MAKALAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) Sektor Perhutanan” dengan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan
penulisan makalah.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok untuk mata
kuliah Pajak Bumi dan Bangunan & Bea Meterai. Dalam melakukan penulisan dan
penyusunan makalah ini, penulis seringkali menghadapi berbagai tantangan serta
hambatan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sangat baik. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Latifah Hanum, SE.,MSA.,Ak. selaku dosen pengampu untuk mata kuliah Pajak Bumi
dan Bangunan & Bea Meterai.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini dan sebagai acuan bagi penulis untuk dapat melangkah lebih
maju lagi di masa depan. Akhir kata, penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.1. Objek PBB Perhutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.2. Dasar Pengenaan PBB Perhutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.3. Penghitungan PBB Perhutanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui serta mendeskripsikan apa saja objek pajak dari PBB perhutanan;
2. Mengetahui serta mendeskripsikan mengenai dasar pengenaan pajak pada PBB
sektor perkebunan;
3. Mengetahui serta mendeskripsikan mengenai cara menghitung PBB sektor
perhutanan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, dan
pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan,
penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur
hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati (tanah, iklim,, dan topografi) pada
suatu kawasan kepada jenis yang asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan
ekosistemnya.
Areal yang secara fisik tidak terpisahkan sebagaimana telah disebutkan pada huruf b
meliputi areal sebagai berikut:
a. areal yang memiliki 1 (satu) titik koordinat atau lebih, yang sama dengan titik
koordinat areal sebagaimana tercantum dalam IUPHHK-HA dan/atau IUPHHBK-
HA, IUPHHK-RE, IUPHHK-HTI dan/atau IUPHHK-HT, atau penugasan dari
pemerintah kepada Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani)
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, dengan atau tanpa
pembatas; atau
b. areal yang terhubung dengan areal sebagaimana tercantum dalam IUPHHK-HA
dan/atau IUPHHBK-HA, IUPHHK-RE, IUPHHK-HTI dan/atau IUPHHK-HT, atau
penugasan dari pemerintah kepada Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum
Perhutani) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan melalui sungai,
parit, jalan, atau jembatan.
Dalam hal terdapat areal pada kawasan perhutanan yang merupakan objek pajak yang
dikecualikan dari PBB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang
PBB, areal tersebut tidak dikenakan PBB. Dalam hal terdapat areal pada kawasan
perhutanan yang dipunyai haknya dan/atau dimanfaatkan sepenuhnya secara nyata dan
sah oleh selain Subjek pajak atau Wajib Pajak, areal tersebut tidak dikenakan PBB Sektor
Perhutanan.
3
b. Rumus Perhitungan NJOP Hutan Alam
1) Areal Produktif
Nilai Tanah = 8,5% × Hasil Bersih tahun pajak sebelumnya*)
2) Areal Belum Produktif
Nilai Tanah = Luas Tanah × NJOP
3) Area Emplasemen
Nilai Tanah = Luas Tanah × NJOP
4) Areal lainnya (contohnya jalan)
Nilai Tanah = Luas Tanah × NJOP
PT. Hutan Rimba merupakan perusahan yang bergerak di bidang kehutanan (HPH) di
Kawasan Kalimantan. Adapun PT. Hutan Rimba menguasai manfaat dari bumi dan
bangunan dalam tahun 2020 sebagai berikut:
A. Bumi
a. Areal Produktif, tanah hutan blok tebangan: 200 Ha, kelas A.49 (Rp. 200/m²)
b. Areal Belum Produktif, tanah hutan non blok tebangan: 4.000 Ha, kelas A.49 (Rp.
200/m²)
c. Log Ponds: 10 Ha, kelas A.49
d. Log Yards: 5 Ha, kelas A.49
e. Areal Lainnya (rawa, payau): 100 Ha, kelas A.50 (Rp. 140/m²)
4
f. Areal Emplasemen
● Pabrik: 20.000 m², kelas A.45 (Rp. 660/m²)
● Gudang: 2.000 m², kelas A.45
● Kantor: 1.000 m², kelas A.45
● Perumahan: 10.000 m², kelas A.44 (Rp. 660/m²)
B. Bangunan
a. Pabrik: 1.000 m², kelas A.10 (Rp. 264.000/m²)
b. Gudang: 500 m², kelas A.10
c. Kantor: 200 m², kelas A.9 (Rp. 310.000/m²)
d. Perumahan: 5.000 m², kelas A.9
Jika hasil bersih sebelum tahun pajak berjalan adalah Rp. 1.000.000.000 dan NJOPTKP
ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000, maka perhitungan PBB terutangnya adalah sebagai
berikut:
A. NJOP Bumi
1. Area Produktif: (8,5 x Rp. 1.000.000.000) = Rp. 8.500.000.000
2. Area Belum Produktif: (4.000 x 10.000 x Rp. 200) = Rp. 8.000.000.000
3. Area Log:
● Log Ponds: (10 x 10.000 x Rp. 200) = Rp. 20.000.000
● Log Yards: (5 x 10.000 x Rp. 200) = Rp.
10.000.000 +
NJOP Bumi Area Log = Rp. 30.000.000
B. NJOP Bangunan
a. Pabrik: 1.000 x Rp. 264.000 = Rp. 264.000.000
5
b. Gudang: 500 x Rp. 264.000 = Rp. 132.000.000
c. Kantor: 200 x Rp. 310.000 = Rp. 62.000.000
d. Perumahan: 5.000 x Rp. 310.000 = Rp. 1.550.000.000 +
NJOP Bangunan = Rp. 2.008.000.000
Berdasarkan contoh soal dan perhitungan diatas, untuk menentukan besarnya PBB
terutang maka kita harus menghitung NJOP Bumi untuk setiap areal terlebih dahulu.
Dalam contoh soal dijabarkan mengenai perhitungan NJOP Bumi untuk Area Produktif,
Area Belum Produktif, Area Log, Area Lainnya dan Area Emplasemen. Setelah
menghitung NJOP Bumi secara keseluruhan, selanjutnya kita menghitung NJOP
Bangunan secara keseluruhan sehingga kita dapatkan total NJOP keseluruhan dari tanah
dan bangunan. Kemudian NJOP tanah dan bangunan tersebut dikurangi dengan
NJOPTKP sehingga kita mendapatkan NJKP untuk basis perhitungan PBB terutang.
Untuk mengetahui berapakan jumlah PBB perkebunan terutang kita menggunakan rumus
perhitungan PBB perhutanan yaitu tarif PBB perhutanan (0,5%) x 40% x (NJOP-
NJOPTKP). Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa PBB perhutanan terutang PT
Hutan Rimba adalah sebesar Rp. 37.404.560.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
PBB Perhutanan merupakan salah satu sektor PBB yang dikelola oleh pemerintah
pusat selain PBB Perkebunan dan Pertambangan, objek pengenaan PBB Perhutanan
adalah kawasan permukaan bumi yang terdiri dari areal yang tercantum dalam izin
pengusahaan hutan dan areal diluar yang tercantum namun masih digunakan untuk
kegiatan usaha perhutanan, atas objek pengenaan PBB Perhutanan tersebut dihitung
dasar pengenaan pajak dengan mencari NJOP, NJOP PBB Perhutanan dibagi menjadi
dua yaitu NJOP hutan alam dan hutan tanaman dengan komponen yang sama yaitu areal
produktif, areal belum produktif, areal emplasmen, dan areal lainnya, letak perbedaan
antar kedua NJOP tersebut terletak pada ketentuan perhitungannya.
Untuk menghitung PBB Pehutanan terutang maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menghitung NJOP dan NJOP bangunan dari objek pajak PBBB
perhutanan, setelah menemukan NJOP keseluruhan objek pakal (NJOP bumi ditambah
NJOP bangunan) lalu dilanjutkan dengan mengurangkan NJOP dan NJOPTK, setelah
perhitungan tersebut maka ditemukan NJOPKP dan untuk mencari PBB Perhutanan
terutang maka nilai NJOPKP dikalikan dengan 40% dan 0,5% sebagai tarif dari PBB
Perhutanan, dengan rincinya ketentuan terkait objek dan dasar pengenaan PBB
Perhutanan yang komprehensif dan juga ketentuan perhitungannya yang rinci maka
dapat disimpulkan bahwa PBB Perhutanan dikenakan secara adil dengan
memperhatikan kondisi dari objek pajak yang akan dikenakan PBB Perhutanan.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ditulis, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa, sangat diperlukan untuk memahami dengan baik mengenai
konsep PBB sektor perhutanan mulai dari objek pajak, dasar pengenaan, dasar
perhitungan, dan cara perhitungan PBB sektor perhutanan.
7
relevan terkait dengan PBB sektor perhutanan.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya pelaku usaha di sektor perhutanan, sangat diperlukan
untuk memahami dengan baik tentang PBB sektor perhutanan agar masyarakat
khususnya pelaku usaha di sektor perhutanan dapat menjalankan kewajiban
pembayaran PBB sektor perhutanan dan memberikan kontribusi penerimaan pajak
kepada pemerintah.
8
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Peratutan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-42/PJ/2015 tentang Tata Cara Pengenaan
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 186/PMK.03/2019 tentang Klasifikasi
Objek Pajak dan Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan.
Website
DDTC. Ilustrasi Kasus Perhitungan PBB Sektor Perhutanan. Diakses dari
https://perpajakan.ddtc.co.id/ilustrasi-kasus/read/89, pada 18 April 2022
Prabandaru, Ageng. 2018. Ketentuan PBB Sektor Perhutanan yang Harus Anda Pahami.
Diakses dari https://klikpajak.id/blog/ketentuan-pbb-sektor-perhutanan/, pada 18 April
2022.