3 Revisi Ke / Tgl
Kaji Ulang Tgl
: 01 / 26 Desember 2006
: -
Lilian Hellman
KONDISI LINGKUNGAN
Kelembaban Udara
Yang dimaksud dengan kelembaban udara adalah persentase
kadar air yang ada dalam udara. Tingginya persentase kadar air
dalam udara akan menyebabkan hujan. Pembersihan hanya dapat
dilakukan bila kelembaban dibawah 85%.
Arah dan Kecepatan Angin
Sebelum pembersihan, arah dan kecepatan angin ada baiknya
untuk diketahui, agar proses penyemburan tepat pada sasaran
permukaan dan kontaminasi yang dapat terjadi pada permukaan
yang telah dibersihkan akibat debu dan partikel kimia yang
terbawa oleh angin dapat dihindari. Penyemburan permukaan
tidak disarankan apabila kecepatan angin melebihi 25 km/jam.
TINGKAT KARAT
Mengamati tingkat karat awal pada permukaan sebelum dibersihkan
merupakan langkah yang sangat berguna.
berguna. Dengan mengetahui tingkat
karat awal tersebut,
tersebut, maka setelah permukaan dibersihkan dengan
penyemburan sesuai dengan tingkat kebersihan yang ditetapkan,
ditetapkan, akan
lebih mudah dibandingkan dengan referensi photo dari standar yang
digunakan. Misalnya tingkat karat awal permukaan adalah A dan tingkat
digunakan.
kebersihan yang ditetapkan spesifikasi/instruksi kerja adalah ISO 8501-
8501-1-
1988 Sa2½, maka setelah permukaan dibersihkan dengan penyemburan,
penyemburan,
untuk memastikan tingkat kebersihan Sa2½ tercapai atau tidak,
tidak, referensi
photo ASa2½ dari standar ISO 8501-
8501-1-1988 akan lebih mudah digunakan
untuk membandingkan dengan permukaan yang dibersihkan tersebut.tersebut.
R1
R21
R3
R4
R5
SSPC-
SSPC-VIS2 / ASTM D610 ISO 4628-
4628-3 CEPA
Area Rusted % Rust Grade Area Rusted % Rust Grade
<0.01 10 0 Ri0 Re0
0.03 – 0.1 8 0.05 Ri1 Re1
0.3 – 1 6 0.5 Ri2 Re2
0.3 – 1 6 1 Ri3 Re3
3 – 10 4 8 Ri4 Re4
33 – 50 1 40/50 Ri5 Re5
KONTAMINASI LAINNYA
Kontaminasi lainnya yang perlu diamati pada permukaan sebelum
pembersihan dilakukan adalah minyak, gemuk dan garam karena
kontaminasi atau kotoran tersebut akan sulit dibersihkan dengan
penyemburan. Diperlukan suatu metoda pembersihan awal untuk
menghilangkan atau mencuci terlebih dahulu permukaan yang
terkontaminasi tersebut sebelum dilakukan penyemburan.
FABRIKASI
Hasil fabrikasi yang perlu diamati sebelum pembersihan
dilakukan adalah kerak las (weld slag), asap pengelasan (weld
smoke), percikan las (weld spatter), pengelasan yang berlubang
(weld porosity), dan pengelasan yang kasar dan tidak rata (rough
and uneven welds) karena bagian-bagian tersebut memerlukan
metoda pembersihan awal atau penanganan tertentu sebelum
dilakukan penyemburan, oleh sebab itu perlu diidentifikasi
sebelumnya.
PERAGAAN / SIMULASI
Setelah instruktur menjelaskan seluruh unit kompetensi ini,
anda akan dikelompokan menurut group anda oleh
instruktur yang bertugas dan masing-masing group
diberikan waktu selama setengah jam untuk mempraktekan
bagaimana menggunakan Magnetic Surface Thermometer,
Sling Psychrometer, Dewpoint Calculator, SSPC-Vis1, SSPC-
Vis2, ISO8501-1-1988 dan ISO4628-3-2003 serta
mengidentifikasi desain dan fabrikasi dari panel yang
disediakan. Ikuti petunjuk instruktur anda dengan tertib dan
disiplin.
ABRASIVE
ABRASIVE
JENIS ABRASIVE
Garnet
Merupakan bahan mineral alam yang
terdiri dari almandite. Memiliki bentuk
yang agak runcing. Sifatnya yang keras
dan berat tersebut memberikan
keefektifan dalam membersihkan dan
menciptakan profile permukaan dengan
baik. Tidak rapuh dan dapat digunakan
ulang untuk beberapa kali setelah
disemburkan pada permukaan. Umumnya
memiliki kandungan silika bebas kurang
dari 0.1%.
JENIS ABRASIVE
Steel Grit
Sama dengan steel shot yang diproduksi
dari baja, namun memiliki bentuk yang
runcing. Mengandung silika bebas kurang
dari 1.0%. Abrasive ini dapat berkarat
dan mengkontaminasi permukaan yang
dibersihkan. Oleh sebab itu, baik steel grit
dan steel shot harus diperhatikan tidak
berkarat sebelum digunakan. Dapat
digunakan ulang untuk beberapa kali dan
umumnya digunakan untuk shop blasting
saja.
JENIS ABRASIVE
Copper Slag
Merupakan ampas hasil olah industri
yang berasal dari peleburan tembaga.
Bentuknya sama dengan coal slag, persegi-
empat dengan kekerasan 6 Mohs.
Abrasive ini memiliki kekerasan yang
lebih rendah dibanding pasir silika namun
mempunyai berat yang lebih besar, oleh
sebab itu dapat digunakan untuk
membersihkan dan menciptakan profile
permukaan, tetapi memiliki kelemahan
yang sering menempel dalam celah profile
yang harus dibersihkan dengan seksama.
JENIS ABRASIVE
Silicon Carbide
Sama dengan aluminum oxide, abrasive
ini merupakan jenis sintetik abrasive yang
mempunyai tingkat kekerasan yang
sangat tinggi. Membersihkan dan
menghasilkan profile kedalaman
permukaan dengan cepat karena memiliki
berat dengan sudut-sudut yang runcing.
Dipakai untuk shop blasting dan dapat
dipergunakan kembali untuk beberapa
kali pembersihan permukaan.
B. Jenis Metal
Steel Shot 42-
42-50 RC 7 <1.0% Perak Rendah Bagus
Steel Grit 42-
42-62 RC 7 <1.0% Perak Rendah Bagus
KEKERASAN ABRASIVE
Kekerasan abrasive memiliki peranan dalam menghasilkan
kekasaran atau kedalaman profile permukaan. Abrasive
yang terbuat dari mineral, ampas olahan industri, dan
sintetik, kekerasannya diukur dalam skala Mohs, sedangkan
abrasive jenis metalik diukur dalam satuan Rockwell C.
Untuk abrasive jenis non-metalik, umumnya yang sesuai
digunakan untuk mengasarkan atau menciptakan profile
kedalaman permukaan adalah abrasive yang memiliki
kekerasan minimal 6 Mohs.
BENTUK ABRASIVE
Bentuk abrasive terdiri dari runcing (angular), persegi-
empat (blocky), agak bulat (semi-round) dan bundar
(spherical). Abrasive yang runcing memiliki kecepatan dalam
membersihkan kontaminasi yang merekat keras pada
permukaan dan menghasilkan kedalaman profile.
Sedangkan abrasive yang memiliki bentuk persegi-empat
atau lonjong memiliki sudut yang agak datar, oleh sebab itu
terbatas dalam membersihkan kontaminasi tertentu yang
merekat keras pada permukaan. Demikianpun dengan
abrasive yang memiliki bentuk yang bundar, dapat
membersihkan permukaan tetapi menghasilkan profile yang
dangkal.
UKURAN ABRASIVE
Ukuran abrasive sangat mempengaruhi tingkat kecepatan
pembersihan dan penciptaan profile kedalaman permukaan.
Ukuran tersebut ditetapkan dalam satuan Mesh. Semakin
kecil ukuran Mesh dari suatu abrasive, semakin besar
ukuran diameter partikel abrasive tersebut atau semakin
kasar. Abrasive yang tergolong kasar, menghasilkan profile
yang lebih dalam, tetapi memiliki produktivitas atau
kecepatan pembersihan yang lebih lama. Sedangkan abrasive
yang tergolong halus, mempunyai kecepatan pembersihan
yang lebih cepat, namun tidak dapat menghasilkan profile
permukaan yang dalam.
KEBERSIHAN ABRASIVE
Abrasive tidak boleh mengandung minyak atau gemuk
karena akan mengkontaminasi permukaan yang dibersihkan
dan akan menyebabkan kegagalan pada pelapisan dasar.
Adanya minyak atau gemuk pada permukaan akan
menyebabkan pelapisan tidak akan merekat karena sifat
minyak dan gemuk yang menarik atau melunakan pelapisan.
Untuk mendeteksi adanya minyak atau gemuk pada
abrasive, maka perlu dilakukan pengujian dasar berupa Vial
Test, sebelum abrasive yang akan digunakan tersebut
dituangkan ke dalam blast pot atau sand pot.
PERAGAAN / SIMULASI
Setelah instruktur menjelaskan seluruh unit kompetensi ini,
anda akan dikelompokan menurut group anda oleh
instruktur yang bertugas dan masing-masing group
diberikan waktu selama setengah jam untuk mempraktekan
bagaimana melakukan vial test. Ikuti petunjuk instruktur
anda dengan tertib dan disiplin.
MEMBERSIHKAN MINYAK/GEMUK
1. Pakai perlengkapan K3 yang diperlukan untuk solvent cleaning.
2. Bilas permukaan yang terkontaminasi tersebut terlebih dahulu
dengan air tawar bersih dan deterjen.
3. Gunakan sikat plastik atau sejenisnya dan sikat permukaan
dengan rata sampai minyak atau gemuk mulai berkurang atau
tidak nampak pada permukaan. Cuci kembali permukaan
tersebut dengan air tawar bersih.
4. Keringkan permukaan, setelah itu ambil kain lap yang bersih
dan basahkan dengan pelarut, dan bersihkan kembali bekas
minyak atau gemuk pada permukaan yang terkontaminasi.
5. Ganti kain lap sesering mungkin dengan yang baru apabila kain
lap sebelumnya mulai nampak kotor. Basahkan dengan pelarut
dan lap kembali permukaan tersebut sampai semua noda
minyak atau gemuk tidak meninggalkan bekas pada
permukaan.
PT. Corrosion Care Indonesia 80
KESIMPULAN
Solvent cleaning merupakan proses pencucian yang mutlak
dilakukan pada permukaan yang terkontaminasi dengan minyak,
gemuk, garam, lumpur, dan kotoran lainnya yang dapat dicuci.
Metoda pembersihan tersebut dapat dilakukan dengan pencucian
yang menggunakan bahan pelarut atau thinner yang efektif
menghilangkan minyak dan gemuk, pencucian dengan air tawar
dan deterjen yang baik untuk menghilangkan garam, lumpur dan
kotoran lainnya, serta dapat juga menggunakan metoda pencucian
dengan uap air panas yang dikombinasi dengan deterjen atau
larutan kimia alkali untuk menghilangkan minyak, gemuk, garam,
lumpur dan kontaminasi lainnya pada permukaan yang
terkontaminasi. Mengikuti petunjuk yang tepat untuk mencuci
permukaan berarti anda telah melakukan salah satu prosedur
pencegahan kegagalan yang dapat terjadi pada pelapisan.
COA.PR.02.004.01
Membersihkan permukaan dengan
chemical stripping
CHEMICAL STRIPPER
Chemical Stripper yang diatur oleh standar SSPC-TU6
merupakan suatu metoda pembersihan awal dengan teknik
mengupas pelapisan organik lama yang merekat keras pada
permukaan seperti misalnya pelapisan epoxy, polyurethane dan
pelapisan dua-komponen organik lainnya.
Metoda ini menggunakan suatu bahan kimia tertentu yang
diaplikasi pada pelapisan lama sehingga pelapisan lama tersebut
akan menjadi lunak dan terkelupas dari permukaan setelah
beberapa saat sesudah bahan pengelupas diaplikasi. Umumnya
digunakan untuk mempercepat proses pekerjaan pembersihan dan
menghilangkan pelapisan lama yang sulit dibersihkan dengan
sempurna melalui cara mekanis seperti penyemburan.
BAHAN STRIPPER
1. Bond Breaker
Merupakan suatu campuran dari pelarut yang keras yang
mengandung toluene atau metyl ethyl ketone. Bekerja dengan
merusak ikatan kimia pelapisan lama sehingga pelapisan
tersebut berkerut dan terkelupas. Umumnya digunakan untuk
mengupas pelapisan lama jenis organik dan tidak dapat
digunakan untuk pelapisan jenis inorganik, alkyd, red lead dan
sejenisnya yang tergolong oil base.
2. Caustics
Merupakan suatu jenis pengelupas yang mengandung sodium,
calcium, dan magnesium hydroxide. Bekerja dengan cara
melunakan pelapisan lama dan penggunaannya terbatas hanya
untuk pelapisan lama jenis alkyd dan oil base.
PROSEDUR STRIPPER
1. Siapkan dan gunakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan
kerja yang diperlukan.
2. Permukaan dicuci terlebih dahulu menggunakan air tawar
bersih, kontaminasi seperti lumpur dan kotoran lainnya yang
menempel pada permukaan dibersihkan.
3. Bahan stripper atau pengelupas diaplikasi pada permukaan
dengan kuas atau alat semprot. Tunggu beberapa saat sampai
pelapisan lama mengerut atau menjadi lunak. Reaksi bervariasi
mulai dari 1 – 4 jam.
4. Bila permukaan terdiri dari beberapa lapis pelapisan, aplikasi
kembali bahan stripper untuk melunakan atau mengelupas
lapisan berikutnya hingga seluruh sistem pelapisan dapat
dikupas.
KESIMPULAN
Chemical Stripper merupakan suatu metoda pembersihan awal
dengan teknik mengupas pelapisan organik lama yang merekat
keras pada permukaan. Bahan pengelupas yang digunakan dapat
berupa bond breaker, caustic, dan SARA tergantung dari jenis
sistem pelapisan lama yang akan dibersihkan.
Bahan pengelupas tersebut dapat diaplikasi dengan kuas maupun
menggunakan alat semprot. Umumnya digunakan untuk
mempercepat proses pekerjaan pembersihan dan menghilangkan
pelapisan lama yang sulit dibersihkan sempurna dengan
penyemburan.
COA.PR.02.005.01
Membersihkan permukaan dengan
hand-tools
METODA HAND-TOOLS
Metoda pembersihan dengan hand-tools diatur oleh standar SSPC-
SP2 atau ISO 8504-3-1993. Metoda ini harus diawali sebelumnya
dengan solvent cleaning yaitu minyak, gemuk, garam, dan kotoran
lainnya yang terdapat pada permukaaan harus terlebih dahulu
dibersihkan.
Pada umumnya, hand-tools digunakan bila permukaan yang akan
dibersihkan tidak luas atau power-tools (peralatan yang digerakan
oleh angin atau listrik) yang diperlukan tidak tersedia di tempat
kerja atau memiliki keterbatasan untuk digunakan.
Hand-tools hanya dapat membersihkan kontaminasi yang mudah
lepas dari permukaan seperti karat atau kerak besi (mill scale)
atau pelapisan yang sudah tidak merekat dengan baik pada
permukaan termasuk debu dan kotoran lainnya yang mudah
dibersihkan.
PT. Corrosion Care Indonesia 96
HAND-TOOLS
PEMBERSIHAN / PERAPIHAN
RAPIHKAN BERSIHKAN
BULATKAN SESUDAH
MENGGUNAKAN SSPC-VIS3
1. SSPC-
SSPC-Vis3 hanya dapat digunakan apabila tingkat kebersihan
yang diminta oleh instruksi kerja atau spesifikasi cukup dengan
metoda SSPC-
SSPC-SP2 Hand-
Hand-Tools Cleaning (pembersihan
(pembersihan permukaan
dengan peralatan tangan) tangan) atau SSPC-
SSPC-SP3 Power-
Power-tools
(pembersihan permukaan dengan peralatan yang digerakan oleh
tenaga angin atau listrik).
listrik).
2. Hal yang sangat perlu diperhatikan sebelum melakukan
pembersihan awal pada permukaan adalah mengidentifikasi
terlebih dahulu tingkat karat awal pada permukaan tersebut agar
setelah dibersihkan dapat dibandingkan secara tepat dengan
standar photo tingkat kebersihan yang diperlukan.
diperlukan.
3. Bila instruksi kerja atau spesifikasi mempersyaratkan tingkat
kebersihan cukup sampai SSPC- SSPC-SP2, maka identifikasi tingkat
karat awal harus dilakukan menggunakan SSPC- SSPC-Vis3 bukan
SSPC-
SSPC-Vis1.
MENGGUNAKAN SSPC-VIS3
5. Setelah permukaan dibersihkan dengan hand-
hand-tools, bandingkan hasil
pembersihan tersebut dengan standar photo tingkat kebersihan SSPC-
SSPC-
SP2 yang terdapat dalam SSPC-
SSPC-Vis3 sesuai dengan tingkat karat awal
yang diidentifikasi sebelumnya.
sebelumnya. Gambar dibawah ini memberikan
penjelasan yang mudah dipahami.
dipahami.
6. Bila permukaan yang dibersihkan belum menyerupai dengan tingkat
kebersihan standar photo yang digunakan,
digunakan, maka permukaan tersebut
harus dibersihkan kembali.
kembali.
Bandingkan
Bandingkanhasil
hasil kerja
kerjaanda
andadengan
dengan
MENGGUNAKAN ISO8501-1-1988
3. Bila instruksi kerja atau spesifikasi mempersyaratkan tingkat
kebersihan cukup sampai ISO8504-3-1993 St2 atau St3 saja,
maka identifikasi tingkat karat awal dilakukan menggunakan
ISO8501-1-1988.
4. Perlu diketahui bahwa tingkat karat awal pada ISO8501-1-1988
hanya ada A, B, C, dan D dimana keempat tingkat karat awal
tersebut hanya diperuntukan khusus untuk permukaan baru
atau permukaan yang sebelumnya belum pernah dilapisi, oleh
sebab itu penggunaan metoda pembersihan baik dengan St2
atau St3 untuk permukaan lama (yang sebelumnya telah
dilapisi), identifikasi tingkat karat awal pada permukaan
tersebut sebaiknya didasarkan pada tingkat C atau D saja.
KESIMPULAN
Hand-
Hand-tools hanya dapat membersihkan kontaminasi yang mudah
lepas dari permukaan seperti karat atau kerak besi atau pelapisan
yang sudah tidak merekat dengan baik pada permukaan termasuk
debu dan kotoran lainnya yang mudah dibersihkan.
dibersihkan. Selain itu,
itu, juga
dapat dipakai untuk membersihkan percikan dan kerak las,
las, termasuk
merapihkan hasil pengelasan yang kasar,
kasar, tajam,
tajam, dan tidak rata, serta
menumpulkan sudut-
sudut-sudut yang runcing pada permukaan.
permukaan.
Bila instruksi kerja atau spesifikasi mempersyaratkan pembersihan
permukaan cukup sampai dengan SSPC- SSPC-SP2 atau ISO 8504-
8504-3-1993
St2 atau St3, maka hasil pembersihan permukaan yang dilakukan
tersebut harus dibandingkan dengan standar photo yang berlaku
untuk memastikan mutu yang dikerjakan telah tercapai.
tercapai. Untuk SSPC
gunakan standar photo SSPC-
SSPC-Vis3 sedangkan untuk ISO gunakan
standar photo ISO8501-
ISO8501-1-1988.
COA.PR.02.006.01
Membersihkan permukaan dengan
power-tools
METODA POWER-TOOLS
Sama halnya dengan metoda hand-tools, penggunaan metoda ini
harus terlebih dahulu diawali dengan solvent cleaning yaitu
minyak, gemuk, garam, dan kotoran lainnya yang terdapat pada
permukaaan harus dibersihkan sebelumnya.
Pada umumnya, metoda power-tools merupakan duplikasi dari
hand-tools, namun memiliki produktivitas dan kecepatan
pembersihan yang lebih tinggi dibanding hand-tools karena
digerakan oleh motor yang memiliki tenaga dari angin atau listrik.
Standar penggunaan power-tools diatur oleh SSPC-SP3 (power-
tools cleaning) atau ISO 8504-3-1993 (hand/power-tools cleaning)
dan SSPC-SP11 (power-tools cleaning to bare metal/ pembersihan
dengan power-tools sampai kepada seluruh permukaan logam /
tidak ada yang menutupi permukaan logam).
METODA POWER-TOOLS
Sebaliknya SSPC-SP11 hanya digunakan jika pembersihan
permukaan dengan penyemburan (abrasive blasting) tidak praktis
dilakukan atau tidak dapat dilaksanakan.
Standar tingkat kebersihan SSPC-SP11 ini mempersyaratkan
bahwa permukaan yang dibersihkan bila dilihat secara kasat mata,
harus bebas dari segala minyak, gemuk, kotoran, debu, kerak besi,
karat, pelapisan lama, dan semua kontaminasi lainnya, kecuali
yang diperkenankan hanya ada sedikit sisa karat dan pelapisan
lama yang tertinggal pada dasar pitting (lubang karat) dengan
catatan bahwa kondisi asli permukaan tersebut sebelumnya
memang mengandung pitting. Selain itu, standar ini juga
mempersyaratkan bahwa peralatan power-tools yang digunakan
harus mampu menciptakan profile kedalaman permukaan paling
sedikit 1 mil atau 25.4 microns.
POWER-TOOLS SSPC-SP11
PEMBERSIHAN SSPC-SP11
1. Siapkan dan gunakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan
kerja yang diperlukan.
2. Pastikan permukaan telah dicuci sebelumnya dengan metoda
solvent cleaning SSPC-SP1.
3. Lakukan langkah nomor 3 sampai dengan 6 sesuai yang tertera
pada prosedur pembersihan SSPC-SP3 / ISO8504-3 yang
terdapat pada halaman sebelumnya.
4. Bersihkan seluruh permukaan dengan wire brush atau sanding
disc untuk memastikan bebas dari kerak besi, karat, dan
pelapisan lama. Setelah itu lanjutkan dengan pistol jarum yang
memiliki diameter jarum sekitar 2.0 mm untuk menciptakan
profile kedalaman pada permukaan tersebut.
5. Semua debu dan kotoran lainnya hasil pembersihan permukaan
harus dibersihkan dengan cermat dari permukaan. Gunakan
penghisap debu (vacuum) atau penyemprot debu (air duster).
PT. Corrosion Care Indonesia 126
PEMBERSIHAN SSPC-SP11
8. Gunakan testex replica tape (ASTM D4417-C) untuk mengukur
kedalaman profile permukaan yang dihasilkan dan untuk
memastikan bahwa permukaan telah memiliki kedalaman
minimal 1 mil atau 25.4 microns sesuai dengan persyaratan
standar SSPC-SP11.
9. Perlu disampaikan bahwa segala jenis komparator untuk
membandingkan kedalaman profile permukaan tidak boleh
digunakan untuk SSPC-SP11 karena profile kedalaman yang
dihasilkan oleh power-tools mempunyai corak/motif atau
penampilan yang berbeda. Metoda pengukuran kedalaman
profile permukaan yang diperkenankan hanya testex replica
tape saja.
PERAGAAN / SIMULASI
Peragaan atau simulasi untuk unit kompetensi ini, akan
dilakukan bersama-sama dengan unit kompetensi
COA.PR.02.007.01 Membersihkan Permukaan Dengan Dry
Abrasive.
KOMPONEN PERALATAN
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Kompresor:
1. Letak atau posisi kompresor harus berlawanan arah dengan
debu yang dihasilkan oleh penyemburan.
2. Pastikan asap atau gas buang dari mesin atau kendaraan berat
di lokasi kerja tidak langsung berhadapan dengan inlet udara
dari kompresor, begitupun pastikan corong buang asap
kompresor tidak langsung berdekatan dengan inlet udara
kompresor tersebut.
3. Jangan sekali-kali mengisi bahan bakar sewaktu kompresor
sedang beroperasi atau kompresor dalam keadaan panas,
pastikan mengisi bahan bakar sewaktu pagi sebelum kompresor
digunakan.
4. Pastikan setiap saat selalu membuang air atau minyak yang
terperangkap dalam penyaring (oil/moisture trap) agar tidak
mengkontaminasi permukaan yang dibersihkan.
PT. Corrosion Care Indonesia 148
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Slang Angin:
1. Usahakan panjang slang sependek mungkin dari blasting pot
dan hindari tekukan pada slang angin karena slang ini
membawa sumber tenaga penggerak untuk blasting pot.
2. Jangan meletakan slang angin diatas permukaan jalan yang
dilalui oleh alat dan kendaraan berat.
3. Semua fitting atau penyambung yang digunakan untuk
menghubungkan slang, harus dipastikan bahwa diameter
dalamnya memiliki ukuran yang sama agar tidak terjadi
kehilangan tekanan dan gesekan yang menimbulkan cepatnya
aus fitting atau sambungan tersebut.
4. Penjepit yang digunakan pada slang angin harus dipastikan
kuat dan aman.
SLANG ANGIN
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Blasting Pot:
1. Blasting pot harus memiliki moisture separator yang menyaring
air dari kompressor agar tidak mengkontaminasi abrasive.
2. Pipa, fitting dan valve atau katup pembuka dan penutup dari
blasting pot harus memiliki ukuran diameter dalam yang sama
besarnya. Ukuran yang kecil akan menghambat aliran abrasive
dan memperlambat laju penyemburan.
3. Semua sambungan fitting dari blasting pot harus dipastikan
terikat dengan aman dan benar.
4. Valve pengatur abrasive yang terdapat pada bagian bawah
blasting pot harus diatur dengan tepat agar abrasive yang
disemburkan imbang dengan tekanan angin.
5. Tekanan yang terdapat dalam blasting pot harus selalu dibuang
atau dikosongkan setelah penyemburan selesai.
BLASTING POT
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Slang Blasting:
1. Usahakan slang blasting sependek mungkin dari blasting pot,
lebih baik slang angin yang dipanjangkan dari pada slang
blasting. Pastikan slang tersebut memiliki ukuran diameter
yang sesuai.
2. Bila slang blasting memiliki arde, pastikan arde tersebut
dibumikan terlebih dahulu sebelum penyemburan agar tidak
menghimpun listrik statis.
3. Gunakan coupling atau penyambung dan penjepit slang
blasting yang disarankan oleh pihak manufaktur, jangan
menyambung dengan cara yang tidak aman.
4. Bila terdapat sambungan antara slang blasting, pastikan gasket
atau karet kompresi yang terdapat pada sambungan dalam
keadaan baik dan pastikan letak gasket tersebut berada pada
posisi yang tepat sebelum disambungkan.
PT. Corrosion Care Indonesia 160
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Nozzle Blasting:
1. Gunakan jenis nozzle blasting sesuai dengan bentuk dan ukuran
permukaan yang akan dibersihkan.
2. Ukuran nozzle yang umum digunakan adalah no. 6. Nomor 6
hanya pengkodean dan berarti memiliki diameter dalam 6/16”
atau 3/8”. Untuk mengetahui ukuran diameter dalam nozzle
yang sebenarnya selalu di per enambelas.
3. Setiap ukuran nozzle yang bertambah akibat keausan akan
meningkatkan konsumsi abrasive dan konsumsi angin.
4. Untuk pembersihan permukaan baru atau secara menyeluruh
pada permukaan, anda membutuhkan tekanan pada nozzle
sekitar 90-100 psi, sedangkan untuk perbaikan pada bagian
setempat permukaan, anda membutuhkan 60-70 psi.
5. Untuk alasan keselamatan kerja, gunakan death-man valve
untuk mengontrol nozzle blasting.
PT. Corrosion Care Indonesia 164
NOZZLE BLASTING
VENTURI
STRAIGHT-BORE
NOZZLE BLASTING
KOMPONEN PERALATAN
Harus Diperhatikan Sehubungan Dengan Pakaian Pelindung:
1. Blasting hood yang digunakan harus memiliki alat bantu
pernafasan yang dapat menghasilkan kadar angin bersih yang
memadai dan memiliki lensa penglihatan yang jelas.
2. Angin untuk pernafasan yang digunakan selama penyemburan
harus disaring dengan baik oleh carbon monoxide filter.
Kualitas filter harus selalu diperiksa dan diganti pada
waktunya.
3. Pakaian pelindung, sarung tangan, dan sepatu boot yang sesuai
yang dapat menutupi rapat dan melindungi seluruh badan
dengan baik sewaktu penyemburan harus selalu digunakan.
TINGKAT KEBERSIHAN
1 5 Sa 3
2 10 Sa 2½
3 6 Sa 2
4 7 Sa 1
8 14 -
NACE 2 / SSPC-SP10
NACE 4 / SSPC-SP7
Catatan:
Catatan:
Tidak ada perbedaan dengan NACE1/SSPC-
NACE1/SSPC-SP5
ISO8501-1-1998 Sa 2½
Catatan:
Catatan:
Hampir menyerupai NACE2/SSPC-
NACE2/SSPC-SP10 kecuali tidak ada batasan
kuantitatif bayangan yang diperbolehkan.
diperbolehkan.
Catatan:
Catatan:
Sebagai blasting operator anda harus berhati-
berhati-hati,
hati, standar ini tidak sama
persis dengan NACE3/SSPC-
NACE3/SSPC-SP6, karena ISO8501- ISO8501-1-1998 Sa2
membolehkan ada kontaminasi yang merekat keras pada permukaan
sedangkan NACE3/SSPC-
NACE3/SSPC-SP6 tidak membolehkan sama sekali.sekali.
ISO8501-1-1998 Sa 1
Catatan:
Catatan:
Tidak ada perbedaan dengan NACE4/SSPC-
NACE4/SSPC-SP7
11. Isi blasting pot dengan abrasive yang telah anda periksa dan
pastikan valve pembuka dan penutup abrasive pada alat tersebut
dalam kondisi tertutup sebelum anda menyalakan kompresor.
kompresor.
12. Nyalakan kompresor dan setel sesuai tekanan yang diperlukan.
diperlukan.
Periksa terlebih dahulu kualitas angin dari kompressor tidak
mengandung minyak dan gemuk (lakukan pengujian blotter test),
setelah itu lanjutkan dengan pengujian tekanan blasting.
Pengujian yang anda lakukan ini harus disaksikan dan disetujui
oleh coating inspector yang bertugas.
bertugas.
13. Lakukan pembersihan permukaan dengan penyemburan dengan
teknik sembur yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebersihan
yang ditetapkan.
ditetapkan. Untuk itu anda harus memahami dengan baik
persyaratan dan ketentuan dari tiap tingkat standar kebersihan.
kebersihan.
15 cm
45 cm
450-600
PELAPISAN
LAMA
600-700 800-900
PEMBERSIHAN KARAT DAN
UMUM KERAK BESI