Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KERUSAKAN LAPIS PERMUKAAN JALAN DENGAN

METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) SERTA


ALTERNATIF SOLUSI PENANGANAN
(Jalan Poros Lontar Kabupaten Kotabaru)

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian dalam


rangka penyususnan Skripsi

Oleh
MUHAMMAD
NPM 17640116

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
Desember, 2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
BAB I LATAR BELAKANG......................................................................1
BAB II RUMUSAN MASALAH..................................................................2
BAB III TUJUAN............................................................................................2
BAB IV MANFAAT PENELITIAN..............................................................3
BAB V TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3
1. Jenis-Jenis Kerusakan Perkerasan Jalan....................................................3
2. Metode Pavement Condition Index (PCI)..................................................12
3. Penelitian yang Relevan............................................................................14
BAB VI METODE PENELITIAN.................................................................19
1. Lokasi Penelitian.......................................................................................19
2. Instrumen Penelitian..................................................................................20
3. Tahapan Penelitian.....................................................................................20
4. Varibel yang dipelajari dari data yang di dapat.........................................22
5. Pendekatan Analisis Data..........................................................................22
BAB VI JADWAL PELASANAAN PENELITIAN....................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................v

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking)......................................................4
2. Kegemukan (Bleeding)................................................................................5
3. Retak Kotak-Kotak (Block Cracking)..........................................................5
4. Cekungan (Bumb and Sags).........................................................................6
5. Keriting (Corrugation).................................................................................6
6. Amblas (Depreession)..................................................................................7
7. Retak Samping Jalan (Edge Cracking)........................................................7
8. Retak Sambung (Joint Reflec Cracking)......................................................8
9. Pinggiran Jalan Turun Vertikal....................................................................8
10. Retak Memanjang/Melintang.......................................................................9
11. Tambalan (Patching end Untiliti Cut Patching)..........................................9
12. Pengausan Agregat (Polised Agregat).........................................................10
13. Lubang (Pathole).........................................................................................10
14. Perpotongan Rel (Railroad Crossing)..........................................................11
15. Alur (Rutting)...............................................................................................11
16. Sungkur (Shoving)........................................................................................12
17. Patah Slip (Slippage Cracking)....................................................................12
18. Mengembang Jembul (Swell).......................................................................13
19. Pelepasan Butir (weathering and raveling).................................................13
20. Lokasi penelitian..........................................................................................23
21. Diagram alir (Flow Chart)...........................................................................26
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Besaran Nilai PCI.........................................................................................15
2. Penelitian yang Relevan...............................................................................15
3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian..........................................................25
ANALISIS KERUSAKAN LAPIS PERMUKAAN JALAN DENGAN
METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) SERTA
ALTERNATIF SOLUSI PENANGANAN
(Jalan Poros Lontar Kabupaten Kotabaru)

I. Latar Belakang
Pulau Laut Barat adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten
Kotabaru, dengan ibu kota kecamatan Lontar. Pulau Laut Barat terletak diujung
selatan Pulau Laut dengan batas wilayah sebelah Timur: Pulau Laut Kepulauan,
sebelah Selatan: Pulau Laut Tanjung Selayar, sebelah Utara: Pulau Laut Tengah,
sebelah Barat: Selat Laut. Dengan kedalaman laut alami berkisar 19 meter
menjadikan pantai barat pulau laut sangat tepat untuk pelabuhan.
Komposisi penduduk Kecamatan Pulau Laut Barat terdiri dari beberapa
suku bangsa diantaranya suku Banjar, Bugis, Mandar serta Jawa transmigrans.
Mata pencaharian mayoritas penduduk Pulau Laut Barat adalah sebagai bertani
dan nelayan. Pesisir barat Pulau Laut Barat diwarnai dengan kebudayaan khas
pesisir Banjar, Bugis, dan Mandar. Lontar sebagai ibu kota kecamatan merupakan
kota paling berdenyut di Pulau Laut setelah Kotabaru.
Potensi kelautan berupa perikanan, kerang mutiara, budidaya kerapu dan
rumput laut yang besar sehingga pengembangan industri perikanan sangat
dimungkinkan. Perkebunan sawit yang terhampar luas di Kecamatan Pulau Laut
Barat, menjanjikan harapan besar pertumbuhan semakin maju dan berkembang
pesat.
Daya beli meningkat menjadi darah segar bagi pertumbuhan ekonomi.
Perikanan sebagai jenis usaha leluhur belum dimaksimalkan pengelolaanya, jika
perikanan bisa dirangsang pertumbuhanya hal ini bukan tidak mungkin semakin
membuat Lontar menjadi titik yang menawan bagi investor luar asing.
Peningkatan kebutuhan ekonomi dan pergerakan masyarakat secara cepat
memberikan konsekuensi (tugas) kepada pemerintah baik pusat maupun daerah
untuk melakukan percepatan penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur
transportasi berupa jalan dan jembatan yang baik. Menimbang hal tersebut,
kebijakan pascakonstruksi infrastruktur menjadi lebih signifikan. Ini disebabkan

1
mulainya berbagai kesulitan yang ditimbulkan dalam kegiatan-kegiatan
perawatan, rehabilitasi dan manajemen jaringan jalan yang sudah ada agar tetap
dapat digunakan secara baik.
Prasarana jalan yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan
berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan. Sebagai
indikatornya dapat diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural
maupun fungsionalnya yang mengalami kerusakan. Kondisi permukaan jalan dan
bagian jalan lainnya perlu dipantau untuk mengetahui kondisi permukaan jalan
yang mengalami kerusakan tersebut.
Beradasarkan uraian diatas penulis perlu melakukan survei guna
menganalisa kerusakan jalan, sehingga dapat menentukan jenis penanganan untuk
perbaikan jalan tersebut.

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana jenis-jenis kerusakan pada jalan tersebut?
2. Berapa besarnya nilai kondisi perkerasan jalan dengan metode Pavement
Condition Index (PCI)?
3. Apa solusi yang harus dilakukan dalam penanganan kerusakan yang terjadi
pada ruas jalan tersebut?

III. Tujuan
Adapun tujuan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang terdapat pada ruas jalan
tersebut.
2. Menghitung nilai kondisi perkerasan jalan atau Pavement Condition Index.
3. Penanganan kerusakan pada kontruksi, apakah itu bersifat pemeliharaan,
penunjang, atau rehabilitasi.
IV. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan/ usulan penanganan
kerusakan jalan agar ruas jalan tersebut tetap mampu memberikan tingkat
pelayanan dan kenyamanan bagi para pemakai jalan.

V. Tinjauan Pustaka
1. Jenis-Jenis kerusakan Perkerasan Jalan
Menurut Manual Pemeliharaan Jalan No. 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi 19
kerusakan, yaitu sebagai berikut:
a. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking)
Retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang persegi banyak (polygon)
kecil menyerupai kulit buaya, dengan lebar celah lebih besar atau sama dengan 3
mm. Retak ini disebabkan oleh kelelahan akibat beban lalu lintas yang berulang-
ulang.

Gambar 5.1 Retak Kulit Buaya (Alligator Cracking)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

b. Kegemukan (Bleeding)
Cacat permukaan ini berupa terjadinya konsentrasi aspal pada suatu tempat
tertentu di permukaan jalan. Bentuk fisik dari kerusakan ini dapat dikenali dengan
terlihatnya lapisan tipis aspal (tanpa agregat) pada permukaan perkerasan dan jika
pada kondisi temperatur permukaan perkerasan yang tinggi (terik matahari) atau
pada lalu lintas yang berat, akan terlihat jejak bekas “bunga ban” kendaraan yang
melewatinya. Hal ini juga akan membahayakan keselamatan lalu lintas karena
jalan akan menjadi licin.

Gambar 5.2 Kegemukan (Bleeding)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

c. Retak Kotak-kotak (Block Cracking)


Sesuai dengan namanya, retak ini berbentuk blok atau kotak pada
perkerasan jalan. Retak ini terjadi umumnya pada lapisan tambahan (overlay),
yang menggambarkan pola retakan perkerasan di bawahnya. Ukuran blok
umumnya lebih dari 200 mm x 200 mm.

Gambar 5.3 Retak Kotak-Kotak (Block Cracking)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

d. Cekungan (Bumb and Sags)


Bendul kecil yang menonjol keatas, pemindahan pada lapisan perkerasan itu
disebabkan perkerasan tidak stabil.
Gambar 5.4 Cekungan (Bumb and Sags)
Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

e. Keriting (Corrugation)
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain yaitu, Ripples.bentuk
kerusakan ini berupa gelombang pada lapis permukaan, atau dapat dikatakan alur
yang arahnya melintang jalan, dan sering disebut juga dengan Plastic Movement.
Kerusakan ini umumnya terjadi pada tempat berhentinya kendaraan, akibat
pengereman kendaraan.

Gambar 5.5 Keriting (Corrugation)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

f. Amblas (Depression)
Bentuk kerusakan yang terjadi ini berupa amblas atau turunnya permukaan
lapisan permukaan perkerasan pada lokasi-lokasi tertentu (setempat) dengan atau
tanpa retak. Kedalaman kerusakan ini umumnya lebih dari 2 cm dan akan
menampung atau meresapkan air.
Gambar 5.6 Amblas (Depreession)
Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

g. Retak Pinggir (Edge Cracking)


Retak pinggir adalah retak yang sejajar dengan jalur lalu lintas dan juga
biasanya berukuran 1 sampai 2 kaki (0,3 – 0,6 m) dari pinggir perkerasan. Ini
biasa disebabkan oleh beban lalu lintas atau cuaca yang memperlemah pondasi
atas maupun pondasi bawah yang dekat dengan pinggir perkerasan. Diantara area
retak pinggir perkerasan juga disebabkan oleh tingkat kualitas tanah yang lunak
dan kadangkadang pondasi yang bergeser.

Gambar 5.7 Retak Samping Jalan (Edge Cracking)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

h. Retak Sambung (Joint Reflec Cracking)


Kerusakan ini umumnya terjadi pada perkerasan aspal yang telah
dihamparkan di atas perkerasan beton semen portland. Retak terjadi pada lapis
tambahan (overlay) aspal yang mencerminkan pola retak dalam perkerasan beton
lama yang berbeda di bawahnya. Pola retak dapat kearah memanjang, melintang,
diagonal atau membentuk blok.

Gambar 5.8 Retak Sambung (Joint Reflec Cracking)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

i. Pinggiran Jalan Turun Vertikal (Lane/ Shoulder Dropp Off)


Bentuk kerusakan ini terjadi akibat terdapatnya beda ketinggian antara
permukaan perkerasan dengan permukaan bahu atau tanah sekitarnya, dimana
permukaan bahu lebih rendah terhadap permukaan perkerasan.

Gambar 5.9 Pinggiran Jalan Turun Vertikal


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

j. Retak Memanjang/Melintang (Longitudinal/ Trasverse Cracking)


Jenis kerusakan ini terdiri dari macam kerusakan sesuai dengan namanya
yaitu, retak memanjang dan melintang pada perkerasan. Retak ini terjadi berjajar
yang terdiri dari beberapa celah.
Gambar 5.10 Retak Memanjang/Melintang
Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

k. Tambalan (Patching end Utiliti Cut Patching)


Tambalan adalah suatu bidang pada perkerasan dengan tujuan untuk
mengembalikan perkerasan yang rusak dengan material yang baru untuk
memperbaiki perkerasan yang ada. Tambalan adalah pertimbangan kerusakan
diganti dengan bahan yang baru dan lebih bagus untuk perbaikan dari perkerasan
sebelumnya. Tambalan dilaksanakan pada seluruh atau beberapa keadaan yang
rusak pada badan jalan tersebut.

Gambar 5.11 Tambalan (Patching end Untiliti Cut Patching)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

l. Pengausan Agregat (Polised Agregat)


Kerusakan ini disebabkan oleh penerapan lalu lintas yang berulang-ulang
dimana agregat pada perkerasan menjadi licin dan perekatan dengan permukaan
roda pada tekstur perkerasan yang mendistribusikannya tidak sempurna. Pada
pengurangan kecepatan roda atau gaya pengereman, jumlah pelepasan butiran
dimana pemeriksaan masih menyatakan agregat itu dapat dipertahankan kekuatan
di bawah aspal, permukaan agregat yang licin. Kerusakaan ini dapat diindikasikan
dimana pada nomor skid resistence test adalah rendah.

Gambar 5.12 Pengausan Agregat (Polised Agregat)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

m. Lubang (Pothole)
Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok yang dapat menampung dan
meresapkan air pada badan jalan. Kerusakan ini terkadang terjadi di dekat
retakan, atau di daerah yang drainasenya kurang baik (sehingga perkerasan
tergenang oleh air).

Gambar 5.13 Lubang (Pathole)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

n. Rusak Perpotongan Rel (Railroad Crossing)


Jalan rel atau persilangan rel dan jalan raya, kerusakan pada perpotongan rel
adalah penurunan atau benjol sekeliling atau diantara rel yang disebabkan oleh
perbedaan karakteristik bahan. Tidak bisanya menyatu antara rel dengan lapisan
perkerasan dan juga bisa disebabkan oleh lalu lintas yang melintasi antara rel dan
perkerasan.

Gambar 5.14 Perpotongan Rel (Railroad Crossing)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

o. Alur (Rutting)
Istilah lain yang digunakan untuk menyebutkan jenis kerusakan ini adalah
longitudinal ruts, atau channel/ rutting. Bentuk kerusakan ini terjadi pada lintasan
roda sejajar dengan as jalan dan berbentuk alur.

Gambar 5.15 Alur (Rutting)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

p. Sungkur (Shoving)
Sungkur adalah perpindahan lapisan perkerasan pada bagian tertentu yang
disebabkan oleh beban lalu lintas. Beban lalu lintas akan mendorong berlawanan
dengan perkerasan dan akan menghasilkan ombak pada lapisan perkerasan.
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh aspal yang tidak stabil dan terangkat
ketika menerima beban dari kendaraan.
Gambar 5.16 Sungkur (Shoving)
Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

q. Patah Slip (Slippage Cracking)


Patah slip adalah retak yang seperti bulan sabit atau setengah bulan yang
disebabkan lapisan perkerasan terdorong atau meluncur merusak bentuk lapisan
perkerasan. Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh kekuatan dan pencampuran
lapisan perkerasan yang rendah dan jelek.

Gambar 5.17 Patah Slip (Slippage Cracking)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

r. Mengembang Jembul (Swell)


Mengembang jembul mempunyai ciri menonjol keluar sepanjang lapisan
perkerasan yang berangsur-angsur mengombak kira-kira panjangnya 10 kaki (10
m). Mengembang jembul dapat disertai dengan retak lapisan perkerasan dan
biasanya disebabkan oleh perubahan cuaca atau tanah yang menjembul keatas.
Gambar 5.18 Mengembang Jembul (Swell)
Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

s. Pelepasan Butir (Weathering/ Raveling)


Pelepasan butiran disebabkan lapisan perkerasan yang kehilangan aspal atau
antar pengikat dan tercabutnya partikel-partikel agregat. Kerusakan ini
menunjukan salah satu pada aspal pengikat tidak kuat untuk menahan gaya
dorong roda kendaraan atau presentasi kualitas campuran jelek. Hal ini dapat
disebabkan oleh tipe lalu lintas tertentu, melemahnya aspal pengikat lapisan
perkerasan dan tercabutnya agregat yang sudah lemah karena terkena tumpahan
minyak bahan bakar.

