Disusun Oleh:
1. M. Apday Romi M1C120004
2. Paundra Okta Bagaskara M1C120015
3. Alvindra Ramadhani Nugraha M1C120022
4. Dewi Sriyanti PMM2100130
Dosen Pengampu:
1. Ade Nurdin, S.T., M.T.
2. Dyah Kumalasari, S.T., M.T.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah memberikan taufiq,
rahmat, dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan survey hingga
penyusunan laporan “Survey Kapasitas Jalan Perkotaan di Jl. RE. Marta Dinata”.
Laporan ini sebagai bentuk pertanggung jawaban atas hasil survey yang telah
dilaksanakan, serta sebagai bentuk untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik
Manajemen Lalulintas yang diberikan oleh Bapak Ade Nurdin, ST. MT. dan Ibu
Dyah Kumalasari, ST. MT. selaku dosen pengampu.
Laporan ini berisi tentang rangkuman serta analisa hasil “Survey Kapasitas
Jalan Perkotaan di Jl. RE. Marta Dinata”. Dalam peneyelasian survey hingga
penyusunan laporan kami banyak dibantu berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
terkait.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini di kemudian hari.
Semoga laporan ini dapat dijadikan pedoman untuk penyusunan laporan
dikemudian hari, serta bermanfaat bagi khalayak khususnya kalangan Jurusan
Teknik Sipil.
Jambi, Desember 2021
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
ANALISA PERHITUNGAN ...........................................................................................18
4.1 Data Umum.......................................................................................................18
4.1.1 Segmen .....................................................................................................18
4.1.2 Data Identifikasi Segmen..........................................................................18
4.2 Kondisi Geometrik ............................................................................................18
4.3 Kondisi Lalu Lintas ..........................................................................................18
4.4 Hambatan Samping ...........................................................................................24
4.6 Analisa Kapasitas..............................................................................................24
4.7 Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) Jalan RE. Marta Dinata ..................25
BAB V .............................................................................................................................27
PENUTUP .......................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................27
5.2 Saran ................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................28
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
jalan dengan banyak lajur, arus dipisah per arah dan kapasitas ditentukan per lajur
(MKJI, 1997).
Dalam mengatasi kemacetan dan kesembrautan lalu – lintas tersebut
diperlukan suatu sistem penentuan fase dan pengaturan lalu – lintas yang baik dan
sangat berpengaruh pada kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan
yang melewati jalan tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian kapasitas jalan perkotaan ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui kapasitas jalan perkotaan pada Jl. RE. Marta Dinata tepatnya di
depan SDN 47 Kota Jambi.
2. Mengetahui kondisi pada saat jam puncak lalu lintas yang terjadi pada Jl. RE.
Marta Dinata.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Jalan 6 lajur 2 arah terbagi (6/2 D)
5. Jalan 1 jalur 3 lajur 1 arah (1 – 3/1)
............................................................ (1)
Dimana:
D = Jarak tempuh (km.)
T = Waktu tempuh (jam)
S = Kecepatan (km/jam)
3. Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang
ruas jalan atau lajur yang biasanya dinyatakan dalam kendaraan per kilometer
atau smp per km. Kepatan lalu lintas sangat sukar diukur secara langsung di
lapangan sehingga Kepadatan lalu lintas diestimasi dari hubungan Kecepatan
rata rata ruang (SMS) dengan Volume arus lalu lintas dan dihitung dengan
menggunakan formula:
...................................................... (2)
Dimana:
D = Kepadatan lalu lintas (smp/km)
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
SMS = Kecepatan Rerata Ruang (km/jam).
4
jalan utama ini arus lalu lintas pada umumnya besar sedangkan pada jalan lokal arus
lalu lintas pada umumnya rendah.
Dalam HCM (1994), perilaku lalu lintas diwakili oleh tingkat pelayanan
Level of Service (LOS) yaitu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi
pengemudi tentang kualitas mengendarai kendaraan. Di Indonesia, tingkat
pelayanan Level of Service (LOS) diklasifikasikan atas:
Tabel 2.1 Nilai Standar LOS
5
b. Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas
meningkat
c. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur
atau mendahului.
4. Tingkat pelayanan D dengan kondisi:
a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan
masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus
b. kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar
c. pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan
kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir
untuk waktu yang singkat.
5. Tingkat pelayanan E dengan kondisi:
a. Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas
mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah
b. kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi
c. pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.
6. Tingkat pelayanan F dengan kondisi:
a. Arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang
b. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
kemacetan untuk durasi yang cukup lama
c. Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.
6
4. Kendaraan ringan atau kendaraan tidak bermotor (UM).
Ekivalensi mobil penumpang untuk beberapa kondisi jalan perkotaan dapat di
lihat di tabel berikut:
Tabel 2.2 Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi
7
Untuk menghitung arus lalu lintas kendaraan bermotor digunakan rumus :
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp) ...................... (3)
Keterangan :
LV = Kendaraan ringan
HV = Kendaraan berat
MC = Sepeda motor
emp = Ekivalen mobil penumpang (tabel 2.2 dan tabel 2.3)
2.7 Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan
persatuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Kapasitas
merupakan ukuran kinerja jalan pada kondisi yang bervariasi, dapat ditetapkan pada
suatu lokasi tertentu atau pada suatu jaringan jalan yang sangat komplek dan
dinyatakan dengan satuan smp/jam. Kapasitas akan menjadi lebih tinggi apabila
suatu jalan mempunyai kondisi yang lebih baik dari kondisi standar, sebaliknya bila
suatu jalan kondisinya lebih buruk dari kondisi standar maka kapasitasnya akan
menjadi lebih rendah.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kapasita ruas jalan raya antara lain
sebagai berikut. Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai
berikut :
1. Faktor jalan, meliputi : lebar lajur, bahu jalan median, kondsi permukaan jalan,
dan lain-lainnya.
2. Faktor lalu lintas, meliputi : komposisi lalu lintas, arus lalu lintas, distribusi
lajur, dan gangguan lalu lintas lainnya, adnaya kendaraan tidak bermotor,
gangguan hambatan samping, dan lainya.
3. Faktor lingkungan, meliputi : pejalan kaki, pengendara sepeda, dan sebagainya.
Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) persamaan untuk
menentukan kapasitas ruas jalan adalah sebagai berikut :
C = 𝐶0 x 𝐹𝐶𝑊 x 𝐹𝐶𝑆𝑃 x 𝐹𝐶𝑆𝐹 x 𝐹𝐶𝐶𝑆 .............................. (4)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam)
C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb.
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota.
8
Tabel 2.4 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan
Catatan: Jika jalan terbagi atau jalan 1 arah, gunakan nilai sama dengan 1,00
9
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (𝑭𝑪𝑺𝑭) dengan Bahu Jalan
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (𝑭𝑪𝑺𝑭) dengan Kreb Jalan
10
menimbulkan konflik, kadang-kadang besar pengaruhnya terhadap lalu lintas.
Hambatan samping yang terutama berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan
perkotaan yang dimaksud adalah :
1. Pejalan kaki
2. Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti.
3. Kendaraan lambat (misalnya becak, kereta kuda).
4. Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan
Tingkatan hambatan samping dikelompokkan dalam lima kelas, dari kelas
rendah sampai kelas tinggi sebagai fungsi dan kejadian hambatan samping di
sepanjang jalan yang diamati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada faktor
penentuan hambatan samping dalam menentukan suatu tingkat pelayanan jalan raya
dapat di baca pada tabel di bawah ini \:
Tabel 2.10 Faktor Penentuan Kelas Hambatan Samping
11
Jika data rinci hambatan tidak tersedia, maka hambatan samping dapat
ditentukan dengan cara lain sesuai MKJI 1997.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
ANALISA
SIMPULAN
13
perkotaan, maka dalam hal ini dipelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan
kapaistas jalan perkotaan.
Setelah topik ditentukan selanjutnya dilakukan studi pendahuluan dan
penetapan lokasi penelitian. Pengumpulan data lalu-lintas akan dilakukan secara
manual dengan mencatat pada lembar formulir survey yang dilakukan oleh para
surveyor (anggota kelompok), dan dibantu dengan foto-foto untuk dokumentasi.
Untuk mendapatkan data tersebut maka harus dilakukan survey lokasi penelitian.
Dengan begitu data-data yang didapat akan lebih akurat dan baik sehingga metode
pengumpulan data segera terpenuhi. Sehingga data yang dikumpulkan dapat
dianalisis mengenai masalah yang terjadi.
14
2. Peta Lokasi Survey
Peta lokasi survey bersumber dari Google Maps 2021, berikut merupakan peta
lokasi survey :
15
6. Analisa kapasitas, dikarenakan jalan termasuk tipe 4/2D terbagi maka
analisanya dilakukan pada maing-masing lalu lintas.
7. Derajat kejenuhan (degree of saturation), perhitungan ini digunakan untuk
mengetahui karakteristik arus lalu lintas dan mengetahui jam puncak.
3.3.4 Kesimpulan
Keimpulan berisikan hasil survey dan analisa data yang telah dilakukan
serta memberikan saran unuk permasalahan yang timbul.
16
Gambar 3.4 Hasil Survey Lapangan
17
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
4.1 Data Umum
4.1.1 Segmen
Segmen yang diteliti merupakan sepanjang Jalan RE. Marta Dinata. Untuk
panjang segmen tidak ada karena kami hanya melakukan survey pada satu
titik tepatnya di depan SDN 47 Kota Jambi.
4.1.2 Data Identifikasi Segmen
Tanggal : 06 Desember 2021
Provinsi : Jambi
Kota : Kota Jambi
Ukuran Kota : 611.353 jiwa
Tipe Daerah : Perkotaan
Tipe Jalan : 4/2 D (4 Lajur 2 arah terbagi)
Periode Analisa : 120 menit x 3
18
LV : 360 kend/jam
HV : 8 kend/jam
~ Pada pukul 12.30 WIB – 13.30 WIB
MC : 714 kend/jam
LV : 366 kend/jam
HV : 3 kend/jam
~ Pada pukul 15.30 WIB – 16.30 WIB
MC : 736 kend/jam
LV : 511 kend/jam
HV : 1 kend/jam
~ Pada pukul 16.30 WIB – 17.30 WIB
MC : 1348 kend/jam
LV : 580 kend/jam
HV : 2 kend/jam
~ Jumlah kendaraan arah Kantor Gubernur – Taman Budaya
~ Pada pukul 07.00 WIB – 08.00 WIB
MC : 696 kend/jam
LV : 262 kend/jam
HV : 5 kend/jam
~ Pada pukul 08.00 WIB – 09.00 WIB
MC : 572 kend/jam
LV : 214 kend/jam
HV : 3 kend/jam
~ Pada pukul 11.30 WIB – 12.30 WIB
MC : 723 kend/jam
LV : 332 kend/jam
HV : 2 kend/jam
~ Pada pukul 12.30 WIB – 13.30 WIB
MC : 587 kend/jam
LV : 320 kend/jam
HV : 5 kend/jam
~ Pada pukul 15.30 WIB – 16.30 WIB
19
MC : 467 kend/jam
LV : 423 kend/jam
HV : 8 kend/jam
~ Pada pukul 16.30 WIB – 17.30 WIB
MC : 771 kend/jam
LV : 370 kend/jam
HV : 3 kend/jam
20
Tabel 4.3 Qdh3
21
• EMP kendaraan Arah Kantor Gubernur – Taman Budaya
~ EMP kendaran Kantor Gubernur – Taman Budaya pada pukul
07.00 – 08.00
Tabel 4.7 Qdh7
22
Tabel 4.10 Qdh10
Qdh1
Jenis Kend/Jam EMP
SMP/Jam
MC 587 0.25 146.75
LV 320 1 320
HV 5 1.2 6
Total 912 472.75
~ EMP kendaran arah Kantor Gubernur – Taman Budaya pada
pukul 15.30 – 16.30
Tabel 4.11 Qdh11
Qdh1
Jenis Kend/Jam EMP
SMP/Jam
MC 467 0.25 116.75
LV 423 1 423
HV 8 1.2 9.6
Total 898 549.35
~ EMP kendaran arah Kantor Gubernur – Taman Budaya pada
pukul 16.30 – 17.30
Tabel 4.12 Qdh12
Qdh1
Jenis Kend/Jam EMP
SMP/Jam
MC 771 0.25 192.75
LV 370 1 370
HV 3 1.2 3.6
Total 1144 566.35
C. Parameter Arus Lalu Lintas
~ Arus Total Qsmp (smp/jam)
Qsmp1 = 1330,8 smp/jam
Qsmp2 = 896,95 smp/jam
Qsmp3 = 1073 smp/jam
Qsmp4 = 1020,85 smp/jam
Qsmp5 = 1245,55 smp/jam
Qsmp6 = 1485,75 smp/jam
Qsmp = Qsmp1 + Qsmp2 + Qsmp3 + Qsmp4 + Qsmp5 + Qsmp6
= 1330,8 + 896,95 + 1073 + 1020,85 + 1245,55 + 1485,75
23
= 7052,9 smp/jam
24
4.6 Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) Jalan RE. Marta Dinata
Derajat kejenuhan dicari dengan rumus :
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)
Untuk karakteristik volume lau lintas lokasi Jalan RE. Marta Dinata pukul
07.00 – 08.00
𝐿𝑉𝑡𝑜𝑡 = 558 emp = 1,00
𝐻𝑉𝑡𝑜𝑡 = 4 emp = 1,20
𝑀𝐶𝑡𝑜𝑡 = 1304 emp = 0,25
Q = (558 x 1,00) + (4 x 1,20) + (1304 x 0,25)
= 888,80 smp/jam
~ Derajat Kejenuhan (Degree of Saturaion)
𝑄
Ds = 𝐶
88,80
= 5963,28
= 0,15
Tabel 4.13 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan Arus Lalu Lintas Jalan RE. Marta
Dinata
Ekuivalen Mobil Penumpang (A)
Waktu C Volume Derajat Kejenuhan
LV HV MC
07.00 - 08.00 558 4.8 326 5963.28 888.80 0.15
08.00 - 09.00 390 3.6 142.75 5963.28 536.35 0.09
11.30 - 12.30 360 9.6 188.25 5963.28 557.85 0.09
12.30 - 13.30 366 3.6 178.5 5963.28 548.10 0.09
15.30 - 16.30 511 1.2 184 5963.28 696.20 0.12
16.30 - 17.30 580 2.4 337 5963.28 919.40 0.15
25
Dari tabel dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi RE. Marta
Dinata jam puncak pagi hari terjadi pada pukul 07.00 – 08.00. dimana
waktu tersebut merupakan waktu masuk bagi pegawai kantoran dan
karyawan di sekitarnya. Sedangkan jam puncak sore hari terjadi pukul
16.30 – 17.30, yakni saat jam pulang kerja.
~ Derajat kejenuhan total
Qsmp = 7052,92 smp/jam
Csmp = 5963,28 smp/jam
𝑄𝑠𝑚𝑝
Ds = 𝐶𝑠𝑚𝑝
7052,92
= 5963,28
= 1,18
26
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey dan analisa yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kapasitas Rencana Jl. RE. Marta Dinata sebesar 5963,28 smp/jam
2. Jam puncak pada pagi hari terjadi pada pukul 07.00 – 08.00 dengan
volume kendaran (Q) = 1130,80 dan derajat kejenuhannya (Ds) = 0,22
3. Jam puncak pada sore hari terjadi pada pukul 16.30 – 17.30 dengan
volume kendaraan (Q) = 1485,75 dan derajat kejenuhannya (Ds) =
0,25
4. Berdasararkan dengan nilai derajat kejenuhan keadaan tingkat
pelayanan pada lokasi study termasuk level LOS B, dimana arus lalu
lintas stabil tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas dan pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
kecepatan.
4.2 Saran
Untuk menekan volume atau jumah peningkatan kendaran, perlu adanya
kebijakan tentang pembatasan kepemilikan kendaraan dan pengaturan rekayasa lalu
lintas yang baik oleh pihak yang berwenang, supaya tidak terjadi kepadatan di suatu
ruas jalan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Dispendukcapil Kota Jambi. 2021. Jumlah Penduduk Kota Senarang.
https://www.dispendukcapil.semarang.go.id. Diakses tanggal 27
Oktober 2021.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Direktorat Bina Jalan Kota. Jakarta.
28