Anda di halaman 1dari 2

Nur Harfi Oktaviani

1806240126
Birokrasi dan Tata Kelola (Kelas B)
Literature Review Landscape Public Value
Meynhardt Timo
Public value merupakan apa yang berdampak pada nilai-nilai tentang 'publik'
(Meynhardt, 2009). Dampak yang ditimbulkan tidak selalu mendapatkan respon yang
positif, tetapi juga bisa mendapatkan respon yang negatif karena hal tersebut tergantung
dari nilai yang dirasakan oleh masing-masing individu. Public value tidak hanya
berkaitan dengan nilai religius, konstitusi, hak asasi, dan demokrasi, tetapi lebih luas
daripada itu. Public value adalah sebuah pandangan kombinasi publik mengenai apa
yang dianggap berharga.
Public value memiliki beberapa dimensi di dalamnya. Dimensi ini merupakan
hal yang sangat penting dari public value karena dimensi menunjukkan dari mana nilai-
nilai tersebut berasal. Nilai-nilai yang ada pada PV dapat saling berkombinasi dari
empat dimensi public value yang ada, yaitu dimensi moral etik, hedonistic estetik,
utilitarian instrumental, dan sosial politik. Nilai yang ada pada masing-masing dimensi
saling berbeda, misalnya pada dimensi moral etik terdapat nilai integritas, kerahasiaan,
keberagaman, dan martabat manusia. Pada dimensi hedonistik estetik terdapat nilai
kualitas pelayanan, keindahan ruang publik, reliabilitas, dan warisan budaya. Pada
dimensi sosial terdapat nilai kompromi, inovasi sosial, kesempatan yang seimbang, dan
keterlibatan warga negara. Pada dimensi instrumental utilitarian terdapat nilai
keterbukaan, berkelanjutan, dan ketahanan. Nilai-nilai tersebut dapat saling
berkombinasi satu sama lain dalam sebuah kebijakan atau pelayanan publik. Kita dapat
menambahkan metode non-empiris, metode empiris, dan deduktif pada empat dimensi
tersebut ketika membicarakan nilai-nilai publik. Setiap nilai dapat dinilai dari perspektif
dimensi lain, misalnya nilai integritas dapat dinilai dari dimensi politis. Oleh karena itu,
setiap dimensi memiliki empat pertanyaan nilai dasar. Dimensi moral etik menanyakan
tentang apa keterkaitan moral individu sebagai pribadi ketika menciptakan berbagai
nilai publik yang ada pada pelayanan publik dan kebijakan publik. Dimensi Politik
sosial menanyakan tentang apa saja kesempatan dan resiko politik yang muncul dari
penciptaan nilai publik. Dimensi hedonistik estetik menanyakan tentang apa saja
pengalaman yang berkaitan dengan tindakan kita sebagai individu. Dimensi utilitarian
instrumental menanyakan tentang biaya serta manfaat yang diperoleh dari penciptaan
nilai publik pada pelayanan dan kebijakan publik.
Lanscape Public Value yang diperkenalkan dalam artikel ini dapat dilihat
sebagai heuristik untuk menelusuri nilai-nilai publik. Empat dimensi dasar
menunjukkan empat bidang relevansi bagi kepribadian seseorang. Dapat dikatakan
bahwa, nilai publik menjadi lebih relevan bagi individu jika relevan dengan konsep diri
dan identitas (Meynhardt, 2004).
Dimensi (landscape) nilai publik tersebut membantu kita untuk memahami
hakikat nilai publik (public value) dari sebuah kebijakan atau pelayanan publik. Namun,
pada jurnal yang ditulis Meynhardt memiliki kelemahan yaitu landscape public value
yang disampaikan tidak dijelaskan secara mendetail baik dimensinya maupun nilai-nilai
di dalamnya, sehingga para pembaca seperti diminta untuk menginterpretasi sendiri
maksud dari keempat landscape tersebut. Padahal seharusnya landscape tersebut
dijelaskan secara mendetail mengingat bahwa landscape tersebut memiliki hubungan
yang penting dengan nilai publik yang ada di dalam kebijakan dan pelayanan publik.
Seperti yang telah disebutkan dalam jurnal tersebut bahwa landscape (dimensi) menjadi
sebuah tolak ukur dalam menilai nilai publik pada kebijakan dan pelayanan publik, yang
kemudian dimensi tersebut diturunkan menjadi indikator-indikator. Jika dimensi beserta
indikatornya tidak dijelaskan secara rinci dan mengandalkan interpretasi dari masing-
masing pembaca, maka pengukurannya menjadi kurang valid.
Dari critical analysis yang telah saya sampaikan, Meynhard seharusnya tidak
hanya menyajikan gambar skemanya saja, tetapi juga menjelaskan secara detail
mengenai dimensi-dimensi tersebut dan juga bagaimana keterkaitan serta kombinasi
dari nilai-nilai publik tersebut dalam sebuah kebijakan atau pelayanan publik. Dengan
begitu, pembaca akan lebih memahami maksud dari keempat landscape (dimensi)
tersebut dan kemudian dapat menurunkan dimensi tersebut ke dalam indikator-indikator
sehingga pembaca juga dapat menganalisis nilai-nilai publik yang ada di dalam
kebijakan atau pelayanan publik saat ini.

Referensi:
Meynhardt, Timo. (2009). Public Value Inside: What is Public Value Creation?.
International Journal of Public Administration.

Anda mungkin juga menyukai