Gambar 5.19 Pelepasan Butir (weathering and raveling)


Sumber: Bina Marga no.03/MN/B/1983

2. Metode Pavement Condition Index (PCI)


Pavement Condition Index (PCI) adalah sistem penilaian kondisi perkerasan
jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan, PCI ini didasarkan pada
hasil survey kondisi visual.
a. Istilah-istilah dalam Hitungan PCI
Dalam hitungan PCI, maka terdapat istilah-istilah sebagai berikut ini.
- Kerapatan (Density)
Kerapatan adalah persentase luas atau panjang total dari satu jenis
kerusakan terhadap luas atau panjang total bagian jalan yang diukur, biasa
dalam sq.ft atau, atau dalam feet atau meter.
Dengan demikian, kerapatan kerusakan dapat dinyatakan oleh persamaan
..................................................................Pers. 5.1

..................................................................Pers. 5.2

dimana:
Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m2)
Ld = Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m)
As = Luas total unit segmen (m2)
- Nilai Pengurang (Deduct Value, DV)
- Nilai pengurang total (Total Deduct Value, TDV)
- Mencari Nilai q
- Nilai pengurang terkoreksi (Corrected Deduct Value, CDV)
b. Nilai PCI
Setelah CDV diperoleh, maka PCI untuk setiap unit sampel dihitung dengan
menggunakan persamaan:
PCIs = 100 – CDV.........................................................................Pers. 5.3
Setelah nilai PCI diketahui, selanjutnya dapat ditentukan rating dari sampel
unit yang ditinjau dengan mengeplotkan grafik. Sedang untuk menghitung nilai
PCI secara keseluruhan dalam satu ruas jalan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan pada ruas jalan tertentu adalah:
...............................................................................Pers. 5.4

Dimana :
PCIs = PCI untuk setiap unit segmen atau unit penelitian.
CDV = CDV dari setiap unit sampel.
N = Jumlah unit sampel.
c. Klasifikasi Kualitas Perkerasan
Dari nilai (PCI) untuk masing-masing unit penelitian dapat diketahui
kualitas lapis perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna
(excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), buruk (poor),
sangat buruk (very poor), dan gagal (failed). Adapun besaran Nilai PCI adalah:
Tabel 5.1 Besaran Nilai PCI
Nilai PCI Kondisi Jalan
85 – 100 Sempurna (excellent)
70 – 85 Sangat Baik (very good)
55 – 69 Baik (good)
40 – 54 Sedang (fair)
25 – 39 Buruk (poor)
10 – 24 Sangat Buruk (very poor)
0 – 10 Gagal (failed)
Sumber: Pemeliharaan Jalan Raya (Hary Christady Hardiyatmo)

3. Penelitian yang Relevan


Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis sebagai berikut:
Tabel 5.2 Penelitian yang Relevan
No. Judul Penelitian dan Peneliti Rumusan, Analisis, Kesimpulan
1. Kajian Tingkat Kerusakan Jika dilihat dari hasil analisa olahan data
Menggunakan Metode PCI Pada Ruas menggunakan metode PCI, dengan hasil nilai
Jalan Ir. Sutami Kota Probolinggo PCI sebesar 51,5 yang menunjukkan jalan
tesebut dalam kondisi sedang, maka jalan Ir.
Tahun: Sutami Kecamatan Wonoasih Kota
2018 Probolinggo yang mengalami kerusakan-
kerusakan perlu dilakukan penambalan
Peneliti: (patching) serta dilapisi ulang (overlay) agar
Samsul Rian Hidayat bekas tambalan yang dilakukan dan retakan–
retakan serta keruskan-kerusakan lain yang
Program Studi Teknik Sipil, fakultas terjadi di sepanjang jalan Ir. Sutami
Teknik, Universitas Dr. Soetomo Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo
tertutupi oleh aspal hotmix agar air tidak cepat
meresap kedalam lapisan jalan yang
menyebabkan semakin bertambah parahnya
kerusakan yang terjadi.
2. Analisis Jenis Kerusakan Perkerasan Berdasarkan hasil pengamatan secara visual
Lentur Menggunakan Metode serta perhitungan yang telah dilakukan,
Pavement Condition Index (Study diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Kasus Jalan Ratu Dibalau Bandar 1. Nilai Pavement Condition Index (PCI)
Lampung) rata-rata di jalan Ratu Dibalau Bandar
Lampung adalah dengan nilai index “72”
Tahun: yaitu masih dalam kondisi sangat baik.
2018 2. Dari hasil penelitian menunjukkan terdapat
9 jenis kerusakan yang ada pada
perkerasan lentur ruas jalan Ratu Dibalau
Peneliti: Bandar Lampung yaitu retak kulit buaya
Farida Juwita1, (0,84 %), cekungan (0.22 %), amblas (0.09
Deni Ariadi2. %), retak memajang (0.09 %), tambalan
(1,29 %), lubang (0,02 %), mengembang
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas jembul (0.18 %), pelepasan butir (0,94 %).
Teknik, Universitas Sang Bumi Ruwa
Jurai.
3. Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan Ruas Jalan Airmadidi-Kairagi mengalami
Menggunakan Metode Pavement peningkatan nilai Cumulative Equivalent
Condition Index (PCI) (Studi Kasus: Single Axle Load (CESA) sebesar 15%
Ruas Jalan Airmadidi Kairagi) pertahun untuk jenis kendaraan antara lain
adalah station wagon, angkutan penumpang
Tahun: sedang, pick up dan mobil hantaran, bus kecil,
2020 bus besar, truk ringan 2 sumbu, truk sedang 2
sumbu, truk 3 sumbu, truk gandeng, dan truk
Peneliti: semitrailer maka diperoleh nilai kumulatif
Imanuel S. Pasiak1, beban sumbu standar (CESA) untuk 10 tahun
Joice E. Waani2, umur rencana yaitu dari tahun 2014 sampai
Theo K. Sendow3. tahun 2024 sebesar 37.699.062,13 ESAL.
Fungsi layanan Struktur Perkerasan Jalan bisa
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas di lihat dari besarnya penururnan nilai indeks
Teknik, Universitas Sam Ratulangi permukaan. Nilai Indeks Permukaan yang
Manado diperoleh selama 10 tahun (2014-2024) adalah
2,52 (Cukup) yang memungkinkan ruas jalan
Air madidi Kairagi mampu melayani lalu lintas
selama umur rencana, sedangkan pada tahun
2019 ketika penelitian ini dilakukan, ruas jalan
Air madidi-Kairagi telah melayani lalu lintas
selama 5 tahun (2014-2019) dan diperoleh nilai
Indeks Permukaan sebesar 4,26 (Sangat Baik).
Dari perhitungan PCI yang dilakukan,
diperoleh nilai PCI keseluruhan untuk Ruas
Jalan Airmadidi-Kairagi adalah sebesar 65,9
(Sangat Baik) yang menunjukkan kondisi
Struktur Perkerasan masih mampu untuk
melayani lalu lintas.
4. Analisa Kerusakan Jalan Dengan Kesimpulan penelitian ini adalah:
Metode PCI dan Alternatif 1. Jenis kerusakan pada ruas jalan adalah
Penyelesaiannya (Studi Kasus Ruas Purwodadi - Solo KM 12+000 – KM
Jalan Purwodadi – Solo KM 12+000 – 24+000 retak kulit buaya, kegemukan,
KM 24+000) keriting, amblas, retak memanjang dan
melintang, tambalan, tergerus, alur,
Tahun: sungkur dan retak selip. Jenis kerusakan
2012 yang paling banyak adalah kerusakan
tergerus dengan luas kerusakan 216,943
Peneliti: M2 dan jenis kerusakan yang paling
Mohammad Budiyono sedikit adalah kerusakan retak kulit buaya
dengan luas kerusakan 2,38 M2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas 2. Nilai kondisi perkerasan untuk ruas jalan
Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwodadi - Solo KM 12+000–KM
Surakarta 24+000 adalah 87,54 berarti termasuk pada
kondisi (EXCELLENT).
3. Penanganan kerusakan diutamakan untuk
segmen jalan yang mempunyai nilai PCI
paling kecil dahulu. Metode penanganan
kerusakan jalan Purwodadi-Solo KM
12+000–KM 24+000 menggunakan
metode P2, P3, P4, P5, dengan kuantitas
kerusakan yang harus ditangani tiap-tiap
metode tersebut adalah: P2 =167,361 M2,
P3 = 19.26 M2, P4 = 16.553 M, P5 =
258.299 M2.
5 Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Kesimpulan
Menggunakan Metode Pci dan Bina 1. Adapun jenis kerusakan yang terdapat
Marga pada ruas jalan Sungai Cina – Harjosari
Desa Lemang pelepasan butiran,
Tahun: penurunan atau patahan, retak memanjang
2018 dan melintang, lubang, cacat tepi
perkerasan dan tambalan
Peneliti: 2. Hasil penelitian kondisi ruas jalan Sungai
Mazlina1, Cina – Harjosari Desa Lemang dengan
Hendra Saputra2, menggunakan Metode PCI (Pavement
Muhammad Idham3. Condition Index) dan Metode Bina Marga
menghasilkan penilaian yang relative
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas sama, pada ruas jalan sungai Cina –
Teknik, Politeknik Negeri Bengkalis Harjosari pada Metode PCI didapat nilai
47 dalam kondisi sedang (Fair) sedangkan
Metode Bina Marga didapat nilai prioritas
10,8 termasuk kedalam pemeliharaan rutin.
3. Jenis pemeliharaan yang dapat digunakan
untuk memperbaiki tingkat layanan jalan
antara lain dengan memberi lapis
tambahan, setiap celah diisi campuran
aspal dan pasir, serta lapis perkerasan
dibongkar dan kemudian dilapisi kembali
dengan bahan yang sama.
6. Analisis Tingkat Kerusakan Jalan Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah
Lentur Dengan Metode Pavement diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan
Condition Index (PCI) Studi Kasus sebagai berikut:
Ruas Jalan Poros Lamasi Walenrang 1. dari hasil pengolahan data kita dapatkan
Kabupaten Luwu nilai Pavement Condition Index (PCI)
untuk ruas jalan Poros Kecamatan Lamasi,
Tahun: Kabupaten Luwu adalah 53,92. Dari nilai
2016 Pavement Condition Index (PCI) yang
didapat maka ruas jalan termasuk dalam
Peneliti: kualifikasi sedang (fair) dan berdasarkan
Muhammad Fikri hasil klasifikasi kondisi perkerasan maka
ruas jalan ini termasuk dalam program
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas pemeliharaan rutin sebagai usulan
Teknik, Universitas Andi Djemma penanganannya.
Palopo 2. dari semua jenis kerusakan yang terjadi
kita ketahui kerusakan yang terbesar ialah
kerusakan retak kulit buaya (Alligator
Cracking) dengan luas 826,27 m2
sebanyak 33%, kemungkinan penyebab
kerusakan ini diakibatkan oleh beban lalu
lintas yang berulang - ulang. Hal ini terjadi
dikarenakan kendaraan (truk-truk) yang
membawa hasil material yang melintasi
ruas jalan sering mengalami kelebihan
beban (overload).
7. Analisis Kondisi Kerusakan Jalan Dari penelitian yang dilakukan pada Ruas
Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali dan setelah
Ruas Jalan Mangu Nogosari, dilakukan analisis dan pembahasan, maka
Kabupaten Boyolali) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis kerusakan yang terjadi pada segmen I
Tahun: (Sta.0+000 s.d 1+000) meliputi lane/
2017 shoulder drop-off, edge craking, block
cracking, patching, potholes, bump and
Peneliti: Agnes Pramitasari1, sags. Segmen II (Sta.1+000 s.d 2+000)
Budi Yulianto2, meliputi lane/shoulder drop-off, potholes,
Niken Silmi Surjandari3. bumps and sags, alligator cracking,
patching, longitudinal cracking, transverse
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas cracking, depression. Segmen III
Teknik, Universitas Sebelas Maret (Sta.2+000 s.d 3+000) meliputi weathering
and ravelling, depression, edge cracking,
block cracking. Segmen IV (Sta.3+000 s.d
4+000) meliputi potholes, weathering and
ravelling. Segmen V (Sta. 4+000 s.d
5+000) meliputi weathering and ravelling,
alligator cracking, weathering and
ravelling, potholes, block racking,
transverse cracking, depression. Segmen
VI (Sta. 5+000 s.d 6+000) meliputi
weathering and ravelling, depression,
alligator cracking, weathering and
raveling. Dari hasil jenis kerusakan dari
segmen I sampai dengan segmen VI,
kerusakan yang banyak terjadi di ruas
Jalan Mangu-Nogosari, Boyolali adalah
jenis weathering and ravelling.
2. Kondisi perkerasan pada Ruas Jalan
Mangu-Nogosari, Boyolali yang termasuk
dalam kategori sedang terdapat pada tiga
segmen, yaitu segmen I (Sta.0+000 s.d
1+000) dengan nilai PCI 50, segmen II
(Sta.1+000 s.d 2+000) dengan nilai PCI
44,67 dan segmen III (Sta.2+000 s.d
3+000) dengan nilai PCI 44,33. Segmen
yang mengalami kondisi sangat buruk
yaitu segmen IV (Sta.3+000 s.d 4+000)
dengan nilai PCI 11 dan segmen VI (Sta.
5+000 s.d 6+000) dengan nilai PCI 17,33.
Segmen yang mengalami kondisi baik
yaitu segmen V (Sta. 4+000 s.d 5+000)
dengan nilai PCI 64,83. Nilai PCI rata-rata
pada Ruas Jalan Mangu-Nogosari,
Boyolali sebesar 38,69 dan dapat
disimpulkan bahwa kondisi Ruas Jalan
Mangu-Nogosari, Boyolali dikategorikan
dalam kondisi fair (buruk).
8. Evaluasi Kondisi dan Kerusakan Berdasarkan analisis hasil pemeriksaan kondisi
Perkerasan Lentur Dengan Metode Jalan Gunung Selatan dengan metode PCI
Pavement Condition Index (PCI) (Performance Condition Index) dapat
(Studi Kasus: Jalan Gunung Selatan disimpulkan sebagai berikut:
Kota Tarakan Provinsi Kalimantan 1. Jenis kerusakan yang ditemukan pada ruas
Utara) jalan yang ditinjau antara lain yaitu: retak
kulit buaya (alligator crack), kegemukan
Tahun: (bleeding), retak kotak-kotak (block
2019 cracking), keriting (corrugation), amblas
(depression), retak samping jalan (edge
Peneliti: cracking), retak memanjang/melintang
Muhammad Djaya Bakri (longitudinal/transverse cracking),
tambalan (patching and utility cut
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas patching), lubang (pothole), dan pelepasan
Teknik, Universitas Borneo Tarakan butir (weathering/ raveling).
2. Hasil penilaian kerusakan jalan secara rata-
rata menghasilkan nilai sangat baik (very
good) yaitu dengan nilai PCI = 71, tetapi
terdapat satu hasil pengamatan yang
memberikan nilai buruk (poor) yaitu unit
sampel pada Sta. 1+350 s/d 1+400 dengan
nilai PCI = 29,5. Hal ini terjadi, karena
kondisi lapangan pada saat pengamatan
mengalami kerusakan dan sedang dalam
perbaikan.
3. Shahin (2005) menyebutkan bahwa
pengambilan unit sampel secara acak
dalam metode PCI ini mengandung
kelemahan, karena bisa saja unit sampel
yang terpilih adalah unit sampel dalam
kondisi baik dan bisa saja terdapat unit
sampel dalam kondisi buruk tidak terpilih
dalam peninjauan. Untuk penelitian
selnajutnya perlu memasukkan unit sampel
tambahan yang tidak terpilih dalam sampel
acak dalam peninjauan yang jika tampak
secara visual kondisi jalan tersebut
mengalami kerusakan yang signifikan
dalam penilaian kondisi jalan secara
keseluruhan.
9. Analisa Kerusakan Jalan Dengan Kesimpulan
Metode PCI dan Alternatif 1. Berdasarkan dari analisis dengan metode
Penyelesaiannya (Studi Kasus: Ruas PCI. Untuk jenis kerusakan yang terjadi
jalan D.I. Panjaitan) pada jalan D.I. Panjaitan yaitu perkerasan
rigid sebanyak 7 jenis kerusakan yaitu
Tahun: durability cracking, corner break, popouts,
2018 linear cracking, patching, polished
agregate, dan spalling. Sedangkan untuk
Peneliti: jenis perkerasan lentur/asphalt terdapat 8
Hillman Yunardhi1, jenis kerusakan yang terjadi yaitu alligator
M. Jazir Alkas2, cracking, corrugation, depression, edge
Heri Sutanto3. cracking, longitudinal cracking, patching,
potholes dan rutting.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas 2. Hasil penelitian kondisi ruas jalan D.I.
Teknik, Universitas Mulawarman Panjaitan dengan metode PCI didapat
secara keseluruhan nilai PCI rata-rata ruas
jalan D.I. Panjaitan menuju Bontang
adalah 79 %. PCI = Very Good. Artinya
kondisi jalan sangat baik. Dan nilai PCI
rata-rata ruas jalan D.I. Panjaitan menuju
Samarinda adalah 98 %. PCI = Excelent.
Artinya kondisi jalan keseluruhannya
masih dalam keadaan sangat baik.
10. Perbandingan Metode Bina Marga dan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
Metode PCI (Pavement Condition disimpulkan sebagai berikut.
Index) dalam Penilaian Kondisi 1. Jenis kerusakan yang dapat ditemukan
Perkerasan Jalan (Studi Kasus: pada ruas Jalan Simpang Lago-Simpang
simpang Lago-simpang Buatan) Buatan antara lain tambalan, lubang,
amblas dan alur.
Tahun: 2. Hasil analisis Metode Bina Marga
2018 mempunyai hasil yaitu UP = 9, 10, 10, 10,
9 dan 10 (dimasukkan dalam program
Peneliti: pemeliharaan rutin). Sedangkan Metode
Deby Elfi Copricon1, PCI mempunyai hasil yaitu nilai tingkatan
Gunawan Wibisono2, kerusakan sebesar 82 (Very Good), 79
Ari Sandhyavitri3 (Very Good), 57 (Good), 28 (Poor), 28
(Poor), 27 (Poor).
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas 3. Perbedaan metode Bina Marga dan metode
Teknik, Universitas Riau Kampus PCI terletak pada perhitungan LHR yang
Bina Widya digunakan metode Bina Marga serta
pemakaian grafik tiap jenis kerusakan pada
PCI. Sesuai hasil akhir, kedua metode ini
mempunyai rekomendasi penanganan yang
berbeda.
4. Jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan
pada jalan ini untuk meningkatkan
pelayanan dan kelayakan secara struktural
dan fungsional adalah dengan rekonstruksi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penliti terdahulu diantaranya


adalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian dilakukan pada jalan Poros Lontar Kabupaten Kotabaru
KM 0+000 s/d KM 2+210.
2. Waktu penelitian dilakukan pada desember 2020

VI. Metode Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Dalam penulisan Proposal Skripsi ini penulis menggunakan metode studi
kasus pada jalan Poros Lontar Kabupaten Kotabaru pada KM 0+000 s/d KM
2+210.
2+210
0+000
Lokasi penelitian

Gambar 6.1 Lokasi penelitian


Sumber: Google Earth

2. Instrumen Penelitian
Adapun Instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penggaris.
b. Meteran kecil (5 meter).
c. Roll meter (50 meter).
d. Peralatan penunjang penelitian lainnya, seperti pena atau pensil, buku tulis,
clip board dan lain-lainnya.
e. Kamera digital

3. Tahapan Penelitian
Tahap awal penelitian dimulai dengan pengadaan data-data yang
dibutuhkan, terdapat 2 jenis data yang dipakai yaitu data primer yang diperoleh
langsung dari hasil observasi di lapangan berupa jenis, tingkat dan luas kerusakan
untuk PCI, sedangkan data sekunder berupa gambar dan peta lokasi.
Mulai

Latar Belakang & Rumusan

Tujuan Penlitian

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


- Jenis, tingkat dan - Peta Lokasi
luas kerusakan jalan

Pengolahan Data

Tidak
Data
Cukup
Ya

Analisa Data

Hasil

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Gambar 3.2 Diagram alir (Flow Chart)


4. Varibel yang diplajari dari data yang di dapat, digunakan untuk mengolah
data, yaitu:
a. Mencari nilai:
- Densitas kerusakan
- Deduct value
- Total deduct value
- Corrected deduct value
b. Mengetahui nilai dari nilai kondisi perkerasan (PCI)
c. Menentukan metode dan prioritas penanganan kerusakan

5. Tahapan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah
sebagaimana uraian berikut.
a. Analisis nilai PCI dengan urutan sebagai berikut:
- Menghitung density yang emrupakan persentase luasan kerusakan terhadap
luasan unit segmen.
- Menghitung nilai pengurangan (deduct value) untuk tiap-tiap jenis
kerusakan pada masing-masingunit segmen.
- Menghitung nlai total pengurangan (total deduct value/ TDV) dari masing-
masing unit segmen.
- Menghitung nilai koreksi nilai pengurangan (corrected deduct value/ CDV)
dari masing-masing unit segmen.
- Menghitung nilai Pavement Condition Index (PCI) untuk masing-masing
unit segmen.
- Menghitung nilai rata-rata PCI dari semua unit segmen pada jalan yang
diteliti untuk mendapatkan nilai PCI dari jalan tersebut.
- Menentukan nilai kondisi jalan dengan menggunakan nilai PCI.
b. Analisis penanganan kerusakan jalan menurut Peraturan Menteri PU no. 13
tahun 2013.
- Menentukan usulan penanganan kerusakan sesuai kategori kerusakan
struktur perkerasan jalan.

23
VII. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari
Pengumuman Judul
1 Proposal Skripsi dan SK
Pembimbing Skripsi

Persiapan dan
2 bimbingan Proposal
Skripsi
3 Sidang/Seminar
Proposal Skripsi
4 Perbaikan/Revisi
Proposal Skripsi
Kerja Lab atau
Analisis untuk Bab
4 (Hasil dan
Pembahasan) dan
5 Bab 5 (Kesimpulan
dan Saran)
dibimbing oleh
Pembimbing 1 dan
2
6 Seminar
Hasil/Sidang Hasil
7 Sidang Skripsi
8 Perbaikan/Revisi
untuk Buku Skripsi
Penyerahan Buku
9
Skripsi (Finish)
Sumber: Kalender Akademik Prodi Teknik Sipil dan Kalender Akademik Uniska
MAB Semester Ganjil 2020/2021.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga, 2020. ”Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekejaan
Konstruksi dan Jembatan (Rev 2)”. Jakarta
Direktorat Pembinaan Jalan Kota. (1990). Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan
Jalan Kota (No. 018/T/BNKT/1990). Direktorat Jendral Bina Marga
Departemen PU. Jakarta
Direktorat Bina Teknik. (2002). Survai Kondisi Jalan Beraspal di Perkotaan.
Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta
Made Novia Indriani, 2018. “Metode-Metode Perhitungan Perencanaan Tebal
Perkerasan lentur Jalan”. Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn)
PERMEN PU RI, “Nomor 13/Prt/M/2011,” Menteri Pekerja Umum Republik
Indones., no. 13, pp.1–24, 2011.
Copricon, Deby Elfi, Gunawan Wibisono, and Ari Sandhyavitri. Perbandingan
Metode Bina Marga dan Metode PCI (Pavement Condition Index) dalam
Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan (Studi Kasus: Simpang Lago-Simpang
Buatan). Diss. Riau University. Diakses tanggal 18 Desember 2020.
Juwita, Farida, and Deni Ariadi. "ANALISIS JENIS KERUSAKAN PERKERASAN
LENTUR MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX
(Study Kasus Jalan Ratu Dibalau Bandar Lampung)." TAPAK (Teknologi
Aplikasi Konstruksi): Jurnal Program Studi Teknik Sipil 8.1 (2019): 66-78.
Diakses tanggal 10 Desember 2020.
Santosa, Rudy, and Samsul Rian Hidayat. "Kajian Tingkat Kerusakan
Menggunakan Metode PCI Pada Ruas Jalan Ir. Sutami Kota Probolinggo."
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil 1.2 (2018): 65-71.
Diakses tanggal 10 Desember 2020.
Pasiak, Imanuel S., Joice E. Waani, and Theo K. Sendow. "EVALUASI
STRUKTUR PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE
PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI), (STUDI KASUS: RUAS JALAN
AIRMADIDI-KAIRAGI) STA 8+ 193, 64-STA 11+ 193, 64." JURNAL
SIPIL STATIK 8.4 (2020). Diakses tanggal 10 Desember 2020.

v
Yunardhi, Hillman. "ANALISA KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE
PCI DAN ALTERNATIF PENYELESAIANNYA (STUDI KASUS: RUAS
JALAN DI PANJAITAN)." Teknologi Sipil 2.2 (2019). Diakses tanggal 18
Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai