Anda di halaman 1dari 60

Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

A. IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN UKL-UPL


1. Pemrakarsa
a. Nama Pemrakarsa : Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
b. Alamat Pemrakarsa : Gedung Migas Jl. HR Rasuna Said Kav B-5 Jakarta
Selatan 12910
c. Telepon/Fax : 021-5268910/021-5269114
d. Penanggung Jawab : Alimudin Baso
e. Jabatan : Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur
Migas
2. Penyusun UKL-UPL
a. Nama Penyusun : PT. Golden Hikari
b. Alamat Perusahaan : Perum Atlit Top 100 Jl. BP. Peliung I Blok A7 No. 39
Jakabaring, Palembang
c. Telepon : (0711) 5620081
d. Penanggung Jawab : Abdul Wahab
e. Jabatan : Direktur
3. Anggota Tim Penyusun UKL-UPL
Tabel 1. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL
No Nama Personil Pendidikan Jabatan Dalam Proyek
1 Dr. Ir. A. Husaini, M.T S3 Ketua Tim
Robiatul Adawiyah, SKM,
2 S2 Ahli Kesehatan Masyarakat
MPH
3 M. Iqbal Robyanto, S.Si S1 Ahli Fisik-Kimia

B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


1. Nama Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah Pembangunan Jaringan Gas
Bumi untuk Rumah Tangga di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai
Dangku Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

2. Lokasi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan


Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk
rumah tangga pada tepi jalan di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai
Dangku Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan yang akan dibangun dimulai dari
4.315 sambungan rumah (SR). Peta lokasi rencana kegiatan Pembangunan Jaringan Gas
Bumi disajikan pada gambar 1.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 1


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Gambar 1.
Peta lokasi rencana kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi

3. Skala Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan

a. Cakupan Wilayah Rencana Pembangunan


Program Jaringan Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-
hari. Rencana Pembangunan Jaringan Pipa Gas Bumi untuk rumah tangga akan
dibangun pada tepi jalan di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat
Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.

b. Jumlah dan Jenis Gas yang Didistribusikan


Jumlah sambungan konsumen total yang dapat dijangkau diperkirakan sebanyak
4.315 SR. Volume konsumsi gas per PK diasumsikan sebesar 410 m3/bulan yang
ditentukan berdasarkan hasil quick survey. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
volume gas total adalah 362.554 m3/bulan atau 0,421 mmscfd dengan rata-rata
volume gas per konsumen sebesar 120 m3/bulan.
Infrastruktur pipa yang umum digunakan untuk mengangkut gas bumi meliputi
pipa transmisi dan distribusi. Pipa transmisi adalah pipa yang digunakan untuk
mengangkut gas bumi dari sumber pasokan atau lapangan-lapangan gas bumi ke satu
atau lebih pusat distribusi dan/atau ke satu atau lebih konsumen besar, atau yang
menghubungkan sumber-sumber pasokan gas bumi. Pipa distribusi adalah pipa yang
mengangkut gas bumi dari suatu pipa transmisi atau pipa distribusi ke pelanggan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 2


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

atau ke pipa distribusi lainnya yang berbentuk jalur pipa. Pipa transmisi umumnya
beroperasi pada tekanan tinggi (tekanan > 16 bar) serta mengalirkan gas dalam
jumlah besar dan jarak pengangkutan yang jauh. Pengangkutan gas bumi dengan
menggunakan pipa transmisi dipilih untuk kondisi jarak pengangkutan dapat
mencapai 3000 km dengan volume gas yang diangkut berksiar 10 – 20 mmscfd, gas
bumi dari pipa transmisi kemudian didistribusikan melalui pipa-pipa distribusi ke
titik-titik konsumen. Dibandingkan dengan sistem pipa transmisi, sistem pipa
distribusi beroperasi pada tekanan lebih rendah (tekanan < 16 bar) dengan ukuran
diameter pipa yang lebih kecil.
Adapun mutu gas yang akan dialirkan dan didistribusikan mempunyai
komposisi sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi Gas Bumi
Nama Senyawa Gas Senyawa Komposisi
Metana CH4 70-90%
Etana C2H6 0-20%
Propana C3H8 0-20%
Butana C4H10 0-20%
Karbondioksida CO2 0-8%
Oksigen O2 0-0,2%
Nitrogen N2 0-5%
Hidrogen Sulfida H2S 0-5%
Gas lainnya He, Ne, Xe, dll Sedikit
Sumber : Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)

c. Spesifikasi Pipa yang Digunakan


Jenis material yang digunakan untuk pembangunan jaringan pipa distribusi gas
bumi adalah pipa PE (polyethylene). Untuk kegiatan distribusi gas bumi khususnya
untuk rentang tekanan distribusi menengah dan rendah penggunaaan pipa plastik
dianggap lebih menguntungkan, karena pipa plastik dapat mengatasi permasalahan
korosi serta mudah untuk diinstalasi. Adapun kekurangan pipa plastik adalah bahwa
pipa plastik dapat mengalami kerusakan akibat proses penuaan atau degradasi dan
tidak tahan terhadap benturan atau penekanan pada skala tertentu.
Berdasarkan standar sistem tekanan jaringan pipa gas, maka material pipa yang
digunakan adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Material Pipa Berdasarkan Tekanan Jaringan
Desain Tekanan
Jaringan Material Pipa
Min. Max.
Tekanan Menengah Polyethylene 100 mbar 4 bar
Tekanan Rendah Polyethylene 0,1 mbar 100 mbar

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 3


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

d. Skema Sistem Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi


Skema Tahapan Kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi adalah
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut:
Legend

=Meter Regulator/Station (MR/S)

=Metering Station (M/S)


Gas
Sources =Sistem Tekanan Transmisi (P > 16 Bar)
Meter Regulator/Station =Sistem Distribusi Tekanan Tinggi
(MR/S) (4 Bar < P < 16 Bar)
=Sistem Distribusi Tekanan Menengah
(30 Bar < P < 4 Bar)
=Sistem Distribusi Tekanan Rendah
(P < 30 mBar)

Industri Industri Gas Power Filling Station


Plant
MR/S INDUSTRI

SPBG

Apartment Industri Filling Station


Commercial

Residential

Residential Commercial Residential


KOMERSIAL
RUMAH TANGGA

Gambar 2. Sistem Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

Gambar di atas menunjukkan komponen-komponen sistem transmisi dan


distribusi gas bumi yang meliputi sumur produksi (lapangan gas), sistem pipa
penghubung antar sumur produksi, fasilitas pemprosesan gas bumi (sebelum
disalurkan ke konsumen), pipa transmisi, stasiun kompresor (dipasang sepanjang
pipa transmisi sesuai dengan kebutuhan peningkatan tekanan), fasilitas penyimpanan
(opsional), stasiun metering dan regulator pada titik distribusi utama, sistem pipa
distribusi, dan meteran pada konsumen (contoh: konsumen perumahan atau
industri). Pendistribusian gas bumi ke konsumen dilakukan dengan menggunakan
sarana transportasi pipa tekanan rendah sampai sedang (0.1 - 4 bar), dimana dalam
suatu wilayah jalur pipa-pipa distribusi gas bumi, pipa-pipa distribusi tersebut

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 4


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

terhubung satu sama lain membentuk suatu jalur jejaring pipa (network). Titik
pasokan gas ke jalur pipa distribusi dikenal dengan istilah stasiun penerima yang
berada dekat dengan sumber pasokan, misalnya berdekatan dengan pipa transmisi
atau lapangan produksi. UU Minyak & Gas Bumi No. 22 tahun 2001 dengan tegas
mengamanatkan prioritas penggunaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan hal ini telah diperjelas dengan penyusunan Rencana Induk Jalur pipa
Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN), Peraturan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Kegiatan Usaha
Gas Bumi Melalui Pipa dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Alokasi Dan Pemanfaatan Gas Bumi Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan


a. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha Dengan RTRW Setempat
Sesuai dengan Surat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Muara Enim Nomor 591.4/292/DPUPR-VI.3/2020 tanggal 07 Februari
2020 tentang Advice Planning Tata Ruang terhadap Lokasi Rencana Pembangunan
Jaringan Gas Rumah Tangga di Kabupaten Muara Enim Tahun 2020.
Sesuai dengan persetujuan prinsip pembangunan jaringan dan penyediaan gas
bumi untuk rumah tangga di kecamatan Rambang tahun 2018 Nomor :
63/SKET/V/2018 tanggal 19 April 2018 yang dikeluarkan oleh Walikota
Palembang, bahwa pada prinsipnya Pemerintah Kota Palembang menyetujui rencana
pelaksanaan pembangunan jaringan dan penyediaan gas bumi untuk rumah tangga di
kota Palembang sebanyak 4.315 sambungan rumah (SR).
Berdasarkan RTRW Kota Palembang Tahun 2012- 2032, rencana jaringan pipa
gas tersebut sesuai dengan Pasal 13 poin (3) dan Pasal 25 poin 1.a. Berkaitan dengan
hal tersebut di atas, mengingat potensi gas bumi di provinsi Sumatera Selatan cukup
besar dan rencana sistem jaringan gas telah masuk dalam usulan review RTRW kota
Palembang.

b. Komponen Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Penyebab Dampak


1) Tahap Prakonstruksi
Pada tahap prakonstruksi kegiatan yang dilakukan adalah survei
pendahuluan, pengurusan izin dan pengadaan lahan.
a) Survey Pendahuluan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 5


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Survey yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan


di wilayah pembangunan jaringan Gas Bumi. Kegiatan survey yang
dilakukan meliputi :
 Pengukuran secara langsung ke lokasi untuk mengumpulkan data
(data primer) dan mengidentifikasi peta potensi sumber gas maupun
pengguna
 Identifikasi wilayah meliputi sosial, ekonomi dan budaya
 Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah (pusat dan daerah),
stakeholder, dan lembaga lainnya dalam rangka membantu Dinas
Perdagangan Kabupaten Muara Enim dalam pengurusan perizinan.
 Pengumpulan data utilitas dari instansi terkait dengan jalur yang akan
digunakan dalam konstruksi jaringan pipa antara lain: PLN, PDAM,
Telkom, Dinas Pekerjaan Umum, dll.
 Pengumpulan data kependudukan, antara lain melakukan pertemuan,
koordinasi dengan beberapa instansi di lapangan bahkan terjun dalam
masyarakat secara langsung. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan
beberapa data aktual, seperti data yang paling penting adalah data
peminat yang menghendaki sambungan gas bumi, tapi juga perlu data
kondisi lapangan seperti misalnya untuk mengetahui jumlah kepala
keluarga di dalam suatu wilayah dilengkapi dengan lokasi perumahan
dan alamat, dimana data seperti ini tidak dapat diperoleh hanya dari
pengumpulan data atau studi literatur.
 Pengumpulan data jalur transmisi dan distribusi yang ada dan terdekat
serta sumber gas yang terdekat termasuk kapasitas yang ada,
karakteristik gas, dan kemungkinan bisa tidaknya mensuplai gas
untuk keperluan rumah tangga.

b) Pengurusan Izin
Kegiatan pengurusan izin, termasuk izin menggunakan lahan akan
dilakukan oleh pihak pemrakarsa sebelum pelaksanaan pembangunan
dimulai. Selain perizinan, juga dilakukan upaya koordinasi dengan instansi
terkait yang memiliki jaringan perpipaan dan kabel di sekitar lokasi jalur pipa
tersebut, seperti Telkom, PDAM, PLN dan lain-lain. Dalam perizinan, Badan
Pertanahan Nasional (BPN) setempat belum dilibatkan mengingat peletakan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 6


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

pipa berada di dalam tanah. Lahan di atasnya masih dapat digunakan oleh
pemiliknya.

c) Pengadaan Lahan
Lahan untuk Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Kecamatan
Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara
Enim merupakan lahan milik negara, maka untuk pemasangan pipa tidak ada
kegiatan pembebasan lahan (pembelian lahan). Hal ini dikarenakan lahan
tersebut adalah milik negara yang di atasnya akan dirapikan kembali dan
difungsikan seperti sebelum proyek berjalan.

2) Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi merupakan tahap kegiatan fisik pelaksanaan berupa
pemasangan pipa, yang meliputi kegiatan penerimaan tenaga kerja, penyiapan
lahan, mobilisasi peralatan dan material, pembangunan jaringan gas bumi,
pemasangan pipa gas, pengolahan B3 dan LB3 dan pengurangan tenaga kerja
konstruksi. Tahap konstruksi diuraikan sebagai berikut:
a) Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan maka selalu dilakukan penerimaan
tenaga kerja. Sehubungan dengan itu dilakukan perekrutan tenaga kerja
sesuai dengan penggunaan dan kebutuhan sehingga tenaga kerja yang
diterima diharapkan selalu dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dengan
demikian perekrutan tenaga kerja dilakukan berdasarkan pada keahlian dan
kualifikasi yang dibutuhkan. Dalam upaya untuk meredam kemungkinan
terjadinya kecemburuan/konflik sosial maka dilakukan perekrutan tenaga
kerja dari luar dan tenaga kerja lokal secara seimbang, sepanjang masih
memenuhi keahlian dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Dalam tahap konstruksi ini, rekruitmen tenaga kerja dilakukan oleh
kontraktor. Berdasarkan kualifikasinya, maka tenaga kerja yang dibutuhkan
terdiri atas tenaga kerja trampil dan tenaga kerja kasar (buruh bangunan).
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak ± 130 orang dengan rincian
sebagai berikut :

Tabel 4. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Alat Kerja


No Keahlian Jabatan Jumlah
1 Tehnik Ahli Pipa Gas Team Leader 1

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 7


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

No Keahlian Jabatan Jumlah


2 Tehnik Mesin Ahli ME Pipa Gas 1
3 Tehnik Elektro Ahli Elektrikal 1
4 Tehnik Geodesi Ahli Pemetaan 1
5 Tehnik Sipil Ahli Sipil 1
6 Tehnik Geografi Ahli Pendataan 1
7 Tehnik Ekonomi Ahli Tender 1
8 Operator AutoCAD Drafter 8
9 Operator Database Database 4
10 Tenaga kerja untuk fisik Tenaga Lokal 75
11 Pemasangan Pipa Tenaga Lokal 15
12 Penyambungan Pipa Tenaga Lokal 15
13 Administrasi & Sekretaris Tenaga Lokal 3
14 Satpam Tenaga Lokal 3
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja 130

b) Penyiapan Lahan
Dalam tahap ini seluruh lahan yang telah direncanakan sebagai jalur
pipa diperlakukan secara khusus sehingga pipa siap digelar. Kegiatan ini
terdiri dari :
 Pengukuran dan Pematokan
Sebelum pelaksanaan konstruksi, harus dilakukan survei mengenai
kelayakan dan kejelasan rute jalur pipa serta pengumpulan data yang
relevan tentang jalur pipa yang akan dibangun pada saat survei awal.
Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Rintangan (obstacle) yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi:
- Utilitas existing : utilitas PAM, Pertamina, PLN, Telpon dan
instalasi bawah tanah lainnya.
- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir
dll.
2. Periksa kondisi dan keadaan jalan disekitar jalur sebelum penggalian,
catat dan potret hasilnya.
3. Periksa dan catat keadaaan lalu lintas di sekitar rencana jalur pipa
yang dekat dengan perumahan, pasar dll.
4. Periksa dan catat jalur rencana pipa yang berhubungan langsung
dengan jalan dan juga disesuaikan dengan desain penampang sungai,
agar tidak mengganggu typical sungai. Setelah survei, harus diberi
tanda untuk memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
 Pembersihan Jalur Pipa

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 8


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Pelaksanaan persiapan jalur pipa harus berada pada jalur yang telah
ditetapkan pada survei konstruksi. Jenis peralatan untuk pembersihan
dan persiapan lahan harus memperhatikan kondisi lapangan dan jenis
pipa yang akan dipasang, pekerjaan persiapan/pembersihan jalur pipa
yang akan melewati jalan-jalan rumah, pintu masuk ke tanah milik
pribadi atau jalur-jalur jalan akses lainnya, harus memberikan
pemberitahuan sebelumnya setidaknya selama 24 jam dan tidak lebih
dari 48 jam tentang penyelesaian proses. Penebangan pohon hanya
dilakukan jika benar-benar diperlukan dan diusahakan seminimal
mungkin terutama daerah jalur hijau, pohon-pohon tanaman pelindung
dan semak-semak juga tidak boleh ditebang tanpa seizin dari pemiliknya.
Jika diperlukan pembersihan dan pengerukan pada daerah luas dan
terbuka dapat dilakukan dengan memakai excavator, dozer dan dump
truck.
 Pembuatan Tanda Pengaman dan Pemasangan Rambu
Pengamanan di jalur pemasangan pipa gas sangat wajib dilakukan.
Rambu-rambu dipasang sebelum dan pada jalur pemasangan pipa gas
dan dipastikan rambu-rambu dapat terlihat jelas, hal ini bertujuan untuk
mencegah dampak kecelakaan kerja bagi pekerja konstruksi, masyarakat
sekitar, pengguna jalan dan juga untuk kenyamanan serta kelancaran lalu
lintas. Selain itu juga ditugaskan 2 (dua) orang pengatur jalan untuk
mencegah kemacetan lalu lintas di sepanjang pemasangan pipa gas, yang
mana mereka bekerja secara shift (bergantian) dari pukul 08.00-16.00
wib dan 16.00-24.00 wib.
 Pembuatan Base Camp serta Bangunan Pengawas Lapangan
Base camp (pangkalan) merupakan titik kumpul bagi para pekerja
maupun pengawas lapangan untuk melakukan review selama melakukan
kegiatan pemasangan pipa gas di lapangan.
 Pembuatan Papan Nama Proyek
Pemasangan papan proyek merupakan salah satu keharusan sebagai
suatu identitas pelaksanaan kerja di lapangan.
c) Mobilisasi Peralatan dan Material
Penempatan peralatan pada saat pelaksanaan konstruksi diupayakan
agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Alat berat akan digunakan seperlunya

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 9


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

sesuai kondisi lapangan. Seluruh peralatan dan material yang digunakan


didatangkan dari berbagai tempat dengan penempatan pipa di setiap pos
lokasi tersendiri pada jalur pemasangan pipa. Pipa PE akan didatangkan dari
suplier dengan menggunakan kendaraan truk. Pipa PE tidak boleh diletakkan
langsung di permukaan tanah tetapi diberi penyangga dari bantalan pasir
dalam untuk memudahkan distribusi saat pemasangan.
Untuk meminimasi peningkatan debu akibat mobilitas peralatan dan
material akan dilakukan upaya pembatasan kecepatan dan optimasi
pengangkutan.

d) Pembangunan Jaringan Gas Bumi


Pembangunan jaringan gas bumi dilakukan dengan manual boring atau
boring rojok horizontal. Penggalian dimulai dari pipa ukuran terkecil. Hal ini
dimaksudkan agar pekerjaan bisa dilakukan secara continue. Metode boring
horizontal yaitu dengan menggunakan Pipa PVC, diujung pipa PVC
dilengkapi dengan besi Galpanis yang telah diruncingkan, untuk membantu
pekerjaan dibantu air guna melunakkan tanah yang dirojok dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Pekerjaan Test Pit dilakukan untuk melihat Utility yang ada pada jalur
pemasangan pipa. Penggalian ini dilakukan secara manual dengan tujuan
untuk meminimalisasi atau menghindari kerusakan Utility pihak lain
(PLN/PDAM/FO, dll).
 Galian pit pada saat berlangsungnya pekerjaan akan dilaksanakan secara
bertahap.
 Pembuatan lubang galian (feet) mulai dari titik awal dengan lebar galian
± 0,5 meter dan panjang 1 meter serta kedalaman 1,5 meter – 2 meter
dengan jarak antara lubang galian ± 6 meter, setelah lubang siap dimulai
dengan mengisi air ke lubang galian. Setelah dirasa cukup, pipa yang
mempunyai mata pisau dari galvanis mulai di tusukkan ke dinding tujuan
pengeboran dengan cara mendorong-dorong pipa dibantu air, apabila
sudah masuk pipa 1 meter disambung kembali dengan pipa tanpa mata
pisau terus menerus sampai menembus lubang galian kedua.
 Selama proses pengeboran, diperlukan juga pengecekan pipa dengan
memakai waterpass untuk mendata elevasi tiap pipa apakah masih dalam

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 10


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

elevasi rencana.
 Proses pengeboran atau pendorongan selesai bila pipa keluar di
lobang/pit kedua dan seterusnya.
 Setelah lubang bor menembus hingga ujung mata bor terlihat pada
lubang pit kedua, dilakukan penarikan dan selanjutnya dilakukan
pemindahan semua rangkaian peralatan kelubang pit berikutnya sampai
selesai.
 Semua material bekas galian harus dirapihkan dan tidak dibenarkan
ditimbun di badan jalan atau trotoar
 Apabila karena sesuatu dan lain hal terpaksa ada lubang galian
penyambung/pengetesan di mana tidak ada pekerjaan (misalnya
menunggu material, alat-alat bantu, jadwal pemadatan, alat pengetesan),
maka lubang tersebut harus diberi pengaman yang rapat, serta memadai
dan diberi rambu yang jelas
 Batas waktu yang diperkenankan untuk lubang tersebut adalah maksimal
hanya 24 jam. Apabila dalam waktu tersebut kontraktor tidak dapat
menyelesaikan pekerjaannya, maka lubang tersebut harus diurug/ditutup
 Apabila setelah diadakan penenlitian kualitas di lapangan ternyata
pekerjaan dimaksud tidak memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan,
maka Kontraktor memperbaiki/menyempurnakan kembali pekerjaan
yang dimaksud
Pengawasan lapangan akan memeriksa lubang galian dan bila tidak
memenuhi syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau
kebersihannya kurang, maka Kontraktor wajib memperbaiki galian
tersebut.

e) Pemasangan Pipa Gas


Desain dasar pipa yang digunakan desain standar dari SNI, namun
dengan kondisi lahan dan keadaan fisik di masing-masing lokasi dengan
berbeda, modifiikasi-modifikasi dilakukan yang disesuaikan dengan kondisi
fisik lokal. Diameter dan kapasitas dari system perpipaan harus memenuhi
persyaratan daya tahan pipa itu sendiri. Orientasi desain harus memikirkan
jangka panjang penggunaan pipa dan tidak hanya ditargetkan untuk jangka
pendek. Kualitas tingkat tinggi selama masa konstruksi perlu mendapat

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 11


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

perhatian. Jaringan pipa harus mempertimbangkan perkembangan urbanisasi


dimasa yang akan datang dan juga perkembangan Kota Palembang. Desain
dasar harus mempertimbangkan beberapa faktor penting, seperti kekerasan
pipa dan kedalaman pipa terutama dalam kaitannya dengan jenis penggunaan
lahan di lokasi pipa, sehingga terhindar dari gangguan yang berasal dari luar.
Sedangkan desain dan rute jalur pipa harus memenuhi persyaratan perawatan
dan operasional di kemudian hari.
Pemasangan distribusi untuk calon pelanggan baru di rumah tangga,
pelaksanaan pemasangan konstruksi harus sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim.
Beberapa peraturan dan ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:
 Jaringan pipa yang akan dipasang harus memenuhi standard dan
spesifikasi teknis
1. Pipa dan material yang akan digunakan/diameter pipa
2. Rute/lokasi yang ditentukan
3. Tekanan yang diperlukan
4. Sistem penyambung pipa
5. Sistem pengamanan pipa yang terpasang
 Pekerjaan Boringan Khusus Saluran
Pekerjaan ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. pekerjaan Galian
Boringan Khusus Saluran, Singker dan Crosing Jalan, dll. Kedalam
galian biasanya disesuaikan dengan eksisting bangunan yang ada. Baik
itu Sungai, Saluran, ataupun jalan.
1. Perlintasan dengan utilitas PLN, PDAM, Telkom di bawah tanah:
Bila pipa gas berlintasan dengan utilitas tersebut di atas, maka pipa
harus dipasang di bawah utilitas tersebut dengan jarak minimal 250
mm, bila pipa gas sejajar dengan utilitas lain, maka pipa harus
dipasang dengan jarak minimal 250 mm dengan utilitas tersebut.
2. Perlintasan dengan pipa gas lainnya di bawah tanah:
Bila pipa gas berlintasan dengan utilitas pipa Gas Bumi lainnya di
dalam tanah, maka pipa harus dipasang di bawah utilitas diatas
dengan jarak minimal 1.500 mm, bila pipa gas sejajar dengan utilitas
tersebut di atas, maka pipa gas harus dipasang dengan jarak minimal
2.000 mm dari utilitas tersebut

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 12


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

3. Perlintasan dengan utilitas di atas tanah:


Bila pada jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon, atau
sarana lainnya yang mempunyai pondasi dangkal maupun dalam,
maka harus diamankan dengan membuat jarak tertentu dari pondasi-
pondasi utilitas dan sarana yang sudah ada, serta memberitahukan
kepada instansi terkait adanya rencana pekerjaan penggalian tersebut.
Segala kerusakan pemasangan pipa tersebut harus segera diperbaiki
seperti keadaan semula, apabila pemasangan pipa telah selesai
dilaksanakan
4. Perlintasan dengan jalan raya :
Dalam sistem ini, kedua sisi jalan digali sampai kedalaman yang
diperlukan untuk pipa. Dari lubang galian di salah satu sisi jalan,
dimasukkan manual bor datar sampai menembus lubang di sisi jalan
seberangnya. Pekerjaan perlintasan dilakukan secepat mungkin
dengan meminimalisasi ketidaknyamanan bekerja yang diakibatkan
lalu lintas kendaraan.
5. Perlintasan dengan sungai:
Perlintasan dengan sungai, pipa ditanam dengan kedalaman
sekurang-kurangnya 7 meter di bawah dasar sungai serta
menggunakan casing. Sistem yang digunakan yaitu horizontal
directional drilling.

Gambar 3. Crossing Pipa Gas dengan Jalan Nasional

 Pekerjaan Penyambungan Pipa PE


Pekerjaan ini dilakukan oleh Welder Pipa PE yang memiliki sertifikat.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 13


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Penyambungan Pipa Jalur MDPE dilakukan dengan 2 cara. Metode


Butfussion untuk penyambungan Pipa ke pipa. Dan metode
Electrofussion untuk penyambungan Fitting, dan aksesories dilapangan
(Stub End, Valve, dll)
 Pengujian pipa
Setelah Pemasangan pipa selesai maka proses selanjutnya adalah
dilakukannya pengujian pipa secara parsial per sektor. Pengujian ini
dilakukan menggunakan alat Genset Kompresor, Temporary Valve,
Spool Test terdiri dari Presure gauge, Cek Valve, Temperature Gauge
dan Odorant/pembau untuk melacak titik kebocoran pipa. Metode yang
digunakan adala Pneumatk test, dengan nilai tekanan 1,3 s.d 1,5 Desain
Presure. Pengujian ini dilakukan secara parsial, hal ini agar memudahkan
dalam memeriksa titik kebocoran. Sebab apabila pengujian pipa
dilakukan secara menyeluruh maka areanya akan sangat luas dan akan
menyulitkan mengidentifikasi titik kebocoran. Pengujian ini akan
dilakukan secara bertahap.
Tahap Pertama tekanan 0,5 x Design Presure, ditahan (Holding time)
selama 15 sampai dengan 30 menit. Pada tahap ini, identifikasi
kebocoran ditandai dengan keluarnya air, karena pipa yang ditanam
masih mengandung air yang masuk ke dalam pipa. Proses ini cukup
memakan waktu, sebab apabila sudah menemukan satu titik kebocoran,
maka perlu dilakukan pembuangan tekanan dulu dan baru dilakukan
penggalian tanah, penyambungan ulang, dan pengujian ulang. Proses ini
dilakukan terus berulang-ulang sampai penurunan tekanan kecil,
biasanya kebocoran bukan disebabkan pipa yang belum tersambung, tapi
disebabkan Sambungan Fitting yang tidak sempurna.
Tahap kedua Pengujian dilakukan pada tekanan 1 x design presure,
holding time selama 30 s.d 60 menit. Tahap ini akan diberikan bahan
pembau atau odorant pada jaringan pipa, maka saat ada titik kebocoran,
akan tercium bau odorant tersebut dan selanjutnya sama prosesnya yaitu
d release tekanan, penggalian tanah, dan penyambungan ulang.
Tahap ketiga (Internal test). Pada tahap ini, pengujian dilakukan sesuai
tekanan yang telah ditentukan. Jika tidak ada penurunan, maka dibuatkan
Request For Inspection (RFI) dari pihak kontraktor ke pihak konsultan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 14


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

pengawas untuk dilakukan pengujian pipa bersama, biasanya peralatan


ditambahkan menggunakan barthon agar proses pengujian bisa di record
dalam bentuk hard file pada Barthone Chard. Baik itu saat menaikan
tekanan, holding time, ataupun penurunan tekanan.
 Pembersihan Pipa
Apabila pengujian sudah berhasil, maka dilakukan pencucian pipa.
Proses ini dilakukan sampai semua air habis, Lalu semua ujung pipa di
tutup mengunakan Stub End atau And Cap, namun dapat pula
menggunakan temporary And Cap.
 Penimbunan Galian
Pekerjaan penutupan lubang galian setelah pipa selesai diturunkan ke
dasar galian. Penimbunan dilaksanakan menggunakan sekitaran selection
material dengan peralatan yaitu babby roller, stamper.
f) Pengolahan B3 dan LB3
Timbulnya B3 dan LB3 dapat berasal dari sisa material yang tercecer di
lokasi kegiatan, oli, pelumas dan bahan-bahan kimia lain yang berada di
sekitar lokasi kegiatan selama tahap konstruksi berlangsung. Dengan
timbulnya limbah tersebut akan disiapkan tempat penyimpanan sementara B3
dan LB3 di sekitar lokasi kegiatan.
g) Pengurangan Tenaga Kerja Konstruksi
Setelah tahap konstruksi selesai akan ada pengurangan tenaga kerja.
Ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja terlebih dahulu akan
disampaikan pada saat penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi guna
menghindari keresahan/konflik sosial pada saat pemutusan hubungan kerja.
Ketentuan mengenai pengurangan tenaga kerja ini mengacu pada
peraturan yang berlaku sesuai dengan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003
serta peraturan terkait dari kementrian tenaga kerja serta berkoordinasi
dengan Dinas Tenaga Kerja kota Palembang. Pengurangan tenaga kerja akan
dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan operasional
dilapangan.

3) Tahap Operasi
a) Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
Pada tahap operasi dibutuhkan sejumlah tenaga kerja. Pada prinsipnya

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 15


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

setiap penerimaan tenaga kerja akan mengutamakan ketersediaan tenaga


lokal sepanjang kualifikasi tenaga kerja yang diinginkan terpenuhi. Adapun
perkiraan kebutuhan dan kualifikasi tenaga kerja operasional dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja Operasional
pendidika
No Jabatan Jumlah
n
1 Administrasi D3 1
2 Pengawas Lapangan D3 1
3 Operator Maintenence SLTA 5
4 Security SLTA 3
TOTAL 10
Sumber : Ditjen MIGAS, 2018
b) Pendistribusian dan Pengaliran Gas
Pendistribusian gas bumi ke konsumen dilakukan dengan
menggunakan sarana transportasi pipa tekanan rendah sampai sedang (0,1-4
bar), dimana dalam suatu wilayah jalur pipa distribusi gas bumi, pipa-pipa
distribusi tersebut terhubung satu sama lain membentuk suatu jalur jejaring
pipa (network). Titik pasokan gas ke jalur pipa distribusi dikenal dengan
istilah stasiun penerima yang berada dekat dengan sumber pasokan, misalnya
berdekatan dengan pipa transmisi atau lapangan produksi.
Pada kondisi normal, jaringan pipa distribusi dioperasikan pada
tekanan yang sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan. Alat pengatur tekanan
pada distribusi tekanan rendah adalah Metering Skid, sedangkan untuk
menurunkan tekanan pada meter konsumen rurnah tangga menggunakan
service regulator. Tekanan Operasi Boleh Maksimum (TOBM) harus lebih
kecil dari :
(1) Tekanan desain elemen terlemah dari sistem jaringan pipa.
(2) Tekanan yang diperoleh dengan jalan membagi tekanan test sistem jari
ngan pipa sesudah konstruksi dengan faktor yang sesuai pada kelas
lokasi yang dilibatkan.
(3) Tekanan aman maksimum yang dialami oleh sistem jaringan pipa yang
didasarkan pada sejarah pengoperasian dan pemeliharaan.
 Pengoperasian Sistem Jaringan Pipa Distribusi Tekanan Tinggi,
Menengah dan Rendah
Sistem pengoperasian jaringan distribusi gas dibagi menjadi 2 sistem

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 16


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

yaitu: sistem jaringan tekanan menengah dan sistem jaringan pipa


distribusi. Setiap sistem jaringan pipa distribusi dipasok dari suatu
sumber gas dengan tekanan lebih tinggi. Alat pengukur tekanan dan alat
untuk mencegah terjadinya kelebihan tekanan yang digunakan pada
sistem distribusi tekanan tinggi, menengah, dan rendah meliputi shut off
valve, active regulator, monitoring regulator dan shut.
 Periode Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
akan tetapi apabila ada hal-hal khusus terjadi kerusakan pada Metering
Skid, maka pengamatan akan berubah sesuai dengan jadwal dan rencana.
 Operasi Metering Skid
Komponen Metering skid terdiri dari :
- Inlet flange
- Outlet flange
- Filter
- Shut of valve
- Monitor regulator
- Active regulator
- Meter gas
- Relief valve
- Check valve
Keterangan secara keseluruhan fungsi dari Metering Skid dan RJS
adalah :
- Menurunkan Tekanan;
- Menghilangkan fluktuasi tekanan. Dengan adanya stasiun ini tekanan
yang keluar dari Tapping/Metering Skid dijaga pada tekanan konstan;
- Menghilangkan kontaminan. Di dalam Metering Skid dilakukan juga
penghllangan kontaminan dengan memasang alat penjebak (trap) atau
filter;
- Mengukur jumlah gas yang mengalir melalui stasiun terdekat.

c) Prosedur Pengoperasian Metering Gas dan RJS


Metering Skid yang terpasang di suatu lokasi diset berdasarkan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 17


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

kebutuhan pelanggan dan disesuaikan dengan kondisi sistem jaringan


pipa distribusi gas bersangkutan, untuk menghindari terjadinya kejadian
yang membahayakan manusia, property dan lingkungan sekitamya.
Pengoperasian Metering Skid harus mengacu pada petunjuk manual
yang dikeluarkan oleh pihak pembuat peralatan tersebut. Sumber data
dan informasi sebagai pedoman dalam pengoperasian, setiap Metering
Skid dilengkapi kartu Metering Skid yang memuat data-data teknis dan
ketentuan operasi alat tersebut.

d) Prosedur Pengoperasian Pengatur Tekanan Berlebih


 Active Regulator
Ketentuan yang berlaku dalam pengoperasian meliputi:
- Menjaga dan mengawasi agar tekanan regulator aktif berada pada
angka yang sesuai dengan tekanan pengesetan (settling point);
- Menjaga dan mengawasi regulator monitor agar berfungsi dengan
baik;
- Jika terjadi penyimpangan tekanan, dilakukan pengetesan ulang;
- Meneliti alat-alat ukur agar tetap berfungsi dengan baik;
- Meneliti sensing line agar selalu dalam kondisi balk dan bersih;
- Menjaga dan mengawasi filter induk dan dalam keadaan baik dan
bersih, yaitu dengan melihat differential pressures indicator filter.
Apabila sudah mencapai 0,3 bar, maka filter segera dibersihkan;
- Mencatat data penyaluran gas yang meliputi tekanan, suhu dan angka
meter.
 Monitor Regulator
Tergantung dari stasiun sistem dan pertimbangan keselamatan serta
operasi dalam mendapatkan perlindungan yang optimal, regulator
monitor dipasang dengan regulator operasi. Regulator monitor dipasang
pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan regulator operasi dan pada
posisi terbuka penuh selama operasi berjalan dengan normal.
Peletakannya dapat dilihat pada gas utilization project schematic of
costumer metering regulating modul. Setting tekanan pada regulator
monitor tergantung dari spesifikasi dan kemampuan alat serta kebutuhan
operasi.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 18


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 Relief Valve
Relief valve akan bekerja jika tekanan operasi gas lebih besar dari
setting relief valve. Setting relief valve lebih besar dari setting monitor
regulator aktif. Gas berlebih tersebut akan dikeluarkan melalui vent stack
yang terpasang pada alat ini. Setting tekanan ditentukan oleh spesifikasi
peralatan dan kebutuhan dari sistem jaringan distribusi gas terpasang.
 Automatic Shut Off
Automatic shut off akan berfungsi secara otomatis menutup tekanan
setting melebihi tekanan aliran gas yang melebihi setting shuf off valve.
Setting shut off lebih tinggi dari relief valve. Untuk mengoperasikan
kembali sistem jaringan pipa distribusi gas, alat ini harus diset ulang
secara manual.

e) Perawatan Pipa Gas dan Stasiun Penerima


Untuk menjaga agar jaringan pipa gas dapat bertahan seperti yang
direncanakan (minimum 20 Tahun), maka dilakukan perawatan terhadap pipa
gas. Perawatan dapat dilakukan dengan melakukan pencegahan terhadap
korosi, gempa/bencana alam dan juga perilaku manusia.
Perawatan pipa gas wajib dilakukan secara rutin untuk memeriksa
kondisi fisik dari pipa tersebut. Frekuensi perawatan terhadap pipa gas
dilakukan dalarn rentang waktu 5 (lima) tahun sekali.
 Perawatan Pipa Dari Gangguan Fisik
Salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan tanda keberadaan
pipa tersebut, yaitu memberi tanda papan pengumuman bahwa di lokasl
tersebut telah ditanam pipa gas. Penting dllakukan, mengingat adanya
tanda tersebut membuat masyarakat pengguna di daerah itu menyadari
dan mengetahui adanya pipa gas yang ditanam di dalam tanah. Selain
itu, memberi tanda di lokasi-lokasi penanaman pipa di sepanjang sisi
jalan raya, mengingatkan kemungkinan penggalian bare untuk berbagai
kepentingan dan pipa air PDAM, dipasang plastik beberapa sentimeter di
atas pipa yang bertuliskan adanya pipa gas di bawahnya. Dibuat agar
penggalian barn di lokasi tersebut, sebelum menyentuh pipa gas,
penggali menemukan tanda itu terlebih dahulu, sehingga dapat
mengantisipasi kegiatan mereka selanjutnya.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 19


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

f) Pencegahan dan Penanganan Kondisi Darurat


Penanggulangan bahaya jika terjadi kebocoran, tanggap darurat saat
gas dioperasikan, penanganan gas liar dan pedoman pengoperasian pipanisasi
dalam perubahan tekanan, inspeksi berkala dalam keadaan normal,
pemeriksaan ketebalan pipa secara periodik sudah mencakup pedoman dan
merupakan suatu kesatuan SOP operasi distribusi gas.
 Pencegahan Kerusakan Jaringan
Bila konstruksi dan prosedur pemliharaan selalu dipatuhi, maka yang
paling mungkin menjadi penyebab kemacetan pasokan gas adalah
kerusakan karena sebab-sebab luar. Oleh karena itu tindakan pencegahan
perlu diupayakan dari kemungkingan kerusakan, diantaranya:
1. Inspeksi saluran pipa secara teratur
2. Pemberitahuan resmi dan prosedur komunikasi dengan instansi lain
mengenai tempat dan gardu pipa gas.
3. Pemasangan papan nama atau keterangan-keterangan lain yang perlu
diketahui masyarakat umum ditempat-tempat strategis.
4. Letak susunan kran dan block valve sebagai katup pengaman selalu
dalam keadaan aman saat patroli keliling.
 Survei Kebocoran Gas
Urutan kegiatan yang wajib dilakukan untuk menanggulangi kebocoran
gas antara lain:
1. Mengamankan jiwa manusia di sekitar lokasi kebocoran
2. Mencari penyebab kebocoran dan memperbaikinya.
3. Mengamankan harta benda dari kerusakan.
4. Memeriksa perbaikan tersebut.
5. Pengaturan dan pemeriksaan MRS secara berkala (5 tahun sekali)
6. Penutupan valve.
 Kesiagaan Waktu untuk Menangani Gas Liar/Bocor
Gas yang bocor dari pipa yang tertanam biasanya mencari alur yang
mudah untuk lepas ke udara bebas. Bila pipa gas tertutup oleh
permukaan keras dan padat (jalan atau trotoar), maka gas bocor dapat
terlepas ke udara melalui parit/got, pipa dan jalur kabel tanam. Bila
memungkinkan, buangan gas liar ini diperkecil selama pekerjaan
berlangsung. Beberapa tindakan yang dilakukan:

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 20


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

1. Menutup dan mematikan semua kemungkinan sumber api, agar tidak


menimbulkan kebakaran.
2. Jika terpaksa harus memotong pipa logam, maka pipa yang dipotong
harus dibalut atau mengisolasi CP impressed current system untuk
mencegah penjalaran.
3. Pemasangan papan peringatan di sekitar lokasi kebocoran
4. Memperkecil timbulan listrik statis dan percikan api dari alat kerja
penanggulangan.
5. Pada jalur pipa akan dipasang rambu-rambu peringatan pada tiap-tiap
100-500 m untuk memberitaukan kepada masyarakat sekitar bahwa
di areal tersebut terdapat pipa gas bertekanan tinggi.
 Penanganan Kebakaran
Adapun prosedur jika telah terjadi kebocoran dan/atau kebakaran sebagai
berikut:
1. Pembentukan tim pemadam kebakaran, tim evakuasi dan tim P3K.
2. Penentuan satuan pengamanan dan tempat berhimpun.
3. Penyelamatan orang yang perlu dibantu (orang tua, orang sakit,
orang cacat dan anak – anak).
4. Pemadaman kebakaran.

4) Tahap Pasca Operasi


Tahap pasca operasi adalah pemberhentian operasi berdasarkan kondisi
proyek yang telah mencapai umur rencana berdasarkan umur pipa/jaringan dan
umur kesepakatan pasokan gas (± 30 tahun). Pada tahap ini dilakukan penutupan
jaringan dengan beberapa kegiatan seperti pengosongan gas dari jaringan dan
pengamanan infrastruktur jaringan gas, baik dengan penutupan atau
pembongkaran.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 21


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

1. TAHAP PRA KONTRUKSI


1.1. Persepsi Masyarakat
1.1.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber dampak
Sumber dampak terhadap persepsi masyarakat akibat dari kegiatan survey
pendahuluan untuk pembangunan jaringan Gas Bumi di Kecamatan
Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara
Enim Sumatera Selatan.
b) Jenis dampak
Timbulnya dampak terhadap persepsi masyarakat tentang keberadaan
kegiatan pembangunan jaringan Gas Bumi di Kecamatan Rambang Niru dan
Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera
Selatan.
c) Besaran dampak
Sikap dan tanggapan masyarakat yang berada di sekitar lokasi rencana
kegiatan meliputi wilayah Kelurahan dan Kecamatan khususnya masyarakat
pengguna jalan dan pemilik pekarangan serta pemilik utilitas dari instansi
terkait dengan jalur yang akan terkena lintasan jalur pipa
1.1.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Melakukan sosialisasi tentang rencana kegiatan pembangunan jaringan
Gas Bumi dengan memasang papan pengumuman di sekitar lokasi
kegiatan.
 Selalu berkoordinasi dengan aparat dan perangkat kelurahan dan
kecamatan setempat serta pemilik utilitas dari instansi seperti : PLN,
PDAM, Telkom, Dinas PU dll sebelum memulai kegaitan
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan yang berada
di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 22


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.


c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Sosialisasi tentang rencana pembangunan jaringan Gas Bumi dilakukan
sebelum pelaksanaan pekerjaan survey dan pengukuran.
1.1.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Survei, wawancara, pendataan dan dokuemntasi
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemukiman sekitar lokasi kegiatan yang berada di Kecamatan Rambang
Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Periode pemantauan minimal 1 kali selama tahap prakonstruksi
1.1.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
 Camat Rambang
 Kades Lubuk Raman, Kades Air Talas, Kades
Tebat Agung, Kades Kasih Dewa, Kades Tanjung
Menang, Kades Gerinam dan Kades Jemenang
 Kades Muara Niru, Kades Banuayu, Kades
Kuripan Selatan, Kades Kuripan, Kades Baturaja,
Kades Dangku serta Kades Siku
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
 Camat Rambang Niru
 Kades Lubuk Raman, Kades Air Talas, Kades
Tebat Agung, Kades Kasih Dewa, Kades Tanjung
Menang, Kades Gerinam dan Kades Jemenang
 Kades Muara Niru, Kades Banuayu, Kades
Kuripan Selatan, Kades Kuripan, Kades Baturaja,
Kades Dangku serta Kades Siku

2. TAHAP KONTRUKSI
2.1. Peluang Kerja Dan Peningkatan Pendapatan
2.1.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan pada

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 23


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

tahap konstruksi adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi.


b) Jenis Dampak
Dampak yang ditimbulkan adalah bertambahnya peluang kerja dan
peningkatan pendapatan
c) Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi berdampak terhadap
terbukanya lapangan pekerjaan untuk pekerja lokal.
2.1.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Mengutamakan tenaga kerja lokal pada saat penerimaan tenaga kerja
sesuai dengan keterampilan, kebutuhan dan kemampuan serta peraturan
yang berlaku.
 Membuat kesepakatan kerja waktu tertentu (KKWT) antara pengusaha
dan pekerja.
 Mengikuti program BPJS
 Pekerja AKAD harus dilaporkan
 Melakukan penyebaran informasi secara terbuka.
 Melibatkan tokoh formal masyarakat/ketua RW/RT dan tokoh non
formal.
 Mentaati peraturan yang berlaku
 Upah minimal sama dengan UMR/UMD
 Kerjasama dengan Dinas Ketenagakerjaan kota Palembang dan aparat
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan dalam penerimaan tenaga
kerja.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Lokasi pengelolaan adalah Kelurahan yang dilalui jalur pipa, khususnya
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan yaitu 1
(satu) kali selama tahap kontruksi.
2.1.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 24


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


 Melakukan observasi dan Wawancara secara terstruktur dengan tenaga
kerja, pihak management proyek dan tokoh masyarakat serta anggota
masyarakat yang berkepentingan yang berada di lokasi kegiatan yaitu
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Lokasi pemantauan adalah Kelurahan yang dilalui jalur pipa, khususnya
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilakukan minimal 1 kali selama tahap konstruksi.
2.1.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.2. Potensi Konflik


2.2.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap potensi konflik akibat dari sikap dan perilaku
tenaga kerja pendatang (jika) kurang menghargai adat setempat.
b) Jenis Dampak
Terjadinya konflik masyarakat dan gangguan kamtibmas
c) Besaran dampak
Jumlah masyarakat yang berada disekitar lokasi kegiatan.
2.2.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Koordinasi dengan Kelurahan yang dilalui jalur pipa, khususnya
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
 Memberikan penjelasan kepada tenaga kerja pendatang mengenai
perlunya menghormati adat setempat.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 25


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan pada tenaga kerja


pendatang.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan dilakukan segera setelah dilakukan mobilisasi
tenaga kerja konstruksi.
2.2.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilakukan dengan wawancara masyarakat setempat.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilakukan terhadap tenaga kerja pendatang dan masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
c) Lokasi Pemantauan Lingkungan Periode Pemantauan Lingkungan
Hidup
 Pemantauan lingkungan akan dilakukan 1 (satu) kali selama perekrutan
tenaga kerja konstruksi.
2.2.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
 Camat Rambang Niru
 Kades Lubuk Raman, Kades Air Talas, Kades
Tebat Agung, Kades Kasih Dewa, Kades Tanjung
Menang, Kades Gerinam dan Kades Jemenang
 Kades Muara Niru, Kades Banuayu, Kades
Kuripan Selatan, Kades Kuripan, Kades Baturaja,
Kades Dangku serta Kades Siku
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
 Camat Rambang Niru
 Kades Lubuk Raman, Kades Air Talas, Kades
Tebat Agung, Kades Kasih Dewa, Kades Tanjung
Menang, Kades Gerinam dan Kades Jemenang
 Kades Muara Niru, Kades Banuayu, Kades
Kuripan Selatan, Kades Kuripan, Kades Baturaja,
Kades Dangku serta Kades Siku

2.3. Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan


2.3.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 26


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Sumber dampak terhadap penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi


berasal dari berbagai kegiatan konstruksi pemasangan pipa gas dan kegiatan
mobilisasi peralatan dan material.
b) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara dan kebisingan terhadap peningkatan
kandungan parameter debu total (TSP) di sekitar lokasi kegiatan.
c) Besaran Dampak
Kegiatan pembersihan dan perataan lahan, kendaraan pengangkut dengan
akses mobilisasi melewati jalan umum, pengoperasian peralatan pada proses
pengerjaan galian pipa gas akan sangat dirasakan oleh para pekerja lapangan
dan masyarakat yang kebetulan melintas di lokasi kegiatan dan diperkirakan
akan meningkatkan konsentrasi debu total (TSP) di atas BML.
2.3.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Menggunakan mesin peralatan yang telah lulus uji KIR/emisi.
 Melakukan perbaikan, perawatan terhadap mesin peralatan yang
digunakan.
 Memasang alat peredam (mufler) pada mesin peralatan untuk meredam
suara bising.
 Menggunakan kendaraan pengangkut, alat berat dan mesin peralatan
yang telah lulus uji KIR.
 Memasang terpal pada kendaraan truk pengangkut material selama
kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.
 Melakukan perbaikan, perawatan dan penyiraman akses jalan menuju
lokasi rencana kegiatan.
 Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 25 – 40 km/jam.
 Mengkoordinasikan rencana kegiatan dengan instansi terkait.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan di tapak proyek terutama
daerah yang berdekatan dengan lokasi permukiman penduduk dan di
pemukiman yang menjadi rute pengangkutan material.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan setiap hari selama

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 27


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

kegiatan tahap konstruksi.


2.3.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengumpulan dan analisa data : Memantau kualitas udara langsung
menggunakan gas sampler dipasang (diinstal) di lokasi yang telah
ditentukan. Parameter yang diukur adalah CO, SO2, HC, NOx, partikulat
debu. Pengukuran kualitas udara (pengambilan sample) dilakukan sesuai
dengan pedoman dan metoda dalam Peraturan Gubernur Propinsi
Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien
dan Tingkat Kebisingan.
 Memantau secara langsung pada para pekerja diharuskan menggunakan
penutup hidung (masker) di lokasi kegiatan yang berdebu dan emisi gas
kendaraan.
 Memantau ban kendaraan truk pengangkut material ketika akan
meninggalkan lokasi kegiatan menuju jalan umum yang harus
dibersihkan terlebih dahulu.
 Memantau langsung pelaksanaan penutupan pada bak kendaraan
pengangkut material dengan terpal (canvas) untuk mencegah sebaran
debu ke lingkungan.
 Melakukan pemantauan penerapan pembatasan kecepatan kendaraan
proyek sesuai kondisi jalan, terutama pada jalan masuk/jalan desa yaitu
maksimal 40 km/jam atau sesuai kondisi jalan.
 Memantau pelaksanaan perawatan peralatan dan kendaraan yang
digunakan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Tuan Kentang
(3000’57.6”S, 104045’15.9”E), kelurahan 5 Ulu (3000’30.1”S,
104045’39.0”E), kelurahan 16 Ulu (2059’35.1”S, 104046’56.5”E),
kelurahan Plaju Ulu (2059’44.0”S, 104048’47.6”E) dan kelurahan 15 Ulu
(3001’18.9”S, 104046’58.4”E) yang berdekatan dengan lokasi
permukiman penduduk.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan akan dilakukan minimal 1 (satu) kali selama

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 28


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

tahap konstruksi berlangsung.


2.3.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan


2.4.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak penurunan kualitas air berasal dari berbagai kegiatan
konstruksi pemasangan pipa gas.
b) Jenis Dampak
Jenis dampak yang dipantau adalah penurunan kualitas air akibat dari
berbagai kegiatan konstruksi pemasangan pipa gas.
c) Besaran Dampak
Berbagai Kegiatan pemasangan pipa gas akan terjadinya penurunan kualitas
air terhadap peningkatan kandungan parameter TDS diatas baku mutu
lingkungan.
2.4.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan penurunan kualitas air dilakukan dengan mencegah
masuknya lumpur ke sungai, atau mencegah infilltrasi air kedalam tanah.
 Penutupan pipa sesegera mungkin.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan di drainase sekitar lokasi
kegiatan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan setiap hari selama
kegiatan tahap konstruksi.
2.4.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Melakukan pengamatan dan pengukuran langsung dan dianalisis dengan
teknik sampling air.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 29


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di drainase sekitar lokasi


kegiatan.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan akan dilakukan minimal 1 (satu) kali selama
tahap konstruksi berlangsung.
2.4.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.5. Ruang, Lahan Dan Tanah


2.5.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari berbagai kegiatan konstruksi pemasangan pipa
gas.
b) Jenis Dampak
Perubahan fungsi ruang, lahan dan tanah.
c) Besaran Dampak
Kegiatan persiapan dan pembersihan jalur pipa sepanjang jalur yang akan
digunakan akan menghilangkan sebagian besar vegetasi di tapak lokasi. Hal
tersebut akan menyebabkan terbukanya lapisan tanah atas (top soil) dan
peningkatan laju erosi tanah akibat pengurukan tanah. Diperkirakan
parameter kualitas lahan dan tanah yang akan mengalami perubahan adalah
sifat fisik-kimia tanah. Serta kegiatan penggalian tanah untuk jalur pipa
diperkirakan akan menyebabkan dampak terhadap penurunan kualitas lahan
dan tanah terutama peningkatan laju erosi tanah di lokasi penggalian. Hal ini
diakibatkan oleh pemasangan pipa sedalam 1,5 – 2 meter dan perataan dan
pemadatan tanah.
2.5.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Melakukan persiapan dan pembersihan lahan hanya yang terkena jalur
pipa yang disesuaikan dengan kebutuhan.
 Melakukan pengurukan tanah dan penggalian sesuai dengan kebutuhan.
 Membuat sistem drainase untuk mengalirkan air dari lokasi rencana

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 30


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

kegiatan menuju badan perairan agar tidak menggenangi lokasi kegiatan.


b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Periode pengelolaan dilakukan selama kegiatan berlangsung (tahap
konstruksi).
2.5.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan ruang, lahan dan tanah dilakukan melalui survey lapangan
untuk melihat perubahan ruang dan lahan di sekitar lokasi kegiatan serta
pengambilan sampel tanah untuk dianalisis di laboratorium agar
diketahui kondisinya sekarang dibandingkan dengan data sebelumnya.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Lokasi Pemantauan lingkungan hidup yaitu di Kecamatan Rambang Niru
dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan serta dilokasi yang terkena jalur pipa.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama tahap konstruksi
berlangsung.
2.5.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.6. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


2.6.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak utama terhadap limbah B3 pada tahap konstruksi adalah
kegiatan penyiapan lahan, mobilisasi peralatan dan material, pemasangan
pipa gas, serta pembersihan pipa dari kotoran.
b) Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya limbah B3.
c) Besaran Dampak

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 31


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Timbulnya limbah B3. Hal ini dapat berasal dari sisa material. Bahan
material tersebut diperkirakan akan tercecer di lokasi kegiatan.
2.6.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Mengumpulkan sisa material yang sudah tidak terpakai pada tempat
yang telah disiapkan.
 Menyiapkan tempat penampungan sementara limbah B3 di lokasi
kegiatan.
 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengurusan izin
TPS LB3.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung
2.6.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan lingkungan Hidup
 Pengamatan, pendataan dan dokumentasi
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Lokasi pemantauan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama tahap konstruksi
berlangsung.
2.6.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.7. Gangguan Lalu Lintas


2.7.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak utama terhadap gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi
berasal dari berbagai kegiatan penyiapan lahan, mobilisasi peralatan dan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 32


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

material, pemasangan pipa gas, serta pembersihan pipa dari kotoran.


b) Jenis Dampak
Timbulnya gangguan lalu lintas pada ruas jalan di lokasi pemasangan pipa.
c) Besaran Dampak
Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar pengerjaan untuk kegiatan ini berada
pada ruas jalan.
2.7.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Memasang rambu/tanda peringatan sedang ada kegiatan pemasangan
instalasi gas.
 Menempatkan bahan material pada tempatnya tidak mengganggu arus
lalu lintas.
 Tanah bekas galian yang sudah diangkat ke atas dipastikan tidak
mengganggu pengguna jalan raya.
 Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan setempat sebelum memulai
pekerjaan.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Periode pengelolaan dilakukan selama pekerjaan pada tahap konstruksi
berlangsung
2.7.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengamatan, pendataan dan dokumentasi
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Lokasi pemantauan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama tahap konstruksi
berlangsung.
2.7.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 33


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim


Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

2.8. Persepsi Masyarakat


2.8.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap persepsi masyarakat pada tahap konstruksi adalah
kegiatan penerimaan tenaga kerja
b) Jenis Dampak
Timbulnya dampak terhadap persepsi masyarakat terhadap proses
penerimaan tenaga kerja.
c) Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diperkirakan akan menimbulkan persepsi
masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif tergantung dari
mekanisme penerimaan tenaga kerja yang diprioritaskan pada pekerja lokal.
2.8.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Sistem pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu mengutamakan tenaga
kerja lokal, menanggapi segala keluhan masyarakat secara baik dan
bijaksana, pendekatan (approach) secara kekeluargaan dengan
masyarakat sekitar.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan
yang berada di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai
Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan persepsi masyarakat dilakukan sebelum dan selama tahap
konstruksi berlangsung.
2.8.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Survey lapangan dengan wawancara secara mendalam dan terstruktur
dengan tokoh masyarakat baik formal maupun in formal serta anggota
masyarakat yang berkepentingan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 34


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 Pemantauan terhadap persepsi masyarakat dilakukan di sekitar lokasi


kegiatan yang berada di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan
Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilakukan 1 (satu) kali selama tahap konstruksi
berlangsung.
2.8.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

3. TAHAP OPERASI
3.1. Peluang Kerja Dan Peningkatan Pendapatan
3.1.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan pada
tahap operasi adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja operasi.
b) Jenis Dampak
Adanya peluang kerja dan peningkatan pendapatan
c) Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi berdampak terhadap
terbukanya lapangan pekerjaan untuk pekerja lokal.
3.1.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Kerjasama dengan Dinas ketenagakerjaan kota Palembang dalam
penerimaan tenaga kerja.
 Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) harus dilaporkan
 Mengutamakan tenaga kerja lokal khususnya penduduk dari Kecamatan
Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara
Enim Sumatera Selatan pada saat penerimaan tenaga kerja sesuai dengan
keterampilan, kebutuhan dan kemampuan perusahaan serta peraturan
yang berlaku.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di sekitar lokasi kegiatan yang

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 35


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

berada di wilayah Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat


Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan yaitu
sebelum dan selama tahap operasi berlangsung.
3.1.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Melakukan survey lapangan dengan wawancara secara terstruktur
dengan tenaga kerja, pihak management perusahaan dan tokoh
masyarakat serta anggota masyarakat yang berkepentingan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan yang berada
di Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
c) Periode pemantauan lingkungan hidup
 Pemantauan terhadap peluang kerja dan peningkatan pendapatan
dilakukan setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi berlangsung
3.1.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

3.2. Penurunan Kualitas Udara


3.2.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap penurunan kualitas udara pada tahap operasi adalah
kegiatan pendistribusian dan Pengaliran Gas
b) Jenis Dampak
Terjadinya penurunan kualitas udara ambient.
c) Besaran Dampak
Peningkatan emisi gas buang yang dihasilkan dari mesin peralatan.
3.2.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pemasangan alat penyerap debu dan emisi gas buang pada mesin

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 36


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

peralatan.
 Penanaman jenis pohon penyerap emisi gas buang.
 Perawatan pada mesin peralatan sehingga mampu bekerja optimal.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup akan dilakukan setiap hari selama
kegiatan tahap operasi berlangsung.
3.2.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengumpulan dan analisa data : Memantau kualitas udara langsung
menggunakan gas sampler dipasang (diinstal) di lokasi yang telah
ditentukan. Parameter yang diukur adalah CO, SO2, HC, NOx, partikulat
debu. Pengukuran kualitas udara (pengambilan sample) dilakukan sesuai
dengan pedoman dan metoda dalam Peraturan Gubernur Propinsi
Sumatera Selatan No. 17 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien
dan Tingkat Kebisingan.
 Memantau pelaksanaan perawatan pada mesin peralatan yang digunakan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Tuan Kentang
(3000’57.6”S, 104045’15.9”E), kelurahan 5 Ulu (3000’30.1”S,
104045’39.0”E), kelurahan 16 Ulu (2059’35.1”S, 104046’56.5”E),
kelurahan Plaju Ulu (2059’44.0”S, 104048’47.6”E) dan kelurahan 15 Ulu
(3001’18.9”S, 104046’58.4”E) yang berdekatan dengan lokasi
permukiman penduduk.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama
tahap operasi berlangsung.
3.2.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 37


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

3.3. Peningkatan Kebisingan


3.3.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap peningkatan intensitas kebisingan pada tahap
operasi adalah suara yang berasal kegiatan pendistribusian dan Pengaliran
Gas.
b) Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan kebisingan.
c) Besaran Dampak
Peningkatan suara bising yang berasal dari mesin peralatan.
3.3.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pemasangan alat peredam (mufler) pada mesin peralatan.
 Penanaman pohon tegakan akan disesuaikan dengan jenis tinggi berdaun
sempit dan padat yang berfungsi sebagai filter polutan seperti bambu,
trembesi dengan jarak ± 20 meter.
 Menggunakan earplug untuk para pekerja yang berkaitan dengan
peralatan di ruang kerja untuk untuk mengatasi kebisingan selama
aktivitas berlangsung.
 Perawatan pada mesin peralatan sehingga mampu bekerja optimal
 Pemeriksaan kesehatan pendengaran secara berkala bagi pekerja.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan peningkatan kebisingan dilakukan setiap hari selama tahap
operasi berlangsung.
3.3.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Melakukan pengukuran langsung dilapangan pada koordinat awal
pengukuran, kemudian dibandingkan dengan standar baku yang berlaku

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 38


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

sesuai dengan Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan No. 17


Tahun 2005 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan
sehingga terlihat kondisi perubahannya.
 Memantau penggunaan earplug untuk para pekerja yang berkaitan
dengan peralatan yang menimbulkan bising.
 Melakukan wawancara dengan penduduk sekitar tentang kebisingan
yang ada saat ini.
 Memantau pemeriksaan kesehatan pendengaran secara berkala bagi
pekerja
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Tuan Kentang
(3000’57.6”S, 104045’15.9”E), kelurahan 5 Ulu (3000’30.1”S,
104045’39.0”E), kelurahan 16 Ulu (2059’35.1”S, 104046’56.5”E),
kelurahan Plaju Ulu (2059’44.0”S, 104048’47.6”E) dan kelurahan 15 Ulu
(3001’18.9”S, 104046’58.4”E) yang berdekatan dengan lokasi
permukiman penduduk.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dampak peningkatan kebisingan akan dilakukan 6 bulan
sekali selama tahap operasi berlangsung.
3.3.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

3.4. Kualitas Lahan dan Tanah


3.4.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak utama terhadap ruang, lahan dan tanah pada tahap operasi
adalah kegiatan perawatan.
b) Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya penurunan kualitas lahan
dan tanah.
c) Besaran Dampak
Penutupan jalur pipa oleh tanaman penutup tanah.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 39


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

3.4.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Penanaman beberapa jenis tanaman penutup tanah di sepanjang lokasi
kegiatan.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup yaitu di lokasi yang terkena jalur
pipa
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan kualitas lahan dan tanah dilakukan selama tahap operasi
berlangsung.
3.4.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pengambilan sampel menggunakan alat sampling tanah (bor tanah dan
ring sampel) dan analisis laboratorium.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di lokasi yang terkena jalur
pipa
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dampak penurunan kualitas lahan dan tanah akan dilakukan
6 (enam) bulan sekali selama tahap operasi berlangsung.
3.4.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

3.5. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


3.5.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
 Sumber dampak utama terhadap limbah B3 pada tahap operasi adalah
kegiatan perawatan.
b) Jenis Dampak
 Jenis dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya peningkatan limbah
B3.
c) Besaran Dampak

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 40


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 Jumlah ceceran limbah B3 (oli dan pelumas bekas serta bahan-bahan


kimia lain) mesin peralatan
3.5.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengecekan terhadap penggunaan pelumas pada mesin-mesin peralatan.
 Pembuatan TPS LB3
 Mengurus Izin TPS LB3
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Periode pengelolaan dilakukan setiap hari selama tahap operasi
berlangsung dan dilaporkan setiap 3 bulan sekali.
3.5.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Melakukan survey Survei, pengamatan, dan pendataan laporan
penyimpanan/penampungan limbah B3 sementara.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali selama tahap operasi
berlangsung.
3.5.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim
Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

3.6. Kebocoran dan Ledakan di Jalur Pipa


3.6.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
a) Sumber Dampak
Sumber dampak terhadap kebocoran dan ledakan di jalur pipa pada tahap

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 41


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

operasi adalah kegiatan pencegahan dan penanganan kondisi darurat.


b) Jenis Dampak
Potensi terjadinya kebocoran dan ledakan di jalur pipa
c) Besaran Dampak
Aktifitas sekitar yang berdampak terhadap akses jalur pipa
3.6.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perawatan Jalur Pipa :
 Mendesain pipa SR agar terlindungi dari kerusakan oleh ulah manusia
yang tidak disiplin.
 Pengecekan/penggantian secara berkala terhadap jalur pipa.
 Pemasangan tanda peringatan/larangan di sepanjang jalur pipa.
 Pensosialisasian kepada masyarakat sekitar jalur pipa untuk tidak
melakukan kegiatan berbahaya di sepanjang jalur pipa (mendirikan
bangunan, menghidupkan api, bercocok tanam).
Pencegahan kondisi darurat (kebocoran dan ledakan) :
 Pengaktifan seluruh sistem kebakaran yang terhubung langsung dengan
sistem pipanisasi.
 Pembuatan dan pemasangan tanda-tanda berbahaya pada lokasi-lokasi
yang dianggap berbahaya yang disertai dengan tanda larangan.
 Pencegahan terhadap potensi api yang berasal dari rangkaian listrik,
kabel ikatan yang memadai harus terhubung satu sama lain pada setiap
pipa yang terpisah ataupun bergabung, dan setiap proteksi katodik di
daerah harus dimatikan. Ketika pipa plastik telah terpisah, atau
tergabung, harus diperhatikan muatan listrik statis yang mungkin ada
pada kedua diameter dalam dan di luar pipa. Hal ini dapat dihilangkan
dengan menggunakan cairan anti statis atau air dan larutan deterjen
dalam kombinasi dengan kelembaban yang bahan penahan yang harus
berhubungan dengan pipa yang terkena. Alat pemotong dan peralatan
yang digunakan pada pipa plastik di mana listrik statis harus selalu
tersedia di setiap bagian pipa plastik untuk mempermudah pemotongan.
 Penandaan pipa ketika bahan peledak yang berpotensi meledak dengan
dan menentukan jarak aman dari ledakan.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 42


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

 pengecekan pada jalur pipa gas yang mengalami kebocoran untuk


mengantsipasi terjadi ledakan.
Penanganan kondisi darurat (ledakan dan kebakaran) :
 Pengaktifan seluruh sistem kebakaran yang terhubung langsung dengan
sistem pipanisasi.
 Pembentukan tim pemadam kebakaran
 Pembentukan tim evakuasi.
 Pembentukan tim P3K.
 Penentuan satuan pengamanan.
 Penentuan tempat berhimpun.
 Penyelamatan orang yang perlu dibantu (orang tua, orang sakit, orang
cacat dan anak – anak).
 Pemadaman kebakaran.
b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk.
c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
3.6.3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
 Survei, pengamatan dan pendataan di sepanjang jalur pipa.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan lingkungan hidup dilakukan di kelurahan Plaju Ulu, 16 Ulu,
5 Ulu, Tuan Kentang, dan kelurahan 15 Ulu yang berdekatan dengan
lokasi permukiman penduduk.
c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Pemantauan dilaksanakan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali, 6 (enam)
bulan sekali dan maksimal 1 (satu) tahun sekali selama tahap operasi
berlangsung.
3.6.4. Institusi Pengelola Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana :  Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim
Pengawas :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 43


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Pelaporan :  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

Ringkasan matriks Upaya pengelolaan lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup (UKL-UPL) kegiatan Pembangunan Jaringan Pipa Gas Bumi di
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan disajikan pada tabel 6. Sedangkan Lokasi Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup disajikan pada gambar 4 dan gambar 5.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 44


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Tabel 6. Matrik UKL-UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Kecamatan Rambang Niru
dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
Dampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
RUKSI
rsepsi Sikap dan  Melakukan sosialisasi Pengelolaan Sosialisasi  Survei, wawancara, Pemukiman Periode
syarakat tanggapan tentang rencana kegiatan lingkungan tentang rencana pendataan dan sekitar lokasi pemantauan
masyarakat pembangunan jaringan dilakukan di pembangunan dokuemntasi kegiatan yang minimal 1 kali
yang berada di Gas Bumi dengan sekitar lokasi jaringan Gas berada di selama tahap
sekitar lokasi memasang papan kegiatan yang Bumi dilakukan Kecamatan prakonstruksi
rencana pengumuman di sekitar berada di sebelum Rambang Niru
kegiatan lokasi kegiatan. Kecamatan pelaksanaan dan Kecamatan
meliputi  Selalu berkoordinasi Rambang Niru pekerjaan Empat Petulai
wilayah dengan aparat dan dan Kecamatan survey dan Dangku
Kelurahan dan perangkat kelurahan dan Empat Petulai pengukuran. Kabupaten
Kecamatan kecamatan setempat Dangku Muara Enim
khususnya serta pemilik utilitas dari Kabupaten Sumatera
masyarakat instansi seperti : PLN, Muara Enim Selatan.
pengguna jalan PDAM, Telkom, Dinas Sumatera
dan pemilik PU dll sebelum memulai Selatan.
pekarangan kegaitan
serta pemilik
utilitas dari
instansi terkait
dengan jalur
yang akan
terkena
lintasan jalur
pipa

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 45


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
Dampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
RUKSI

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I
ang Kegiatan  Meng Lokasi Pengelolaan  Melakukan observasi Lokasi Pemantauan
a dan penerimaan utamakan tenaga kerja pengelolaan terhadap dan Wawancara pemantauan dilakukan
ngkatan tenaga kerja lokal pada saat adalah peluang kerja secara terstruktur adalah Kelurahan minimal 1 kali
dapatan pada tahap penerimaan tenaga kerja Kelurahan yang dan peningkatan dengan tenaga kerja, yang dilalui jalur selama tahap
konstruksi sesuai dengan dilalui jalur pendapatan pihak management pipa, khususnya konstruksi.
berdampak keterampilan, pipa, khususnya yaitu 1 (satu) proyek dan tokoh kelurahan
terhadap kebutuhan dan Kecamatan kali selama masyarakat serta Kecamatan
terbukanya kemampuan serta Rambang Niru tahap kontruksi. anggota masyarakat Rambang Niru
lapangan peraturan yang berlaku. dan Kecamatan yang berkepentingan dan Kecamatan
pekerjaan  Memb Empat Petulai yang berada di lokasi Empat Petulai
untuk pekerja uat kesepakatan kerja Dangku kegiatan yaitu Dangku
lokal. waktu tertentu (KKWT) Kabupaten Kecamatan Rambang Kabupaten
antara pengusaha dan Muara Enim Niru dan Kecamatan Muara Enim
pekerja. Sumatera Empat Petulai Sumatera
 Mengi Selatan. Dangku Kabupaten Selatan.
kuti program BPJS Muara Enim
 Pekerj Sumatera Selatan.
a AKAD harus
dilaporkan
 Melak
ukan penyebaran
informasi secara
terbuka.
 Melib
atkan tokoh formal
masyarakat/ketua
RW/RT dan tokoh non
formal.
 Menta
ati peraturan yang
berlaku
 Upah
minimal sama dengan
UMR/UMD
 Kerjas
ama dengan Dinas
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 46


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I
Kabupaten Muara Enim
dan aparat Kecamatan
Rambang Niru dan
Kecamatan Empat
Petulai Dangku
Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan dalam
penerimaan tenaga
kerja.
adinya Jumlah  Koord Pengelolaan Pengelolaan  Pemantauan Pemantauan
lik masyarakat inasi dengan Kelurahan lingkungan lingkungan dengan wawancara dilakukan lingkungan akan
yarakat yang berada di yang dilalui jalur pipa, hidup akan dilakukan masyarakat setempat terhadap tenaga dilakukan 1
sekitar lokasi khususnya Kecamatan dilakukan pada segera setelah kerja pendatang (satu) kali
gguan kegiatan. Rambang Niru dan tenaga kerja dilakukan dan masyarakat selama
tibmas Kecamatan Empat pendatang. mobilisasi sekitar lokasi perekrutan
Petulai Dangku tenaga kerja kegiatan tenaga kerja
Kabupaten Muara Enim konstruksi. konstruksi.
Sumatera Selatan
 Memb
erikan penjelasan kepada
tenaga kerja pendatang
mengenai perlunya
menghormati adat
setempat.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 47


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I

urunan Kegiatan  Meng Pengelolaan Pengelolaan  Pengumpulan dan Pemantauan Pemantauan


litas pembersihan gunakan mesin peralatan lingkungan lingkungan analisa data : lingkungan hidup lingkungan akan
ra dan dan perataan yang telah lulus uji hidup akan hidup akan Memantau kualitas dilakukan di dilakukan
ngkatan lahan, KIR/emisi. dilakukan di dilakukan setiap udara langsung kelurahan Tuan minimal 1 (satu)
isingan kendaraan  Melak tapak proyek hari selama menggunakan gas Kentang kali selama
pengangkut ukan perbaikan, terutama daerah kegiatan tahap sampler dipasang (3000’57.6”S, tahap konstruksi
dengan akses perawatan terhadap yang berdekatan konstruksi. (diinstal) di lokasi 104045’15.9”E), berlangsung.
mobilisasi mesin peralatan yang dengan lokasi yang telah kelurahan 5 Ulu
melewati jalan digunakan. permukiman ditentukan. (3000’30.1”S,
umum,  Mema penduduk dan di Parameter yang 104045’39.0”E),
pengoperasian sang alat peredam pemukiman diukur adalah CO, kelurahan 16 Ulu
peralatan pada (mufler) pada mesin yang menjadi SO2, HC, NOx, (2059’35.1”S,
proses peralatan untuk meredam rute partikulat debu. 104046’56.5”E),
pengerjaan suara bising. pengangkutan Pengukuran kualitas kelurahan Plaju
galian pipa gas  Meng material. udara (pengambilan Ulu
akan sangat gunakan kendaraan sample) dilakukan (2059’44.0”S,
dirasakan oleh pengangkut, alat berat sesuai dengan 104048’47.6”E)
para pekerja dan mesin peralatan pedoman dan dan kelurahan 15
lapangan dan yang telah lulus uji KIR. metoda dalam Ulu
masyarakat  Mema Peraturan Gubernur (3001’18.9”S,
yang kebetulan sang terpal pada Propinsi Sumatera 104046’58.4”E)
melintas di kendaraan truk Selatan No. 17 yang berdekatan
lokasi kegiatan pengangkut material Tahun 2005 tentang dengan lokasi
dan selama kegiatan Baku Mutu Udara permukiman
diperkirakan mobilisasi peralatan dan Ambien dan Tingkat penduduk.
akan material berlangsung. Kebisingan.
meningkatkan  Melak  Memantau secara
konsentrasi ukan perbaikan, langsung pada para
debu total perawatan dan pekerja diharuskan
(TSP) di atas penyiraman akses jalan menggunakan
BML. menuju lokasi rencana penutup hidung
kegiatan. (masker) di lokasi
 Memb kegiatan yang
atasi kecepatan berdebu dan emisi
kendaraan pengangkut gas kendaraan.
maksimal 25 – 40  Memantau ban
km/jam. kendaraan truk
 Meng pengangkut material
koordinasikan rencana ketika akan
kegiatan dengan instansi meninggalkan lokasi
terkait. kegiatan menuju
jalan umum yang
harus dibersihkan
terlebih dahulu.
 Memantau langsung
pelaksanaan
penutupan pada bak
kendaraan
pengangkut material
dengan terpal
(canvas) untuk
mencegah sebaran
debu ke lingkungan.
 Melakukan
pemantauan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 48


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I
penerapan
pembatasan
kecepatan kendaraan
proyek sesuai
kondisi jalan,
terutama pada jalan
masuk/ jalan desa
yaitu maksimal 40
km/jam atau sesuai
kondisi jalan.
 Memantau
pelaksanaan
perawatan peralatan
dan kendaraan yang
digunakan.
urunan Berbagai  Penge Pengelolaan Pengelolaan  Melakukan Pemantauan Pemantauan
itas air Kegiatan lolaan penurunan lingkungan lingkungan pengamatan dan lingkungan hidup lingkungan akan
pemasangan kualitas air dilakukan hidup akan hidup akan pengukuran dilakukan di dilakukan
pipa gas akan dengan mencegah dilakukan di dilakukan setiap langsung dan drainase yang minimal 1 (satu)
terjadinya masuknya lumpur ke drainase yang hari selama dianalisis dengan dekat dengan kali selama
penurunan sungai, atau mencegah dekat lokasi kegiatan tahap teknik sampling air. lokasi kegiatan. tahap konstruksi
kualitas air infilltrasi air kedalam kegiatan. konstruksi. berlangsung.
terhadap tanah.
peningkatan  Penut
kandungan upan pipa sesegera
parameter TDS mungkin.
diatas baku
mutu
lingkungan.

ubahan Kegiatan  Melak Lokasi Periode  Pe Lokasi Pemantauan


si ruang, persiapan dan ukan persiapan dan pengelolaan pengelolaan mantauan ruang, Pemantauan dilaksanakan
n dan pembersihan pembersihan lahan hanya lingkungan dilakukan lahan dan tanah lingkungan hidup minimal 1 (satu)
h jalur pipa yang terkena jalur pipa hidup yaitu di selama kegiatan dilakukan melalui yaitu di kali selama
sepanjang jalur yang disesuaikan dengan lokasi yang berlangsung survey lapangan Kecamatan tahap konstruksi
yang akan kebutuhan. terkena jalur (tahap untuk melihat Rambang Niru berlangsung.
digunakan akan  Melak pipa. konstruksi). perubahan ruang dan dan Kecamatan
menghilangkan ukan pengurukan tanah lahan di sekitar Empat Petulai
sebagian besar dan penggalian sesuai lokasi kegiatan serta Dangku
vegetasi di dengan kebutuhan. pengambilan sampel Kabupaten
tapak lokasi.  Memb tanah untuk Muara Enim
Hal tersebut uat sistem drainase untuk dianalisis di Sumatera Selatan
akan mengalirkan air dari laboratorium agar serta dilokasi
menyebabkan lokasi rencana kegiatan diketahui kondisinya yang terkena
terbukanya menuju badan perairan sekarang jalur pipa.
lapisan tanah agar tidak menggenangi dibandingkan dengan
atas (top soil) lokasi kegiatan. data sebelumnya.
dan
peningkatan
laju erosi tanah
akibat
pengurukan
tanah.
Diperkirakan
parameter
kualitas lahan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 49


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I
dan tanah yang
akan
mengalami
perubahan
adalah sifat
fisik-kimia
tanah. Serta
kegiatan
penggalian
tanah untuk
jalur pipa
diperkirakan
akan
menyebabkan
dampak
terhadap
penurunan
kualitas lahan
dan tanah
terutama
peningkatan
laju erosi tanah
di lokasi
penggalian. Hal
ini diakibatkan
oleh
pemasangan
pipa sedalam
1,5 – 2 meter
dan perataan
dan pemadatan
tanah.
bulnya Timbulnya  Mengumpulkan sisa Lokasi Periode  Pen Lokasi Pemantauan
ah B3 limbah B3. Hal material yang sudah pengelolaan pengelolaan gamatan, pendataan pemantauan dilaksanakan
ini dapat tidak terpakai pada lingkungan dilakukan dan dokumentasi lingkungan hidup minimal 1 (satu)
berasal dari tempat yang telah hidup yaitu di selama tahap yaitu di lokasi kali selama
sisa material. disiapkan. lokasi yang konstruksi yang terkena tahap konstruksi
Bahan material  Menyiapkan tempat terkena jalur berlangsung jalur pipa. berlangsung.
tersebut penampungan sementara pipa.
diperkirakan limbah B3 di lokasi
akan tercecer kegiatan.
di lokasi  Melakukan koordinasi
kegiatan. dengan instansi terkait
dalam pengurusan izin
TPS LB3.

gguan Kegiatan  Memasang rambu/tanda Lokasi Periode Pengamatan, pendataan Lokasi Pemantauan
Lintas tersebut peringatan sedang ada pengelolaan pengelolaan dan dokumentasi pemantauan dilaksanakan
berpotensi kegiatan pemasangan lingkungan dilakukan lingkungan hidup minimal 1 (satu)
menimbulkan instalasi gas. hidup yaitu di selama yaitu di lokasi kali selama
kemacetan lalu  Menempatkan bahan lokasi yang pekerjaan pada yang terkena tahap konstruksi
lintas. Hal material pada tempatnya terkena jalur tahap konstruksi jalur pipa. berlangsung.
tersebut tidak mengganggu arus pipa berlangsung
dikarenakan lalu lintas.
sebagian besar  Tanah bekas galian yang

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 50


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
I
pengerjaan sudah diangkat ke atas
untuk kegiatan dipastikan tidak
ini berada pada mengganggu pengguna
ruas jalan. jalan raya.
 Berkoordinasi dengan
Dinas Perhubungan
setempat sebelum
memulai pekerjaan.
epsi Kegiatan  Sistem pengelolaan yang Pengelolaan Pengelolaan Survey lapangan Pemantauan Pemantauan
yarakat penerimaan dapat dilakukan yaitu lingkungan persepsi dengan wawancara terhadap persepsi dilakukan 1
tenaga kerja mengutamakan tenaga hidup akan masyarakat secara mendalam dan masyarakat (satu) kali
diperkirakan kerja lokal, menanggapi dilakukan di dilakukan terstruktur dengan dilakukan di selama tahap
akan segala keluhan sekitar lokasi sebelum dan tokoh masyarakat baik sekitar lokasi konstruksi
menimbulkan masyarakat secara baik kegiatan yang selama tahap formal maupun in kegiatan yang berlangsung.
persepsi dan bijaksana, berada di konstruksi formal serta anggota berada di
masyarakat, pendekatan (approach) Kecamatan berlangsung. masyarakat yang Kecamatan
baik yang secara kekeluargaan Rambang Niru berkepentingan. Rambang Niru
bersifat positif dengan masyarakat dan Kecamatan dan Kecamatan
maupun sekitar. Empat Petulai Empat Petulai
negatif Dangku Dangku
tergantung dari Kabupaten Kabupaten
mekanisme Muara Enim Muara Enim
penerimaan Sumatera Sumatera
tenaga kerja Selatan. Selatan.
yang
diprioritaskan
pada pekerja
lokal.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 51


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup

ang Kegiatan  Kerjasama dengan Pengelolaan Pengelolaan Melakukan survey Pemantauan Pemantauan
a dan penerimaan Dinas ketenagakerjaan lingkungan terhadap lapangan dengan lingkungan terhadap
ngkatan tenaga kerja kota Palembang dalam hidup dilakukan peluang kerja wawancara secara dilakukan di peluang kerja
dapatan pada tahap penerimaan tenaga di sekitar lokasi dan peningkatan terstruktur dengan sekitar lokasi dan peningkatan
operasi kerja. kegiatan yang pendapatan tenaga kerja, pihak kegiatan yang pendapatan
berdampak  Keberadaan Tenaga berada di yaitu sebelum management berada di dilakukan setiap
terhadap Kerja Asing (TKA) Kecamatan dan selama perusahaan dan tokoh Kecamatan 6 bulan sekali
terbukanya harus dilaporkan Rambang Niru tahap operasi masyarakat serta Rambang Niru selama tahap
lapangan  Mengutamakan tenaga dan Kecamatan berlangsung. anggota masyarakat dan Kecamatan operasi
pekerjaan kerja lokal khususnya Empat Petulai yang berkepentingan. Empat Petulai berlangsung
untuk pekerja penduduk dari Dangku Dangku
lokal. Kecamatan Rambang Kabupaten Kabupaten
Niru dan Kecamatan Muara Enim Muara Enim
Empat Petulai Dangku Sumatera Sumatera
Kabupaten Muara Selatan. Selatan.
Enim Sumatera Selatan
pada saat penerimaan
tenaga kerja sesuai
dengan keterampilan,
kebutuhan dan
kemampuan
perusahaan serta
peraturan yang berlaku.
urunan Peningkatan  Pemas Pengelolaan Pengelolaan  Pemantauan Pemantauan
litas emisi gas angan alat penyerap lingkungan lingkungan analisa data : lingkungan hidup lingkungan akan
ra buang yang debu dan emisi gas hidup dilakukan hidup akan Memantau kualitas dilakukan di dilakukan 6
bient dihasilkan dari buang pada mesin di kelurahan dilakukan setiap udara langsung kelurahan Tuan (enam) bulan
mesin peralatan. Plaju Ulu, 16 hari selama menggunakan gas Kentang sekali selama
peralatan.  Penan Ulu, 5 Ulu, kegiatan tahap sampler dipasang (3000’57.6”S, tahap operasi
aman jenis pohon Tuan Kentang, operasi (diinstal) di lokasi 104045’15.9”E), berlangsung.
penyerap emisi gas dan kelurahan berlangsung. yang telah kelurahan 5 Ulu
buang. 15 Ulu yang ditentukan. (3000’30.1”S,
 Peraw berdekatan Parameter yang 104045’39.0”E),
atan pada mesin dengan lokasi diukur adalah CO, kelurahan 16 Ulu
peralatan sehingga permukiman SO2, HC, NOx, (2059’35.1”S,
mampu bekerja penduduk partikulat debu. 104046’56.5”E),
optimal. Pengukuran kualitas kelurahan Plaju
udara (pengambilan Ulu
sample) dilakukan (2059’44.0”S,
sesuai dengan 104048’47.6”E)
pedoman dan metoda dan kelurahan 15
dalam Peraturan Ulu
Gubernur Propinsi (3001’18.9”S,
Sumatera Selatan No. 104046’58.4”E)
17 Tahun 2005 yang berdekatan
tentang Baku Mutu dengan lokasi
Udara Ambien dan permukiman
Tingkat Kebisingan. penduduk.

pelaksanaan
perawatan pada
mesin peralatan yang
digunakan.
ngkatan Peningkatan  Pemas Pengelolaan Pengelolaan  Pemantauan Pemantauan
isingan suara bising angan alat peredam lingkungan peningkatan pengukuran langsung lingkungan hidup dampak
yang berasal (mufler) pada mesin hidup dilakukan kebisingan di lapangan pada dilakukan di peningkatan
dari mesin peralatan. di kelurahan dilakukan setiap koordinat awal kelurahan Tuan kebisingan akan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 52


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup

peralatan.  Penan Plaju Ulu, 16 hari selama pengukuran, Kentang dilakukan 6


aman pohon tegakan Ulu, 5 Ulu, tahap operasi kemudian (3000’57.6”S, (enam) bulan
akan disesuaikan Tuan Kentang, berlangsung. dibandingkan dengan 104045’15.9”E), sekali selama
dengan jenis tinggi dan kelurahan standar baku yang kelurahan 5 Ulu tahap operasi
berdaun sempit dan 15 Ulu yang berlaku sesuai (3000’30.1”S, berlangsung.
padat yang berfungsi berdekatan dengan Peraturan 104045’39.0”E),
sebagai filter polutan dengan lokasi Gubernur Propinsi kelurahan 16 Ulu
seperti bambu, permukiman Sumatera Selatan No. (2059’35.1”S,
trembesi dengan jarak penduduk 17 Tahun 2005 104046’56.5”E),
± 20 meter. tentang Baku Mutu kelurahan Plaju
 Meng Udara Ambien dan Ulu
gunakan earplug untuk Tingkat Kebisingan (2059’44.0”S,
para pekerja yang sehingga terlihat 104048’47.6”E)
berkaitan dengan kondisi dan kelurahan 15
peralatan di ruang kerja perubahannya. Ulu
untuk untuk mengatasi  (3001’18.9”S,
kebisingan selama penggunaan earplug 104046’58.4”E)
aktivitas berlangsung. untuk para pekerja yang berdekatan
 Peraw yang berkaitan dengan lokasi
atan pada mesin dengan peralatan permukiman
peralatan sehingga yang menimbulkan penduduk.
mampu bekerja optimal bising.
 Pemer 
iksaan kesehatan wawancara dengan
pendengaran secara penduduk sekitar
berkala bagi pekerja. tentang kebisingan
yang ada saat ini.

pemeriksaan
kesehatan
pendengaran secara
berkala bagi pekerja
urunan Penutupan  Penan Lokasi Pengelolaan  Pemantauan Pemantauan
itas jalur pipa oleh aman beberapa jenis pengelolaan kualitas lahan menggunakan alat lingkungan hidup dampak
n dan tanaman tanaman penutup tanah lingkungan dan tanah sampling tanah (bor dilakukan di penurunan
h penutup tanah. di sepanjang lokasi hidup yaitu di dilakukan tanah dan ring lokasi yang kualitas lahan
kegiatan. lokasi yang selama tahap sampel) dan analisis terkena jalur pipa dan tanah akan
terkena jalur operasi laboratorium. dilakukan 6
pipa berlangsung. (enam) bulan
sekali selama
tahap operasi
berlangsung.

ngkatan Jumlah ceceran  Pengecekan Lokasi Periode Melakukan survey Lokasi Pemantauan
ah B3 limbah B3 (oli terhadap penggunaan pengelolaan pengelolaan Survei, pengamatan, pemantauan dilaksanakan 1
dan pelumas pelumas pada mesin- lingkungan dilakukan setiap dan pendataan laporan lingkungan hidup (satu) bulan
bekas serta mesin peralatan. hidup dilakukan hari selama penyimpanan/ dilakukan di sekali selama
bahan-bahan  Pembuatan TPS di kelurahan tahap operasi penampungan limbah kelurahan Plaju tahap operasi
kimia lain) LB3 Plaju Ulu, 16 berlangsung dan B3 sementara. Ulu, 16 Ulu, 5 berlangsung.
mesin  Mengurus Izin Ulu, 5 Ulu, dilaporkan Ulu, Tuan
peralatan TPS LB3 Tuan Kentang, setiap 3 bulan Kentang, dan
dan kelurahan sekali kelurahan 15 Ulu

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 53


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup

15 Ulu yang yang berdekatan


berdekatan dengan lokasi
dengan lokasi permukiman
permukiman penduduk
penduduk

ocoran Aktifitas Perawatan Jalur Pipa : Pengelolaan Periode Survei, pengamatan dan Pemantauan Pemantauan
ledakan sekitar yang  Mendesain pipa lingkungan pengelolaan pendataan di sepanjang lingkungan hidup dilaksanakan
lur pipa berdampak SR agar terlindungi dari hidup dilakukan dilakukan jalur pipa dilakukan di minimal setiap 3
terhadap akses kerusakan oleh ulah di kelurahan selama tahap kelurahan Plaju (tiga) bulan
jalur pipa manusia yang tidak Plaju Ulu, 16 operasi Ulu, 16 Ulu, 5 sekali, 6 (enam)
disiplin. Ulu, 5 Ulu, berlangsung. Ulu, Tuan bulan sekali dan
 Pengecekan/pen Tuan Kentang, Kentang, dan maksimal 1
ggantian secara berkala dan kelurahan kelurahan 15 Ulu (satu) tahun
terhadap jalur pipa. 15 Ulu yang yang berdekatan sekali selama
 Pemasangan berdekatan dengan lokasi tahap operasi
tanda dengan lokasi permukiman berlangsung.
peringatan/larangan di permukiman penduduk
sepanjang jalur pipa. penduduk.
 Pensosialisasian
kepada masyarakat
sekitar jalur pipa untuk
tidak melakukan
kegiatan berbahaya di
sepanjang jalur pipa
(mendirikan bangunan,
menghidupkan api,
bercocok tanam).
Pencegahan kondisi
darurat (kebocoran dan
ledakan) :
 Pengaktifan
seluruh sistem
kebakaran yang
terhubung langsung
dengan sistem
pipanisasi.
 Pembuatan dan
pemasangan tanda-
tanda berbahaya pada
lokasi-lokasi yang
dianggap berbahaya
yang disertai dengan
tanda larangan.
 Pencegahan
terhadap potensi api
yang berasal dari
rangkaian listrik, kabel
ikatan yang memadai
harus terhubung satu
sama lain pada setiap
pipa yang terpisah
ataupun bergabung, dan
setiap proteksi katodik
di daerah harus

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 54


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup

dimatikan. Ketika pipa


plastik telah terpisah,
atau tergabung, harus
diperhatikan muatan
listrik statis yang
mungkin ada pada
kedua diameter dalam
dan di luar pipa. Hal ini
dapat dihilangkan
dengan menggunakan
cairan anti statis atau
air dan larutan deterjen
dalam kombinasi
dengan kelembaban
yang bahan penahan
yang harus
berhubungan dengan
pipa yang terkena. Alat
pemotong dan peralatan
yang digunakan pada
pipa plastik di mana
listrik statis harus selalu
tersedia di setiap bagian
pipa plastik untuk
mempermudah
pemotongan.
 Penandaan pipa
ketika bahan peledak
yang berpotensi
meledak dengan dan
menentukan jarak aman
dari ledakan.
 pengecekan
pada jalur pipa gas
yang mengalami
kebocoran untuk
mengantsipasi terjadi
ledakan.
Penanganan kondisi
darurat (ledakan dan
kebakaran) :
 Pengaktifan
seluruh sistem
kebakaran yang
terhubung langsung
dengan sistem
pipanisasi.
 Pembentukan
tim pemadam
kebakaran
 Pembentukan
tim evakuasi.
 Pembentukan
tim P3K.
 Pembentukan
tim P3K.
 Penentuan

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 55


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


Jenis Besaran
Lokasi Periode Lokasi Periode
ampak Dampak Bentuk Upaya Bentuk Upaya
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pengelolaan Pemantauan
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup

tempat berhimpun.
 Penyelamatan
orang yang perlu
dibantu (orang tua,
orang sakit, orang cacat
dan anak – anak).
 Pemadaman
kebakaran.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 56


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Gambar 4. Peta Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Gas Bumi

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 57


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

Gambar 5. Peta Lokasi PemantauanLingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Gas Bumi

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 58


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PENGELOLAAN PEMANTAUAN


LINGKUNGAN HIDUP (PPLH) YANG DIBUTUHKAN

Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi di
Kecamatan Rambang Niru dan Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan juga diperlukan izin PPLH. Adapun jenis izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang harus dimiliki berdasarkan upaya pengelolaan
lingkungan hidup untuk kegiatan tersebut yaitu Izin tempat penyimpanan sementara B3 dan
LB3.

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 59


Dinas Perdagangan Kabupaten Muara Enim

E. SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Alimudin Baso
Jabatan : Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur
Migas
Alamat : Gedung Migas, Jl. H.R Rasunan Said KAV B-5, Jakarta
Berdasarkan hasil kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) yang telah kami susun berikut dengan
cemaran/dampak yang akan ditimbulkannya, bersama ini kami menyatakan bahwa:
1) Kami akan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana yang
tertuang dalam dokumen UKL-UPL yang telah kami susun dan bersedia secara berkala
melaporkan hasilnya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup
dan instansi terkait lainnya;
2) Kami bersedia untuk dipantau dan dievaluasi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
perusahaan kami oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang memiliki surat tugas dari
pejabat yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
3) Apabila kami lalai atau tidak melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
lingkungan sebagaimana yang tercantum dalam dokumen UKL dan UPL yang telah kami
susun, maka kami bersedia menghentikan kegiatan Pembangunan Jaringan Gas Bumi dan
apabila terjadi kasus pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan kami yang belum
terpantau atau termasuk dalam dokumen UKL-UPL ini, maka kami bersedia untuk
bertanggung jawab dan ditindak sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
4) Kami bersedia untuk memperbaharui dokumen UKL-UPL ini, apabila di kemudian
hari terjadi perubahan usaha dan/atau kegiatan dari Dinas Perdagangan Kabupaten Muara
Enim.

Palembang, Juni 2018


Yang Membuat Pernyataan
Dinas Perdagangan Kabupaten Muara
Enim

Alimudin Baso

UKL-UPL _ Pembangunan Jaringan Gas Bumi 60

Anda mungkin juga menyukai