Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Gula Mengintai Anak Kita

Ilona Esterina Piri

Koran Tempo, Kamis, 2 Februari 2023

Diabetes melitus kian banyak menyerang anak dan remaja. Akibat pola makan tak sehat dan minim
aktivitas fisik.

Ilustrasi anak makan makanan manis. TEMPO/Nita Dian. tempo : 167529831919

Lihat Ringkasan Berita Ini

Niken Mutia diterpa kebingungan. Waktu itu, pada 2018, putrinya yang berusia 2 tahun kerap buang
air kecil dalam jumlah banyak sampai-sampai popoknya bocor. “Padahal sebelum-sebelumnya tidak
ada masalah,” kata dia kepada Tempo, Rabu, 1 Februari 2023.

Saat itu, Niken juga keheranan mendapati nafsu makan dan frekuensi minum anaknya melonjak, tapi
bobot tubuhnya menurun. Puncaknya adalah saat si anak sesak napas. Bersama sang suami, Niken
membawa putrinya ke rumah sakit. Niken makin terkejut saat hasil pemeriksaan darah menyatakan
anak batita itu terkena diabetes melitus tipe 1. “Saya mengira diabetes hanya akan menyerang orang
tua,” ujarnya. 

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Dua dasawarsa
lalu, penyakit gula dianggap hanya menyerang orang berusia di atas 40 tahun. Belakangan, Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapati diabetes mulai banyak menyerang anak hingga remaja.
Ilustrasi anak mengkonsumsi minuman manis. SHUTTERSTOCK

IDAI mencatat, sejak 2010 hingga 2023, terjadi peningkatan 70 kali lipat kasus diabetes pada anak.
Per kemarin, jumlah pasien diabetes sebanyak 1.645. Angka tersebut merupakan data kumulatif dari
13 kota besar, dengan jumlah penderita terbanyak di Jakarta dan Surabaya. “Karena kami belum
merangkum semua daerah, diprediksi pengidapnya masih lebih banyak lagi,” kata Muhammad Faizi,
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI.

Data IDAI menyatakan kelompok usia 10-14 tahun menempati persentase terbanyak anak dengan
diabetes, yakni 46 persen. Di bawahnya, anak usia 5-9 tahun sebanyak 31 persen, usia 0-4 tahun
sebanyak 19 persen, dan di atas 14 tahun sebanyak 13 persen.

Di antara empat tipe penyakit gula, yang umumnya menyerang anak adalah tipe 1 dan 2. Diabetes
tipe 1 adalah kondisi tubuh ketika pankreas tidak mampu menghasilkan insulin, hormon pengatur
kadar gula darah. Penyebabnya adalah autoimun, yakni saat sistem kekebalan tubuh menyerang
pankreas. Sementara itu, pada diabetes tipe 2, pengidap memiliki insulin yang cukup tapi tidak bisa
bekerja dengan baik.

Diabetes tipe 1 banyak menyerang anak berusia 5 tahun hingga remaja. Pasien akan bergantung
pada suntik insulin untuk menstabilkan gula darah. Gejala awalnya berupa sering buang air kecil,
kerap lapar dan haus, penurunan berat badan, hingga luka yang lama sembuh.

M. Arif Novianto, 55 tahun, mendapati gejala-gejala tersebut sebelum mengetahui anaknya


mengidap diabetes tipe 1. “Gejala awalnya kami melihat lukanya sulit sembuh,” ujar dia. Sejak usia 6
tahun hingga sekarang berumur 19 tahun, si anak rutin menjalani suntik insulin untuk menstabilkan
gula darahnya.
Hingga kini belum ditemukan metode pencegahan dan obat yang dapat menyembuhkan diabetes
tipe 1. Namun deteksi dini membantu pasien dan keluarga menentukan penanganan yang tepat.
Tanpa itu, kata Faizi, dapat berakibat fatal.

Ilustrasi anak melakukan pemeriksaan gula darah. SHUTTERSTOCK

Adapun diabetes melitus tipe 2 umumnya menyerang orang dewasa. Namun, belakangan, terjadi
pelebaran rentang usia pasien. “Sudah banyak menyerang anak dan remaja. Padahal ini
penyakit aging (akibat penuaan),” kata Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Umum IDAI.

Menurut Piprim, perubahan batas usia pasien diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup tidak
sehat. “Makanan tinggi gula, tinggi minyak, dan junk food. Ini yang menjadi cikal-bakal penyakitnya,”
ujar dia. Dia mengatakan pola makan tersebut membuat kadar insulin terus-menerus tinggi dan
pankreas bekerja terlalu keras sampai rusak.

Pandemi turut menyumbang kenaikan jumlah anak dengan diabetes tipe 2. Aktivitas yang minim
akibat terlalu banyak bermain gawai juga memberi dampak. “Anak enggak mau gerak, tidurnya
kurang. Ini yang cepat kena,” kata Piprim.

Diabetes tipe 2 bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Namun tak demikian dengan
diabetes tipe 1 yang membutuhkan suntikan insulin, seperti yang selalu Niken dan Arif berikan
kepada anaknya.
Dua yang Berbahaya 

ILONA ESTERINA PIRI

https://koran.tempo.co/read/kesehatan/480027/diabetes-banyak-menyerang-anak-anak

Anda mungkin juga menyukai