MAKALAH
OLEH
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Laporan ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pontianak merupakan suatu kota di Indonesia yang terletak di Kalimantan Barat,
Berdasarkan dataBadan Pusat Statistik Kota Pontianak, jumlah penduduk kota
Pontianak tahun 2012 adalah 575.843 jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,8 %. Di
sisi lain pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor hasil
pendataan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalimantan Barat mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Selama tiga tahun terakhir, data jumlah
kendaraan jenis sepeda motor mengalami pertumbuhan paling signifikan terjadi
pada tahun 2011 yang mencapai 729.979 unit dibandingkan tahun 2010 yang
hanya
574.322 unit. Sementara tahun 2012 selama semester pertama telah tercatat
sebanyak 355.897 unit. Sedangkan untuk infrastruktur jalan di kota Pontianak, luas
badan jalan tidak lagi sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan jumlah kendaraan yang hanya memiliki jalan sepanjang 259,644 Km.
sepanjang 199,25 Km diantaranya dengan kondisi baik (76,74%), sepanjang 4,20
Km (1,62%) kondisinya sedang, sepanjang 7,27 Km (2,80%) kondisinya rusak
ringan dan 48,90 Km (18,83%) lainnya dalam kondisi rusak berat.(Bappeda Kota
Pontianak: Keputusan Walikota Pontianak No. 427 Tahun 2003).. Akibatnya sudah
barang tentu akan terjadi kemacetan di beberapa sudut kota Pontianak khususnya
di kawasan persimpangan jalan.
Ditambah lagi letak dari kedua persimpangan tersebut berdekatan dan tidak
adanya pengaturan pada simpang II sehingga menimbulkan konflik berupa
weaving atau konflik persilangan antara : pertama , kendaraan yg datang dari arah
Jl. Sultan Abdurrahman - Jl. Sutan Syahrir yang akan berbelok kanan ke Jl. Gusti
Johan Idris dan yang lurus ke Jl. Sultan Abdurrahman–A.Yani bersilangan dengan
kendaraan yg datang dari Jl. Putri Candramidi yang akan belok kanan ke Jl Gusti
Johan Idris dan lurus ke Jl. Sultan Abdurrahman-A.Yani dan kedua , konflik
weaving antara kendaraan dari arah Jl. Sultan Abdurrahman–Jl. A.Yani yang
1
akan belok kanan ke Jl. P.Candramidi dan lurus ke Jl. Sultan Abdurrahman –
Jl. Sutan Syahrir dengan kendaraan yang datang dari Jl. Gusti Johan Idrus belok
kanan ke jalan Jl. P. Candramidi dan lurus ke Jl. Sultan Abdurrahman – Jl. Sutan
Syahrir sehingga menyulitkan pengendaraan melewati simpang tersebut karena
dapat menimbulkan persinggungan antara kendaraan dan memicu terjadinya
kecelakaan.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kinerja persimpangan sehingga
selanjutnya dapat ditentukan solusi dengan skenario-skenario manajemen
lalulintas yang terbaik untuk mengatasi masalah yang terjadi pada persimpangan
tersebut.
C. Ruang Lingkup
1. Evaluasi manajemen lalulintas dilakukan hanya pada persimpangan JL.
Sultan Abdurrahman – JL. Gusti Johan Idrus - Jl.Putri Candramidi
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ) 1997.
2. Aspek lalu lintas yang ditinjau hanya dari pola pergerakan lalu lintas
kendaraan, arus kendaraan dan konflik di area persimpangan
3. Strategi dan skenario manajemen lalu lintas untuk perbaikan manajemen
lalulintas berupa :
a) Pengaturan jalan masuk dan keluar dari simpang.
b) Menjadikan ke 2 simpang tersebut sebagai Simpang empat bersinyal
dalam 1 siklus waktu.
c) Menjadikan ke 2 simpang tersebut sebagai simpang empat bersinyal dalam
1 siklus waktu dan perubahan lebar ke empat lengan simpang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Lalulintas
Manajemen lalulintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalulintas
dengan melakukan optimasi penggunaaan prasarana yang ada melalui
peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalulintas , memudahkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem
pergerakan.
B. Persimpangan Jalan
Persimpangan jalan adalah suatu daerah umum di mana dua atau lebih ruas jalan
(link) saling bertemu atau bergabung dan berpotongan atau bersimpangan,
meliputi fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan (roadside) untuk pergerakan
lalulintas di dalamnya (Hobbs, 1995). Pada jalan raya dikenal tiga macam :
Pada jalan raya dikenal tiga macampertemuan jalan yaitu : pertemuansebidang (at
grade intersection),pertemuan tidak sebidang (interchange),persimpangan jalan
(grade separation without ramps). Setiap persimpangan harus
mencakuppergerakan lalulintas menerus danlalulintas yang saling memotong
pada satuatau lebih kaki persimpangan, sertapergerakan perputaran.
Persimpangandidesain untuk mengurangi potensi konflikantar kendaraan,
termasuk pejalan kakiserta menyediakan kenyamananmaksimum dan kemudahan
pergerakanbagi kendaraan (Khisty dan Lall, 2003).
3
Gambar 1.Tipe Konflik Kendaraan
keterangan :
4
Analisis pada simpang tak bersinyal didasarkan pada Manual Kapasitas Jalan
Indonesi (MKJI)1997. Analisis dititik beratkan pada : kapasitas (smp/jam), derajat
kejenuhan (DS), (detik/smp) , serta tundaan.
Untuk menganalisa Simpang tak bersinyal dilakukan langkah langkah berikut ini
E. Simpang Bersinyal
Simpang bersinyal adalah simpang yang dikendalikan oleh sinyal lalulintas. Sinyal
lalulintas adalah semua peralatan pengatur lalulintas yang menggunakan tenaga
listrik, rambu dan marka jalan untuk mengarahkan atau memperingatkan
pengemudi kendaraan bermotor, pengendara sepeda, atau (Oglesby dan Hick,
1982).
Pada umumnya sinyal lalulintas dipergunakan untuk satu atau lebih dari alasan
berikut (MKJI 1997) :
5
Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalulintas akibat tabrakan antara
kendaraan-kendaraan dari arah bertentangan
6
( LOS ) merupakan ukuran kualitas sebagai rangkaian dari beberapa faktor yang
mencakup kecepatan kendaraan dan waktu perjalanan, interupsi lalulintas,
kebebasan untuk maneuver, keamanan, kenyamanan mengemudi, dan ongkos
operasi (operation cost), sehingga LOS sebagai tolak ukur kualitas suatu kondisi
lalulintas, maka volume pelayanan harus kurang dari kapasitas jalan itu sendiri.
LOS yang tinggi didapatkan apabila cycle time-nya pendek, sebab cycle time yang
1.Tingkat Pelayanan A
2. Tingkat Pelayanan B
3. Tingkat Pelayanan C
4. Tingkat Pelayanan D
5. Tingkat Pelayanan E
7
6. Tingkat Pelayanan F
G. Pengendalian Persimpangan
Karena ruas jalan pada persimpangan harus digunakan bersama, maka kapasitas
ruas jalan biasanya dibatasi oleh kapasitas kaki persimpangan .Disamping itu
masalah keamanan juga timbul di persimpangan. Sebagai akibatnya kapasitas
jaringan dan keselamatan terutama ditentukan oleh persimpangan , oleh karena
itu persimpangan merupakan masalah utama di dalam manajemen lalu lintas di
daerah perkotaan.Sebagian besar masalah yang terjadi di persimpangan
menyangkut konflik pergerakan, terutama kendaraan yang akan membelok ke
kanan. Pemecahannya berupa peningkatan kapasitas persimpangan , beberapa
cara untuk meningkatkan kapasitas di persimpangan adalah mengurangi dan atau
memisahkan konflik lalu lintas yang terjadi dipersimpangan.Untuk mengurangi
konflik lalu lintas dapat dilakukan dengan melarang gerakan berbelok kanan yang
merupakan gerakan terkritis di persimpangan, sedangkan untuk memisahkan
konflik lalu lintas di persimpangan Salah satu cara adalah dengan alat pemberi
isyarat lalulintas atau sinyal lampu lalulintas (SLLL).
8
H. Metode Penelitian
1. Tahap persiapan dengan melakukan survey awal secara visual terhadap kondisi
di wilayah lokasi studi untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
dilapangan dan melakukan studi kepustakaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan manajemen lalulintas pada persimpangan yang dapat
diperoleh dari berbagai literatur dan internet.
3. Tahap analisa data dari survey yang didapat di lapangan. Hasil analisa dipakai
untuk evaluasi kinerja ke dua simpang pada kondisi eksisting dan kondisi setelah
dilakukan penangan dengan beberapa skenario alternatif manajemen lalulintas
dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.
9
Pelaksanaan Survei dilakukanCandramidi selama hari hari sibuk anggapan
selama 3 hari yaitu :
Sedangkan dalam pembagian waktu jam sibuk dalam hal ini terdapat tiga
pembagian waktu dalam sehari, yaitu
10
Tabel 1. Karakteristik Simpang
entry )
Lebar 3,30 3,20 meter
belok meter
kiri
langsung
(WLTO
R)
Lebar 3,75 10,60 meter 5,50 meter
exit meter
(Wexit)
Garis Ada Ada( garis Ada( garis
marka Berupa putus
putus putus
sebagaip median kurang
emisah (lebar jelas) kurang jelas)
arah 5,45
meter)
Rambu Dilarang Dilarang Dilarang
lalulintas Masuk , STOP
STOP
dilarang
berbalik
arah
Sumber : Hasil survey tahun 2012
11
Tabel 2.Karakteristik Simpang 2.
Gambaran Tipe
Simpan Lengan Hambatan
Nama Jalan Umum Lingkungan
g Simpang Samping
Lapangan Jalan
Utara (A) Jl. Gst.Johan Idris Perkantoran, Komersil Tinggi
Pendidikan,
Pemukiman
dan Jasa
Timur (B) Jl.Sult.Abdurrahman Perdagangan, Komersil Tinggi
I Jl, St.Syahrir Perkantoran
dan Jasa
Barat (D) Jl.Sult.Abdurrahman Perdagangan, Komersil Tinggi
Jl, St.Syahrir Perkantoran
dan Jasa
B (Timur) Jl.Sult.Abdurrahman Perdagangan Komersil Tinggi
-St, Syahrir Perkantoran
dan Jasa
C (Selatan Jl. Putri Perdagangan, Komersil Tinggi
II ) Candramidi Pendidikan
Dan Jasa
Barat (D) Jl.Sult.Abdurrahman Perdagangan, Komersil Tinggi
- Jl, St.Syahrir Perkantoran
dan Jasa
Sumber : Hasil survey tahun 2012
12
Tabel 4.Waktu Sinyal Simpang I (Jl. Sult A.Rahman-Jl.Gst.Johan Idrus)Kondisi existing
(Tahun 2012)
J. Analisis Data
Terdapat dua kondisi yang akan dilakukan pada tahap analisa data: Pertama, menganalisa
kondisi existing kinerja kedua simpang pada kondisi puncak (peak hour). Analisis kondisi
existing persimpangan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,
1997) dan bantuan program KAJI ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang apakah
masih layak atau tidak. Apabila dari hasil analisis menunjukan kinerja simpang sudah tidak
layak lagi, maka perlu adanya pemecahan masalah dengan merencanakan alternative solusi
perbaikan kinerja dari sisi manajemen lalu lintas yang sesuai dan memenuhi sasaran yang
diharapkan untuk kondisi lingkungan pada persimpangan tersebut Kedua akan dianalisa
kinerja kedua simpang setelah dilakukan skenario dengan 2 alternatif pemecahan masalah
berupa :
Skenario alternatif yang dipilih berdasarkan alternatif manajemen lalulintas yang dianggap
terbaik dan dapat memberikan hasil paling optimal ,yang mempunyai tundaan dan derajat
kejenuhan paling kecil dan dapat menghilangkan atau meminimalkan permasalahan yang
timbul.
13
maksimum perkerasan yang ada yang menghasilkan derajat kejenuhan dan tundaan
simpang dan jumlah titik konflik yang paling rendah dibandingkan kedua alternatif lainnya.
Hasil dari analisis alternatif ke tiga dapat terlihat pada Tabel 5. s/d 7.
Tabel 5. Derajat Kejenuhan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pada Manjemen lalulintas
Derajat Kejenuhan
Nama Jalan Kondisi Alternatif I Alternatif Alternatif
Existing II III
Jl. Gusti Johan Idrus 0,2607 0,8748 0,8956 0,7300
Jl. Sultan Abdurrahman arah
2,4200 0,8748 0,8956 0,7300
Jl. Sutan Syahrir
Jl. Putri Candramidi 2,9372 2.0600 0,8956 0,7300
Jl. Sultan Abdurrahman arah
0,8147 0,8748 0,8956 0,7300
Jl. A.yani
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 6.Tundaan Lalulintas Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pada Manjemen Lalulintas
Tundaan (det/smp)
Nama Jalan Kondisi Alternatif I Alternatif Alternatif
Existing II III
Jl. Gusti Johan Idrus 1589 50,61 98,20 53,60
Jl. Sultan Abdurrahman arah 1589 50,61 90,90 25,80
Jl. Sutan Syahrir
Jl. Putri Candramidi 34 34,00 91,00 19,50
Jl. Sultan Abdurrahman arah 1589 50,61 132,80 44,40
Jl. A.yani
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 7. Jumlah Titik Konflik Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pada Manjemen Lalu Lintas
14
Tabel.8. Indek Tingkat Pelayanan (ITP) Simpang Sebelum dan Sesudah Perbaikan Pada
Manjemen Lalu Lintas
Tabel 9.Waktu Sinyal Simpang 4 Bersinyal (Jl. Sult A.Rahman-Jl.Gst.Johan Idrus- Jl.
P.Candramidi ) kondisi Alternative III
Tabel 10.Perubahan Lebar Jalur Lengan Simpang Pada Kondisi Alternatif Terbaik
15
Tabel 11.Perubahan Pengaturan Lalu Lintas Alternatif Terbaik
Tabel 12. Perubahan Cycle Time dan Waktu Sinyal Alternatif Terbaik
Keterangan :
M = Merah H = Hijau
K = Kuning
CT = Cycle Time
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisiadengantiga alternatif pada simpang tersebut didapatkan
alternatif solusi terpilih yaitu alternatif ke 3 yang dapat menghasilkan derajat
kejenuhan DS ( 0,73 < 0,75 ) yang kecil dibandingkan pada kondisi existing dan
ke dua alternatif lainnya dan tundaan simpang (53,6 detik) dan juga jumlah titik
konflik yang lebih rendah dari kondisi existing dan ke dua alternatif lainnya.
Alternatif 3 dilakukan dengan cara hampir sama dengan alternatif ke 2
yaitu menggabungkan kedua simpang tersebut menjadi simpang empat bersinyal
3 fase dengan siklus waktu = 125 detik sesuai dengan waktu siklus yang
disarankan MKJI), tapi dengan arah arus dan pengaturan fase yang berbeda
dengan alternative 2 dan juga menambah lebar keempat lengan simpang sampai
batas maksimum dari lebar perkerasan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Kota Pontianak Dalam Angka, 2010
Direktorat Jendral Bina Marga, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997),
DepartemenPekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga, (2009), Prosedur Operasional StandarSurvey Lalu lintas
, Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga, (2009), Survei Pencacahan Lalulintas Dengan Cara
Manual , DepartemenPermukiman dan Prasarana Wilayah
Direktorat Jendral Bina Marga, (2002), Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan
Sebidang , Departemen Permukiman danPrasarana Wilayah
18
19