Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Nauval Ibrahim

Teknik Sipil
5111418088
1. CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan
standard dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Kekuatan
tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin
kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa
sebaiknya tanah dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR
yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan,
maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai
kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar
air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil
percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Percobaan CBR ini dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1) Percobaan CBR terendam (Soaked)


2) Percobaan CBR tak terendam (Unsoaked)

Jenis - Jenis CBR :

Berdasakan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi :

1) CBR Lapangan (CBR inplace atau field Inplace)


Digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di Lapangan sesuai dengan kondisi
tanah pada saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang lapisan
tanah dasarnya tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan ini dilakukan dala kondisi
kadar air tanah tinggi (musim penghujan), atau dalam kondisi terbuuk yang mungkin
2) CBR lapangan rendaman (undisturbed soaked CBR)
Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di Lapangan pada keadaan
jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang maksimum. Hal ini sering
digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di daerah yang lapisan tanah dasarnya
tidak akan dipadatkan lagi, terletak pada daerah yang badan jalannya sering terendam
air pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau. Sedangkan pemeriksaan
dilakukan di musim kemarau.
3) CBR Laboratorium
Tanah dasar (Subgrade) pada konstuksi jalan baru dapat berupa tanah asli, tanah
timbunan atau tanah galian yang telah dipadatkan sampai menncapai kepadatan 95%
kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut merupakan
Muhammad Nauval Ibrahim
Teknik Sipil
5111418088
nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. CBR
ini disebut CBR laboratoium , karena disiapkan di Laboratorium. CBR Laboratorium
dibedakan atas 2 macam, yaitu CBR Laboratorium rendaman dan BR Laboratorium
tanpa rendaman.

2. RESILIENT MODULUS (MR)


Modulus Resilien (MR) adalah ukuran kekakuan material tanah dasar. Modulus
resilien materialsebenarnya merupakan estimasi modulus elastisitasnya (E). Sedangkan
modulus elastisitasadalah tegangan dibagi dengan regangan untuk beban yang diterapkan
secara perlahan,modulus resilien adalah tegangan yang dibagi oleh regangan untuk beban
yang diterapkandengan cepat - seperti yang dialami oleh perkersan jalan.
Modulus resilien ditentukan dengan menggunakan uji triaksial. Tes ini menggunakan
tegangan siklikaksial berulang dengan besaran tetap, durasi beban dan durasi siklus
ke spesimen uji silindris.Sementara spesimen mengalami tegangan siklik dinamis ini,
ia juga dikenai tegangan pengekanganstatis yang diberikan oleh ruang tekanan triaksial.
Ini pada dasarnya adalah versi siklik dari ujikompresi triaksial; aplikasi beban
siklik diperkirakan lebih akurat mensimulasikan pemuatan lalulintas aktual.

3. KOEFISIEN PERMEABILITAS (k)


Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), mengemukakan bahwa permeabilitas
adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun
pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel
padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat
mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang
lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir
tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah
yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah
koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung
butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien
Muhammad Nauval Ibrahim
Teknik Sipil
5111418088
permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas
untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan
permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah
(unfissured).
Jenis-jenis permeabilitas dibedakan menjadi:
1) Permeabilitas absolut: Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
jenis fluida yang 100% jenuh.
2) Permeabilitas efektif: Merupakan kemampuan batuan untuk dapat meloloskan satu
macam fluida apabila terdapat dua macam fluida yang tidak bercampur satu sama lain.
Permeabilitas efektif akan memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan permeabilitas
absolut.
3) Permeabilitas relatif: Merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif dan
absolut. Semakin besar saturasi air maka permeabilitas relatif air tersebut akan
semakin besar. Sebaliknya permeabilitas relatif minyak akan mengecil hingga nol saat
kondisi Sw = Swc (critical water saturation).

4. DUTCH CONE PENETRATION (DCP)


Dutch Cone Penetration (DCP) atau dikenal dengan sondir dilakukan untuk
mengetahui hubungan nilai tahanan ujung konus dan tahanan kulit dengan kedalaman
lapisan tanah sehingga lapis keras suatu tanah dapat ditentukan. Ini adalah insitu test yang
umum digunakan untuk menentukan sifat-sifat geoteknik tanah (geotechnical properties)
dan untuk menilai stratigrafi bawah permukaan. Karena kesederhanaan dan efisiensi,
Dutch Cone Penetration adalah salah satu yang paling umum diterima dan digunakan
dalam geoteknik pengujian in-situ di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai