Anda di halaman 1dari 6

Memburu Gembong Narkoba Fredy Pratama

Memburu Fredy Pratama


Koran Tempo, Rabu, 20 September 2023
Sembilan tahun Fredy Pratama jadi buron. Pria berjulukan Cassanova ini bagian dari jaringan
pengedar narkoba internasional.

Bareskrim Polri merilis gambar gembong narkoba Fredy Pratama dalam pengungkapan kasus
penangkapan 39 tersangka jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, 13
September 2023. ANTARA/Laily Rahmawaty. tempo : 169516938343_819675
Ringkasan Berita Ini
 Fredy Pratama menjadi gembong narkoba yang paling dicari.
 Selebgram Nur Utami mengetahui suaminya menjadi pengedar narkoba.
 Mabes Polri bekerja sama dengan kepolisian Thailand, Malaysia, Singapura, dan Cina
untuk memburu Fredy Pratama.
JAKARTA – Selebgram Nur Utami tiba-tiba menjadi sorotan. Perempuan asal Sulawesi
Selatan itu diduga tersangkut dengan sindikat pengedar narkoba Fredy Pratama. Ia ditangkap
pada pekan lalu di kediamannya di Kompleks Hartaco Permai, Kelurahan Tamalanrea Jaya,
Kecamatan Tamalanrea, Makassar. “Ditangkap Jumat lalu, sekitar pukul 09.00,” kata Faisal,
Ketua RT 005 RW 001 Kelurahan Tamalanrea Jaya, kemarin.
Pagi itu, kata Faisal, sejumlah anggota Mabes Polri datang ke rumahnya. Polisi meminta
Faisal menjadi saksi untuk penggeledahan di rumah Nur Utami. “Tapi polisi bilangnya kasus
tindak pidana pencucian uang, bukan kasus narkoba,” kata dia. “Setahu saya yang disita ada
tiga mobil.”
Nur Utami dikenal baik oleh tetangga. Sebab, keluarganya termasuk penduduk lama di
lingkungan itu. "Dia besar di sini,” kata Faisal. Sebelum menikah, Nur Utami bergaul cukup
akrab dengan warga sekitar. Namun sikapnya berubah setelah dia menikah dengan pria
bernama Saru. “Sekarang dia menjadi tertutup.”

Nur Utami, selebgram asal Makassar, ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan jaringan
Fredy Pratama. Dok. Istimewa/Instagram
Faisal tidak kenal dekat dengan suami Nur Utami. Sebab, selain tidak suka bergaul, Saru
kerap bepergian. Para tetangga tidak ada yang tahu pekerjaan Saru. Namun, kepada salah satu
tetangga, Nur Utami pernah mengatakan suaminya bekerja di pertambangan di Kalimantan
dan memiliki usaha di Malaysia.
Informasi tentang pekerjaan Saru yang sesungguhnya datang dari Wakil Direktur Tindak
Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Komisaris Besar Jayadi. Menurut dia, Saru adalah
antek Fredy Pratama untuk mengedarkan narkoba. “S terhubung dengan WW, pengendali
narkoba jaringan Fredy Pratama di Sulawesi Selatan,” kata Jayadi.
Jayadi memastikan Nur Utami tidak terlibat langsung dalam peredaran narkoba. Namun dia
tahu pekerjaan suaminya dan menikmati uang hasil penjualan narkoba. “Uang itu digunakan
untuk membeli barang-barang atau berinvestasi,” kata Jayadi.
Dari penangkapan Nur Utami, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya tiga unit
kendaraan roda empat serta sejumlah barang bermerek, seperti tas Hermes dan Louis Vuitton.
Selain itu, polisi tengah menelusuri aset-aset lain yang berbentuk tanah dan bangunan.
“Sementara untuk S, saat ini masih buron,” katanya.
Sembilan Tahun Tak Tersentuh
Bareskrim Mabes Polri telah membentuk tim satuan tugas khusus untuk memburu gembong
narkoba jaringan internasional Fredy Pratama. Tim ini mulai bergerak sejak Mei 2023 dengan
sandi Operasi Escobar dan telah menangkap 39 anggota jaringan Fredy Pratama. Salah satu
orang yang diringkus adalah Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Lampung, Ajun
Komisaris Andri Gustami. Dalam jaringan itu, Andri berperan sebagai kurir spesial.
Baca: Setelah Teddy Minahasa Dihukum Seumur Hidup
Jayadi mengatakan Fredy Pratama saat ini menjadi buron internasional. Terakhir kali dia
terdeteksi berada di Thailand. "Untuk itu, kami terus berkomunikasi dengan pemerintah dan
kepolisian Thailand," katanya.
Dalam upaya memberantas peredaran narkotik, kata Jayadi, enam bulan lalu, kepolisian
Indonesia mengikuti pertemuan dengan kepolisian Thailand, Malaysia, Vietnam, dan
Singapura di Cairns, Australia. Dalam pertemuan itu, masing-masing negara bertukar
informasi tentang peredaran narkotik. Dari pertemuan itu, terjalin kepercayaan satu sama lain.
"Sehingga, ketika dapat informasi bahwa Fredy lari ke Thailand, kami tinggal hubungi
mereka, karena hubungan sudah bagus, mereka siap bantu," ujarnya.
Fredy Pratama sebenarnya dinyatakan buron sejak 2014 oleh Kepolisian Daerah Kalimantan
Selatan. Namun, kala itu, polisi belum mengetahui jati diri Fredy secara jelas. Nama yang
dicatat dalam daftar pencarian orang adalah Miming alias Mojopahit.
Belakangan, berdasarkan pengungkapan kasus pada 2020-2023, polisi menemukan
keterkaitan antara Miming alias Mojopahit dan Fredy. Pada periode itu, polisi menerima
sedikitnya 408 laporan dan berhasil menyita barang bukti berupa 10,2 ton sabu. Setelah
diselidiki, seluruh barang bukti itu selalu terhubung dengan jaringan Fredy Pratama.
Peran Fredy dalam mengendalikan peredaran narkoba semakin terang setelah polisi
menggelar Operasi Escobar. Dengan kepastian itu, polisi akhirnya menerbitkan red
notice untuk Fredy Pratama. "Jadi, ada puzzle-puzzle yang mulanya terputus. Namun, setelah
operasi Escobar, puzzle-puzzle itu tersambung," ujar Jayadi.
Anggota kepolisian menata barang bukti narkoba dalam kasus sindikat perdagangan gelap
narkoba dan TPPU jaringan internasional Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara Mabes
Polri, Jakarta, 12 September 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.
Fredy tercatat berasal dari Kalimantan Selatan. Pria berjulukan Cassanova ini diduga
menjalani bisnis narkoba sejak 2009. Dia meninggalkan Indonesia setelah dinyatakan buron
oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan pada 2014.
Istri Fredy diketahui berasal dari Thailand dan mertuanya adalah bos kartel narkoba. Fredy
mendapat pasokan narkoba dari kawasan Segitiga Emas—mencakup sebagian Myanmar,
Cina, Laos, dan Thailand—yang menjadi pusat perdagangan narkoba di Asia Tenggara.
Peneliti dari Perkumpulan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Maidina Rahmawati,
mengatakan, dalam kasus narkotik, selama ini yang paling banyak ditangkap adalah
penggunanya. Sementara itu, untuk bandar dan pengedar banyak yang lolos dari jerat hukum.
Pernyataan Maidina itu mengacu pada hasil penelitian Indonesia Judicial Research Society
(IJRS) pada 2022. Dari 1.335 kasus narkotik yang diputus pengadilan, sebanyak 44,6 persen
tersangkanya adalah pengguna. Sementara itu, kurir sebanyak 24 persen dan pengedar hanya
18 persen. "Baru bandar 12 persen dan terakhir, yakni produsen, hanya 0,4 persen," ujarnya.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang
Rukminto, menilai polisi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memburu Fredy
Pratama. Lamanya penanganan terhadap gembong narkoba itu memunculkan berbagai asumsi
dan spekulasi. Apalagi belakangan ada polisi aktif yang terlibat dalam jaringan pengedar.
"Asumsi yang muncul adalah oknum tersebut tidak berdiri sendiri, mengingat ada sistem
waskat di kepolisian," katanya.
Menurut Bambang, kepolisian harus membongkar semua jaringan Fredy di dalam negeri
secara besar-besaran. "Kalau benar kepolisian ingin menjadikan ini momentum perang
melawan narkoba," ujarnya.
HENDRIK YAPUTRA | ANT
https://koran.tempo.co/read/nasional/484563/memburu-gembong-narkoba-fredy-pratama

Anda mungkin juga menyukai