yang tepat dan dilengkapi dengan kursi yang cukup, meja, dan
peralatan rekaman yang Anda butuhkan. Bila memungkinkan,
ruangan harus di daerah yang tenang (Stringer, 2004). Kursi
peserta ditempatkan satu baris mengelilingi meja sehingga
setiap peserta bisa face to face terhadap peserta diskusi
lainnya. Hal ini sangat penting untuk bisa memancing dan
membangun interaksi antar peserta pada saat diskusi
dilangsungkan.
Alat kelengkapan focus groups bisa terdiri dari rekaman
audio; atau bila memungkinkan rekaman visual-audio,
transkrip dari rekaman tersebut, catatan moderator dan
catatan dari notulen diskusi, dan bisa ditambah dengan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 31

catatan dari sesi tanya jawab yang diadakan setelah kelompok


fokus. Rekaman visual-audio (video) akan sangat membantu
peneliti dalam merekam ekspresi, reaksi, dan emosi pada
saat diskusi berlangsung. Hal ini penting dilakukan untuk
memudahkan peneliti membangun kembali memori tentang
suasana pada saat diskusi sedang berlangsung.
Kelebihan metode focus group bila dibandingkan
dengan wawancara mendalam adalah bahwa focus group
mam­pu memunculkan informasi tentang berbagai norma dan
opini dalam waktu singkat (Stringer, 2004; Mack, dkk., 2005),
serta dinamika dalam wawancara kelompok mampu untuk
merangsang reaksi atau percakapan. Morgan (1997) mengakui
bahwa focus groups mampu memberikan pandangan yang
lebih luas dibandingkan dengan wawancara mendalam.

D. Informan
Salah satu aspek penting dalam pengumpulan data
kualitatif adalah pemilihan informan dalam penggalian infor­
masi atau data. Informan kunci atau “key informant” meru­
pakan sumber informasi utama dari aspek atau substansi
yang akan dipelajari dalam studi kualitatif. Marshall (1996)
menekankan beberapa karakteristik ‘ideal’ informan beri­
kut: peran di masyarakat, pengetahuan, kebersediaan,
komu­­ni­katif, bersikap netral atau untuk menghindari bias
informasi. Penentuan berdasarkan karakteristik tersebut tidak
semuanya dapat dinilai pada saat sebelum pengumpulan
informasi, tetapi dapat ditetapkan pada saat wawancara
berjalan. Di samping itu, kriteria informan juga fleksibel dan
dapat bervariasi tergantung dari jenis informasi serta tujuan
penggalian informasi. Setiap penelitian kualitatif dapat
32 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

menetapkan kriteria informan sesuai dengan kebutuhan


penelitian. Proses penetapan sebagai informasi kunci dapat
terus berlangsung melalui beberapa wawancara sampai
peneliti dapat menetapkan siapa informan kunci yang tepat
untuk materi tertentu. Prinsip “siapa berbicara apa” menjadi
penting dalam pengumpulan data kualitatif karena informasi
yang didapatkan dapat berbeda dari karaterisitik informan
yang berbeda.
Sebagai contoh, penggalian informasi terkait alasan
ibu di desa memilih dukun sebagai penolong persalinan
dapat dilalukan melalui wawancara mendalam dengan
me­milih informan dengan karakteristik: ibu yang pernah
ditolong oleh dukun pada saat bersalin dalam satu tahun
terakhir, tinggal di pedesaan, sosial ekonomi baik dan
kurang. Informasi yang lebih dalam dan valid bisa didapatkan
dari ibu yang mempunyai pengalaman melahirkan dengan
pertolongan dukun dalam satu tahun terakhir daripada ibu
yang mempunyai pengalaman dua tahun terakhir atau lebih
karena ada perbedaan kondisi terkait perbedaan periode
waktu. Informasi berbeda akan didapatkan dari informan ibu
yang tinggal di desa dan yang tinggal di kota. Informasi juga
akan berbeda dari ibu yang berlatar belakang ekonomi baik
dan kurang baik.

E. Penutup
Tiga metode pengumpulan data penelitian kualitatif
yang telah dipaparkan dalam bab ini adalah metode
pengumpulan data paling populer atau paling sering di­
per­gunakan dalam banyak proyek penelitian. Masing-
masing metode pengumpuan data memiliki kelebihan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 33

diban­ding dengan metode lainnya. Cara terbaik adalah


mengombinasikan beberapa metode dalam satu proyek
penelitian. Kombinasi metode pengumpulan data bisa
memak­simalkan perspektif yang ingin kita ketahui terhadap
suatu permasalahan penelitian.

Daftar Pustaka
Bassett, Chris (editor), 2004. Qualitative Research in Health
Care. London: Whurr Publishers.
Berg, Bruce L., 2001. Qualitative Research Methods for The
Social Sciences. Fourth Edition. California: Allyn and
Bacon.
Bloor, M., J. Frankland, M. Thomas and K. Robson, 2001.
Focus Groups in Social Research. London: Sage.
Daymon, Christine dan Immy Holloway, 2002. Qualitative
Research Methods in Public Relations and Marketing
Communications. London: Routledge.
Krueger, R. A., 1994. Focus Groups: A Practical Guide for
Applied Research. 2nd edition. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Mack, Natasha, Cynthia Woodsong, Kathleen M.Macqueen,
Greg Guest, Emily Namey, 2005. Qualitative Research
Methods: A Data Collector’s Field Guide. North Carolina:
Family Health International.
Marshal MN, 1996. The Key Informant Technique. Great
Britain: Family Practice; 13: 92-97. Tersedia pada http://
fampra.oxfordjournals.org, diunggah pada September
17, 2014.
Marvasti, Amir B., 2004. Qualitative Research in Sociology.
London: Sage Publications.
34 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Morgan DL., 1997. Focus Group as Qualitative Research.


second edition; London: Sage.
Murphy, Elizabeth, dan Robert Dingwall, 2003. Qualitative
Methods and Health Policy Research. New York: Aldine
De Gruyter.
Neergaard, Helle dan John Parm Ulhøi, 2007. Handbook of
Qualitative Research Methods in Entrepreneurship.
Northampton-Massachusetts: Edward Elgar Publishing.
Silverman, D., 2000. Doing Qualitative Research: A Practical
Handbook. Thousand Oak, CA.: Sage Publications.
Stringer, Elaine, 2004. “Focus Groups” dalam Chris Bassett.
Qualitative Research in Health Care. London: Whurr
Publishers.
Vanderstoep, Scott W., Deirdre D. Johnston, 2009. Research
Methods for Everiday Life; Blending Qualitative and
Quantitative Approach. San Francisco: Jossey-Bass A
Wiley Imprint.
Bab 4
Pengelolaan
Data Penelitian Kualitatif
Lely Indrawati
Puti Sari H.

Pengelolaan/manajemen data merupakan bagian pen­


ting dari suatu penelitian termasuk penelitian kualiltatif.
Penge­lolaan data yang tidak tepat dapat menyebabkan kegiat­
an pengumpulan data yang kurang efektif dan efisien bahkan
me­ngurangi kualitas hasil penenlitian. Kegiatan pengelolaan
data kualitatif mencakup kegiatan persiapan, pengumpulan
data di lapangan, analisis atau pemanfatan data, penyajian
sampai dengan penyimpanan data (Priscilla, 2005).

A. Jenis Data Penelitian Kualitatif


Data dalam penelitian kualitatif berupa tulisan, gambar/
foto, rekaman suara/video sesuai dengan jenis data atau
metode pengumpulan data. Pada penelitian kuantitatif,
pada dasarnya data berupa angka untuk menghasilkan suatu

35
36 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

informasi besaran masalah atau pengujian suatu hipote­sis


dan teori. Sedangkan pada penelitian kualitatif, data meng­
utamakan pada kedalaman, kekayaan dan kelengkapan infor­
masi yang digali dari beberapa metode pengumpulan data
dan informan.
Menurut Poerwandari (2011), hal-hal yang penting
untuk disimpan dan diorganisasi dalam data kualitatif adalah
se­ba­gai berikut.
1) Data “mentah” berupa catatan lapangan, hasil pereka­
man.
2) Data yang sudah diproses sebagian (transkripsi wawan­
cara, catatan refleksi peneliti).
3) Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik
(dapat terdiri atas beberapa tahapan pengolahan).
4) Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas
melalui skema.
5) Memo dan draft insight untuk analisis data (refleksi
konseptual peneliti mengenai arti konseptual data)
6) Catatan pencarian dan penemuan (search and retrieval
records), yang disusun untuk memudahkan pencarian
berbagai kategori data.
7) Display/tampilan data melalui skema atau jaringan
informasi dalam bentuk padat/esensial.
8) Episode analisis (dokumentasi dari langkah-langkah dan
proses penelitian).
9) Dokumentasi umum yang kronologis mengenai pengum­
pulan data dan langkah analisis.
10) Daftar indeks dari semua materi.
11) Teks laporan (draft yang terus-menerus ditambah dan
diperbaiki).
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 37

B. Tahapan Pengelolaan Data


Proses pengelolaan/manajemen data kualitatif dimulai
dari persiapan penelitian, pada saat pengumpulan dan pe­
nyim­panan data. Di samping itu, kegiatan pengelolaan/mana­
jemen data kualitatif dipersiapkan sesuai dengan jenis data
yang akan dikumpulkan: apakah dalam bentuk teks atau
transkrip, foto atau gambar, video atau film, dan audio atau
suara. Kegiatan dalam pengelolaan/manajemen data kualitatif
meliputi hal-hal berikut.
1. Pembuatan format/formulir (dalam bentuk hard copy dan
atau soft copy) untuk kegiatan pengumpulan data melalui
metode wawancara mendalam, diskusi kelompok dan
pengamatan. Sebagai contoh format dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Format mencakup informasi mengenai:
a. waktu dan tempat wawancara/diskusi kelompok/
pengamatan,
b. keterangan pewawancara (nama dan kontak detail),
c. tujuan wawancara/diskusi kelompok/pengamatan,
d. gambaran umum lokasi penelitian,
e. keterangan umum atau sosial demografi dari infor­
man,
f. topik terpilih untuk informasi yang akan digali.
2. Pembuatan rencana matriks Pengumpulan Data yang
akan dikumpulkan. Matrik dapat mencakup informasi
mengenai topik-topik terpilih yang akan dianalisis dan
mempertimbangkan atau memperhatikan beberapa ke­
mung­kinan topik baru yang muncul dalam kegiatan pe­
ngumpulan data. Sebagai contoh dapat dipelajari pada
Tabel 4.1.
38 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Hari/tgl/jam:Lokasi:
Catatan hasil kegiatan Pewawancara :
Topik: Informan :
Observasi / Wawancara Analisis
Catatan observasi :

Catatan wawancara :

Gambar 4.1 Contoh Format Catatan Wawacara-Observasi


(Sumber: PHKKPM, 2012, Loog Book Peneliti Riset Etnografi Budaya Kesehatan Ibu
dan Anak)
Tabel 4.1 Contoh Matriks Pengumpulan Data
Tujuan Indikator Cara/Metode Sumber
Mengidentifikasi unsur Diketahuinya unsur Wawancara mendalam, Toma/toga, catatan/
alam, kependudukan alam, kependudukan observasi, kajian dokumen, provider
dan tempat tinggal yang dan tempat tinggal yang dokumen
berpengaruh terhadap KIA berpengaruh pada KIA
Mengidentifikasi secara Diketahuinya Wawancara mendalam, Ibu/suami, keluarga,
mendalam organisasi sosialorganisasi sosial dan observasi, kajian toma/toga
dan kekerabatan yang kekerabatan yang dokumen
berpengaruh terhadap KIA berpengaruh terhadap
KIA
Mengidentifikasi secara Diketahuinya identifikasi Wawancara mendalam, Ibu, suami, provider
mendalam sistem teknologi secara mendalam observasi, kajian
dan pengetahuan yang sistem teknologi dan dokumen
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

berpengaruh terhadap KIA pengetahuan yang


berpengaruh terhadap
KIA
39
40

Mengidentifikasi Mengetahui mata Wawancara mendalam, Toma/toga, catatan/


secara mendalam mata pencaharian yang observasi, kajian dokumen, provider
pencaharian yang berpengaruh terhadap dokumen
berpengaruh terhadap KIA KIA
Mengidentifikasi secara Diketahuinya sistem Wawancara mendalam, Toma/toga, catatan/
mendalam sistem religi religi yang berpengaruh observasi, kajian dokumen, provider ibu/
yang berpengaruh terhadap terhadap KIA dokumen suami, keluarga
KIA
(Sumber: PHKKPM, 2012, Jadwal Kegiatan Peneliti Riset Etnografi Budaya Kesehatan Ibu dan anak)
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 41

3. Pembuatan jadwal kegiatan dan lokasi untuk kegiatan


wawacara, diskusi kelompok terarah dan pengamatan.
Jadwal ini penting untuk dokumentasi atau pengarsipan
waktu pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya lihat
Tabel 4.2.
4. Mempersiapkan folder-folder yang diperlukan untuk
menyimpan hard-copy ataupun soft-copy data. Untuk
hard-copy (form, catatan pengumpulan data disimpan
dalam setiap map plastik per narasumber).
5. Mempersiapkan formulir persetujuan dan penjelasan
pene­litian untuk informan (informed consent), baik ter­
tulis maupun verbal.
6. Mempersiapkan alat merekam suara dan visual serta
untuk kegiatan pengumpulan data dan memastikan kegia­
tan pengumpulan data terekam dengan baik.
7. Pembuatan back-up data dengan menyimpan hasil trans­
krip dalam bentuk soft-copy maupun hard-copy, termasuk
juga menyimpan arsip hasil diskusi kelompok terarah
dan pengamatan. Back-up rekaman suara dari hasil
Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion) dan
Wawancara Mendalam (Indepth interview) juga penting
dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
(misal: rekaman terhapus) (Janice,et al, 1995). Untuk
contoh transkrip wawancara dan observasi dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
42

Tabel 4.2 Contoh Jadwal Kegiatan Penelitian Etnografi


Kegiatan Riset Penanggung
Tgl/Bln Peserta/Pelaksana Keterangan
Etno Kesehatan Jawab
13 -12 Rapat tim inti REB Tim inti + Ka Korwil PI Riskus, Penyempurnaan Protokol +
2012 + PK + Bendahara sekretariat instrumen (terutama variabel
kepercayaan)
Penyusunan detail pelaksanaan
kegiatan
Pembahasan RAB (Drie)
Pengisian formulir etik
17 - 02 Tim inti + Peneliti PJ PI Riskus, Penyusunan detil pelaksanaan
2012 (litbang) kegiatan sekretariat kegiatan + pembuatan dokumentasi
ROI (foto + video)
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Pembahasan RAB
Koreksi protokol, instrumen, dan
formulir etik
23 s/d 28- Pemantapan Tim inti + Ka Korwil PI Riskus, TOR & Jadwal acara
12 2012 pertemuan + PK + Bendahara sekretariat Narasumber
persiapan Peserta
lapangan REB Materi / substansi
Tempat, dana
Kontak narasumber
20 s/d 29- Pengajuan Etik Sekretariat PI Riskus (REB) + Perbaikan segera bila ada masukan
12 2012 REB ke KE Badan (mengirim & PJ Korwil dari tim Etik & pengiriman kembali
Litbangkes meman-tau) (oleh PI Riskus)
(Sumber: PHKKPM, 2012, Jadwal Riset Etnografi Budaya Kesehatan Ibu dan Anak)
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
43
44 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Hari tgl/jam: 5 Juni 2012 Lokasi: Rumah Nenek Messa


Catatan hasil kegiatan Pewawancara : Lely I
Topik: Sistim Kekerabatan Informan : Nenek Messa
Observasi / Wawancara Analisis
Catatan observasi: nenek Messa (laki-
laki) berumur sekitar 90-an tahun. Ia
dahulu merupakan tokoh masyarakat
yang disegani, sehingga pengetahuan
tentang kemasyarakatan cukup banyak.
Ia juga dikenal bisa menyembuhkan
penyakit dengan mantra-mantra sejak
dahulu. Hanya karena sekarang sudah
sangat tua, ia sudah sedikit pikun dan
kesulitan dalam mendengar. Ia mampu
mengerti dan berbicara dalam bahasa
Indonesia yang cukup baik. Pertanyaan
dalam wawancara sebagian besar
ditanyakan lewat tulisan yang ditulis di
kertas oleh pewawancara.
T : Mengapa dalam 1 Desa Makuang
sebagian besar masih keluarga?
J : “Sebenarnya awalnya disini cuma
satu keluarga dalam satu desa ini, jadi
orang disini ada juga yang bukan tapi
sudah berhubungan jadi keluarga (ikatan
perkawinan), jadi sudah satu keluarga.”
(Tiba-tiba ada anak perempuan kecil
berumur sekitar 10 tahun an meminta
untuk di pakuli-kuli (dobati) sehingga
wawancara terhenti).
Gambar 4.2 Contoh Transkrip Wawancara dan Observasi
(Sumber: PHKPPM, 2012, Transkrip peneliti di Riset Etnografi Budaya Etnik
Mamasa di Sulawesi Barat)
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 45

8. Data yang akan dianalisis dapat dipersiapkan dalam file


berbentuk elektronik. Ada beberapa software yang bisa
digunakan untuk penyimpanan dan pengelolaan serta
analisis awal data kualitatif (N-vivo, EZ-Text, dan lain-lain).
Walaupun demikian, sebagian besar peneliti kualitatif
masih tetap menganalisis data secara manual untuk
tahapan akhir dari analisis data dengan melihat content,
narasi, matriks serta hasil pengamatan dan diskusi.
Penjelasan lebih detail mengenai analisis data akan
ditampilkan dalam bagian terpisah.
9. Hasil analisis data selanjutnya disajikan dalam bentuk
narasi, skema, matriks/tabel teks dan gambar atau video.
10. Penyimpanan data dalam pengelolaan/manajemen data
kualitatif juga memegang peranan penting (Priscilla,
2005). Sistem penyimpanan yang baik menjadi hal yang
sangat dibutuhkan karena dapat menjamin semua doku­
men dan data penting tidak hilang. Di samping itu, dengan
sistem penyimpanan yang baik juga dapat menjamin
ketersediaan data sehingga mudah ditemukan pada saat
diperlukan untuk analisis, menulis atau membandingkan
hasil, atau menindaklanjuti data yang telah ada dengan
data baru di masa yang akan datang. Penyimpanan data
kualitatif ini juga meliputi: proposal penelitian, protokol
penelitian, termasuk di dalamnya instrumen/pedoman
pengumpulan data, catatan lapangan, peta wilayah dari
lokasi penelitian, inform consent yang digunakan, data
sosio-demografi penduduk di lokasi penelitian, buku kode
(istilah lokal), petunjuk pengumpulan data, transkrip FGD
dan WM (Wawancara Mendalam), matriks, panduan
interview, rekaman suara dan video, foto atau gambar
46 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

dan bahan-bahan terkait lainnya. Setiap judul penelitian


memiliki folder khusus untuk menyimpan semua data
dan dokumen tersebut di atas.

C. Penutup
Berdasarkan paparan di atas, pengelolaan/manajemen
data kualitatif menjadi penting bagi peneliti itu sendiri, juga
bagi institusi penyandang dana (fund). Hanya saja, karena
penelitian yang dilaksanakan bersifat kecil dan terbatas,
penelitian tersebut kurang terlihat penting. Bentuk dan cara
pengelolaan data kualitatif berskala besar (nasional), yang
memudahkan peneliti maupun institusi, masih belum banyak
dilakukan dan menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya
para peneliti.

Daftar Pustaka
Indrawati, Lely, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus,
Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa,
Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten
Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat,Surabaya; Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan
Masya­ra­kat, Badan Penelitian & Pengembangan Kese­
hatan, Kementerian Kesehatan RI.
Janice M. Morse& Anne F., 1995, Qualitative Research
Methods for Health Professionals, 2nd Edition. USA:
Chapman and Hall.
Poerwandari, E. K., 2011, Pendekatan Kualitatif Untuk
Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta: Lembaga Pengem­
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 47

bangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi


Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Priscilla R. Ulin, Elizabeth T. Robinson, Elizabeth E. Tolley,
2005, Qualitative Methods in Public Health: A Field Guide
for Applied Research. USA: Wiley & Sons Publishers.
W. Lawrence Neuman, 1997, Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative Approaches. Needham
Heights, MA.: Allyn & Bacon.
Bab 5
Analisis
Data Penelitian Kualitatif
Rachmalina Soerachman
Astridya Paramita

Bogdan dan Biklen (1982) menyatakan bahwa “Data


analysis is the process of systematically searching and
arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other
materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what
you have discovered to others”. Dengan lain kata, analisis
data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis seluruh data hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi lainnya untuk kemudian
mengorganisasikan data ke dalam kategori dan melakukan
sintesis untuk mengetahui pola atau bentuk keteraturan
data, memberi makna terhadap pola yang ditemukan,
dan membuat kesimpulan atau konsep baru yang mudah
dipahami oleh diri sendiri dan selanjutnya diinformasikan
kepada orang lain dalam rangka menambah khazanah ilmu.

49
50 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Agar data yang terkumpul merupakan jawaban dari


rumusan pertanyaan penelitian, pada proses analisis dan
interpretasi dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan cara
berpikir kreatif, kritis, dan sangat hati-hati. Sangat beragamnya
variasi data penelitian kualitatif sering kali mengakibatkan
peneliti mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.

A. Teknik Analisis Data


Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa
“The most serious and central difficulty in the use of
qualitative data is that methods of analysis are not well
formulate”. Dalam penelitian kualitatif tidak ada formula
yang pasti untuk menganalisis data seperti formula yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif. Teknik analisis data
dalam penelitian kualitatif didasarkan pada pendekatan yang
digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian
kualitatif di antaranya adalah biografi, fenomenologi,
grounded theory, etnografi, dan studi kasus.
1. Biografi
Studi biografi adalah studi tentang individu dan peng­
alamannya yang terakumulasi dari waktu ke waktu, yang
tidak hanya menjelaskan apa saja yang telah dialami, tetapi
juga situasi “setting” di mana kejadian dan pengalaman
berlangsung. Tujuan studi ini adalah mengungkap turning
point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang
sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang.
Langkah-langkah analisis data pada studi adalah sebagai
berikut.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 51

a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup


responden (informan), seperti tahap perjalanan hidup
dan pengalaman.
b. Tahap tersebut, yang berupa tahap kanak-kanak, remaja,
dewasa dan lansia, ditulis secara kronologis atau seperti
pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
Membaca keseluruhan kisah kemudian mereduksi dan
memberi kode.
c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya, peneliti mengidentifikasi dan mengkaji
makna dari kisah yang dipaparkan, serta mencari temuan
penting dari kisah tersebut.
e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna,
seperti interaksi sosial dalam sebuah kelompok, budaya,
ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi inter­
pretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian, riwayat hidup responden ditulis dengan ber­
bentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup
individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman
hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi
Studi fenomenologi bertujuan untuk memperoleh
struk­­­tur dan makna yang dipahami oleh informan atas fe­no­­
mena yang tampak atau dialami, yang muncul dalam kehi­
dupan informan. Peneliti yang menggunakan pen­de­katan
fenomenologi umumnya ingin mengetahui peng­alaman
masyarakat yang sedang diteliti, bagaimana ia “menerjemah­
kan” pengalaman masyarakat tersebut dalam studinya
(Becker, 1992).
52 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi


adalah sebagai berikut.
a. Peneliti memulai dengan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah
dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan kemudian membuat
catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting dan
melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan temuan pernyataan
yang dialami oleh informan dengan melakukan analisis
secara horisontal, yaitu setiap pernyataan pada awalnya
diperlakukan memiliki arti yang sama. Selanjutnya,
pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan
pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat ulangan
atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa
hanya horison (arti tekstual dan unsur pembentuk
atau penyusun dari fenomena yang tidak mengalami
penyimpangan).
d. Temuan dari pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan
dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaima­
na pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya, peneliti mengembangkan uraian secara
keseluruhan dari temuan tersebut sehingga menemu­
kan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengem­
bangkan textual description (dekripsi mengenai fenomena
yang terjadi pada informan dan structural description
(uraian yang menjelaskan bagaimana fenomena itu
terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara nara­
tif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 53

men­dapatkan makna pengalaman informan mengenai


fenomena tersebut.
g. Membuat laporan yang berupa uraian pengalaman setiap
informan. Setelah itu, menuliskan gabungan dari gam­
baran tersebut.

3. Grounded Theory
Menurut Barney Glaser dan Anselm Strauss (2012),
sebuah teori harus dibangun beralaskan (grounded) pada
data, “… the discovery of theory from data which we call
Grounded theory”. Grounded theory merujuk pada teori
yang dibangun secara induktif dari beberapa situasi yang
berkaitan. Proses studi ini dimulai dari formulasi, pengujian,
dan pengembangan ulang hipotesis selama penyusunan teori.
Grounded theory adalah suatu pendekatan yang lebih
induktif yang lebih banyak deskripsi dan interpretasi dari
suatu interaksi sosial subjek penelitian (Green, 1998). Langkah
analisis data pada studi grounded theory adalah sebagai
berikut.
a. Mengorganisir data.
b. Membaca keseluruhan datadan memberi kode.
c. Open coding, peneliti membuat kategori informasi ten­
tang peristiwa yang dipelajari.
d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa,
menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, meng­
identifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggam­barkan
peristiwa tersebut.
e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan
cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model
axial coding.
54 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

f. Selanjutnya, peneliti dapat mengembangkan dan meng­


gambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan
sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi
suatu peristiwa tertentu yang diteliti.

4. Etnografi
Secara harfiah, “etnografi” berarti tulisan atau deskripsi
tentang budaya suatu suku bangsa atas hasil penelitian
lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun
terkait pola perilaku, kepercayaan, nilai ataupun bahasa
yang digunakan suku bangsa tersebut. Studi etnografi
menempatkan peneliti sebagai instrumen dengan teknik
observasi partisipatif. Peneliti etnografi harus membuat
hubungan yang sangat dekat dengan informan agar dapat
merasakan bagaimana perasaan orang-orang yang berada
dalam objek (budaya) komunitas yang diteliti.
Langkah analisis data pada studi etnografi adalah
sebagai berikut.
a. Mengorganisir file.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d. Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi dalam bentuk tabel, gambar, atau
uraian.

Dalam penelitian/studi etnografi ada 4 (empat) jenis


analisis, yaitu: analisis domain, analisis taksonomi, analisis
komponen, dan analisis tema budaya terkait dengan masalah
kesehatan.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 55

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam


studi etnografi sebagai bekal untuk memahami berbagai
istilah lokal berkaitan dengan masalah kesehatan dan yang
relevan dengan masalah yang diteliti, misalnya KIA. Tentunya,
peneliti telah mendapatkan istilah “dukun”. Di dalam
masyarakat ada istilah “dukun bayi”, “dukun pijat”, “dukun
beranak”, dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut berhubungan
dengan upaya pemulihan kesehatan. Dalam analisis domain,
dukun disebut cover theme, sedangkan jenis-jenis`dukun,
seperti dalam “dukun pijat” ada istilah pijet urut, pijet walik,
pijet bayek, dan lain-lain, merupakan included theme, yakni
temuan awal, temuan yang masih di permukaan.
Selanjutnya, analisis yang lebih mendalam adalah
analisis taksonomi, di mana setelah melakukan wawancara
secara mendalam serta pengamatan terlibat yang dituangkan
dalam catatan lapangan, peneliti membuat suatu “set data”
yang dibuat dalam suatu bentuk kotak, simpul, dan lain-lain.
Analisis berikutnya adalah analisis komponensial di mana
peneliti tidak mencari kesamaan dari temuan-temuannya,
tapi melihat kontras dari temuan hasil wawancara mendalam
dan observasi.

5. Studi Kasus
Studi kasus merupakan studi eksplorasi secara intensif,
mendalam dan terperinci terhadap suatu individu, lembaga,
gejala atau fenomena tertentu dengan lingkup, daerah atau
subjek yang sempit guna memperoleh deskripsi yang utuh
dan mendalam. Bahan studi kasus dapat diperoleh dari
laporan observasi, catatan pribadi (diary), biografi, keterangan
56 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

dari pihak lain yang mengetahui banyak tentang individu atau


fenomena yang diteliti (Nasution, 2007).
Langkah analisis data pada studi kasus adalah sebagai
berikut.
a. Mengorganisir data.
b. Membaca keseluruhan data dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan
konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara
beberapa kategori.
e. Selanjutnya, peneliti melakukan interpretasi dan me­
ngem­bangkan generalisasi natural dari kasus, baik untuk
peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang
lain.
f. Menyajikannya secara naratif.

Analisis lanjut data kualitatif tetap dapat dilakukan


meskipun belum semua informasi dalam transkrip data sudah
dianalisis. Peneliti dapat mempelajari kembali transkrip yang
ada dan menganalisis dengan metode yang berbeda atau
dengan menambahkan informasi dari dari studi kualitatif
lainnya.
Hasil data kualitatif yang sudah ada bisa dilengkapi atau
ditambahkan dengan data kualitatif lainnya yang terkait untuk
lebih memperkaya informasi sehingga bisa menghasilkan
kesimpulan yang lebih tajam dan rinci.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih baik lagi, perlu
dilakukan juga penggabungan informasi dengan data lain.
Dalam pendekatan kualitatif cara yang digunakan antara lain
adalah dengan memakai kontrol berupa negative evidence,
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 57

kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, konfirmabilitas,


dan triangulasi.
Untuk lebih memperkaya data, perlu dilakukan pen­
dekatan berupa aktivitas pasca penelitian untuk lebih
meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya
objektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti,
kepercayaan yang berulang-ulang (berpola), dan seterusnya.

B. Keabsahan dan Validitas Data


Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebena­
rannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti
merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif.
Selain itu, dalam penelitian kualitatif metode untuk me­
ngumpulkan data (yang diandalkan adalah wawancara dan
observasi) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan
secara terbuka, dan apalagi tanpa kontrol, serta sumber
data kualitatif yang kurang dipercaya; semua itu akan
mempengaruhi akurasi hasil penelitian. Oleh karena itu,
dibutuhkan beberapa cara dalam menentukan keabsahan
data sebagai berikut.
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau
dipercaya? Beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai
diterima dan tidaknya atau dipercaya dan tidaknya adalah
waktu atau lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi,
peer debriefing, dan analisis kasus.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian
adalah sebagai berikut.
58 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan


peningkatan derajat kepercayaan data yang dikum­
pulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat
menguji informasi dari responden, serta membangun
kepercayaan para responden terhadap peneliti, juga
kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus-menerus, untuk menemukan
ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang me­
man­faatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan sejawat),
yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitis dengan
rekan-rekan sejawat.
e. Melakukan analisis kasus, yaitu dengan menganalisis
kembali dengan mengembangkan asumsi-asumsi
yang berbeda, periksa kembali data yang ada dan
mendiskusikan perbedaan yang muncul ataupun
asumsi yang ada.

2. Transferabilitas
Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam
penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat
ketepatan apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada
situasi yang lain. Oleh sebab itu, laporan penelitian kualitatif
harus terperinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 59

3. Dependabilitas
Dependabilitas disebut juga dengan reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, depen­
dabilitas hasil penelitian teruji dari kekonsistenan peneliti
dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan
konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik
suatu kesimpulan.
4. Konfirmabilitas
Pengujian konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif
disebut juga objektivitas penelitian. Pengujian konfirmabilitas
bertujuan membuktikan kebenaran hasil penelitian sesuai
dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam
laporan lapangan.

C. Triangulasi
Triangulasi dilakukan untuk melihat gejala dari ber­
bagai sudut dan melakukan pengujian temuan dengan
menggunakan berbagai sumber informasi dan teknik. Empat
macam triangulasi yang digunakan dalam penelitian adalah
teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan beberapa
sumber data, desain studi kualitatif dan kuantitatif, atau
disiplin ilmu dan teori.
Triangulasi dalam penelitian kualitatif merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan untuk menghasilkan data
yang reliable dan valid. Beberapa peneliti sering mempunyai
pengertian yang salah mengenai triangulasi. Triangulasi
pada dasarnya adalah mendapatkan data dari beberapa
perspektif yang berbeda. Contoh penerapan triangulasi pada
penelitian tentang perilaku guru dalam mengajar perilaku
60 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

hidup sehat di sekolah, peneliti dapat menggali informasi


melalui observasi atau pengamatan saat guru mengajar dan
wawancara mendalam dari perspektif murid. Satu penelitian
yang menggunakan metode gabungan wawancara, diskusi
kelompok dan pengamatan untuk topik dan responden atau
informan yang sama bukan merupakan suatu pendekatan
triangulasi.

D. Matriks Data Kualitatif


Sebagai langkah awal analisis, data dari transkrip wa­
wancara dan catatan diskusi kelompok, dituangkan dan
disarikan ke dalam matriks sesuai dengan topik yang akan
dianalisis. Matriks ini dibuat untuk mempermudah dalam
proses analisis data dan pembahasan hasil studi. Contoh
matriks data kualitatif dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Contoh Matriks Hasil Studi Kualitatif Flu Burung di Desa Batu Banyak Sumatra Barat
Faktor Penyebab Utama
Perilaku berisiko
Sosial Budaya Ekonomi Psikologis Lainnya
1. Menyentuh ternak Tidak memahami Kebiasaan di Terlalu mahal untuk
yang sakit atau mati pentingnya masyarakat membeli APD
tanpa menggunakan menggunakan APD
alat pelindung diri dalam menangani
(APD) (sarung tangan, ternak, termasuk
masker, sepatu, dan ternak yang sehat, sakit
lain-lain) ataupun mati.
2. Kandang ternak Alasan keamanan agar Untuk mencegah Merasa
berlokasi sangat mudah mengawasinya ternak hilang lebih aman
dekat dengan rumah supaya ternak tidak karena dicuri, yang untuk
tinggal (di samping dicuri. berarti kehilangan menyimpan
atau di bawah Untuk penggunaan harta. ternak
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

rumah). lahan yang efektif bila


kandang di buat di
bawah rumah
61
62

3. Mengonsumsi Ternak yang mati Kebiasaan Ternak yang


ternak yang mati/ mendadak atau sakit masyarakat sakit lebih
sakit aman dikonsumsi dan menguntungkan
tidak akan menyebabkan dimasak untuk
penyakit pada manusia dikonsumsi
daripada
membiarkannya
mati dan dibuang
(Sumber: Diambil dari Laporan Penelitian Kualitatif Flu Burung di Indonesia [tidak dipublikasikan], Pusat Humaniora, Kebijakan
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes RI., 2008).
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 63

E. Penutup
Kualitas hasil penelitian kualitatif ditentukan dari teh­
nik analisis dan interpretasi data, di mana analisis data
penelitian kualitatif sendiri dimulai sejak tahap persiapan
(sebelum turun lapangan), selama di lapangan, dan setelah
dari lapangan. Data yang terkumpul diorganisasikan ke
dalam kategori-kategori untuk mengetahui pola atau bentuk
keteraturan data, untuk selanjutnya dianalisis dan ditarik
kesimpulan atau konsep baru yang mudah dipahami oleh diri
sendiri atau orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif didasarkan pada pendekatan yang digunakan, yaitu:
biografi, fenomenologi, grounded theory, etnografi, atau studi
kasus.
Untuk mempertajam, memperkaya dan meningkatkan
kualitas hasil penelitian kualitatif, perlu dilakukan pendekatan
berupa aktivitas pasca penelitian, termasuk pengujian
keabsahan dan validitas data, yang meliputi pengujian kre­
dibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, ser­
ta melakukan metode triangulasi untuk mendapatkan data
dari beberapa perspektif yang berbeda.

Daftar Pustaka
Becker, C., 1992. Living and Relating: An Introduction to
Phenomenology. Newbury Park, California: Sage Publi­
cation
Bogdan, R.C., & Biklen, S.K, 1982. Qualitative Research for
Education: An introduction to theory and methods (Third
Edition). Boston: Allyn and Bacon.
Bungin, Burhan (editor), 2004. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
64 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Glaser, Barney G & Strauss, Anselm L., 2012. The Discovery of


Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research
(Seventh Edition). New Jersey: Aldine Transaction
Publishing.
Green, J. 1998. “Commentary: Grounded theory and the
constant comparative method’. British Medical Journal.
Vol. 316. Pp. 1064-5.
Hansen, Emily,C. 2006. Successful Qualitative Health Research:
A Practical Introduction. Australia: Allen & Unwin
Liamputtong, Pranee, 2005. Qualitative Research Methods.
UK.: Oxford University Press
Milles, M.B. and Huberman, M.A, 1984.  Qualitative Data
Analysis. London: Sage Publication
Neuman, William Lawrence, 2000. Sosial Research Methods:
Qualitative and Quantitative Approaches. USA: Allin and
Bacon Company
S. Nasution, 2007. Metode Research: Penelitian Ilmiah.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bab 6
Penyajian
Data Penelitian Kualitatif
Puti Sari H.
Lely Indrawati

Hasil analisis data kualitatif dapat disajikan dalam ber­


bagai bentuk tergantung dari desain dan tujuan penyajian.
Sebagai contoh, data hasil suatu analisis biografi pada
umumnya disajikan dalam bentuk narasi dan gambar, semen­
tara data hasil analisis fenomenologi sering disajikan dalam
bentuk narasi dan skema.
Dalam Bab 6 (enam) ini, akan dijelaskan beberapa
bentuk dalam menyajikan data kualitatif, termasuk tahapan
atau prosedur dalam menyajikan data yang mencakup:
karakteristik informan dan gambaran umum, termasuk di
dalamnya wilayah atau lokasi studi dan lainnya.

65
66 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

A. Prosedur dalam Menyajikan Data Kualitatif


Pada bagian ini, dipaparkan proses pelaporan dengan
menggambarkan informasi tentang karakteristik informan,
yang meliputi misalnya umur, jenis kelamin, tingkat pen­
didikan, juga cara menyajikan data dalam berbagai bentuk se­
hingga memudahkan interpretasi.

1. Deskripsi sampel
Langkah pertama dalam memproses dan melaporkan
hasil penelitian adalah memberikan deskripsi tentang
informan. Jika datanya ada, latar belakang data bisa ditabu­
lasikan, misalnya: umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
atau status perkawinan.
Kemudian, karena data kualitatif berasal dari sampel
yang kecil, diperlukan lebih banyak informasi, seperti: data
mengenai siapa yang menjadi informan kunci, atas dasar apa
mereka termasuk ke dalam informan kunci, siapa peserta
FGD, sejauh mana peserta FGD mewakili kelompoknya secara
representatif, pada situasi apa observasi dilakukan, siapa
yang diobservasi, bagaimana reaksi saat diobservasi dan lain
sebagainya. Jika data tersebut tidak digambarkan, interpretasi
data akan kurang lengkap (Kresno, Hadi & Wuryaningsih,
1999).

2. Meringkas data disajikan dalam bentuk matriks,


diagram, flow chart, tabel, narasi
Langkah pertama dalam meringkas data adalah men­
daftar data yang termasuk ke dalam kategori yang sama
atau membuat daftar data yang mempunyai kode yang sama
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 67

dalam bentuk lebih ringkas dan padat untuk memudahkan


menjawab pertanyaan penelitian.
Cara lain untuk menyingkat data adalah dengan
membuat matriks, diagram atau chart. Hal tersebut sangat
membantu pada waktu melakukan interpretasi data yang
berjumlah banyak (Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999).

B. Bentuk Ringkasan Data


Dalam bagian ini, akan ditampilkan beberapa cara
untuk menyajikan hasil dari pengumpulan data kualitatif yang
berguna untuk menyimpulkan hasil penelitian.

1. Matriks
Matriks adalah suatu bagan yang menyerupai tabel,
tetapi terdiri dari kata-kata dan bukan angka. Contoh di
bawah ini adalah matriks yang menggambarkan perubahan
praktik menyusui dan pemberian makanan lunak oleh 2
kelompok ibu yang berbeda usia.
Jenis penyajian dalam bentuk matriks mempermudah
peneliti untuk mengambil kesimpulan, atau informasi esensial
yang terkait dengan topik penelitian atau masalah yang
diteliti yaitu:
a. Ibu yang lebih muda mulai memberikan makanan lunak,
rata-rata 2,5 bulan lebih awal daripada kelompok ibu
yang lebih tua.
b. Ibu yang lebih muda menggunakan makanan yang lebih
bervariasi daripada ibu yang lebih tua.

Dengan kata lain, penyajian hasil dalam bentuk matriks


sekaligus dapat menganalisis.
68 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

Tabel 6.1 Contoh Matriks Pola Pemberian Makan Bayi


Frek Pemberian
Kelompok Wkt Pemberian
Jenis Makanan Makanan
Umur Makanan Lunak
Lunak/hari
Ibu usia 20-30 Range: 4-7 bln -bubur 1-2 kali/hari
tahun Rata2: 6 bln -bubur dg - tergantung pd
bubuk kcg kesibukan ibu/
-kentang pure pengasuh
-buah yg - tergantung
dihaluskan, selera makan
biskuit yg sdh anak
direndam
Ibu usia >45 Range: 5-11 bln -bubur lunak 1-2 kali/hari
tahun Rata2: 8,5 bln -buah yg -tergantung pd
dihaluskan adanya ibu/
pengasuh
-tergantung
selera makan
anak
(Sumber: Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999, hlm. 42)

2. Diagram
Diagram adalah gambaran dengan kotak atau ling­
karan yang terdiri dari variabel-variabel dan panah yang
menunjukkan hubungan antara variabel. Contoh: alasan ibu
muda terlambat memberikan makanan lunak.
hubungan antara variabel. Contoh: alasan ibu muda terlambat memberikan maka
lunak.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 69


 Lahan dekat ASI banyak
Status gizi ibu
baik
 rumah


 Tdk ada wkt Ibu lbh senang Terlambat
utk memasak hanya memberikan
 menyusui makanan halus


 Terbatasnya Tak punya Tidak ada Anak tak mau
tanah dan uang utk beli informasi makan bubur
sumber makanan 
lainnya tambahan

 Ibu, teman, suami tak suka
pemberian makanan lunak
 secara awal
Terbatasnya makanan
tambahan (kecuali 
tepung terigu) 

Gambar 6.1ContohDiagramAlasanTerlambatMemberikanMakananLunak
Gambar6.1 Contoh Diagram Alasan Terlambat Memberikan
(Sumber:Kresno,Hadi&Wuryaningsih,1999,hlm.45)
Makanan Lunak
Diagram tersebut
(Sumber: dapat
Kresno, Hadi membantu
& Wuryaningsih, menggali
1999, hlm. 45) masalah lebih dalam pada di

Diagram tersebut dapat membantu menggali masalah


lebih dalam pada diskusi selanjutnya. Misal: apa yang
mempengaruhi ibu, teman atau suami untuk menyukai atau
tidak menyukai pemberian awal makanan halus?

3. Flow Chart
Flow chart adalah jenis diagram yang khusus menggam­
barkan tahapan kegiatan atau keputusan secara logis. Di
bawah ini, adalah contoh flow chart yang menggambarkan
tindakan ibu dalam mengatasi anak sakit diare.
70 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan


Diare parah/lanjut

Tidak ada Berhenti Memberi Berobat Berobat


tindakan menyusui kan LGG ke dukun ke PKM

Ramuan lokal

Sembuh Sembuh Sembuh Sembuh

Gambar 6.2
Gambar6.2 Contoh Flow Chart Proses Tindakan Ibu Mengatasi
ContohFlowChartProsesTindakanIbuMengatasiDiarepadaAnak
Diare pada Anak
(Sumber:Kresno,Hadi&Wuryaningsih1999,hlm.46)

Dalam flowcharttersebut,tampak
(Sumber: bahwa
Kresno, Hadi & Wuryaningsih 1999, adaperbedaantindakanolehibudan
hlm. 46)
asilakhirdaritindakanmasingͲmasingkelompok.
Dalam flow chart tersebut, tampak bahwa ada
 perbedaan tindakan oleh ibu dan hasil akhir dari tindakan
Tabel masing-masing kelompok.
KadangͲkadang dataError! Reference source not found. kualitatif dapat
4. Tabel
kategorikan,dihitungdandisajikandalambentuktabel.Jawabanterhadappertanyaan
rbuka dalam kuesionerError!
Kadang-kadangReference source not
data kualitatif found.
dapat dapat dikategorikan dan
dikategorikan,
dihitung dan disajikan dalam bentuk tabel. Jawaban terhadap
pertanyaan terbuka dalam kuesioner dapat dikategorikan
dan diringkas dengan cara tersebut. Selain itu, dapat juga
dianalisis dengan melihat isi dari jawaban individu. Berikut
adalah contoh data kualitatif dalam bentuk tabel.
n
n
t
n
Tabel 6.2 Tabel Hasil Analisis Situasi Pelayanan PKPR
Topik PKM Gambir PKM C.Putih PKM T.Abang PKM Senen
1. SIM plyn. PKPR ada ada ada ada
2. Kemitraan BKKBN, Dindiknas, LSM Dindiknas, LSM Dindiknas, LSM BKKBN, Dindiknas,
LSM, universitas
3. Kegiatan PKPR Penyuluhan, konseling, Penyuluhan, Penyuluhan, Penyuluhan,
yang sudah PKHS, pelatihan pddk konseling, PKHS, konseling, PKHS, konseling, PKHS,
dilaksanakan sebaya, pelatihan pelatihan pddk Periksa kesehatan, pelatihan pddk
konselor sebaya, Periksa sebaya, pelatihan penunjang sebaya, Periksa kes,
kes, penunjang, plyn konselor sebaya, penunjang, plyn
rujukan, dialog Periksa kes, rujukan
penunjang, plyn
rujukan, dialog
4. Kesesuaian sesuai keinginan remaja sesuai Puskesmas sesuai Puskesmas sesuai Puskesmas
layanan
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

5. Waktu layanan tiap hari 2 kali seminggu tiap hari 1 kali seminggu
6. Tempat pelayanan dalam gedung dalam dan luar dalam gedung dalam gedung
gedung
(Sumber: Kristanti, dkk., 2011, hlm. 5)
71
72 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

5. Teks Narasi
Penyajian data hasil penelitian kualitatif sebagian besar
berbentuk narasi. Namun, sebelum menginjak pada penyajian
data, penggunaan matriks, grafik, flow chart merupakan
tahapan terpenting dalam pengolahan dan analisis data
kualitatif. Hal ini untuk menghindari peneliti langsung me­
nganalisis dari data mentah sehingga hasilnya tidak rinci
dan subjektif. Dengan matriks, grafik, dan flow chart akan
membantu peneliti untuk tetap pada jalur sehingga uraian
menjadi padat dan ringkas. Penyajian dapat dilakukan di
bagian hasil penelitian dari laporan atau di lampiran.
Membuat dan menjelaskan kesimpulan merupakan
esensi dari analisis data dan bukan merupakan kegiatan yang
terpisah. Pada waktu meringkas data, peneliti terus-menerus
membuat kesimpulan, memodifikasi dan menolak sejumlah
kesimpulan yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan menulis,
dapat membantu untuk membentuk ide baru. Oleh karena
itu, penulisan harus dimulai seawal mungkin, yaitu mulai dari
data processing dan analisis.
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa penyajian
hasil penelitian kualitatif lebih banyak berbentuk tulisan
narasi. Narasi dibentuk berdasarkan semua teknik pengum­
pulan yang telah dilakukan (observasi, wawancara, FGD,
data sekunder, dan foto-foto) saat melakukan pengumpulan
data. Narasi sudah dibuat bertahap ketika pengumpulan data
sedang berlangsung hingga ketika pengumpulan data telah
selesai.
Penyajian dalam bentuk narasi bisa ditampilkan
bersama tabel, flowchart, maupun diagram. Dalam narasi
bisa dilengkapi juga dengan “kutipan”, yakni hasil tutur
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 73

kata informan dalam bahasa ibu atau bahasa lokal (bahasa


yang digunakan dalam keseharian mereka). Jika kutipan
menggunakan bahasa ibu memiliki bentuk dan arti sangat
berbeda dari Bahasa Indonesia, kutipan ditulis dalam dua
bahasa, yakni bahasa lokal dan Bahasa Indonesia. Berikut ini
diberikan contoh narasi dengan kutipan dari hasil observasi
dan wawancara mengenai penolong persalinan.

“Berdasarkan penuturan salah satu toma’pakeanak


yang ada di Desa Makuang, saat dirinya diminta memberikan
pertolongan persalinan, ia akan memberikan pilihan kepada si
ibu dan keluarga untuk memilih melahirkan dengan dibantu
toma’pakeanak ataukah ingin melahirkan di puskesmas
dengan bantuan nakes/bidan. Hal ini menunjukkan bahwa
toma’pakeanak juga mempercayai tenaga kesehatan untuk
membantu pelaksanaan proses persalinan selain dirinya.
(Toma’pakeanak): “Kalau saya dipanggil orang mau
melahirkan, ya saya tawarkan dulu mi apa mau ditolong bidan
atau mau ke puskesmas, tapi yaitu dia bilang tidak mi nanti-
nanti saja ...”
Namun, jika toma’pakeanak sudah tidak mampu lagi
atau kewalahan memberikan pertolongan, langkah yang
diambil oleh toma’pakeanak adalah menyarankan agar ibu
tersebut dibawa ke puskesmas agar dibantu bidan atau dokter
yang ada seperti pengakuan toma’pakeanak berikut ini.
(Toma’pakeanak): “Kalau saya bantu orang melahirkan, t’rus
saya tidak bisa tolong dia lagi, saya suruh ke bidan saja atau
pergi ke puskesmas untuk melahirkan di sana.”
(Sumber: Indrawati, dkk., 2012, hlm. 106)

C. Penutup
Dalam penyajian hasil dan pembuatan laporan, proses
untuk mengidentifikasi, menarik benang merah dari suatu
topik dilakukan untuk membantu pembaca laporan atau
74 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

pengelola program memahami masalah secara terintegrasi.


Proses ini dapat dilanjutkan dengan memasukkan beberapa
quotation dari informan agar laporan menjadi lebih hidup.
Langkah akhir tentunya peneliti harus melakukan sintesis
secara menyeluruh sehingga menghasilkan suatu wawasan,
tindakan, dan rekomendasi bagi pembaca laporan.

Daftar Pustaka
Burhan, Bungin, 2011, Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Ed.
2. Kencana, Jakarta.
Kresno, Sudarti, Hadi, Ella Nurlela & Wuryaningsih, C. Endah,
1999, Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular, kerja sama
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
dan Dirjen Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular - Depkes, Depok.
Indrawati, Lely, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus,
Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012, Buku Seri
Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa,
Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten
Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Humaniora,
Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat,
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan, Kemen­
terian Kesehatan RI, Surabaya.
Kristanti, et al., 2011, Pengembangan Model Intervensi
Pelayanan Kesehatan Remaja di 4 Kota di Indonesia,
powerpoint dipresentasikan dan dibagikan dalam
seminar hasil penelitian di Hotel Horison, Bekasi, pada
Desember 2012.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 75

Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research Methods:


Qualitative and Quantitative Approaches, 4th Edition.
Allyin and Bacon, A Pearson Education Company, USA.
Bab 7
Penutup

Penelitian kualitatif menjadi bagian terpenting dalam


penelitian di bidang kesehatan. Banyak masalah kesehatan
yang belum bisa terjawab dari penelitian kuantitatif (survei)
yang mengandalkan ilmu statistik dalam menganalisis gejala
empiris. Gejala empiris berupa tingkah laku manusia berda­
sarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner dan peng­
amatan sekilas yang bersifat penjelasan (explainatory). Gejala
yang hidup dalam alam pikiran manusia tidak dapat ditangkap
hanya menanyakan dan mengamati tingkah laku manusia
melalui survei, tetapi perlu penelitian kualitatif yang bersifat
eksploratif sehingga informasi yang didapat dari penelitian
kualitatif dapat menjadi bagian penting untuk melengkapi
informasi terkait besarnya masalah kesehatan berdasarkan
penelitian kuantitatif. Di samping itu, hasil penelitian kualitatif
juga dapat berperan sebagai informasi awal atau sebagai
dasar dalam mengembangkan instrumen untuk penelitian di
bidang kesehatan menggunakan metode kuantitatif.
Berbagai jenis penelitian kualitatif dapat digunakan
sesuai dengan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian

77
78 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

dengan mempertimbangkan sumber daya penelitian dan


periode waktu yang dimiliki.
Pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan melalui
beberapa metode, di mana pada umumnya menggunakan
beberapa metode pengumpulan data. Penetapan metode
pengumpulan data kualitatif berdasarkan topik, tujuan pene­
litian atau substansi yang akan digali serta desain penelitian.
Berbagai metode pengumpulan data yang sering digu­­
na­kan dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara men­
dalam, partisipasi observasi (pengamatan terlibat), dan
diskusi kelompok terarah. Penggunaan metode tersebut ada
kalanya disertai dengan perekaman, pencatatan lapangan,
pengambilan gambar (pemotretan) untuk melengkapi data/
informasi yang diperoleh melalui metode-metode tersebut.
Sebagai sumber data dalam penelitian kualitatif disebut
informan, yaitu orang yang dipilih dengan harapan dapat
memberikan informasi tentang topik atau masalah kesehatan
yang ingin diteliti. Untuk karakteristik informan yang spesifik,
seperti penelitian pada suku terasing tertentu, kelompok
rentan, ataupun untuk substansi kesehatan yang sensitif,
lebih disarankan untuk menggunakan metode wawancara
mendalam. Sementara, untuk populasi umum dengan topik
kesehatan yang bukan isu senstif, dapat menggunakan
metode pengumpulan data diskusi kelompok terarah atau
pengamatan.
Dalam pengelolaan data kualitatif, diperlukan proses
yang pada prinsipnya tidak berbeda dengan pengelolaan data
kuantitatif. Proses pengelolaan dibuat sebagai upaya untuk
menjaga kualitas data agar dapat menghasilkan informasi
yang valid dan akurat.
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 79

Salah satu perbedaan pendekatan yang utama antara


penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah dalam metode
analisis data. Analisis data kualitatif sangat tergantung dari
kemampuan peneliti untuk menganalisis data tekstual atau
narasi serta visualisasi hasil pengamatan., Sedangkan analisis
data kuantitatif lebih bergantung pada pemilihan uji statistik
dan interpretasi angka yang tepat. Sampai saat ini, software
(perangkat lunak) khusus yang dapat menganalisis data
kualitatif masih terbatas sehingga sangat tergantung dari
pengalaman dan kemampuan peneliti untuk menghasilkan
suatu informasi yang dalam dan spesifik sesuai dengan tujuan
penelitian.
Hasil analisis data kualitatif disajikan dalam beberapa
format, seperti: narasi, skema, flow chart, matriks ataupun
diagram. Penyajian yang paling sering digunakan adalah
dalam format narasi. Dalam penelitian kesehatan, penyajian
lebih mudah dipahami dalam bentuk kombinasi format narasi,
matriks, dan skema hubungan antara variabel serta gambar.
Penelitian kualitatif dibutuhkan dalam penelitian kese­
hatan sebagai kelengkapan informasi kuantitatif sehingga
dapat menghasilkan informasi yang lebih lengkap dan kom­
prehensif menjawab semua dimensi what, when, where, why
and how dari suatu isu kesehatan.
INDEKS

A D
alat bantu 19 data iv, v, vi, 1-11, 13-14,
analisis data 5, 25, 34, 43, 16-21, 23-31, 33-35, 37, 39,
47-48, 50-52, 54, 58, 62, 65, 43-44, 47-48, 50-58, 62-63,
72, 79, v 65-67, 70, 72, 78-79, iii
analisis domain 52-53 dependabilitas 55, 57, 62
analisis kasus 55-56 desain penelitian 6-9, 11,
analisis komponen 52 16, 20-21, 78, v
analisis komponensial 53 dimensi 3, 79
analisis taksonomi 52-53 disiplin 21, 57
analisis v, vi, 2, 5, 15, 25-26, Distrik 23
33-34, 36, 42-43, 47-48, 50-
56, 58, 62, 65, 71-72, 79, iv E
antropologi 7, 11 efektif 26, 33, 60
asumsi 2-3, 16, 24, 56 efisien 33
eksperimental 2
B eksplorasi 4, 53
bahasa ibu 73 eksploratif 77
bahasa informal 3 eksternal 27, 56
besaran masalah 4, 34 empiris 2, 77, iii
biografi 48, 53, 62, 65 Etnik 22-23, 42, 44, 74
blended 22 etnografi 7-9, 11, 17,
19-23, 36, 38, 40-42, 44, 48,
C 52-53, 62, 74, vi
catatan 11, 16, 19-20, 25, 28-
29, 34, 36-39, 42-43, 47, 50, F
53, 58, vii fasilitator 27
catatan lapangan 16, 19, feminis 20
34, 43, 47, 53 fenomena 4, 13, 15-16,
18, 25, 49-51, 53-54

81
82 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

fenomenologi 7, 10, 48-50, 79


62, 65 investigasi 2
filosofi 10 iv, v, 3-12, 14-15, 17, 19, 22,
focus groups 26-29, 31-32 24-25, 27, 30, 32, 34, 36, 39,
formulir 35, 39-40 41-44, 48-49, 51-54, 56-58,
60-63, 65-67, 72-73, 75, 77-
G 79, ii
gender 28
generalisasi 54, iii K
grounded research 7, 9 karakteristik 4-5, 15, 26, 29-
hasil penelitian 1, 22, 52, 55-57, 30, 65-66, 78, vi
62, 66-67, 72, 74, 77 kategori 28, 34, 47, 51,
hipotesis 3, 9, 15-16, 34, 54, 62, 66
51 keabsahan 55-56, 62
historical research 11 kebenaran 57
humaniora 22-23, 44, 61, kedalaman 4, 6, 34
74 kekuatan 2, 4, 17, 20, 25
kelemahan 17, 21, 55
H kelompok terarah 14, 24,
26, 39, 78
I Kementerian Kesehatan 21-23,
ilmu statistik 77, iii 44, 74
informan 4, 8-9, 15, 20, Kesehatan 21-23, 36, 38,
23-25, 29-30, 34-36, 39, 42, 40-41, 44, 61, 74
49-52, 58, 65-66, 73-74, 78, kesehatan iii, iv, 2, 8-11,
iii 13, 21-23, 36, 38, 40-41, 44,
informan kunci 8, 20, 29-30, 66 52-53, 61, 71, 73-74, 77-79, i
informasi iv, 4, 6, 8-9, 20, kesimpulan 47, 54, 57, 62,
26, 29-30, 34-35, 51-52, 54, 67, 72
56-58, 66-67, 77-79, iii keteraturan data 47, 62
instrumen 5, 14-15, 40, kombinasi 25, 31, 79
43, 52, 77 komunikatif 29
intepretasi 1 komunitas 24, 27, 52
interaksi 3, 6, 18, 21, 27- konfirmabilitas 55, 57, 62
28, 49, 51 konseptual 34
interpretasi 2, 14, 21, 25, konstruksi 5
48-49, 51, 54, 57, 62, 66-67, konteks 4-5, 14, 20, 25, 49
Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan 83

kontingensi 18 P
kontradiksi 25 Papua 23
kredibilitas 55, 62 paradigmatis 2-3
kriteria 29-30, 55 partisipatif 14-15, 17-21,
kronologis 34, 49 52
kuantifikasi 19 pemilihan uji 79
kuesioner 14-15, 70, 77 pendekatan iv, vi, 1, 3-5, 13,
kutipan 72-73 15, 19-20, 22, 26, 44, 48-49,
51, 54-55, 58, 62, 79, iii
L pendekatan kualitatif 1, 20,
logika deduktif 3 22, 44, 54, iv
logika induktif 3 pendokumentasian 14, 21
lokal 9, 43, 53, 73 penelitian kuantitatif 1-3, 9,
M 22, 31, 44, 63 13-14, 33, 48, 57, 77, iii
manajemen 33, 35, 43-44, penelitian sejarah 7, 11
iv peneliti lapangan 18
masalah penelitian 4 pengamat 18-19
matriks 35, 37, 43, 58, 60, 66- pengamatan 8, 18, 20, 35,
68, 72, 79, vi 39, 43, 53, 56, 58, 77-79
memori 21, 29 pengelolaan data 1, 33,
metode penelitian vi, 1, 35, 44, 78, v
3-5, 13, 15, iii pengelolaan v, 1, 33, 35, 43-
minoritas 20 44, 78, iv
momen 19, 25 pengumpulan data vi, 1, 5,
7-8, 10, 13-14, 16-17, 20-21,
N 23-26, 29-31, 33-35, 37, 39,
narasi 13, 16, 43, 49, 65-66, 43, 57, 67, 72, 78, v
72-73, 79, iii penulisan hasil 1
norma 15, 24, 26-27, 29 penyajian v, 33, 65, 67,
notulen 28 72-73, 79, iv
observasi 8, 14-15, 17-21, penyimpanan 33, 35, 43, iv
36-39, 42, 52-53, 55, 58, 66, perekaman 19, 25, 34, 78
72-73, 78, vii peristiwa 5, 19, 51-52
observasi partisipatif 14-15, perspektif 17-18, 24-25,
17-21, 52 31, 57-58, 62
orang dalam 18, 27 pertanyaan penelitian 1, 4,
7-8, 11, 18, 48, 67, 78, iv
84 Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan

pola asumsi 3 valid 1, 30, 57, 79


populasi penelitian 17 variabel 2-5, 40, 68, 79
positivistik 2 visual-audio 19, 28-29
pribadi 20, 25, 53 visualisasi 79
quotation 74
W
R wawancara 8, 14-16, 18, 20,
realitas 2-4, 18, 24 23-27, 29-30, 34-39, 42-43,
rekaman 25, 28-29, 33, 47, 53, 55, 58, 72-73, 77-78,
39, 43 vii
rekonstruksi 3 wawancara mendalam 8,
reliabilitas 5, 57 14-15, 20, 23-26, 29-30, 35,
reliable 57 37-39, 43, 53, 58, 78
respon 16, 23-25

S
sejarah 7, 11, 49, 52
sintesis 47, 74
skema 34, 43, 65, 79
sosio-demografi 43
spesifik 16, 34, 78-79
studi kasus 7, 10-11, 48,
53-54, 62
substansi 4, 29, 41, 78

T
tekstual 16, 19, 50, 79
tema 5, 16, 25, 52
transferabilitas 55-56, 62
transkrip 25, 28, 35, 39,
42-43, 54, 58, vii
triangulasi 17, 55-58, 62
tujuan penelitian 7-8, 11,
78-79

Anda mungkin juga menyukai