Anda di halaman 1dari 12

KAWASAN HORTIKULTURA

Disusun oleh:

Bagas Sena Parada (1824042)

Yatafati Zebua (1824073)

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Hj. Agustina Nurul H., MTP.

PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “KAWASAN
HORTIKULTURA” dapat kami selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang dunia pertanian

Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Hj.
Agustina Nurul H., MTP. selaku Dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Kota 1 kami
yang telah berkenan membimbing dalam pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima
kasih juga kami tujukan kepada kedua orang tua dan teman-teman kami yang telah
memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan.

Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Malang, 7 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
BAB 1 : PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
1.2. TUJUAN ...................................................................................................................... 4
1.3. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 4
BAB 2 : PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1. PENGERTIAN HORTIKULTURA ............................................................................ 5
2.2. KETERKAITAN KAWASAN HORTIKULTURA TERHADAP PENATAAN
RUANG ....................................................................................................................... 6
2.3. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KAWASAN HORTIKULTURA ................ 7
2.3.1. PERENCANAAN KAWASAN HORTIKULTURA .......................................... 7
2.3.2. PENETAPAN KAWASAN HORTIKULTURA ................................................ 8
2.4. PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KAWASAN
HORTIKULTURA ...................................................................................................... 9
2.4.1. PEMANFAATAN SUMBER DAYA KAWASAN HORTIKULTURA ........... 9
2.4.2. PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA .................................... 10
BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1. KESIMPULAN.......................................................................................................... 11
3.2. KRITIK DAN SARAN.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara agraris tentunya ditopang oleh sektor pertanian dalam
perekonomiannya. Baik itu dari sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan.
Kawasan hortikultura merupakan bagian dari jenis kawasan pertanian yang
merupakan kawasan budidaya dalam penataan pola ruang wilayah. Sebagai bagian dari
perencanaan penataan ruang, kawasan hortikultura sebagai bagian dari kawasan
pertanian tentunya menjadi salah satu komponen penting dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) sebab kawasan ini menunjang hal-hal penting, seperti sektor
lingkungan dan ekonomi.
Oleh karena itu hal itu, melatarbelakangi kami dalam membahas materi Kawasan
Hortikultura ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai tujuan keberadaan
kawasan hortikultura, sistem penetapan kawasan hortikultura, perencanaan, pemanfaatan
dan pengembangan hortikultura.

1.2. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah Kawasan Hortikultura ini ialah untuk mempelajari
komponen-komponen penting dalam pengelolaan kawasan hortikultura mulai dari
perencanaan, penetapan, pemanfaatan, dan pengembangan kawasan hortikultura di
Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberi penerangan keterkaitan
kawasan hortikultura dengan rencana penataan ruang yang berasaskan pembangunan
berkelanjutan. Sehingga makalah ini menjadi relevan dengan keberadaan jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota

1.3. RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud dengan kawasan hortikultura?


b. Apa keterkaitan kawasan hortikultura dengan penataan ruang?
c. Bagaimana sistem perencanaan dan penetapan kawasan hortikultura?
d. Bagaimana sistem pemanfaatan dan pengembangan kawasan hortikultura?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN HORTIKULTURA

Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat
nabati, dan florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang
berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika.
Kawasan hortikultura adalah hamparan sebaranusaha-hortikultura yang disatukan
oleh faktor pengikat tertentu, baik faktor alamiah, sosial budaya, maupun faktor
infrastruktur fisik buatan. Kawasan hortikultura termasuk dalam kawasan budidaya
peruntukan pertanian.
Tujuan dari penyelenggaraan kawasan hortikultura sebagaimana yang dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura pada pasal (3) dan
selaras dengan UUD 1945 Pasal (33) ayat (3) yakni:
1) Mengelola dan mengembangkan sumber daya hortikultura secara optimal,
bertanggungjawab, dan lestari.
2) Memenuhi kebutuhan, keinginan, selera, estetika, dan budaya masyarakat terhadap
produk dan jasa hortikultura.
3) Meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing, dan
pangsa pasar.
4) Meningkatkan konsumsi produk dan pemanfaatan jasa hortikultura.
5) Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha.
6) Memberikan perlindungan kepada petani, pelaku usaha, dan konsumen hortikultura
nasional.
7) Meningkatkan sumber devisa negara.
8) Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat.
Adapun kriteria yang menjadi dasar penetapan kawasan budidaya hortikultura
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kriteria Teknis
Kawasan Peruntukan Pertaian adalah:
1) Mempunyai kesesuaian lahan yang didukung adanya sarana dan prasarana budidaya,
panen dan pasca panen.
2) Memiliki potensi untuk pengembangan sistem dan usaha agribisnis hortikultura.
3) Mempunyai akses dan prasarana transportasi jalan dan pengangkutan yang mudah,
dekat dengan pusat pemasaran dan pengumpulan produksi
2.2. KETERKAITAN KAWASAN HORTIKULTURA TERHADAP PENATAAN RUANG

Kawasan hortikultura adalah kawasan yang termasuk dalam kawasan budidaya


pertanian. Kawasan pertanian termasuk di dalam kawasan budidaya yang diatur dalam
perencanaan pola ruang.
Hal ini tercantum di dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional pada pasal (63) dan selanjutnya di jelaskan pada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan
Pertanian. Sehingga jelas bahwa kawasan hortikultura keberadaannya diatur di dalam
penataan ruang.

Bagan Keterkaitan Kawasan Hortikultura dengan Penataan Ruang


Kawasan Peruntukan Hutan
UU No. 26 Tahun 2007 Produksi
Penataan Ruang
Kawasan Peruntukan
Hutan Rakyat

Kawasan Peruntukan Pertanian


Pola Ruang

RTRW Nasional Kawasan Peruntukan Perikanan


Kawasan Budidaya
Kawasan Peruntukan
Pertambangan

RTRW Provinsi
Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan Peruntukan
RTRW Kabupaten Pariwisata
Kawasan Lindung
Kawasan Peruntukan
Permukiman

RTRW Kota Kawasan Peruntukan Lainnya

Struktur Ruang

Permentan No. 41 Tahun 2009

Budidaya Tanaman Pangan Budidaya Hortikultura Budidaya Perkebunan Budidaya Peternakan

Oleh karena kawasan hortikultura sebagai bagian dari penataan ruang maka
memerlukan berbagai prasarana penunjang untuk mengembangkan kawasan hortikultura
dengan baik, yakni:
a. Jaringan irigasi
b. Pengolah limbah
c. Jalan penghubung dari lokasi budidaya ke lokasi pascapanen sampai ke pasar
d. Pelabuhan dan area transit
e. Tenaga listrik dan jaringannya sampai ke lokasi pascapanen
f. Jaringan komunikasi sampai ke lokasi budidaya
g. Gudang yang memenuhi persyaratan teknis
h. Rumah atau penaung tanaman yang memenuhi persyaratan teknis
i. Gudang berpendingin
j. Bangsal penanganan pascapanen yang memenuhi persyaratan teknis
k. Pasar.

