Anda di halaman 1dari 59

April 2010

Installation and Testing


PART 1
INSTALLATION AND
TESTING OF ONSHORE
PIPELINE
Installation of Steel Pipeline

• Semua konstruksi perpipaan harus


memenuhi persyaratan yang terdapat pada
“Spesifikasi konstruksi” yang melingkupi
seluruh fase pekerjaan dan harus cukup detil.
• Perusahaan harus melakukan inspeksi yang
dilakukan oleh inspektor yang
berpengalaman atau terlatih.
Installation Inspection Provisions

Bagian-bagian yang harus diperiksa


seorang inspektor adalah :
• Permukaan pipa
• Daerah sambungan pipa sebelum dan
sesudah di las
• Dasar parit sebelum pipa dimasukkan
• Kecocokan antara pipa dengan parit
sebelum dilakukan penimbunan
• Melakukan Non Destructive Test sesuai
persyaratan dalam Code
• Material penimbun serta memeriksa
prosedure yang dilaksanakan
Sambungan Untuk Instalasi

Batasan untuk penggunaan sambungan dalam instalasi perpipaan:


• Sebuah bend harus bebas dari buckling, retak, maupun cacat lainnya
• Sudut maksimum untuk cold bend ditentukan sebagai berikut:

Ukuran Pipa Defleksi sumbu Radius minimum


Nominal longitudinal (deg) untuk bend
< 12 * 18D
12 3.2 18D
14 2.7 21D
16 2.4 24D
18 2.1 27D
>20 1.9 30D

* Tebal dinding pipa setelah bending tidak boleh lebih


kecil dari tebal yang diijinkan.
Sambungan Untuk Instalasi
(lanjutan)

Pipe bend:
• Cold bend dapat dilakukan dengan
radius minimum yang lebih kecil
daripada yang diberikan pada tabel di
atas dengan syarat tebal dinding yang
digunakan tidak lebih kecil dari yang
diberikan oleh persamaan di atas
• Hot bend yang dibuat dari pipa hasil
cold work atau hot treat harus
didesain dengan tingkat tegangan
yang lebih rendah
• Wrinkle bend hanya diijinkan untuk
sistem perpipaan yang beroperasi
pada 30% SMYS atau kurang
Sambungan Untuk Instalasi
(lanjutan)

Batasan penggunaan sambungan miter bend :


• Untuk sistem perpipaan yang bekerja pada 40%
SMYS atau lebih, sambungan miter tidak
diijinkan. Defleksi akibat misaligment lebih dari
3o tidak dapat dianggap sebagai miter.
• Untuk sistem perpipaan yang bekerja pada
lebih dari 10% SMYS tetapi lebih kecil dari 40%,
sudut maksimum miter yang diijinkan adalah
12,5o
• Untuk sistem perpipaan yang bekerja pada
kurang dari 10% SMYS, total sudut defleksi tidak
boleh melebihi 90o
Sambungan Untuk Instalasi
(lanjutan)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada


permukaan pipa untuk sistem
perpipaan yang bekerja pada 20%
SMYS atau lebih:
• Gauge dan Groove
• Daerah perbaikan Gauge dan
Groove
• Dents
• Notches
• Elimination of arc burns
Instalasi Pipeline

Operasi lainnya dalam instalasi pipa:


• Handling, Hauling, dan Stringing.
• Instalasi pipa ke dalam parit
Untuk sistem pipa yang bekerja pada 20% SMYS
atau lebih, pipa harus masuk ke dalam parit
dengan pas tanpa perlu usaha dari luar sampai
penimbunan selesai
• Penimbunan
Proses penimbunan tidak boleh menyebabkan
pipa menjadi rusak/cacat. Bila perlu pipa diberi
lapisan anti gores.
• Hot Tap
Instalasi Pipeline

Tindakan pencegahan untuk menghindari


ledakan selama proses instalasi:
• Pengelasan harus jauh dari material yang mudah
terbakar dan sumber gas.
• Apabila kondisi di atas tidak dapat dipenuhi, maka
pipa harus dialiri oleh gas inert atau aliran udara
secara terus menerus agar konsentrasi gas/material
yang mudah terbakar tsb berkurang
• Larangan merokok ataupun adanya nyala api di
lokasi
• Hindari pekerjaan yang menimbulkan percikan
bunga api
• Sediakan alat pemadam kebakaran yang sesuai
dalam hal tipe dan ukuran seperti yang diatur oleh
ANSI/NFPA 10
Commissioning

• Cleaning and Drying Procedures


• Functional Testing of Equipment and Systems
Semua pipeline dan stasiun kompresor dan peralatan kontrol harus di function test
khususnya sistem keamanan
• Start-up Procedures and introduction of transported gas
Prosedur start up tertulis harus disiapkan sebelum melewatkan gas yang
ditransmisikan ke dalam sistem dan membutuhkan hal –hal berikut:
– sistem harus lengkap secara mekanikal dan operational
– semua fungsi sudah di tes dan diterima
– semua sistem keamanan dapat berfungsi
– prosedur operasi tersedia
– sistem komunikasi
– transfer dari sistem pipeline yang lengkap
PART 2
INSTALLATION AND TESTING
OF OFFSHORE PIPELINE
Scope of Installation
Pipeline
installation
Installation and testing
Span rectification and
overview
pipeline protection

As-laid survey
arine Operation
Pipeline
Offshore
Installation As-built Survey

Tie-in operation

Final Testing and


Pipeline Route Survey Preparation Testing
and Preparation
Documentation
Pipeline Offshore Installation

Instalasi Pipeline yang dibuat di offshore dapat dilakukan dengan metode:


 S-Lay method (dengan Anchored laybarge atau DP lay Vessel)
 J-Lay method
J Lay

J Lay

S Lay

S Lay
Pipeline Offshore Installation

Instalasi Pipeline yang dibuat di offshore dapat dilakukan dengan:


 Tow to Site
 Reeling

Reeling Towing
Metode S-Lay
Pipeline dipasang diatas kapal dengan
cara dilas dan pipa dibiarkan tergantung
dari buritan kapal sampai dasar laut
(lihat gambar)

95% sistem perpipaan di seluruh dunia


dipasang menggunakan metode instalasi
ini.
S-Lay Method

Step by step S-Lay method Installation:


 Anchoring a tension line by a deadman anchor or fastening to a fixture
 Track feed type linear tensioner transfer tension to the pipe by pressure and
friction
 Vessel moves forward to set up the pipe through a set of roller at the stern of the
vessel
 The rollers are profiled in an overbend from the horizontal orientation on the
vessel into a catenary down to the seabed
 A new joint is placed in the firing line and welded, radiographed and coated.
There may be 8 single joints or 4 double joints welding stations in the firing line
 At the end of pipelay, a laydown head is fitted to the pipeline with a tension line
attached to it
 When the laydown head is on the seabed, the line is disconnceted and intallation
complete
S-Lay Method
S-Lay Method

Laybarge Tensioner

Pipe Overbend

Stinger
Trailing Pipe

Pipeline backbend
Touch Down Point
J-Lay Method

 Perbedaan dengan metode S-Lay adalah


sambungan pada bagian kapal berada
pada posisi vertikal atau bersudut.
 Pipa yang dipasang dengan metode ini
mengalami tegangan yang lebih kecil dan
tidak membutuhkan overbend dan
stinger.
 Metode S-lay dan J-Lay dibatasi
penggunaannya hanya pada perairan
dangkal.
J-Lay Method
Reel Method

Pipa yang akan dipasang digulung dalam suatu gulungan yang sangat besar (dilakukan
di darat). Kemudian Gulungan tersebut ditarik dengan kapal.
Gulungan yang dipakai memiliki 3 dimensi utama yaitu:
1. Diameter hub
2. Diameter Flens gulungan
3. Lebar (jarak antar flens)
Reel Method

• Selama pemasangan berlangsung, tegangan pipa dibutuhkan untuk mengatasi


momen yang terjadi
• Bentuk dari Pipe lay Catenary ditentukan oleh tegangan pipa dan kedalaman laut.
• Metode ini banyak dipakai untuk instalasi pipa-pipa fleksibel. Pipa fleksibel
biasanya tidak memerlukan proteksi katodik karena strukturnya yang kompleks

Flexible pipe reeling Reeling pipa 3 inch


Reel Method
Tow to Site Method

Metode ini dapat dibedakan atas 4


jenis yaitu:

Metode ini biasanya dipakai


untuk memasang pipa-pipa
yang di clamp menjadi satu
atau pipa-pipa yang dilengkapi
dengan kabel kontrol.
Bottom Tow

• Pipa yang telah disiapkan di darat (onshore) di tarik dengan kapal menuju
tempat pemasangan.
• Terdapat kontak antara pipa dengan dasar lautan sehingga diperlukan proteksi
terhadap abrasi yang terjadi pada pipa
• Diperlukan pelapis dari semen untuk menjaga kestabilan pipa selama pipa
ditarik ke lokasi pemasangan
Off Bottom Tow

• Sama dengan bottom tow, pipa yang telah disiapkan di darat (onshore) di
tarik dengan kapal menuju tempat pemasangan.
• Tidak terdapat kontak antara pipa dengan dasar lautan karena pipa melayang
beberapa meter di atas dasar lautan
• Sistem buoyancy untuk sistem pipa harus diperhitungkan berat dalam airnya.
Surface Tow

• Pipa yang ditarik mengapung di atas permukaan laut dengan menggunakan tangki-
tangki pengapung. Resiko yang dihadapi lebih besar karena pengaruh ombak dan
arus laut sangat besar terhadap pipa
• Diantara seluruh metode tow to site, metode surface tow merupakan metode yang
dapat digunakan untuk menarik pipa terpanjang
Controlled Depth Tow

• Pipa yang ditarik melayang pada suatu kedalaman tertentu yang dapat diatur.
• Metode ini merupakan metode paling baik karena tidak menghadapi resiko
abrasi, pengaruh ombak dan arus laut serta dapat melewati pipa bawah laut
yang sudah ada.
• Dibutuhkan kapal penarik dan kapal triller untuk menjaga kecepatan dan
tegangan yang terjadi selama penarikan.
Pemilihan Metode Instalasi

Pemilihan metode instalasi harus Analisis yang dibutuhkan dalam


memperhitungkan hal berikut: instalasi pipeline adalah:
• Installation stress • Stress analisis
• Lay tension • Excessive Yielding
• Pipeline length • Local buckling
• Pipeline diameter • Fatigue
• Water Depth • Excessive damage to
• Weather weight coating and field
• Installation Location joints
Pipelay by Laybarge

Loadcase yang dipertimbangkan dalam instalasi dengan laybarge:


• Normal lay operation
• Pipe abandonment during pipelay
• Pipe Retrieval dor wet and dry condition
N = Gaya aksial
A = Luas Penampang Pipa
2
 N 0.85M   N 0.85M  M = Momen bending
         y  n F
A W  A W  W = Modulus Penampang Pipa
y = Hoop Stress
F = SMYS
n = 0.72 untuk beban fungsional
n = 0.96 untuk beban fungsional dan lingkungan
Acceptance kriteria untuk
pipelay dengan laybarge
• Regangan yang diizinkan untuk daerah overbend adalah 0.18% dan 0.2%
sedangkan untuk daerah sagbend adalah sebesar 0.15%
• Lokal buckling dan propagation buckling tidak boleh terjadi
• Tegangan yang dibutuhkan untuk menempatkan pipeline harus berada di bawah
batas kapasitas ternsioner kapal yang bersangkutan
Pipelay By Tow

Data-data yang dibutuhkan untuk instalasi


dengan metode ini adalah:
• Properti dari pipa
• Parameter-parameter dalam kapal penarik
• Bathymetry dasar lautan
• Koefisien gesekan antara pipa dengan dasar
lautan
• Data lingkungan
• Profile permukaan dasar lautan di lokasi
pemasangan pipa
Pipelay By Tow

Loadcase yang dipertimbangkan dalam instalasi dengan metode Tow:


 Onshore Stress Analysis
 Nearshore Stress Analysis
 Offshore Stress Analysis
 Stability Analysis for short return period
 Stability Analysis for long return period

Radius Kurvatur maksimum yang diperbolehkan untuk pipeline adalah:

Dimana:
R = Radius Kurvatur
ED
R E = Modulus Elastis Pipa
2 D = Diameter Nominal Pipa
 = Bending Stress
Pipelay by Reeling

Loadcase yang dipertimbangkan dalam instalasi dengan metode Reeling:


 Reeling on Linepipe
 Normal Lay operation

Regangan akibat bending dalam radius R dihitung dengan persamaan berikut:

Dimana:
DP ε = regangan bending
 DP = Diameter luar pipa
2R
R = Radius Kurvatur

Batas tegangan yang diijinkan adalah sebagai berikut:


 DnV 1981 : 1.0%
 API RP 1111 : 2.8%
 IP6 : 1.25%
Survey Rute Pipeline
dan Persiapan
Survey rute sebelum-instalasi
hal-hal yang diperoleh dai survey ini adalah:
• bahaya yang potensial mengancam pipeline dan operasi instalasi.
• lokasi bangkai kapal dan sejenisnya, instalasi bawah laut yang mempengaruhi
operasi pemasangan.
• hal berbahaya lain yang mungkin muncul karena operasai instalasi.
• konfirmasi terhadap survey yang telah dilakukan pada tahap perencanaan
awal.

Persiapan seabed (dasar laut)


Persiapan dasar laut mungkin dibutuhkan untuk :
• Menghilangkan rintangan dan bahaya yang mempengaruhi pekerjaan instalasi
• Menghindarkan beban atau regangan yang disebabkan oleh kondisi
permukaan agar tidak melebihi design criteria
• Meratakan dasar laut sehingga tidak terjadi unacceptable free span
Survey Rute Pipeline
dan Persiapan
Perlintasan (crossing) pipeline dan kabel
Persiapan crossing pipeline dan kabel harus dilakukan untuk
menghindari kerusakan kedua instalasi.

Spesifikasi yang harus ada:


• Minimum separation diantara existing instalation dengan pipeline
• Koordinat crossing
• Marking of existing instalation
• Position and orientation of existing installation on both side of crossing
• Lay-out and profile of crossing
• Vessel anchoring
• Installation of supporting structures or gravel beds
• Metode untuk mencegah scour an erosion disekitar tumpuan
• Metode monitoring dan inspection
• Tolerance requirement
Dynamic Positioning
Dynamic Positioning
Classification
Vessel > 5000 t displacement (t = tebal dinding pipa)
• Class 1 for operation >500 m away from existing installation
• Class 3 for operation <500 m away from existing installation and for tie-in/riser
operations
• Class 3 for manned subsea operations or other operations where a sudden
horizontal displacement of the vessel may have fatal consequences for personnel

Vessel < 5000 t displacement


• Class 1 for operation > 500 m away from existing installations,
• Class 2 for operation <500 m away from existing installation and for tie-in/riser
operations
• Class 3 for manned subsea operations or other operations where a sudden
horizontal displacement of the vessel may have fatal consequences for
personnel
Shore Pull

Kondisi Batas Operasi


Kondisi batas operasi yang berhubungan dengan keadaan laut dan arus harus
ditentukan sebelum instalasi

Prosedur Instalasi
- Instalasi dari pulling head
- kontrol tegangan tarik
- kontrol twisting
- ROV monitoring
- Operasi kritis
- Persiapan lokasi
- Pengapungan tambahan bila mungkin
- Kontrol posisi
Operasi Tie-in

Operasi Tie-in di atas air


• Posisi tie-in harus diverifikasi. Survey harus dilakukan untuk memastikan lokasi
tie-in bebas dari hambatan
• Untuk menghindari tegangan berlebih selama pengangkatan dan penurunan
pipa, tegangan winch harus diawasi secara kontinu
• Pengawasan dengan ROV atau penyelam dapat dilakukan untuk memastikan
konfigurasi pemasangan telah benar mulai dari dasar laut sampai kapal

Operasi Tie-in Di bawah air


• Prosedur tie-in di atas air berlaku untuk tie-in di bawah air dengan tambahan
di bawah ini
• Penyelaman dan operasi bawah laut harus dilakukan menurut prosedur yang
disepakati untuk situasi normal dan kontingensi
• Persyaratan untuk pengelasan dipenuhi dari persyaratan umum untuk
pengelasan pipeline
Instalasi Riser

Metode
Metode yang mungkin digunakan pada pemasangan riser
• Instalasi Integral
• Instalasi dengan menggunakan metode J-tube
• Instalasi dengan menggunakan bending shoe
• Instalasi prefabricated riser
• Stalk-on riser
• Fleksibel, free-hanging riser
Instalasi Riser
Pengetesan Terakhir
PART 3
INSPECTION, EXAMINATION
AND TESTING
Hydrostatic Test
 Merupakan prosedur yang umum digunakan untuk memverifikasi
performance dari peralatan bertekanan seperti cylinders, boiler,
pipa dan tubes.
 Hydrostatic testing penting untuk menjaga safety suatu peralatan
dan durasi peralatan tersebut dalam tekanan operasi.
Tes Hidrostatik
Langkah Tes Hidrostatik

Langkah dalam pengerjaan tes hidrostatik :


Peralatan Tes

PUMPS
Skema Peralatan Tes
Prosedur Tes Hidrostatik
Tes Hidrostatik
Kriteria Tes Hidrostatik

Memakai air, tetapi bisa juga nontoxic liquid. Jika


fluidanya bersifat mudah terbakar (flammable),
titik nyalanya harus di bawah 490 C.

Tekanan tes tidak boleh kurang dari 1,5 kali


tekanan desain.
Jika tekanan tes menghasilkan tegangan yang
melebihi tegangan luluh, maka tekanan
pengujian diturunkan.

Jika temperatur desain di atas temperatur pengujian, maka tekanan


pengujian dihitung dengan :

1.5 PST PT = maximum (minimum) tekanan pengujian


PT  P = tekanan desain internal
ST = tegangan pada temperatur pengujian
S S = tegangan pada temperatur desain (tabel A-1)
Kriteria Tes Hidrostatik
• Hydrostatic test pipa dengan vessel sebagai satu sistem :
a. Jika tekanan uji dari pipa yang menempel pada bejana sama atau
kurang dari tekanan uji untuk bejana, maka sistem diuji pada
tekanan uji pipa.
b. Jika tekanan uji dari pipa melebihi tekanan uji vessel, dan
dianggap tidak praktis untuk mengisolasi pipa dari vessel, maka
tekanan vessel harus lebih besar dari 77% dari tekanan pipa.
Contoh Soal

Contoh Soal :
Pipa API 5L Gr A25 (ERW Weld) dengan pressure desain 500 psi dan temperatur
desain 400 F akan dites hidrostatik di temperatur 50 C (122 F). Tentukan berapa
tekanan tes hidrostatik!

Pt = 1,5 . P . St Pt = 1,5 . 500 . 15000 = 775,86 Psi


S 14500
Tes Pneumatik
Pneumatic Leak Test
 Pengujian ini melibatkan resiko dari pelepasan energi yang tersimpan
dalam gas terkompresi. Perlu pertimbangan meminimalkan
kemungkinan kegagalan getas.
 Pressure relief device harus disediakan dengan tekanan kurang dari
test pressure tambah 345 kPa (50 psi) atau 10% tekanan tes.
 Memakai udara, atau gas yang non-flammable dan non-toxic.
 Tekanan tes adalah 110% tekanan desain.
Tes Pneumatik

Prosedur
 Tekanan secara bertahap ditingkatkan
sampai tekanan relatif kurang dari 170 kPa
(25 psi).
 Tekanan ditingkatkan kembali sampai
tekanan uji tercapai.
 Ditahan beberapa saat pada setiap
tahapnya untuk menghomogenkan strain
pada pipa.
 Tekanan diturunkan kembali sampai
tekanan desain sebelum pemeriksaan
kebocoran.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai