Anda di halaman 1dari 29

MODUL PERKULIAHAN

Perencanaan
Geometrik Jalan
Perencanaan Lengkung
Horizontal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Teknik Sipil W111700008 Nabila, MT

Abstract Kompetensi
Perencanaan lengkung SCS, SS, FC Mampu merencanakan lengkung SCS, SS, FC
5.1 DIAGRAM ALIR PERENCANAAN LENGKUNG HORIZONTAL

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2
‘15 Perencanaan Geometrik Jalan
Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3
‘15 Perencanaan Geometrik Jalan
Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4
5.2 PANJANG LENGKUNG PERALIHAN, Ls (Lenghth of Spiral)

1. Berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan.

(5.1)

dimana :

Vd = kecepatan rencana, km/jam

t = waktu tempuh di lengkung peralihan, detik (= 3 detik)

2. Berdasarkan landai relatif.

(5.2)

dimana :

Ls = panjang lengkung peralihan, m

e = superelevasi, %

en = kemiringan melintang normal, %

B = lebar jalur per arah, m

mmaks = landai relatif maksimum

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5
Tabel 3.1. Kelandaian relatif maksimum

AASHTO 1990 Bina Marga (Luar Kota)

Kec. Kelandaian Kec. Kelandaian


Rencana relatif maks, Rencana relatif maks,
(km/jam) mmaks (km/jam) mmaks

32 33 20 50

48 150 30 75

64 175 40 100

80 200 50 115

88 123 60 125

96 222 80 150

104 244 100

112 250

3. Berdasarkan rumus Modifikasi Shortt.

(5.3)

dimana :

Ls = panjang lengkung peralihan, m

V = kecepatan rencana, km/jam

R = jari-jari tikungan, m

C = perubahan percepatan, m/dt3 (0.3 – 0.9 m/dt3)

e = superelevasi, %
4. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian.

(5.4)

dimana :

Ls = panjang lengkung peralihan, m

Emaks = superelevasi maksimum, %

en = kemiringan melintang normal, %

Vd = kecepatan rencana, km/jam

re = tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan,

= 0.035 m/m/detik untuk Vd ≤ 70 km/jam

= 0.025 m/m/detik untuk Vd ≥ 80 km/jam

Dari ke empat persamaan tersebut, panjang lengkung peralihan, Ls yang digunakan


untuk perencanaan adalah Ls dengan nilai yang terbesar.

5.3 CONTOH PERHITUNGAN PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG HORIZONTAL


DAN DIAGRAM SUPERELEVASI

Diagram superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi dari lereng normal ke


superelevasi penuh, sehingga dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap titik
di suatu lengkung horizontal yang direncanakan.
5.3.1 Contoh Perhitungan : Full Circle

Diketahui
Klasifikasi Fungsi Jalan = Arteri
Klasifikasi Medan = Bukit
Kecepatan Rencana (Vr) = 60 km/jam
* lihat Tabel II.6 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
∆ = 20°
Superelevasi normal, en = 2%
Superelevasi maksimum, emaks = 10%
Lebar jalan untuk 2 arah = 2 x 3,75 m (tanpa median)

Ditanyakan : Rencanakan Alinyemen Horizontal trase diatas pada tikungan belok kanan.
Langkah 1 : menghitung Rmin

㫨ᴺ
h

㫨ᴺ
h

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8
Grafik 5.1 Koefisien Gesek melintang maksimum (f max) untuk desain

Langkah 2 : menentukan R desain


Didapatkan R min = 112.04 meter
R desain harus lebih besar dari 112.04
Direncanakan R = 716 meter  lihat Tabel 5.1c (e max 10%, Vr = 60 km/jam) Metode AASTHO

Langkah 3
Metode AASTHO
Dari table Metode AASTHO diperoleh e = 0.029 dan Ls’ = 40 m
Karena e = 2,9 % < 3 %, maka bentuk lengkung yang digunakan adalah Full Circle

Langkah 4

Cara 1, berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan

; t = 3 detik

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9
Cara 2, berdasarkan landai relatif

untuk Vd = 60 km/jam; nilai mmaks = 169

Ͳ h Ͳ h h

Cara 3, berdasarkan rumus Modifikasi Shortt

e = e max = 10%

R = R min = 112.04 meter

h h

h h r h

Cara 4, berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

emaks = 10%

Vd = Vr = 60 km/jam

re = 0.035 m/m/detik untuk Vd ≤ 70 km/jam

Ͳ
r h

Langkah 5

Ls1= 50 meter

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
10
Ls2 =76.03 meter

Ls3 = 68.13 meter

Ls4 = 33.80 meter

Dari keempat perhitungan diatas maka digunakan Ls = 76.03 meter > Ls’ = 40 meter

Langkah 6

Parameter lengkung full circle :

(5.5)

(5.6)

(5.7)

dimana :

Tc = Panjang tangen dari PI (Point of Intersection), m

= titik awal peralihan dari posisi lurus ke lengkung

R = jari-jari alinemen horisontal, m

D = sudut alinemen horisontal, o

E = jarak dari PI ke sumbu jalan arah pusat lingkaran, m

Lc = panjang busur lingkaran, m

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
11
ࢉ ൌ ૠ ૚ h° =126.25 meter

ൌ ૠ
ൌ ૠ h૚
th h°

h°t
ࢉ ൌ ૠ ૚h h ૚
th

Langkah 7

Data lengkung untuk busur lingkaran sederhana tersebut diatas :

Vr = 60 km/jam

∆ = 20°

R = 716 meter

Tc = 126.25 meter

Lc = 250.03 meter

e = 2.9%

e max = 10%

Ec = 11.05 meter

Ls = 76.03 meter

Langkah 8

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12
‘15 Perencanaan Geometrik Jalan
Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
13
5.3.2 Contoh Perhitungan : Spiral – Circle - Spiral

Diketahui
Kecepatan Rencana (Vr) = 60 km/jam
* lihat Tabel II.6 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
∆ = 20°
Superelevasi normal, en = 2%
Superelevasi maksimum, emaks = 10%
Lebar jalan untuk 2 arah = 2 x 3,75 m (tanpa median)

Ditanyakan : Rencanakan Alinyemen Horizontal.

Langkah 1 : menghitung Rmin

㫨ᴺ
h

㫨ᴺ
h

Langkah 2 : menentukan R desain


Jadi R yang direncanakan harus lebih besar dari 112.04 meter

Direncanakan R = 318 m

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
14
Langkah 3 :
Dari table Metode Bina Marga diperoleh e = 0.059 dan Ls’ = 50 m
*liaht table 5.1.d  Bina marga e max 10%
Karena e =5.9 % > 3 %, maka bentuk lengkung yang digunakan adalah Spiral – Circle –
Spiral

Langkah 4 :
Cara 1, berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan

; t = 3 detik

Cara 2, berdasarkan landai relatif

untuk Vd = 60 km/jam; nilai mmaks = 125  m max Bina Marga

Ͳ h Ͳ h

Cara 3, berdasarkan rumus Modifikasi Shortt

e = e max = 10%

R = R min = 112.04 meter

h h

h h r h

Cara 4, berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
15
emaks = 10%

Vd = Vr = 60 km/jam

re = 0.035 m/m/detik untuk Vd ≤ 70 km/jam

Ͳ
Ͳ h

Langkah 5 :
Ls1= 50 meter

Ls2 =69.59 meter

Ls3 = 68.13 meter

Ls4 = 19.52 meter

Dari keempat perhitungan diatas maka digunakan Ls = 69.59 meter > Ls’ = 50 meter

Langkah 6:
Parameter lengkung spiral – circle – spiral :

(5.8)

(5.9)

(5.10)

(5.11)

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
16
(5.12)

(5.13)

(5.14)

(5.15)

dimana :

qs = sudut spiral pada titik SC

Ls = panjang lengkung spiral

R = jari-jari alinemen horisontal, m

D = sudut alinemen horisontal, o

Lc = panjang busur lingkaran, m

Ts = jarak titik Ts dari PI, m

= titik awal mulai masuk ke daerah lengkung

E = jarak dari PI ke sumbu jalan arah pusat lingkaran, m

Xs, Ys = koodinat titik peralihan dari spiral ke circle (SC), m

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
17
h h ૠ ૚
ૠ ൌ
t ૚ t

∆ t h° ૠ ൌ ૚ t
ࢉ ૚ ૚h૚
th th

karena Lc = 41.504 m > 25 m, maka digunakan lengkung SCS

h ૠ ૚
ૠt
t th h ૠ t
t thૠ ൌ hૠ t

h ૠ ૚
h t h䀀㌳ h ૚h t h䀀㌳ૠ ൌ ૚ ૚
૚h t ૚h t

h t ∆ t hૠ t h° ૚ ૚ ൌ ૚

t t hૠ t
t t ૚ ૚૚
th ∆ th h°

h ૠ ૚
h h ૠ ૚ ૠ ૚
૚h t ૚h t

h ૠ ૚
h ૚૚
ૠ t ૠ t

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
18
Langkah 7:

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
19
5.3.3 Contoh Perhitungan : Spiral – Spiral

Direncanakan sebuah alinemen horisontal, jika diketahui :

 Kecepatan rencana, Vd = 60 km/jam


 Jari-jari tikungan, R = 205 m
 Sudut tikungan, D = 20o
 Superelevasi normal, en = 2%
 Superelevasi maksimum, emaks = 10%
 Lebar jalan = 7 meter untuk dua arah
 Jalan luar kota

Langkah 1:
Metode Bina Marga  e = 0.08, Ls = 50 meter

Langkah 2 :
Cara 1, berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan

; t = 3 detik

Cara 2, berdasarkan landai relatif

mmaks = 125 m untuk kecepatan 60 km/jam (Tabel 3.1)

Cara 3, berdasarkan rumus Modifikasi Shortt

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
20
Cara 4, berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

emaks = 10%

re = 0.035 m/m/detik untuk Vd ≤ 70 km/jam

Langkah 3:

Ls1= 50 meter

Ls2 =43.75 meter

Ls3 = 67.108 meter

Ls4 = 38.10 meter

Dari keempat perhitungan diatas maka digunakan Ls = 67.108 meter > Ls’ = 50 meter

Langkah 4:

Parameter lengkung spiral – spiral :

(5.16)

(5.17)

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
21
(5.18)

(5.19)

(5.20)

dimana :

s = sudut spiral pada titik SC=CS

Ls = panjang lengkung spiral

R = jari-jari alinemen horisontal, m

∆ = sudut alinemen horisontal, o

Ts = jarak titik Ts dari PI, m

= titik awal mulai masuk ke daerah lengkung

E = jarak dari PI ke sumbu jalan arah pusat lingkaran, m

ૠൌ ht
h૚ th h h ૚૚
ૠ h૚

h ૠൌ ht
h t h䀀㌳ h ૚h h૚ h䀀㌳ h ૚ ൌt
૚h t ૚h h૚

h t ∆ h૚ h ૚૚ h° ૚ ൌt ൌ h

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
22
t h૚ h ૚૚
t h૚ ൌ
th ∆ th h°

Langkah 5

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Tatacara
Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, No. 038/T/BM/1997.

Wibowo, Sony S. 2001. Catatan Kuliah: Rekayasa Jalan. Penerbit ITB. Bandung.

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
24
LAMPIRAN

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
25
Tabel 5.1a. Nilai Superelevasi, e dan Panjang Lengkung Peralihan, Ls

(e mak 8% metode AASHTO)


Tabel 5.1b. Nilai Superelevasi, e dan Panjang Lengkung Peralihan, Ls

(e mak 8% metode Bina Marga)

‘15 Perencanaan Geometrik Jalan


Nabila, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
27
Tabel 5.1c. Nilai Superelevasi, e dan Panjang Lengkung Peralihan, Ls

(e mak 10% metode AASHTO)


Tabel 5.1d. Nilai Superelevasi, e dan Panjang Lengkung Peralihan, Ls

(e mak 10% metode Bina Marga )

Anda mungkin juga menyukai