2.3. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KAWASAN HORTIKULTURA

Kawasan hortikultura memerlukan perencanaan dan penetapan yang


mempertimbangkan berbagai hal sebagaimana yang dijelasakan di bawah ini

2.3.1. Perencanaan Kawasan Hortikultura

Perencanaan hortikultura merupakan bagian integral dari perencanaan


pembangunan nasional, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan
pembangunan sektoral yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah dengan melibatkan masyarakat. Penyelenggaraan perencanaan hortikultura
disusun di tingkat nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota. dan ditetapkan dalam
rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan
rencana tahunan di tingkat nasional, provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Perencanan hortikultura diwujudkan dalam
bentuk rencana hortikultura :
a. Rencana hortikultura Nasional yang disusun oleh Menteri Pertanian
b. Rencana hortikultura Provinsi yang disusun oleh Gubernur
c. Rencana hortikultura Kabupaten/Kota yang disusun oleh Bupati/Walikota
Dalam merancang pembangunan kawasan hortikultura secara berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Hortikultura pasal (5), harus memperhatikan:
a. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan konsumsi
b. Daya dukung sumber daya alam dan lingkungan
c. Rencana pembangunan nasional dan daerah
d. Rencana tata ruang wilayah
e. Pertumbuhan ekonomi dan produktivitas
f. Kebutuhan prasarana dan sarana hortikultura
g. Kebutuhan teknis, ekonomis, dan kelembagaan
h. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam perencanaan hortikultura harus mencakup aspek perencanaan sebagaimana
dicantumkan dalam pasal (6) yang merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki
keterkaitan antara satu dan yang lain, diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia
b. Sumber daya alam
c. Sumber daya buatan
d. Sasaran produksi dan konsumsi
e. Kawasan hortikultura
f. Pembiayaan, penjaminan, dan penanaman modal
g. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3.2. Penetapan Kawasan Hortikultura

Dalam penetapan kawasan hortikultura harus mencakup beberapa aspek


sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Hortikultura pasal (44) yang merupakan satu kesatuan yang utuh serta memiliki
keterkaitan antara satu dan yang lain, diantaranya sebagai berikut:
a. Sumber daya hortikultura
b. Potensi unggulan yang ingin dikembangkan
c. Potensi pasar
d. Kesiapan dan dukungan masyarakat
e. Kekhususan dari wilayah.
Selanjutnya, sebagaimana yang dimaksud pada pasal (45) kawasan hortikultura
ditetapkan oleh :
a. Kawasan hortikultura Nasional ditetapkan oleh Menteri Pertanian
b. Kawasan hortikultura Provinsi ditetapkan oleh Gubernur
c. Kawasan hortikultura Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam menetapkan kawasan hortikultura
berkewajiban menjamin ketersediaan:
a. Prasarana dan sarana hortikultura yang dibutuhkan
b. Distribusi dan pemasaran di dalam negeri atau ke luar negeri
c. Pembiayaan
d. Penelitian dan pengembangan teknologi
e. Data dan informasi.
Selain menjamin ketersediaan dijelaskan diatas Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah berkewajiban:
a. Memberikan kemudahan pelayanan dalam pengembangan kawasan hortikultura
b. Melakukan pembinaan dan pengembangan kawasan hortikultura
c. Menjamin keamanan kawasan hortikultura dari gangguan fisik, biologis, kimiawi
danlainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
d. Menjamin keberlangsungan pengembangan hortikultura.

2.4. PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KAWASAN


HORTIKULTURA

Dalam pengolahan kawasan hortikultura harus memastikan pemanfaata dan


pengembangan sumber daya yang ada harus berkelanjutan dan tepat guna.

2.4.1. Pemanfaatan Sumber Daya Kawasan Hortikultura

Pemanfaatan sumber daya kawasan hortikultura meliputi pemanfaatan sumber daya


yang dapat diolah. Sumber daya hortikultura terdiri dari:
a. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia terdiri atas pelaku usaha, penyuluh hortikultura, dan pihak
lain yang terkait dalam kegiatan pelayanan dan usaha hortikultura.
b. Sumber daya alam
Sumber daya alam berupa: lahan, iklim, sumber daya air, dan sumber daya genetik.
c. Sumber daya buatan.
Sumber daya berupa prasarana dan sarana hortikultura.
2.4.2. Pengembangan Kawasan Hortikultura

Hortikultura diselenggarakan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia,


dilaksanakan dalam wilayah tersendiri, bertumpangsari dengan tanaman lain, dan/atau
berintegrasi dengan wilayah usaha lainnya. Penyelenggaraan hortikultura wajib
memperhatikan rencana tata ruang wilayah. Penyelenggaraan hortikultura juga dilakukan
di luar zona inti kawasan konservasi.
Penetapan tata ruang wilayah dalam kaitan dengan pengembangan hortikultura
wajib menjamin terpeliharanya kelestarian sumber daya alam, fungsi lingkungan, dan
keselamatan masyarakat, serta selaras dengan kepentingan kegiatan lain. Dalam hal
terjadi perubahan tata ruang wilayah yang mengakibatkan alih fungsi kawasan
hortikultura, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib menyediakan terlebih dahulu
kawasan pengganti yang setara.
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memfasilitasi penyelenggaraan
hortikultura yang berintegrasi dengan kegiatan lain. Fasilitasi yang dimaksud ialah:
a. Kemudahan perizinan
b. Pemanfaatan lahan.
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menetapkan produk unggulan yang akan
dikembangkan di dalam kawasan hortikultura. Produk unggulan hortikultura harus
memiliki potensi daya saing dan memperhatikan kearifan lokal. Terhadap produk
unggulan hortikultura yang telah ditetapkan, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
berkewajiban menjamin ketersediaan:
a. Prasarana dan sarana hortikultura yang dibutuhkan
b. Distribusi dan pemasaran di dalam negeri atau ke luar negeri
c. Pembiayaan
d. Penelitian dan pengembangan teknologi.
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

a. Kawasan hortikultura adalah hamparan sebaranusaha-hortikultura yang disatukan oleh


faktor pengikat tertentu, baik faktor alamiah, sosial budaya, maupun faktor
infrastruktur fisik buatan. Kawasan hortikultura termasuk dalam kawasan budidaya
peruntukan pertanian.
b. Tujuan dari kawasn hortikultura sejalan dengan UUD 1945 pasal (33) ayat (3) yang
berbunyi Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
c. Kawasan hortikultura adalah kawasan yang termasuk dalam kawasan budidaya
pertanian. Kawasan pertanian termasuk di dalam kawasan budidaya yang diatur dalam
perencanaan pola ruang wilayah.
d. Perencanaan hortikultura merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan
nasional, perencanaan pembangunan daerah, dan perencanaan pembangunan sektoral
yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan melibatkan
masyarakat
e. Penetapan kawasan hortikultura dilakukan oleh sttakeholder di setiap tingkatan
pemerintahan berdasarkan aspek-aspek yang tercantum di dalam Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.
f. Dalam pengolahan kawasan hortikultura harus memastikan pemanfaata dan
pengembangan sumber daya yang ada harus berkelanjutan dan tepat guna.

3.2. KRITIK DAN SARAN

Maka dari pembahasan makalah kami ini, tentu banyak kekurangan kami sebagai
manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, baik kesalahan tutur penyampaian,
penulisan, pilihan kata dan segala aspek yang kami tidak sadari, ataupun itu
menyinggung perasaan pihak yang lain. Maka oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran baik bapak guru pendamping maupun teman-teman kami untuk pembenahan
agar dilain kesempatan tidk terulang lagi. Sekian saja kata penutup kami atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 26 tahun 2008.
Departemen Pertanian, 2009, Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian, Nomor:
41/Permentan/OT.140/9/2009.
DPR dan Pemerintah Republik Indonesia, 2010, Hortikultura, Undang-undang RI Nomor 13
tahun 2010.
Penataanruang.com, 2018, Kawasan Budidaya, (online) http://www.penataanruang
.com/kawasan-budi-daya.html, diakses pada tanggal 7 Oktober 2019
Balitjestro, 2019, Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH), (online),
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/program-kerja/pengembangan-kawasan-
agribisnis-hortikultura-pkah/, diakses pada tanggal 7 Oktober 2019
DPPP Kota Pontianak, 2016, Pengembangan Kawasan Hortikultura, (online), https://
pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/38-pengembangan-kawasan-hortikultura.html,
diakses pada tanggal 7 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai