Anda di halaman 1dari 4

Nama :Nur Harfi Oktaviani

NPM :1806240126

Kelas : Negara B

Mata Kuliah : Mata Kuliah Keuangan Negara

Tugas : Pengertian Subsidi (Tugas 3)

Dosen : Dr. Achmad Lutfi, S. Sos., M. Si

Pengertian Subsidi

Subsidi merupakan sebuah instrument penting dalam keuangan negara. Subsidi


menjadi salah satu bentuk intervensi pemerintah khususnya terhadap kehidupan masyarakat.
Pemberian subsidi dilakukan agar taraf dan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat
terutama masyarakat yang berekonomi rendah. Subsidi dilakukan oleh pemerintah karena
terdapat barang atau jasa tertentu yang aksesnya terbatas ataupun barang dan jasa tersebut
dapat dimiliki dengan biaya yang cukup besar sehingga tidak semua masyarakat dapat
memilikinya. Disitulah peran pemerintah untuk intervensi di dalamnya agar berbagai lapisan
masyarakat dapat menikmati barang dan jasa tersebut secara adil. Oleh karena itu, biasanya
target subsidi adalah orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan karena mereka
tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengakses barang dan jasa tertentu. Jika tidak
disubsidi, barang dan jasa tersebut hanya akan dikuasai oleh orang-orang yang berekonomi
tinggi dan kemudian kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya semakin meningkat.

Subsidi pemerintah dapat didistribusikan dalam dua cara yaitu, secara langsung
maupun tidak langsung. Subsidi yang didistribusikan secara langsung merupakan bantuan
yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat tertentu (biasanya masyarakat
berekonomi rendah) secara langsung tanpa melalui perantara pihak lain. Contohnya subsidi
bantuan paket sembako yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat di masa
pandemic COVID-19 ini. Bantuan paket sembako tersebut diberikan kepada keluarga-
keluarga tertentu yang perekonomiannya terganggu akibat COVID-19 sehingga sulit untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan
sembako yang kurang lebih bernilai Rp300.000 per keluarga. Bantuan ini diterima
masyarakat setiap bulannya yang didistribusikan melalui pengurus RT/RW setempat. Selain
itu, juga pemerintah juga memberikan bantuan langsung berbentuk uang tunai kepada
masyarakat di Jabodetabek sebesar Rp300.000/bulan. Bantuan tersebut disalurkan melalui
rekening penerima bantuan ataupun dikirim melalui Pos Indonesia. Dari pemberian subsidi
tersebut, pemerintah berharap masyarakat tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi
kebutuhan hidupnya di tengah kesulitan COVID-19 ini. Sedangkan, subsidi tidak langsung
merupakan bantuan yang tidak langsung diberikan oleh pemerintah kepada target penerima
subsidi, melainkan melalui perantara pihak lain atau instrument pemerintah lain. Misalnya,
pemerintah memberikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium bagi kendaraan
masyarakat kalangan bawah. Harga bahan bakar yang dibayarkan oleh masyarakat menjadi
lebih murah daripada yang seharusnya karena sebagian biayanya ditanggung oleh
pemerintah. Selain itu, bentuk subsidi tidak langsung yang telah diberikan oleh pemerintah
adalah subsidi gas elpiji 3 kilogram kepada masyarakat kalangan bawah. Pemerintah
menugaskan PT Pertamina selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyalurkan
elpiji 3 kilogram bersubsidi kepada masyarakat. Hal itu dilakukan agar masyarakat kalangan
bawah dapat mempergunakan gas elpiji untuk mendukung kehidupan sehari-harinya. Selain
itu, negara merupakan pihak yang memiliki akses terhadap sumber daya minyak dan gas.
Oleh karena itu, penggunaannya harus diatur sedemikian rupa agar sumber daya tersebut
tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan atas saja.

Pembiayaan subsidi salah satunya bersumber dari instrument pajak yang dibayarkan
oleh masyarakat. Jenis tarif pajak yang berlaku di Indonesia biasanya dengan tarif progresif
yang berarti orang yang memiliki kemampuan lebih akan membayar pajak dengan tarif yang
lebih besar dibandingkan orang yang berkemampuan rendah. Setelah itu, penghasilan dari
sektor pajak yang telah dihimpun tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat
berekonomi rendah melalui subsidi dari pemerintah. Dengan begitu akan tercapai keadilan
dan kemerataan ekonomi di suatu negara. Misalnya, tarif pajak penghasilan bersifat progresif
sehingga orang yang memiliki penghasilan lebih besar akan dikenakan tarif pajak yang lebih
tinggi dan itu menyebabkan pendapatan kena pajaknya lebih besar. Kemudian, pendapatan
dari pajak tersebut digunakan pemerintah untuk memberikan subsidi pada sektor-sektor
tertentu, seperti BBM, gas elpiji, air bersih, listrik dan hal lain yang difokuskan untuk
masyarakat menengah ke bawah.

Terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang muncul dari pemberian subsidi ini
yang berasal dari faktor fiskal dan politik. Kendala yanag berasal dari fiskal yaitu subsidi
akan membuat pengeluaran atau belanja negara menjadi bertambah banyak dan anggaran
membengkak sehingga negara pastinya juga memerlukan pendapatan yang banyak untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran tersebut. Terlebih, masyarakat sering beranggapan
bahwa barang bersubsidi merupakan barang yang murah atau bahkan gratis sehingga bisa
dinikmati sepuasnya dengan tidak bijak. Padahal subsidi tersebut ditanggung pemerintah dan
hal itu akan terus memperbesar pengeluaran di APBN. Oleh karena itu, dalam memberikan
subsidi pemerintah juga harus memperhatikan pendapatan negaranya dan bagaimana
kemampuan atau kapasitas anggaran yang dimiliki oleh negara untuk dapat menanggung itu
semua. Jangan sampai pemberian subsidi secara berlebihan tanpa mengoptimalkan
pemasukan negara. Hal tersebut akan berpotensi membahayakan kondisi suatu negara. Selain
itu, kendala lain yang muncul adalah kendala yang berasal dari politik. Subsidi seringkali
dijadikan alat politik oleh seseorang untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Biasanya
para calon pemimpin yang akan mengikuti pemilihan umum. Mereka biasanya menjanjikan
pemberian subsidi di sektor-sektor tertentu untuk menarik dukungan dari masyarakat,
terutama dari kalangan bawah. Biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki
kekuasaan terhadap barang atau jasa tersebut sehingga hal tersebut dijadikan alat untuk
mempertahankan posisi atau kekuasaannya di suatu pemerintahan. Oleh karena itu, pihak
oposisi sering mengkritisi pemberian subsidi karena dianggap bahwa ada kepentingan
tertentu dari pemberi subsidi tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan subsidi kepada masyarakat adalah
menyeleksi masyarakat mana yang benar-benar harus mendapatkan subsidi tersebut agar
tidak salah sasaran. Seringkali subsidi yang diberikan pemerintah malah dinikmati oleh
orang-orang yang berekonomi menengah keatas. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan
tujuan diberikannya subsidi, yaitu untuk mengurangi ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Misalnya subsidi BBM yang diberikan pemerintah seharusnya hanya dinikmati oleh
kendaraan yang dimiliki masyarakat menengah kebawah, tetapi dalam prakteknya banyak
masyarakat berekonomi menengah keatas menikmati BBM bersubsidi. Hal tersebut tentunya
mengurangi akses atau jumlah ketersediaan BBM yang dapat diterima oleh masyarakat
menengah kebawah padahal subsidi tersebut merupakan hak mereka. Sedangkan yang
berekonomi menengah keatas membayar dengan jumlah yang lebih mahal agar tidak
memperbesar APBN dan memungkinkan dilakukannya subsidi silang. Oleh karena itu, hal
yang perlu diperhatikan adalah data mengenai perekonomian penduduk. Pemerintah harus
memiliki data yang lengkap mengenai perekonomian penduduk dan data tersebut harus
terintegrasi antara satu instansi dengan instansi lain sehingga dapat dipergunakan untuk
berbagai program dan kebijakan. Tentunya, hal tersebut juga memudahkan pendistribusian
subsidi. Namun, masalah integrasi data masih menjadi isu yang belum terselesaikan terutama
di Indonesia karena data yang dimiliki masih tersegmentasi antar lembaga atau instansi
sehingga seringkali terjadi perbedaan data satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai