Gambar 1.
Peta lokasi rencana kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi
atau ke pipa distribusi lainnya yang berbentuk jalur pipa. Pipa transmisi umumnya
beroperasi pada tekanan tinggi (tekanan > 16 bar) serta mengalirkan gas dalam
jumlah besar dan jarak pengangkutan yang jauh. Pengangkutan gas bumi dengan
menggunakan pipa transmisi dipilih untuk kondisi jarak pengangkutan dapat
mencapai 3000 km dengan volume gas yang diangkut berksiar 10 – 20 mmscfd, gas
bumi dari pipa transmisi kemudian didistribusikan melalui pipa-pipa distribusi ke
titik-titik konsumen. Dibandingkan dengan sistem pipa transmisi, sistem pipa
distribusi beroperasi pada tekanan lebih rendah (tekanan < 16 bar) dengan ukuran
diameter pipa yang lebih kecil.
Adapun mutu gas yang akan dialirkan dan didistribusikan mempunyai
komposisi sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi Gas Bumi
Nama Senyawa Gas Senyawa Komposisi
Metana CH4 70-90%
Etana C2H6 0-20%
Propana C3H8 0-20%
Butana C4H10 0-20%
Karbondioksida CO2 0-8%
Oksigen O2 0-0,2%
Nitrogen N2 0-5%
Hidrogen Sulfida H2S 0-5%
Gas lainnya He, Ne, Xe, dll Sedikit
Sumber : Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
SPBG
Residential
terhubung satu sama lain membentuk suatu jalur jejaring pipa (network). Titik
pasokan gas ke jalur pipa distribusi dikenal dengan istilah stasiun penerima yang
berada dekat dengan sumber pasokan, misalnya berdekatan dengan pipa transmisi
atau lapangan produksi. UU Minyak & Gas Bumi No. 22 tahun 2001 dengan tegas
mengamanatkan prioritas penggunaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan hal ini telah diperjelas dengan penyusunan Rencana Induk Jalur pipa
Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN), Peraturan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Kegiatan Usaha
Gas Bumi Melalui Pipa dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Alokasi Dan Pemanfaatan Gas Bumi Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.
b) Pengurusan Izin
Kegiatan pengurusan izin, termasuk izin menggunakan lahan akan
dilakukan oleh pihak pemrakarsa sebelum pelaksanaan pembangunan
dimulai. Selain perizinan, juga dilakukan upaya koordinasi dengan instansi
terkait yang memiliki jaringan perpipaan dan kabel di sekitar lokasi jalur pipa
tersebut, seperti Telkom, PDAM, PLN dan lain-lain. Dalam perizinan, Badan
Pertanahan Nasional (BPN) setempat belum dilibatkan mengingat peletakan
pipa berada di dalam tanah. Lahan di atasnya masih dapat digunakan oleh
pemiliknya.
c) Pengadaan Lahan
Lahan untuk Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Kecamatan
Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara
Enim merupakan lahan milik negara, maka untuk pemasangan pipa tidak ada
kegiatan pembebasan lahan (pembelian lahan). Hal ini dikarenakan lahan
tersebut adalah milik negara yang di atasnya akan dirapikan kembali dan
difungsikan seperti sebelum proyek berjalan.
2) Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi merupakan tahap kegiatan fisik pelaksanaan berupa
pemasangan pipa, yang meliputi kegiatan penerimaan tenaga kerja, penyiapan
lahan, mobilisasi peralatan dan material, pembangunan jaringan gas bumi,
pemasangan pipa gas, pengolahan B3 dan LB3 dan pengurangan tenaga kerja
konstruksi. Tahap konstruksi diuraikan sebagai berikut:
a) Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan maka selalu dilakukan penerimaan
tenaga kerja. Sehubungan dengan itu dilakukan perekrutan tenaga kerja
sesuai dengan penggunaan dan kebutuhan sehingga tenaga kerja yang
diterima diharapkan selalu dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dengan
demikian perekrutan tenaga kerja dilakukan berdasarkan pada keahlian dan
kualifikasi yang dibutuhkan. Dalam upaya untuk meredam kemungkinan
terjadinya kecemburuan/konflik sosial maka dilakukan perekrutan tenaga
kerja dari luar dan tenaga kerja lokal secara seimbang, sepanjang masih
memenuhi keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Dalam tahap konstruksi ini, rekruitmen tenaga kerja dilakukan oleh
kontraktor. Berdasarkan kualifikasinya, maka tenaga kerja yang dibutuhkan
terdiri atas tenaga kerja trampil dan tenaga kerja kasar (buruh bangunan).
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak ± 130 orang dengan rincian
sebagai berikut :
b) Penyiapan Lahan
Dalam tahap ini seluruh lahan yang telah direncanakan sebagai jalur
pipa diperlakukan secara khusus sehingga pipa siap digelar. Kegiatan ini
terdiri dari :
Pengukuran dan Pematokan
Sebelum pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan survei mengenai
kelayakan dan kejelasan rute jalur pipa serta pengumpulan data yang
relevan tentang jalur pipa yang akan dibangun pada saat survei awal.
Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Rintangan (obstacle) yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi:
- Utilitas existing : utilitas PAM, Pertamina, PLN, Telpon dan
instalasi bawah tanah lainnya.
- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir
dll.
2. Periksa kondisi dan keadaan jalan disekitar jalur sebelum penggalian,
catat dan potret hasilnya.
3. Periksa dan catat keadaaan lalu lintas di sekitar rencana jalur pipa
yang dekat dengan perumahan, pasar dll.
4. Periksa dan catat jalur rencana pipa yang berhubungan langsung
dengan jalan dan juga disesuaikan dengan desain penampang sungai,
agar tidak mengganggu typical sungai. Setelah survei, harus diberi
tanda untuk memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
Pembersihan Jalur Pipa
Pelaksanaan persiapan jalur pipa harus berada pada jalur yang telah
ditetapkan pada survei konstruksi. Jenis peralatan untuk pembersihan
dan persiapan lahan harus memperhatikan kondisi lapangan dan jenis
pipa yang akan dipasang, pekerjaan persiapan/pembersihan jalur pipa
yang akan melewati jalan-jalan rumah, pintu masuk ke tanah milik
pribadi atau jalur-jalur jalan akses lainnya, harus memberikan
pemberitahuan sebelumnya setidaknya selama 24 jam dan tidak lebih
dari 48 jam tentang penyelesaian proses. Penebangan pohon hanya
dilakukan jika benar-benar diperlukan dan diusahakan seminimal
mungkin terutama daerah jalur hijau, pohon-pohon tanaman pelindung
dan semak-semak juga tidak boleh ditebang tanpa seizin dari pemiliknya.
Jika diperlukan pembersihan dan pengerukan pada daerah luas dan
terbuka dapat dilakukan dengan memakai excavator, dozer dan dump
truck.
Pembuatan Tanda Pengaman dan Pemasangan Rambu
Pengamanan di jalur pemasangan pipa gas sangat wajib dilakukan.
Rambu-rambu dipasang sebelum dan pada jalur pemasangan pipa gas
dan dipastikan rambu-rambu dapat terlihat jelas, hal ini bertujuan untuk
mencegah dampak kecelakaan kerja bagi pekerja konstruksi, masyarakat
sekitar, pengguna jalan dan juga untuk kenyamanan serta kelancaran lalu
lintas. Selain itu juga ditugaskan 2 (dua) orang pengatur jalan untuk
mencegah kemacetan lalu lintas di sepanjang pemasangan pipa gas, yang
mana mereka bekerja secara shift (bergantian) dari pukul 08.00-16.00
wib dan 16.00-24.00 wib.
Pembuatan Base Camp serta Bangunan Pengawas Lapangan
Base camp (pangkalan) merupakan titik kumpul bagi para pekerja
maupun pengawas lapangan untuk melakukan review selama melakukan
kegiatan pemasangan pipa gas di lapangan.
Pembuatan Papan Nama Proyek
Pemasangan papan proyek merupakan salah satu keharusan sebagai
suatu identitas pelaksanaan kerja di lapangan.
c) Mobilisasi Peralatan dan Material
Penempatan peralatan pada saat pelaksanaan konstruksi diupayakan
agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Alat berat akan digunakan seperlunya
elevasi rencana.
Proses pengeboran atau pendorongan selesai bila pipa keluar di
lobang/pit kedua dan seterusnya.
Setelah lubang bor menembus hingga ujung mata bor terlihat pada
lubang pit kedua, dilakukan penarikan dan selanjutnya dilakukan
pemindahan semua rangkaian peralatan kelubang pit berikutnya sampai
selesai.
Semua material bekas galian harus dirapihkan dan tidak dibenarkan
ditimbun di badan jalan atau trotoar
Apabila karena sesuatu dan lain hal terpaksa ada lubang galian
penyambung/pengetesan di mana tidak ada pekerjaan (misalnya
menunggu material, alat-alat bantu, jadwal pemadatan, alat pengetesan),
maka lubang tersebut harus diberi pengaman yang rapat, serta memadai
dan diberi rambu yang jelas
Batas waktu yang diperkenankan untuk lubang tersebut adalah maksimal
hanya 24 jam. Apabila dalam waktu tersebut kontraktor tidak dapat
menyelesaikan pekerjaannya, maka lubang tersebut harus diurug/ditutup
Apabila setelah diadakan penenlitian kualitas di lapangan ternyata
pekerjaan dimaksud tidak memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan,
maka Kontraktor memperbaiki/menyempurnakan kembali pekerjaan
yang dimaksud
Pengawasan lapangan akan memeriksa lubang galian dan bila tidak
memenuhi syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau
kebersihannya kurang, maka Kontraktor wajib memperbaiki galian
tersebut.
3) Tahap Operasi
a) Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
Pada tahap operasi dibutuhkan sejumlah tenaga kerja. Pada prinsipnya
Relief Valve
Relief valve akan bekerja jika tekanan operasi gas lebih besar dari
setting relief valve. Setting relief valve lebih besar dari setting monitor
regulator aktif. Gas berlebih tersebut akan dikeluarkan melalui vent stack
yang terpasang pada alat ini. Setting tekanan ditentukan oleh spesifikasi
peralatan dan kebutuhan dari sistem jaringan distribusi gas terpasang.
Automatic Shut Off
Automatic shut off akan berfungsi secara otomatis menutup tekanan
setting melebihi tekanan aliran gas yang melebihi setting shuf off valve.
Setting shut off lebih tinggi dari relief valve. Untuk mengoperasikan
kembali sistem jaringan pipa distribusi gas, alat ini harus diset ulang
secara manual.
2. TAHAP KONTRUKSI
2.1. Peluang Kerja Dan Peningkatan Pendapatan
2.1.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan pada
Timbulnya limbah B3. Hal ini dapat berasal dari sisa material. Bahan
material tersebut diperkirakan akan tercecer di lokasi kegiatan.
2.6.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengumpulkan sisa material yang sudah tidak terpakai pada tempat
yang telah disiapkan.
Menyiapkan tempat penampungan sementara limbah B3 di lokasi
kegiatan.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengurusan izin
TPS LB3.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung
2.6.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan lingkungan Hidup
Pengamatan, pendataan dan dokumentasi
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Lokasi pemantauan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama tahap konstruksi
berlangsung.
2.6.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
3. TAHAP OPERASI
3.1. Peluang Kerja Dan Peningkatan Pendapatan
3.1.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan pada
tahap operasi adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja operasi.
b) Jenis Dampak
Adanya peluang kerja dan peningkatan pendapatan
c) Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi berdampak terhadap
terbukanya lapangan pekerjaan untuk pekerja lokal.
3.1.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kerjasama dengan Dinas ketenagakerjaan kota Palembang dalam
penerimaan tenaga kerja.
Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) harus dilaporkan
Mengutamakan tenaga kerja lokal khususnya penduduk dari Kecamatan
Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara
Enim Sumatera Selatan pada saat penerimaan tenaga kerja sesuai dengan
keterampilan, kebutuhan dan kemampuan perusahaan serta peraturan
yang berlaku.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di sekitar lokasi kegiatan yang
peralatan.
Penanaman jenis pohon penyerap emisi gas buang.
Perawatan pada mesin peralatan sehingga mampu bekerja optimal.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan setiap hari selama
kegiatan tahap operasi berlangsung.
3.2.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengumpulan dan analisa data : Memantau kualitas udara langsung
menggunakan gas sampler dipasang (diinstal) di lokasi yang telah
ditentukan. Parameter yang diukur adalah CO, SO2, HC, NOx, partikulat
debu. Pengukuran kualitas udara (pengambilan sample) dilakukan sesuai
dengan pedoman dan metoda dalam Peraturan Gubernur Propinsi
Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien
dan Tingkat Kebisingan.
Memantau pelaksanaan perawatan pada mesin peralatan yang digunakan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Tuan Kentang
(3000’57.6”S, 104045’15.9”E), kelurahan 5 Ulu (3000’30.1”S,
104045’39.0”E), kelurahan 16 Ulu (2059’35.1”S, 104046’56.5”E),
kelurahan Plaju Ulu (2059’44.0”S, 104048’47.6”E) dan kelurahan 15 Ulu
(3001’18.9”S, 104046’58.4”E) yang berdekatan dengan lokasi
permukiman penduduk.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan lingkungan akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama
tahap operasi berlangsung.
3.2.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Tabel 6. Matrik UKL-UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Kecamatan Rambang Niru
dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
gguan Kegiatan Memasang rambu/tanda Lokasi Periode Pengamatan, pendataan Lokasi Pemantauan
Lintas tersebut peringatan sedang ada pengelolaan pengelolaan dan dokumentasi pemantauan dilaksanakan
berpotensi kegiatan pemasangan lingkungan dilakukan lingkungan hidup minimal 1 (satu)
menimbulkan instalasi gas. hidup yaitu di selama yaitu di lokasi kali selama
kemacetan lalu Menempatkan bahan lokasi yang pekerjaan pada yang terkena tahap konstruksi
lintas. Hal material pada tempatnya terkena jalur tahap konstruksi jalur pipa. berlangsung.
tersebut tidak mengganggu arus pipa berlangsung
dikarenakan lalu lintas.
sebagian besar Tanah bekas galian yang
ang Kegiatan Kerjasama dengan Pengelolaan Pengelolaan Melakukan survey Pemantauan Pemantauan
a dan penerimaan Dinas ketenagakerjaan lingkungan terhadap lapangan dengan lingkungan terhadap
ngkatan tenaga kerja kota Palembang dalam hidup dilakukan peluang kerja wawancara secara dilakukan di peluang kerja
dapatan pada tahap penerimaan tenaga di sekitar lokasi dan peningkatan terstruktur dengan sekitar lokasi dan peningkatan
operasi kerja. kegiatan yang pendapatan tenaga kerja, pihak kegiatan yang pendapatan
berdampak Keberadaan Tenaga berada di yaitu sebelum management berada di dilakukan setiap
terhadap Kerja Asing (TKA) Kecamatan dan selama perusahaan dan tokoh Kecamatan 6 bulan sekali
terbukanya harus dilaporkan Rambang Niru tahap operasi masyarakat serta Rambang Niru selama tahap
lapangan Mengutamakan tenaga dan Kecamatan berlangsung. anggota masyarakat dan Kecamatan operasi
pekerjaan kerja lokal khususnya Empat Petulai yang berkepentingan. Empat Petulai berlangsung
untuk pekerja penduduk dari Dangku Dangku
lokal. Kecamatan Rambang Kabupaten Kabupaten
Niru dan Kecamatan Muara Enim Muara Enim
Empat Petulai Dangku Sumatera Sumatera
Kabupaten Muara Selatan. Selatan.
Enim Sumatera Selatan
pada saat penerimaan
tenaga kerja sesuai
dengan keterampilan,
kebutuhan dan
kemampuan
perusahaan serta
peraturan yang berlaku.
urunan Peningkatan Pemas Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
litas emisi gas angan alat penyerap lingkungan lingkungan analisa data : lingkungan hidup lingkungan akan
ra buang yang debu dan emisi gas hidup dilakukan hidup akan Memantau kualitas dilakukan di dilakukan 6
bient dihasilkan dari buang pada mesin di kelurahan dilakukan setiap udara langsung kelurahan Tuan (enam) bulan
mesin peralatan. Plaju Ulu, 16 hari selama menggunakan gas Kentang sekali selama
peralatan. Penan Ulu, 5 Ulu, kegiatan tahap sampler dipasang (3000’57.6”S, tahap operasi
aman jenis pohon Tuan Kentang, operasi (diinstal) di lokasi 104045’15.9”E), berlangsung.
penyerap emisi gas dan kelurahan berlangsung. yang telah kelurahan 5 Ulu
buang. 15 Ulu yang ditentukan. (3000’30.1”S,
Peraw berdekatan Parameter yang 104045’39.0”E),
atan pada mesin dengan lokasi diukur adalah CO, kelurahan 16 Ulu
peralatan sehingga permukiman SO2, HC, NOx, (2059’35.1”S,
mampu bekerja penduduk partikulat debu. 104046’56.5”E),
optimal. Pengukuran kualitas kelurahan Plaju
udara (pengambilan Ulu
sample) dilakukan (2059’44.0”S,
sesuai dengan 104048’47.6”E)
pedoman dan metoda dan kelurahan 15
dalam Peraturan Ulu
Gubernur Propinsi (3001’18.9”S,
Sumatera Selatan No. 104046’58.4”E)
17 Tahun 2005 yang berdekatan
tentang Baku Mutu dengan lokasi
Udara Ambien dan permukiman
Tingkat Kebisingan. penduduk.
pelaksanaan
perawatan pada
mesin peralatan yang
digunakan.
ngkatan Peningkatan Pemas Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
isingan suara bising angan alat peredam lingkungan peningkatan pengukuran langsung lingkungan hidup dampak
yang berasal (mufler) pada mesin hidup dilakukan kebisingan di lapangan pada dilakukan di peningkatan
dari mesin peralatan. di kelurahan dilakukan setiap koordinat awal kelurahan Tuan kebisingan akan
ngkatan Jumlah ceceran Pengecekan Lokasi Periode Melakukan survey Lokasi Pemantauan
ah B3 limbah B3 (oli terhadap penggunaan pengelolaan pengelolaan Survei, pengamatan, pemantauan dilaksanakan 1
dan pelumas pelumas pada mesin- lingkungan dilakukan setiap dan pendataan laporan lingkungan hidup (satu) bulan
bekas serta mesin peralatan. hidup dilakukan hari selama penyimpanan/ dilakukan di sekali selama
bahan-bahan Pembuatan TPS di kelurahan tahap operasi penampungan limbah kelurahan Plaju tahap operasi
kimia lain) LB3 Plaju Ulu, 16 berlangsung dan B3 sementara. Ulu, 16 Ulu, 5 berlangsung.
mesin Mengurus Izin Ulu, 5 Ulu, dilaporkan Ulu, Tuan
peralatan TPS LB3 Tuan Kentang, setiap 3 bulan Kentang, dan
dan kelurahan sekali kelurahan 15 Ulu
ocoran Aktifitas Perawatan Jalur Pipa : Pengelolaan Periode Survei, pengamatan dan Pemantauan Pemantauan
ledakan sekitar yang Mendesain pipa lingkungan pengelolaan pendataan di sepanjang lingkungan hidup dilaksanakan
lur pipa berdampak SR agar terlindungi dari hidup dilakukan dilakukan jalur pipa dilakukan di minimal setiap 3
terhadap akses kerusakan oleh ulah di kelurahan selama tahap kelurahan Plaju (tiga) bulan
jalur pipa manusia yang tidak Plaju Ulu, 16 operasi Ulu, 16 Ulu, 5 sekali, 6 (enam)
disiplin. Ulu, 5 Ulu, berlangsung. Ulu, Tuan bulan sekali dan
Pengecekan/pen Tuan Kentang, Kentang, dan maksimal 1
ggantian secara berkala dan kelurahan kelurahan 15 Ulu (satu) tahun
terhadap jalur pipa. 15 Ulu yang yang berdekatan sekali selama
Pemasangan berdekatan dengan lokasi tahap operasi
tanda dengan lokasi permukiman berlangsung.
peringatan/larangan di permukiman penduduk
sepanjang jalur pipa. penduduk.
Pensosialisasian
kepada masyarakat
sekitar jalur pipa untuk
tidak melakukan
kegiatan berbahaya di
sepanjang jalur pipa
(mendirikan bangunan,
menghidupkan api,
bercocok tanam).
Pencegahan kondisi
darurat (kebocoran dan
ledakan) :
Pengaktifan
seluruh sistem
kebakaran yang
terhubung langsung
dengan sistem
pipanisasi.
Pembuatan dan
pemasangan tanda-
tanda berbahaya pada
lokasi-lokasi yang
dianggap berbahaya
yang disertai dengan
tanda larangan.
Pencegahan
terhadap potensi api
yang berasal dari
rangkaian listrik, kabel
ikatan yang memadai
harus terhubung satu
sama lain pada setiap
pipa yang terpisah
ataupun bergabung, dan
setiap proteksi katodik
di daerah harus
tempat berhimpun.
Penyelamatan
orang yang perlu
dibantu (orang tua,
orang sakit, orang cacat
dan anak – anak).
Pemadaman
kebakaran.
Gambar 4. Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Gas Bumi
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi di
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan juga diperlukan izin PPLH. Adapun jenis izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang harus dimiliki berdasarkan upaya pengelolaan
lingkungan hidup untuk kegiatan tersebut yaitu Izin tempat penyimpanan sementara B3 dan
LB3.
E. SURAT PERNYATAAN
Alimudin Baso