Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN TUGAS BESAR

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

OLEH:
FELINA MARSHELLA LIANTO
19021101076

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
MANADO
2022
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN AIR


SEMESTER GENAP 2021-2022

Diberikan kepada, Nama : Felina Marshella Lianto

NRI / Kelas : 19021101076 / C

Isi tugas:

Rencanakan sebuah bendungan tetap di sungai/anak sungai .....................................


di titik ......, Untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) .........................

Data Hidrologi
Diketahui:
a. Q100 = 42 m3/det
b. Elevasi dasar sungai di titik bendung = +654 m
c. Lebar rerata sungai = 8,6 m
d. Tinggi tebing sungai dari dasar = 4 m
e. Kemiringan rerata dasar sungai = 0,0035

Sketsa penampang sungai

Perhitungan meliputi:

1. Analisis Bendung
a. Penetapan tipe peluap dan ukurannya
b. Analisis hidrolis bendung
c. Analisis kolam peredam enegi
d. Analisis lantai muka
e. Pintu pengambilan dan pintu penguras
f. Analisis stabilitas bendung
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2. Gambar
- Dibuat pada kertas ukuran A4, lengkap dengan Normalisasi.
- Denah dan Potongan, Skala 1: 100 atau 1: 200.
- Detail, Skala 1: 10 atau 1: 20.
3. Laporan
- Laporan harus jelas, rapih dan disusun secara sistimatis.
- Laporan asli, dijilid lengkap dan dimasukkan ke Dosen Penanggung
jawab.

4. Data data
- Luas Daerah Irigasi (DI) = 90 Ha.
- Elevasi sawah tertinggi = 85 m.
- NFR = 0,88
- Data tanah di lokasi bending γ tanah = 2,10 t/m3

5. Keterangan lain
- Tugas ini hanya berlaku untuk Semester Genap 2021-2022.
- Tugas yang sudah selesai, harus diserahkan ke Dosen
Penanggungjawab selambat-lambatnya tanggal 25 Juni 2022.

Manado, 4 Juni 2022

Dosen Penanggungjawab Dosen Pengajar,

Dr.Ir. Tiny Mananoma, MT. Dr.Eng., Ir. Liany A Hendratta, MSi.


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN AIR (TSL 3062)
Semester Genap 2021-2022
Nama : Felina Marshella Lianto

NRI / Kelas : 19021101076 / C

No Tanggal Keterangan Paraf dosen


1. 17/06/22 Lanjutkan perhitungan loncatan hidraulis dan
dimensi kolam olak

2. 21/06/22 Lanjutkan pekerjaan selanjutnya

3. 25/06/22 Selesai Tugas

Manado, 2022.
Dosen Penanggungjawab Dosen Pengajar,

Dr.Ir. Tiny Mananoma, MT. Dr.Eng., Ir. Liany A Hendratta, MSi.


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISA PERHITUNGAN HIDRAULIS BENDUNG

1. Perhitungan Tinggi Banjir Rencana Di Hilir Bendung (Tail Water)


Untuk menghitung tinggi air maksimum pada bendung digunakan rumus :

v= (Manning)

R=

Q=

Dimana : V = Kecepatan aliran (m/det)


Q = debit (m3/det)
R = Jari-jari Hidraulis
A = Luas Penampang basah (m2)
P = Keliling basah (m)
S = kemiringan sungai rata-rata
n =Koefisien kekasaran bahan (koefisien kekasaran Manning)

Kemiringan dasar sungai : 0,035

Berikut nilai-nilai Koefisien Kekasaran Manning

Diambil koefisien kekasaran Manning = 0,020


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Bn
Dengan b = 8,6 m dan m = 1,00
Untuk penampang trapezium :
A = (b + mh) h = (8,6 + h)h

h
P = b + 2h√ = 8,6 + 2h√
1
R=
m
b

Q desain = 42,00 m3/det

Syarat; Q coba-coba = Q desain yaitu sebesar 42,00 m3/det.

Percobaan I

Dengan b = 8,6 ; h (coba-coba) = 1 m

A = (b + mh) h
= (8,6 + 1)1
= 9,6 m2
P = b + 2h√
= 8,6 + 2 (1) √
= 11,43 m

R =

= 0,84 m

V =
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

V =

V = 2,63 m/det

Q =

= 2,63

= 25,28 m3/det

Percobaan kesekian hingga Q = 56,00 m3/det, didapati h = 1,35251

A = (b + mh) h
= (8,6 + 1,35251)1
= 13,46 m2
P = b + 2h√
= 8,6 + 2 (1,35251) √
= 12,43 m

R =

= 1,08 m

V =

V =

V = 3,12 m/det

Q =

= 3,12

= 42,00 m3/det
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

b h (coba-coba) A P R V Q
(m) (m) m2 (m) (m) (m/det) (m3/det)
8,6 1 9,60 11,43 0,84 2,63 25,28
8,6 1,1 10,67 11,71 0,91 2,78 29,66
8,6 1,2 11,76 11,99 0,98 2,92 34,33
8,6 1,3 12,87 12,28 1,05 3,05 39,29
8,6 1,35251 13,46 12,43 1,08 3,12 42,00
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Dari h yang didapat kemudian dihitung lebar sungai sebagai berikut :


( )

( )

1. Perhitungan Hidraulis Bendung


a. Penentuan Tinggi Elevasi Mercu Bendung
Menentukan tinggi elevasi mercu bendung dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Sebagai patokan dapat digunakan angka-angka sebagai berikut :

- Elevasi sawah tertinggi = 660,00 m


- Tinggi muka air sawah = 0,10 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran tersier ke sawah = 0,10 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0,10 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran primer ke saluiran sekunder = 0,10 m
- Kehilangan tekanan air akibat kemiringan = 0,15 m
- Kehilangan air dari sungai ke saluran primer = 0,20 m
- Kehilangan air akibat eksploitasi = 0,10 m
- Kehilangan tekanan air pada alat-alat ukur = 0,40 m
- Kehilangan tekanan untuk bangunan-bangunan lain = 0,25 m
Elevasi mercu bendung = 661,50 m

b. Perhitungan Tinggi Bendung


Tinggi Bendung adalah jarak antara lantai muka bendung sampai pada
puncak bendung.

Diketahui :
- Elevasi sawah tertinggi = 660,00 m
- Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = 654,00 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Elevasi mercu bendung = 661,50 m


Tinggi bendung 661,50 –
= m
(elevasi mercu – elevasi dasar sungai) 654,00
= 7,50 m
c. Perhitungan Lebar Bendung
Lebar bendung, yaitu jarak antara pangkal-pangkalnya (abutment),
sebaiknya sama dengan lebar rata-rata sungai pada bagian yang stabil.
Lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1,20 kali lebar rata-
rata sungai pada ruas yang stabil.

Lebar maksimum bendung = 1,20 X B


= 1,20 x 9,95
= 11,94 m

Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk


melewatkan debit. Lebar efektif bendung lebih kecil dari lebar bendung
dikarenakan adanya pilar dan pintu penguras.
Rumus :
( )
Dimana :
Be = lebar efektif bendung (m)
B = lebar bendung (m)
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar (dari tabel harga-harga koefisien kontraksi)
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung (dari tabel harga-harga
koefisien kontraksi)
H1 = tinggi energi (m)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

( )
=9,95 – 2 ((2 x 0,01) + 0,20) H1
=9,95 – 0,44 H1 (H1 Untuk Pilar )

a. Tinggi muka air maksimum di atas mercu bendung (h1)


Mercu Ogee

Sumber : KP 02 – Bangunan Utama (hal. 52) Bendung dengan mercu Ogee


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Dari gambar di atas tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan
berkisar antara 0,30 sampai 0,70 kali H1maks dan untuk bendung beton dari 0,10
sampai 0,70 kali H1maks.
Persamaan tinggi energi debit untuk bendung ambang pendek dengan mercu Ogee
adalah :

√( )

Dimana :
Q = debit (m3/det)
Cd = koefisisen debit ( Cd = C0 C1 C2 )
g = gravitasi (9,81 m/det2)
Be = lebar efektif mercu (m)
H1 = tinggi energi (m)

Diketahui :
Q = 42,00 m3/det
P (tinggi mercu bendung) = 7,50 m

Asumsi :
C0 = 1,30 (nilai Konstanta mercu Ogee)
 P/h1 1,33
 H1/h1 = 1,00
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Maka C1 = 1 (dari grafik)


Cd = C0 x C1
= 1,30 x 1
= 1,30
Dengan Asumsi di atas dapat diselesaikan Persamaan tinggi energi debit sebagai
berikut:

√( )

√( ) ( )

Dengan cara coba coba didapatkan H1 = 3,45 m. Untuk Q =

Tinggi energi hulu (K1) dihitung dari muka air bagian hulu di atas mercu bendung.
Untuk memperoleh ini perlu dihitung faktor-faktor sebagai berikut :

a. Debit per satuan lebar (q) :

q= = = 4,99 m2/det

b. Kedalaman Kritis (hc)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

hc = √

=√ = 1,36 m

c. Kecepatan di hulu bendung


V1 = ( )

= ( )
= 0,45 m/det

Selanjutnya di hitung harga K1

K1 =

= = 0,01 m

Jadi di dapat tinggi muka air di atas mercu :


h1 = H1 – K1
= 3,5 – 0,01
= 3,48 m
Tinggi muka air di atas mercu :
h1 = 3,48 m ≈ 3,5 m

dengan Q100 = 42,00 m3/det di dapat kedalaman air di hulu mercu bendung
adalah
h1 = 3,50 m

Elevasi muka air banjir di hulu mercu bendung untuk Q100 :


Elevasi MAB = Elevasi Mercu Bendung + Kedalaman air di Hulu Mercu Bendung
= 661,50 m + 3,50 m
= 665 m

Dari perhitungan untuk H1= 3,5 m didapat hasil sebagai berikut :

= 8,41 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

( )

( )

Penentuan elevasi tembok pangkal bendung bagian hulu didasarkan pada


elevasi debit banjir Q100.
Elevasi tembok = elevasi muka air banjir + free board (jagaan)
 Menghitung tinggi jagaan
Untuk menentukan tinggi jagaan dipakai formula USBR (United State
Bureau of Reclamation); √
dimana: f = jagaan (ft)
y = kedalaman air (ft)
c = koefisien (tergantung debit)
untuk Q ≤ 20 cfs; c = 1,50
Q ≥ 3000 cfs; c = 2,50
20 cfs < Q < 3000 cfs; 1,50 < c < 2,50 (interpolasi)
1 ft = 0,30 m
1m = 3,28 ft
1 m3/det = 35,32 cfs
1 cfs = 0,03 m3/det

Q desain = 42,00 m3/det = = 1400 ft3/det

karena; 20 cfs < Q < 3000 cfs, maka 1,50 < c < 2,50
Dengan interpolasi di dapatkan c = 1,96

y = kedalaman air (h) = 3,5 m = 3,5 x 3,28 = 11,48 ft
√ √ = 4,74 ft

= = 1,45 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Berdasarkan tabel di bawah ini,


dengan Q = 42,00 m3/det nilai Tinggi Jagaan = 1,00 m
Debit aliran Tinggi jagaan
(m3/det) (m)
< 0,50 0,40
0,50 - 1,50 0,50
1,50 - 5,00 0,60
5,00 - 10,00 0,75
10,00 - 15,00 0,85
> 15,00 1,00
(Sumber ; kriteria perencanaan saluran, departemen
pekerjaan umum, 1983)
Diambil nilai tinggi jagaan yang terbesar, yaitu = 1,45 m.
Elevasi Tembok = elevasi muka air banjir + free board (jagaan)
= 665 m + 1,45 m = 666,45 m

b. Tinggi muka air di hilir (h2)

Perhitungan dalam menentukan tinggi muka air di hilir bendung ditentukan


berdasarkan rumus kontinuitas dan rumus Strickler, sebagai berikut :

Q=vxA
v = K x R2/3 x S1/2
R =

Diketahui : Q = 42,00 m3/det


b = 8,60 m
S = 0,0035
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tabel kekasaran Strikler (K) untuk saluran tanah

Jadi, K = 45,00 (dari tabel) ; m = 1,00

Syarat; Q coba-coba = Q desain yaitu sebesar 42,00 m3/det.


Percobaan I

Dengan b = 8,6,00 ; h (coba-coba) = 0,90 m

A = (b + mh) h
= (8,60 + 0,90)0,90
= 8,55 m2
P = b + 2h√
= 8,60 + 2 (0,90) √
= 11,15 m

R =

= 0,77 m

V = K x R2/3 x S1/2

V = 45,00 x 0,772/3 x 0,00351/2

V = 2,67 m/det

Q =
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

= 2,67

= 22,80 m3/det

Percobaan kesekian hingga Q = 42,00 m3/det, didapati h = 1,2953

A = (b + mh) h
= (8,60 + 1,2953) 1,2953
= 12,82 m2
P = b + 2h√
= 8,60 + 2 (1,2953) √
= 12,26 m

R =

= 1,05 m

V = K x R2/3 x S1/2

V = 45,00 x 1,052/3 x 0,00351/2

V = 3,28 m/det

Q =

= 3,28

= 42,00 m3/det
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

b h (coba-coba) A P R V Q
(m) (m) m2 (m) (m) (m/det) (m3/det)
8,6 0,9 8,55 11,15 0,77 2,67 22,80
8,6 1 9,60 11,43 0,84 2,83 27,20
8,6 1,1 10,67 11,71 0,91 2,99 31,91
8,6 1,2 11,76 11,99 0,98 3,14 36,93
8,6 1,2953 12,82 12,26 1,05 3,28 42,00

Tabel Trial and Error Tinggi Muka Air di Hilir Bendung:

Dari cara coba-coba diperoleh tinggi muka air di hilir bendung, h2 = 1,2953

Elevasi dasar sungai = 654


Elevasi muka air di hilir bendung = 654 + 1,2953 = 655,30 m
Tinggi muka air banjir di hilir (H2):

H2 = h2 + ⁄ 1,2953 + ⁄
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Perhitungan Loncatan Hidraulis

Gambar Parameter-parameter loncat air (Sumber: KP 02–Bangunan Utama, Hlm.


69)

Jika dalam suatu aliran terjadi perubahan jenis aliran yaitu dari superkritis ke
subkritis, maka akan terjadi suatu loncatan hidraulis air yang disebut Hidraulic Jump.
Tinggi loncatan hidraulis tergantung pada kecepatan dan banyaknya air yang
mengalir.

Kecepatan (v1) awal loncatan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

√ ( )

Di mana: v1 = kecepatan awal loncatan (m/det)


g = percepatan gravitasi, ≈ 9,81 m/det2
H1 = tinggi energi diatas ambang (m)
z = tinggi jatuh (m)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Dengan q = v1y1, dan rumus untuk kedalaman konjugasi dalam loncatan air
adalah:

(√ )

Di mana : y2 = kedalaman air di atas ambang ujung (m)


yu = kedalaman air di awal loncatan air (m)
Fr = bilangan Froude
V1 = kecepatan awal loncatan (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Diketahui:
H1 = 3,50 m
z=p = 7,5 m
q = 4,99 m2/det
Maka :

√ ( )

√ ( )( )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

(√ )

(√ )

3,70 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Kolam Olakan

Kolam olakan adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam


energi yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari
suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Terdapat bermacam-macam tipe kolam olak
menurut United States Bureau of Reclamation (USBR), dimana pemilihan tipe kolam
olak ditentukan oleh besarnya bilangan Froude (Fr), di antaranya:

1. Kolam Olak USBR Tipe I = Fr ≤ 1,70


2. Kolam Olak USBR Tipe II = 1,70 < Fr ≤ 2,50
3. Kolam Olak USBR Tipe III = Fr ≥ 4,50
4. Kolam Olak USBR Tipe IV = 2,50 < Fr < 4,50
Berdasarkan perhitungan loncatan hidraulis, didapat data-data sebagai berikut:

 Fr = 7,06
 y1 = 0,37 m
 y2 = 3,70 m

Dengan bilangan Froude = 7,06 (Fr ≥ 4,5), maka digunakan Kolam Olak USBR Tipe
III.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Dimensi Kolam Olakan

Tipe kolam olakan yang direncanakan di hilir bendung sangat ditentukan pada
energi yang masuk, dinyatakan dengan bilangan froude dan pada bahan kontruksi
kolam olak.
Data perencanaan :
Untuk bilangan Froude berdasarkan rekomendasi dari USBR disarankan
menggunakan kolam olakan Type III.
Parameter hidraulik kolam olakan USBR type III adalah sebagai berikut:

yu = y1 = 0,37 m
y2 = 3,70 m
Lebar Efektif Bendung = 8,41 m

Berdasarkan Gambar Kolam Olak USBR type III, maka dimensi hidraulik kolam
olakan adalah sebagai berikut :
PERHITUNGAN :
1. Panjang Kolam Olakan (L)
Untuk mencari panjang kolam olakan digunakan kurva hubungan antara Fr dan L/y2.
Maka, dari grafik diperoleh panjang ruang olakan :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

6,05

7,06

Grafik Hubungan F1 dan L/y2 berdasarkan rekomendasi USBR

= 6,05

L = 6,05 x y2
L = 6,05 x 3,70 = 22,40 m
Dipakai panjang ruang olakan = 22,40 m
2. Panjang dari chute block (Lc)

Harus lebih besar atau sama dengan 2 x kedalaman saat terjadi loncatan (yu)
Lc = 2 x yu
Lc = 2 x 0,37 m = 0,74 m
Dipakai Lc = 0,74 m
3. Lebar chute block (Bc) = yu
Bc = 0,37 m
Dipakai Bc = 0,37 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

4. Jarak antara chute block (Sc)


Sc = Bc
Sc = 0,37 m = 0,37 m
5. Jarak antara chute block dengan dinding perkuatan (Sc1)
Sc1= 0,5 yu
Sc1= 0,5 x 0,37 = 0,19 m
6. Tinggi chute block (Ac) = yu
Ac = 0,37 m
7. Tinggi Block Halang n3
( ) ( )
= = 0,68 m

8. Lebar puncak block halang


Lebar block halang = 0,2 n3
= 0,2 x 0,68 = 0,14 m
9. Jarak antara block penghalang
Jarak antara block halang = 0,75 n3
= 0,75 x 0,68= 0,51 m
10. Jarak antara block penghalang dengan dinding
Jarak antara block halang dengan dinding = 0,675 n3
= 0,675 x 0,68
= 0,46
11. Tinggi end sill (As)
( )
As =
( )
As = = 0,52 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PERHITUNGAN LANTAI MUKA


Perbedaan tinggi muka air hulu dan hilir bendung mengakibatkan adanya
aliran dibawah bendung, sebagai akibat dari perbedaan tekanan pada dasar
bendung. Hal ini lama kelamaan akan mengakibatkan penggerusan terutama
diujung belakang bendung. Untuk mencegah hal ini maka kita harus menghambat
atau menahan aliran dibawah bendung.
Untuk mencegah terjadinya erosi bawah tanah (piping) pada ujung hilir
bendung akibat rembesan air dari bawah bendung, maka creep line diperpanjang
dengan membuat lantai depan. Panjang lantai tergantung dari jenis tanah di bawah
bendung dan perbedaan tinggi tekanan di hulu dan di hilir bendung.
Cara yang sering dilakukan adalah dengan membuat dinding vertikal dari
beton atau besi dimuka sebelah bendung itu, agar jalan yang ditempuh aliran adalah
jalan yang hambatannya terkecil yaitu bidang kontak antara tanah dan bidang
bendung yang disebut “Creep Line”.
Semakin panjang creep line, maka semakin besar pula hambatan yang
terjadi. Sehingga tekanan air yang terjadi dibelakang bendung semakin kecil. Untuk
mengetahui panjang lantai muka dari bendung ini digunakan teori Bleigh dan Lane.
Tabel nilai Creep Ratio
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

1. Teori Bleigh
Bleigh berpendapat bahwa besarnya perbedaan tekanan di sebelah
hulu dan hilir adalah sebanding dengan panjang creep line, sehingga dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Dimana :
ΔH = beda tinggi tekanan (beda tinggi muka air)
L = panjang creep line
C = creep ratio (tergantung dari material dasar di bawah bendung)
2. Teori Lane
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Bleigh. Lane memberi
koreksi terhadap teori Bleigh dengan menyatakan bahwa energi yang
dibutuhkan untuk melewati jalan yang vertikal lebih besar daripada jalan
horizontal, dengan perbandingan 3:1. Jadi dianggap bahwa Lv = 3Lh untuk
suatu panjang yang sama sehingga menurut Lane :

Dengan harga C yang berlainan dengan C dari Bleigh, jadi syarat yang
diketahui Lane adalah :

Dimna : L = panjang creep line
LV = jumlah panjang bagian vertikal
LH = jumlah panjang bagian horizontal
C = creep ratio
ΔH = elevasi mercu bendung – elevasi ambang kolam olak
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tabel Perhitungan Creep Line


Garis LV LH 1/3LH LX
A 0
A-B 1,00
B 1,00
B-C 1,00 0,33
C 1,33
C-D 0,42
D 1,75
D-E 16,00 5,33
E 7,09
E-F 0,31
F 7,40
F-G 4,20 1,40
G 8,80
G-H 0,31
H 9,11
H-I 16,00 5,33
I 14,44
I-J 3,00
J 17,44
J-K 1,50 0,50
K 17,94
K-L 1,60
L 19,54
L-M 1,50 0,50
M 20,04
M-N 1,60
N 21,64
N-O 1,50 0,50
O 22,14
O-P 1,00
P 23,14
P-Q 1,50 0,50
Q 23,64
Q-R 1,50
R 25,14
R-S 1,50 0,50
S 25,64
S-T 1,50
T 27,14
T-U 21,40 7,13
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

U 34,27
U-V 1,50
V 35,77
V-W 1,00 0,33
W 36,11
W-X 4,22
X 40,32
JUMLAH 17,96 67,10 22,37
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Berikut penggambaran creep line pada bendung

1:200
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Perhitungan Panjang Lantai Muka


Jenis tanah: bongkah dengan sedikit berangkal dan kerikil.
Diketahui: = 5,00 (Diambil dari Tabel)
= 2,50 (Diambil dari Tabel)
ΔH = elevasi mercu bendung – elevasi dasar sungai
= 661,50 m - 654,00 m
= 7,50 m
1. Cara Bleigh

Maka: LBleigh = ΔH . C
= 7,50 x 5,00 = 37,50 m  (Lmax yang diperlukan)
2. Cara Lane
=

Maka: LLane = ΔH . C
= 7,50 x 2,5 = 18,75 m  (Lmax yang diperlukan)

L yang digunakan dari Teori Bleigh, karena teori tersebut menghasilkan hitungan
terpanjang = 37,50 m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Menghitung Tebal Lantai Muka


Syarat :

γ = berat jenis pasangan batu kali = 2,20 t/m3

t1 = 0,80 m
t2 = 1,00 m

Direncanakan t1 = 0,80 m

!!

Direncanakan t2 = 1,00 m

!!
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN PINTU PENGAMBILAN

Luas sawah yang akan dialiri = 90,00 ha


Debit saluran induk :

Dimana :
A = Luas sawah yang akan dialiri (ha)
c = koefisien pengurangan rotasi = 0,90
NFR = pemberian air normal = 0,88 ltr/det/ha
e = efisiensi saluran ( primer = 90%, sekunder = 90%, tersier = 80%)

⁄ ⁄

 Kehilangan air di saluran 10 % – 20%


 Diambil 20 % = 0,2 x 0,110 = 0,022 m3/det
 Q intake = 0,110 + 0,022 = 0,132 m3/det

Rumus pengaliran :

Dimana :
Q = debit yang melalui saluran intake
µ = koefisien pengaliran = 0,6 (untuk daerah persawahan)
b = lebar pintu pengambilan, diambil = 1,5 m
y = tinggi bukaan pintu
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, diambil 0,3 m
(Sumber: KP-02)
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
γw = Berat jenis air = 1 t/m3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

sehingga :

√ √
Tinggi ambang =p-y
= 7,5 - 0,06 = 7,44 m
Sketsa tinggi ambang :

0,06 m

7,5 m
7,44 m

Dimensi pintu :
Perhitungan ukuran balok didasarkan pada balok yang terbawah yang
menerima tekanan terbesar dan ditinjau terhadap muka air banjir

T+665

h1 = 11,00
TP1
m
TP h
T+654
TP2

h=y + tinggi muka air banjir


h = 0,06 m + 3,50 m
h = 3,56 m
h = 356 cm

P 2 = γw h 1
= 1,00 x 11,00 = 11,00 t/m2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

P1 = γw (h1 - h)
= 1,00 x (11 - 3,56) = 7,44 t/m2

( )
t/m

Lebar pintu L = 1,5 m

Mmax = 1/8 x P x L2
= 1/8 x 32,83 x 1,52
= 9,23 t.m
= 923247 kg.cm

Dipakai balok dari kayu Jati dengan berat jenis ( ) ⁄

Karena selalu terendam dalam air, maka dikalikan dengan faktor 2/3 (PKKI 71 hal.7)

⁄ ⁄

Dimana :

Kontrol :

⁄ ⁄ (OK!!)
( )

Jadi sketsa balok yang digunakan = (150 x 305 x 17) cm


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN PINTU PEMBILAS

Daun pintu dibuat dari balok kayu jati dengan σ Lt = 100 kg/cm2, karena selalu
terendam air maka:

⁄ ⁄

M.A.B +665

M.A.N +661,50
a1

h’ a2
t’ P1
P2
h
+654 b1 b2

γw = 1,00 t/m3

γL = 2,10 t/m3

Sudut geser dalam, θ = 30° (KP-02)

Tekanan lumpur aktif, ka = tan2(45 - θ/2)

= tan2(45 - 30/2) = 0,33

h’ = 665,00 – 654,00 = 11,00 m

t’ = 661,50 – 654,00 = 7,50 m

ambil h = p = = 7,50 m

a1 = γw (h’-h) = 1 (11,00 - 7,50) = 3,50 t/m2

b1 = γw.h’ = 1 (11,00) = 11,00 t/m2

= 54,38 t/m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

a2 = γL (h’-h) ka = 2,10 (11,00 – 7,50) 0,33 = 2,45 t/m2

b2 = γL.t’.ka = 2,10 (7,50) 0,33 = 5,25 t/m2

= 28,88 t/m

P Total = P1 + P2

= + 28,88 = 83,25 t/m

Lebar pintu bilas = 1/10 Be (KP-02)

= 1/10 (8,41)

= 0,84 m ≈ 1 m

Syarat lebar pintu ≤ 2,5 m

Tebal balok diambil = 20 cm = 0,20 m

Panjang balok teroritis, Lt = 1 + (1/2 x 0,20) = 1,1 m

⁄ ⁄

dimana :

Kontrol :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

⁄ ⁄ (OK!!)
( )

Jadi dimensi balok yang digunakan = (150 x 450 x 16) cm


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Sketsa Gambar Balok

 Sketsa Gambar Balok Untuk Pintu Pengambilan :


Dimensi balok yang digunakan = (150 x 305 x 17) cm
Jumlah balok = 305 cm / 6 cm = 50,83 51 buah

h = 6 cm

t = 17 cm

L = 150 cm

Digunakan balok dengan ukuran 6/17 cm

 Sketsa Gambar Balok Untuk Pintu Pembilas :


Dimensi balok yang digunakan = (150 x 450 x 16) cm
jumlah balok = 450 cm / 6 cm = 75 buah

h = 6 cm

t = 16 cm

L = 150 cm

Digunakan balok dengan ukuran 6/16 cm


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Berikut Tabel Ukuran Kayu di pasaran

Sumber : http://panduaji182.blogspot.com/2013/05/dimensiukuran-kayu-
dipasaran.html
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

STABILITAS BENDUNG

Gaya-gaya yang bekerja pada bendung:


- Berat sendiri bendung
- Gaya gempa
- Tekanan lumpur
- Tekanan hidrostatis
- Gaya angkat (uplift)
1. Berat Sendiri Bendung
Bendung direncanakan terbuat dari pasangan batu kali dengan γ = 2,2 t/m3.
Rumus gaya berat:
W=Fxγ
dimana:
F = luas bagian yang ditinjau (m2)
γ = berat jenis material
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Bagian F W y x My Mx
1 0,23 0,50 9,38 6,96 4,68 3,47
2 7,13 15,69 5,90 6,96 92,55 109,17
3 2,40 5,28 1,80 6,75 9,50 35,64
4 2,09 4,60 7,91 5,45 36,37 25,06
5 8,83 19,43 4,88 5,45 94,80 105,87
6 1,23 2,71 6,08 3,73 16,45 10,09
7 3,38 7,44 3,27 3,73 24,32 27,74
8 1,26 2,77 4,47 2,24 12,39 6,21
9 5,82 12,80 1,93 2,24 24,71 28,68
10 1,23 2,71 2,76 0,75 7,47 2,03
11 5,53 12,17 0,35 0,75 4,26 9,12
∑ 86,08 327,50 363,09

Perhitungan titik berat bendung:

2. Gaya Gempa
Gaya gempa yang diperhitungkan dalam hal ini adalah gempa horizontal dan
bekerja pada titik berat bendung yang ditinjau.
Percepatan maksimum gempa (α) untuk tanah lembek adalah 0,03g.
gaya gempa;

momen akibat gempa;

ΣH = t ()
ΣM = t.m
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

3. Tekanan Lumpur
Tekanan lumpur diperhitungkan setinggi mercu dengan ϕ = 30° dan γL = 2,10
t/m3.

P = 7,50 m

w
1,50 m

tekanan lumpur;


Momen akibat lumpur = w x jarak ke titik O
= 10,13 t x (7,50 m/3) + 0,70 m
= 52,65 t.m
ΣH = 10,13 t ()
ΣM = 52,65 t.m

4. Tekanan Hidrostatis
γw = 1,00 t/m3
a. keadaan air normal

P = 7,50 m

w
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

1,50 m
tekanan air setinggi mercu:


momen akibat tekanan air setinggi mercu = 146,25
ΣH = 28,13 t ()
ΣM = 146,25 t.m

b. keadaan air banjir


⁄ ()
()
⁄ ( )

W Jarak Momen
Titik
ton m t.m
W1 28,13 3,19 89,72
W2 26,25 4,44 116,55
W3 6,13 9,36 57,31
263,58

ΣH = 54,38 t ()
ΣV = 6,13 t ( )
ΣM = 263,58 t.m

5. Tinjauan Stabilitas
Ketentuan :
1. Tegangan tanah dasar yang diijinkan (σ’) = 2,0 kg/cm 2 = 20 t/m2 (KP-02)
2. Over turning safety factor (guling) = 1,5 kg/cm2
3. Sliding safety factor (geser) = 1,2 kg/cm2\
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

a) Air normal

Gaya V (ton) H (ton) MT MG


(t.m) (t.m)
Berat sendiri 86,08 363,09
gedung
Gaya Gempa 2,58 9,83
Tekanan lumpur 7,09 34,89
Tekanan 28,13 146,25
hidrostatis
86,08 37,79 363,09 190,97

1) Faktor keamanan terhadap guling

2) Faktor keamanan terhadap geser (koefisien geser, α = 0,74)


Bahan f
Pasangan batu pada pasangan batu 0,60 - 0,75
Batu keras berkualitas baik 0,75
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30

3) Eksentrisitas
e’ = 1/6 B
= 1/6 x 7,50 m
= 1,25 m

4) Kontrol terhadap daya dukung

( )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

b) Air Banjir

V H MT MG
Gaya
ton ton t.m t.m
Berat sendiri bendung 86,08 363,09
Gaya gempa 2,58 9,83
Tekanan lumpur 7,09 34,89
Tekanan hidrostatis 6,13 54,38 57,31 206,27
92,20 64,04 420,40 250,99

1) Faktor keamanan terhadap guling

2) Faktor keamanan terhadap geser (koefisien geser, α = 0,74)


Bahan f
Pasangan batu pada pasangan batu 0,60 - 0,75
Batu keras berkualitas baik 0,75
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30

3) Eksentrisitas
e’ = 1/6 B
= 1/6 x 7,50 m
= 1,25 m

4) Kontrol terhadap daya dukung

( )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK,
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai