Anda di halaman 1dari 5

: latar belakang

Salah satu penyebab kerusakan pada beton bertulang adalah terjadinya korosi pada tulangan baja.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada tulangan baja beton jembatan antara lain
:

Mutu beton, Kelembaban beton, Potensial beton, Resistivity beton, pH beton, dll. Korosi pada tulangan
baja dapat menyebabkan menurunnya mutu tulangan baja, menimbulkan karat yang akan mengurangi
daya lekat beton dengan baja dan retak - retak sampai lepas dari beton sebagai akibat dari karat yang
bersifat ekspansif dan mendesak beton sekeliling Jembatan - jembatan di Indonesia umumnya rawan
korosi karena Indonesia memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi dan intensitas sinar matahari
yang tinggi. Selain itu, kondisi lingkungan, seperti polusi industri di daerah perkotaan dan klorida di
daerah pesisir pantai, juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempercepat kerusakan beton
bertulang akibat korosi.

Rumusan masalah

Untuk tahun anggaran 1999/2000 pengkajian mengenai kerusakan beton bertulang akibat lingkungan
korosif dilakukan di daerah pantai. Untuk hal tersebut telah dilakukan penyelidikan di lapangan di
daerah pantai Utara jalur Cirebon Semarang dan di daerah pantai Selatan jalur Sukabumi-Serang

Sedangkan percobaan di laboratorium dilakukan dengan berbagai mutu beton (K 175, K 250 dan K 350)
yang direndam dalam larutan buffer pH 4, NaCl dan udara jenuh gas CO₂.

Tujuan

Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data teknis mengenai pengaruh lingkungan
korosif terhadap beton bertulang untuk keperluan penyusunan pedoman teknis tata cara pengujian dan
penanggulangan korosi pada beton bertulang.

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor utama tersebut di atas terhadap korosifitas tulangan baja
beton jembatan pada pengkajian ini dilakukan beberapa percobaan di laboratorium yaitu

1. Percobaan laju korosi berbagai mutu beton dalam udara jenuh gas CO₂ dengan kelembaban tinggi.

2. Percobaan laju korosi berbagai mutu beton dalam larutan buffer pH 4 (larutan penyangga pH 4).

3. Percobaan laju korosi berbagai mutu beton dalam larutan NaCl 10%.

Struktur beton di lingkungan laut selain harus diperhitungkan mampu menahan beban tetap dan beban
hidup yang biasa, juga harus diperhitungkan mampu menahan pengaruh lingkungan laut yang bersifat
merusak antara lain:

1. Pengaruh kimiawi air laut

2. Pengaruh organisme laut


3. Pengaruh lingkungan laut pada daerah pasang surut

Proses korosi pada tulangan baja

Tulangan di dalam beton berfungsi memikul tegangan tarik pada beton. Fungsi ini akan berkurang atau
hilang apabila tulangan terkorosi akibat beton mengalami perubahan kimiawi atau terpengaruh
lingkungan korosif

Tulangan di dalam beton pada umumnya sudah terlindung terhadap pengaruh lingkungan yang
merusak. Air yang ada di dalam pori-pori beton umumnya mempunyai pH 13 14, sehingga baja tulangan
terhindar dari kemungkinan terjadinya karat

Meskipun demikian, akibat karbonasi pH dapat turun <9, padahal proses karat terjadi pada pH < 11 jika
oksigen yang masuk ke dalam pori-pori beton dapat mencapai tulangan. Korosi pada tulangan baja
adalah reaksi elektrokimia antara tulangan baja dengan lingkungannya, secara umum reaksi tersebut
adalah sebagai berikut

Reaksi pada anoda

Fe Fe2e

H2O H++ OH

Fe 20H→→ Fe(OH)

4 FE (OH) + O₂+ H₂O

4Fe(OH); (karat)

Reaksi pada katoda: 2H + O H₂O

Karena proses karat pada tulangan baja juga diikuti dengan pengembangan volume, maka dapat terjadi
penggelembungan (spalling) pada selimut beton yang melindungi tulangan.

Proses korosi pada beton bertulang

Beton pada dasarnya bersifat basa dengan pH > 12,5 hal ini memberi lingkungan yang pasif pada
tulangan beton sehingga tulangan terproteksi dari korosi. Apabila terjadi penetrasi karbonasi terhadap
beton pada kelembaban yang tinggi, maka pH akan turun menjadi netral dan tulangan baja mudah
terkorosi. Hal yang sama terjadi pula pada peristiwa penetralan beton oleh gas asam lainnya seperti SO₂,
H₂S, Cl₂, dll

1. Reaksi karbonasi

Proses karbonasi ini berlangsung dari permukaan beton ke bagian dalam beton yang akhirnya mencapai
bidang kontak baja beton. Beton yang mengalami karbonisasi yaitu dengan berubahnya Ca(OH); yang
bersifat basa menjadi CaCO, maka pH menjadi menurun dapat mencapai nilai pH = 9. akibatnya beton
tidak lagi berfungsi melindungi baja tulangan dari serangan korosi.

2. Penetrasi klorida

lon klorida yang berasal dari air laut dapat masuk (penetrasi) ke dalam beton dan akan merusak lapisan
oksida yang melindungi tulangan baja dan menurunkan pH beton, sehingga korosi baja tulangan dapat
terjadi.

3. Korosi oleh sulfat

Bila larutan sulfat masuk ke dalam beton maka akan terjadi reaksi dengan senyawa hidrasi kalsium
aluminat (3Ca0. A1203. 12 H2O) yang terdapat di dalam beton, Reaksi ini menghasilkan kalsium sulfa
aluminat (3CaO Al₂O, 3CaSO,31 H,O) volume kristal ini 3 x volume aluminat (3CaOALO, 12H,O) bahan
asalnya, sehingga mengakibatkan beton retak atau beton mengalami degradasi, proses ini akhirnya
menimbulkan proses korosi pada baja tulangan.

4. Lumer

Leaching adalah peristiwa turunnya konsentrasi senyawa terlarut disekitar

daerah kontak baja beton, leaching akhirnya menurunkan nilai pH beton dan tidak lagi berfungsi
melindungi baja tulangan dari serangan korosi.

Metodologi

Dalam pengkajian kerusakan beton bertulang akibat lingkungan korosif dilakukan dengan membuat
suatu kondisi ideal dengan simulasi di laboratorium, dibandingkan dengan kondisi sebenarnya di
lapangan

Percobaan di laboratorium

1. Pembuatan benda uji dan larutan

a. Membuat benda uji

Benda uji yang dibuat menggunakan semen tipe 1 berupa kubus beton dengan mutu yang berlainan (K
175, K 250 dan K 350 ) berukuran 15 x 15 cm, berselimut beton dengan jarak 7 cm, 5 cm, 2,5 cm dalam
setiap benda uji

b) membuat larutan

Larutan yang dibuat untuk benda uji yang direndam dalam bak adalah larutan buffer pH 4, larutan NaCl
10 % dan udara jenuh gas CO; dengan kelembaban tinggi Larutan-larutan tersebut dibuat dengan
maksud untuk mempercepat terjadinya karbonisasi pada benda uji tersebut.
2. Pengujian

A. Pengujian seluruh benda uji terhadap penyerapan air dan hammer test untuk umur 28 hari.

B. Pengujian kuat tekan satu buah benda uji yang mewakili masing-masing

mutu beton untuk umur 28 hari

C. Pengukuran nilai pH dan resistivity larutan perendam

Pengujian di lapangan

Penyelidikan yang dilakukan di lapangan terhadap 35 jembatan di daerah pantai utara Cirebon -
Semarang dan pantai selatan Sukabumi - Serang adalah:

A. Mengukur penetrasi karbonisasi pada abutment, pilar dan gelagar. Mengukur potensial tulangan baja
pada abutment, pilar dan gelagar.

B. Mengukur resistivitas beton pada abutment, pilar dan gelagar.

C. Mengukur resistivitas air dan tanah

D. Mengukur pH air dan pH tanah.

Penelitian laboratorium

1. Pengukuran mutu beton meliputi kuat tekan dan hammer test

2. Penyerapan beton

3. Resistivity beton

4. Karbonisasi

5. Pengukuran pH dan resistivity larutan perendam benda uji

6. Pengukuran pH dan resistivity air sungai serta tanah

Penyelidikan lapangan

1. Pengukuran mutu beton

2. Pengukuran karbonisasi

3. Pengukuran selimut beton

4. Pengukuran resistivity beton


5. Pengukuran potensial tulangan baja

Anda mungkin juga menyukai