Anda di halaman 1dari 13

GEMBONG BANDAR NARKOBA “FREDY PRATAMA”

Dosen pengampu:

Dr. RACHMAN MAULANA KAFRAWI, S.H.,MH

Oleh:

 MUHAMMAD SYARIHUL UMMI(A1B02310256)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ABSTRAK

Narkoba, singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang, telah menjadi


masalah global yang mengkhawatirkan. Penyalahgunaan narkoba memiliki dampak
yang merusak bagi individu, Masyarakat, maupun ekonomi. Di Indonesia ini tidak
sedikit Masyarakat yang mengkonsumsi narkoba tersebut yang di dapatkan melalui
bandar, peran bandar narkoba ini dalam peredaran dan distribusi subtansi terlarang
telah menjadi perhatian serius dalam Upaya memberantas permasalahan
penyalahgunaan narkoba di berbagai belahan dunia.

Bandar narkoba berperan sebagai pengendali uatama dalam rantai distribusi


narkoba, mengatur produksi, transportasi, dan penyaluran subtansi terlarang ke
pasar. Mereka sering terlibat dalam jaringan internasional yang kompleks,
meggunakan strategi yang canggih untuk menghindari deteksi hukum.

Kehadiran bandar narkoba membawa dampak serius pada Masyarakat,


termasuk tingkat kejahatan, merusak struktur sosial, dan mempengaruhi Kesehatan
serta kesjahteraan individu. Masyarakat yang terjerat dalam lingkaran peredaran
narkoba sering mengalami konsekuensi negatif, mulai dari pecahnya hubungan
sosial hingga kerugian finansial yang signifikan.

Pemberantasan bandar narkoba menjadi focus utama Lembaga penegak


hukum. Melalui Kerjasama lintas negara, peningkatan intelijen, dan pengguna
teknologi canggih, Upaya untuk mengungkap dan menindak bandar narkoba terus
dilakukan untuk mengurangi peredaran dan dampak negatif yang dihasilkan

Kata kunci: bandar naroba, dampak sosial, pemberantasan

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Fredy Pratama merupakan pengedar atau bandar narkoba terbesar di


Indonesia dengan 100 ton penyelundupan sabu, namun yang berhasil di tangkap
oleh kepolisian hanya 10 ton dan 90 ton lolos, Fredy Pratama ini mengedarkan
narkoba dari Thailand ke Indonesia. Berdasarkan catatan data Fredy atau pria
dengan julukan Cassanova ini meninggalkan Indonesia ini pada tahun 2014.

Pada mulanya Fredy disebut masih mengelola keuangannya untuk


dikirmkan ke luar negeri menggunakan rekening keluarga serta orang terdekatnya
pada tahun 2016, karena mertua Fredy ini merupakan warga negara Thailand yang
merupakan bosk artel narkoba tepatnya di Kawasan segitiga emas atau biasa di
sebut golden triangle, Fredy ini juga mengambil produk mereka dari Kawasan
sgitiga emas Kawasan di Asia Tenggara yang menjadi pusat perekonomian narkoba
dan sumber penting narotika dunia, megutip dari situs US Departement of justice,
segitiga emas ini mencakup Sebagian Myanmar, China, Laos, Thailand. Dari
Kawasan itulah Fredy atau Cassnova ini mengemas narkoba untuk dibawa ke
Malaysia dan Indonesia.
Fredy Pratam ini meminta untuk orang terdekatnya membuka rekening
sebanyak 8 rekening yang dimana rekening tersebut diatas namakan bukan
Namanya akan tetapi nama orang terdekatnya tersebut di mulai dari tahun 2008
sampai dengan 2009, yang dimana dari masing-masing rekening tersebut perharinya
masuk uang dengan jumlah yang besar yaitu 600 sampai 700 juta, dan jikalau di
totalkan perhari uang masuk kurang lebih 4,8M. Di ungkap oleh kepolisian
Kalimantan Selatan pengedaran narkoba ini sebgaian besarnya dari Myanmar, Fredy
ini berasal dari Kalimantan Selatan dan telah menjadi buronan polda Kalimantan
pada tahun 2014 namun kala itu polisi belum tahu pasti identitas Fredy ini dengan
jelas nama yang tercatat adalah mojopahit, sudah 9 tahun menjadi buronan
kepolisian baru mengeluarkan red notice pada bulan juni tahun 2023, Fredy pratama
ini di sebut sebagai Pablo escobar nya Indonesia yang dimana Pablo ini merupakan
kartel narkoba medein asal Colombia, bisnisnya di mulai pada tahun 1973 pada saat
narkoba menjadi trend bagi kalangan anak muda di amerika, saat itu kartel medein
berhasil memasok 80% narkoba dunia dan menylundupkan 15 ton ke amerika
serikat setiap harinya, dengan gembong banyak sekali pengak hukum dan politisi ,
bahkan Pablo menjadi parlemen Colombia, dan berkahir pada tahun 1993 yang
dimana Pablo di tembak mati pada saat menempasan besar-besaran oleh kartel
medein yang di lakukan oleh pemetintah Colombia yang di bantu juga oleh
pemerintah amerika serikat.

Dan Fredy pria asal Kalimantan selatan di kota Banjarmasin yang lahir pada
tanggal 15 juni 1985 ini memulai bisnis narkobanya ini pada tahun 2009 yang
mendapat pasokan dari golden triangle dari mertuanya, jaringan bsinis hitam ini
merupakan salah satu narkoba terbesar di Indonesia, di Indonesia Fredy bergerak
dari Indonesia bagian timur hingga barat yaitu , sumatera, jawa, Kalimantan, dan
Sulawesi, tidak hanya itu Fredy juga mendistribusi bisnisnya ke Malaysia bagian
timur. Oprasi yang di lakukan jaringannya ini berkomunikasi lewat alat komukasi
yang sama yaitu blackberry masagger enterprice , trima. Pada tahun 2020 sampai
2023 kepolisian berhasil menangkap 884 orang dan menyita 10,2 ton sabu bahkan
satu anggota polri juga diamankan oleh kepolisian yang Bernama AKP ANDRI
GUSTAMI bekan kepala satuan reserse narkoba polres lampung Selatan dan juga
beberapa selebgram NUR UTAMI dan ADELIA PUTRI SALMA, dan orang
kepercayaannya yaitu RIVALDO MILIANDARI sebagai pengendali operasi wilayah
sumatera dan jawa dan juga WJ pengandali keuangan Fredy.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana polri mengungkap jaringan Fredy pratama?


2. Fredy pratama buronan interpol
3. Mengapa gembong narkoba sulit di tangkap?
4. Tantangan Penegak Hukum dalam Penangkapan Peredaran Narkoba Kasus Fredy
Pratama.
5. Dampak Narkoba dari Kasus Fredy Pratama bagi Negara
6. Apa tantangan utama dalam menangani gembong narkoba, dan bagaimana
upaya pencegahan dapat ditingkatkan?

PEMBAHASAN
Oprasi polri untuk membongkar sindikat di mulai sejak mei 2023 yang di beri
nama “sandi operasi escobar” dalam tahun 2020-2023 setidaknya ada 408 laporan
dengan total baarang bukti yang di sita, banyaknya gembong Fredy ini akan di jerat
UU nomor 53 tahun 2009 tentang narkotika, Sebagian lagi disangka dengan UU
tindak pidana pencucian uang(TPPU) total aset TPPU yang disita dalam
pengungkapan kasus dengan kepolisian Thailand ini mencapai RP273,43 miliar
Adapun barang bukti lain yang di sita sebanyak 116,246 ribu butir ekstasi, 13
kendaraan, empat bangunan dan jumlah uang di ratusan rekening. Di ungkapkan
pada saat barang bukti tersebut dan alat komikasi yang susah untuk di deteksi
ataupun di retas oleh pihak keoplisian tersebut juga di kaitkan dengan Fredy ini.

Selain itu juga kepolisian Indonesia bekerja sama dengan kepolisian


Malaysia, Thailand, dan Myanmar, di laporkan bahwa Fredy ini berada di Thailand
akan tetapi pada saat kepolisian RI membawa pulang 3 orang yang di ketahui
jaringan Fredy ini ke Indonesia kepolisian Thailand menginformasikan bahwasanya
Fredy pratama ini tidak ada di Thailand atau melarikan diri dan sampai pada saat ini
keadaan Fredy ini masih belum jelas dimana keberadaannya, Fredy pratama ini
pertama kali ke Thailand memakai paspor sebagai warga negara Indonesia akan
tetapi pada saat kepolisian kehilangan jeberadaan Fredy di Thailand mungkin saja
Fredy ini menggunakan transportasi illegal yang tidak bisa di ketahui oleh
kepolisian Thailand.

Jaringan Fredy ini juga masih bergerak walaupun Sebagian besarnya ada di
dalam jeruji besi seperti makhluk yang tidak terlihat, selain itu kurir special Fredy
yaitu AKP andri gustami telah mengantar 100 kg sabu dengan bayaran 800 juta
rupiah, selain itu juga Rivaldo merupakan orang kepercayaan Fredy memasokkan
narkoba jenis sabu hingga 500 kg perbulan, jaringan Fredy ini mengedarkan narkoba
dengan bungkus teh china. Dan Ketika di lakukannya operasi escobar ini kepolisian
berhasil menangkap 884 orang dan itu adalah angka yang lebih besar dari Fredy
Budiman.

Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap


Narkoba polri menangkap lima tersangka dalam jaringan gembong narkoba Fredy
Pratama. Kelimanya ditangkap terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Kasatgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Polri Irjen


Asep Edi Suheri awalnya menjelaskan soal arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
soal pemberantasan peredaran gelar narkoba. Dia mengatakan Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo langsung bergerak cepat mengambil tindakan untuk
melaksanakan perintah Presiden.

"Sesuai arahan Bapak Presiden, dalam pelaksanaan rapat terbatas bulan September
2023, ada tiga hal yang menjadi penekanan beliau terkait peredaran narkoba di
Indonesia. Bapak Presiden membahas tentang penegakan hukum yang tegas
terhadap penyalahgunaan narkoba, rehabilitasi bagi para pecandu, dan penyalah
guna narkoba serta pencegahan penyelundupan narkoba di daerah yang rawan,"
kata Irjen Asep Edi Suheri dalam konferensi pers pengungkapan peredaran gelap
narkoba operasi Escobar II, Selasa (3/10/2023).

"Menindaklanjuti arahan Presiden tersebut, Kapolri bentuk satuan tugas tingkat


Mabes dan polda jajaran. Tanggal 21 September 2023, untuk mengoptimalkan
penanganan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, dapat kami
sampaikan bahwa selama tanggal 21-30 September 2023 atau 10 hari sejak Satgas
dibentuk, berhasil menangkap 1.532 tersangka dan juga terbitkan 1.010 laporan
polisi," sambungnya. Asep mengatakan pihaknya juga menangkap lima tersangka
jaringan bandar narkoba Fredy Pratama. Dia mengatakan penangkapan dilakukan
terkait kasus narkoba dan TPPU hasil jual beli narkoba.

"Satgas penanganan narkoba melakukan penangkapan kembali terhadap lima


tersangka jaringan FP yang terkait dengan TPA (tindak pidana asal) dan TPPU
narkotika," kata Wakabareskrim Polri tersebut.

Sehingga, total tersangka yang telah ditangkap terkait jaringan Fredy Pratama
berjumlah 44 orang. Dia juga menjelaskan peran dari lima tersangka yang ditangkap
ini.

"Adapun lima tersangka yang baru ditangkap yang pertama TPA inisial MBS,
berperan sebagai kurir narkotika jenis sabu jaringan FP," ujarnya. "A, H, NU, dan
DAK berperan sebagai penerima dan pengelola uang dengan aset hasil penjualan
narkotika jaringan FP," sambung Asep. Dia mengatakan penyitaan aset tambahan
juga dilakukan. Aset yang disita dari jaringan Fredy Pratama tersebut senilai Rp
75,62 miliar. "Yang pertama, tanah dan bangunan 20 unit senilai Rp 44 miliar,
kendaraan 18 unit senilai Rp 70,8 miliar, uang tunai senilai Rp 22 miliar, barang-
barang lain seperti perhiasan, barang mewah senilai Rp 1,82 miliar," tuturnya.

Polri juga telah memasukkan dua nama dalam DPO (daftar pencarian orang)
setelah pemeriksaan terhadap lima tersangka dilakukan. Mereka adalah TH, yang
berperan sebagai pengelola uang dan aset Fredy Pratama. Sesuai data perlintasan
data Imigrasi, TH berada di Thailand. "Yang kedua tersangka N alias S, berperan
sebagai bandar narkotika jaringan FP di wilayah Sulawesi," ungkapnya. Pasal yang
diterapkan adalah Pasal 114 ayat 2 juncto 132 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana mati, pidana seumur hidup,
atau paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda minimal Rp
1 miliar dan maksimal Rp 10 miliar ditambah sepertiga.

"Subsider Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, ancaman pidana hukuman mati, penjara seumur hidup,
atau paling singkat lima tahun, maksimal 20 tahun, denda minimal Rp 800 juta
maksimal Rp 8 miliar ditambah sepertiga," ujarnya. Sementara terkait TPPU, dijerat
Pasal 137 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 3,
4, dan 5 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan TPPU.
Dengan ancaman maksimal hukuman pidana 20 tahun dan denda paling banyak Rp
10 miliar. Sebelumnya, Bareskrim Polri membongkar sindikat Fredy Pratama.
Sebanyak 39 orang ditangkap. "Apa yang kita lakukan pada hari ini adalah
penyampaian kepada masyarakat tentang apa yang telah dilakukan dalam
mengungkap kejahatan tindak pidana narkoba jaringan Fredy Pratama. Selain tindak
pidana narkoba dan tindak pidana asal, kita juga melaksanakan tindak pidana
pencucian uang," ujar Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada pada September
lalu.

Pengungkapan kasus ini merupakan hasil operasi bersama Polri dengan Royal
Malaysia Police, Royal Thai Police, hingga US-DEA. Penangkapan 39 orang dalam
operasi ini dilakukan sejak Mei 2023.
Jumlah barang bukti yang diamankan sejak pengungkapan kasus ini sejak 2020
berupa 10,2 ton sabu, 116,346 ribu butir ekstasi, 13 unit kendaraan, 4 bangunan, dan
sejumlah uang di ratusan rekening.

Adapun para tersangka dijerat Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 2 subsider Pasal
112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup dan pidana
denda maksimal 10 miliar.

Kepolisian RI sudah berkoordinasi dengan interpol dan fotonya sudah di


pajang di situs resmi interpol sebagai red notice. Interpol menuliskan keterangan
mengenai Fredy Pratama, yakni lelaki kelahiran Banjarmasin, 25 Juni 1985, atau
berusia 38 tahun. Dia berbahasa Inggris dan Indonesia. Direktur Tindak Pidana
Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, menjelaskan red notice diterbitkan
Interpol sejak Juni 2023. Fredy telah menjadi buron sejak 2014.
"Kan sekarang baru kebongkar sindikatnya semua. Sindikatnya terbongkar dari
mulai Mei kemarin terbongkar semua, makanya terbitlah red notice oleh Hubinter,
udah keluar," jelas Mukti, di Markas Besar Polri, tadi. Fredy sempat terdeteksi di
Thailand. Karena itu, dia menegaskan terus melakukan kerja sama dengan
Kepolisian Thailand untuk menangkap Fredy.
Mukti menuturkan pihaknya menduga Fredy Pratama telah melakukan operasi
plastik supaya tak dikenali. Fredy, kata dia, juga diduga mengubah jati dirinya
supaya tak ditangkap polisi.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka ya. Ya mau operasi plastik kita
nggak tahu, dia mengubah identitas diri," pungkas Mukti.

Di situs resmi interpol ini foto Fredy pratama di pajang berbeda dengan yang
di laporkan oleh pihak kepolisian RI, dengan mengenakan baju biru dengan rambut
gondrong lurus, kepolisian menginfokan kepada interpol Ketika Fredy ini berada di
golden triangle akan tetapi keberadaannya masih belum jelas sekarang dimana, dan
Fredy ini juga sudah masuk ke DPO (daftar pencarian orang) sejak tahun 2014.
Akibat sepak terjang di dunia hitam narkoba, Fredy pratama alias miming alias
Fredy miming alias wang xing alias airbag alias mojopahit ini di buru interpol dari
empat negara yang dimana mereka dari Indonesia, royal Malaysia, royal thai police,
dan badan narkotika amerika serikat(US-DEA)

alasan mengapa gembong narkoba Fredy pratama sulit ditangkap karena


banyak gembong narkoba Fredy pratama terlibat dalam perdagangan internasional.
Yang dimana Gembong narkoba Fredy pratama tersebut dapat memanfaatkan
kelemahan dalam sistem hukum di berbagai negara khususnya indonesia sehingga
mempermudah dalam menggunakan jalur penyelundupan yang kompleks. selain
itu, gembong narkoba juga memiliki keterlibatan atau memanfaatkan praktik
korupsi dalam lembaga penegak hukum atau pemerintahan. selain memanfaatkan
oknum penegak hukum gembong narkoba Fredy pratama juga memiliki teknologi
tinggi dan taktik keamanan yang canggih untuk menghindari deteksi dari pihak
kepolisian. seperti enkripsi komunikasi, menghindari jejak digital, dan
memanfaatkan metode transportasi yang sulit diawasi. Gembong narkoba Fredy
pratama memiliki sumber daya keuangan yang besar sehingga dapat menggunakan
uang untuk membayar advokat yang mahal, menyuap oknum pejabat pemerintah,
atau memberikan imbalan kepada anggota kelom pok kriminal atau pejabat
keamanan yang mungkin membantu dalam melindungi gembong narkoba. sehingga
hal tersebut menyebabkan ketidak stabilan politik yang dimana hal tersebut sangat
menguntungkan bagi gembong narkoba Fredy pratama ini dan lemahnya lembaga
penegak hukum dapat membuat sulit untuk menangkap gembong tersebut.

Gembong narkoba sering kali menjadi buronan Interpol karena mereka


terlibat dalam perdagangan narkoba yang ilegal dan merugikan secara global.
Interpol, atau International Criminal Police Organization, adalah organisasi
internasional yang bekerja sama dengan polisi dari berbagai negara untuk melawan
kejahatan lintas batas, termasuk perdagangan narkoba. dampak negatif besar yang
ditimbulkan oleh perdagangan narkoba yang dilakukan oleh fredi Budiman ialah
dapat merusak kesehatan masyarakat seperti menyebabkan penyalahgunaan zat
oleh individu. Penggunaan zat-zat terlarang yang dapat merusak organ tubuh,
memengaruhi fungsi otak, dan menyebabkan gangguan kesehatan mental.
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis yang dapat menghancurkan
kehidupan sosial, ekonomi, dan pribadi seseorang. dapat memicu atau
memperburuk gangguan kejiwaan seperti depresi, kecemasan, dan skizofrenia.
Penggunaan narkoba yang melibatkan penggunaan alat suntik bersama-sama dapat
menyebabkan penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS dan hepatitis.
Beberapa jenis narkoba memiliki risiko overdosis yang tinggi dan dapat
menyebabkan kematian mendadak. dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman
dan tidak stabil, mengganggu keamanan dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Penyalahgunaan narkoba juga dapat menyebabkan pecahnya
hubungan sosial dan keluarga, kehilangan pekerjaan, dan ketidakstabilan keuangan.

hukum internasional memiliki beberapa instrumen hukum yang berusaha


mengatasi permasalahan perdagangan narkoba secara global. Beberapa perjanjian
dan konvensi internasional yang relevan dalam hal ini antara lain:

1. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Narkotika Tahun 1961: Konvensi ini


membahas pengendalian produksi, distribusi, dan perdagangan narkotika dan zat
psikotropika internasional. Negara-negara yang meratifikasi konvensi ini
berkomitmen untuk mengadopsi langkah-langkah legislatif dan penegakan hukum
untuk mengatasi permasalahan narkotika.

2. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Narkotika Psikotropika Tahun


1971: Konvensi ini fokus pada pengendalian zat psikotropika internasional dan
menetapkan aturan terkait produksi, distribusi, dan perdagangan zat-zat tersebut.

3. Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Kejahatan Terorganisir


Transnasional Tahun 2000 (UNTOC): Juga dikenal sebagai Konvensi Palermo,
UNTOC mencakup berbagai bentuk kejahatan terorganisir transnasional, termasuk
perdagangan narkoba. Konvensi ini menekankan kerja sama internasional dalam
pencegahan, penyelidikan, dan penuntutan kejahatan semacam itu.

4. Kerjasama Internasional melalui Interpol: Interpol (Organisasi Kepolisian


Internasional) menjadi platform penting untuk kerja sama antarnegara dalam
menangani kejahatan internasional, termasuk perdagangan narkoba. Negara-negara
dapat saling berbagi informasi, berkoordinasi dalam penyelidikan, dan memberikan
dukungan untuk penangkapan dan penuntutan pelaku kejahatan.

Pengacara sekaligus direktur dari Justice Action Indonesia merasa

bingung atas keputusan aparat yang mengeluarkan red notice setelah 9 tahun
menjadi buronan, red notice merupakan upaya Lembaga aparat di seluruh dunia
untuk mencari serta mengamankan seseorang yang menunggu ekstradisi.
Menurutnya, 9 tahun menjadi DPO merupakan waktu yang cukup lama. Selain itu,
berdasarkan Surat Keputusan Kapolri Nomor 14 Tahun 2021, apabila seseorang
dinyatakan buron, aparat penegak hukum harus segeramelakukan penggeledahan
dan penangkapan agar proses penyidikan bisa lebih cepat selesai. Penangkapan
puluhan anggota jaringan Fredy akan menjadi momentum bagi penangkapan para
pengedar narkoba besar lainnya. Terdapat bantuan besar atas peredaran narkoba
Fredy Pratama di Indonesia. Kepala satuan reserse narkoba menjadi kurir spesial
dalam kasus peredaran narkoba internasional Fredy Pratama. Dia adalah mantan
Kepala satuan reserse narkoba Polres Lampung Selatan AKP Andri Gustami yang
sudah ditangkap pada Juni 2023. Andri adalah salah satu dari 39 tersangka lainnya
yang terlibat dalam kasus narkoba Fredy Pratama yang mana sudah ditangkap pada
Mei sampai September 2023. Keterlibatan Andri pun sudah dikonfirmasi oleh
Ditresnarkoba Polda Lampung Kombes Erlin Tangjaya. Sekarang Andri sudah
dimutasi ke Pelayanan Markas atau Yanma polda Lampung.

Tidak hanya Andri, 3 anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Lampung


Selatan pun sudah diringkus lebih dahulu. Atas kerugian yang ditimbulkan Andri
diperkirakan mencapai 30 miliar rupiah. Memang Andri dikenal sebagai orang yang
kusut alias bermasalah, dilaporkan Andri pernah menjual truk kontainer kepada
kawannya seharga 500 hingga 600 juta rupiah tetapi sampai saat ini truk kontainer
yang dipesan teman Andri tidak juga dikirimkan, sekarang posisi Andri telah
digantikan oleh AKP Abisena Jalal Wiratama Putra. Girlie Institute Peneliti
Reformasi Peradilan Pidana (ICJR) Aneir Ginting mengatakan, amanat Undang-
Undang Narkotika pada hakikatnya bertujuan untuk menekan jaringan peredaran
narkoba dalam skala besar. Namun kenyataannya, polisi selalu mengincar pengguna
yang buktinya kurang dari satu gram. Kondisi tersebut menjanjikan profit yang
besar kepada pengedar, aparat, dan jaringannya yang relatif korup. Karena sistem
pidana di Indonesia, sangat memiliki banyak celah yang dimanfaatkan oleh pasar
narkotika yang berafiliasi dengan aparat. Terdapat permintaan narkoba yang masif
dan kita tidak bisa mengelak akan hal itu. Dia mengatakan aparat penegak hukum
perlu meninjau kembali kebijakan narkotika di Indonesia agar lebih fokus dalam
melacak pengedar narkotika. Selain itu, dengan melegitimasi pengguna yang
beratnya kurang dari satu gram, misalnya. Dengan cara ini, penegak hukum
menyalahgunakan kekuasaannya untuk perburuan jaringan besar. “Keahlian
kepolisian bertanggung jawab dalam menekan peredaran narkoba ilegal secara
besar-besaran.” Tidak lagi peduli dengan konsumen eceran ini." Girlie mengatakan
beberapa negara yang berhasil menerapkan cara ini adalah Portugal dan Belanda.
Brigjen Mukti Juharsa menolak dianggap lambat dalam bertindak melawan
gembong narkoba Fredy Pratama. Ia mengatakan, pada tahun 2014, kasus ini sudah
ditangani Badan Nasional Pemberantasan Narkoba (BNN). "Saat itu (kejadian) Fredy
ada di BBN, bukan atas perintah kami. Beda penyidikannya dengan penyidikan
kami," imbuhnya. Mukti pun mengaku mengantongi seluruh penulis jaringan Fredy
dengan cara "berkembang". Yang pasti, kata dia, kaki tangan Fredy akan diadili.

Baginya, Fredy Pratama adalah jaringan biasa.

Narkoba adalah suatu faktor yang berpotensi mengguncang dan


mengganggu kestabilitasan suatu negara. Narkoba termasuk fenomena multidimensi
yang berhubungan dengan semua aspek hidup, yaitu hukum hingga kesehatan,
termasuk ekonomi dan masyarakat. Distribusi dan dampak narkoba saat ini menjadi
kekhawatiran utama bagi masyarakat. Narkoba mudah ditemukan sehingga jumlah
penggunanya pun semakin meningkat. Meski ada beberapa obat yang digunakan
untuk tujuan medis, namun tetap harus diawasi secara ketat oleh dokter.11 Inspeksi
nasional yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan angka penyalahgunaan
narkoba di Indonesia meningkat sebesar 0,15 %. Badan Narkotika Nasional (BNN)
mencatat jumlah pecandu narkoba di Indonesia diprediksi akan menjangkau 4,8 juta
di tahun 2021. 10 BBC, “Gembong nsrkoba Fredy Pratama diburu Polri: Di mana dia
bersembunyi dan mengapa sulit ditangkap?”, Penyalahgunaan narkoba dapat
merugikan generasi penerus bangsa karena menggunakan narkoba yang
menyebabkan kerusakan saraf otak. Apabila hal ini terjadi pasti akan mengakibatkan
musnahnya generasi nasional di kemudian hari. Penyebab penggunaan obat-obatan
terlarang pada remaja dapat dibagi menjadi tiga kelompok keinginan, yaitu:

1. Masyarakat yang ingin mencari pengalaman dan sensasi baru melalui


penggunaan narkoba.

2. Masyarakat yang berniat menjauh atau melarikan diri dari kenyataan hidup
(mereka yang mencari pelupaan), khususnya mereka yang berpendapat bahwa obat
penenang sebagai pelampiasan emosional yang nyaman.

3. Orang yang ingin mengubah kepribadiannya (personality change), khususnya


mereka yang meyakini bahwa penggunaan narkoba dapat mengubah
kepribadiannya, seperti menjadi tidak terlalu kaku dalam menjalin hubungan
dipergaulan.

Dalam kasus Fredy Pratama, Direktur Reserse Brigjen Bareskrim Polisi RI


Mukti Juharsa mengatakan jutaan nyawa terselamatkan dengan terungkapnya kasus
narkoba jaringan Fredy Pratama. Total nyawa yang terselamatkan berkat aliansi
Fredy Pratama sepanjang tahun 2020 hingga 2023 sebanyak 51.116.343 jiwa.
Ancaman narkoba terhadap Indonesia dijadikan sebagai sarana perang non-militer
(asimetris) terhadap Indonesia. Menurut BNN 4,8 juta masyarakat Indonesia
menggunakan narkoba. Josman Naibaho, ketua Indonesia Narcotics Watch,
menyatakan pihak luar berupaya melemahkan generasi muda Indonesia melewati
Simela Victor Muhamad, “Kejahatan Transnasional Penyelundupan Narkoba dari
Malaysia ke Indonesia “

perdagangan narkoba, karena menurut pihak luar jika ingin mengendalikan


Indonesia 10 tahun ke depan, hancurkan dulu generasi muda Indonesia. Josman
Naibaho berpendapat, belum maksimalnya kolaborasi Internasional akibat adanya
upaya penghancuran Indonesia. Menurutnya, beberapa negara telah melakukan
ancaman tersebut untuk mengendalikan Indonesia melalui perdagangan narkoba.
Maka dari itu, kejahatan narkoba bisa digolongkan menjadi ancaman nasional dalam
lingkup non-militer. Intimidasi militer, penyalahgunaan narkoba dan perdagangan
ilegal adalah tanggung jawab kolektif dan bukan tanggung jawab segelintir pejabat
saja. Jika dikaitkan hukum pidana internasional, kejahatan narkoba merupakan
kejahatan terorganisir transnasional. Mengingat dampak negatifnya, kejahatan
narkoba yang berkembang pesat seiring dengan perkembangan dunia teknologi,
menjadi ancaman serius bagi setiap negara pada umumnya dan Indonesia pada
khususnya. Saat permasalahan kejahatan narkoba telah menjadi permasalahan yang
sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia karena jenis kejahatan ini telah
melahirkan banyak jenis kejahatan lainnya seperti pencurian, pemerkosaan,
pembunuhan dan kejahatan lainnya. Ditambah dengan perkembangan teknologi
saat ini, kejahatan narkoba telah menjadi kejahatan terorganisir antar negara, tanpa
memandang batas negara antar negara.

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun
semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa
narkotika merupakan zat buatan ataupun yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan
kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaian
nya berlebihan,

Permasalahan narkoba saat ini sangat marak terjadi, Indonesia tidak hanya
menjadi daerah pemasaran tetapi juga sebagai daerah produsen narkoba. Sebagian
besar korban penyalahgunaan narkoba berusia 15 sampai dengan 25 tahun. Jumlah
kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba juga terus meningkat dari
tahun ke tahun. Pemakai narkoba tidak terbatas pada masyarakat perkotaan, tapi
juga merambah ke masyarakat pedesaan serta pemakaian narkoba tidak hanya
menyasar kelas sosial tertentu, tetapi sudah mencakup semua lapisan masyarakat.
Mirisnya, rata rata usia awal perkenalan dengan narkoba semakin muda yaitu
menggunakan obat psikotropika, heroin dan zat halusinogen pada usia 10 tahun.
Meningkatnya penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya adanya kemudahan atau tersedianya narkoba dimana-mana, adanya
pengaruh buruk dari teman, rasa ingin tahu atau ingin mencoba,serta ingin
melarikan diri dari permasalahan yang dihadapi.

Pemerintah terus berupaya memerangi peredaran dan penyalahgunaan


narkoba dengan berbagai cara. Namun perkembangan regulasi pun diperlukan agar
dapat mengikuti dinamika masyarakat. Perkembangan New Psychoactive
Substances (NPS) menciptakan celah bagi kejahatan dikarenakan banyak narkotika
jenis baru yang belum diatur oleh hukum. Ada sekitar 78 NPS masuk ke Indonesia,
74 sudah diatur dalam permenkes dan ada 4 yang belum diatur. Hal inilah yang
melatarbelakangi terbitnya Inpres No 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional
(RAN) Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN).

Adapun upaya dan strategi yang dapat dilakukan dalam pencegahan


penyalahgunaan narkoba adalah: Memberikan pelatihan dan Pendidikan kepada
berbagai kelompok masyarakat, mulai dari remaja dalam usia sekolah, sampai ke
orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat tentang strategi-strategi pencegahan,
keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk remaja dan lainnya. Seperti
memberikan penyuluhan tentang narkoba dan kampanye anti penyalahgunaan
narkoba. Kedua, membuat kebijakan dan peraturan tentang penanggulangan dan
pencegahan narkoba serta zat adiktif lainnya. Ketiga, membentuk kelompok
konseling dari masyarakat, tokoh tokoh masyarakat atau organisasi sebagai relawan
untuk memberikan konsultasi/konseling kepada masyarakat ataupun remaja-remaja
yang memiliki masalah pribadi atau memiliki kerawanan menjadi korban ancaman
narkoba. Keempat, membuat sistem rujukan, Tokoh-tokoh masyarakat bisa
membantu mereka yang rawan atau yang korban narkoba untuk mendapatkan
pelayanan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial melalui sistem rujukan
atau tata cara yang disepakati. Kelima, Tokoh-tokoh masyarakat dapat menyusun
program-program yang mengutamakan pada pengembangan hidup sehat seperti :
gerak jalan, lomba olahraga, senam bersama, rekreasi bersama, dll. Keenam,
Membuat kegiatan kemasyarakatan, sehingga dapat mendorong dan menggerakkan
masyarakat terutama pada remaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
Dengan adanya upaya dan strategi tersebut diharapkan dapat mengurangi jumlah
penyalahgunaan narkoba di Indonesia

KESIMPULAN

Kasus pengedar narkoba Fredy Pratama, termasuk dalam Trust National Organized
Crime, yang dikendalikan dari Thailand. Pemeran utama (Fredy Pratama)
merupakan buronan utama Polri yang masih dicari penegak 15 Kesbangpol,
“Narkoba Mengancam Ketahanan Nasional Indonesia”, Zainab Ompu Jainah,
“Kejahatan Narkoba sebagai Fenomena dari Transnational Organized Crime”,
hukum dengan dukungan penuh aparat Thailand berupa Tim kepolisian Thailand.
Badan Reserse Kriminal Nasional menangkap 39 tersangka jaringan narkoba
internasional yang dipimpin Fredy Pratama pada bulan Mei hingga bulan September
2023. Jumlah keseluruhan tersangka sindikat yang ditangkap pada 2020 hingga 2023
ini berjumlah 884 orang. Jaringan Fredy Pratama memang jaringan yang terstruktur,
keterbukaan informasi pun memiliki modus serupa, yaitu ketika ditemukan kasus
narkoba, maka akan dievaluasi oleh Bareskrim untuk melihat apakah ada kemiripan
modus operandi yang dilakukan para kartel tersebut atau tidak. Akibat hukum dari
tindakannya, 39 orang tersangka dijerat Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (2)
Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Khusus Narkoba
Distribusi. Resiko pidananya yaitu hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup
atau hukuman penjara minimal 6 tahun dan maksimal 20 tahun penjara serta denda
minimal Rp. 1 miliar dan maksimal Rp. 10 miliar ditambah sepertiga. Subsider Pasal
132 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Khusus
Narkoba Distribusi. Resiko pidananya yaitu hukuman mati, hukuman penjara
seumur hidup atau hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun
penjara serta denda minimal Rp. 800 juta dan maksimal Rp. 8 miliar ditambah
sepertiga. Meskipun pemerintah Indonesia saat ini telah mempunyai peraturan yang
bertujuan untuk memberantas permasalahan kejahatan narkoba, namun ternyata
hingga saat ini hal tersebut belum menjadi jawaban atas permasalahan tersebut,
karena kejahatan narkoba merupakan jenis kejahatan yang selalu dilakukan oleh
pelakunya dengan cara khusus untuk terus melakukan kejahatannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://humas.polri.go.id/2023/09/15/operasi-bersandi-escobar-polri-terbitkan-red-
notice-kasus-narkoba-fredy-sejak-juni-2023/

https://kabar24.bisnis.com/read/20230915/16/1695362/terpampang-di-interpol-ini-
penampakan-buron-gembong-narkoba-fredy-pratama

https://news.detik.com/berita/d-6931901/wanted-ini-tampang-fredy-pratama-
gembong-narkoba-di-foto-interpol

https://news.detik.com/berita/d-7046957/bareskrim-kembali-tangkap-anak-buah-
gembong-narkoba-fredy-pratama-di-bekasi

https://lamongan.jatimnetwork.com/internasional/74110178024/indonesia-darurat-
narkoba-direktur-tipinar-bareskrim-operasi-escobar-untuk-tangkap-buron-fredy-
pratama

https://beritapatroli.co.id/2023/10/04/operasi-escobar-ii-polri-berhasil-selamatkan-
19-juta-jiwa-dari-narkoba/

https://www.bbc.com/indonesia/articles/clwx53ll72yo.amp

https://bengkulu.bnn.go.id/upaya-strategi-pencegahan-narkoba/

Anda mungkin juga menyukai