Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

SOAL UJIAN SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2021-2022

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN


PTS148

Dosen

Ade Nurdin, S.T., M.T. 0003038406

Jambi , Juni 2022

Mengetahui Dosen
Ketua Prodi

M. Nuklirullah, S.T., M.Eng. Ade Nurdin, S.T., M.T.


NIP. 198906012019031012 NIP. 198403032019031012
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Mata Kuliah : PGJ


Sifat Ujian : Take Home Test
Waktu Ujian : 120 Menit
Hari, Tanggal Ujian : Rabu, 8 Juni 2022
Dosen : Ade NUrdin, S.T., M.T.

SOAL 1

Silahkan evaluasi sebuah tikunngan dan tanjakan. Untuk yg tugasnya kelompok study kasus
tanjakan menjadi menghitug tikungan dan sebaliknya. Data VLHR = xy .000
Cat :
Waktu sampai jam 150.menit. untuk ke e learning jika menu submit masih ada silahkan
masukan saja. Walupun waktu sudah habis.trims

*** Selamat Mengerjakan ***


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

NAMA : FAJRIN SUKMA


NIM : M1C120023
Data VLHR : 23.000 smp/jam

1. Menghitung Volume Jam Rencana (VJR)


Dalam menghitung VJR atau volume jam rencana untuk menentukan nilai faktor K dan
faktor F, maka dapat dilihat pada tabel diatas penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan
volume lalu lintas harian rata-rata pada MKJI, 1997.
Faktor K = 6%
Faktor F = 0,8%
𝑘 1
𝑉𝐽𝑅 = 𝑉𝐿𝐻𝑅 𝑥 𝑥
100 ƒ

6 1
𝑉𝐽𝑅 = 23.000 𝑥 𝑥
100 0,8

𝑉𝐽𝑅 = 1.725 𝑠𝑚𝑝/j𝑎𝑚


Hasil dari perhitungan VJR (Volume Jam Rencana) adalah sebesar 1.725 smp/jam.

Hasil dari perhitungan VJR (volume jam rencana) adalah sebesar 1.725 smp/jam. Untuk
menentukan faktor k dan f volume lalu lintas rencana dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Arteri Kolektor Lokal
Ideal Minimum Ideal Minimum Ideal Minimum
VLHR
Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar Lebar
Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu Jalur Bahu
<3000 6 1,5 4,5 1 6 1,5 4,5 1 6 1,5 4,5 1
3000-
7 2 6 1,5 7 1,5 6 1,5 7 2 6 1
10000
10000-
7 2 7 2 7 2 **) **) - - - -
25000
>25000 2nx3.5* 2,5 2x7* 2 2nx3.5* 2 **) **) - - - -
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

Untuk VLHR >25.000 smp/hari :


Lebar jalur : 7 m (ideal)
Lebar lajur : 3,5 m (ideal)
Lebar bahu : 2 m (ideal)
Dari data LHR yang digunakan didapat nilai VLHR sebesar 23.000 smp/jam berdasarkan tabel
dengan fungsi jalan yang digunakan arteri primer didapat lebar jalan 7 meter dengan lebar bahu
jalan 3 meter dengan tipe jalan yang direncanakan 2/2UD.
Kelas Fungsi Kecepatan Rencana
I Arteri Primer 70-120
II Kolektor Primer 40-80
IIIA Arteri Sekunder 50-80
IIIB Kolektor Sekunder 30-50
IIIC Lokal Sekunder 40-70
(Sumber : Bina Marga,2004)
Menggunakan fungsi jalan arteri primer dengan nilai VR sebesar 80 km/jam
2. Mencari Kapasitas (C)

Mencari kapasitas (C) ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐶 = 𝐶𝑜 𝑥 𝐹𝐶𝑤 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑝 𝑥 𝐹𝐶𝑠ƒ 𝑥 𝐹𝐶𝑐𝑠

Keterangan:
Tipe jalan = 2/2 UD dua arah untuk jalan perkotaan
Co = 2900 smp/jam
FCw = 1,00 (untuk lebar jalur efektif per lajur 7m)
FCsp = 1,00 (untuk pemisahan arah 50%-50%)
FCsf = 0,97 (untuk jalan dengan kereb, hambatan samping rendah Wk = 2,0)
FCcs = 1,00 (untuk jumlah penduduk 1,0-3,0 juta penduduk)
Untuk menghitung kapasitas ruas jalan (C) sebagai berikut:

𝐶 = 𝐶𝑜 𝑥 𝐹𝐶𝑤 𝑥 𝐹𝐶𝑠𝑝 𝑥 𝐹𝐶𝑠ƒ 𝑥 𝐹𝐶𝑐𝑠

𝐶 = 2900 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 0,97 𝑥 1

𝐶 = 2.813 𝑠𝑚𝑝/j𝑎𝑚
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

3. Mencari derajat kejenuhan (Ds)

Mencari derajat kejenuhan (Ds) ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑉
𝐷𝑠 =
𝐶

1.725
𝐷𝑠 =
2831

𝐷𝑠 = 0,613% < 1%

4. Penentuan superelevasi maksimum (Emaks)


Dalam penentuan superelevasi minimum nilai yang digunakan sebagai patokan adalah
nilai kecepatan rencana (VR) sebesar 80 km/jam. Berdasarkan Pedoman Bina Marga mengenai
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.037/TBM/1997 menganjurkan ketika
kecepatan rencana (VR) > 30 km/jam maka didapatkan nilai superelevasi maksimum (Emaks)
sebesar 10%.

5. Penentuan superelevasi normal (Enormal)


sin  = 13/800 = 0,016
 = arc sin 0,016
= 0,92
Kemiringan = 0,92/45 x 100%
= 2,044 %

Untuk kelancaran drainase permukaan lajur lalu lintas pada alinyemen, lajur memerlukan
kemiringan melintang normal (Enormal) sebagai berikut:
1. 2-3% untuk perkerasan aspal dan beton
2. 4-5% untuk perkerasan kerikil

Sehingga data yang diambil sesuai dengan perencanaan didapatkanlah untuk perkerasan aspal
dengan Enormal = 2-3%

6. Penentuan Potongan Melintang Berdasarkan Elevasi


Pada penentuan potongan melintang jalan ini, disketsakan ke dalam Gambar 3.3 yaitu
sebagai berikut:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

2% 2%
>2% >2%

2m 3,5 m 3,5 m 2m

Gambar 3.3 Sketsa Lebar Jalur Lalu Lintas untuk Jalan 2/2 tak terbagi

7. Perhitungan jarak pandang henti (Jh)


Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Kota No. 038/TBM/1997 Dirjen
Bina Marga, dilakukan pengelompokan data untuk menghitung jarak pandang henti (Jh)
sebagai berikut:

a. Kecepatan Rencana (VR) : 80 km/jam


b. Jarak henti minimum (Jh) : 120 m
c. Untuk jalan datar (Fp) : 0,30
d. Waktu tanggap : 2,5 detik ~ 0,0007 jam
Dari data diatas, dapat dihitung nilai jarak pandang henti (Jh) yaitu sebagai berikut:

Jh = 0,694 x VR + 0,004 x (VR)²


Fp

= 0,694 x 80 + 0,004 x (80)²


0,30

= 55,52 + 0,004 x 16000


= 140,853 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20


Jh Minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

8. Jarak pandang mendahului (Jd)


Jarak pandang mendahului (Jd) merupakan penjumlahan jarak-jarak mulai sadar
(perception), mulai dari pindah jalur, jarak bebas untuk mendahului kendaraan lain dan
jarak yang ditempuh kendaraan lain pada jalur lawan perhitungan jarak pandang
mendahului (Jd) yaitu sebagai berikut:
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Dengan keterangan rumus:
d1 = 0,278 x T1 x 𝑉𝑅−𝑚+𝑎 𝗑 T1
2

d2 = 0,278 x VR x T2
d3 = 30 – 100 meter
d4 = 2 x d2
3

sebelum mencari nilai jarak (d), dicari terlebih dahulu waktu sadar (T1), waktu kendaraan
yang menyiap berada dijalur lawan (T2) dan percepatan rata-rata (a), dengan data yaitu
sebagai berikut:
VR = 80 km/jam
m = 10 km/jam
a. Hitung nilai waktu sadar (T1)
T1 = 2,12 + 0,026 VR
= 2,12 + (0,026 x 80)
= 4,2 detik
b. Hitung nilai waktu kendaraan yang menyiap berada dijalur lawan (T 2)
T2 = 6,56 + 0,048 VR
= 6,56 + (0,048 x 80)
= 10,4 detik
c. Hitung percepatan rata-rata (a)
a = 2,052 + 0,0036 VR
= 2,052 + (0,0036 x 80)
= 2,34 detik
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

Setelah mendapatkan nilai diatas, maka dapat dihitung nilai pada masing-masing jarak
yaitu sebagai berikut:
d1 = 0,278 x T1 x 𝑉𝑅−𝑚+𝑎 𝗑 T1
2
80−10 +2,34 𝗑 4,2
= 0,278 x 4,2 x
2

= 46,603 m
d2 = 0,278 x VR x T2
=0,278 x 80 x 10,4
= 231,296 m
d3 = 55 meter
d4 = 2 x d2
3

= 2 x 231,296
3

= 154,197 m
Setelah mendapatkan jarak pada setiap titik, jarak pandang mendahului (Jd) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 46,603 m + 231,296 m + 55 m + 154,197 m
= 487,096 m
Jarak pandang mendahului (Jdmin) juga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jdmin = 2 x (d2 + d3 + d4)
3

= 2 x (231,296 m + 55 m + 154,197 m)
3

= 293,662 m

Penetapan Trase Alinyemen Horizontal


Penetapan trase alinyemen horizontal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Parameter alinyemen horizontal
a. Panjang bagian lurus maksimum
Jenis medan = Datar
Kelas jalan = Arteri
Panjang maksimmum = 3000 meter
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id
2. Jari-jari minimum (Rmin)
Jari-jari minimum (Rmin) dapat dihitung dengan persamaan, yaitu sebagai berikut:
2
Rmin = VR
127 (Fm+emaks)

Dimana:
VR = 80 km/jam
emaks = 10%
fmaks = −0,00065 × 𝑉𝑅 + 0,192
= −0,00065 × 80 + 0,192 = 0,14
Dari data diatas, dapat dihitung nilai jari-jari minimum (Rmin):
2
Rmin = VR
127 (Fm+emaks)

802
=
127 (0,14+10%)

= 209,973 m dibulatkan menjadi 210 m.


3. Jenis Tikungan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id
Data :
Ls : 90 m
e : 10%
Rc : 310 m
VR : 80 km/jam
∆ = 70°
π = 3,14
Cek nilai e:
Syarat tikungan SCS,
e > 4%
10% > 4%

4. Menghitung Sudut Lengkung Spiral (𝜃s)


90 ×𝐿𝑠
𝜃s =
𝜋 ×𝑅𝑐

90 × 90
=
3,14 ×310

= 8,321°

5. Menghitung Sudut Lengkung Circle (𝜃c)


𝜃𝑐 = ∆ − 2 × 𝜃s
= 70°– (2 x 8,321)
= 53,358°

6. Menghitung Panjang Busur Lingkaran (Lc)

Lc 𝜃𝑐 × 𝜋 × 𝑅𝑐
= 180

= 53,358 × 3,14 × 310


180

= 288,548 m
Cek nilai Lc:
Syarat tikungan SCS,
Lc > 20 m
288,548 m > 20 m OK!!
7. Menghitung pergeseran tangen terhadap spiral (P) dan absis dari P pada garis tangen
spiral (k)
2
Ls
P = - Rc (1- cos θs)
6 Rc
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jalan Tribrata KM 11 Pondok Meja, Mestong, Jambi 36364; e-mail : teknik@unja.ac.id

(90 m)2
=
6 X 310 m
- 310 m (1- cos (8,321))

= 1,091 m

Nilai P yang diperoleh 1,091 m sehingga syarat nilai


P ≥ 0,200 m untuk menggunakan lengkung SCS terpenuhi.
3
L
k = Ls - s - Rc sin θs
40R2c

(90 m)3
= 90 m - - 310 x sin (8,321)
40 X (310 m)2

= 45,135 m

Karena syarat untuk tikungan SCS terpenuhi, jenis tikungan yang dipilih adalah tikung
Spiral-Circle-Spiral (SCS).
Berdasarkan perhitungan dari data geometri yang didapat menunjukkan bahwa tikungan
tersebut menggunakan jenis tikungan Spiral-Circle-Spiral (SCS).

Anda mungkin juga menyukai