Halaman
Daftar Isi 1
1. Ruang Lingkup 2
2. Definisi 2
3. Referensi 2
4. Pemeriksaan Material 2
5. Erection Bottom Plate 3
6. Erection Shell Plate 9
7. Erection Top Angle 15
8. Erection Strukture Roof 17
9. Erection Roof Plate 19
10. Erection Acessories 19
PROSEDUR ERECTION TANGKI
1. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup penjelasan erection tangki, meliputi :
Pemeriksaan Material
Erection Bottom Plate
Erection Shell Plate
Erection Top Angle
Erection Struktur Roof
Erection Roof Plate
Erection Accessories
2. DEFINISI
Prosedur Erection adalah sebuah dokumen tertulis yang berisi panduan
pelaksanaan dilapangan dalam membangun tangki yang disesuaikan dengan
Gambar kerja yang telah disetujui oleh klien.
Setiap material yang di fabrikasi dan telah dikirim kelapangan adalah sudah
dianggap benar spesifikasinya terkecuali dimensinya.
3. REFERENSI
API Standar 650.Sec 7
Spesifikasi Kontrak.
4. PEMERIKSAAN MATERIAL
Setiap material yang masuk lapangan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut,
Pemeriksaan surat jalan, yaitu kesesuaian material dengan keterangan yang terdapat
pada dokumen surat jalan.
Pemeriksaan kondisi material, yaitu memeriksa kondisi kemasan pengiriman.
Memeriksa dimensi material bila diperlukan dan dicocokkan dengan ukuran yang
terdapat pada gambar kerja.
Gambar. 1
Gambar. 2
Annular Plate
Pemasangan bottom dimulai pada annular plate, dengan ketentuan bila pada
tangki terdapat annular plate atau sesuai API Standard 650 yaitu Diameter
tangki D > 200 Feed, dan atau ketentuan lain sesuai permintaan klien.
Pemasangan annular plate mempunyai tahap sebagai berikut,
5.2.1. Mengukur dan menarik meter atau benang dari titik pusat / center
pondasi ke posisi terluar radius annular plate, seperti terlihat pada
Gambar. 3.
Gambar. 3
5.2.2. Annular plate disusun satu per satu hingga tersusun utuh semuanya,
seperti pada gambar 4. Untuk mengikat annular plate agar sesuai
radiusnya dapat di teck weld annular pada annular pada bagian backing
strip terluar dan dalam plate.
Gambar. 4
Gambar. 5
5.2.4. Annular plate yang telah selesai tersusun maka dilanjutkan pemberian
tanda welding squance guna mengatur tahap-tahap pengelasan.
5.2.5. Tahap berikutnya dapat dilaksanakan pengelasan penuh walaupun
bottom plate belum di fitt-up semuanya. Sedangkan prosedur
pengelasan dapat dilihap pada WPS dan PQR yang diajukan atau yang
telah disetujui.
Bottom Plate
Bilamana annular plate telah selesai tersusun, atau bila tidak adanya annular
plate, maka fitt-up bottom dilaksanakan sebagai berikut,
Bottom di install, fitt-up dimulai pada bagian pusat / center bottom.
Ketentuan ketetapan center bottom yaitu menarik meter atau benang
dari posisi paling luar annular plate atau garis marking terluar bottom ke
titik center bottom.
Bottom center diatur sesuai orientasi plate dan membuat garis marking
pada plate tersebut sebagai panduan penyusunan plat bottom lainnya.
Bottom lainnya disusun sedemikian rupa dari center kearah annular
atau kearah luar, sehingga kesemuanya tersusun. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah posisi pertemuan sambungan atau lap joint antara
bottom plate dengan bottom plate dan bottom plate dengan annular
plate, yang disesuaikan dengan gambar kerja. Dan dari plate yang
disusun di teck weld agar posisinya terikat.
Gambar. 6
Gambar. 7
Gambar. 8
Gambar. 10
6.3. Setiap shell yang dierection, terlebih dahulu dilakukan persiapan, yaitu
memasang alat bantu horse shoe dan menempatkan strong back guna
mempermudah proses erection. Jarak strong back dengan strong back arah
vertical ± 300 mm, arah horizontal ± 800 mm dan jarak mulai dari
penempatan atau dari joint welding ± 100 mm. Pemasangan horse shoe
adalah dilas sebelah atau arah takikan pen plate.
Gambar. 11
6.4. Shell plate di erection lembar per lembar seperti pada gambar 12, hingga
membentuk per ring shell plate. Shell I disangga / support dari bagian dalam
posisi diagonal, sekaligus fitt-up guna mengatur posisi jarak sambungan
pada arah vertical
Gambar. 12
6.5. Mengatur pertemuan sambungan plate / joint welding sangat penting guna
menghasilkan hasil akhir yang bagus, terutama fitt-up vertical dan horizontal
harus diperhatikan takikan yang ditujukan pengelasan. Proses pengelasan
sangat riskan mempengaruhi toleransi peaking dan banding akibat pekerjaan
panas yang terjadi. Sehingga penempatan alat bantu harus disesuaikan
dengan tepat
Gambar. 13
6.6. Selama fitt-up shell I, hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah
pemeriksaan roundness shell I dari ckeking line, toleransi adalah ± 19 ( ¾)
Inchi “API Standar 650. Sec.7.5.3
Gambar. 14
6.7. Shell plate ke II dan shell plate selanjutnya di erection sesuai jumlah ring
shell atau sesuai gambar kerja. Fitt-up horizontal ke II dilaksanakan setelah
erection shell minimum tiga shell dan telah dilaksanakan pengelasan vertical
ring shell I dan ring shell II. Sedangkan fitt-up horizontal I atau Corner dapat
dilaksanakan setelah fitt-up horizotal ring shell terakhir.
Gambar. 15
6.8. Perlu diperhatikan akses kerja diketinggian, yaitu kerja fitt-up, pengelasan
dan pembersihan bekas las. Pada bagian dalam dipastikan bahwa hak
peranca sudah dilas kuat, papan perancah sudah terikat kawat pada segitiga
perancah, dan tiang pengaman sudah dipasang keliling dengan gagang tali
tambang. Sedangkan pada bagian luar akses dengan frame gondola diikat
dengan tambang kearah bawah guna menghindari pergerakan akibat tiupan
angin.
6.9. Pelaksanaan pengelasan shell dimulai pada sambungan vertical “seperti item
sebelumnya. Pengelasan shell plate dilakukan setelah fitt-up minimum II
shell, dan pengelasan hanya pada sambungan vertical yang dibawahnya.
Pengelasan pada sambungan horizontal setelah erection shell minimum III
shell dibawahnya dan pengelasan horizontal diselesaikan apabila telah fitt-up
Gambar. 16
Saat pelaksaan fiit-up diikuti dengan teckweld dengan jarak ± 50mm guna
mempertahankan kebulatan tangki atau meminimalkan perubahan-perubahan
akibat deformasi material.
Selesai fitt-up dilaksanakan check peking dan banding pada top angle dan ring
shell teratas.
Pengelasan dilakukan pada sambungan vertical top angle sisi luar dan dalam,
dilanjutkan pengelasan pada sambungan horizontal (ring shell terakhir dengan top
angle) didahului dari sisi dalam dan dilanjutkan pada bagian sisi luar. Kemudian
pengelasan dilanjutkan pada sambungan horizontal ring shell teratas dan ring shell
dibawahnya, dari sisi luar dilanjutkan pada sisi dalam tangki.
8. ERECTION STRUKTUR ROOF
Struktur roof adalah kerangka penopang dari roof plate, yang terdiri dari unit, rafter,
gusset, purlin dan bolt-nut di seeting sesuai gambar kerja yang telah disetujui oleh
client.
Dalam erection, dilaksanakan setelah erection ring shell pertama atau kedua. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah accessibility dan mengefesienkan jangkauan
alat (crane). Tahap pelaksanaannya sebagai berikut :
Gambar. 18